Jumat pagi, seperti biasanya anak-anak pesantren Al-tauhid memiliki jadwal rutin olahraga, biasanya di mulai dengan lari meraton mengelilingi pondok pesantren, baik itu para santri maupun santriwati. Biasanya mereka memanfaatkan lari pagi untuk cuci mata, menurut istilah yang biasa mereka gunakan untuk melihat lawan jenis.23996Please respect copyright.PENANA1HHpExXCvX
23996Please respect copyright.PENANA5moFbO2jsS
Doni, Nico, Rayhan dan Azril lari beriringan, mereka tampak sibuk membahas persiapan mereka nanti sehabis shalat Jum'at. Ketegangan jelas sekali terlihat dari wajah mereka.23996Please respect copyright.PENANAjIPk9uhVJT
23996Please respect copyright.PENANADcuPeim1qX
"Nanti kita berkumpul di lapangan jam 2 siang." Ujar Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAq4ILwpNBY7
23996Please respect copyright.PENANAWQmsUQr7d9
Mereka bertiga mengangguk setuju. "Gue harap nanti tidak sampai terlambat, yang pasti gue harus ngajak anak-anak lainnya." Ujar Doni.23996Please respect copyright.PENANARBCPJYqZv4
23996Please respect copyright.PENANApo6Jumc14l
"Gue percaya sama Lo." Ujar Rayhan tersenyum.23996Please respect copyright.PENANA2E1dtZqT81
23996Please respect copyright.PENANANdpZSjIy7m
"Gue udah gak sabar!" Nico mengepal tangannya dengan erat.23996Please respect copyright.PENANAWdDxIrwQ2u
23996Please respect copyright.PENANAdres33LHEm
"Awas aja Lo kalau nanti sampai kabur." Ujar Doni, sembari meninju pundak Nico.23996Please respect copyright.PENANA9yZuGanGR3
23996Please respect copyright.PENANA9zcO5SmpqD
"Eits... Jangan pernah meragukan gue kawan." Kata Nico yakin.23996Please respect copyright.PENANAiscx1ajbHC
23996Please respect copyright.PENANAQPnhToWRf8
Rayhan tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. "Gue percaya sama kalian semua! Terimakasih sudah mendukung gue, dan maaf karena harus melibatkan kalian." Rayhan menatap ketiga sahabatnya secara bersamaan.23996Please respect copyright.PENANAjPX2vo9UFT
23996Please respect copyright.PENANARyRoFRBRPJ
"Santai aja mas Bro."23996Please respect copyright.PENANABVfDAnubVV
23996Please respect copyright.PENANAE8lQbQiaJ9
"Kayak sama siapa aja Lo Anjing!" Nico menerjang paha Rayhan.23996Please respect copyright.PENANARGAOtpFZNu
23996Please respect copyright.PENANAyKYUwunLbV
Rayhan meringis kesal. "Bangke, sakit bego." Protes Rayhan, saat ia ingin hendak membalas, Nico sudah berlalu kabur dari ketiga temannya sembari tertawa.23996Please respect copyright.PENANAUgEuQD2mX4
23996Please respect copyright.PENANAfuPiQDsM7e
Doni ikut terkekeh melihat tingkah laku kedua sahabatnya yang terkadang memang lucu.23996Please respect copyright.PENANAhz8mu11nBR
23996Please respect copyright.PENANAsm5zaO2bed
Sementara Azril memilih diam, ia merasa sangat bersalah terhadap sahabatnya, sementara dirinya tidak bisa membantu apapun untuk perkelahian nanti. Ia ragu kalau tenaganya bisa berguna untuk teman-temannya nanti, yang ada ia hanya akan menjadi beban buat mereka bertiga.23996Please respect copyright.PENANA91ubtguSuo
23996Please respect copyright.PENANA9m5VFiR5Le
Rayhan yang mengerti perasaan Azril, meminta Azril untuk tetap tenang, dan yakin kalau semuanya akan baik-baik saja.23996Please respect copyright.PENANAawMB1Yvt91
23996Please respect copyright.PENANAaIbhYxwxfD
Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, Doni dan Nico kembali ke asrama, sementara Azril dan Rayhan memutuskan untuk pulang, padahal biasanya sehabis lari pagi mereka akan bermain bola sebentar sebelum pulang dan bersiap-siap untuk shalat Jum'at.23996Please respect copyright.PENANADpCeXuAOgF
23996Please respect copyright.PENANAmn7XqwjKXb
Setelah mereka berpisah, ternyata Rayhan tidak benar-benar pulang ke rumah, ia mampir terlebih dahulu ke rumah Ustadza Dewi. Ia mengetuk beberapa kali pintu rumah Ustadza Dewi, tapi tidak ada yang menjawab.23996Please respect copyright.PENANAmnIOzRSH8Q
23996Please respect copyright.PENANAeiJSyOA63U
Ketika ia mulai berfikir untuk pulang, tiba-tiba rumah Ustadza Dewi terbuka.23996Please respect copyright.PENANAeJlPwbldSC
23996Please respect copyright.PENANA9ZbJv1wML2
"Kak Rayhan." Sapa Nikita.23996Please respect copyright.PENANA8JiJT72Jah
23996Please respect copyright.PENANA4trdVEz2V3
Rayhan tersenyum kearah gadis cantik yang masih memakai pakaian olahraga "Ustadza Dewi ada?" Tanya Rayhan kepada Nikita anaknya Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANArk3j8dZ7bT
23996Please respect copyright.PENANAp6WI2MbUCj
"Belum pulang! Mungkin sebentar lagi pulang, masuk aja dulu Kak." Ajak Nikita.23996Please respect copyright.PENANAJFWuwCnucQ
23996Please respect copyright.PENANAxPnfEqO5RU
"Terimakasih." Jawab Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAwtGj1ckjiB
23996Please respect copyright.PENANA1hlHqxawlU
Nikita mempersilahkan Rayhan duduk, kemudian ia ke belakang untuk membuatkan minuman. Entah kenapa detak jantung Nikita berdetak lebih cepat dari biasanya, ia merasa ada getaran-getaran cinta yang tak terkendali. Entah semenjak kapan gadis lugu itu menyukai Rayhan. Tapi yang pasti gadis cantik itu tidak bisa mengendalikan perasaannya saat ini.23996Please respect copyright.PENANArifJwpLWWT
23996Please respect copyright.PENANAu45w28JwqX
Selesai membuat minuman, ia kembali sembari membawa minuman tersebut kepada Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAuvDToGP1wg
23996Please respect copyright.PENANAUCx2hYQHvs
Senyuman indah terukir di bibir Rayhan, membuat anak remaja berusia belasan tahun itu tampak semakin salah tingkah, bahkan gelas yang ada di tangannya tampak gemetar ketika ia hendak meletakkannya keatas meja.23996Please respect copyright.PENANAmr3jwbDSNn
23996Please respect copyright.PENANAy16bpBzRMG
"Terimakasih." Lirih Rayhan, ia menyambut gelas di tangan Nikita sebelum tumpah.23996Please respect copyright.PENANA53xe1LfawX
23996Please respect copyright.PENANAzAmnadstBO
Nikita menggigit bibirnya, menatap sayu kearah Rayhan. "Sama-sama Kak." Jawab Nikita, ia duduk dengan tidak tenang di samping Rayhan.23996Please respect copyright.PENANA8ZWKzWnB2F
23996Please respect copyright.PENANAg0TLSafINI
"Ehmmpsss... Ini enak sekali, manis... Sama seperti Nikita." Aku Rayhan setelah mencicipi teh buatan Nikita yang memang terasa pas manisnya di lidah Rayhan. Pujian Rayhan tertanyata membuat gadis lugu di hadapannya merona merah.23996Please respect copyright.PENANA2gfYHIjhSf
23996Please respect copyright.PENANATBloaOYrkU
