7270Please respect copyright.PENANApS4KP2FAHU
7270Please respect copyright.PENANA7Oh1FECqET
Sejak pergi bersama ke waterpark, pak Bowo jadi lebih sering datang kerumah Cita. Memang setiap dia datang selalu saja ada keperluannya, bukan sekedar untuk menemui dan mendekati Cita. Keperluan itu tak lain adalah mengurus hak-hak Andi sebagai karyawan yang sudah mengundurkan diri dari tempat kerjanya. Dan kedatangan pak Bowo selalu disambut baik oleh Cita dan ibu mertuanya, termasuk Putra juga.7270Please respect copyright.PENANAe25vIZuorb
7270Please respect copyright.PENANAOz9j7h9Zuk
Cita sebenarnya merasa tak enak dengan pak Bowo yang mengurusi semuanya, tapi dia sendiri juga tak punya waktu untuk mengurusnya. Selain karena dia juga bekerja, kalau sudah dirumah dia inginnya menghabiskan waktu dengan anaknya. Ibu mertuanyapun sepertinya juga merasakan hal yang sama, tapi dia juga tidak tahu menahu soal urusan itu, sehingga mempercayakan semuanya kepada pak Bowo. Dan lagi dia merasa sangat terbantu dengan semua bantuan dari pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAAs709Xdu9u
7270Please respect copyright.PENANA3wN0Q2f2Xw
Cita sendiri meskipun sudah pernah disuruh oleh pak Bowo untuk menjenguk Andi, tapi sampai saat ini dia belum juga melakukannya, padahal sudah sebulan ini Andi dipenjara. Sedangkan ibu mertuanya selalu menyempatkan seminggu sekali untuk mengunjungi Andi. Cita juga selalu mendapat pesan yang sama dari Andi lewat ibu mertuanya, yang intinya Andi masih berusaha untuk meminta maaf kepada Cita dan masih terus berharap agar Cita mau menemuinya. Tapi ibu mertuanya tak memaksa, karena dia juga tahu kalau Cita masih menyimpan amarah kepada Andi.7270Please respect copyright.PENANA8RdjjBmu9u
7270Please respect copyright.PENANAmfg8nuXIrf
Dilain hal, Cita tidak mau terlalu memikirkan itu. Dia mau fokus dengan kerjaannya. Dikantornya dia sudah semakin nyaman karena sikap teman-temannya. Meskipun kadang dia merasa agak risih dengan perubahan sikap beberapa temannya yang pria, yang dia nilai mulai berlebihan sikapnya. Dan semua itu akhir-akhir ini dia ceritakan pada pak Bowo, jika mereka sedang ngobrol dirumah tanpa ada ibu mertuanya yang ikut nimbrung.7270Please respect copyright.PENANANZTKYdbZHU
7270Please respect copyright.PENANA5mZZw3kYUf
Pak Bowo terlihat bersikap dewasa dan selalu menasehati Cita untuk tidak berburuk sangka, tapi juga harus tetap hati-hati. Dia berbicara seolah-olah ingin menjadi pelindung bagi Cita, padahal didalam otaknya dia jauh lebih menginginkan Cita ketimbang teman-teman kantornya Cita. Tapi Cita tidak menyadari hal itu karena sikap pak Bowo selama ini tidak menunjukan hal itu, sikapnya masih sama, biasa-biasa saja.7270Please respect copyright.PENANAHu1sEwbMph
7270Please respect copyright.PENANAV3fkpp2826
Sabtu sore, Cita sedang dirumah dengan ibu mertuanya dan juga anaknya. Hari ini Nada tidak datang kemari. Nada bilang tadi ditelpon kalau sedang ada suaminya sehingga tidak bisa main dan menginap dirumah Cita. Citapun tak masalah, karena memang Nada sudah jarang sekali datang kerumahnya. Kalaupun datang paling hanya sebentar, tidak pernah berlama-lama.7270Please respect copyright.PENANASrgzXDMvkG
7270Please respect copyright.PENANAuKi07dlOKu
Saat sedang ngobrol dengan ibu mertuanya itu, Cita mendengar suara mobil datang didepan rumahnya. Tak lama kemudian pintu diketuk dan terdengar salam dari luar. Cita menjawab salam itu dan segera menuju ke pintu untuk membukakannya karena dia tahu siapa yang datang.7270Please respect copyright.PENANArTMQb88Z5B
7270Please respect copyright.PENANAvHAndvA3Lx
7270Please respect copyright.PENANAePscwYKmC5
“Sore Cita”7270Please respect copyright.PENANAS9aTN9XxqV
7270Please respect copyright.PENANAZo0cm3H1x8
“Sore pak Bowo, masuk pak”7270Please respect copyright.PENANAZoVArZ6N2d
7270Please respect copyright.PENANATel4XeHQyH
“Iya. Mana Putra?”7270Please respect copyright.PENANABUQ8Ow6Til
7270Please respect copyright.PENANAFoAOz6Mts9
“Itu ada lagi main sama neneknya. Pak Bowo darimana? Duduk pak”7270Please respect copyright.PENANAJpr3YQaYqh
7270Please respect copyright.PENANAM6kC3hCuFn
“Iya makasih. Dari rumah aja, suntuk dirumah makanya kesini aja, mau ketemu Putra, hehe”7270Please respect copyright.PENANAUXh1khbWIO
7270Please respect copyright.PENANA9prwsHGkXL
“Bentar ya pak aku panggilin Putra dulu”7270Please respect copyright.PENANA3ti9Vt2EFE
7270Please respect copyright.PENANAMj3CeXnDE2
“Iya”7270Please respect copyright.PENANA0EfdUHqeAs
7270Please respect copyright.PENANAa1mlp87rPW
7270Please respect copyright.PENANA4D2nBcjlXb
Cita kemudian masuk, tak lama kemudian ibu mertuanya dengan Putra datang menghampiri pak Bowo. Putra langsung nemplok dipangkuan pak Bowo, sambil dia ngobrol dengan ibu mertua Cita. Tak lama kemudian Cita datang membawakan minuman untuk pak Bowo. Saat Cita meletakan gelas itu dimeja, pak Bowo sempat melirik bagian belahan kaos Cita yang agak longgar dan sedikit terlihat belahan dadanya. Tapi tak lama dia mengalihkan pandangannya.7270Please respect copyright.PENANAPiSrC246ML
7270Please respect copyright.PENANAt6GP9YH9Sh
Cita memang tidak sedang memakai jilbabnya. Ini sudah kesekian kalinya, tiap pak Bowo datang dia sudah tidak serisih dulu lagi. Dia yang semakin akrab dengan pak Bowo, merasa tidak begitu risih tanpa jilbab seperti ini. Karena Cita pikir, dia masih memakai pakaian yang cukup sopan, tidak terlalu terbuka.7270Please respect copyright.PENANAWqplqVHim6
7270Please respect copyright.PENANAK1kUKeaTtf
7270Please respect copyright.PENANA4AUtPaSWD1
“Putra, jalan-jalan yuk sama om Bowo” ucap pak Bowo pada Putra.7270Please respect copyright.PENANAQOOWllEamk
7270Please respect copyright.PENANA64kpPZ0NAE
“Kemana om?”7270Please respect copyright.PENANAH4ANQ4WzdH
7270Please respect copyright.PENANAuk4Aqa6Mli
“Hmm, ke taman aja gimana? Mau nggak?”7270Please respect copyright.PENANAzbrvt4EHyU
7270Please respect copyright.PENANArdgNTdyRfQ
“Mau om. Ayo jalan-jalan”7270Please respect copyright.PENANAi4yMT7hjdh
7270Please respect copyright.PENANAoaJRpS5fl6
“Yaudah sana ajakin bunda sama eyangnya”7270Please respect copyright.PENANA6oxwJahTFI
7270Please respect copyright.PENANAd43cDgtpnZ
7270Please respect copyright.PENANAYrL9mj5ott
Putra menurut kata pak Bowo. Dia lalu menghampiri neneknya.7270Please respect copyright.PENANAOyKESg1OSh
7270Please respect copyright.PENANAE5dKpmSI90
7270Please respect copyright.PENANAw2hxspjnL1
“Eyang ayo jalan-jalan ke taman sama om”7270Please respect copyright.PENANAiYTajcwdzF
7270Please respect copyright.PENANA6SLChXtpRG
“Putra mau jalan-jalan?”7270Please respect copyright.PENANAqqk90CSxY7
7270Please respect copyright.PENANAStPG4bTqQR
“Iya”7270Please respect copyright.PENANA7qPtrgLBoX
7270Please respect copyright.PENANAirXlyT4cyF
“Sama bunda aja ya, eyang lagi sakit sayang”7270Please respect copyright.PENANASEjsG1VEra
7270Please respect copyright.PENANAnpyn1Yj3o8
“Yaah..”7270Please respect copyright.PENANAP3NdJ2GUsO
7270Please respect copyright.PENANACTSSqsMT7V
“Yaudah Putra jangan dipaksa eyangnya, kan eyang lagi sakit. Biar eyang istirahat ya, biar besok bisa jalan-jalan sama Putra lagi” ucap Cita.7270Please respect copyright.PENANAKmggu9Vk7i
7270Please respect copyright.PENANAYJs9fmPtPy
“Iya bunda”7270Please respect copyright.PENANAVYeh5a8kOT
7270Please respect copyright.PENANASJUB1taLAs
“Yaudah sana Cit kamu ganti baju” ucap ibu mertua Cita.7270Please respect copyright.PENANA23RYHe8hAC
7270Please respect copyright.PENANAzAeoByR7lu
“Iya bu. Ibu beneran nggak mau ikut?”7270Please respect copyright.PENANAfli3PDqU2u
7270Please respect copyright.PENANAzBAgd4UcsZ
“Nggak, ibu lagi meriang nih, kalian aja”7270Please respect copyright.PENANAWUWttB6XBu
7270Please respect copyright.PENANAvOrNgKXING
7270Please respect copyright.PENANAwdrBR03PVj
Cita kemudian beranjak kekamarnya untuk berganti baju. Dia memakai model pakaian yang sering dia pakai kalau keluar. Kaos yang tadi dia pakai tidak diganti, hanya dia tutup dengan cardigan saja. Lalu dia memakai jilbabnya. Setelah itu dia berdandan sebentar lalu keluar dengan membawa tas kecilnya. Sedangkan Putra sudah berganti baju dibantu oleh neneknya tadi.7270Please respect copyright.PENANAE6CClQW3O3
7270Please respect copyright.PENANA28YetGLLtV
7270Please respect copyright.PENANA7QmVMhNRlW
“Ijin keluar dulu ya bu, saya nggak akan pulangin mereka larut malem kok, hehe” ucap pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAzUyOnX3QZg
7270Please respect copyright.PENANA3lpd2TBzRf
“Haha iya pak”7270Please respect copyright.PENANAh1OQemDdpj
7270Please respect copyright.PENANAdEKzxOi6tA
7270Please respect copyright.PENANADWjn6HAJ7Z
Setelah itu merekapun berangkat. Rupanya taman yang dimaksud pak Bowo bukanlah taman yang berada di alun-alun kota, melainkan yang berada dipinggiran kota. Cita agak heran juga kenapa pak Bowo tidak membawa mereka ke taman alun-alun. Begitu sampai Cita agak kaget juga karena ternyata ditaman itu ada area khusus untuk bermain anak-anak. Dia baru tahu taman itu, karena sebelumnya belum pernah kesini.7270Please respect copyright.PENANA1NPkC6Ilwv
7270Please respect copyright.PENANAxDSTJnOqVL
Putra yang baru sampai langsung meminta main diarea yang sudah disiapkan. Cita dan pak Bowo tidak ikut masuk, hanya melihat dari pagarnya saja, seperti orang tua lain yang juga hanya melihat anak-anak mereka yang sedang bermain.7270Please respect copyright.PENANAh73plqwCEx
