Apakah ini nyata atau mimpi? Jika ini mimpi tolong bangunkan aku, agar tidak merasakan sesakit ini
“Renan”
Setengah jam berlalu, akhirnya suster membawa pasien yang benama Kiran itu keluar dari ruang ICU untuk dipindahkan ke ruang inap, karena ia telah melewati masa kritisnya. Renan kaget ketika pasien yang mereka tangisi keluar dari ruang ICU itu adalah Kiran. Gadis yang ia cari serta sangat ia rindukan dalam beberapa minggu ini. Ia tidak bisa berkata apa-apa lagi, air matanya keluar tanpa diminta. Kenapa ini semua terjadi kepadanya. Bukan pertemuan seperti ini yang ia harapkan. Ia menatap semua orang untuk meminta penjelasan.
Setelah Kiran dipindahkan ke ruang rawat sembari menunggu Kiran sadar. Di ruang itu Renan mendapatkan penjelasan yang sangat pahit tentang gadis yang sedang terbaring itu dari sahabat-sahabatnya, keluarganya, dan keluarga Kiran. Mulai dari penyiksaan Luna, penyakit Kiran, dan terakhir kecelakaan yang dilakukan oleh Luna yang mengharuskan Kiran terjebak dalam kondisi seperti ini.
Mendengar penjelasan itu, membuat ia sangat marah kepada dirinya sendiri maupun ke orang-orang sekitarnya, karena hanya dia yang tidak tau apa-apa. Tetapi bagaimanapun ini telah terjadi dan ia harus menerima semuananya. Renan sangat menyesali perbuatannya dan menyalahkan dirinya sendiri. Renan sangat marah kepada Luna dan ingin membalasnya namun dihentikan oleh Josua. Josua memberi tahu jika Luna sudah di tahan oleh polisi saat ini. Sementara semua sorang-orang yang ada di sana hanya bisa sedih melihat keadaan Renan yang tidak bisa mengendalikan emosinya
Vero mengatakan jika Renan harus bisa mengendalikan emosinya. Jika tidak, Kiran akan sedih. Jangan buat Kiran semakin menderita. Cukup berdo’a akan kesembuhan Kiran, sedangkan Luna akan mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya ini. setelah mendengar perkataan Vero, Renan mulai mengontrol emosinya dan mendekati tempat tidur Kiran yang masih setia menutup matanya. Renan langsung mengenggam jari-jari mungil itu. Jari itu sangat dingin, sedangkan wajahnya sangat pucat.
Air masih terus menetes dari mata Renan. Ia merasa hancur melihat gadis itu terbaring tak berdaya seperti ini. Ini semua terjadi karenanya dan perbuatan iblis itu. Ia kemudian meneggelamkan kepalanya diantara tangan gadis itu, dengan jari-jarinya masih berada di dalam genggamannya. Ketika ia datang untuk memperbaiki semuanya, tapi waktu tidak berpihak kepadanya, yang ia dapati gadis itu terbaring dengan wajah pucat di depannya. Mungkinkah ia harus menunggu waktu untuk berpihak kepadanya. Entahlah, yang bisa ia lakukan sekarang hanya menunggu dan menunggu entah sampai kapan. Tapi ia percaya gadis ini akan kembali lagi dan mendengarkan semua penjelasannya, serta permintaan maaf darinya.
Sabtu, 11 Juli 2020
ns3.142.211.95da2