Sebagai anak gadis yang cantik, tentu Nikita sudah terbiasa mendapatkan pujian seperti itu. Hanya saja terasa berbeda ketika sosok Rayhan yang memuji dirinya.23996Please respect copyright.PENANAXqydk5LyYX
23996Please respect copyright.PENANArC9ztzP76p
Gelagat Nikita yang salah tingkah membuat Rayhan ingin menggoda anak Ustadza Dewi lebih jauh lagi. Ia menggeser duduknya agar bisa lebih dekat dengan Nikita, ia sengaja menempelkan lututnya ke lutut Nikita, membuat gadis itu tampak makin salah tingkah.23996Please respect copyright.PENANAVgceN8Mt4l
23996Please respect copyright.PENANAr8fUZW5Cq8
Berulang kali Nikita memperbaiki posisi jilbabnya, walaupun tidak ada yang salah dengan posisi jilbabnya.23996Please respect copyright.PENANAjyDbQt2Cz5
23996Please respect copyright.PENANAxrKNwzpUMH
"Ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum?" Tanya Rayhan, ia sedikit membungkukkan badannya dan menatap wajah cantik Nikita yang bersemu merah.23996Please respect copyright.PENANA5hf90Fqfyf
23996Please respect copyright.PENANAQ59uuwU11u
Nikita meremas-remas jemarinya. "Be-belum Kak! Kan katanya gak boleh pacaran." Ujar Nikita, walaupun di dalam hatinya kalau ia ingin sekali berpacaran dengan pemuda yang duduk di sampingnya saat ini.23996Please respect copyright.PENANASTtqRplqdl
23996Please respect copyright.PENANAaHDWaoogMA
"Yang bener... Alasan tuh." Goda Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAzfAUgdDyZC
23996Please respect copyright.PENANAdRemEzvXuX
Reflek Nikita memegang lengan Rayhan. "Ih... Beneran Kak! Nikita gak pernah pacaran." Aku Nikita, ia memang berkata jujur apa adanya.23996Please respect copyright.PENANAdr6f1sjg6w
23996Please respect copyright.PENANA6IMaspjw0C
Rayhan meraih tangan Nikita, ia menggenggam tangan Nikita dengan erat. Getaran-getaran syahwat yang di timbulkan oleh sentuhan Rayhan, membuat gadis lugu itu makin bertambah salah tingkah. Sebagai santri tentu saja Nikita sadar, kalau hukumnya haram ketika seorang wanita bersentuhan dengan seorang pria.23996Please respect copyright.PENANA2XdJ2CzYnP
23996Please respect copyright.PENANArZ94DE4uxq
Tapi kharisma Rayhan, membuat Nikita tak berdaya, ia membiarkan jemari halusnya berada di dalam genggaman seorang pria yang bukan muhrimnya.23996Please respect copyright.PENANAs7AECUGJbj
23996Please respect copyright.PENANAl0NCUBCTwW
Jantung Nikita rasanya mau meledak sanking kencangnya memompa darahnya. Adrenalin Nikita kian terpacu ketika Rayhan membelai wajah cantik Nikita yang kian merona merah, baru kali ini ada sosok pria yang menyentuh wajahnya, membuatnya makin salah tingkah.23996Please respect copyright.PENANACv9YwX0fc2
23996Please respect copyright.PENANA03CHWHk77U
Tapi saat ketika bibir mereka hampir bertemu, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam rumah.23996Please respect copyright.PENANAW2B2phc2xR
23996Please respect copyright.PENANArT7Qegboa4
"Loh ada Rayhan." Kaget Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANArMer5a6ucK
23996Please respect copyright.PENANAx0AsPxmkok
Pemuda itu tersenyum kearah Ustadza Dewi. "Dari mana Ustadza?" Tanya Rayhan hanya sekedar berbasa-basi. Ia menghampiri Ustadza Dewi yang tengah menenteng beberapa kantong kresek di tangannya.23996Please respect copyright.PENANA8bQ0iL45Qf
23996Please respect copyright.PENANABtAjzmEccb
"Biasa, dari pasar."23996Please respect copyright.PENANAADCNidJznj
23996Please respect copyright.PENANAtiOY9FlpuR
Rayhan mengambil kantong kresek yang ada di tangan Ustadza Dewi. "Sini biar aku bantuin Ustadza, mau di bawak kemana Ustadza?" Tanya Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAWWOsT63vQO
23996Please respect copyright.PENANAFOGlzokRHN
"Ke belakang, dapur." Jawab Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANA1lTt1qkkkg
23996Please respect copyright.PENANAi35FCQ2mvC
Nikita yang tadi sempat terbawa suasana kini telah benar-benar kembali ke dunianya. Ia menghampiri Rayhan dan Ibunya yang tengah mengobrol ringan. "Umi, aku ke asrama teman dulu ya." Pamit Nikita.23996Please respect copyright.PENANAMfzSRkrhqT
23996Please respect copyright.PENANAAJea5czynN
"Sebelum Jumat sudah pulang ya." Ujar Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAA58CeDaEfd
23996Please respect copyright.PENANAfZl27YOl1c
Nikita menyalimi Ustadza Dewi dan Rayhan. "Aku pergi dulu ya Mi, Kak... Assalamualaikum." Salam Nikita sembari keluar dari dalam rumahnya.23996Please respect copyright.PENANA8hsZBZrznX
23996Please respect copyright.PENANATXJ6WtsM3R
"Waalaikumsalam!" Jawab mereka serempak.23996Please respect copyright.PENANALSXhpxoy5w
23996Please respect copyright.PENANAKIxiL3ANuo
Rayhan segera membawa beberapa kantong keresek tersebut ke dapur. Ia meletakan kantong tersebut diatas meja dapur. Sementara Ustadza Dewi menata barang belanjaannya.23996Please respect copyright.PENANASnwcyoogGG
23996Please respect copyright.PENANA3wIbKUBFq5
Selagi Ustadza Dewi menata barang belanjaannya, mata Rayhan tak berkedip memandangi lekuk tubuh Ustadza Dewi yang terlihat semakin berisi dari hari ke hari, membuat kontolnya telah ireksi maksimal. Apa lagi tadi ia gagal menggoda Nikita anak dari Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAryVQBa5Vqi
23996Please respect copyright.PENANAaoeqyIq0HK
Rayhan memeluk tubuh sintal Ustadza Dewi dari belakang, hidungnya mengendus-endus leher Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANA8vrsFWYe0m
23996Please respect copyright.PENANATLwLQiUd0c
"Rayhan... Engkk... Geli ah..." Geliat manja Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAPWAryUN18r
23996Please respect copyright.PENANAM3r8tyWy2R
Tangan Rayhan turun ke selangkangan Ustadza Dewi. Ia memijit memek Ustadza Dewi dari luar gamisnya. "Aku kangen sama Ustadza." Bisik Rayhan. Tangan satunya lagi meraih payudara Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAvMzLxc06TA
23996Please respect copyright.PENANAWOg4hCNlfz
"Eehmpps... Ray! Aahkk... Kamu kangen sama Ustadza apa sama anak Ustadza." Lirih Ustadza Dewi yang mulai terbakar api birahi.23996Please respect copyright.PENANA1pOLt5sqdb
23996Please respect copyright.PENANAn3D2sLyKIu
"Ustadza tadi lihat?"23996Please respect copyright.PENANAL3CuESQwCj
23996Please respect copyright.PENANA7TN3u9Frx3
Wanita cantik itu memutar tubuhnya menghadap kearah Rayhan. "Tentu saja... Kamu hampir mencium bibirnya." Rajuk Ustadza Dewi, sembari membelai kontol Rayhan yang tengah ireksi sempurna.23996Please respect copyright.PENANAJNUAGLvikp