7270Please respect copyright.PENANAL8eV1hsglQ
7270Please respect copyright.PENANAoPF2CBChM6
“Kenapa Cit? kok kayak kaget gitu?”7270Please respect copyright.PENANAZbQsGXaOfH
7270Please respect copyright.PENANAFU67LF8hay
“Eh ini pak, nggak sih, cuma baru tahu aja taman ini”7270Please respect copyright.PENANA68TB5S49cW
7270Please respect copyright.PENANAlMQAYmlefS
“Loh kamu belum tahu emangnya?”7270Please respect copyright.PENANA5IZx0OJZ0V
7270Please respect copyright.PENANAjs7D1rZaJF
“Tahunya cuma sempat lihat doang pas lewat sekitar sini. Kalau suasananya ya baru tahu malem ini”7270Please respect copyright.PENANAhs5zFHSHqN
7270Please respect copyright.PENANA76f5jbv291
“Ooh gitu”7270Please respect copyright.PENANAy9xWLzWuLc
7270Please respect copyright.PENANARtQ2PRDdVa
“Iya. Tapi kok pak Bowo ngajak kami kesini? Nggak yang di alun-alun aja? Kan ini lebih jauh pak”7270Please respect copyright.PENANArViH96TKZ2
7270Please respect copyright.PENANA2wTeuxuVs5
“Kalau malem minggu gini, disana ramai banget Cit. Dan aku juga nggak mau kalau kita kesana, nanti ada orang yang kenal sama kita lihat kita. Kamu nggak mau kan jadi omongan orang?”7270Please respect copyright.PENANA5K3A6n2oRt
7270Please respect copyright.PENANAmg5HF52Um1
7270Please respect copyright.PENANAXvlc0O62Np
Cita sejenak menatap pak Bowo, tapi dia akhirnya mengerti maksud pak Bowo. Memang kalau ditaman alun-alun, kemungkinan untuk bertemu dengan teman-temannya lebih besar. Jika ada yang melihatnya pergi dengan pak Bowo, pasti bisa jadi omongan orang. Apalagi saat ini suaminya sedang didalam penjara. Apa kata orang nanti ketika suaminya masih dipenjara dirinya malah jalan dengan pria lain?7270Please respect copyright.PENANAktibhm4Ooa
7270Please respect copyright.PENANA8uy6WixMF7
7270Please respect copyright.PENANAIn8l3CMNt4
“Iya juga sih pak. Tapi, emangnya disini nggak ada yang kenal sama kita gitu?”7270Please respect copyright.PENANAt8z02PStqi
7270Please respect copyright.PENANAHxQPMkQPkz
“Yaa nggak tahu juga. Kalau orang-orang kantorku sih nggak ada yang tinggal deket sini, jadi kecil kemungkinan mereka kesini. Kalau teman-temanmu, aku nggak tahu”7270Please respect copyright.PENANA3ImLwg6EQS
7270Please respect copyright.PENANAecRiWh5Htk
7270Please respect copyright.PENANAhy1QSkQF12
Cita diam sebentar, mengingat tempat tinggal teman-teman kantornya.7270Please respect copyright.PENANAQiiUHK0Bxg
7270Please respect copyright.PENANAHFkyo18kZF
7270Please respect copyright.PENANAqDWVwaGKFS
“Kayaknya temenku juga nggak ada yang rumahnya daerah sini sih pak”7270Please respect copyright.PENANA3OpWvEHt2l
7270Please respect copyright.PENANAITj46CY9lo
“Nah berarti aman dong? Haha”7270Please respect copyright.PENANATXcPb33ikD
7270Please respect copyright.PENANAoYpLtkCnnv
“Haha iya pak, aman”7270Please respect copyright.PENANAV3PJfFizSQ
7270Please respect copyright.PENANASyb7rsQzFb
7270Please respect copyright.PENANAjk0wBPjuYa
Setelah itu mereka terdiam sambil kembali mengawasi Putra. Sesekali mereka tertawa dan mengomentari kelakuan Putra yang sedang bermain dengan teman-teman sebayanya.7270Please respect copyright.PENANAT0wKzHriau
7270Please respect copyright.PENANA9SM1sNLfqA
7270Please respect copyright.PENANAgO4INLKSVH
“Cit”7270Please respect copyright.PENANAbFJTc4yVPO
7270Please respect copyright.PENANApvh9Ue6yU9
“Iya pak?”7270Please respect copyright.PENANAy4wMdd6aDi
7270Please respect copyright.PENANAvorIOV458C
“Kamu masih sering digodain sama temen-temenmu?”7270Please respect copyright.PENANAyYXSbzxcmC
7270Please respect copyright.PENANAycOiXcPUhE
Cita menatap pak Bowo sejenak. “Iya, masih pak. Huh mereka tuh bikin jengkel aja deh”7270Please respect copyright.PENANAayepArg8Dv
7270Please respect copyright.PENANAVJxOKFyVku
“Emang sekarang digodainnya gimana?”7270Please respect copyright.PENANAjitWqvmLuF
7270Please respect copyright.PENANAXVsmkJS47w
“Yaa masih sama sih pak, pada nawarin buat antar jemput gitu, padahal kan aku bisa pulang pergi sendiri. Terus ada juga yang ngajakin keluar, jalan lah, makan lah, gitu-gitulah pak”7270Please respect copyright.PENANAoTNtmlWHSw
7270Please respect copyright.PENANAKaFbt24xKu
“Terus?”7270Please respect copyright.PENANA7NeFsfkMCQ
7270Please respect copyright.PENANAk9EBTrkE1Q
“Ya nggak pakai terus. Aku kan nggak mau”7270Please respect copyright.PENANA19X0hMc99F
7270Please respect copyright.PENANAtbHZ7ahluK
“Lha ini kamu mau aku ajakin jalan?”7270Please respect copyright.PENANAPUvvmY7UGc
7270Please respect copyright.PENANA2rHYEgPXLh
“Ya kan beda pak”7270Please respect copyright.PENANAnCYUTNHRe6
7270Please respect copyright.PENANAVnXaaCD4an
“Beda gimana?”7270Please respect copyright.PENANAsIxi8v7QsR
7270Please respect copyright.PENANAc2sDzxxaAu
“Ya beda. Kan pak Bowo ngajaknya sama Putra juga. Lagian pak Bowo juga udah dapet ijin dari ibu kan. Kalau mereka tuh ngajakinnya cuma jalan berdua aja coba”7270Please respect copyright.PENANA5VbY9e1ikk
7270Please respect copyright.PENANAPAW9YiCgOO
“Haha, kurang pinter berarti mereka Cit. harusnya kayak aku kan ya? Haha”7270Please respect copyright.PENANAohwNufyv6w
7270Please respect copyright.PENANADC41ciEA7s
“Haha ya nggak gitu juga pak”7270Please respect copyright.PENANAhv1cuJJn7r
7270Please respect copyright.PENANAW6N6mYVpyr
“Nggak gitu juga gimana? Berarti nanti kalau aku ajakin jalan berdua aja kamu mau gitu?”7270Please respect copyright.PENANA1PECip1B6e
7270Please respect copyright.PENANAtsa0oJhAtj
“Lha terus Putra gimana?”7270Please respect copyright.PENANAI1cDM2AFgZ
7270Please respect copyright.PENANAqReXrwLbSL
“Ya Putra sama neneknya, haha”7270Please respect copyright.PENANA3PeSJNlwmU
7270Please respect copyright.PENANAezsJAZPkwi
“Haha nggak ah pak, aku nggak berani. Lagian mana mungkin ibu kasih ijin. Aku juga maunya jalan kalau ada Putra pak”7270Please respect copyright.PENANA6MtE0Nuvem
7270Please respect copyright.PENANAz9h6aseTEu
“Haha iya sih, mana mungkin ibu ngijinin. Dan emang bener, mending jalannya ngajak Putra aja, biar nggak diomongin yang nggak nggak sama orang”7270Please respect copyright.PENANAanHTfRelC2
7270Please respect copyright.PENANAbHjWTNfqgI
7270Please respect copyright.PENANA57pfSmz28j
Cita mengangguk, setuju dengan ucapan pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAvFM593QDMV
7270Please respect copyright.PENANAeVxNDpa5Ie
7270Please respect copyright.PENANAVM6YdfNvNo
“Tapi aku masih suka kesel pak sama temen-temenku itu. Padahal udah sering aku tolak lho, tapi masih aja kayak gitu. Gimana ya pak?”7270Please respect copyright.PENANA4q6YYN8run
7270Please respect copyright.PENANAKqGuJBSXFl
“Kamu nolaknya dengan halus kan?”7270Please respect copyright.PENANAOg37sNKczh
7270Please respect copyright.PENANAcKVHx80BNy
“Iya, seperti yang pak Bowo bilang kemarin itu”7270Please respect copyright.PENANARFZcX11bmD
7270Please respect copyright.PENANA1epPPj5ab3
“Hmm, ya harusnya sih orang-orang itu ngerti ya kalau udah ditolak gitu, apalagi udah lebih dari sekali kan?”7270Please respect copyright.PENANAQTiT1L1aMM
7270Please respect copyright.PENANA14zAq3VXx1
Cita menggangguk. “Iya, makanya aku jadi bingung. Kok mereka jadi kayak ngebet gitu sih”7270Please respect copyright.PENANAxlhZaXYelY
7270Please respect copyright.PENANAHeduu7pEO9
“Yaa, mungkin mereka mau cari kesempatan Cit. mereka tahu kamu lagi sendiri kan, suami kamu lagi nggak sama kamu. Ya jadi mereka pikir, siapa tahu aja kamu bisa mereka ajakin pergi, dan mungkin mengharap lebih dari sekedar jalan sama kamu”7270Please respect copyright.PENANAOJcizDjnfe
7270Please respect copyright.PENANAg8TilE9UWl
“Iya pak, makanya jadi risih lama-lama sama mereka”7270Please respect copyright.PENANAwehi0Wa4TX
7270Please respect copyright.PENANAwsXJXPBOaZ
“Yaudah yang sabar aja, selama mereka nggak sampai kelewatan sama kamu, ya tetep aja tolak dengan halus. Kalau udah mulai kelewatan, ya baru diomongin lebih tegas, atau kalau perlu bilang aja sama aku”7270Please respect copyright.PENANAvgQUHXn9Sr
7270Please respect copyright.PENANAdzAP2UTgdg
“Haha emang kalau aku ngomong sama pak Bowo terus bapak mau ngapain?”7270Please respect copyright.PENANAHmurXF6HBZ
7270Please respect copyright.PENANAIz220nz4nP
“Ya aku datengin mereka, aku labrak aja, haha”7270Please respect copyright.PENANAn6zm8yaf7K
7270Please respect copyright.PENANAjpAyIHi0wp
“Haha emang situ siapanya aku coba? Hmm, pak Bowo juga nggak lagi cari-cari kesempatan kan?” tanya Cita, tapi dengan nada bercanda.7270Please respect copyright.PENANA4tjivzA41W
7270Please respect copyright.PENANAFig2ew1wmk
“Haha kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak”7270Please respect copyright.PENANAm1GooDivNj
7270Please respect copyright.PENANAm8fQsGYsIw
“Loh kok gitu pak?”7270Please respect copyright.PENANA8S81QBfqcE
7270Please respect copyright.PENANAr2view5643
“Iya, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7270Please respect copyright.PENANAS6NQdBYFl6
7270Please respect copyright.PENANAOv2JUqe1Vo
“Hmm, iya juga sih”7270Please respect copyright.PENANAXqXZyeRt3N
7270Please respect copyright.PENANAxqRjsiQQmq
“Nah, kalau sekarang, pikiran kamu jauh lebih tenang, dan kamu pasti bisa lebih waspada. Lebih bisa bedain juga, mana yang niatnya tulus, sama mana yang niatnya nyari kesempatan, iya nggak?”7270Please respect copyright.PENANA4ypju9yG6C
