Jumat pagi, seperti biasanya anak-anak pesantren Al-tauhid memiliki jadwal rutin olahraga, biasanya di mulai dengan lari meraton mengelilingi pondok pesantren, baik itu para santri maupun santriwati. Biasanya mereka memanfaatkan lari pagi untuk cuci mata, menurut istilah yang biasa mereka gunakan untuk melihat lawan jenis.22714Please respect copyright.PENANAWWpgupDtqI
22714Please respect copyright.PENANAPRurxcWPOZ
Doni, Nico, Rayhan dan Azril lari beriringan, mereka tampak sibuk membahas persiapan mereka nanti sehabis shalat Jum'at. Ketegangan jelas sekali terlihat dari wajah mereka.22714Please respect copyright.PENANADFjewzFGIb
22714Please respect copyright.PENANAEL8BWRk8Bu
"Nanti kita berkumpul di lapangan jam 2 siang." Ujar Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAPGJMejcRLA
22714Please respect copyright.PENANA3oA0FJuQMs
Mereka bertiga mengangguk setuju. "Gue harap nanti tidak sampai terlambat, yang pasti gue harus ngajak anak-anak lainnya." Ujar Doni.22714Please respect copyright.PENANAdHowxQs1Ru
22714Please respect copyright.PENANAjtzVm5jZ8d
"Gue percaya sama Lo." Ujar Rayhan tersenyum.22714Please respect copyright.PENANAkflbH9IlX2
22714Please respect copyright.PENANAzdPnw1lWKP
"Gue udah gak sabar!" Nico mengepal tangannya dengan erat.22714Please respect copyright.PENANArgzacCTxG1
22714Please respect copyright.PENANAzvjoL4ZgbZ
"Awas aja Lo kalau nanti sampai kabur." Ujar Doni, sembari meninju pundak Nico.22714Please respect copyright.PENANA7f39nqibBA
22714Please respect copyright.PENANAZ0pXH47Dqa
"Eits... Jangan pernah meragukan gue kawan." Kata Nico yakin.22714Please respect copyright.PENANAfRU2FOZJYK
22714Please respect copyright.PENANAWF156qGJKz
Rayhan tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. "Gue percaya sama kalian semua! Terimakasih sudah mendukung gue, dan maaf karena harus melibatkan kalian." Rayhan menatap ketiga sahabatnya secara bersamaan.22714Please respect copyright.PENANAcDRSOW5hZS
22714Please respect copyright.PENANAPIeZ5J9go8
"Santai aja mas Bro."22714Please respect copyright.PENANAbV2OQ7iTns
22714Please respect copyright.PENANAF63MO3ruyH
"Kayak sama siapa aja Lo Anjing!" Nico menerjang paha Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAdgxEzYEGcb
22714Please respect copyright.PENANA4Rvidz0QKe
Rayhan meringis kesal. "Bangke, sakit bego." Protes Rayhan, saat ia ingin hendak membalas, Nico sudah berlalu kabur dari ketiga temannya sembari tertawa.22714Please respect copyright.PENANAqh2nVQdngu
22714Please respect copyright.PENANAOgdz1BecyY
Doni ikut terkekeh melihat tingkah laku kedua sahabatnya yang terkadang memang lucu.22714Please respect copyright.PENANAO9IW15P2dM
22714Please respect copyright.PENANAnfhDCGNYqv
Sementara Azril memilih diam, ia merasa sangat bersalah terhadap sahabatnya, sementara dirinya tidak bisa membantu apapun untuk perkelahian nanti. Ia ragu kalau tenaganya bisa berguna untuk teman-temannya nanti, yang ada ia hanya akan menjadi beban buat mereka bertiga.22714Please respect copyright.PENANArWxiZFmNjX
22714Please respect copyright.PENANAFXVJlHnSSo
Rayhan yang mengerti perasaan Azril, meminta Azril untuk tetap tenang, dan yakin kalau semuanya akan baik-baik saja.22714Please respect copyright.PENANA8kc6qXT4ND
22714Please respect copyright.PENANA2cMIVuxd18
Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, Doni dan Nico kembali ke asrama, sementara Azril dan Rayhan memutuskan untuk pulang, padahal biasanya sehabis lari pagi mereka akan bermain bola sebentar sebelum pulang dan bersiap-siap untuk shalat Jum'at.22714Please respect copyright.PENANAZeSicYx3jY
22714Please respect copyright.PENANAEXZ9Rpb8Sg
Setelah mereka berpisah, ternyata Rayhan tidak benar-benar pulang ke rumah, ia mampir terlebih dahulu ke rumah Ustadza Dewi. Ia mengetuk beberapa kali pintu rumah Ustadza Dewi, tapi tidak ada yang menjawab.22714Please respect copyright.PENANAHtJdvbphec
22714Please respect copyright.PENANACpZJyGtq6m
Ketika ia mulai berfikir untuk pulang, tiba-tiba rumah Ustadza Dewi terbuka.22714Please respect copyright.PENANAxE5McyWURQ
22714Please respect copyright.PENANA332xK7WZMN
"Kak Rayhan." Sapa Nikita.22714Please respect copyright.PENANA0GQJxc1WXS
22714Please respect copyright.PENANA8qMMNMP7yd
Rayhan tersenyum kearah gadis cantik yang masih memakai pakaian olahraga "Ustadza Dewi ada?" Tanya Rayhan kepada Nikita anaknya Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAYYmyOfWHcv
22714Please respect copyright.PENANAhLnIU4vq6k
"Belum pulang! Mungkin sebentar lagi pulang, masuk aja dulu Kak." Ajak Nikita.22714Please respect copyright.PENANAQDItUBZbhF
22714Please respect copyright.PENANAR5FfyWOqCw
"Terimakasih." Jawab Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAuKqmrrZnqX
22714Please respect copyright.PENANAfIh9mshovm
Nikita mempersilahkan Rayhan duduk, kemudian ia ke belakang untuk membuatkan minuman. Entah kenapa detak jantung Nikita berdetak lebih cepat dari biasanya, ia merasa ada getaran-getaran cinta yang tak terkendali. Entah semenjak kapan gadis lugu itu menyukai Rayhan. Tapi yang pasti gadis cantik itu tidak bisa mengendalikan perasaannya saat ini.22714Please respect copyright.PENANArLDiY3H8Fi
22714Please respect copyright.PENANA68v1vIv0zI
Selesai membuat minuman, ia kembali sembari membawa minuman tersebut kepada Rayhan.22714Please respect copyright.PENANArSMEp7Nde2
22714Please respect copyright.PENANA6bHRs8Mr80