23996Please respect copyright.PENANARpIRweuVKt
"Hisap kontolku Ustadza." Perintah Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAoz6ysXQARJ
23996Please respect copyright.PENANA1zfUYqycFK
Tubuh Ustadza Dewi merosot kebawah, ia menarik celana training yang di kenakan Rayhan berikut dengan celana dalamnya. "Gak dapat anaknya, ibunya yang di embat." Rutuk Ustadza Dewi, tapi ia tidak bersungguh-sungguh dan Rayhan tentu menyadarinya.23996Please respect copyright.PENANA9JjTDB7yce
23996Please respect copyright.PENANATagS0S8IDb
Jemari lembut Ustadza Dewi membelai batang kemaluan Rayhan, ia mengocok kontolnya dengan perlahan sembari mengecup mesrah kepala kontol Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAHCgmZjyzhQ
23996Please respect copyright.PENANATF0c92HGKT
Tubuh Rayhan menegang, merasakan desiran nikmat di kemaluannya. Apa lagi ketika Ustadza Dewi melahap habis kontolnya ke dalam mulutnya. Dengan gerakan teratur, kepala Ustadza Dewi maju mundur, di kombinasikan dengan jilatan di kepala kontolnya.23996Please respect copyright.PENANAaZMP9bwp4J
23996Please respect copyright.PENANA1wc7Vny9LV
Rayhan membelai kepala Ustadza Dewi yang terbungkus jilbab syar'i berwarna coklat muda.23996Please respect copyright.PENANAZUaL1vdfsG
23996Please respect copyright.PENANAkpoEFWfcuC
"Oughkk... Enak sekali Ustadza." Racau Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAdTf88PqujY
23996Please respect copyright.PENANAjlF72iJOOA
Lidah Ustadza Dewi menari-nari di lobang kencing Rayhan. "Mulut Nikita sepertinya lebih nikmat." Goda Ustadza Dewi, dia mengarahkan mulutnya kearah kantung pelir Rayhan dan menghisapnya dengan lembut.23996Please respect copyright.PENANALhKhesxA8q
23996Please respect copyright.PENANAGoqXEGAq0k
"Ssstt... Kalau begitu aku akan memintanya." Lirih Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAAlSpMVG0sx
23996Please respect copyright.PENANAJ3nSaIWPsk
"Coba saja, kalau kamu mampu." Tantang Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAPmDpmn8FYc
23996Please respect copyright.PENANAKqyHVH4X3k
Dia menarik tangan Ustadza Dewi agar wanita cantik itu berdiri, ia memeluk mesrah Ustadza Dewi, seakan wanita yang harusnya ia hormati itu adalah kekasihnya. Bibirnya memanggut mesrah bibir Ustadza Dewi, lidahnya bermain bagaikan ular membelit lidah Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAhIx5dgyXXF
23996Please respect copyright.PENANA6K5ctMcLw2
Sembari berciuman tangannya menarik keatas bagian bawah gamis Ustadza Dewi. Kedua telapak tangannya meremas-remas pantat Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANALwL7Gb5Rq3
23996Please respect copyright.PENANA4649PJpPZ5
Setelah puas menjamah pantat Ustadza Dewi, Rayhan mengangkat tubuh Ustadza Dewi dan mendudukinya di atas meja dapur. Rayhan membuka bagian atas gamis Ustadza Dewi berikut dengan bra-nya. Membiarkan payudaranya yang indah terbebas dari belenggu kain yang menutupinya.23996Please respect copyright.PENANAQkn0x7FnQP
23996Please respect copyright.PENANApGird1hguh
"Wow... Indah sekali! Apa punya Nikita seindah ini?" Goda Rayhan, dia memilin puting Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANA3zGRALvrcg
23996Please respect copyright.PENANAshkqo10ukc
Ustadza mendesah nikmat. "Tentu saja... Aahkk... Payudara Nikita sangat ranum, walaupun tidak sebesar punya Ustadza, kamu mau? Hihihi...." Aku Ustadza Dewi. Dia mendekap kepala Rayhan, meminta pemuda itu menghisap payudaranya.23996Please respect copyright.PENANAzZrZxL3f7B
23996Please respect copyright.PENANATe8Shh4uMS
"Aku tidak sabar untuk melihatnya langsung." Seloroh Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAfp4iGLBs8V
23996Please respect copyright.PENANAyYwe9AsYq0
Pemuda itu membenamkan wajahnya diantara payudara Ustadza Dewi. Secara bergantian ia menghisap payudara Ustadza Dewi, lidahnya mengitari aurola puting payudara Ustadza Dewi, menyentilnya dengan gemas, hingga menghisapnya dengan kuat.23996Please respect copyright.PENANAwRKRqmi7hf
23996Please respect copyright.PENANAMPZiVJJOOH
Tubuh Ustadza Dewi menggelinjang, ia merasa seakan di sentrum oleh ribuan volt.23996Please respect copyright.PENANAVLqL2i6E0w
23996Please respect copyright.PENANA8cc9GGIZJ4
Jemari Rayhan menyusup masuk ke dalam gamis Ustadza Dewi, ia menemukan dalaman Ustadza Dewi yang sudah sangat basah karena precumnya.23996Please respect copyright.PENANADGqWR02zwn
23996Please respect copyright.PENANAu0Gr1ZK2Tn
"Sudah basah sekali." Goda Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAOBQzSVXhRd
23996Please respect copyright.PENANAHWkTDhGTW7
Dewi menarik lepas gamisnya, lalu dia menaikan satu kakinya dan menyibakkan celana dalamnya.23996Please respect copyright.PENANAjeap7cb5yQ
23996Please respect copyright.PENANAMU3Xjy3Yki
Tampak bibir kemaluan Ustadza Dewi yang kemerah-merahan telah sangat basah, mengundang Rayhan untuk segera mencicipi lendir tersebut.23996Please respect copyright.PENANAbePI4maCcB
23996Please respect copyright.PENANAqSXzHcSihx
Rayhan berlutut di depan selangkangan Ustadza Dewi yang terbuka lebar. "Wow... Aku tidak pernah bosan melihatnya Ustadza!" Puji Rayhan, dia membelai bibir kemaluan Ustadza Dewi dengan seksama.23996Please respect copyright.PENANAXq5SwZU1Dy
23996Please respect copyright.PENANA4xYuDTUhpK
"Aku tau itu sayang." Goda Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAuxxapdFGab
23996Please respect copyright.PENANARI70DXPHU1
Perlahan Rayhan menciumi sepasang paha mulus Ustadza Dewi secara bergantian. Perlahan mulai menuju bibir kemaluannya, lidahnya terjulur menjilati bibir kemaluan Ustadza Dewi yang mengeluarkan aroma yang memabukkan, membuat birahi Rayhan makin tinggi.23996Please respect copyright.PENANAlg3tmTw2er
23996Please respect copyright.PENANAF0sjnFypsK
Rasa asin di ujung lidahnya membuat Rayhan makin bersemangat mengorek-ngorek memek Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAPLD0MAl0uq
23996Please respect copyright.PENANAw0GO33Huyl
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss...23996Please respect copyright.PENANAbPm57JflGM
23996Please respect copyright.PENANAWTyLgjgS6F
"Oughkk... Ray! Enak sekali." Racau Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANA91SVpFCVYa
23996Please respect copyright.PENANAGDdV27pY6s
Kedua pahanya menjepit wajah Rayhan, sementara kedua tangannya menekan wajah Rayhan agar semakin tenggelam ke dalam lembah memeknya.23996Please respect copyright.PENANAFwgE8cAkpq
23996Please respect copyright.PENANAzTuZuj0xIU
