Kenapa kau pergi meninggalkan ku? Apakah pertemuan kita yang singkat ini hanya untuk berpamitan kepadaku?
“Kiran”
Aku ikhlas jika pergi sekarang, karena aku telah diberi kesempatan untuk terakhir kalinya bertemu denganmu
“Agung”
Selamat jalan sahabat. Semoga kau tenang disana. Jangan pikirkan apa yang kau tinggalkan, karena aku akan menjaganya untuk mu
“Renan”
Mendengar kabar tentang Agung Kiran seolah disabar petir. Kenapa disaat dia kembali bisa tersenyum lepas dan bertemu dengan teman kecilnya, justru teman kecilnya pergi meninggalkan nya untuk selamanya. Ia masih tidak mempercayainya, karena ini bagaikan mimpi yang jika bangun nanti tidak ada hal buruk yang akan terjadi. Namun, ini bukanlah mimpi seperti yang dibayangkannya. Ini fakta dan nyata yang harus ia hadapi.
“Ag… bangun… buka matamu” kata Kiran mengguncang-guncangkan tubuh kaku Agung. Tangisnya sedari tadi tidak bisa berhenti. Ia masih menangis dalam diam, hanya sesekali bersuara untuk membangunkan sahabatnya tersebut, sedangkan suara tangis darinya tidak terdengar sedari tadi, hanya air mata yang selalu mengalir di kedua bola matanya.
“Ag… katanya mau ajak aku main, kenapa malah tidur. Buka matanya. Ayo kita main” kata Kiran masih mengguncang-guncangkan badan kaku Agung. Tangisanya tak pernah berhenti, walaupun menangis tanpa suara. Sahabat-sahabatnya233Please respect copyright.PENANAFG8NsmQ649
yang berada di dekatnya hanya bisa diam menatap Kiran yang sangat rapuh saat ini, tidak terkecuali dengan Renan.
Renan tidak mengerti dengan perasaannya saat ini, egonya mengatakan bahwa dia sangat benci kepada gadis yang sedang menangis itu, tetapi disisi lain hatinya merasa sakit jika melihat gadis itu menangis sedari tadi tak henti-hentinya. Hatinya labih sakit lagi ketika melihat gadis itu menahannya semuanya, tidak ada suara tangis yang keluar dari mulutnya, kecuali kata-kata yang menyuruh sahabatnya itu untuk bangun. Hanya air mata yang dengan setia keluar dari kedua bola mata indah itu.
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya pihak rumah sakit membawa Agung untuk dimandikan dan disholatkan. Kiran yang melihat itu tidak terima jika sahabatnya itu dibawa. “Gak… Agung hanya tidur sebentar, jangan bawa dia” Kiran meronta-ronta dipelukan Nadila yang sedari tadi memeluknya. “Udah dek… ikhlasin. Biar Agungnya tenang” kata Josua menenagkan Kiran. “Gak… Apa yang mau diikhlasin? Agung hanya tidur, dia bukan pergi selama-lamanya, karena Agung udah janji mau ngajak aku jalan-jalan, tapi kenapa dia gak nepatin janjinya” teriak Kiran di dalam dekapan Nadila.
Setelah itu Kiran meronta-ronta di dalam pelukan Nadila, kemudian ia jatuh tak sadarkan diri. Semua yang ada diruangan itu juga menangis atas kepergian Agung, apalagi ketika melihat Kiran sangat terpukul dengan kepergian Agung. Mereka tak menyangkan jika gadis yang selama ini ceria dihadapan banyak orang, kecuali dihadapan sahabat-sahabatnya hanya untuk menutupi luka dan kesakitan yang dialaminya karena sang sahabat yang pergi meninggalkannya untuk selamanya.
Tak terkecuali Renan yang melihat gadis yang sangat disayang sahabatnya itu, cewek yang beberapa waktu lalu dititipkan ke dia itu sangat terpukul dengan kepergian sahabatnya itu. Renan sedari tadi hanya menatap Kiran dengan tatapan sendu. Tanpa dia sadari tatapan benci yang biasanya dia tunjukkan kepada Kiran sekarang semuanya hilang karena melihat kondisi Kiran. tatapan sekarang yang dia berikan adalah tatapan pilu, sedih, dan sakit ketika melihat gadis itu sangat terpukul atas kepergian sahabatnya itu
Kamis, 25 Juni 2020
ns3.142.211.95da2