7270Please respect copyright.PENANA0dNgydrTox
Lagi-lagi Cita mengangguk. “Bener juga sih pak”7270Please respect copyright.PENANApVanioDbb5
7270Please respect copyright.PENANAh3CG4BVWBh
“Tapi kalau aku bilang sih, kamu ya tetep harus waspada, meskipun sama aku”7270Please respect copyright.PENANAwQtSDyXg7t
7270Please respect copyright.PENANAiHQQWS9OGq
“Kok gitu? Kok malah ngingetin gitu pak?”7270Please respect copyright.PENANAyWrAwSABt0
7270Please respect copyright.PENANACM6JNAgfXe
“Iya, aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7270Please respect copyright.PENANAEMeHhGVlV3
7270Please respect copyright.PENANA8C0wjasjTh
7270Please respect copyright.PENANAmwkitKfkaT
Cita terdiam berpikir sejenak. Apa yang diucapkan oleh pak Bowo cukup masuk akal baginya. Selama ini yang dia lihat pak Bowo memang tidak punya niat buruk padanya. Seringnya pak Bowo main kerumahnya dan ngobrol, omongan pak Bowo selalu terjaga, tidak pernah menyerempet hal-hal pribadi dan yang tak sopan.7270Please respect copyright.PENANAaEGR31JZbE
7270Please respect copyright.PENANA2cLDBrWR6V
Lagian juga, mana mungkin pak Bowo punya niat jelek kalau malah ngingetin aku kayak gini? Batin Cita.7270Please respect copyright.PENANArHDfWKhRdI
7270Please respect copyright.PENANAYX4yXWMOaW
Cukup lama mereka berada ditaman itu. Selain Putra bermain diarea untuk anak-anak itu, mereka juga berkeliling untuk menikmati jajanan yang dijual diarea taman. Sampai akhirnya taman sudah mulai sepi karena satu persatu pengunjungnya mulai pulang. Kini Cita dan pak Bowo berjalan menuju mobil karena mereka juga mau pulang. Pak Bowo menggendong Putra yang sudah tertidur.7270Please respect copyright.PENANA7ngTTX2tVE
7270Please respect copyright.PENANAaOYqBNawB1
Dalam perjalanan pulang mereka tak terlalu banyak ngobrol, takut malah jadinya membangungkan Putra. Sampai didepan rumah Cita, sama saat pertama kali Cita keluar dengan pak Bowo, dengan sigap pak Bowo membukakan pintu karena Cita cukup kerepotan dengan Putra yang tertidur dipangkuannya.7270Please respect copyright.PENANAvc32CZkaKQ
7270Please respect copyright.PENANAeQN86v08xD
Dan kembali pak Bowo meraih tubuh Putra untuk menggendongnya. Cita terkejut dan badannya agak menggelinjang. Lagi-lagi tangan pak Bowo mengenai tubuhnya. Kali ini benar-benar tepat dipayudaranya. Dan jika yang pertama dulu hanya menyentuh sebentar, kali ini lebih lama karena memang posisi Putra yang akan diambil oleh pak Bowo. Cita bahkan sempat mendesis pelan saat tangan pak Bowo terasa agak menekan payudaranya waktu menggeser tubuh Putra sebelum benar-benar diambil pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAwDy9vjsJ0F
7270Please respect copyright.PENANAo2Pl3Cq3j8
Cita menatap pak Bowo, pak Bowopun juga menatap Cita. Pak Bowo menggerakan mulutnya tanpa mengeluarkan suara. “Maaf”7270Please respect copyright.PENANAkSPJDLRROR
7270Please respect copyright.PENANAz7caGzrElR
Cita hanya mengangguk karena menganggap tidak ada kesengajaan dari apa yang pak Bowo lakukan tadi. Citapun kemudian segera turun dari mobil dan berjalan lebih dulu untuk membukakan pintu.7270Please respect copyright.PENANAC9MVjXP7Uo
7270Please respect copyright.PENANAAc6f2FsYhE
7270Please respect copyright.PENANAg7PiiVRNQ0
“Ibu mana?” tanya pak Bowo dengan suara lirih.7270Please respect copyright.PENANALFdleby1gs
7270Please respect copyright.PENANABhDn4t9R4Y
“Udah tidur kayaknya” ucap Cita sambil berjalan kearah kamar ibu mertuanya, yang juga jadi kamar Putra.7270Please respect copyright.PENANAFi0sjPFKGC
7270Please respect copyright.PENANAwMaDWYErVJ
7270Please respect copyright.PENANAoHB3mNgUKt
Cita sedikit memuka pintu kamar untuk mengintip, dan ternyata ibu mertuanya memang sudah tidur. Karena dia tak ingin membangunkan ibu mertuanya yang tadi sempat bilang kalau sedang meriang, diapun terpikir agar Putra tidur dikamarnya saja dengan dia.7270Please respect copyright.PENANAcbdSPFE5GL
7270Please respect copyright.PENANAZl5c3okLzo
7270Please respect copyright.PENANApwhtZhSzXG
“Dikamarku aja pak” bisik Cita, pak Bowo mengangguk.7270Please respect copyright.PENANA0ho6T6Mm1G
7270Please respect copyright.PENANABWzOHQCpVb
7270Please respect copyright.PENANA0v3lO2q4BX
Mereka kemudian menuju ke kamar Cita. Pak Bowo menidurkan Putra diranjang lalu langsung keluar, diikuti oleh Cita. Cita sempat ingin membuatkan pak Bowo minum dan mempersilahkan pak Bowo untuk duduk, tapi pak Bowo melarangnya.7270Please respect copyright.PENANAULFFYEbVFR
7270Please respect copyright.PENANABx07D18IYa
7270Please respect copyright.PENANAv5TsPffpFI
“Nggak usah, aku langsung pulang aja”7270Please respect copyright.PENANAFviYw2Trjh
7270Please respect copyright.PENANA209nj2etQV
“Tapi pak..”7270Please respect copyright.PENANAOFnWUbrysW
7270Please respect copyright.PENANAaTqblAclrz
“Udah malem Cit, nggak enak sama tetangga. Besok, atau lain kali aku datang lagi kesini, masih boleh kan?”7270Please respect copyright.PENANAZBi7PfuQjK
7270Please respect copyright.PENANAgN5JI5cQbr
“Iya pak, boleh kok”7270Please respect copyright.PENANAg910rvOr3L
7270Please respect copyright.PENANAy6btxWlYZy
“Yaudah kalau gitu aku pulang dulu ya”7270Please respect copyright.PENANAH10qwcsjiv
7270Please respect copyright.PENANA6XxcNbMrpV
7270Please respect copyright.PENANA4erUkJbNqd
Cita hanya mengangguk. Dia mengantarkan pak Bowo sampai kedepan pintu, lalu baru masuk lagi setelah mobil pak Bowo menghilang dari pandangannya.7270Please respect copyright.PENANAFn3asOF3G8
7270Please respect copyright.PENANATK3XRdDkof
Didalam kamar, Cita berbaring disamping anaknya yang sudah pulas tertidur. Beberapa kali dia tersenyum mengingat apa yang terjadi hari ini. Dia sangat senang saat melihat wajah bahagia Putra tadi ditaman. Namun dia juga bercampur sedih, memikirkan bahwa anaknya merasa bahagia justru bukan dengan ayahnya. Cita bahkan lupa, kapan terakhir kali Putra tertawa sebahagia itu saat bersama Andi.7270Please respect copyright.PENANADVOg6azr6d
7270Please respect copyright.PENANAum4jBB0YDf
Gara-gara apa yang sudah kamu lakuin, Putra akhirnya malah bisa bahagia karena orang lain mas. Kenapa bukan kamu yang bikin Putra bahagia? Kenapa kamu harus melakukan semua itu? Apa aku harus memaafkanmu mas? Apa kamu bisa berubah setelah keluar dari penjara nanti? Batin Cita.7270Please respect copyright.PENANAAq41Gc5IUC
7270Please respect copyright.PENANAlsUxAdLP8W
Dia masih bimbang untuk memaafkan Andi. Mungkin untuk apa yang dilakukan Andi dengan menampar dirinya dulu, dia bisa memaafkannya. Lagipula dia sudah tidak merasakan lagi rasa sakit dipipinya akibat tamparan itu. Tapi sakit dihatinya masih ada. Tuduhan perselingkuhan yang dilayangkan Andi, yang sama sekali tidak pernah dia lakukan. Lalu ternyata justru Andi yang telah berselingkuh dibelakangnya. Bahkan yang membuat Cita makin marah kepada Andi, adalah apa yang dilakukan Andi kepada Isna.7270Please respect copyright.PENANA5N2HJHCKCi
7270Please respect copyright.PENANApQUtjErdJE
Cita memang marah dan jadi membenci Isna karena telah menjadi selingkuhan Andi. Tapi Cita tidak bisa menerima perlakuan kasar Andi kepada Isna. Dia merasa, dia dan Isna sama-sama perempuan. Dia merasa mereka tidak layak mendapatkan perlakuan kasar seperti yang dilakukan Andi kepada Isna. Bagaimana dia bisa setega itu memukuli wanita? Hal yang selama ini sama sekali tak pernah terbesit dalam bayangan Cita. Andi yang dia kenal tidaklah seperti itu, Andi yang dia kenal adalah pria yang baik dan lemah lembut. Tapi ternyata dibalik itu, Andi ternyata bisa sekejam itu kepada wanita.7270Please respect copyright.PENANAgxJFuWSJ1I
7270Please respect copyright.PENANAdDu5t8j0B4
Memikirkan hal itu rasanya Cita jadi makin kesal kepada Andi. Kalau saja tidak ada Putra, mungkin Cita sudah dari dulu, sejak mengetahui perselingkuhan Andi dulu, dia akan meminta cerai dari Andi. Tapi adanya Putra, membuat semuanya tidak semudah itu dalam pikiran Cita. Ada Putra yang harus dia pikirkan nasib dan masa depannya, yang membuatnya makin bingung sekarang.7270Please respect copyright.PENANAXk0n2GiDW3
7270Please respect copyright.PENANAbF9hVWokV9
Lama dia memikirkan itu, pikirannya jadi teralih dengan apa yang terjadi tadi, saat pak Bowo kembali tanpa sengaja menyentuh tubuhnya, lebih tepatnya menyentuh payudaranya. Ada desiran yang lebih kuat yang Cita rasakan ketimbang yang pertama dulu. Dulu, karena hanya sesaat, hanya membuat Cita merasa geli, itupun sebentar lalu hilang lagi. Tapi yang tadi beda. Meskipun sebenarnya hanya sebentar, tidak lebih dari 3 detik, tapi bagi Cita itu menimbulkan sebuah getaran dalam dirinya.7270Please respect copyright.PENANAjgssSz6dqF
7270Please respect copyright.PENANAjHDySsdbn9
Dia kembali teringat, sudah lebih dari 2 bulan dirinya tidak disentuh oleh Andi. Sebagai wanita normal yang sudah menikah dan sudah mengenal dan merasakan seks, tentunya Cita juga memiliki kerinduan untuk merasakan itu lagi. Selama ini Cita bisa membuang jauh-jauh pikirannya itu. Tapi sentuhan pak Bowo tadi, mau tak mau kembali mengingatkannya akan kerinduannya itu.7270Please respect copyright.PENANAEDetdczbyN
7270Please respect copyright.PENANAyXVkHwABSc