Tidak lama kemudian tubuh Ustadza Dewi melejang-lejang menandakan kalau wanita cantik tersebut baru saja mencapai puncaknya. Ia merasa cairan cintanya keluar begitu banyak, dan tanpa rasa jijik Rayhan menelannya.23996Please respect copyright.PENANA7wGcuwwWS0
23996Please respect copyright.PENANAVGuyUUlRUz
"Segar sekali rasanya." Ujar Rayhan.23996Please respect copyright.PENANA6TlZ9TgWVa
23996Please respect copyright.PENANAVfwpnz5RC2
Ustadza Dewi menatap sayu kearah Rayhan, dia sedikit mengangkat pantatnya ketika Rayhan melepas celana dalamnya. Kedua tangannya dengan manja memeluk leher Rayhan, dan membiarkan pemuda itu kembali melumat bibirnya sembari meremas teteknya.23996Please respect copyright.PENANAdJlB5tEIpq
23996Please respect copyright.PENANAmknW6XeB1j
Tangan kanan Ustadza Dewi meraih batang kemaluan Rayhan, dia mengarahkan kontol Rayhan tepat di depan pintu masuk lobang memeknya.23996Please respect copyright.PENANAlvSzhtIM6b
23996Please respect copyright.PENANAw4VjYJGwrW
Dengan satu kali dorongan kontol Rayhan amblas ke dalam memek Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAJOMqSaoi9i
23996Please respect copyright.PENANAtlhpSKfiOq
"Oughkk... Terus Ray! Aahkk... Entotin Ustadza." Racau Ustadza Dewi, ketika Rayhan mulai menggerakan pinggulnya maju mundur menusuk lobang memeknya.23996Please respect copyright.PENANAkmS9c1OAYB
23996Please respect copyright.PENANAydMQ5k3QRn
Sembari menopang kedua kaki jenjang Ustadza Dewi, Rayhan memacu kontolnya semakin lama semakin cepat, kian cepat dan makin cepat, hingga menimbulkan suara benturan kelamin mereka berdua yang terdengar bagaikan melodi erotis yang kian membangkitkan birahi mereka berdua.23996Please respect copyright.PENANAKsv1Mh7owg
23996Please respect copyright.PENANAGj2aCbquT6
Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss...23996Please respect copyright.PENANARpxaWgGS3L
23996Please respect copyright.PENANAHY31LQLDhC
Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss...23996Please respect copyright.PENANAmB6tWBNj0X
23996Please respect copyright.PENANAEafOkjwFmN
Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss...23996Please respect copyright.PENANAMqQfoF8NUd
23996Please respect copyright.PENANAhMU8EDzYAh
Lobang memek Ustadza Dewi yang sudah sangat licin memudahkan Rayhan memacu birahinya. Sembari menyodorkan kontolnya yang besar ke dalam memek Ustadza Dewi, mulut Rayhan sibuk menstimulasi payudara Ustadza Dewi yang sangat ranum.23996Please respect copyright.PENANALPmEFyxQcD
23996Please respect copyright.PENANAQNwcJWP9cs
Tubuh Ustadza tersentak-sentak, ketika ia hampir kembali mendapatkan orgasmenya Rayhan segera mencabut kontolnya dari dalam memek Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAlGe4Z0VRuj
23996Please respect copyright.PENANA1SQfbTQZOX
"Ganti gaya Ustadza." Pinta Rayhan.23996Please respect copyright.PENANA6s3CjZC7bO
23996Please respect copyright.PENANAQKU5NnCKdS
Dia menurunkan Ustadza Dewi dan memposisikan Ustadza Dewi dengan pose membelakanginya. Plaaakk.... Sebuah tamparan keras mendarat di pipi pantat Ustadza Dewi yang tampak bergetar.23996Please respect copyright.PENANAwwgQGta8op
23996Please respect copyright.PENANALsNn6v6iaa
Jarinya membuka cela pipi pantat Ustadza Dewi, ia menggesekkan kontolnya di bibir memek Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAvKrIqu7aWy
23996Please respect copyright.PENANAe0gUnJAat4
"Masukan lagi Ray!" Mohon Ustadza Dewi.23996Please respect copyright.PENANAxGl15UFZfr
23996Please respect copyright.PENANAbi9GiT4GXu
Untuk kedua kalinya batang kemaluan Rayhan menjelajahi rongga memek Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan mencengkram erat pinggul Ustadza Dewi, selagi kontolnya bergerak maju mundur dengan cepat, menikmati jepitan hangat dan legit dari dalam memek Ustadza Dewi yang sudah berulang kali merenggut kenikmatan bersamanya.23996Please respect copyright.PENANAPjlEFl6pZv
23996Please respect copyright.PENANAzSqnvzWJI0
*****23996Please respect copyright.PENANAmURazo6WIN
23996Please respect copyright.PENANA1UEnK1AVry
Sehabis shalat Jum'at, seperti yang sudah di janjikan Rayhan, Doni dan Azril sudah berada di lapangan kosong yang berada tak jauh dari danau. Gulungan debu berterbangan di tiup angin gersang yang membuat kulit terasa kering, belum lagi terik matahari yang begitu panas, seakan tidak menyurutkan langkah mereka.23996Please respect copyright.PENANAX5TDwL6rP0
23996Please respect copyright.PENANANLtsKgqphN
Hamka berdiri dengan senyum culasnya bersama teman-teman dari asramanya yang berjumlah belasan orang. Ia sangat yakin bisa membuat Rayhan berlutut di hadapannya hari ini.23996Please respect copyright.PENANA7FXQJ3UukK
23996Please respect copyright.PENANAAQ2PQFMOLQ
Sementara itu, di sekeliling lapangan puluhan santri berdiri tidak sabar melihat perkelahian antara Rayhan dan Hamka. Bahkan mereka tidak sabar untuk menantikan perkelahian mereka berdua, menjadi sebuah tawuran yang besar, bahkan beberapa dari mereka sampai memasang taruhan.23996Please respect copyright.PENANAgOBfSygXzg
23996Please respect copyright.PENANAD5636EvpIe
"Mulai dong." Pekik salah satu Santri yang mulai tak sabar.23996Please respect copyright.PENANAR2sMXmxMJ7
23996Please respect copyright.PENANAdZ63PWEWFh
Hamka dengan kepercayaan tinggi maju ke tengah lapangan, ia mengepal dan mengurut-ngurut kepalan tangannya, tak sabar ingin meremukkan wajah Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAEJNND1DjNB
23996Please respect copyright.PENANAoHaC6KGwc9
Sementara itu, Nico dan Azril tampak begitu khawatir, berbeda dengan Rayhan yang terlihat lebih tenang.23996Please respect copyright.PENANAkko493oOEL
23996Please respect copyright.PENANATK9Rp9m87S
"Gue maju." Ujar Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAZv5MuSIe0D
23996Please respect copyright.PENANABBYalFf4ST
Nico menggelengkan kepalanya sembari mendengus kesal. "Tai, kemana tuh orang." Geram Nico, yang sedari tadi mencoba mencari sosok Doni.23996Please respect copyright.PENANA0gera06LdG
23996Please respect copyright.PENANAfHiANshSDt
"Takut mungkin." Geram Azril tidak kalah kesalnya.23996Please respect copyright.PENANAVw3uEhwugi
23996Please respect copyright.PENANAKHEN9DFeXE
Nico menyeringai, ia berjanji di dalam hati akan menghajar Doni kalau anak itu tidak juga datang.23996Please respect copyright.PENANAqurX86t7wk
23996Please respect copyright.PENANA23lu77VgDi
