11556Please respect copyright.PENANAQPrlhrDzOs
11556Please respect copyright.PENANAr6CpwJcoAb
Sudah 2 hari lamanya Cita dan Andi diam-diaman. Sebenarnya Andi sudah berusaha mengajak bicara Cita, tapi Cita terlihat masih marah pada Andi. Pembicaraan merekapun hanya sekedarnya saja, seperti mengingatkan untuk mandi, mengajak makan atau pamit waktu mau berangkat kerja. Selama 2 hari ini juga Cita masih pulang pergi kantor sendiri, tidak mau diantar oleh Andi. Biasanya Andi mengantarnya, sedangkan pulangnya Cita akan nebeng temannya yang kebetulan searah. Tapi karena masih kesal pada Andi, Cita masih saja berangkat sendirian kekantor. Sebenarnya Andi mengikutinya dari belakang, hanya untuk memastikan istrinya sampai kantor dengan selamat.11556Please respect copyright.PENANASSU5c9Nnxo
11556Please respect copyright.PENANA6zlxCavVjV
Perang dingin mereka bisa dirahasiakan rapat-rapat dari orang lain, termasuk ibu Andi. Meskipun sempat curiga kalau anak dan menantunya ini sedang ada masalah, namun setiap didepan ibu Andi mereka berdua tampak biasa saja. Melihat itu, ibunyapun tidak jadi bertanya. Dia menganggap kalau Andi maupun Cita sudah cukup dewasa untuk bisa menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ibu Andi yakin kalaupun mereka ada masalah, pasti bukanlah masalah yang berat. Dan dia juga berharap kalau masalah keduanya bisa cepat selesai.11556Please respect copyright.PENANATd41jLw8Ye
11556Please respect copyright.PENANAyvAoTG5eXZ
Andi memang jarang bisa terbuka pada ibunya. Dulu waktu ayahnya masih ada, dia biasa curhat kepada ayahnya. Masalah apapun dia curhatkan pada ayahnya. Mungkin karena sama-sama laki-laki jadi dia merasa lebih nyaman saja kalau curhat dengan ayahnya. Setiap masukan dari ayahnya sepertinya cocok sekali dengan apa yang Andi harapkan. Nasehat dari ayahnya juga rasanya gampang sekali masuk ke kepalanya.11556Please respect copyright.PENANAwfR6IJDuP9
11556Please respect copyright.PENANASJtwuYqz1F
Beda cerita kalau dengan ibunya. Setelah ayahnya meninggal, Andi memang beberapa kali mencoba untuk curhat dengan ibunya. Tapi dia tetap merasa kurang nyaman. Sehingga lebih sering menyimpan sendiri apa yang dia rasakan. Hanya beberapa saja dia ceritakan pada ibunya, itupun hal-hal yang dirasa tidak terlalu penting. Ya pokoknya yang penting ibunya cukup tahu saja, begitulah kira-kira.11556Please respect copyright.PENANAUBakqN2q2N
11556Please respect copyright.PENANAUvLkdqIWPb
Satu-satunya orang tempatnya berbagi setelah ayahnya tidak ada hanyalah dengan Cita. Dengan Cita dia jadi terbiasa terbuka, terbiasa untuk menceritakan apapun tanpa ada yang ditutup-tutupi. Karena dia sudah merasa nyaman dengan Cita, begitupula Cita kepadanya. Cita juga selalu bercerita apapun kepadanya. Bahkan termasuk dm-dm yang masuk dibeberapa sosmednya, Cita selalu memperlihatkan kepada Andi. Kadang Andipun memerikas hp Cita, dan memang tak ada apapun yang mencurigakan disana.11556Please respect copyright.PENANAwUdqu1T1T9
11556Please respect copyright.PENANAJz4xrFgifB
Tapi sayangnya sekarang malah mereka sedang marahan. Dan itu semua bermula dari kebodohan Andi sendiri. Dia terlalu baper dengan apa yang didengar dari pak Bowo. Memang kata-kata pak Bowo itu sudah keterlaluan sehingga wajar membuatnya emosi. Tapi pak Bowo tidak pernah benar-benar langsung mengatakan itu didepannya. Dia hanya tak sengaja mendengar saja waktu bosnya itu bergumam sambil melihat foto-foto Cita. Tapi hanya dengan begitu saja bayangannya sudah kemana-mana.11556Please respect copyright.PENANA4nU7EIVUhD
11556Please respect copyright.PENANASU1QSZ6MmL
