Senyummu mengajarkan ku betapa indahnya dunia ini. Sayang yang kau berikan kepada ku membuatku memahami artinya kasih sayang. Pelukanmu membuat ku menjadi merindukanmu
“Kiran”
Aku bersyukur Tuhan mengirimmu untuk menjagaku
“Geral”
Kiran sudah lama tidak bertemu Geral, ia sangat merindukan anak kecil yang lucu tersebut. Sudah sangat lama ia tidak bertemu dan bermain-main dengan anak tersebut, karena kesibukan Kiran di kampus. Sebenarnya Geral bertemu dengan Kiran ketika Kiran sakit kemaren, tetapi pada saat itu ia belum sadarkan diri, sehingga ia tidak bisa memeluk dan mencium pipi bakpau Geral. Walaupun Renan sangat membencinya, tapi tidak menyurutkan niatnya untuk tetap berhubungan dengan keluarga Renan. Apalagi Kiran juga sudah diangg anak oleh kedua orang tua Renan dan Geral telah menganggap Kiran sebagai kakaknya sendiri.
Begitupun dengan Geral yang sangat merindukan Kiran. Ia sudah lama tidak bermain dengan Kiran. Ketemupun tidak bisa bermain dengan Kiran, karena Kiran masih belum sadar. Geral yang mengetahui Kiran hanya tertidur, tidak mau membangunkan Kiran, karena kata papanya Kiran lagi kecapean makanya jangan diganggu. Hari ini Geral meminta kepada papa dan mamanya untuk mengantarnya ketemu dengan Kiran. Sedari tadi Geral menangis dipangkuan papanya karena ia merengek untuk mau ketemu Kiran. “Geral mau ketemu kak Ra. Geral mau main sama kak Ra” rengeknya dipelukan papanya. “Iya sayang, nanti main sama kak Ra ya. Sekarang kak Ra masih sibuk. Nanti kalau kak Ra udah gak sibuk, kak Ra ke sini ko. Geral tunggu aja ya sayang” kata mamanya sambil menghapus airmata Geral yang gak mau berenti sedari tadi.
Renan yang melihat tingkah adiknya hanya memutar bola matanya dengan malas dan berkata “Sini, main sama abang aja yuk”. “Gak. Geral maunya kak Ra bukan abang” katanya masih disela-sela tangisnya. Melihat itu Renan menjadi jengah dengan sikap adeknya dan memfokuskan diri nonton tv tanpa menghiraukan Geral yang sedari tadi nangis dipangkuan papanya. “Ma.. coba telpon Kiran deh. Ni anak gak mau berenti nangis dari tadi” kata papanya yang mulai capek melihat tingkah anaknya ini. Rinapun hanya mengangguk dan duduk disamping papanya dan mulai menelfon Kiran. Sementara Renan tetap fokus dengan film yang ditontonnya tanpa memperdulikan lagi situasi disekitrnya.
Sambungan telpon Rina diangkat oleh Kiran
Hallo ma, Assalamualaikum
Waalaikum salam sayang. Gimana keadaan kamu? Udah sehat?
Mendengar mamanya berbicara seperti itu membuat Renan mendongakkan kepalanya menatap mamanya dengan kening mengerut seolah bertanya ada apa.
Melihat tatapan putranya mamanya hanya diam dan langsung melanjutkan peembicaraannya dengan Kiran. Iya, Renan gak tau mengenai kejadian beberapa hari kemaren, karena Kiran yang meminta untuk tidak memberitahu Renan.
Alhamdulillah ma baik kok. Hmm ada apa ya ma?
………….
Oh itu, Kiran juga kangen banget sama Geral
…………..
Hahaha… iya nanti Kiran main ke rumah. Geralnya mana ma? Kiran mau ngomong.
Rina memberikan telponnya kepada Geral yang langsung disambut ketawa oleh Geral
Hallo kak Ra….kak Ra Geral kangen. Ayok main. Kka Ra kerumah kapan?
Hahaha…. Iya sayang, kak Ra juga kangen banget sama Geral
……………..
Ya udah besok kak Ra ke rumah deh. Kita main bareng. Sekarang kak Ra gak bisa, lagi ada urusan di luar
………..
Iya, kak Ra janji. Besok kak Ra kerumah. Ya udah jangan nangis lagi, nanti adek kak Ra jelek kalau nangis.
…………..
Hahaha…. Iya-iya. Mama tadi mana?
………………..
Ma besok Kiran kerumah deh. Sekarang Kiran tutup dulu telponnya Kiran udah dipanggil.
……………………..
Iya, ini Kiran mau masuk
……………..
Oke ma. Waalaikum salam.
Setelah mematikan telponnya Rina lalu menantap anak bungsunya yang sudah berenti menangis didalam pelukan suaminya. “Gimana Kiran ma? Udah baikan?” kata Bayu memecah keheningan. “Udah kok pa, alhamdulillah” kata Rina. “Syukurlah kalau begitu, papa gak tega liat dia kayak gitu” timpal Bayu. Renan yang sedari tadi mendengar pembicaraan papa dan mamanya dibuat semakin bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya, tetapi gengsinya terlalu tinggi untuk bertanya apalagi yang berkaitan dengan yang namanya Kiran, kemudian ia berlalu meninggalkan kelurganya pergi ke kamarnya. Melihat anaknya pergi begitu saja, membuat Rina hanya menganggkat bahu setelah ditatap oleh suaminya itu. Sebenarnya mereka tau apa yang sedang dipikirin anaknya, tapi mereka harus tetap tutup mulut demi kebaikan Kiran dan itupun juga permintaan Kiran.
Minggu, 14 Juni 2020
ns3.142.211.95da2