Perlahan tangan Cita bergerak meraba payudaranya sendiri, payudara yang tadi tersentuh oleh pak Bowo. Dia memejamkan mata dan mendesis, tubuhnya juga sedikit menggelinjang. Diremasnya pelan payudaranya, desiran itu makin kuat. Rasanya makin geli, membuat tubuhnya makin bergetar. Payudaranya yang hanya tertutup baju tidurnya tanpa bh, membuat tangannya bisa merasakan puting susunya perlahan mengeras.7270Please respect copyright.PENANAiZE5tvq7rp
7270Please respect copyright.PENANANSZLlNmz0A
Jarinya kemudian menyentuh puting itu dari balik baju tidurnya. Ssssshhhhh… Cita mulai mendesah ringan. Tubuhnya seperti tersengat, beberapa bagian tubuhnya terasa gatal, termasuk kemaluannya. Tangan Cita satunya sudah mulai bergerak kebawah untuk mengelus kemaluannya yang juga hanya tertutup baju tidur tanpa celana dalam. Saat tersentuh, tubuhnya makin bergetar. Ssshhhhh… kembali Cita mendesah, kali ini lebih panjang dari yang tadi.7270Please respect copyright.PENANAj2HVclbHPy
7270Please respect copyright.PENANA9uXFyNwv5o
7270Please respect copyright.PENANABOZeG4oB8z
“Hheempphh… ndaaaa…”7270Please respect copyright.PENANAnK7D5PifuP
7270Please respect copyright.PENANAy6sQrvKRm0
7270Please respect copyright.PENANATWHXuuxOQo
Tiba-tiba Cita terkejut oleh suara gumaman dari Putra. Dia membuka matanya dan melihat kesamping. Putra masih tertidur, dia hanya mengigau saja. Tapi itu sudah sukses untuk menghentikan apa yang Cita lakukan barusan. Sukses membuat Cita yang tadi sudah mulai terbang ke awang-awang jadi turun lagi ke bumi. Bahkan libidonya yang sempat naik langsung turun lagi. Dia seolah tersadar dengan apa yang tadi dia lakukan.7270Please respect copyright.PENANAfnm9oGgPgs
7270Please respect copyright.PENANAZ6UOn19KEY
Astaga, apa yang sudah aku lakukan tadi? Hufh, untung ada Putra. Makasih ya nak, kamu udah ingetin bunda. Batin Cita sambil menatap anaknya, lalu memeluknya dan tidur menyusul Putra ke alam mimpi.7270Please respect copyright.PENANAs95GfHhYPw
7270Please respect copyright.PENANAdFimi0fe0a
*7270Please respect copyright.PENANAdBBLbMiiLH
*7270Please respect copyright.PENANAiahWuOU4pn
*7270Please respect copyright.PENANAuKkYfGF2pM
*7270Please respect copyright.PENANAMf7ucry1bo
7270Please respect copyright.PENANAKrK03CagoD
Waktu berjalan dengan cukup cepat. Secepat itu juga Cita jadi lebih sering tersenyum. Dikantor sikap teman-temannya cukup baik, meskipun masih ada saja 1-2 orang temannya yang pria menggoda dan berusaha agar bisa mengajaknya keluar, tapi sekarang dia sudah tak terlalu memikirkannya. Dia ingat saja kata-kata pak Bowo untuk tak terlalu mempedulikan mereka, karena wajar saja mereka ingin mencari kesempatan dengan tidak adanya suaminya sekarang ini. Asalkan dia tetap hati-hati, dan pria-pria itu tidak keterlaluan padanya.7270Please respect copyright.PENANASftBZDZOFC
7270Please respect copyright.PENANAlJ1ZubNARd
Selain itu, Cita juga jadi lebih ceria tanpa dia sadari adalah karena kehadiran pak Bowo. Sejak malam itu mengajak Cita dan Putra jalan-jalan, pak Bowo memang sempat beberapa kali lagi datang. Tidak terlalu sering, karena pak Bowo bilang tidak enak dengan tetangga kalau dia terlalu sering datang.7270Please respect copyright.PENANAc4F7bXKetf
7270Please respect copyright.PENANAwF3xIuGrpX
Kedatangan pak Bowo tidak pernah mendapat penolakan baik dari Cita maupun dari ibu mertuanya. Kalau dulu alasannya datang karena masih ada hubungannya dengan urusan-urusan Andi, sekarang pak Bowo datang untuk alasan Putra. Ya, tiap kali pak Bowo datang pasti yang pertama kali ditanyakan adalah Putra. Putra sendiri juga makin dekat dengan pak Bowo. Dari yang awalnya takut-takut, kini bahkan sering bertanya kepada Cita kalau pak Bowo beberapa hari saja tidak datang kesana. Putra jadi terlihat lebih bahagia sekarang daripada dibandingkan sebelum Cita dan Andi bermasalah dulu.7270Please respect copyright.PENANAx64cDvtcg8
7270Please respect copyright.PENANAsqD6YQTPBX
Namun tentu saja pak Bowo tidak hanya dengan Putra tiap main kesana. Dia pasti ngobrol dengan Cita juga. Kalau dengan ibu mertua Cita memang agak jarang ngobrol, lebih seringnya dengan Cita. Dari situlah yang membuat Cita kini makin dekat dengan pak Bowo. Dia tak lagi sungkan untuk curhat kepada pak Bowo, terutama mengenai sikap teman-temannya dikantor. Sedangkan untuk masalahnya dengan Andi, Cita memang sering cerita tapi belum terbuka sepenuhnya.7270Please respect copyright.PENANA33RMqo2V4t
7270Please respect copyright.PENANAK2o17Q0ank
Melihat kebahagiaan Putra, tentu saja Cita juga ikut bahagia. Tapi dalam hati dia juga menyimpan rasa sedih. Dia sedih karena justru Putra bisa seperti itu karena orang lain, bukan dari ayah kandungnya sendiri. Dia ingat-ingat lagi, Putra memang pernah tersenyum lebar kalau dengan ayahnya, tapi tidak seperti saat dengan pak Bowo. Beda. Dan demi melihat kebahagiaan anaknya itulah kedatangan pak Bowo tak pernah mendapat penolakan.7270Please respect copyright.PENANAU1SGtpOzsz
7270Please respect copyright.PENANASUTt7nfcVf
Hari minggu siang waktu Cita baru saja selesai menjemur cucian, dia mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Dia sudah cukup akrab dengan suara itu. Mobil pak Bowo. Belum sempat dia apa-apa pak Bowo sudah mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Cita menjawab salam dan membukakan pintu.7270Please respect copyright.PENANAu1yKvfxsV9
7270Please respect copyright.PENANAHs2p2hPz6k
7270Please respect copyright.PENANAShNUWuBqTu
“Siang Cita” sapa pak Bowo tersenyum.7270Please respect copyright.PENANAEvwwFsycqB
7270Please respect copyright.PENANAiug8oLPurk
“Siang juga pak. Mari masuk pak” balas Cita juga sambil tersenyum. “Bawa apa tu pak?” tanya Cita saat dilihatnya pak Bowo membawa plastik hitam.7270Please respect copyright.PENANATYzEV2pr2d
7270Please respect copyright.PENANAqPaBoVHRV5
“Ooh ini bakso, katanya Putra pengen bakso? Mana sekarang dia?”7270Please respect copyright.PENANA0z822SMm2u
7270Please respect copyright.PENANASw15n6mQe6
“Haha dibeliin bener ya? Ya ampun ngerepotin aja sih pak? Dia lagi keluar sama neneknya pak”7270Please respect copyright.PENANAEWl0Y9ozs7
7270Please respect copyright.PENANAtSBzQGuBaS
“Lha semalam kamu bilang dia rewel pengen bakso, ya aku beliin, hehe. Oh keluar tho, kemana emang?”7270Please respect copyright.PENANAmzTBzriRNn
7270Please respect copyright.PENANAN6Y0lm9l6o
“Tadi ke tempat bu Hari, arisan gitu si Putranya diajak”7270Please respect copyright.PENANAmp0u5EI0PM
7270Please respect copyright.PENANAQkopDqeCcs
“Ooh kok bukan kamu yang arisan Cit?”7270Please respect copyright.PENANAFephSPwYoa
7270Please respect copyright.PENANApE6qDWklXQ
“Aku bagian nyuci ama bersih-bersih rumah pak, kasihan kan kalau ibu yang ngerjain”7270Please respect copyright.PENANA17tQkSG4c9
7270Please respect copyright.PENANAf4JYozTdQx
“Iya juga sih. Yaudah ini baksonya simpen dulu aja, taruh di magicom aja biar anget”7270Please respect copyright.PENANA6JFW98mtkH
7270Please respect copyright.PENANAyeDVOgm8sC
“Iya pak”7270Please respect copyright.PENANANY57PIANb1
7270Please respect copyright.PENANAyLxYJPFZMt
7270Please respect copyright.PENANAm849ejtVTk
Cita lalu ke dapur untuk menaruh bakso pemberian pak Bowo. Tadi malam dia memang sempat chating dengan pak Bowo dan mengatakan kalau anaknya lagi rewel minta dibelikan bakso, padahal sudah malam sekali. Tak tahunya malah hari ini pak Bowo datang membawakannya. Cita memang mulai sering komunikasi dengan pak Bowo lewat hp, tapi malah mereka tak terlalu banyak yang diobrolkan kalau sedang chating, lebih enak ketemu langsung katanya.7270Please respect copyright.PENANABCBNN9yJB8
7270Please respect copyright.PENANABslmPoGXLe
Cita kembali ke ruang tamu dengan membawakan minum untuk pak Bowo. Waktu meletakan minuman itu, lagi-lagi pak Bowo mengintip celah belahan dada Cita, yang kali ini terlihat lebih jelas lagi. Sudah sering pak Bowo melakukan itu, karena Cita mulai cuek dengan penampilannya kalau ada pak Bowo bertamu kesini. Hampir selalu dia menemui pak Bowo tanpa jilbab kalau dirumah. Jadi menghidangkan minuman selalu jadi momen pak Bowo mengintip belahan dada Cita.7270Please respect copyright.PENANA3YChKnxW0V
7270Please respect copyright.PENANABXci8s8he9
Tapi kali ini lain, lebih jelas. Hal ini karena hari ini Cita hanya memakai daster rumahan karena memang tadi dia sehabis mencuci pakaian. Daster itu berlengan pendek dan panjangnya tak sampai selutut, tapi memiliki belahan yang cukup lebar. Sehingga ketika Cita menunduk tadi, bahkan dengan jelas pak Bowo bisa melihat sebagian besar payudara putih nan mungil milik Cita yang masih terbungkus bh.7270Please respect copyright.PENANAwIGyaVLigK
7270Please respect copyright.PENANAHVAfyYgzp0
7270Please respect copyright.PENANAFbVcalXHd7
“Diminum pak” ucap Cita.7270Please respect copyright.PENANAstK8ly39Ca
7270Please respect copyright.PENANAqX6F8QijqN
“Iya makasih. Ibu udah lama perginya?”7270Please respect copyright.PENANAyInnaARQZo
7270Please respect copyright.PENANAnq826KgROw
“Belum sih, baru 2 jam”7270Please respect copyright.PENANACI5KZCFlti
7270Please respect copyright.PENANAWDkwjXqimx
“Lah, 2 jam kok baru, udah lama berarti, haha”7270Please respect copyright.PENANA6RXZdnuAE3
7270Please respect copyright.PENANAkzicqFuyBa
“Haha abisnya kalau arisan gitu, pulangnya bisa sampai sore sih pak”7270Please respect copyright.PENANALX8nXWDiV8
7270Please respect copyright.PENANAT2MS9ZgUEg