Ia mengalihkan pandangannya ketengah lapangan, Rayhan dan Hamka berdiri berhadap-hadapan. Mereka saling menatap, mengintimidasi satu sama lainnya. Terlihat sekali dari tatapan Hamka kalau ia ingin melumat habis Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAkJJ0yv8kBT
23996Please respect copyright.PENANAGWzpU7q7g2
"Anjiiiing..." Teriak Hamka.23996Please respect copyright.PENANAtZP4cTqe5k
23996Please respect copyright.PENANASl10xPgwh5
Kepalan tinjunya melesat kearah wajah Rayhan, yang tidak bisa di tangkis Rayhan sehingga pukulan Hamka telak mengenai wajahnya. Hamka menyeringai, ia kembali mendekat dan melayangkan pukulannya, tapi kali ini Rayhan berhasil menghindari pukulan Hamka di wajahnya, ia bergeser ke kiri kesamping Hamka.23996Please respect copyright.PENANATJIRd9SRPH
23996Please respect copyright.PENANA8NyxVlQPP8
Tidak mau kehilangan momen, Hamka melayangkan tendangan ke udara dan dengan cepat Rayhan menangkis menggunakan kedua lengannya.23996Please respect copyright.PENANA0W2vpJ1Dup
23996Please respect copyright.PENANAr1ZcTLqgH1
Rayhan mulai terdesak, membuat penonton semakin kencang bersorak meminta Hamka segera menghajar Rayhan.23996Please respect copyright.PENANA9i4gUdScOY
23996Please respect copyright.PENANATgrCWfJfjx
Pukulan kombinasi yang di lancarkan Hamka beberapa bisa di tangkis Rayhan, tapi beberapa kali juga Rayhan harus menerima bogem mentah di wajahnya. Rayhan mencoba membalas sesekali, tapi posisinya yang terpojok tidak bisa berbuat banyak.23996Please respect copyright.PENANA02WWTqDynY
23996Please respect copyright.PENANAJTQIsxXDpt
Rayhan tersenyum sinis. "Cuman segitu doang?" Ledek Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAJMhuFzs1qO
23996Please respect copyright.PENANAUhYCCDk0LP
"Anjiiiing..." Tangan Hamka kembali melayang.23996Please respect copyright.PENANAg9dJ57mNbS
23996Please respect copyright.PENANA1XZ6kD23HQ
Rayhan maju masuk ke dalam pertarungan, tangan kirinya menangkis pukulan tangan kanan Hamka, sementara kepalan tangan kanannya menghantam perut Hamka, hingga membuat pemuda itu mundur beberapa langkah sembari menahan perutnya yang sakit.23996Please respect copyright.PENANAhWUz6tsR1J
23996Please respect copyright.PENANAd6ngeapW8C
Hamka mencoba membalas dengan membabi buta, tapi dengan muda di hindari maupun di tangkis Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAwArxYaFww9
23996Please respect copyright.PENANAhM1fKkzStx
Jual beli pukulan terjadi, dan darah mulai tampak menutupi wajah mereka berdua, membuat penonton bersorak semakin keras menyemangati mereka berdua, berbeda dengan Nico dan Azril yang terlihat begitu khawatir.23996Please respect copyright.PENANA4zRoJZkMGL
23996Please respect copyright.PENANAxNGNl68Lio
Dengan menggunakan lututnya Rayhan menghantam uluh hati Hamka, hingga membuat pemuda itu terjerembab ke tanah dengan nafas terengah-engah. Rayhan tidak membuang ke sempatkan masnya, dengan tendangan memutar ia menghantam wajah Hamka dengan telapak kakinya.23996Please respect copyright.PENANAjUdPz73uuW
23996Please respect copyright.PENANASw0PHBUx5B
Tubuh Hamka terlempar sejauh satu meter, sembari berguling-guling ia menahan rasa sakit di wajah dan perutnya.23996Please respect copyright.PENANAomuU2Q0iqn
23996Please respect copyright.PENANAiBAxJFuCVM
"Hoek... Hoek... Hoek..." Hamka batuk darah.23996Please respect copyright.PENANA5oUWQ613DC
23996Please respect copyright.PENANAQVbnZYtwh8
Rayhan kembali menerjangnya, Hamka yang hendak berdiri dan membalas pukulan Rayhan sama sekali tidak berkutik. Satu tendangan Rayhan membuatnya kembali tersungkur.23996Please respect copyright.PENANAzDmpzcJcV5
23996Please respect copyright.PENANAsZBpEtlXEr
Sembari menduduki tubuh Hamka yang sudah tidak berdaya, Rayhan menghujani pukulannya, membuat suasana yang tadi yang ramai dengan sorak Sorai penonton, kini malah tampak sepi menatap ngeri kearah Rayhan yang tanpa ampun menghajar Hamka yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri.23996Please respect copyright.PENANAb7DUhQ95rx
23996Please respect copyright.PENANAf6oNLSC5N1
"INI AKIBATNYA KALAU LO BERANI GANGGU TEMAN GUE." Pekik Rayhan dengan tatapan penuh amarah.23996Please respect copyright.PENANAKCWOJCUNuV
23996Please respect copyright.PENANAjk6dFVLKmT
Niko dan Azril terdiam tak percaya dengan apa yang di lakukan Rayhan yang seakan ingin membunuh Hamka. Bahkan tubuh Azril sampai menggigil.23996Please respect copyright.PENANAN832LT3iCk
23996Please respect copyright.PENANAEc6lFkDg6p
"Dia bisa mati Ko." Lirih Azril menyadarkan Nico.23996Please respect copyright.PENANA59qSEXnU9I
23996Please respect copyright.PENANAxsaEFvDThl
"Anjing tuh anak, mau jadi pembunuh dia." Geram Nico, ia hendak masuk ke tengah lapangan karena ingin menghentikan kegilaan Rayhan. Tapi tiba-tiba.23996Please respect copyright.PENANAMec9ozrD87
23996Please respect copyright.PENANAafRN9G73Jv
"SERBUUU...."23996Please respect copyright.PENANAACkLinbTJ5
23996Please respect copyright.PENANACIFl6Pdc0N
Entah dari mana datangnya suara teriakan tersebut, tiba-tiba anak asrama Hamza yang di pimpin Hamka masuk ke tengah lapangan hendak mengeroyok Rayhan. Buru-buru Rayhan bersiap menerima serangan dadakan dari teman-teman Hamka.23996Please respect copyright.PENANAFy9D30WhpW
23996Please respect copyright.PENANAjmKGYSKQyg
"ANJIIIING." Teriak Nico.23996Please respect copyright.PENANAaTSkUalvAO
23996Please respect copyright.PENANAxDvZ1xaIxO
Ia berlarian mendatangi kerumunan yang dengan cepatnya sudah mengepung Rayhan. Tapi belum juga tiba di dekat Rayhan, ia sudah di jegal oleh tiga orang anak Asrama Hamza. Sebisa mungkin Nico menangkis dan membalas memukul mereka, beberapa dari mereka berhasil di buat babak belur oleh Nico, tapi kondisi Nico tidak kalah tragisnya, darah bercucuran dari bibir dan hidungnya.23996Please respect copyright.PENANAeIPmrUOiGw
23996Please respect copyright.PENANADPWsbGbK3Q
Nasib Azril ternyata lebih tragis, ia meringkuk sembari memeluk tubuhnya sendiri, tak bisa berbuat apa-apa ketika beberapa orang menganiaya dirinya.23996Please respect copyright.PENANACD5IdTNxD8
23996Please respect copyright.PENANAKW1Hc57plR
Di saat semuanya hampir sudah tidak berdaya, tiba-tiba dari arah selatan anak-anak Asrama Al Fatih menerobos masuk ke tengah lapangan, alhasil perkelahian menjadi seimbang untuk beberapa saat. Namun setelah mereka dengan cepat mendominasi pertarungan. Doni dengan beringasnya menghajar siapa saja yang berada di dekatnya, ia sungguh sangat marah.23996Please respect copyright.PENANAd33e8tlYoS
