Tugasmu sedah selesai. Terimakasih untuk semuanya. Sekarang aku yang akan melakukan tugasku. Aku sekarang ikhlas melepasmu. Aku tidak ingin menjadi perusak hubungan orang. Aku akan kembalikan dia kepadamu
“Kiran”
Jangan pernah kau berbicara seperti itu. Aku tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya. Jika kau melepasku, maka ingatlah aku tidak akan pernah melepasmu
“Renan”
Seminggu sudah Kiran menetap di rumah mama Rina. Sikap Renan terhadap Kiranpun tetap lembut. Tidak ada lagi kata-kata kasar atau bentakan yang keluar dari mulut Renan kepada Kiran. Renan selalu membuat Kiran tertawa. Ia benar-benar menjaga miliknya sekarang, tidak ada satupun yang boleh membuat miliknya sakit.
Sore ini, Kiran sedang berada di taman belakang rumah Renan bersama Geral yang duduk di pangkuannya. Mereka sedang menonton kartun upin-ipin dari hp Kiran. Kartun itu membuat mereka tertawa terbahak-bahak. Mereka tidak menyadari keberadaan Renan sedari dari menatap mereka sambil tersenyum melihat tingkah adeknya dan Kiran. Adeknya itu benar-benar, tidak pernah memberi celah untuk Renan berduan dengan Kiran.
Mereka masih tidak menyadari keberadaan Renan. Membuat Renan memutuskan untuk mendekati mereka. Renan duduk di samping Kiran sembari mengusap rambut Kiran dengan tangannya. Merasakan ada yang mengusap rambutnya, membuat Kiran mendongakkan kepalanya dan mendapati Renan di sebelahnya. Kiran hanya senyum kepada Renan. Berbeda dengan Kiran, Geral yang merasa terganggu akibat pergerakan Kiran, juga mengdongakkan kepalanya dan mendapati Renan sudah duduk di samping Kiran.
Geral menatap sinis abangnya tersebut dan berkata “Ck… abang ganggu aja tau gak. Ngapain abang ke sini?” Kiran menimpali perkataan Geral “Dek, gak boleh gitu sama abang. Gak sopan itu namanya”, “Tapi kak, abang ganggu aja” timpal Geral. “Abang gak ganggu ko dek” Renan akhirnya buka suara. Suasana menjadi hening. Geral fokus kembali menonton kartun bersama Kiran, sedangkan Renan masih asyik dengan mengelus-elus rambut Kiran. Kiran tidak merasa terganggu sama sekali. Beberapa saat kemudian Kiran buka suara “Dek, kak Ra boleh minta tolong gak” Geral hanya menatap orang yang bertanya, membuat Kiran membuka suaranya kembali “Kamu nonton di dalam dulu ya, bawa aja hp kak Ra. Kak Ra mau ngomong sebentar sama abang. Nanti kak Ra susul Ge ke dalam. Oke.” Geral hanya mengangguk dan langsung turun dari pangkuan Kiran dan berlari ke dalam rumah, sementara Renan menaikkan satu alisnya tanda tidak mengerti.
Setelah Geral benar-benar hilang dari pandangannya, Kiran memutar tubuhnya mengahadap Renan dan menatap Renan. Ia pikir udah saatnya mengakhiri semua ini. Renan yang ditatap membuka suaranya “Ada apa hm?” Kiran yang ditanya tidak menjawab pertanyaan Renan dan malah menundukkan kepalanya. Melihat itu, Renan langsung menarik dagu Kiran lembut, sehingga pandangan mereka bertemu. Renan memandang Kiran seolah-oleh bertanya. Kiran yang mengerti menghembuskan napasnya pelan sebelum membuka suara.
Kiran berkata dengan lirih dan masih memandang bola mata Renan “Kak… maaf untuk semuanya” Renan yang mendengar itu kembali menaikkan satu alisnya seolah berkata maaf untuk apa. Kiran kembali membuka suaranya, Kiran meminta Renan untuk mendengar perkataannya sampai selesai, baru setelah itu Renan boleh bersuara. Renan hanya mengangguk tanda paham.
“Kak, maaf udah masuk ke dalam hidup kakak. Maaf telah mengacaukan hubungan kakak dengan Luna. Maaf telah membuat kakak mengikuti permainan konyol yang dibuat mama Rina. Sekarang, aku akan menghentikan semuanya. Aku akan kembalikan kehidupan kakak seperti dulu, sebelum aku hadir di hidup kakak. Makasih untuk waktunya yang sedikit ini. Makasih sudah gak ketus lagi sama aku. Sekarang aku sudah ikhlas, aku akan melepaskan kakak. Mengenai Luna, nanti akan aku bantu kakak untuk kembali ke dia” kata Kiran. Air mata yang sedari tadi di tahannya, akhirnya luruh juga. Ia harus kuat. Renan yang mendengar itu masih mematung, perkataan Kiran bagaikan petir baginya.