“Lho emang ngapain aja? Kan cuma arisan doang?”7270Please respect copyright.PENANA4VEhbmZJvX
7270Please respect copyright.PENANAQo53xtmkfg
“Pak Bowo sih nggak tahu acaranya ibu-ibu kalau arisan. Arisannya ya emang cuma bentar, tapi abis itu kan ngobrol, nah itu yang paling lama pak, hehe”7270Please respect copyright.PENANAgU8k6k2OXc
7270Please respect copyright.PENANAwxBaFsJUNq
“Halah, paling ngegosip aja kan?”7270Please respect copyright.PENANA6wpH4fG0aI
7270Please respect copyright.PENANAP8ChbixPHs
“Haha ya begitulah pak. Makanya aku kurang suka ikut arisan, untung ada ibu, hehe”7270Please respect copyright.PENANALIj16Q8Me2
7270Please respect copyright.PENANAIRIdkleAYE
“Gitu ya. Wah, jadi kita punya waktu lumayan lama dong buat berduaan Cit? haha”7270Please respect copyright.PENANA1NlFuy0imT
7270Please respect copyright.PENANA27qB22G7yj
“Haha iya pak”7270Please respect copyright.PENANATs2h5Rcueg
7270Please respect copyright.PENANAbahJ6IWFc4
7270Please respect copyright.PENANAVV2wFObyHC
Cita tak lagi merasa risih hanya berdua saja dengan pak Bowo seperti ini, karena ini bukan pertama kalinya. Dia cukup sering hanya ngobrol berdua dengan pak Bowo seperti ini. Itu terjadi ketika Putra sedang bermain dengan neneknya, atau sedang ditidurkan dikamar oleh neneknya. Yang jelas meskipun hanya ngobrol berdua tapi ibu mertua Cita masih berada disekitaran rumah ini. Tapi ini adalah benar-benar pertama kalinya Cita hanya berdua dengan pak Bowo tanpa ada ibu mertuanya. Tapi, Cita tak risau, karena merasa sudah cukup dekat dengan pak Bowo. Dan karena Cita juga tak punya pikiran negatif kepada pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAtWV5vAtTv8
7270Please respect copyright.PENANA9YfXtdltQK
Mereka banyak ngobrol, hingga Cita mengajak pak Bowo untuk makan siang. Cita menyiapkan semuanya. Dan lagi-lagi, ada saja momen dimana pak Bowo bisa mengintip celah payudara Cita dengan semakin jelas, bahkan sampai beberapa kali. Cita benar-benar tidak menyadarinya, karena dia berpikir positif terhadap pak Bowo. Dan pak Bowo juga sangat menjaga sikapnya kepada Cita.7270Please respect copyright.PENANADL8HbeiEIe
7270Please respect copyright.PENANAXc6z6lqO3d
Selesai makan siang mereka tidak kembali keruang tamu tapi pindah keruang tengah. Disana mereka duduk di satu sofa namun mereka duduk dimasing-masing ujungnya, jadi masih cukup berjarak.7270Please respect copyright.PENANAJAoT03NfIi
7270Please respect copyright.PENANAgtfAUHUm1o
7270Please respect copyright.PENANAP5O0BoJfg4
“Kamu, belum lagi jenguk Andi Cit?” tanya pak Bowo. Suasana ceria mereka langsung berubah.7270Please respect copyright.PENANANeUD4PMNHB
7270Please respect copyright.PENANAbHB4tG8Mdf
Cita menggeleng. “Belum pak”7270Please respect copyright.PENANAZlUUCyFrDT
7270Please respect copyright.PENANATWcUOL697A
“Udah sebulan lebih lho, sekalipun kamu belum jenguk dia di lapas? Kenapa?”7270Please respect copyright.PENANASHpu38Rtbz
7270Please respect copyright.PENANAraH2JpgYqp
7270Please respect copyright.PENANAlk3kE6NiaJ
Cita terdiam sebentar, tatapannya menerawang tak jelas kemana.7270Please respect copyright.PENANApjIfrFdRIi
7270Please respect copyright.PENANAEcJqHvTNns
7270Please respect copyright.PENANABkuAC3wkLG
“Masih marah sama dia?” tanya pak Bowo lagi.7270Please respect copyright.PENANA6mgiBcAJeQ
7270Please respect copyright.PENANA9keVpN7n9r
“Aku nggak tahu pak, tapi, rasanya aku masih belum bisa, atau mungkin belum mau ketemu dia” jawab Cita.7270Please respect copyright.PENANAILjoqVWRrH
7270Please respect copyright.PENANAlNHLpGdfZ3
“Cit, lihat aku” ucap pak Bowo. Cita kemudian menatap pak Bowo. “Kamu mau ngebiarin hatimu itu galau berlarut-larut?”7270Please respect copyright.PENANAD6zqM2BbfT
7270Please respect copyright.PENANAwPxISgoOoH
“Siapa yang galau?” kilah Cita.7270Please respect copyright.PENANAdkeZ2D97kT
7270Please respect copyright.PENANA9O0egTN7hB
Pak Bowo tersenyum. “Kalau kamu nggak galau, kamu pasti udah jenguk Andi. Buktinya, sampai sekarang kamu belum pernah jenguk Andi lagi kan?”7270Please respect copyright.PENANAe3Qi9HjGxo
7270Please respect copyright.PENANAu0g9qGADXo
7270Please respect copyright.PENANACGcj8aaB0H
Cita menunduk, lalu menggelengkan kepalanya.7270Please respect copyright.PENANAZAW8BznyZS
7270Please respect copyright.PENANA3g5Bn5tLlO
7270Please respect copyright.PENANAaE0HWJO1c2
“Kamu tahu nggak Andi sekarang gimana kabarnya? Gimana kondisinya sekarang?”7270Please respect copyright.PENANASW40zp34Px
7270Please respect copyright.PENANAahPcmLAGST
7270Please respect copyright.PENANAh3u7o4Sajb
Kembali, Cita menggelengkan kepalanya.7270Please respect copyright.PENANAtiEz7vHGUA
7270Please respect copyright.PENANAq6yNIUtE2L
7270Please respect copyright.PENANAqoc6krBIyS
“Apa kamu nggak pengen tahu?”7270Please respect copyright.PENANAWMJBCS2l1c
7270Please respect copyright.PENANAVq79yS0Cur
7270Please respect copyright.PENANAwe7cnjkweF
Kali ini Cita diam, tapi masih tetap menunduk. Tiba-tiba saja pak Bowo meraih tangan Cita, dan menggenggam lembut telapak tangannya.7270Please respect copyright.PENANAJJsFR8ykJf
7270Please respect copyright.PENANAkA7kfyv1Dr
7270Please respect copyright.PENANApM2ULDqSgB
“Cita, sebenarnya apa yang kamu mau dari semua ini?”7270Please respect copyright.PENANA7AhACkdfTv
7270Please respect copyright.PENANAbkBetTQCQe
7270Please respect copyright.PENANAaOTzFo2bXc
Cita menggelengkan kepala, tanda bahwa dia masih belum tahu apa yang diinginkan, belum tahu apa yang harus diputuskan dari semua masalah yang dia hadapi.7270Please respect copyright.PENANA7j0BXePxmG
7270Please respect copyright.PENANAFMUNms889L
7270Please respect copyright.PENANA1LQLX18DpT
“Coba kamu jawab jujur, dari dasar hatimu yang paling dalam. Kamu udah maafin Andi belum?” tanya pak Bowo sambil meremas lembut tangan Cita.7270Please respect copyright.PENANA3KfISC7fWC
7270Please respect copyright.PENANAZWcyO6GBCb
7270Please respect copyright.PENANASmK6s5Psry
Cita terdiam sebentar, berpikir. Dia mencoba benar mencari jawaban yang sesungguhnya dari pertanyaan pak Bowo tadi. Dan perlahan, dia menggelengkan kepalanya.7270Please respect copyright.PENANA8y8MFohbOe
7270Please respect copyright.PENANAACoMZ7Y49z
7270Please respect copyright.PENANAOyg7ibvIzB
“Belum memaafkan dia? Apa yang paling bikin kamu masih belum bisa maafin dia?”7270Please respect copyright.PENANAXMOqq6uDq1
7270Please respect copyright.PENANA2GjHs4mwUg
7270Please respect copyright.PENANAhyvfqXkgKR
Cita terdiam lagi. Sebenarnya, pilihan jawaban sudah ada dikepalanya. Tuduhan Andi padanya, kekerasan yang dilakukan Andi padanya, perselingkuhan Andi dibelakangnya, dan apa yang sudah dilakukan Andi kepada Isna. Tapi, dia bimbang untuk memilih, mana yang harus dia katakan untuk mewakili perasaannya saat ini.7270Please respect copyright.PENANAtTanwFVKcm
7270Please respect copyright.PENANAsyG0s80ECE
Pak Bowo kembali meremas tangan Cita dengan lembut, yang perlahan-lahan membuat perasaan Cita jadi lebih tenang, jadi lebih damai. Tapi disisi lain, entah bagaimana remasan itu justru membuat keempat hal yang telah dilakukan Andi yang masih membuatnya belum bisa memberi kata maaf, muncul perlahan satu demi satu, dan semakin jelas. Semakin lama semakin jelas, hingga akhirnya membuat matanya perih, perlahan berkaca-kaca, dan badannya mulai sedikit bergetar.7270Please respect copyright.PENANAkYs4DcWo2z
7270Please respect copyright.PENANA0pi5IqEJjV
7270Please respect copyright.PENANAduCDDitCy0
“Sini” ucap pak Bowo sambil merengkuh tubuh Cita kepelukannya.7270Please respect copyright.PENANAvtQDtqr7VO
7270Please respect copyright.PENANAtRlMr950f5
7270Please respect copyright.PENANALYWsWmpa79
Untuk pertama kalinya Cita dipeluk oleh pak Bowo. Dia tidak menolak. Malah, ketika kepalanya menempel didada pak Bowo, air matanya turun tak tertahankan. Dia menangis. Pak Bowo terus merangkulnya. Tangan kirinya mengusap-usap kepala Cita, sedangkan tangan kanannya mengusap lembut lengan dan punggung Cita bergantian. Dia biarkan Cita menangis meluapkan segala keresahan dan kesedihannya.7270Please respect copyright.PENANAZMJg8t9KfT
7270Please respect copyright.PENANAW2kTnENRft
7270Please respect copyright.PENANAnmQlJWmk1t
“Hiks hiks paak.. hiks hisk..”7270Please respect copyright.PENANAoRDS46q2L6
7270Please respect copyright.PENANA0DqKCbsbfY
“Ssstt.. udah nangis aja dulu, keluarin semuanya sampai kamu lega” ucap pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAosyreV2730
7270Please respect copyright.PENANAOtEfyV8LpP
7270Please respect copyright.PENANA1N7lMt7R6o
Cita tak jadi bicara, dan kembali menangis. Menenggelamkan kepalanya didada pak Bowo, membuat dada lelaki itu perlahan mulai terasa basah. Pak Bowo membiarkan saja Cita menangis sepuasnya. Dia juga tak bicara apapun untuk menenangkan Cita, hanya terus memeluk dan mengusap kepala dan punggung Cita saja.7270Please respect copyright.PENANAOY7kVwyHvO
7270Please respect copyright.PENANAey3WSgmzTZ
Sudah hampir 10 menit akhirnya tangisan Cita mereda, tapi masih sisa sedikit sesenggukan. Dia masih belum juga menarik kepalanya dari pelukan pak Bowo. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan lelaki itu. Biasanya, kalau dia menangis dipelukan Nada, dia juga bisa merasa plong. Tapi kali ini beda, lebih damai, lebih hangat.7270Please respect copyright.PENANAsInyWykxZm