Akibatnya, dia tak mampu mengendalikan emosi saat sedang bersama Cita. Dia terlalu takut apa yang dia bayangkan itu benar-benar terjadi. Sehingga tanpa sadar emosi membuatnya memperlakukan Cita dengan kasar, bukan selayaknya perlakuan suami kepada istrinya.11556Please respect copyright.PENANAbrAFJt4A5z
11556Please respect copyright.PENANAm2hlJlZZyL
Hal itu tentu saja membuat Cita kaget dan marah. Sejak kenal dan akhirnya menjalani kehidupan rumah tangga selama 3 tahun, tak pernah Andi sekasar itu pada Cita. Apalagi setelah pertama kali Andi melakukan itu dia sudah sempat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Tapi nyatanya, bukan hanya mengulangi, tapi Andi justru lebih kasar dari sebelumnya. Cita sudah berusaha mengingatkan tapi Andi sama sekali tak mendengarnya. Hingga membuat Cita benar-benar sakit, baik itu fisik maupun hatinya.11556Please respect copyright.PENANAgDXQZ62dcU
11556Please respect copyright.PENANAzOE0xxguHS
Cita marah dengan semua itu. Dia tak tahu apa yang membuat suaminya bisa seperti itu, sekasar dan seberingas itu dalam memperlakukannya. Tapi dia tak bisa menerima apapun alasan dari Andi karena Andi sudah berjanji kepadanya. Dan sampai saat ini dia belum bisa memaafkan apa yang diperbuat oleh Andi itu. Malam itu dia merasa kalau Andi tidak menganggap dirinya sebagai istri, tapi sebagai pemuas nafsunya saja. Istri mana yang mau diperlakukan seperti itu?11556Please respect copyright.PENANAIcdURVuEUi
11556Please respect copyright.PENANA87PYyxV4U7
Namun setiap ada ibu mertuanya, Cita berusaha bersikap biasa saja. Kadang saat seperti itu dimanfaatkan oleh Andi untuk bicara dengannya. Tapi karena masih kesal dengan perbuatan Andi dia hanya menjawab seperlunya saja. Cita tahu, ibu mertuanya pasti menyadari ada yang tidak beres antara dirinya dengan Andi. Tapi Cita tidak bisa menceritakan hal itu pada ibu mertuanya. Dia tidak ingin ibu mertuanya justru jadi kepikiran masalah mereka berdua.11556Please respect copyright.PENANAn5QmU6HM6L
11556Please respect copyright.PENANAwPIXR0LA0P
Selama ini, dia memang sudah cukup dekat dengan ibu mertuanya. Bahkan bisa dibilang, Cita bisa lebih dekat pada ibu mertuanya itu daripada Andi. Apalagi sejak kelahiran anaknya, dimana ibu mertuanya yang lebih sering mengurus anaknya karena dia masih bekerja. Tapi untuk hal yang satu ini, Cita merasa belum perlu untuk cerita pada ibu mertuanya. Dia juga berharap kalau masalah ini bisa cepat selesai. Tapi untuk saat ini, dia masih belum bisa memaafkan Andi.11556Please respect copyright.PENANAAtC7c3o12A
11556Please respect copyright.PENANATtFlMYdynd
Selama beberapa hari, kondisi mereka masih belum membaik. Cita masih menolak untuk diantar kerja oleh Andi. Dia masih selalu naik motor maticnya sendiri. Setiap malampun, meskipun masih tidur seranjang, dia hampir tidak bicara dengan Andi. Permintaan maaf Andi masih dia diamkan saja. Kata-kata Andi juga hanya dijawab seperlunya. Sebenarnya dia ingin Andi berterus terang tentang penyebab yang membuat dirinya berubah menjadi begitu kasar. Tapi sepertinya Andi belum menyadari hal itu. Hanya kata maaf saja yang terus terucap, yang lama-lama membuat jengkel Cita juga.11556Please respect copyright.PENANAGb2pp6JGXg
11556Please respect copyright.PENANAmozcGT4CJo
Sampai akhirnya pada hari sabtu, hari dimana biasanya dia melakukan foto-foto untuk barang endorsenya dengan Andi. Hari ini Cita punya rencana lain. Karena masih perang dingin dengan Andi, dia berencana untuk minta difoto oleh orang lain saja. Dan dia juga sudah janjian dengan orang itu.11556Please respect copyright.PENANAWWHHFYO0kl
11556Please respect copyright.PENANAHJVXgOPncV