23996Please respect copyright.PENANA6eNNhdf4EY
Rayhan berdiri sempoyongan sembari tersenyum melihat bala bantuan yang telah datang.23996Please respect copyright.PENANAWvvuxH6iGM
23996Please respect copyright.PENANAlWSOttk1O6
Tawuran tersebut baru berhenti tepat ketika suara Adzan Ashar berkumandang. Tanpa ada yang memerintah, dua kelompok yang bersiteru memisahkan diri, mereka membawa teman-teman mereka yang terluka untuk kembali ke asrama masing-masing.23996Please respect copyright.PENANAxkLbDol50y
23996Please respect copyright.PENANACmP0mnB3OF
*****23996Please respect copyright.PENANA7eXI0t6iik
23996Please respect copyright.PENANAyQd0rKceuv
Sore itu Zaskia marah besar terhadap Rayhan, melihat keadaan Rayhan yang berantakan. Luka lebam dan darah kering masih terlihat jelas di wajah Rayhan, belum lagi luka memar di sekujur tubuhnya. Sebenarnya Rayhan sudah berusaha menghindar dari Kakak kandungnya. Setibanya di rumah ia segera ke kamarnya, melihat tingkah Rayhan yang mencurigakan membuat Zaskia segera menyusul Adiknya.23996Please respect copyright.PENANATD67tVW4Jh
23996Please respect copyright.PENANAwWksaWSD0p
Bukan main kagetnya Zaskia saat melihat wajah Rayhan yang nyaris tak berbentuk. Bibirnya pecah, begitu juga dengan pelipisnya. Rasa khawatir yang membuncah, membuat Zaskia meluapkan kekhawatirannya dengan amarah.23996Please respect copyright.PENANA2Z41o8eXih
23996Please respect copyright.PENANAvo8jH02zty
"Kalau kamu mau berantem, lebih baik kamu pulang Ray!" Omel Zaskia, nafasnya memburu menahan gejolak di hatinya.23996Please respect copyright.PENANAFGYaTRc8L4
23996Please respect copyright.PENANAqHmnI1RE4Q
"Maaf Kak! Sssttt..."23996Please respect copyright.PENANAzg4rPDC3PV
23996Please respect copyright.PENANAjW7HC8LJyh
Rayhan meringis saat Zaskia mencoba mengobati luka di wajahnya. "Maaf saja gak cukup Ray! Kenapa kamu selalu saja membuat Kakak khawatir. Apa kamu belum puas dengan kejadian tempo hari? Kakak hampir saja kehilangan kamu." Lirih Zaskia.23996Please respect copyright.PENANATfLLMlRSvL
23996Please respect copyright.PENANAGXUHmFglZc
Sebagai seorang Kakak sudah sewajarnya saja, kalau Zaskia merasa sangat khawatir dengan keadaan Rayhan. Apa lagi Rayhan, satu-satunya keluarganya di pesantren.23996Please respect copyright.PENANAUC1snheSnP
23996Please respect copyright.PENANAIuMv8WY8Zm
Karena alasan itu juga Rayhan tidak berani membantah ucapan Zaskia, Kakak kandungnya.23996Please respect copyright.PENANAXemCsZFudh
23996Please respect copyright.PENANAnNPLAePFLX
"Hari ini kamu gak boleh keluar!" Titah Zaskia.23996Please respect copyright.PENANA8ZMI5k28I6
23996Please respect copyright.PENANAOJy4YDlAI9
Rayhan menggaruk-garuk kepalanya. "Iya Kak!" Jawab Rayhan pasrah, karena tidak ingin membuat kakaknya semakin marah.23996Please respect copyright.PENANAfrrmXr0NkD
23996Please respect copyright.PENANADYuKvAbgiy
Selepas kepergian Zaskia, Rayhan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidurnya. Matanya menerawang menatap langit-langit kamarnya yang terdapat lampu LED.23996Please respect copyright.PENANA0v8NQHOBuR
23996Please respect copyright.PENANAaPCUVXMTFY
Sejujurnya Rayhan juga tidak menyangka kalau dirinya tidak mengalami nasib yang lebih buruk lagi, mengingat bagaimana mereka di keroyok oleh belasan anak asrama Hamza. Beruntung walaupun terlambat, Doni membawa bala bantuan untuk menyelamatkan mereka, andai saja Doni tidak datang, entah bagaimana masih mereka.23996Please respect copyright.PENANAV4rIbqhVmJ
23996Please respect copyright.PENANAO1emkek24C
*****23996Please respect copyright.PENANAL7OjJHwh1N
23996Please respect copyright.PENANAmW5GxAgJss
Nasib Azril ternyata tidak lebih baik dari Rayhan, ia habis di omeli Laras, Ibu Tirinya. Dengan wajah tertunduk ia tidak berani menatap balik Ibu Tirinya. Baru kali ini ia melihat Laras benar-benar marah kepadanya, membuat wajahnya pucat pasih.23996Please respect copyright.PENANA10m9r9bCjZ
23996Please respect copyright.PENANAbuMDN51l76
Sembari menghela nafas, Laras meninggalkan Azril di ruang tamu yang masih terduduk lesu.23996Please respect copyright.PENANAttGNOzwts0
23996Please respect copyright.PENANA97HGl67PNt
Setelah beberapa menit dengan keheningan, Azril segera menyusul Laras ke dalam kamarnya. Tampak Laras yang tengah duduk di depan meja riasnya hanya memakai handuk. Sepertinya Laras baru saja selesai mandi, melihat pundak dan punggungnya masih tampak basah.23996Please respect copyright.PENANAhyzrbK5zGU
23996Please respect copyright.PENANAT8IAJErpe4
"Umi." Panggil Azril.23996Please respect copyright.PENANAynEP9PmQuX
23996Please respect copyright.PENANATIV9fVEsGM
Laras menoleh sebentar. "Umi belum ganti baju! Apa kamu sengaja ingin melihat Umi telanjang?" Sindir Laras, ia tampak benar-benar kecewa dengan Azril.23996Please respect copyright.PENANAUay0OpssSw
23996Please respect copyright.PENANAR4cSGRSJAK
Selama ini di mata Laras Azril adalah anak yang baik, patuh terhadap orang tua. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini Azril sering berulah, dan tidak lagi mendengarkan ucapannya. Terakhir kali ia melihat Azril babak belur, Laras sudah meminta anak itu untuk tidak mengulanginya lagi, tapi lagi-lagi Azril melanggarnya.23996Please respect copyright.PENANA0n5ZBE4qe5
23996Please respect copyright.PENANAb4EaR3EIx2
Mendapat ucapan menohok dari Ibu Tirinya Laras, membuat Azril merasa sangat sedih. Tidak pernah sekalipun Laras menegurnya dengan begitu keras seperti barusan.23996Please respect copyright.PENANAgES7sUdPM4
23996Please respect copyright.PENANAnu3s6e4uLs
"Mi, maafkan Azril!" Pemuda itu terisak penuh penyesalan.23996Please respect copyright.PENANAZXPLuYIaZk
23996Please respect copyright.PENANAD6E6frjDMt
Ia menatap Azril, ada rasa kasihan juga melihat Azril menangis seperti itu. "Kemarin Umi sudah bilang, jangan pernah berkelahi, tapi kamu mengabaikan peringatan Umi." Ujar Laras, membuat Azril semakin merasa menyesal karena mengindahkan ucapan Laras beberapa waktu yang lalu.23996Please respect copyright.PENANAtczKOavh2Q
23996Please respect copyright.PENANAzWuhaCKCAB
"Tolong Mi! Azril janji ini yang terakhir."23996Please respect copyright.PENANAgXrkh6GGcb
23996Please respect copyright.PENANAZ4Ybi1YjuH
"Azril." Bentak Laras mulai kesal.23996Please respect copyright.PENANAUTZdNjsKvT
23996Please respect copyright.PENANAil13CKIL17