7270Please respect copyright.PENANAYzLl8YumU3
7270Please respect copyright.PENANAzz3tKAsOdr
“Udah nangisnya?” tanya pak Bowo. Cita hanya mengangguk.7270Please respect copyright.PENANAOn1MIhRdAo
7270Please respect copyright.PENANAkaxJUnhsF5
“Udah puas?” tanya pak Bowo lagi, dan Cita mengangguk lagi.7270Please respect copyright.PENANAIaqfXN6hyy
7270Please respect copyright.PENANALh8Axhb1L2
“Bagus deh, jadi kan nggak makin basah bajuku” ucapnya berkelakar.7270Please respect copyright.PENANAf6mTyyz9nH
7270Please respect copyright.PENANAvjiMMC79iD
“Iiih apaan sih” balas Cita malu-malu, dan malah menenggelamkan kepalanya didekapan pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAlmitFZNUGW
7270Please respect copyright.PENANA3tfAdgy74p
“Jadi, udah mau cerita sekarang?” tanya pak Bowo sambil sedikit mendorong tubuh Cita agar terlepas dari pelukannya. Dia meraih wajah Cita, lalu menyeka sisa air mata wanita itu.7270Please respect copyright.PENANAMoeDOxP2Qf
7270Please respect copyright.PENANA1QTz8ef1z2
7270Please respect copyright.PENANABzIFLQDk8q
Cita sudah mulai tenang. Dia mengatur nafasnya. Menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskanya. Dia melakukannya beberapa kali, sampai debaran didadanya akibat tangisannya tadi berangsur mereda dan normal.7270Please respect copyright.PENANATkhC44xGSG
7270Please respect copyright.PENANAhG1emn8FSE
7270Please respect copyright.PENANAoxgTsudLrG
“Sebenarnya, aku bingung pak” ucap Cita.7270Please respect copyright.PENANAfKna8DvgX1
7270Please respect copyright.PENANAg2MidAgMVK
“Bingung gimana?”7270Please respect copyright.PENANAQCAcXfWPMT
7270Please respect copyright.PENANAduDXW82YKy
“Ada beberapa hal, yang dilakukan sama mas Andi, yang membuatku susah untuk memaafkannya”7270Please respect copyright.PENANA0xlJBgxeZ0
7270Please respect copyright.PENANAaAh5yjbMqK
“Aku punya banyak waktu kok buat dengerin cerita kamu” ucap pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAQxk8rJTtID
7270Please respect copyright.PENANAvZYK4ZNglF
7270Please respect copyright.PENANA6KnxG5CtEa
Cita menatapnya sejenak. Dia menimbang-nimbang, apakah harus menceritakannya pada pak Bowo atau tidak. Dia sudah menceritakan semua yang dia rasakan itu ke Nada, tapi selama ini Nada hanyalah menjadi pendengar yang baik bagi Cita. Tak banyak solusi yang diberikan oleh Nada. Tapi yang pasti Nada akan selalu ada dan mendukung semua keputusan Cita nantinya.7270Please respect copyright.PENANAmBYI01gYoZ
7270Please respect copyright.PENANAPGMJm9Lrdx
Kali ini dia berpikir, apakah dengan cerita pada pak Bowo dia akan mendapatkan respon yang lain? Kalau hanya seperti Nada, percuma saja dia cerita. Justru akan makin banyak orang yang akan tahu aib rumah tangganya. Tapi disisi lain, Cita butuh saran, butuh solusi. Dan mungkin, pak Bowo bisa memberinya itu. Pak Bowo lebih tua, dan mungkin lebih dewasa, pandangan dia dari sudut pandang laki-laki mungkin ada gunanya, pikir Cita.7270Please respect copyright.PENANAACkoPtRP10
7270Please respect copyright.PENANAohAgtELHkq
7270Please respect copyright.PENANA2IBdPFK9XG
“Paling nggak, ada 4 hal yang masih bikin aku susah maafin dia pak. Dan ya memang, masalah kami berawal dari keempat hal itu” ucap Cita.7270Please respect copyright.PENANAnm3xorMfXw
7270Please respect copyright.PENANAHvjdtW9PTp
“4? Banyak amat? Bisa dikorting nggak? Hehe”7270Please respect copyright.PENANAUo8AEktyUe
7270Please respect copyright.PENANApXSjNcL1an
“Pak Bowo iihh.. serius ini. Jadi mau dengerin nggak sih?” ucap Cita kesal, tapi tak ayal dia ikut tersenyum juga.7270Please respect copyright.PENANA7JnKjSn4ZR
7270Please respect copyright.PENANAVyr5vRy8ul
“Hahaa iya iya, bercanda Cit, biar kamu nggak sepaneng gitu. Yaudah cerita, apa aja keempat hal itu?”7270Please respect copyright.PENANAaLljxNxi0E
7270Please respect copyright.PENANA92j0gXeoq2
“Hmm, soal tuduhan mas Andi ke aku, perselingkuhan dia, kekerasan dia ke aku dan ke Isna”7270Please respect copyright.PENANA3Rb5IGJqKJ
7270Please respect copyright.PENANAWx4nlwxA0Z
“Tunggu tunggu. Kalau soal tuduhan, perselingkuhan dia dan kekerasan dia sama Isna, aku udah tahu. Terus, kekerasan dia ke kamu, itu maksudnya gimana? Dia kasar sama kamu gitu?” tanya pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAXtxnOVScKz
7270Please respect copyright.PENANAakLmSOxcfx
7270Please respect copyright.PENANADTRUwrPIsz
Jelas saja pak Bowo hanya pura-pura tidak tahu. Karena nyatanya dia sudah tahu semua itu. Dari siapa lagi kalau bukan dari Isna, yang mendapat cerita langsung dari Andi. Kekerasan yang dimaksud Cita pastinya adalah soal tamparan-tamparan itu, dan juga waktu Andi menyetubuhi Cita dengan kasar 2 kali.7270Please respect copyright.PENANAvBzgJkkooN
7270Please respect copyright.PENANARGpz5KpPJv
7270Please respect copyright.PENANAHyNtcbHU5O
“Iya pak. Dia pernah namparin aku buat maksa aku ngaku kalau aku udah selingkuh”7270Please respect copyright.PENANAeJPhqHHaHq
7270Please respect copyright.PENANAJVJvebx5X0
“Apa? Gila si Andi! Sampai segitunya dia ke kamu?” ucap pak Bowo, pura-pura marah.7270Please respect copyright.PENANACt23oT6k3u
7270Please respect copyright.PENANAoo5M6xJaWN
“Iya pak”7270Please respect copyright.PENANAaQiv6khfIS
7270Please respect copyright.PENANAUwbyx8a6oJ
“Terus, kamu gimana?”7270Please respect copyright.PENANA66oQp4SBWI
7270Please respect copyright.PENANAJqKJ1Q7Bj7
“Gimana apanya? Ngaku kalau aku selingkuh? Ya nggak lah, orang aku sama sekali nggak pernah selingkuh kok”7270Please respect copyright.PENANARvmVX5l55O
7270Please respect copyright.PENANAtonBZhM1rZ
7270Please respect copyright.PENANAeIlBF0Qnp1
Pak Bowo cuma geleng-geleng kepala. Dimata Cita, pak Bowo menggelengkan kepala itu karena tak habis pikir dengan kelakuan Andi. Padahal sebenarnya yang pak Bowo pikirkan adalah bahwa ternyata memang benar-benar tidak pernah berselingkuh dibelakang Andi. Dan tentu saja ini membuatnya gembira, karena itu artinya Cita bersih, belum disentuh oleh siapapun kecuali Andi, yang dia tahu dari Isna kalau penis Andi itu kecil. Makin terbuka lebar kesempatan buatnya untuk memuaskan Cita dan membuat Cita lupa kepada Andi.7270Please respect copyright.PENANAdc9hQynWGN
7270Please respect copyright.PENANAT5S1J1MZRx
7270Please respect copyright.PENANAUWvOxEQuOz
“Aku udah coba berkompromi pak. Tapi gimana ya, rasanya sebagai wanita, aku tuh ngerasa kalau direndahin, dan itu yang bikin aku masih belum bisa terima” ucap Cita, yang matanya terlihat kembali berkaca-kaca.7270Please respect copyright.PENANAOQfKEVPp4s
7270Please respect copyright.PENANAi163pZoMe5
“Bener-bener bodoh si Andi itu” gumam pak Bowo perlahan, tapi masih cukup untuk bisa didengar Cita.7270Please respect copyright.PENANAzZZytUdGlw
7270Please respect copyright.PENANAiquklbbvi2
7270Please respect copyright.PENANADfNg8MIXuD
Cita mengangguk, mengiyakan kata-kata pak Bowo, meskipun maksud mereka berbeda. Cita menganggap, maksud pak Bowo adalah kebodohan Andi dengan semua prasangkanya sampai membuat justru dirinya sendiri yang selingkuh. Tapi lagi-lagi dikepala pak Bowo beda. Dia menganggap Andi bodoh karena sudah menyia-nyiakan istri seperti Cita. Sebuah kebodohan yang justru akan berbuah menyenangkan untuknya.7270Please respect copyright.PENANA3OUQjypT8D
7270Please respect copyright.PENANAsaU4ryBi7j
7270Please respect copyright.PENANAvDYxiYQGYB
“Aku emang belum lama kenal Andi, tapi aku beneran nggak nyangka kalau dibalik sikapnya yang kalem itu, dia bisa sekasar itu sama cewek. Aku pikir cuma ke Isna, tapi ternyata ke kamu juga” ucap pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAEd4DR3nBwB
7270Please respect copyright.PENANAih5A84JJHx
“Jangankan pak Bowo, aku yang udah lebih lama kenal dia aja beneran nggak nyangka kok” sahut Cita.7270Please respect copyright.PENANAhXcOOhbaRf
7270Please respect copyright.PENANAmtB1gTV96g
7270Please respect copyright.PENANA0kYu2eMBsr
Waktu pak Bowo mau bertanya lagi pada Cita, dia melihat air mata Cita mulai meleleh lagi. Cita kembali menangis. Kali ini tanpa direngkuh oleh pak Bowo, Cita sendiri yang membenamkan kepalanya didada lelaki itu.7270Please respect copyright.PENANArh4XsCO6Wt
7270Please respect copyright.PENANA4bNAGs8rCH
7270Please respect copyright.PENANAzp50KE9xtp
“Hiks, kenapa sih pak mas Andi sebodoh itu? Kenapa dia nggak percaya sama aku?”7270Please respect copyright.PENANAq0XPBIJFbZ
7270Please respect copyright.PENANAHDkQJvqtng
7270Please respect copyright.PENANALXuUYQOIOU
Cita mulai kembali mengeluarkan uneg-unegnya, luapan emosinya.7270Please respect copyright.PENANAxbdH1FwY7L
7270Please respect copyright.PENANA9BZGCDLc3B
7270Please respect copyright.PENANAABP4EHrs5Z
“Kenapa dia nggak bisa percaya sama aku? Kenapa dia nggak bisa mikir kalau aku nggak mungkin menghianatinya?”7270Please respect copyright.PENANAgEWL2eaYT6
7270Please respect copyright.PENANAr3SSMQ1csS
Pak Bowo mulai mengusap kepala Cita lagi. “Mungkin dia takut kehilangan kamu Cit” ucap pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAA2XRNb1956
7270Please respect copyright.PENANAytnrFMaqBQ
“Tapi nggak gini caranya pak. Apa dia nggak mikirin Putra? Apa dia nggak mikir gimana jadinya Putra kalau nanti kami pisah cuma gara-gara kebodohan dan keegoisan dia? Apa dia nggak kasihan sama Putra?”7270Please respect copyright.PENANAD1GJcXhf6m