Pagi-pagi dia sudah bersiap. Andi masih belum bangun. Memang sudah menjadi kebiasaan Andi kalau setiap weekend dia selalu bangun siang, kecuali mau ada acara pagi-pagi. Cita sengaja tidak membangunkan Andi karena masih malas bicara dengan suaminya itu. Diapun menyiapkan semua yang dia perlukan dan bersiap berangkat.11556Please respect copyright.PENANAfEQSmjxhri
11556Please respect copyright.PENANAKrroyu6AFs
11556Please respect copyright.PENANAFppe38BuVb
“Lho Cita, kamu mau kemana pagi-pagi gini udah rapi?” tanya ibu mertuanya.11556Please respect copyright.PENANAMTDpzjgIwh
11556Please respect copyright.PENANAPRpj6L4tyq
“Saya mau ketempatnya mbak Nada dulu ya bu, mau foto-foto ini” jawab Cita.11556Please respect copyright.PENANApe18RvLpxC
11556Please respect copyright.PENANAf3p0vBZ8nn
“Nggak sama suamimu?”11556Please respect copyright.PENANAo79BlwsxVi
11556Please respect copyright.PENANAnrCQABnU4U
“Nggak bu, mas Andi masih tidur. Saya udah janjian juga sama mbak Nada soalnya”11556Please respect copyright.PENANALTh4uYZpjM
11556Please respect copyright.PENANAcYFISnDXOF
“Ooh gitu. Hmm, kalian masih marahan ya?” tanya ibu mertuanya.11556Please respect copyright.PENANAI7rSCRBj74
11556Please respect copyright.PENANAdVCL27w0s5
“Eh.. hmm, ya begitulah bu” jawab Cita.11556Please respect copyright.PENANA8LsgZafXiL
11556Please respect copyright.PENANAZWZf8FqlGS
“Ibu sih tidak tau apa masalah kalian, dan ibu juga nggak maksa kalian buat cerita ke ibu. Tapi kalau bisa, ibu minta apapun masalah kalian, secepatnya kalian selesaikan. Kasihan anakmu lho kalau kalian masih marahan gitu”11556Please respect copyright.PENANAYprTyEOpVO
11556Please respect copyright.PENANAnvcnouYNBk
“Iya bu, saya juga pengennya gitu. Tapi ya gitulah bu, mungkin nggak lama lagi kami bakal baikan kok”11556Please respect copyright.PENANAu5U9x8XkmY
11556Please respect copyright.PENANArkifO3FkJA
“Yasudah kalau begitu”11556Please respect copyright.PENANAdHVQn11VZG
11556Please respect copyright.PENANAPOMhwmoPg5
“Iya bu. Kalau gitu Cita pamit dulu bu”11556Please respect copyright.PENANAcjQcCEIQBS
11556Please respect copyright.PENANAxJtlqpWzEb
“Iya hati-hati nak”11556Please respect copyright.PENANAPQmgMB4zjl
11556Please respect copyright.PENANAb7Ey0MrQea
11556Please respect copyright.PENANAEgCfbxXpVW
Setelah pamit Citapun berangkat. Tak sampai setengah jam dia sudah sampai dirumah Nada. Ternyata Nada sedang sendirian dirumah karena suaminya sedang keluar kota. Tak ada siapapun dirumah selain dia, karena Nada memang belum punya anak sampai sekarang, padahal dia juga sudah lama menikah, hampir sama seperti Cita dan Andi.11556Please respect copyright.PENANA526oYdPl0m
11556Please respect copyright.PENANAbJvggb3p5C
11556Please respect copyright.PENANAofXuR08USP
“Pagi mbak” ucap Cita.11556Please respect copyright.PENANAXCFG68w2TI
11556Please respect copyright.PENANAiSt2gyMB46
“Pagi Cit. ya ampun udah nyampe aja, kirain entar agak siangan, aku belum mandi lho ini, hehe”11556Please respect copyright.PENANAsojxGVTSCF
11556Please respect copyright.PENANAm3IzJVbcld
“Hehe iya mbak, nggak papa juga kan kita emang nggak kemana-mana mbak”11556Please respect copyright.PENANANA0jwv6pQ7
11556Please respect copyright.PENANABSSxlr0h0A
“Iya Cit. jadi kamu mau langsung foto-foto sekarang?”11556Please respect copyright.PENANAbg6lcvXb8c
11556Please respect copyright.PENANAA8hTKKuDeM
“Entar aja deh mbak, atau terserah mbak Nada aja gimana enaknya”11556Please respect copyright.PENANAHAiCBt53Lf
11556Please respect copyright.PENANAw4Sft7LoRF
“Yaudah entar dulu aja ya. Sarapan dulu aja Cit, kamu udah sarapan belum?”11556Please respect copyright.PENANAR9qIf3Gfr4
11556Please respect copyright.PENANAqJ0FElP7Ft
“Belum mbak, hehe”11556Please respect copyright.PENANAhqZ5r3xOQP
11556Please respect copyright.PENANAGN6GoQcGIR