Senyuman indah terukir di bibir Rayhan, membuat anak remaja berusia belasan tahun itu tampak semakin salah tingkah, bahkan gelas yang ada di tangannya tampak gemetar ketika ia hendak meletakkannya keatas meja.22714Please respect copyright.PENANAWqYsigGPw2
22714Please respect copyright.PENANAWrNuZtvMAW
"Terimakasih." Lirih Rayhan, ia menyambut gelas di tangan Nikita sebelum tumpah.22714Please respect copyright.PENANAmE16Eoze3S
22714Please respect copyright.PENANA4yTP6Irlq4
Nikita menggigit bibirnya, menatap sayu kearah Rayhan. "Sama-sama Kak." Jawab Nikita, ia duduk dengan tidak tenang di samping Rayhan.22714Please respect copyright.PENANA216btbIm24
22714Please respect copyright.PENANAnlzamLWOct
"Ehmmpsss... Ini enak sekali, manis... Sama seperti Nikita." Aku Rayhan setelah mencicipi teh buatan Nikita yang memang terasa pas manisnya di lidah Rayhan. Pujian Rayhan tertanyata membuat gadis lugu di hadapannya merona merah.22714Please respect copyright.PENANA85QN6X6iwz
22714Please respect copyright.PENANAMHKxiCtRpr
Sebagai anak gadis yang cantik, tentu Nikita sudah terbiasa mendapatkan pujian seperti itu. Hanya saja terasa berbeda ketika sosok Rayhan yang memuji dirinya.22714Please respect copyright.PENANAq8ontWFYvR
22714Please respect copyright.PENANAaGBh4REZnJ
Gelagat Nikita yang salah tingkah membuat Rayhan ingin menggoda anak Ustadza Dewi lebih jauh lagi. Ia menggeser duduknya agar bisa lebih dekat dengan Nikita, ia sengaja menempelkan lututnya ke lutut Nikita, membuat gadis itu tampak makin salah tingkah.22714Please respect copyright.PENANAb5ZBZE8CJL
22714Please respect copyright.PENANAxEvmJctBjy
Berulang kali Nikita memperbaiki posisi jilbabnya, walaupun tidak ada yang salah dengan posisi jilbabnya.22714Please respect copyright.PENANA16XGjx7u1Y
22714Please respect copyright.PENANAlfXrCK24Dm
"Ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum?" Tanya Rayhan, ia sedikit membungkukkan badannya dan menatap wajah cantik Nikita yang bersemu merah.22714Please respect copyright.PENANAXtTB0JMytw
22714Please respect copyright.PENANAfqfYHAIXlH
Nikita meremas-remas jemarinya. "Be-belum Kak! Kan katanya gak boleh pacaran." Ujar Nikita, walaupun di dalam hatinya kalau ia ingin sekali berpacaran dengan pemuda yang duduk di sampingnya saat ini.22714Please respect copyright.PENANAEdfQ1ASs5G
22714Please respect copyright.PENANAUjWazdHlDD
"Yang bener... Alasan tuh." Goda Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAyrW5tOyS0o
22714Please respect copyright.PENANAQEAWvoBy0z
Reflek Nikita memegang lengan Rayhan. "Ih... Beneran Kak! Nikita gak pernah pacaran." Aku Nikita, ia memang berkata jujur apa adanya.22714Please respect copyright.PENANASSOAgQJSAv
22714Please respect copyright.PENANAnh7n1DfF3A
Rayhan meraih tangan Nikita, ia menggenggam tangan Nikita dengan erat. Getaran-getaran syahwat yang di timbulkan oleh sentuhan Rayhan, membuat gadis lugu itu makin bertambah salah tingkah. Sebagai santri tentu saja Nikita sadar, kalau hukumnya haram ketika seorang wanita bersentuhan dengan seorang pria.22714Please respect copyright.PENANAOgoyZBCR8T
22714Please respect copyright.PENANAEtMWASYnxt
Tapi kharisma Rayhan, membuat Nikita tak berdaya, ia membiarkan jemari halusnya berada di dalam genggaman seorang pria yang bukan muhrimnya.22714Please respect copyright.PENANAfp5IJ9T19A
22714Please respect copyright.PENANAJ6qKxg8WfR
Jantung Nikita rasanya mau meledak sanking kencangnya memompa darahnya. Adrenalin Nikita kian terpacu ketika Rayhan membelai wajah cantik Nikita yang kian merona merah, baru kali ini ada sosok pria yang menyentuh wajahnya, membuatnya makin salah tingkah.22714Please respect copyright.PENANARRcETJA4U1
22714Please respect copyright.PENANAJUfA2FexCA
Tapi saat ketika bibir mereka hampir bertemu, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam rumah.22714Please respect copyright.PENANAqndiaDXBbY
22714Please respect copyright.PENANAMCgsA4Bm8k
"Loh ada Rayhan." Kaget Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAoJBzlTycwY
22714Please respect copyright.PENANAKuPfjrSrQ1
Pemuda itu tersenyum kearah Ustadza Dewi. "Dari mana Ustadza?" Tanya Rayhan hanya sekedar berbasa-basi. Ia menghampiri Ustadza Dewi yang tengah menenteng beberapa kantong kresek di tangannya.22714Please respect copyright.PENANAVMZwCCIvlT
22714Please respect copyright.PENANAP0M9cFPMjq
"Biasa, dari pasar."22714Please respect copyright.PENANAFK2m5Y2mCR
22714Please respect copyright.PENANAreaQazoYEe
Rayhan mengambil kantong kresek yang ada di tangan Ustadza Dewi. "Sini biar aku bantuin Ustadza, mau di bawak kemana Ustadza?" Tanya Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAN6LfCMqJWE
22714Please respect copyright.PENANAa61kYgzIoe
"Ke belakang, dapur." Jawab Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAXib9zqvzV3
22714Please respect copyright.PENANA2qnq9DraIt
Nikita yang tadi sempat terbawa suasana kini telah benar-benar kembali ke dunianya. Ia menghampiri Rayhan dan Ibunya yang tengah mengobrol ringan. "Umi, aku ke asrama teman dulu ya." Pamit Nikita.22714Please respect copyright.PENANAGIhTSor7oT
22714Please respect copyright.PENANAUJ5jbEeUVS
"Sebelum Jumat sudah pulang ya." Ujar Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAmIiG1tq715
22714Please respect copyright.PENANAogCqpx0PII
Nikita menyalimi Ustadza Dewi dan Rayhan. "Aku pergi dulu ya Mi, Kak... Assalamualaikum." Salam Nikita sembari keluar dari dalam rumahnya.22714Please respect copyright.PENANAzB0N8M5S5i
22714Please respect copyright.PENANAbitT88Ayds
