Aku bukanlah seseorang yang bisa sabar dan baik dalam menghadapi setiap keadaan, tetapi aku akan mencoba menjadi orang seperti itu ketika menghadapi keadaan seperti ini
“Kiran”
Orang yang menolong Kiran bernama Indah. Teman sekelas Kiran sendiri. Telpon Kiran diangkat oleh seseorang yang berada diseberang sana setelah menunggu beberapa lama. “Halo Ki, lo kemana sih dek? Lama amat dah ditoiletnya” kata orang disebarang sana dengan tidak sabaran. “Sorry.. gue Indah” kata orang disebrangnya lagi. Nadila mengerutkan keningnya dan melihat bahwa nama yang tertera di hpnya adalah Kiran, karena tidak ada jawaban dari lawan bicaranya membuat Indah kembali mengeluarkan suaranya dan berkata “Nad…Nadila. Lo masih di sana kan? Lo dengar gue kan, Kiran pingsan di toilet224Please respect copyright.PENANAB6QyOrEicB
dekat kantin. Lo ke sini deh. Ga ada orang lain di sini. Cepatan lo tolongin, gue gak kuat angkat Kiran sendiri” mendengar itu Nadila menjadi berkata “Dah.. lo jangan bercanda ah. Gak lucu kali” kata Nadila terkekeh. Mendengar jawaban Nadila membuat lawan bicaranya disebrang sana mendesah berat. “Lo mendingan kesini deh, kalau lo ga percaya. Ini sahabat lo pingsan. Buat apa juga gue bercanda. Wajah sahabat lo pucat banget dan darah keluar dari hidungnya” kata Indah. Mendengar penuturan Indah membuat Nadila langsung berdiri dan berlari tanpa memperdulikan teriakan teman-temannya.
Aldi yang melihat kekhawatiran pada wajah kekasihnya itu langsung berlari menyusul Nadila, sementara teman-teman yang lainnya hanya bingung menatap kepergian dua insan itu. Aldi terus berlari mengejar Nadila, tapi langkahnya terhenti ketika Nadila memasuki toilet cewek yang membuat dia gak bisa masuk ke dalam, sehingga ia menunggu Nadila di depan toilet. Nadila masuk ke dalam toilet dan melihat Kiran yang sudah tak sadarkan diri dipangkuan Indah yang sedang sibuk menghapus darah yang keluar dari hidung Kiran. Nadila langsung mengambil alih kepala Kiran dan meletakkannya dipangkuannya. Nadila tidak bisa lagi menahan isak tangisnya. “Dek… bangun. Kenapa jadi kayak gini? Siapa yang ngelakuin ini ke lo dek? Bangun dek” Nadila masih menepuk-nepuk pipi Kiran, ia berharap Kiran bisa membuka matanya, tetapi hasilnya nihil. Nadila langsung menatap Indah dan berkata “Dah… tolong panggilin Aldi di kantin”
Setelah Nadila berkata seperti itu Indah langsung beranjak pergi, tetapi didepan toilet ia melihat Aldi sedang menyadarkan kepalanya ke dinding dengan memejamkan matanya. Indah mendekati Aldi dan berkata “Di…” Aldi yang mendengar namanya disebut membuka matanya dan menaikkan sebelah alisnya tanda ia bertanya ada apa. Indah yang mengerti kembali bersuara “Nadila nyuruh gue manggilin lo, katanya lo disuruh masuk kedalam. Ga usah banyak tanya, nanti lo juga akan tau sendiri ko. Di dalam gak ada orang hanya Nadila dan Kiran”
Aldi bingung dengan perkataan teman ceweknya tersebut, namun tanpa banyak bertanya ia langsung mengekori Indah masuk ke toilet. Setelah masuk Aldi terkejut dengan apa yang dilihatnya. Ia melihat gadisnya menangis dengan tangan bersimbah darah sedangkan yang berada dipangkuan gadisnya itu adalah sahabatnya yang sudah tak sadarkan diri. Melihat itu Aldi langsung mengambil alih Kiran dari pangkuan Nadila yang masih menangis dan langsung berlari keparkiran yang disusul oleh Nadila dan Indah dibelakangnya. Aldi segera memasukkan Kiran ke dalam mobil yang diikuti oleh Indah, sedangkan Nadila sudah berada disisi Aldi yang sedang menyetir dengan kecepatan penuh.
Jumat, 12 Juni 2020
ns160.79.108.122da2