“Yaudah yuk bareng”11556Please respect copyright.PENANARklem46rYc
11556Please respect copyright.PENANAZRaxc2qG8G
“Iya mbak”11556Please respect copyright.PENANAFjK6gjrmuB
11556Please respect copyright.PENANAMxRv25FdG0
11556Please respect copyright.PENANATYCWpPIN31
Kedua wanita itu kemudian sarapan bersama diselingi dengan obrolan ringan. Nada sebenarnya sudah menduga kalau Cita sedang ada masalah dengan suaminya. Karena selama ini yang Nada tahu, Cita tiap foto untuk barang endorse selalu dengan Andi. Kali ini dia minta dirinya yang memfotokan. Apalagi sekarang dia juga datang sendiri, dan belum sarapan lagi. Tapi Nada masih menahan diri untuk bertanya lebih banyak, takut merusak suasana.11556Please respect copyright.PENANAN9F8hg9niw
11556Please respect copyright.PENANAvNwrOYITN6
Setelah makan, mereka lanjut ngobrol diruang keluarga. Masih juga yang diobrolkan adalah hal-hal ringan saja. Setelah itu tak lama Nada pamit untuk mandi. Setelah itu barulah mereka foto-foto. Bukan hanya Cita saja yang difoto oleh Nada, tapi Nada juga difoto oleh Cita. Memang hasilnya tidak sebagus kalau difoto oleh fotografer beneran, tapi untuk posting barang endorse saja itupun sudah cukup.11556Please respect copyright.PENANAiZNulJQ2ZL
11556Please respect copyright.PENANARd5u5WpB3u
Sampai siang hari Cita berada dirumah Nada. Mereka sudah selesai foto-foto, dan sepertinya Cita masih malas untuk pulang. Lagian dia merasa nggak enak dengan Nada. Dia ingin menemani Nada lebih lama daripada mantan kakak kelasnya itu sendirian dirumah.11556Please respect copyright.PENANA15SL4PQmfd
11556Please respect copyright.PENANAsfhTxo6mmt
*11556Please respect copyright.PENANAnwlOH5zKNA
*11556Please respect copyright.PENANAsifxcX3Shi
*11556Please respect copyright.PENANAaf9UxDLY8e
*11556Please respect copyright.PENANAlUjJIco6AW
11556Please respect copyright.PENANAKp1LO0rAKL
“Lho, Cita kemana bu?” tanya Andi pada ibunya. Dia baru saja bangun tidur dan tak mendapati Cita ada dirumahnya. Apalagi motor matic Cita juga tidak ada.11556Please respect copyright.PENANAblLX5IlCko
11556Please respect copyright.PENANAzH10aAPUI3
“Kerumahnya Nada katanya Di” jawab ibunya.11556Please respect copyright.PENANAydVq9Va2Ay
11556Please respect copyright.PENANAVgtvikigLv
“Kerumah Nada? Ngapain bu?”11556Please respect copyright.PENANAnDfqbsdldt
11556Please respect copyright.PENANAXDa3YY3H7z
“Lha ya nggak tau ibu, emang dia nggak ngomong sama kamu?” tanya ibunya. Sebenarnya ibunya tahu kalau Cita memang tidak pamit pada Andi. Dia juga tahu kalau Cita kerumah Nada untuk foto-foto. Dia hanya ingin tahu saja, seberapa parah keributan antara Andi dengan Cita.11556Please respect copyright.PENANAuvTAMmeTPs
11556Please respect copyright.PENANAqXPhsJKUiz
“Dia nggak bilang apa-apa sama aku tuh bu. Ngapain ya dia kesana?”11556Please respect copyright.PENANAxSVsss5Fgn
11556Please respect copyright.PENANAjXHmfwvkeP
11556Please respect copyright.PENANAmtNsYfBGJQ
Ibunya tak menjawab, membuat Andi tambah bingung. Tapi Andi sudah menebak kalau mungkin Cita ketempat Nada untuk foto-foto, atau untuk curhat. Hanya ada 2 kemungkinan itu yang ada dikepala Andi.11556Please respect copyright.PENANAXR0Mbl6RtH
11556Please respect copyright.PENANAmeIEXA4jQb
Eh, tunggu dulu. Kalau foto-foto, siapa yang motoin ya? Masa Nada sendiri? Atau suaminya Nada? Atau jangan-jangan, si Salim itu yang diminta buat motoin? Batin Andi dengan bermacam pertanyaan.11556Please respect copyright.PENANAIdbUL2F0bk
11556Please respect copyright.PENANAjAJLAPvgHO
Kalau Salim ada disana, apa iya mereka cuma foto-foto doang? Apa mungkin tidak melakukan hal yang lain? Kalau beneran Nada udah jadi gundiknya Salim, kan bisa aja Cita dijebak, disuruh dateng kesana sendirian, terus digarap sama Salim. Batin Andi.11556Please respect copyright.PENANANpllttxCLa