"Waalaikumsalam!" Jawab mereka serempak.22714Please respect copyright.PENANAkhyUxGrd5Q
22714Please respect copyright.PENANAZTkbiqaDZ7
Rayhan segera membawa beberapa kantong keresek tersebut ke dapur. Ia meletakan kantong tersebut diatas meja dapur. Sementara Ustadza Dewi menata barang belanjaannya.22714Please respect copyright.PENANAiUbLIABrtY
22714Please respect copyright.PENANA4duVGgZ1Md
Selagi Ustadza Dewi menata barang belanjaannya, mata Rayhan tak berkedip memandangi lekuk tubuh Ustadza Dewi yang terlihat semakin berisi dari hari ke hari, membuat kontolnya telah ireksi maksimal. Apa lagi tadi ia gagal menggoda Nikita anak dari Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANA2YQyXclZoV
22714Please respect copyright.PENANA0a7xogGdi0
Rayhan memeluk tubuh sintal Ustadza Dewi dari belakang, hidungnya mengendus-endus leher Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAtzcpJ0KsAE
22714Please respect copyright.PENANAM76rCKQsuR
"Rayhan... Engkk... Geli ah..." Geliat manja Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANACscn9cOHxk
22714Please respect copyright.PENANAKbrAEVy7Zi
Tangan Rayhan turun ke selangkangan Ustadza Dewi. Ia memijit memek Ustadza Dewi dari luar gamisnya. "Aku kangen sama Ustadza." Bisik Rayhan. Tangan satunya lagi meraih payudara Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAWNbPzPJ2NT
22714Please respect copyright.PENANA7WwCtHvVeX
"Eehmpps... Ray! Aahkk... Kamu kangen sama Ustadza apa sama anak Ustadza." Lirih Ustadza Dewi yang mulai terbakar api birahi.22714Please respect copyright.PENANARVIK82pQdt
22714Please respect copyright.PENANAHOjenamKWf
"Ustadza tadi lihat?"22714Please respect copyright.PENANA06pRM5qJbM
22714Please respect copyright.PENANAkMgJbH7C1k
Wanita cantik itu memutar tubuhnya menghadap kearah Rayhan. "Tentu saja... Kamu hampir mencium bibirnya." Rajuk Ustadza Dewi, sembari membelai kontol Rayhan yang tengah ireksi sempurna.22714Please respect copyright.PENANAo7Jo4EpP6j
22714Please respect copyright.PENANA8D7jSesqay
"Hisap kontolku Ustadza." Perintah Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAWxw1QDawRv
22714Please respect copyright.PENANAT1sTbxaZ2K
Tubuh Ustadza Dewi merosot kebawah, ia menarik celana training yang di kenakan Rayhan berikut dengan celana dalamnya. "Gak dapat anaknya, ibunya yang di embat." Rutuk Ustadza Dewi, tapi ia tidak bersungguh-sungguh dan Rayhan tentu menyadarinya.22714Please respect copyright.PENANAQPt2M66F3P
22714Please respect copyright.PENANAZuybn2ZqVy
Jemari lembut Ustadza Dewi membelai batang kemaluan Rayhan, ia mengocok kontolnya dengan perlahan sembari mengecup mesrah kepala kontol Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAfvFwi5oZZk
22714Please respect copyright.PENANAXU1oRENDtW
Tubuh Rayhan menegang, merasakan desiran nikmat di kemaluannya. Apa lagi ketika Ustadza Dewi melahap habis kontolnya ke dalam mulutnya. Dengan gerakan teratur, kepala Ustadza Dewi maju mundur, di kombinasikan dengan jilatan di kepala kontolnya.22714Please respect copyright.PENANAxUF7EsQHTl
22714Please respect copyright.PENANAmm5HSgVF9Y
Rayhan membelai kepala Ustadza Dewi yang terbungkus jilbab syar'i berwarna coklat muda.22714Please respect copyright.PENANAmjuO8R4e4J
22714Please respect copyright.PENANAaAied6S4Tp
"Oughkk... Enak sekali Ustadza." Racau Rayhan.22714Please respect copyright.PENANA3u3rGHFQUD
22714Please respect copyright.PENANAdbDlX4jY74
Lidah Ustadza Dewi menari-nari di lobang kencing Rayhan. "Mulut Nikita sepertinya lebih nikmat." Goda Ustadza Dewi, dia mengarahkan mulutnya kearah kantung pelir Rayhan dan menghisapnya dengan lembut.22714Please respect copyright.PENANAEWpE93jX0I
22714Please respect copyright.PENANABQXcOi7Nr4
"Ssstt... Kalau begitu aku akan memintanya." Lirih Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAc4nGYBG88Y
22714Please respect copyright.PENANAcnQn9jqQcs
"Coba saja, kalau kamu mampu." Tantang Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANALBVJimTQ7r
22714Please respect copyright.PENANAoAbnj9q3Tj
Dia menarik tangan Ustadza Dewi agar wanita cantik itu berdiri, ia memeluk mesrah Ustadza Dewi, seakan wanita yang harusnya ia hormati itu adalah kekasihnya. Bibirnya memanggut mesrah bibir Ustadza Dewi, lidahnya bermain bagaikan ular membelit lidah Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAXcheikHLTa
22714Please respect copyright.PENANAG0gIqFeKPF
Sembari berciuman tangannya menarik keatas bagian bawah gamis Ustadza Dewi. Kedua telapak tangannya meremas-remas pantat Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAtU4GpXFu6h
22714Please respect copyright.PENANArlPMg0UC23
Setelah puas menjamah pantat Ustadza Dewi, Rayhan mengangkat tubuh Ustadza Dewi dan mendudukinya di atas meja dapur. Rayhan membuka bagian atas gamis Ustadza Dewi berikut dengan bra-nya. Membiarkan payudaranya yang indah terbebas dari belenggu kain yang menutupinya.22714Please respect copyright.PENANAsfuSFXeuHW
22714Please respect copyright.PENANAuH82BsKqA3
"Wow... Indah sekali! Apa punya Nikita seindah ini?" Goda Rayhan, dia memilin puting Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAd7ElOKKx1a
22714Please respect copyright.PENANA9DicpBmFqh
Ustadza mendesah nikmat. "Tentu saja... Aahkk... Payudara Nikita sangat ranum, walaupun tidak sebesar punya Ustadza, kamu mau? Hihihi...." Aku Ustadza Dewi. Dia mendekap kepala Rayhan, meminta pemuda itu menghisap payudaranya.22714Please respect copyright.PENANAvCCvW3qivv