Setelah berkata seperti itu, Kiran bangkit hendak meninggalkan Renan. Renan yang tersadar akan maksud perkataan Kiran, akhirnya angkat bicara. Ia tidak mau lagi kehilangan gadis yang selama ini ia cari. Ia menggelengkan kepalanya dan berkata “Ra”. Satu kata itu bisa menghentikan langkah Kiran yang telah berada di belakang Renan. Kiran yang mendengar kata-kata itu membuat air matanya semakin deras, akhirnya kak Re nya ingat lagi dengannya. Tapi dia tidak ingin berbalik, takut apa yang telah diputuskannya goyah. Ia masih mematung di sana, sampai ada tangan kekar yang memeluknya dari belakang, orang itu memeluknya dengan erat, dan membenamkan kepalanya diceruk leher Kiran. Kiran masih saja tak berkutik sedikitpun.
Setelah merasa cukup dengan pelukan itu, Renan merenggangkan pelukannya dan membalikkan badan Kiran dan kembali menarik Kiran ke dalam pelukannya. Kiran kembali menangis di dalam dekapan itu. Renan tak henti-hentinya mengelus lembut rambut Kiran sampai akhirnya Renan buka suara “Ra, kak Re mau ngomong” Kiran hanya mengangguk dalam pelukan itu. Setelah itu Renan menuntun Kiran kembali ke tempat duduk semula.
Renan menangkup wajah Kiran yang masih basah dan berkata “Jangan pernah ngomong seperti itu lagi. Kak Re gak mau kehilangan Ra lagi. Tetap di samping kak Re. Kak Re akan menebus semua waktu yang terbuang sia-sia selama ini. kak Re gak akan pernah melepaskan apa yang menjadi milik kak Re lagi. Jadi, tetap stay here with me” setelah itu Renan mencium kening Kiran lama, sedangkan Kiran menutup matanya menikmati kecupan hangat itu.
Setelah itu Kiran membuka suara “Tapi, kak Re tau sendiri kalau aku cewek penyakitan. Aku gak mau merepotkan banyak orang lagi. Aku gak mau menyusahkan banyak orang lagi. Aku gak pantas di dekat kak Re” kata Kiran dengan air mata yang masih keluar. Melihat itu Renan langsung membawa Kiran kedalam dekapannya dan berkata “Apapun yang terjadi, Ra nya kak Re gak boleh pergi dari kak Re. Ra gak pernah merepotkan orang-orang apalagi kak Re. Asal Ra tau, Ra nya kak Re gak lemah seperti ini, Ra nya kak Re kuat dan selalu senyum. Jadi jangan pernah berpikir seperti itu. Sekarang izinkan kak Re menebus semua kesalahan kak Re, hmm”.
Kiran yang ada di dalam dekapan Renan hanya mengangguk. Mendapatkan respon seperti itu membuat Renan mengulun senyum lebarnya dan semakin mempererat pelukannya. Mereka tidak menyadari ternyata tidak jauh di belakang mereka sudah ada sahabat dan orang tua mereka memperhatikan itu semua. Mereka tersenyum lega melihat semua itu, akhirnya drama yang terjadi antara dua anak manusia itu selesai juga.
Renan yang menyadari keberadaan orang-orang dibelakangnya, menoleh dan mendapati semua orang tersenyum kepada mereka. Renan mengucapkan terimakasih tanpa suara, membuat semua orang dibelakang sana menganggukkan kepalanya, sementara sahabat-sahabatnya mengacungkan jempol membuat Renan mengulun senyun. Setelah itu, semua orang masuk ke rumah. Kiran tidak menyadari kehadiran orang-orang itu, karena masih berada dalam pelukannya. Kiran juga tidak tau sedari tadi ada orang tuanya di sana.
Setelah semua orang menghilang, Renan merengganggkan pelukannya dan mendapati Kiran telah tertidur di dalam dekapannya. Melihat itu Renan tertawa kecil dan berkata “Ck… masih aja habis nangis kalau kak Re peluk selalu ketiduran” setelah itu Renan mengecup puncuk kepala Kiran. Renan sangat bersyukur kepada Tuhan karena ia masih diberi kesempatan untuk berada di dekat gadis yang ia sayangi ini. Ia semakin mengeratkan pelukannya kepada Kiran, memberikan kenyamanan untuk gadis itu.
Sabtu, 18 Juli 2020
ns160.79.110.143da2