11556Please respect copyright.PENANA2DqRzsBgjy
Andi mulai gelisah memikirkan segala kemungkinan itu. Pikirannya saat ini sedang dipenuhi bayang-bayang apa yang terjadi pada istrinya. Entah Salim, atau siapapun yang diminta untuk memfoto Cita, dia membayangkan lelaki itu sekarang sedang tertawa-tawa penuh kepuasan karena sudah berhasil menikmati tubuh istrinya.11556Please respect copyright.PENANABYdOH59aTl
11556Please respect copyright.PENANAHeAjVRZgga
Seketika itu juga emosinya memuncak. Bayangan yang silih berganti muncul dikepalanya itu membuat amarahnya naik tak tertahan. Dia melihat jam, sudah jam 11 lewat. Dia tak tahu sejak kapan Cita berangkat, tapi dia tahu istirnya sudah ada dirumah Nada cukup lama. Cukup untuk membuat lelaki yang dia curigai untuk bisa memperdaya Cita.11556Please respect copyright.PENANAWoXH0m8h85
11556Please respect copyright.PENANAdWFLQVWWDp
Dengan buru-buru sekali Andi mengambil kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Nada. Dia ingin secepatnya sampai disana, berharap dia belum terlambat. Berharap dia bisa menghentikan aksi bejat lelaki yang ingin menikmati tubuh istrinya. Sampai ditengah jalan dia baru sadar, dimana rumah Nada? Dia kemudian pinggirkan mobilnya, berpikir bagaimana caranya mencari rumah Nada. Menghubungi Cita atau Nada pasti akan percuma. Bisa jadi mereka sekarang sedang ‘sibuk’ dan tak akan membalas ataupun mengangkat telponnya. Andi kebingungan bagaimana bisa mencari rumah Nada. Ditambah dirinya yang sedang emosi, membuat otaknya makin tumpul.11556Please respect copyright.PENANABBgUM8PI4F
11556Please respect copyright.PENANAazBF7VcVsw
Ada sekitar 5 menit Andi berhenti disitu, berusaha menenangkan dirinya. Barulah setelah tenang dia ingat ada beberapa orang yang bisa dia hubungi, yang siapa tahu saja salah satu diantara mereka tahu rumah Nada. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya ada yang benar-benar tahu rumah Nada dan Andi mendapatkan alamat lengkapnya. Sialnya, ternyata alamat rumah itu harus berputar cukup jauh dari tempatnya berhenti sekarang.11556Please respect copyright.PENANADyZJzStfuq
11556Please respect copyright.PENANAPg0FgVQepf
Dengan sangat tergesa-gesa Andi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tak peduli dengan orang lain yang hampir dibuatnya celaka. Tak peduli dengan makian orang-orang yang dia lewati. Dia hanya ingin secepat mungkin sampai dirumah Nada untuk menyelamatkan Cita. Selama dijalan Andi hanya bisa mengumpat. Karena dia membawa mobil, jadi tidak bisa selincah motor untuk menembus kemacetan, meskipun sebenarnya tidak terlalu parah macetnya, masalahnya dia sedang sangat terburu-buru.11556Please respect copyright.PENANAx8P1MayZLS
11556Please respect copyright.PENANAjzaidd56At
Akhirnya setelah hampir sejam berkutat dengan jalanan, Andi sampai ke komplek perumahan Nada. Tak lama kemudian dia menemukan rumah yang dia cari. Apalagi didepan rumah itu terparkir motor yang dia kenal, motor Cita. Buru-buru dia parkirkan mobilnya, lalu turun dan segera masuk ke rumah Nada. Terlihat Cita dan Nada sedang duduk-duduk sambil ngobrol santai diruang keluarga.11556Please respect copyright.PENANA72iLMB4p8v
11556Please respect copyright.PENANA7KkojOwFVN
11556Please respect copyright.PENANAz7AvMUFgFX
“Mas Andi?” ucap Nada terkejut mengetahui kedatangan Andi. Apalagi saat itu kondisi Andi masih kucel karena baru bangun tidur dan belum mandi, ditambah rambutnya yang acak-acakan karena pusingnya memikirkan apa yang terjadi pada Cita.11556Please respect copyright.PENANA4p2s08EzE2
11556Please respect copyright.PENANAWik3PGQEv0