22714Please respect copyright.PENANAQAsgohU43f
"Aku tidak sabar untuk melihatnya langsung." Seloroh Rayhan.22714Please respect copyright.PENANANy1PpDvYvc
22714Please respect copyright.PENANAFOKB5puMU2
Pemuda itu membenamkan wajahnya diantara payudara Ustadza Dewi. Secara bergantian ia menghisap payudara Ustadza Dewi, lidahnya mengitari aurola puting payudara Ustadza Dewi, menyentilnya dengan gemas, hingga menghisapnya dengan kuat.22714Please respect copyright.PENANAiKzWZCBIYI
22714Please respect copyright.PENANADVIiDGGha3
Tubuh Ustadza Dewi menggelinjang, ia merasa seakan di sentrum oleh ribuan volt.22714Please respect copyright.PENANA4ic4BaeOGa
22714Please respect copyright.PENANARjgW28Qs2B
Jemari Rayhan menyusup masuk ke dalam gamis Ustadza Dewi, ia menemukan dalaman Ustadza Dewi yang sudah sangat basah karena precumnya.22714Please respect copyright.PENANAu909G1TNoi
22714Please respect copyright.PENANAaYzntDCeF5
"Sudah basah sekali." Goda Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAK8lajM4rkt
22714Please respect copyright.PENANAyKR555QGvY
Dewi menarik lepas gamisnya, lalu dia menaikan satu kakinya dan menyibakkan celana dalamnya.22714Please respect copyright.PENANAVoNfIWHcNv
22714Please respect copyright.PENANAH6OqvEUxeD
Tampak bibir kemaluan Ustadza Dewi yang kemerah-merahan telah sangat basah, mengundang Rayhan untuk segera mencicipi lendir tersebut.22714Please respect copyright.PENANAJLYRyiWtlR
22714Please respect copyright.PENANAcro8a3vgWc
Rayhan berlutut di depan selangkangan Ustadza Dewi yang terbuka lebar. "Wow... Aku tidak pernah bosan melihatnya Ustadza!" Puji Rayhan, dia membelai bibir kemaluan Ustadza Dewi dengan seksama.22714Please respect copyright.PENANA5uVg0ovk5c
22714Please respect copyright.PENANAo7n3A4KOAU
"Aku tau itu sayang." Goda Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANA4KUp49nQc2
22714Please respect copyright.PENANACvYnhvfY8l
Perlahan Rayhan menciumi sepasang paha mulus Ustadza Dewi secara bergantian. Perlahan mulai menuju bibir kemaluannya, lidahnya terjulur menjilati bibir kemaluan Ustadza Dewi yang mengeluarkan aroma yang memabukkan, membuat birahi Rayhan makin tinggi.22714Please respect copyright.PENANAQUMuMQmf53
22714Please respect copyright.PENANAx9aWfQCx2d
Rasa asin di ujung lidahnya membuat Rayhan makin bersemangat mengorek-ngorek memek Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAX21djWZx3N
22714Please respect copyright.PENANAU1grhulChR
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss...22714Please respect copyright.PENANA7p7RA2YYUG
22714Please respect copyright.PENANA3JIz96ejCe
"Oughkk... Ray! Enak sekali." Racau Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAcHdSHDbfj2
22714Please respect copyright.PENANABnH3LSMHpl
Kedua pahanya menjepit wajah Rayhan, sementara kedua tangannya menekan wajah Rayhan agar semakin tenggelam ke dalam lembah memeknya.22714Please respect copyright.PENANAG7BUeSNd88
22714Please respect copyright.PENANAIplXYaFfmS
Tidak lama kemudian tubuh Ustadza Dewi melejang-lejang menandakan kalau wanita cantik tersebut baru saja mencapai puncaknya. Ia merasa cairan cintanya keluar begitu banyak, dan tanpa rasa jijik Rayhan menelannya.22714Please respect copyright.PENANAEsMtKVG6uI
22714Please respect copyright.PENANAHiZ3cZwt0b
"Segar sekali rasanya." Ujar Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAffbaOeq1cn
22714Please respect copyright.PENANAtG0bEcin7F
Ustadza Dewi menatap sayu kearah Rayhan, dia sedikit mengangkat pantatnya ketika Rayhan melepas celana dalamnya. Kedua tangannya dengan manja memeluk leher Rayhan, dan membiarkan pemuda itu kembali melumat bibirnya sembari meremas teteknya.22714Please respect copyright.PENANA77nfwVamXW
22714Please respect copyright.PENANAeflrHqiWUS
Tangan kanan Ustadza Dewi meraih batang kemaluan Rayhan, dia mengarahkan kontol Rayhan tepat di depan pintu masuk lobang memeknya.22714Please respect copyright.PENANAnsSbrAJyP1
22714Please respect copyright.PENANAiEseQWL39v
Dengan satu kali dorongan kontol Rayhan amblas ke dalam memek Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAVjB8mnmTAY
22714Please respect copyright.PENANAo5UQrIDmXz
"Oughkk... Terus Ray! Aahkk... Entotin Ustadza." Racau Ustadza Dewi, ketika Rayhan mulai menggerakan pinggulnya maju mundur menusuk lobang memeknya.22714Please respect copyright.PENANAdJcIdFloul
22714Please respect copyright.PENANAlyJf8feUbx
Sembari menopang kedua kaki jenjang Ustadza Dewi, Rayhan memacu kontolnya semakin lama semakin cepat, kian cepat dan makin cepat, hingga menimbulkan suara benturan kelamin mereka berdua yang terdengar bagaikan melodi erotis yang kian membangkitkan birahi mereka berdua.22714Please respect copyright.PENANAIjV1slttYv
22714Please respect copyright.PENANAj99NJL5rff
Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss...22714Please respect copyright.PENANAbFY7x8pgkV
22714Please respect copyright.PENANAk9HWc97f4U
Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss...22714Please respect copyright.PENANA5gVoIp1FME
22714Please respect copyright.PENANArr3yBzfsn1
Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss... Ploookkkss...22714Please respect copyright.PENANAf9uDfw910J
22714Please respect copyright.PENANAgLdPDHX5P7
Lobang memek Ustadza Dewi yang sudah sangat licin memudahkan Rayhan memacu birahinya. Sembari menyodorkan kontolnya yang besar ke dalam memek Ustadza Dewi, mulut Rayhan sibuk menstimulasi payudara Ustadza Dewi yang sangat ranum.22714Please respect copyright.PENANA1uKlabIqLY
