Jangan terlarut dengan kesedihan yang berkepanjangan cintaku. Kamu harus tau walaupun aku tidak ada dalam bentuk wujud manusia, tapi percayalah aku akan selalu bersamamu dan menjagamu dari atas sana
“Agung”
Akan ku coba untuk tegar, walaupun susah untuk tersenyum kembali. aku percaya kau akan menjagaku dari atas sana
“Kiran”
Semanjak pemakaman Agung selesai Kiran tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Sahabat dan pelayat yang lainnya menatap Kiran dengan tatapan iba dan sendu. Gadis itu tetap menangis tapi suara tangisnya tidak terdengar. Ia menangis dalam diam. Sedari tadi dipemakaman ia selalu berada di dalam dekapan Renan. Renan sedari tadi tak pernah melepas dekapannya dari Kiran. Ia sendiri juga tidak tau kenapa melakukan ini. Apakah ini hanya bentuk untuk mewujudkan permintaan sahabatnya itu atau kemaun dia sendiri, entahlah hanya ia dan tuhan yang tau. Sahabat-sahabatnya yang melihat itu hanya tersenyum dan bersyukur jika Renan sekarang mengesampingkan egonya dulu. Kiran pun tidak meronta atau menolak perlakuan Renan terhadapnya, pikirannya masih berputar tentang memorinya dengan sahabatnya tersebut. Kiran juga nyaman berada didekapan itu, walaupun ini hanya untuk sementara. Mungkin ia hanya iba melihat Kiran saat ini.
Di mobil dalam perjalanan pulang dari pemakaman Agungpun ia masih di dalam dekapan Renan dan tertidur dalam dekapan yang hangat dan nyaman itu. Melihat Kiran tertidur dalam pelukannya, tanpa diminta malah membuat Renan mengeratkan pelukan ini. Ia ingin memberikan kehangatan dan kenyaman pada gadis ini. Ia berharap nantinya gadis dalam pelukannya ini akan melupakan kejadian hari ini. Sesampainya di tempat penginapan mereka, Renan langsung mengangkat tubuh mungil itu dan membaringkannya di tempat tidur. Sebelum beranjak dari sana ia mengelus rambut gadis itu. Entah ia sadar atau tidak, tapi itu membuatnya nyaman. Sahabat-sahabatnya yang melihat dari arah pintu tersenyum bahagia.
Setelah dua jam tertidur, akhirnya Kiran terbangun. Ia menatap sekeliling ternyata ia sudah berada di kamar. Bayangannya kembali mengarah kepada sahabatnya yang telah tega meninggalkannya untuk selama-lamanya. Air matapun jatuh setetes demi setetes tanpa suara. Ia kemudian teringat dengan surat dari Agung yang diberikan oleh sahabatnya Vero sekaligus sepupunya Agung kepadanya. Kata Vero, surat itu titipan Agung dan harus diberikan kepadanya. Ia kemudian meraih tasnya yang berada di atas meja samping tempat tidur dan mengeluarkan amplop warna hijau. Ia mulai membukanya dan membaca isi surat itu.
To:225Please respect copyright.PENANAv7tVlMFBX2
Sahabatku Kiran
Hai…. Kiran. Ketika kamu baca surat ini, mungkin aku sudah ada ditempat yang indah. Jangan nangis jika aku pergi. Aku tetap akan jaga kamu dari atas sina kok. Oh ya.. aku udah bahagia di sini. Jadi kamu juga harus bahagia di sana ya.
Aku menunggu waktu dimana kita akan bertemu lagi. Aku percaya sebelum aku pergi, waktu akan mempertemukan kita. Makanya, aku bertahan sampai waktu mempertemukan kita datang. Kamu lihat sendirikan waktu berpihak kepada kita dan kita akhirnya bertemu. Aku sangat berterimakasih kepada waktu yang telah memberiku kesempatan. Sekarang aku ikhlas jika Dia menjemputku, karena keinginan ku telah terwujud.
Jangan bersedih terlalu lama. Jika kamu sedih aku juga akan sedih melihat orang yang aku sayang sedih. Jadi, semangat dan tersenyumlah. Jangan buat aku cemas dari atas sana.
Aku bisa liat kamu dari atas sana. Jika kamu kangen, cukup lihat bintang yang paling terang di malam hari, karena aku akan ada di sana setiap kamu pandang bintang itu.
Kamu jangan khawatir, karena aku telah mengirim orang yang akan menjaga kamu, setelah aku gak ada. Aku percaya sama orang itu, karena dia akan menjagamu lebih dari yang bisa aku lakukan. Jadi bersabarlah sebentar lagi.
Oh ya… aku berdo’a semoga Renan bisa mengingatmu sebagai sahabat kecilnya. Asal kamu tau, dia juga sedang berusaha mencari sahabatnya itu. Tapi seperti yang kamu lihat, dia sangat bodoh. Hahaha….. kadang aku bertanya-tanya kenapa sahabatku itu sangat bodoh, apa yang dicarinya sudah ada di dekatnya, tapi dia tidak tau sama sekali.
Aku sebenarnya mau ngasih tau dia, apa yang dicarinya ada didekatnya. Tapi, kata Vero kamu melarangnya. Jadi ya, aku bisa apa. Kita hanya sama-sama bisa menunggu waktu itu datang. Tenang aku dari atas sini juga akan membantunya mengingat kamu.
So, kamu harus menunggu waktu itu. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan lagi sahabatku. Oh ya, jangan pernah lupakan aku sebagai sahabatmu ya. Kita akan tetap menjadi sahabatmu selamanya. Kau adalah sahabat yang selalu ku sayang. Aku sayang kamu sebagai sahabat dan cowok. Tetaplah tersenym, jangan nangis terus. Ntar tambah jelek kalau nangis.
Semangat sahabatku. Semangat cintaku.
Sudah ya, aku capek nulis panjang kali lebar. Hehehe….
Ingat, aku selalu ada didekatmu. Aku akan menjagamu dari atas sini. Jangan sedih dan nagis lagi.
Goodbye225Please respect copyright.PENANAPt4x0CdpY3
my best friend and my love.
From:225Please respect copyright.PENANAT5cUP8oPyd
your best friend and people who love you “Agung”
Kiran hanya bisa menangis dalam diam setelah membaca surat itu. Ia yakin jika sahabatnya itu akan menjaganya dari atas sana. Tapi ia tidak yakin bisa tertawa kembali, setelah semua kejadian ini. Renan yang sedari dari memperhatikan Kiran dari225Please respect copyright.PENANAEv9tOz2D41
pintu kamar hanya bisa menatap gadis itu dengan tatapan sendu. Bagaimana bisa gadis itu sedang terpuruk, tapi tetap saja hanya air mata yang keluar tanpa suara. Tak terasa air matanyapun jatuh melihat gadis itu masih menangis memeluk surat itu.
Kamis, 25 Juni 2020
ns160.79.108.122da2