“Ma, kamu ngapain disini?” tanya Andi tanpa mempedulikan Nada.11556Please respect copyright.PENANAojI2NI8ESF
11556Please respect copyright.PENANA8Bcu0sKLjc
“Kamu sendiri ngapain disini?” balas Cita dengan dingin dan datar.11556Please respect copyright.PENANADX38jrpoza
11556Please respect copyright.PENANAL5xF3a9L98
“Kalau ditanya itu jawab ma. Kamu ngapain aja disini? Sama siapa aja kalian disini?” tanya Andi, dengan agak membentak yang membuat Nada terkejut. Dia juga menengok kekanan kiri mencari siapa tahu ada orang lain dirumah itu, orang yang dia curigai dalam bayangannya tadi.11556Please respect copyright.PENANAzxASXKUGkX
11556Please respect copyright.PENANAh5pZpQ17BY
“Apa pentingnya buat kamu tahu?” balas Cita yang juga mulai meninggi nadanya, terpancing emosinya.11556Please respect copyright.PENANAX2NaPEXQbe
11556Please respect copyright.PENANApAGZHP4wrq
“Aku ini suami kamu. Kamu kalau pergi-pergi harus dengan seijinku!” bentak Andi.11556Please respect copyright.PENANAS7kqA87pUF
11556Please respect copyright.PENANAbbZZVL05y0
“Jadi kamu masih nganggep aku ini istri kamu?” balas Cita.11556Please respect copyright.PENANAbfPvMXddVC
11556Please respect copyright.PENANAV6H1qJ0uDE
“Apa maksudmu?”11556Please respect copyright.PENANAWEdWHFJBjx
11556Please respect copyright.PENANATuaBsTkYg5
“Kamu nggak ngerti apa maksudku? Kamu inget yang kamu lakuin malem itu hah?” balas Cita juga dengan membentak.11556Please respect copyright.PENANAGkKQaup4yY
11556Please respect copyright.PENANAd6OI1bqDfE
11556Please respect copyright.PENANArHC0hXPIfw
Andi sontak terkejut, tak pernah dia mendengar Cita bicara dengan nada seperti itu. Bahkan dirinya tak sadar kalau dia juga sebelumnya membentak Cita, yang membuat Cita bereaksi seperti itu.11556Please respect copyright.PENANAF94U9rYZut
11556Please respect copyright.PENANAcwsEGt1vz2
11556Please respect copyright.PENANAZbCTdxyAsb
“Apa yang kamu lakuin waktu itu, apa itu perlakuan dari seorang suami kepada istrinya? Dan sekarang seenaknya kamu bilang seperti tadi itu hah?” ucap Cita yang masih dengan nada tinggi, tapi kali ini agak bergetar karena dia menahan tangis.11556Please respect copyright.PENANAFBAQm5ZKLV
11556Please respect copyright.PENANAVCE7UoIQnP
11556Please respect copyright.PENANAlQTDoD37HT
Andi kembali terdiam. Dia tak punya jawaban untuk pertanyaan Cita itu. Ada sebenarnya, tapi tak mungkin Andi mengatakannya. Terbayang betapa konyolnya jawaban itu kalau sampai terucap. Dan entah apa reaksi Cita kalau mendengar jawaban darinya itu.11556Please respect copyright.PENANAkSBa79TVsD
11556Please respect copyright.PENANA575xEigMNu
Air mata Cita sudah turun mengalir tapi dibiarkan saja tanpa diseka. Tatapanya terlihat sangat marah sekali kepada Andi. Andi yang tadinya begitu emosi, juga dengan amarah waktu memasuki rumah Nada, sekarang jadi berubah dengan melihat Cita menangis. Hatinya jadi bimbang. Apakah yang aku pikirkan tadi itu berlebihan? Apakah sebenarnya memang tidak terjadi apapun kepada Cita? Batin Andi.11556Please respect copyright.PENANAqA25HYC2GZ
11556Please respect copyright.PENANARC02frkDhu
Nada sejak tadi hanya terdiam saja. Dia jadi semakin yakin kalau dugaannya tadi memang benar. Cita dan Andi memang sedang ada masalah. Meskipun terjadi dirumahnya, dia tidak ingin terlalu ikut campur masalah rumah tangga temannya itu. Dia hanya berharap suara ribut Andi dan Cita tadi tak sampai kedengaran oleh orang lain.11556Please respect copyright.PENANAji2NHd68Pk
11556Please respect copyright.PENANAygQmMZhT49
11556Please respect copyright.PENANAAiZXZvVFtj