22714Please respect copyright.PENANAJvP6O6UjpB
Tubuh Ustadza tersentak-sentak, ketika ia hampir kembali mendapatkan orgasmenya Rayhan segera mencabut kontolnya dari dalam memek Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANATMowN2QtWF
22714Please respect copyright.PENANAzYV3dLidF9
"Ganti gaya Ustadza." Pinta Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAxkmzMxlZYW
22714Please respect copyright.PENANA0DAIW5hnA4
Dia menurunkan Ustadza Dewi dan memposisikan Ustadza Dewi dengan pose membelakanginya. Plaaakk.... Sebuah tamparan keras mendarat di pipi pantat Ustadza Dewi yang tampak bergetar.22714Please respect copyright.PENANAocTtWjT84C
22714Please respect copyright.PENANAYHfmfvxiyC
Jarinya membuka cela pipi pantat Ustadza Dewi, ia menggesekkan kontolnya di bibir memek Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAqCILQIhKi6
22714Please respect copyright.PENANAl0DdGeW95x
"Masukan lagi Ray!" Mohon Ustadza Dewi.22714Please respect copyright.PENANAgkDm1VkG90
22714Please respect copyright.PENANAPzQFg0NShz
Untuk kedua kalinya batang kemaluan Rayhan menjelajahi rongga memek Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan mencengkram erat pinggul Ustadza Dewi, selagi kontolnya bergerak maju mundur dengan cepat, menikmati jepitan hangat dan legit dari dalam memek Ustadza Dewi yang sudah berulang kali merenggut kenikmatan bersamanya.22714Please respect copyright.PENANAAI78gmoCAP
22714Please respect copyright.PENANAkfpUPubc8S
*****22714Please respect copyright.PENANAKSfBTuGU4p
22714Please respect copyright.PENANAtBjPvUpeAi
Sehabis shalat Jum'at, seperti yang sudah di janjikan Rayhan, Doni dan Azril sudah berada di lapangan kosong yang berada tak jauh dari danau. Gulungan debu berterbangan di tiup angin gersang yang membuat kulit terasa kering, belum lagi terik matahari yang begitu panas, seakan tidak menyurutkan langkah mereka.22714Please respect copyright.PENANAyB7FXyrYXp
22714Please respect copyright.PENANAGqm4N9SFsD
Hamka berdiri dengan senyum culasnya bersama teman-teman dari asramanya yang berjumlah belasan orang. Ia sangat yakin bisa membuat Rayhan berlutut di hadapannya hari ini.22714Please respect copyright.PENANAN0TEpCrJix
22714Please respect copyright.PENANAJ8mxQmBgYU
Sementara itu, di sekeliling lapangan puluhan santri berdiri tidak sabar melihat perkelahian antara Rayhan dan Hamka. Bahkan mereka tidak sabar untuk menantikan perkelahian mereka berdua, menjadi sebuah tawuran yang besar, bahkan beberapa dari mereka sampai memasang taruhan.22714Please respect copyright.PENANAM2v1WCuPNq
22714Please respect copyright.PENANAlngeFCoki4
"Mulai dong." Pekik salah satu Santri yang mulai tak sabar.22714Please respect copyright.PENANAA2ffUuJz97
22714Please respect copyright.PENANAxWGaBfopwX
Hamka dengan kepercayaan tinggi maju ke tengah lapangan, ia mengepal dan mengurut-ngurut kepalan tangannya, tak sabar ingin meremukkan wajah Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAewemFMRleF
22714Please respect copyright.PENANAyDGRdRSnvV
Sementara itu, Nico dan Azril tampak begitu khawatir, berbeda dengan Rayhan yang terlihat lebih tenang.22714Please respect copyright.PENANALR6rdIvgXG
22714Please respect copyright.PENANACVatAOo8Ew
"Gue maju." Ujar Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAv0jy44qAk5
22714Please respect copyright.PENANAgCje6tn30U
Nico menggelengkan kepalanya sembari mendengus kesal. "Tai, kemana tuh orang." Geram Nico, yang sedari tadi mencoba mencari sosok Doni.22714Please respect copyright.PENANAXy8x4pVlGt
22714Please respect copyright.PENANAbgkRIIJ8CG
"Takut mungkin." Geram Azril tidak kalah kesalnya.22714Please respect copyright.PENANAji7fkyj8IJ
22714Please respect copyright.PENANALatgAx4ofd
Nico menyeringai, ia berjanji di dalam hati akan menghajar Doni kalau anak itu tidak juga datang.22714Please respect copyright.PENANAfhXZ4boz6O
22714Please respect copyright.PENANASQd4xK4x6D
Ia mengalihkan pandangannya ketengah lapangan, Rayhan dan Hamka berdiri berhadap-hadapan. Mereka saling menatap, mengintimidasi satu sama lainnya. Terlihat sekali dari tatapan Hamka kalau ia ingin melumat habis Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAoiJiGc9VqM
22714Please respect copyright.PENANAr9j049I3pB
"Anjiiiing..." Teriak Hamka.22714Please respect copyright.PENANAbQf4aKU44s
22714Please respect copyright.PENANApYxZZREDba
Kepalan tinjunya melesat kearah wajah Rayhan, yang tidak bisa di tangkis Rayhan sehingga pukulan Hamka telak mengenai wajahnya. Hamka menyeringai, ia kembali mendekat dan melayangkan pukulannya, tapi kali ini Rayhan berhasil menghindari pukulan Hamka di wajahnya, ia bergeser ke kiri kesamping Hamka.22714Please respect copyright.PENANAeMaIzuJ3zr
22714Please respect copyright.PENANABEy6UnOR4O
Tidak mau kehilangan momen, Hamka melayangkan tendangan ke udara dan dengan cepat Rayhan menangkis menggunakan kedua lengannya.22714Please respect copyright.PENANAsdcKT4G7Kf
22714Please respect copyright.PENANAZlZbXawtkk
Rayhan mulai terdesak, membuat penonton semakin kencang bersorak meminta Hamka segera menghajar Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAdLUDJKoTeW
22714Please respect copyright.PENANAbyS1wFRNVa
Pukulan kombinasi yang di lancarkan Hamka beberapa bisa di tangkis Rayhan, tapi beberapa kali juga Rayhan harus menerima bogem mentah di wajahnya. Rayhan mencoba membalas sesekali, tapi posisinya yang terpojok tidak bisa berbuat banyak.22714Please respect copyright.PENANAvhhDipMzOV