Bukannya segera keluar dari kamar Laras, Azril malah berlutut di depan pintu Ibunya. Ia pikir dengan cara ini Ibu Tirinya akan memaafkan perbuatannya.23996Please respect copyright.PENANAgUZT9dPXFl
23996Please respect copyright.PENANAEbTEa2kgpX
Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Laras semakin kesal dengan sikap Azril yang kekanak-kanakan.23996Please respect copyright.PENANAeTUtJxDKSJ
23996Please respect copyright.PENANAMQxSwvS1Ct
"Tolong Mi, maafkan Azril... Tolong jangan beri tau Abi! Umi boleh menghukum Azril apa saja, asalkan Umi tidak memberi tau Abi." Melas Azril, ia berharap Laras, Ibu tirinya merasa kasihan kepadanya.23996Please respect copyright.PENANAmRrVJEuynQ
23996Please respect copyright.PENANAibAekOJlCn
Mendengar ucapan Azril, Laras malah semakin kesal dengan sikap Azril yang lebih takut kalau Abinya marah ketimbang dirinya yang marah. Dengan emosi yang memuncak, Laras menghampiri Azril, berdiri di depan putranya itu. "Baiklah, Umi tidak akan memberi tau Abi, dan sebagai hukumannya, mulai hari ini Umi tidak akan mau bicara lagi sama kamu, dan mulai hari ini kamu bebas melakukan apapun, karena Umi akan tutup mata." Ucap Laras membuat Azril terhenyak.23996Please respect copyright.PENANAsHdDqt6PF1
23996Please respect copyright.PENANAJLM7IYTmvx
"Umi..."23996Please respect copyright.PENANAke7ZKSRoQi
23996Please respect copyright.PENANAWCR2bb8tWU
"Keluar sekarang! Umi mau ganti baju." Usir Laras dengan tatapan tajam kearah Azril.23996Please respect copyright.PENANADvwgpRcqZb
23996Please respect copyright.PENANAg8LZcaXslC
Dengan wajah tertunduk dan berurai air mata, Azril meninggalkan kamar Laras. Baru beberapa langkah ia pergi, tiba-tiba Laras membanting pintu kamarnya, menandakan kalau dirinya benar-benar marah terhadap Azril.23996Please respect copyright.PENANAOfHEW80WlR
23996Please respect copyright.PENANAw3GSq4vtFn
*****23996Please respect copyright.PENANAPQohC8qP5G
23996Please respect copyright.PENANA88iEfkhmpx
Malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana rumah di malam hari. Sayup-sayup terdengar suara jangkrik memecah keheningan malam, sesekali terdengar suara burung malam terbang penuh harapan. Udara terasa dingin menyegarkan, langit cerah di hiasi bintang-bintang bertebaran menemani gagahnya raja malam yang bersinar terang menebar cahaya berkilauan.23996Please respect copyright.PENANAycxlQWMD1z
23996Please respect copyright.PENANANoHEQASzXZ
Di dalam sebuah kamar, Zaskia tampak begitu gelisah, berulang kali ia mencoba memejamkan matanya, tapi tetap juga tak bisa tidur. Hatinya gundah gulana, ada rasa sesal atas sikapnya kepada Rayhan.23996Please respect copyright.PENANA8l4Y42GN2d
23996Please respect copyright.PENANAWsPrxSW7qL
Haruskah ia bersikap sekeras itu kepada Rayhan? Bagaimanapun juga Rayhan sama seperti anak remaja pada umumnya, pasti pernah berkelahi dan itu adalah sebuah hal lumrah yang biasa di lakukan anak seusia Rayhan. Seharusnya ia bisa bersikap lebih baik, menasehati Adiknya agar tidak mengulanginya lagi.23996Please respect copyright.PENANAjToPxtGXNX
23996Please respect copyright.PENANAVQ2t6VRPjd
"Gimana keadaan Rayhan sekarang?" Gumam Zaskia pelan.23996Please respect copyright.PENANAOltDqoIjp4
23996Please respect copyright.PENANAE1l6b7wCFj
Dengan gerakan perlahan ia turun dari atas tempat tidurnya, memakai jilbab instan miliknya, lalu berjalan gontai keluar dari kamarnya menuju kamar Rayhan.23996Please respect copyright.PENANA8o7ASufCd7
23996Please respect copyright.PENANADRPsyqKXdQ
Saat pintu kamar Rayhan terbuka, lampu kamar Rayhan masih menyalah, sepertinya ia ketiduran tanpa sempat mematikan lampunya terlebih dahulu. Dengan langkah berjinjit agar tidak membangunkan Rayhan, Zaskia menghampiri Adiknya.23996Please respect copyright.PENANAuhz4hDIsDd
23996Please respect copyright.PENANAz8p8T1T9NR
Ia meletakan tangannya diatas dahi Rayhan. "Astaghfirullah..." Zaskia mendadak panik saat merasakan dahi Rayhan yang begitu panas.23996Please respect copyright.PENANAZiTcZhZ8OO
23996Please respect copyright.PENANAgV990BSDa8
Buru-buru Zaskia keluar kamar adiknya dan kembali ke kamarnya, dengan asal ia mengambil secarik kain lalu ia ke kamar mandi mengisi air ke dalam baskom kecil, dan kembali lagi ke kamar Rayhan.23996Please respect copyright.PENANA3BgwOrmLsL
23996Please respect copyright.PENANAzztQdjUWe1
Dengan wajah panik Zaskia mengompres kening Rayhan, untuk menurunkan panas di tubuh Rayhan.23996Please respect copyright.PENANAqzDbe0okd6
23996Please respect copyright.PENANA4EnVprRkt3
Tak terasa air mata Zaskia jatuh ke wajah Rayhan, ia merasa sangat sedih karena gagal melindungi adik satu-satunya. Ia menjerit dalam diam sembari terus mengompres dahi dan luka lebam di wajah Adiknya yang tampak terlelap damai.23996Please respect copyright.PENANAhvPHsHFbQR
23996Please respect copyright.PENANAhESOR2V3nm
Tetesan demi tetesan air mata Zaskia, mau tidak mau mengganggu tidur Rayhan. Pemuda itu membuka matanya, memandang Kakaknya yang tengah menangis.23996Please respect copyright.PENANACp4aQw8gJI
23996Please respect copyright.PENANA3mosdQ08s1
"Kak!" Lirih Rayhan.23996Please respect copyright.PENANA85kLz6Fxkm
23996Please respect copyright.PENANAzCTxBWEo8P
Zaskia berusaha tersenyum, tapi ia tidak bisa menyembunyikan raut kekhawatiran nya. "Sssttt... Kamu tidur lagi ya." Bisik Zaskia, sembari menahan isak tangisnya.23996Please respect copyright.PENANAF23gKw6nun
23996Please respect copyright.PENANAhxnBTajQDL
"Maafin aku Kak!"23996Please respect copyright.PENANASPXv7VKxry
23996Please respect copyright.PENANAdnd3DxxGfX
"Sudah sayang, gak apa-apa kok, tapi jangan kamu ulangi lagi ya." Mohon Zaskia.23996Please respect copyright.PENANAORuLHeAUds
23996Please respect copyright.PENANAScg0st13MN
Rayhan mengangguk sembari berusaha tersenyum. "Iya Kak! Janji gak akan bikin Kakak khawatir lagi." Ucap Rayhan, ia berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan Zaskia.23996Please respect copyright.PENANAkNM27d8qog
23996Please respect copyright.PENANAv35I1aADRu
Zaskia tersenyum sangat manis, sembari berbaring di samping Adiknya. Dengan perlahan ia melingkarkan tangannya di tubuh Rayhan, memeluknya dengan penuh kasih sayang. Rayhan membalas pelukan Kakaknya dengan erat sembari mengecup pelan kening Zaskia, Kakak kandungnya.23996Please respect copyright.PENANAweRqXEvUmm
23996Please respect copyright.PENANA38XTFQg5zh
Kecupan lembut Rayhan membuat Zaskia merasa tenang, hingga akhirnya mereka berdua pun terlelap.23996Please respect copyright.PENANAY2FCWOEB9r