“Aku disini buat foto-foto, dan disini cuma ada aku sama mbak Nada. Kamu masuk kerumah orang nggak pake salam, nggak ada sopan-sopannya. Jadi lebih baik kamu pulang aja sekarang. Aku baik-baik aja disini” ucap Cita. Kali ini nadanya tidak setinggi tadi, tapi suaranya makin bergetar diiringi oleh isak tangisnya.11556Please respect copyright.PENANAmv7j6pz4kN
11556Please respect copyright.PENANAH6mAv5yQXL
11556Please respect copyright.PENANAd67iT4ud4x
Dan dengan bodohnya, Andi menurut begitu saja ucapan Cita. Sesuatu yang sangat tidak diharapkan oleh Cita. Dia berharap, paling tidak Andi meminta maaf kepada Nada sebagai pemilik rumah, karena dengan tidak sopannya langsung masuk dan membuat keributan. Tadi yang dilakukan Andi malah berbalik, dengan gontai melangkah keluar, lalu masuk ke mobil dan pergi begitu saja.11556Please respect copyright.PENANASLiy9zNijp
11556Please respect copyright.PENANA5xHd9B56Qn
Seketika itu Cita jatuh terduduk sambil masih terus menangis. Dia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Nada yang melihat itupun langsung menghampiri Cita, membantu Cita untuk berdiri dan memapahnya agar duduk disofa. Cita masih terus menangis, Nada hanya memeluknya dan mengelus punggungnya, berusaha menenangkannya.11556Please respect copyright.PENANAPJEVcdF1mJ
11556Please respect copyright.PENANAiR7Fmnpj8v
11556Please respect copyright.PENANAW5SLslnR60
“Huks, mbak Nada, maafin mas Andi tadi ya, huks. Maaf udah bikin keributan disini” ucap Cita sambil sesenggukan.11556Please respect copyright.PENANAynmQAWpfvo
11556Please respect copyright.PENANA9HloHgqxIp
“Iya iya udah nggak papa. Udah kamu tenangin diri dulu” ucap Nada.11556Please respect copyright.PENANArx54jf7Vnq
11556Please respect copyright.PENANAklDSNT7tnE
11556Please respect copyright.PENANAzw2DSc0OJb
Setelah cukup lama akhirnya Cita sudah mulai tenang. Dia masih berada dipelukan Nada yang dengan sabar menenangkannya. Karena tak tahu apa masalahnya, Nada hanya sekedar menyuruh Cita untuk sabar. Setelah tahu Cita sudah mulai bisa menguasai dirinya, barulah Nada bertanya pelan-pelan.11556Please respect copyright.PENANARpLYka9ibj
11556Please respect copyright.PENANA6bJ4xKqWB3
11556Please respect copyright.PENANAoIYUCMyNW2
“Cit, sebenarnya aku dari tadi udah nebak, kalau kamu lagi ada masalah sama mas Andi. Cuma aku nggak tau apa masalah kalian” ucap Nada.11556Please respect copyright.PENANAjYW4Mu1HIe
11556Please respect copyright.PENANASmEB9eg7jY
“Iya mbak, kami emang sedang ada masalah. Sebenarnya aku udah mulai berpikir buat maafin dia, tapi nggak tau kenapa dia malah kesini tadi, nggak ada sopan-sopannya, malah ngajakin ribut juga. Maaf banget ya mbak”11556Please respect copyright.PENANAyHH3tzf66h
11556Please respect copyright.PENANAHabG7m5kAE
“Iya udah nggak papa. Tapi, kalau boleh tau nih, emang kalian sedang ada masalah apa sih?”11556Please respect copyright.PENANA4pPJIdPEaH
11556Please respect copyright.PENANABhju09T2tj
“Hmm maaf banget mbak Nada, untuk sekarang aku belum bisa cerita. Tapi aku nanti pasti cerita kok sama mbak, karena sekarang mbak satu-satunya orang yang aku percaya. Tapi jangan sekarang ya mbak?”11556Please respect copyright.PENANAAmR6mHhxRt
11556Please respect copyright.PENANAthWULI7D5c
“Oh gitu. Yaudah nggak papa, yang penting kamunya sekarang tenang aja ya. Semua masalah pasti ada solusinya kok Cit. semoga masalah kalian bisa cepat selesai”11556Please respect copyright.PENANA66obotLl2U
11556Please respect copyright.PENANApB3jnBuFdp
“Iya mbak makasih”11556Please respect copyright.PENANAFh2OI1LGak
11556Please respect copyright.PENANAZeAYKbb54D
11556Please respect copyright.PENANA122c2fsRmS
Cita mulai melepas pelukan Nada. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Nada bangkit untuk mengambilkan Cita minuman.11556Please respect copyright.PENANAz2TatD7Ma4