22714Please respect copyright.PENANAaIkR0RhcbE
Rayhan tersenyum sinis. "Cuman segitu doang?" Ledek Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAaKWXprYhJj
22714Please respect copyright.PENANA8Wg1WCHV5g
"Anjiiiing..." Tangan Hamka kembali melayang.22714Please respect copyright.PENANAwcjK5nlCOC
22714Please respect copyright.PENANAIkNXICdaWd
Rayhan maju masuk ke dalam pertarungan, tangan kirinya menangkis pukulan tangan kanan Hamka, sementara kepalan tangan kanannya menghantam perut Hamka, hingga membuat pemuda itu mundur beberapa langkah sembari menahan perutnya yang sakit.22714Please respect copyright.PENANAr2sGqLpq0h
22714Please respect copyright.PENANAEgNmaivrQL
Hamka mencoba membalas dengan membabi buta, tapi dengan muda di hindari maupun di tangkis Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAZKdaVGXFck
22714Please respect copyright.PENANADjdeLQ1ShY
Jual beli pukulan terjadi, dan darah mulai tampak menutupi wajah mereka berdua, membuat penonton bersorak semakin keras menyemangati mereka berdua, berbeda dengan Nico dan Azril yang terlihat begitu khawatir.22714Please respect copyright.PENANA3J0bTGbmVi
22714Please respect copyright.PENANA6u1LG3Y1If
Dengan menggunakan lututnya Rayhan menghantam uluh hati Hamka, hingga membuat pemuda itu terjerembab ke tanah dengan nafas terengah-engah. Rayhan tidak membuang ke sempatkan masnya, dengan tendangan memutar ia menghantam wajah Hamka dengan telapak kakinya.22714Please respect copyright.PENANAnbU9CQOrK4
22714Please respect copyright.PENANAXpkh1tIu6q
Tubuh Hamka terlempar sejauh satu meter, sembari berguling-guling ia menahan rasa sakit di wajah dan perutnya.22714Please respect copyright.PENANA0Rs0GhT2SJ
22714Please respect copyright.PENANAHQvc2HiVIO
"Hoek... Hoek... Hoek..." Hamka batuk darah.22714Please respect copyright.PENANA7U2KUFRUK2
22714Please respect copyright.PENANAV08EnAz9Rg
Rayhan kembali menerjangnya, Hamka yang hendak berdiri dan membalas pukulan Rayhan sama sekali tidak berkutik. Satu tendangan Rayhan membuatnya kembali tersungkur.22714Please respect copyright.PENANAi2X7V9J4W4
22714Please respect copyright.PENANALhY3IJIXBq
Sembari menduduki tubuh Hamka yang sudah tidak berdaya, Rayhan menghujani pukulannya, membuat suasana yang tadi yang ramai dengan sorak Sorai penonton, kini malah tampak sepi menatap ngeri kearah Rayhan yang tanpa ampun menghajar Hamka yang sepertinya sudah tidak sadarkan diri.22714Please respect copyright.PENANAsf3ZS4xGLF
22714Please respect copyright.PENANAvydfDBCoxs
"INI AKIBATNYA KALAU LO BERANI GANGGU TEMAN GUE." Pekik Rayhan dengan tatapan penuh amarah.22714Please respect copyright.PENANAgyqG8Kr6XJ
22714Please respect copyright.PENANArjFA4UjlNM
Niko dan Azril terdiam tak percaya dengan apa yang di lakukan Rayhan yang seakan ingin membunuh Hamka. Bahkan tubuh Azril sampai menggigil.22714Please respect copyright.PENANAoGhPF0QYLW
22714Please respect copyright.PENANAGDrhCeqDlf
"Dia bisa mati Ko." Lirih Azril menyadarkan Nico.22714Please respect copyright.PENANAReJcCIj01Y
22714Please respect copyright.PENANA01u2eqXb7l
"Anjing tuh anak, mau jadi pembunuh dia." Geram Nico, ia hendak masuk ke tengah lapangan karena ingin menghentikan kegilaan Rayhan. Tapi tiba-tiba.22714Please respect copyright.PENANAxUoAqjMZdg
22714Please respect copyright.PENANA5gsUmEnvya
"SERBUUU...."22714Please respect copyright.PENANA8K30JBaUOn
22714Please respect copyright.PENANAgcN2Yl3h3H
Entah dari mana datangnya suara teriakan tersebut, tiba-tiba anak asrama Hamza yang di pimpin Hamka masuk ke tengah lapangan hendak mengeroyok Rayhan. Buru-buru Rayhan bersiap menerima serangan dadakan dari teman-teman Hamka.22714Please respect copyright.PENANAfSOb50ayML
22714Please respect copyright.PENANAMXLYh0TKeI
"ANJIIIING." Teriak Nico.22714Please respect copyright.PENANAnBb9SvmWIw
22714Please respect copyright.PENANAk1fSx6mBLv
Ia berlarian mendatangi kerumunan yang dengan cepatnya sudah mengepung Rayhan. Tapi belum juga tiba di dekat Rayhan, ia sudah di jegal oleh tiga orang anak Asrama Hamza. Sebisa mungkin Nico menangkis dan membalas memukul mereka, beberapa dari mereka berhasil di buat babak belur oleh Nico, tapi kondisi Nico tidak kalah tragisnya, darah bercucuran dari bibir dan hidungnya.22714Please respect copyright.PENANASrETFbmtQ4
22714Please respect copyright.PENANAapCCNsTrFL
Nasib Azril ternyata lebih tragis, ia meringkuk sembari memeluk tubuhnya sendiri, tak bisa berbuat apa-apa ketika beberapa orang menganiaya dirinya.22714Please respect copyright.PENANAjLsngdLzRj
22714Please respect copyright.PENANAOhoSflWjfm
Di saat semuanya hampir sudah tidak berdaya, tiba-tiba dari arah selatan anak-anak Asrama Al Fatih menerobos masuk ke tengah lapangan, alhasil perkelahian menjadi seimbang untuk beberapa saat. Namun setelah mereka dengan cepat mendominasi pertarungan. Doni dengan beringasnya menghajar siapa saja yang berada di dekatnya, ia sungguh sangat marah.22714Please respect copyright.PENANArRixd6Wck6
22714Please respect copyright.PENANAEfXcN3YlKC
Rayhan berdiri sempoyongan sembari tersenyum melihat bala bantuan yang telah datang.22714Please respect copyright.PENANAmCnRdBcMDJ
22714Please respect copyright.PENANA4rua4RhYuE
Tawuran tersebut baru berhenti tepat ketika suara Adzan Ashar berkumandang. Tanpa ada yang memerintah, dua kelompok yang bersiteru memisahkan diri, mereka membawa teman-teman mereka yang terluka untuk kembali ke asrama masing-masing.22714Please respect copyright.PENANAMNy4kKLDYQ
