Kenapa kau sangat membenci ku, sedangkan aku tak tau apa-apa tentang hidupmu dengan dirinya. Bagimu aku adalah tokoh antagonis dalam panggung sandiwara, tetapi kau harus tau jikapun ini panggung sandiwara aku hanya ingin menjadi protagonis bukan antagonis seperti yang selalu kau tuduhkan kepadaku
“Kiran”
Kau tau aku sangat membencimu, karena semenjak kehadiran mu hidupku tidak berjalan dengan lancar
“Luna”
Luna sedang berjalan seorang diri dikoridor kampusnya. Siang ini ia tidak ke kantin bersama Renan, karena ia diminta oleh dosennya untuk membantunya diruangan dosen. Jadinya Luna terpaksa sendiri berjalan ke kantin. Diperjalanan menuju kantin ia melihat Kiran yang sedang berjalan terburu-buru sendiri menuju toilet. Luna yang melihat itu langsung tersenyum miring karena ia mendapatkan ide dikepalanya. Ia memutuskan untuk mengikuti Kiran ke dalam toilet. “Dasar cewek sialan, PHO. Gue akan buat perhitungan sama lo. Lo akan tau akibatnya jika berurusan dengan Luna” batin Luna.
Luna menunggu Kiran di depan pintu toilet. Sepi, itulah keadaan toilet sekarang. Orang-orang lebih mementingkan mengisi perutnya dari pada ke toilet dan itu lebih memudahkan Luna untuk membuat Kiran tersiksa. Kiran keluar dari toilet terkejut mendapati Luna berdiri di depannya dengan senyum yang tidak dapat diartikan, tapi Kiran sudah merasa akan terjadi susuatu yang buruk setelah ini. Kiran segera menutupi ketakutan dan keterkejutannya dengan memasang muka datar. Ia tak ingin Luna tau bahwa dia sedang ketakutan. Kiran melewati Luna begitu saja tanpa memperdulikan Luna yang sedang menatapnya dengan tajam, namun sebelum Kiran melangkah lebih jauh, Luna sudah menghentikan langkah Kiran dan menarik Kiran dengan kasar sehingga punggunya berbenturan dengan tembok toilet tersebut. Kiran meringis menahan sakit, semantara Luna langsung mengunci pintu toilet dari dalam.
Kiran masih meringis menahan sakit pada punggungnya. Luna mendekati Kiran dan menjambak rambut Kiran dengan keras yang membuat Kiran semakin meringis menahan sakit. Luna menarik rambut Kiran dengan kasar sehingga mukanya berhadapan dengan muka Luna. Luna mulai membuka suaranya tanpa melepaskan jambakannya “Lo udah gue bilang jangan232Please respect copyright.PENANADONBgRAnUN
pernah dekatin Renan lagi, tapi lo masih aja ngeyel. Jadi, sekarang lo rasain akibatnya” tandas Luna dengan marah yang menggebu. Sedangkan Kiran hanya menatap Luna dengan muka datarnya tanpa mau membalas perkataan Luna.
Melihat tidak ada reaksi apa-apa dari Kiran semakin membuat Luna jengah sehingga membuatnya melepaskan jambakannya dirambut Kiran. Kiran merasa lega akhirnya jambakan itu telah berakhir, tapi permainan Luna tidak berhenti disitu saja. Ia melihat Luna mengeluarkan minuman dari dalam tasnya dan tersenyum kepada Kiran. “Coklat. Iya itu minuman coklat” batin Kiran.
Luna mendekat kembali kepada Kiran dan membuka tutup botol tersebut dengan reflek Kiran langsung menutup mulutnya dan hidungnya. Melihat itu Luna tersenyum devil dan berkata “Kenapa? Kok ditutup sih. Ini enak loh. Masak lo gak mau coba”. Mendengar perkataan Luna, Kiran langsung menggelengkan kepalanya yang masih menutup mulut dan hidungnya. Ia sudah gak tahan dengan bau coklat tersebut, karena Kiran merupakan cewek aneh yang alergi dengan yang namanya coklat.
Kiran berusaha berdiri untuk menghindar dari Luna. Tapi kekuatannya kalah dengan kekuatan Luna. Luna menghempaskan tubuh Kiran yang berusaha berdiri kembali terduduk dihadapannya. Luna menghempaskan tangan Kiran yang menutup mulut dan hidungnya dengan keras, sehingga tangan itu terlepas dan membentur dinding yang akan dibelakang Kiran yang membuat Kiran meringis. Luna membuka mulut Kiran dengan paksa, walaupun Kiran sudah memberontak namun kekuatan Kiran kalah dengan kekuatan Luna. Tubuh Kiran lemas karena sudah tidak tahan lagi dengan bau coklat tersebut. Ia tidak232Please respect copyright.PENANALiSLg0g1ZM
bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini jika Luna memasukkan minuman tersebut ke dalam mulutnya. Kiran sudah menyerah dengan keadaannya sekarang ia sudah sangat pasrah dengan apa yang akan dilakukan Luna kepada dirinya.
Melihat Kiran sudah pasrah, membuat Luna dengan mudahnya memasukkan minuman itu kedalam mulut Kiran. minuman itu tidak masuk semuanya kedalam mulut Kiran, karena ia berusaha memuntahkannya. Jika minuman itu masuk ke dalam tubuhnya akan membuat badanya semakin lemas, tubuhnya merah-merah, dan itu akan sangat menyiksa dirinya, Namun, coklat itu tetap sudah terkontaminasi dengan tubuhnya, sehingga darah sudah mengalir dari hidungnya. Mendapati keadaan Kiran seperti itu, bukannya kasihan Luna tertawa dengan puas menyaksikan keadaan Kiran. “Gimana sama232Please respect copyright.PENANAEiqZy57NAA
permainan gue? Enak kan? Hmm? Makanya jangan pernah ganggu dan rebut apa yang menjadi milik gue lagi, jika lo ga ingin merasakan kayak ini lagi” kata Luna. Kemudian Luna pergi meninggalkan toilet dengan senyum kemenagan.
Luna tidak menyadari bahwa sedari dari ada orang yang merekan perbutannya dari dalam toilet. Setelah Luna pergi orang itu keluar dan segera menghampiri Kiran dengan wajah panik. “Ki.. lo gak pa-pa?” mendengar ada orang yang memanggilnya membuat Kiran mendongakkan kepalanya dan menganggukkan kepalanya. “Ya Allah Ki, muka lo pucat dan hidung lo berdarah Ki, keterlaluan ya si Luna” katanya lagi. Kiran memengang tangan orang yang menolongnya tersebut dan berkata “Tolongin aku. Aku gak kuat. Tolongin aku” setelah mengatakan itu Kiran pingsan. Hal ini membuat orang yang menolongnya panik karena Kiran pingsan. Tanpa menunggu banyak waktu ia langsung mengambil hp Kiran dan menelpon seseorang agar bisa menolong Kiran.
Jumat, 12 Juni 2020
ns160.79.108.122da2