11556Please respect copyright.PENANAFvg7QMet5D
11556Please respect copyright.PENANAIvpk9YDsgI
“Mbak”11556Please respect copyright.PENANATLlBKY574u
11556Please respect copyright.PENANAZ93G4Kfm6e
“Iya kenapa Cit?”11556Please respect copyright.PENANA0ItfUEVuFT
11556Please respect copyright.PENANA4b3yUefthl
“Hmm, aku malem ini nginep sini ya? Boleh nggak?”11556Please respect copyright.PENANATvpraJMqtN
11556Please respect copyright.PENANA71qUfTNPTm
“Lho nginep sini?”11556Please respect copyright.PENANAe8VHU500jJ
11556Please respect copyright.PENANAAnJ9Kpxne9
“Iya mbak. Aku males pulang. Lagian mbak Nada kan sendirian, jadi sekalian aku temenin aja ya mbak?”11556Please respect copyright.PENANAxSLcHUPqG2
11556Please respect copyright.PENANAw3mC6UiNuq
“Hmm gimana ya Cit”11556Please respect copyright.PENANAvi2gSAhhJm
11556Please respect copyright.PENANAAto8M0WMOw
“Mbak Nada keberatan ya?”11556Please respect copyright.PENANAh1VaIbeu16
11556Please respect copyright.PENANA2j86H89hER
“Aku sih bukannya keberatan. Aku sih seneng-seneng aja ada temennya. Yaudah, boleh aja, tapi kamu ijin sama mas Andi dulu ya”11556Please respect copyright.PENANAs3oI5mZr5T
11556Please respect copyright.PENANAkU62FiU7oz
“Nggak mau mbak. Aku males ngomong sama dia”11556Please respect copyright.PENANAANKrgvdoVw
11556Please respect copyright.PENANASgmgTJIhEx
“Lho ya jangan gitu. Mau gimanapun keadaan kalian saat ini, kamu itu tetap istrinya lho. Jadi kamu harus tetep ijin sama dia”11556Please respect copyright.PENANAk3QFqh0PH3
11556Please respect copyright.PENANALCL2slX5U9
“Pokoknya nggak mau mbak, aku beneran males sama dia mbak” Cita tetap bersikukuh tidak mau mengikuti kata-kata Nada.11556Please respect copyright.PENANAkG01tbP3X8
11556Please respect copyright.PENANA2RdBfVcxzv
“Hmm, yaudah deh. Tapi kalau ada apa-apa, aku nggak mau sampai kebawa-bawa lho ya?”11556Please respect copyright.PENANAi0uBJusKNe
11556Please respect copyright.PENANAyEVgkPk5fs
“Iya mbak, mbak Nada tenang aja. Ini masalah antara aku sama mas Andi, nggak akan bawa-bawa mbak Nada. Aku cuma butuh tempat buat istirahat aja malem ini mbak, dan nggak mungkin aku pulang dengan kondisi kami yang kayak gini”11556Please respect copyright.PENANAoSvXl6jmD6
11556Please respect copyright.PENANAg9O3InVQrR
11556Please respect copyright.PENANAq4SpAs7xUe
Nadapun mengangguk. Sebenarnya dia tidak keberatan kalau Cita menginap disini, tapi yang membuatnya merasa tak enak adalah Cita menginap tanpa ada ijin dari Andi. Tapi sepertinya memang Cita sedang sangat marah kepada Andi. Mungkin ada baiknya Cita menginap disini dulu, untuk sekedar menenangkan hatinya sebelum nantinya pulang kerumahnya.11556Please respect copyright.PENANA69QZmttJHR
11556Please respect copyright.PENANAlM7CQuuve7
Karena memang Cita harus menginap disini, diapun harus membatalkan acaranya malam ini. Dia melihat Cita lebih membutuhkannya saat ini. Apalagi yang dia tahu Cita tidak terlalu banyak punya teman dekat, jadi dialah satu-satunya yang bisa memberikan tempat istirahat untuk Cita malam ini. Nadapun kemudian mengambil hpnya, lalu tanpa sepengetahuan Cita dia menghubungi Andi untuk memintakan ijin agar Cita menginap dirumahnya malam ini. Andi hanya mengiyakan saja tanpa banyak bicara lagi. Dan Nada juga menghubungi seseorang untuk membatalkan acara mereka nanti malam dengan memberi sedikit alasan.11556Please respect copyright.PENANAjD0W130oGv
11556Please respect copyright.PENANA0fkFTBWS8v
*11556Please respect copyright.PENANAc3lfAEGfjI
*11556Please respect copyright.PENANAhVQdUXBbr1
*11556Please respect copyright.PENANAHdNWyvrvaY
*11556Please respect copyright.PENANAG1jamaUMYT
*11556Please respect copyright.PENANAXnPElmFd0F