22714Please respect copyright.PENANAMRFKG7V9Kt
*****22714Please respect copyright.PENANAg9N0SFqIsI
22714Please respect copyright.PENANAXb91lJ1K2w
Sore itu Zaskia marah besar terhadap Rayhan, melihat keadaan Rayhan yang berantakan. Luka lebam dan darah kering masih terlihat jelas di wajah Rayhan, belum lagi luka memar di sekujur tubuhnya. Sebenarnya Rayhan sudah berusaha menghindar dari Kakak kandungnya. Setibanya di rumah ia segera ke kamarnya, melihat tingkah Rayhan yang mencurigakan membuat Zaskia segera menyusul Adiknya.22714Please respect copyright.PENANAYSXIo6iEUc
22714Please respect copyright.PENANA3c2g9nXQEd
Bukan main kagetnya Zaskia saat melihat wajah Rayhan yang nyaris tak berbentuk. Bibirnya pecah, begitu juga dengan pelipisnya. Rasa khawatir yang membuncah, membuat Zaskia meluapkan kekhawatirannya dengan amarah.22714Please respect copyright.PENANAQvFmVdCOUY
22714Please respect copyright.PENANA5OzhJ5tNgn
"Kalau kamu mau berantem, lebih baik kamu pulang Ray!" Omel Zaskia, nafasnya memburu menahan gejolak di hatinya.22714Please respect copyright.PENANA4TuEwquZn3
22714Please respect copyright.PENANAJq0QlI1dsF
"Maaf Kak! Sssttt..."22714Please respect copyright.PENANA1RK5kHL7iF
22714Please respect copyright.PENANAu7Djuvo63S
Rayhan meringis saat Zaskia mencoba mengobati luka di wajahnya. "Maaf saja gak cukup Ray! Kenapa kamu selalu saja membuat Kakak khawatir. Apa kamu belum puas dengan kejadian tempo hari? Kakak hampir saja kehilangan kamu." Lirih Zaskia.22714Please respect copyright.PENANAQTaf6rNA3S
22714Please respect copyright.PENANAPRL6WKS2zE
Sebagai seorang Kakak sudah sewajarnya saja, kalau Zaskia merasa sangat khawatir dengan keadaan Rayhan. Apa lagi Rayhan, satu-satunya keluarganya di pesantren.22714Please respect copyright.PENANA7ox4fw0zwh
22714Please respect copyright.PENANAcKkxuVSrfS
Karena alasan itu juga Rayhan tidak berani membantah ucapan Zaskia, Kakak kandungnya.22714Please respect copyright.PENANAtk9uxvVet8
22714Please respect copyright.PENANA6DhnxdGHn4
"Hari ini kamu gak boleh keluar!" Titah Zaskia.22714Please respect copyright.PENANAnBOdNQA6hv
22714Please respect copyright.PENANAqMIA77pztV
Rayhan menggaruk-garuk kepalanya. "Iya Kak!" Jawab Rayhan pasrah, karena tidak ingin membuat kakaknya semakin marah.22714Please respect copyright.PENANAyPXh902nnd
22714Please respect copyright.PENANATj2cosjO09
Selepas kepergian Zaskia, Rayhan merebahkan tubuhnya diatas tempat tidurnya. Matanya menerawang menatap langit-langit kamarnya yang terdapat lampu LED.22714Please respect copyright.PENANASQ3Sf2cKpl
22714Please respect copyright.PENANACz0iRfRAA7
Sejujurnya Rayhan juga tidak menyangka kalau dirinya tidak mengalami nasib yang lebih buruk lagi, mengingat bagaimana mereka di keroyok oleh belasan anak asrama Hamza. Beruntung walaupun terlambat, Doni membawa bala bantuan untuk menyelamatkan mereka, andai saja Doni tidak datang, entah bagaimana masih mereka.22714Please respect copyright.PENANACI3QIx1Y4C
22714Please respect copyright.PENANAiGUT8Y1FmU
*****22714Please respect copyright.PENANAHyzl5yzVn3
22714Please respect copyright.PENANAU6ruk9zJep
Nasib Azril ternyata tidak lebih baik dari Rayhan, ia habis di omeli Laras, Ibu Tirinya. Dengan wajah tertunduk ia tidak berani menatap balik Ibu Tirinya. Baru kali ini ia melihat Laras benar-benar marah kepadanya, membuat wajahnya pucat pasih.22714Please respect copyright.PENANAJjkgvilqJJ
22714Please respect copyright.PENANAlIFmFVVTFi
Sembari menghela nafas, Laras meninggalkan Azril di ruang tamu yang masih terduduk lesu.22714Please respect copyright.PENANAJpPKpj5g0Z
22714Please respect copyright.PENANAUX37PN0e8A
Setelah beberapa menit dengan keheningan, Azril segera menyusul Laras ke dalam kamarnya. Tampak Laras yang tengah duduk di depan meja riasnya hanya memakai handuk. Sepertinya Laras baru saja selesai mandi, melihat pundak dan punggungnya masih tampak basah.22714Please respect copyright.PENANAJkNMUmrofM
22714Please respect copyright.PENANAADEEKAMHpY
"Umi." Panggil Azril.22714Please respect copyright.PENANA6nnjs6kFDD
22714Please respect copyright.PENANAdQDPk69KsI
Laras menoleh sebentar. "Umi belum ganti baju! Apa kamu sengaja ingin melihat Umi telanjang?" Sindir Laras, ia tampak benar-benar kecewa dengan Azril.22714Please respect copyright.PENANAurkTHVpif7
22714Please respect copyright.PENANA3f40grWklY
Selama ini di mata Laras Azril adalah anak yang baik, patuh terhadap orang tua. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini Azril sering berulah, dan tidak lagi mendengarkan ucapannya. Terakhir kali ia melihat Azril babak belur, Laras sudah meminta anak itu untuk tidak mengulanginya lagi, tapi lagi-lagi Azril melanggarnya.22714Please respect copyright.PENANABnrsFWmreO
22714Please respect copyright.PENANAg9TO0Edqt3
Mendapat ucapan menohok dari Ibu Tirinya Laras, membuat Azril merasa sangat sedih. Tidak pernah sekalipun Laras menegurnya dengan begitu keras seperti barusan.22714Please respect copyright.PENANACHGsyxTPaq
22714Please respect copyright.PENANAKhOIfxWJmi
"Mi, maafkan Azril!" Pemuda itu terisak penuh penyesalan.22714Please respect copyright.PENANAEnrjzq0agl
22714Please respect copyright.PENANAAo5tHMPBZO
Ia menatap Azril, ada rasa kasihan juga melihat Azril menangis seperti itu. "Kemarin Umi sudah bilang, jangan pernah berkelahi, tapi kamu mengabaikan peringatan Umi." Ujar Laras, membuat Azril semakin merasa menyesal karena mengindahkan ucapan Laras beberapa waktu yang lalu.22714Please respect copyright.PENANAZYtQxqchMe