7270Please respect copyright.PENANAAq4XSfo01Q
“Waktu sama dia, Putra nggak pernah bisa sebahagia waktu sama pak Bowo. Padahal dia ayah kandungnya. Kenapa dia nggak mikirin anaknya sendiri? Kalaupun dia curiga sama aku, apa nggak ada sedikitpun Putra didalam kepalanya?”7270Please respect copyright.PENANAiQ5Ulq8KyZ
7270Please respect copyright.PENANADxvxyIq4lZ
7270Please respect copyright.PENANArdcpDuKr90
Deg. Pak Bowo terkejut mendengar kata-kata Cita. Putra tak pernah sebahagia itu ketika bersama Andi? Putra lebih bahagia bersamanya? Pak Bowo hanya bisa diam.7270Please respect copyright.PENANAyTXPVCl3dC
7270Please respect copyright.PENANACCNP1r7VEQ
7270Please respect copyright.PENANAlKtknWSh7w
“Jujur pak, mungkin kalau nggak ada Putra, aku udah pergi. Aku udah balik ke orang tuaku. Aku udah minta pisah sama dia. Tapi ada Putra, yang membuatku masih bisa bertahan sampai sekarang. Aku masih mikirin Putra. Tapi apa dia mikirin Putra?”7270Please respect copyright.PENANAXVaSwCIZs7
7270Please respect copyright.PENANAxnEOKMG66a
7270Please respect copyright.PENANAGDinoKrdRG
Dada pak Bowo berdetak hebat. Sebuah perasaan yang sudah sangat lama tidak dia rasakan. Ucapan Cita membuatnya teringat akan momen-momen kebersamaannya dengan Putra. Memang tujuannya bisa dekat dengan Putra adalah untuk bisa mengambil hati Cita. Tapi selama ini dia tulus dengan Putra. Mungkin hanya saat pertama kali mengajak ke waterpark saja yang tidak tulus, tapi selebihnya, dia benar-benar menikmati waktunya dengan Putra.7270Please respect copyright.PENANAXGaNE57Rqc
7270Please respect copyright.PENANAMA0vc74izd
7270Please respect copyright.PENANAMTkeDw6S0S
“Putra itu anaknya mas Andi, kenapa Putra malah lebih bahagia sama pak Bowo? Hiks” ucap Cita sambil memukul-mukul ringan dada pak Bowo, yang sama sekali tak dihentikan oleh lelaki itu. Dia membiarkan saja Cita melakukannya, menumpahkan segala rasa kesalnya.7270Please respect copyright.PENANAOj96chcMrB
7270Please respect copyright.PENANAGpp9tIhXLO
7270Please respect copyright.PENANATY1SvpjtJf
Setelah itu, yang terdengar dari mulut Cita hanyalah tangisan, yang jauh lebih lama dari yang tadi. Pak Bowo sama sekali tak bisa menjawab semua ucapan Cita. Semua akal bulusnya seperti sirna. Dekapannya ke tubuh Cita makin erat, tapi tulus. Citapun bahkan membalas pelukan pak Bowo. Jelas terasa oleh pak Bowo bagian tubuh Cita, terutama payudaranya menempel ditubuhnya. Tapi, pikirannya sedang tidak kesitu sekarang. Dia tak peduli, dia sedang memikirkan hal lain. Memikirkan kata-kata Cita tentang Putra.7270Please respect copyright.PENANAPjUR6oLSKX
7270Please respect copyright.PENANAnuDR7mkYKH
Dan kemudian pak Bowo pikiran pak Bowo melayang ke belasan tahun silam. Waktu itu anaknya juga seusia Putra. Dia saat itu sangat bahagia, apalagi jika melihat anaknya tersenyum lepas. Momen yang belasan tahun lalu itu, ternyata terulang kembali saat dia melihat Putra. Dari kemarin-kemarin pak Bowo tidak memikirkan hal itu, tidak kepikiran lebih tepatnya. Tapi kata-kata Cita tadi seakan menyadarkannya, bahwa dia juga mulai menikmati kebersamaanya dengan Putra, dia jadi sadar kalau dia juga jadi sangat bahagia ketika melihat Putra bahagia.7270Please respect copyright.PENANAzswvP0psOY
7270Please respect copyright.PENANA33SmAxQHgv
Bermenit-menit berlalu hanya dilalui dengan suara tangisan Cita. Tak ada lagi sepatah katapun terucap dari mereka berdua. Sampai akhirnya kembali tangisan Cita mereda. Namun mereka masih berpelukan cukup erat. Beberapa saat kemudian, nafas Cita terdengar lembut dan tenang. Pak Bowo menggerakan kepalanya, melirik Cita, dikiranya Cita sudah tertidur karena kecapekan menangis, ternyata tidak.7270Please respect copyright.PENANAWkKyHqcP0U
7270Please respect copyright.PENANAoP1sScAJtp
7270Please respect copyright.PENANAaXn3Bm1t08
“Cita”7270Please respect copyright.PENANARTua1kPnKy
7270Please respect copyright.PENANAyETMm6mwHW
“Hemm?” Cita menatap pak Bowo. “Maaf ya pak, bikin kaosnya makin basah, hehe” sambungnya.7270Please respect copyright.PENANAs8SzwGTiel
7270Please respect copyright.PENANAJH6XbQs5Wr
“Haha nggak papa. Yaudah, itu daster kamu benerin dulu” ucap pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANATOU6cbBjEh
7270Please respect copyright.PENANAfgzPPvcR4H
7270Please respect copyright.PENANA0Uq96SLQKI
Cita langsung melirik daster yang dia pakai. Ternyata, gara-gara gerakan memukul-mukulnya pada pak Bowo tadi tanpa dia sadari membuat dasternya bergeser hingga ke samping, memperlihatkan pundah kanan Cita yang putih dan mulus, juga termasuk tali bh berwarna hitamnya yang sangat kontras dengan warna kulitnya. Bukannya buru-buru membenarkan dasternya, Cita malah menatap pak Bowo lagi.7270Please respect copyright.PENANAGuGzlSHN1E
7270Please respect copyright.PENANAvfcSsOsyAh
7270Please respect copyright.PENANArRyJmDi5FL
“Kok malah diem? Nggak mau dibenerin dulu itu dasternya? Atau mau ngasih tontonan ke aku ya?” goda pak Bowo membuat Cita tersenyum.7270Please respect copyright.PENANA44ihDFGxcx
7270Please respect copyright.PENANAMLNnKPkxqD
7270Please respect copyright.PENANAfbTFFbO2Yb
Tapi Cita masih tak melakukan apapun, hingga kemudian malah tangan pak Bowo yang bergerak. Tangannya bergerak menyusuri lengan Cita, hingga berhenti dipinggiran kerah dasternya disamping pundak. Dia kaitkan jarinya dikain itu, dan sedikit menariknya. Cita hanya diam saja, namun dadanya berdebar sangat kencang, menebak-nebak apa yang dilakukan pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAMCmHDwHgvh
7270Please respect copyright.PENANACGeOxLFXle
Dia mau ngapain? Apa dasterku mau digeser biar makin terbuka? Atau malah mau dipelorotin sama dia biar tubuhku makin terlihat? Dia udah beberapa kali melihat pundakku, apa mungkin dia mau lihat lebih banyak lagi? Kalau dia melakukan itu, aku harus gimana? Apakah aku harus menahan tangannya? Marah padanya? Atau aku biarkan saja? Aku harus gimana? Batin Cita.7270Please respect copyright.PENANAzVCIMouGvn
7270Please respect copyright.PENANAGdzri3oQEP
Pak Bowo memang sudah beberapa kali melihat pundak Cita waktu dia hanya memakai tanktop. Dan selama ini, yang Cita lihat dari pak Bowo, lelaki itu tak pernah mencuri-curi kesempatan untuk menyentuhnya. Kalau hanya melihat, Cita rasa itu masih wajar. Tapi saat ini, pikirannya membayangkan apa yang mau dilakukan pak Bowo. Terlebih saat ini mereka hanya berdua saja dirumah.7270Please respect copyright.PENANAzfyklsTuvj
7270Please respect copyright.PENANAoRfTejbw2s
Cita yang masih menanti, mulai merasakan tangan pak Bowo bergerak. Debaran didadanya kian kencang. Satu sisi hatinya menyuruh untuk menghentikan tangan pak Bowo, sisi lainnya menyuruh untuk membiarkan saja. Cita tak mengerti perasaan apa ini. Tapi dia hanya diam saja.7270Please respect copyright.PENANA3DRrDxuVBj
7270Please respect copyright.PENANAam92nkj4ZM
Akhirnya, tangan pak Bowo benar-benar menggeser daster Cita. Tapi ternyata tidak seperti yang Cita pikirkan. Cita sampai menoleh lagi kebagian pundaknya. Daster itu digeser pak Bowo kembali ketempat seharusnya, menutupi pundak dan tali bhnya. Cita kemudian menatap pak Bowo yang ternyata sedang tersenyum kepadanya.7270Please respect copyright.PENANAkvZWbX0Yvd
7270Please respect copyright.PENANAOooMbyUfpI
Citapun membalas senyuman pak Bowo. Mereka hanya terdiam tanpa kata. Dan kini, wajah mereka ternyata sudah begitu dekat. Debaran jantung mereka sangat kencang saat ini. Ya benar, mereka. Bukan hanya Cita saja, tapi pak Bowo juga. Pak Bowo sendiri tak mengerti kenapa dia merasakan seperti ini.7270Please respect copyright.PENANAdxzXWSbuMO
7270Please respect copyright.PENANAZvqkJqA4bH
Wajah mereka perlahan kian mendekat. Semakin dekat, semakin kencang debaran jantung mereka. Masing-masing bahkan bisa merasakan nafas orang yang ada dihadapan mereka. Perlahan, Cita menutup matanya, dan bibirnya sedikit terbuka. Pak Bowo tahu itu, sebuah kesempatan emas yang dia tunggu-tunggu. Sebuah umpan matang kepada dirinya yang berdiri bebas didepan gawang. Tapi entah kenapa, tiba-tiba dia ragu.7270Please respect copyright.PENANAyrstiY0Zz4
7270Please respect copyright.PENANAxaKENvzKdp
Cuuuup…7270Please respect copyright.PENANAh4d1vgLrSp
7270Please respect copyright.PENANADdJYWUtQ3R
Cita makin agak tersentak, lagi-lagi apa yang terjadi tidak seperti apa yang dia bayangkan. Sebuah kecupan halus dan lembut mendarat dikeningnya. Dikening, bukan dibibir. Sekitar 3 detik dia merasa keningnya dikecup, sampai akhirnya bibir itu meninggalkan keningnya, dan diapun membuka matanya. Yang pertama dilihatnya, adalah senyuman dari pak Bowo, yang membuat wajahnya menghangat. Pak Bowo bisa melihat, pipi putih Cita mulai merona merah.7270Please respect copyright.PENANApEHSeHe2C5
7270Please respect copyright.PENANAv1zYLvKKln
Tak tahan dipandangi pak Bowo, Cita langsung mengarahkan kepalanya kedada pak Bowo lagi, sambil tangannya memeluk erat tubuh pria itu. Tak bisa dijelaskan bagaimana rasa didalam hatinya. Yang jelas dia malu. Tapi juga nyaman, tenang dan damai untuk saat ini. Terlebih saat dia mendapat balasan pelukan yang cukup erat dari pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAKHLixKPSf6
7270Please respect copyright.PENANADAaxV2Jicf
7270Please respect copyright.PENANAZCtRugImRX
“Cita”7270Please respect copyright.PENANAHNWjOsgYh2