23996Please respect copyright.PENANAKHbo89dvXW
****23996Please respect copyright.PENANAZoYuvnkolF
23996Please respect copyright.PENANAxA630BzkUN
Kediaman KH Umar23996Please respect copyright.PENANAflSF8dJ4b2
23996Please respect copyright.PENANAMFCH3UMW8p
Sementara itu di dalam sebuah kamar, di rumah yang berbeda, tampak seorang wanita dalam keadaan nyaris telanjang bulat tengah terlentang sembari di genjot-genjot oleh seorang pemuda yang tengah menindihnya dari atas. Dari raut wajah sang wanita yang masih memakai hijab itu, tampaknya ia merasa serba salah.23996Please respect copyright.PENANAvIOB2Q0KYe
23996Please respect copyright.PENANA3fOx9w81bN
Jujur saja, sodokan kontol Daniel rasanya sangat nikmat, tapi ia masih memiliki sedikit harga diri untuk mengakui betapa nikmatnya kontol Daniel di dalam memeknya.23996Please respect copyright.PENANAiHZz51psLe
23996Please respect copyright.PENANAsvjNfpO04g
"Aahkk... Aahkk... Aahkk..." Desah Laras.23996Please respect copyright.PENANAwoVyL06FCk
23996Please respect copyright.PENANA3J0uZVnGla
Jemari Daniel membelai buah dada Laras yang ranum itu, bermain dengan puting Laras yang berwarna coklat tua. Sentuhan-sentuhan Daniel membuat birahi Laras kian menggelegak.23996Please respect copyright.PENANA2vw8Rj6p7W
23996Please respect copyright.PENANA1Jy4XuOklH
Tanpa sadar ia melingkarkan kedua kakinya di pinggang Daniel, agar kontol pemuda itu masuk semakin dalam di dalam rongga memeknya. Ia merasa kontol Daniel menyentuh bagian dasar lobang peranakannya yang semakin basah dan licin itu.23996Please respect copyright.PENANAT2dVpKHUS2
23996Please respect copyright.PENANAdNFdA9NYCO
"Ughkk... Enak sekali!" Racau Daniel. "Tadi sore, aku sempat mendengar Azril menangis, memangnya ada apa?" Tanya Daniel, tanpa menghentikan hentakan kontolnya di dalam memek Laras.23996Please respect copyright.PENANAsJ3ZyQQiR4
23996Please respect copyright.PENANAjZRXgDO4sW
"Uhmmm... Aahkk... Tadi! Aaahkk... Azril mau meminta maaf... Dan... Please..." Terlihat sekali kalau Laras sudah benar-benar tidak tahan dan ingin sekali mendapatkan orgasmenya dari Daniel.23996Please respect copyright.PENANAzYXTf5hesH
23996Please respect copyright.PENANAdsgO8XQhJr
Daniel menurunkan tempo permainannya, sengaja ingin mempermainkan birahi Laras. "Apa masalahnya?" Cecar Daniel.23996Please respect copyright.PENANApWsTR98Q6z
23996Please respect copyright.PENANAERk0z9X51L
"Dia... Aahkk... Dia... Dia berkelahi, dan aku tidak mau memaafkannya." Jawab Laras, ia benar-benar di buat Daniel tersiksa akan rasa nikmat yang menggantung.23996Please respect copyright.PENANAREmJvCIydV
23996Please respect copyright.PENANAtLjXZwojJ7
Laras yang sudah berada di ujung kenikmatan, berusaha menggapai kenikmatan itu sendiri. Ia menggerakan pantatnya agar kocokan Daniel bisa mengantarkannya ke puncak kenikmatan. Tapi lagi-lagi Daniel mempermainkannya.23996Please respect copyright.PENANAu9Iu8X1Mm6
23996Please respect copyright.PENANAgkhqzJq22Y
Ia menarik kontolnya dari dalam memek Laras, dan membiarkan makin tersiksa.23996Please respect copyright.PENANAfA1XHLAvuX
23996Please respect copyright.PENANA0hYotEbLOl
"Daniel! Tolong Tante..." Melas Laras.23996Please respect copyright.PENANAMF1fAFVc0z
23996Please respect copyright.PENANAzAdaZrXmu7
Daniel tersenyum sembari merabahi rambut kemaluan Laras. "Dia menangis karena berkelahi, atau karena tidak mendapatkan maaf dari kamu." Tanya Daniel, tidak mengubris permohonan Laras.23996Please respect copyright.PENANA9P5GlLOhEE
23996Please respect copyright.PENANAiFyCZpkyoI
"Karena tidak mendapatkan maaf dari saya!" Jawab Laras cepat. "Dan... Ayo Dan, jangan siksa Tante." Laras tampak nyaris menangis sanking frustasi karena tersiksa akan birahinya yang di buat menggantung oleh Daniel.23996Please respect copyright.PENANAATDYLYs5cY
23996Please respect copyright.PENANAG7C8dp1y8m
Daniel merenyitkan dahinya tanda tidak suka. "Bukankah saya sudah menyuruh Tante untuk membuat Azril terobsesi kepada Tante? Kenapa Tante malah berbuat seperti itu." Kesal Daniel.23996Please respect copyright.PENANAWO9z38RVU1
23996Please respect copyright.PENANAgHBYAt25hZ
"Oke, aku minta maaf dan sekarang..."23996Please respect copyright.PENANALsInrCxI9D
23996Please respect copyright.PENANAVJdZCd4bSK
Daniel memotong ucapan Laras. "Tidak untuk malam ini, lakukan tugasmu dengan benar, setelah itu aku akan memberikan kamu surga yang sebenarnya." Ucap Daniel sembari menyeringai kearah Laras yang kian frustasi.23996Please respect copyright.PENANAnlrY0oneNx
23996Please respect copyright.PENANAf5M7gbiha4
"Apa?"23996Please respect copyright.PENANAfhiFHCRoOm
23996Please respect copyright.PENANASlMTwhhhmP
Daniel tidak mengubrisnya, ia turun dari tempat tidurnya dan mengambil pakaian Laras yang berserakan. "Pergilah! Temui saya setelah kamu melaksanakan tugas yang saya berikan." Usir Daniel.23996Please respect copyright.PENANA2dCzNFVm2g
23996Please respect copyright.PENANAOlqixyeJkU
Dengan perasaan campur aduk, Laras segera bangun dari tempat tidur Daniel dan mengenakan kembali pakaiannya. Tak terasa bulir-bulir air matanya jatuh membasahi kedua pipinya. Laras benar-benar merasa terhina atas perbuatan Daniel. Ia merasa seperti wanita murahan yang mengemis orgasme kepada pria yang memperkosanya.23996Please respect copyright.PENANAeSimI6RSkk
23996Please respect copyright.PENANAs4S2SzVqi2
"Apa salah saya Dan?" Lirih Laras.23996Please respect copyright.PENANAtLkbdNveEO
23996Please respect copyright.PENANAykcQ9zv0yq
Daniel menghidupkan sebatang rokok. "Tante tidak salah, tapi yang salah keluarga ini, keluarga saya. Mereka yang membuat saya melakukan semua ini, membuat Tante harus ikut merasakan penderitaan atas masa lalu keluarga saya." Ia menyeringai, dadanya terasa sesak setiap kali mengingatnya.23996Please respect copyright.PENANAZgZqwuwyrJ
23996Please respect copyright.PENANApP6wPIO5xs
"Aku pergi." Ujar Laras. Ia tidak mengerti dan berfikir kalau itu hanyalah alasan Daniel untuk membenarkan apa yang Daniel lakukan.23996Please respect copyright.PENANAiE7zycKayE
23996Please respect copyright.PENANAq5qPzgF8lm
Ia melangkah keluar dan berharap Daniel menariknya kembali, memperkosanya seperti dulu, membuat tubuhnya bermandikan keringat dan spermanya. Tapi sayang, hingga ia berada di dalam kamarnya Daniel tak juga memanggilnya kembali.23996Please respect copyright.PENANAa8eZbPEC8Z
23996Please respect copyright.PENANA3uZChb4x5T
*****23996Please respect copyright.PENANAHyJZnJNzIY