Ego menyuruhku untuk membencimu, tetapi hati mengatakan kau tak pantas untuk dibenci. Sekarang aku harus gimana?
“Renan”
Aku sarankan ikutilah kata hatimu bukan egomu
“Ardo”
Renan sedang duduk dibalkon kamarnya sembari memandangi bintang-bintang yang terang di atas langit sana. Pikirannya melayang pada kejadian yang dilihatnya di taman kampus. Dia bingung dengan perasaannya sendiri, satu sisi dia benci kepada gadis yang sedang tertawa tersebut, namun disisi lain ia bisa melihat bahwa tawa gadis itu bukanlah tawa sesungguhnya, tetapi tawa yang banyak menyembunyikan luka di dalamnya.
“Kenapa gue ngerasa pernah ketemu lo ya Ki? Kenapa setiap gue lihat lo dengan tatapan tajam tapi malah lo balas tatapan gue dengan tatapan yang meneduhkan. Gue rasa pernah liat tatapan lo itu, tapi gue ga tau dimana.”
“Apa gue salah ya benci sama lo selama ini? Apa gue udah keterlaluan sama lo? Gue bingung dengan sikap gue ini. Satu sisi205Please respect copyright.PENANA61tEjfMRqm
gue gak mau nyakitin orang lain tapi disisi lain gue juga gak mau hubungan gue dengan orang yang gue sayang rusak hanya kehadiran lo dihidup gue.”
Renan tersadar dari pikirannya yang melayang jauh tersebut dan langsung menggelengkan kepalanya dan berbicara kepada diri sendiri “Gak Ren, lo mikir apa sih? Ingat, semenjak kehadirannya hubungan lo dengan Luna selalu diterpa sama masalah. Ingat, dia adalah cewek pembawa masalah dalam hidup lo dan hubungan lo. Ingat itu Ren”.
“Ah… mending gue tidur lagi daripada mikirin yang aneh-aneh” Renan kemudian beranjak masuk ke kamarnya dan merebahkan dirinya di atas tempat tidurnya. Berharap esok hari pikiran-pikiran yang aneh itu akan terbang jauh dari hidupnya. Setelah itu ia memejamkan matanya. Setelah beberapa menit napasnya telah teratus yang menandakan bahwa dia telah masuk ke alam mimpi yang akan menemaninya tidur malam ini.
Selasa, 9 Juni 2020
ns160.79.108.122da2