7270Please respect copyright.PENANAE7PjJhFBUJ
“Iya pak”7270Please respect copyright.PENANAYzw5WMmxLB
7270Please respect copyright.PENANAulsdwUTOnJ
“Cuci muka sana gih”7270Please respect copyright.PENANAcpuazghaO4
7270Please respect copyright.PENANAp7s5K6iede
“Eemm entar dulu aahh” jawab Cita dengan nada manjanya.7270Please respect copyright.PENANAlKHi7Esud1
7270Please respect copyright.PENANAJpiP70oIUX
“Buruan, entar ibu sama Putra pulang lho”7270Please respect copyright.PENANAJ044499oAt
7270Please respect copyright.PENANAfIdKMF30iO
“Oh iya” tiba-tiba Cita tersentak, lalu menatap jam dinding.7270Please respect copyright.PENANAgdOP4gp4DA
7270Please respect copyright.PENANAfLqvcZlMf4
7270Please respect copyright.PENANAARKGPijOcX
Astaga, udah jam segini. Ya ampun, untung diingetin pak Bowo. Batin Cita.7270Please respect copyright.PENANAWnEnmBtV8H
7270Please respect copyright.PENANAnQRIoMRhYp
Buru-buru Cita berdiri dan langsung ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Sebelumnya dia sempat melihat wajahnya dicermin, dan memang terlihat sekali mata sembabnya juga bekas lelehan air mata dipipinya.7270Please respect copyright.PENANABSslQp6xyg
7270Please respect copyright.PENANAj2SSPhGVkv
Dikamar mandi, setelah cuci muka Cita tak langsung keluar. Dia terdiam, merenung mengingat apa yang terjadi tadi. Dia tak mengerti, kenapa dirinya sempat ada harapan pak Bowo melakukan yang lain daripada yang terjadi tadi. Dia tak mengerti kepada dirinya sendiri, yang bahkan sudah bersiap jika saja bibirnyalah yang tadi mendapat kecupan dari pak Bowo. Dia benar-benar tak mengerti dengan situasi tadi, kenapa dirinya bisa sedekat itu dengan pak Bowo. Tapi, kemudian bibirnya tersenyum, karena dia mengingat kata-kata pak Bowo tempo hari.7270Please respect copyright.PENANAp9KhinFlyN
7270Please respect copyright.PENANAD6FH0mZmot
7270Please respect copyright.PENANADRzFnFGsB7
“Kalau aku nyari kesempatan, udah dari dulu aku ajakin kamu cuma berdua aja tanpa ngajak Putra. Kalau dulu, kamu pasti lebih gampang diajak, karena kamu dulu pasti pikirannya masih kalut, jadi nggak bisa mikir panjang, nggak bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Jadi aku lebih gampang buat pengaruhin kamu, iya kan?”7270Please respect copyright.PENANAkJZmm0KCIx
7270Please respect copyright.PENANAGWl0S7BTQ5
7270Please respect copyright.PENANALb7Y5gmpV3
Itu adalah kata-kata yang diucapkan pak Bowo ketika mereka mengajak Putra jalan-jalan kesebuah taman dipinggiran kota. Saat itu mereka sedang membahas tentang teman kantor Cita yang sering menggodanya, yang kelihatannya sedang mencari kesempatan.7270Please respect copyright.PENANA4Es5B13pdC
7270Please respect copyright.PENANAMdjRfQGrq7
Kalau memang pak Bowo mencari kesempatan, pasti tadi kejadiannya udah lain. Bisa-bisa, dia bener-bener pelorotin daster aku, apalagi aku cuma diem gitu aja tadi. Batin Cita. Dia kemudian teringat kata-kata pak Bowo yang lain, yang juga diucapkan malam itu.7270Please respect copyright.PENANAMYOs6yHeXl
7270Please respect copyright.PENANAZ0gu8yceX5
7270Please respect copyright.PENANAXNzkFGtNBr
“Aku ingetin ini ke kamu karena aku emang nggak punya niat buat nyari kesempatan dalam kesempitan. Tapi aku kan orang biasa Cit, yang suatu saat bisa aja berubah. Niatku yang baik, bisa aja suatu saat nanti berubah jadi buruk. Kalau kamu nggak waspada, coba bayangin apa yang akan terjadi?”7270Please respect copyright.PENANAs6r2EIrpjb
7270Please respect copyright.PENANA4FuelrrHOF
7270Please respect copyright.PENANACG7cu4YxMb
Iya bener. Kalau dia emang punya niat jelek sama aku, nggak mungkin dia malah ngingetin aku. Dan yang pasti, nggak mungkin tadi dia malah benerin dasterku. Tapi, kenapa pak Bowo bersikap seperti itu kepadaku? Kenapa aku begitu nyaman berada didekatnya? Kenapa aku tadi bisa semanja itu dipeluk sama dia? Batin Cita.7270Please respect copyright.PENANAdELtkG3HG0
7270Please respect copyright.PENANArXb5NN3BRV
Banyak pertanyaan dikepalanya, yang hanya berputar-putar saja tanpa dia tahu pasti apa jawabannya. Dia masih belum berani menarik kesimpulan, tentang apa yang dia rasakan, atau apa tujuan pak Bowo bersikap seperti itu kepadanya. Tapi kemudian dia tersenyum. Dia tidak ingin menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya itu untuk saat ini. Dia hanya ingin menikmatinya. Menikmati kenyamanannya saat bersama dengan pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANA94iiMhTWyE
7270Please respect copyright.PENANA7e9nUUNFA0
Tok.. tok.. tok..7270Please respect copyright.PENANA8YoFDJPDo5
7270Please respect copyright.PENANAuXenWl9PDX
7270Please respect copyright.PENANAXMQYjivJzi
“Cita..” tiba-tiba lamunan Cita dikejutkan oleh bunyi ketukan pintu kamar mandi.7270Please respect copyright.PENANAFSSztmy8z9
7270Please respect copyright.PENANAVgRlqyCtFR
“Iya kenapa pak?” tanya Cita sambil membuka pintu kamar mandi, pak Bowo sudah berdiri disitu.7270Please respect copyright.PENANApMu91WYj8c
7270Please respect copyright.PENANADK6F88S1di
“Kamu lama amat sih cuci mukanya?”7270Please respect copyright.PENANAobqTHYY9cX
7270Please respect copyright.PENANAhQujJceMyI
“Hehe emang kenapa sih pak?”7270Please respect copyright.PENANAvxdGKR9kCu
7270Please respect copyright.PENANAm4ydn6pGtZ
“Aku kebelet pipis” jawab pak Bowo dengan gestur tubuh kedua tangannya berada didaerah kemaluannya, menahan kencing.7270Please respect copyright.PENANAi4af2DvWbN
7270Please respect copyright.PENANAawd8lbuxDB
7270Please respect copyright.PENANA5z3aWXyWat
Cita bukannya menjawab, malah diam. Dan bahkan, kepalanya tertunduk, tertuju pada tangan pak Bowo yang menutupi daerah kemaluannya.7270Please respect copyright.PENANA1oA7jGUjQX
7270Please respect copyright.PENANAMiuXVCSbtz
Tuuk…7270Please respect copyright.PENANALpPjxrP9XH
7270Please respect copyright.PENANAXkNaVj0iBK
7270Please respect copyright.PENANAUgruU8LnGN
“Aduh, apaan sih pak kok dijitak” ucap Cita sambil memegangi kepalanya yang baru saja dijitak oleh pak Bowo. Tidak sakit, karena hanya jitakan pelan.7270Please respect copyright.PENANAsi3NYgM4S9
7270Please respect copyright.PENANAqjvt4hXNh0
“Malah bengong. Lihat apaan sih? Buruan gantian, udah kebelet ini” ucap pak Bowo sambil meringis.7270Please respect copyright.PENANAFko7Ty67dw
7270Please respect copyright.PENANAON0EAvgDWz
“Oh iya maaf maaf, hehe” jawab Cita terkekeh sambil memberikan jalan kepada pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANA3cgzPY0O5r
7270Please respect copyright.PENANAtp4uw5cm5k
7270Please respect copyright.PENANAtth2HlR3L9
Citapun kembali keruang tengah, duduk disofa yang beberapa saat lalu menjadi tempat untuk momen yang sangat mendebarkan baginya, meskipun tidak terjadi apa-apa. Tak lama kemudian pak Bowo sudah keluar dari kamar mandi.7270Please respect copyright.PENANADLeZ7tYZbi
7270Please respect copyright.PENANA0xnOIwgOpM
7270Please respect copyright.PENANAhppPnA63ho
“Cit aku pamit dulu ya” ucap pak Bowo.7270Please respect copyright.PENANAm1uO0vrGv6
7270Please respect copyright.PENANAoIDxZpT70R
“Loh pulang? Nggak nungguin Putra?”7270Please respect copyright.PENANAbPOZxI0ony
7270Please respect copyright.PENANAipiHT11mB7
“Iya Cit, aku ada janji soalnya sama temen. Lain kali deh, atau besok aku kesini lagi main sama Putra”7270Please respect copyright.PENANAJLuUdIK7kJ
7270Please respect copyright.PENANA2XUJLcpOWH
“Ooh gitu, yaudah deh pak”7270Please respect copyright.PENANAE8dPnTQUjr
7270Please respect copyright.PENANAWkCxh9uXPP
7270Please respect copyright.PENANAMJ1z94tIBz
Cita kemudian mengantar pak Bowo sampai ke pintu. Saat pintu sudah terbuka, pak Bowo tak kunjung keluar, hanya berdiri sambil menatap Cita. Citapun bingung dia juga hanya berdiri menatap pak Bowo. Sampai kemudian tangan pak Bowo terentang, kemudian menarik tubuh Cita, mereka berpelukan lagi.7270Please respect copyright.PENANAUGu4Vvj796
7270Please respect copyright.PENANAOFm4UW7mmu
Cita langsung membalas pelukan pak Bowo dengan sangat erat, seperti tidak mau lelaki itu pergi sekarang ini. Cukup lama mereka saling peluk, sampai akhirnya pelukan itu agak direnggangkan sehingga mereka bisa saling tatap. Dan langsung saja pak Bowo mencium kening Cita. Kali ini lebih lama dari yang tadi. Begitu hangat, begitu dalam. Itu yang Cita rasakan.7270Please respect copyright.PENANAObfFSq0L8a
7270Please respect copyright.PENANAM4EYgRcskF
Setelah itu ciuman dikening Cita terlepas, mereka masih saling tatap dengan senyum yang lebih lebar. Mereka berdua terlihat seperti sama-sama tak mau beranjak, tak mau melepaskan pelukannya. Hingga kemudian wajah pak Bowo mendekat lag, bibirnya sudah sangat dekat dengan kening Cita. Cita sudah terpejam matanya, namun sesaat sebelum pak Bowo mencium keningnya, sayup-sayup dia mendengar bisikan dari lelaki yang sedang memeluknya itu.7270Please respect copyright.PENANA31aDPHIj2o
7270Please respect copyright.PENANAhaMIo3r71r
Aku sayang kamu.7270Please respect copyright.PENANA9j1lk5Tk7E
7270Please respect copyright.PENANA4NFT51eFtO
Cuuppp…7270Please respect copyright.PENANA5wLwlUwOYH
7270Please respect copyright.PENANA8c6YH3wZZM
*7270Please respect copyright.PENANAdBCxokz8CV
*7270Please respect copyright.PENANAvO5WytyHhB
*7270Please respect copyright.PENANAiB2rtTju0D
*7270Please respect copyright.PENANAT1xAdREkVu
*
Bersambung7270Please respect copyright.PENANAWjnfCgzsKB