22714Please respect copyright.PENANADKJmS5bve0
"Tolong Mi! Azril janji ini yang terakhir."22714Please respect copyright.PENANAnnQCnlHvlw
22714Please respect copyright.PENANAFbB8iBjNer
"Azril." Bentak Laras mulai kesal.22714Please respect copyright.PENANAkbeuIx52Gj
22714Please respect copyright.PENANAsA5MjMrT3v
Bukannya segera keluar dari kamar Laras, Azril malah berlutut di depan pintu Ibunya. Ia pikir dengan cara ini Ibu Tirinya akan memaafkan perbuatannya.22714Please respect copyright.PENANAB8CQkAgnnO
22714Please respect copyright.PENANAH1qEEzylPZ
Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Laras semakin kesal dengan sikap Azril yang kekanak-kanakan.22714Please respect copyright.PENANAig2EeKeind
22714Please respect copyright.PENANAk7yDl3utCH
"Tolong Mi, maafkan Azril... Tolong jangan beri tau Abi! Umi boleh menghukum Azril apa saja, asalkan Umi tidak memberi tau Abi." Melas Azril, ia berharap Laras, Ibu tirinya merasa kasihan kepadanya.22714Please respect copyright.PENANA4OHy3IgVMP
22714Please respect copyright.PENANAMf2a1sFhfA
Mendengar ucapan Azril, Laras malah semakin kesal dengan sikap Azril yang lebih takut kalau Abinya marah ketimbang dirinya yang marah. Dengan emosi yang memuncak, Laras menghampiri Azril, berdiri di depan putranya itu. "Baiklah, Umi tidak akan memberi tau Abi, dan sebagai hukumannya, mulai hari ini Umi tidak akan mau bicara lagi sama kamu, dan mulai hari ini kamu bebas melakukan apapun, karena Umi akan tutup mata." Ucap Laras membuat Azril terhenyak.22714Please respect copyright.PENANAd75Nsu4LEU
22714Please respect copyright.PENANAmicaQlVeXm
"Umi..."22714Please respect copyright.PENANAgWSCgHKSM2
22714Please respect copyright.PENANAKOlJ8o1WxE
"Keluar sekarang! Umi mau ganti baju." Usir Laras dengan tatapan tajam kearah Azril.22714Please respect copyright.PENANAermlLQmTWk
22714Please respect copyright.PENANA3hWFN7CYJA
Dengan wajah tertunduk dan berurai air mata, Azril meninggalkan kamar Laras. Baru beberapa langkah ia pergi, tiba-tiba Laras membanting pintu kamarnya, menandakan kalau dirinya benar-benar marah terhadap Azril.22714Please respect copyright.PENANAf4FBNqKiSM
22714Please respect copyright.PENANAEToGAww4ra
*****22714Please respect copyright.PENANApgsZiGJQyk
22714Please respect copyright.PENANALEPxB5QHp9
Malam begitu tenang mengiringi keindahan suasana rumah di malam hari. Sayup-sayup terdengar suara jangkrik memecah keheningan malam, sesekali terdengar suara burung malam terbang penuh harapan. Udara terasa dingin menyegarkan, langit cerah di hiasi bintang-bintang bertebaran menemani gagahnya raja malam yang bersinar terang menebar cahaya berkilauan.22714Please respect copyright.PENANArSsOCCQlzv
22714Please respect copyright.PENANA632dtdSa75
Di dalam sebuah kamar, Zaskia tampak begitu gelisah, berulang kali ia mencoba memejamkan matanya, tapi tetap juga tak bisa tidur. Hatinya gundah gulana, ada rasa sesal atas sikapnya kepada Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAc5ZbgD9yVL
22714Please respect copyright.PENANARnQorV4wWu
Haruskah ia bersikap sekeras itu kepada Rayhan? Bagaimanapun juga Rayhan sama seperti anak remaja pada umumnya, pasti pernah berkelahi dan itu adalah sebuah hal lumrah yang biasa di lakukan anak seusia Rayhan. Seharusnya ia bisa bersikap lebih baik, menasehati Adiknya agar tidak mengulanginya lagi.22714Please respect copyright.PENANAInWBKbzpAL
22714Please respect copyright.PENANA9LsyzJt0zH
"Gimana keadaan Rayhan sekarang?" Gumam Zaskia pelan.22714Please respect copyright.PENANAaENZWchcTh
22714Please respect copyright.PENANAf648hHvJyZ
Dengan gerakan perlahan ia turun dari atas tempat tidurnya, memakai jilbab instan miliknya, lalu berjalan gontai keluar dari kamarnya menuju kamar Rayhan.22714Please respect copyright.PENANA2rxUQuYdRm
22714Please respect copyright.PENANASP7dNnsNYQ
Saat pintu kamar Rayhan terbuka, lampu kamar Rayhan masih menyalah, sepertinya ia ketiduran tanpa sempat mematikan lampunya terlebih dahulu. Dengan langkah berjinjit agar tidak membangunkan Rayhan, Zaskia menghampiri Adiknya.22714Please respect copyright.PENANApPMPqGUhHJ
22714Please respect copyright.PENANA9kU9ZaV0sX
Ia meletakan tangannya diatas dahi Rayhan. "Astaghfirullah..." Zaskia mendadak panik saat merasakan dahi Rayhan yang begitu panas.22714Please respect copyright.PENANADumMDVuDfW
22714Please respect copyright.PENANA2TM3IvdYl4
Buru-buru Zaskia keluar kamar adiknya dan kembali ke kamarnya, dengan asal ia mengambil secarik kain lalu ia ke kamar mandi mengisi air ke dalam baskom kecil, dan kembali lagi ke kamar Rayhan.22714Please respect copyright.PENANApUXwR91TC7
22714Please respect copyright.PENANAlRE45XlNI8
Dengan wajah panik Zaskia mengompres kening Rayhan, untuk menurunkan panas di tubuh Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAhtPFt3iaS1
22714Please respect copyright.PENANABylLQXKi9r
Tak terasa air mata Zaskia jatuh ke wajah Rayhan, ia merasa sangat sedih karena gagal melindungi adik satu-satunya. Ia menjerit dalam diam sembari terus mengompres dahi dan luka lebam di wajah Adiknya yang tampak terlelap damai.22714Please respect copyright.PENANAPRLVzJISpf
22714Please respect copyright.PENANAgfyGqB8w3C
Tetesan demi tetesan air mata Zaskia, mau tidak mau mengganggu tidur Rayhan. Pemuda itu membuka matanya, memandang Kakaknya yang tengah menangis.22714Please respect copyright.PENANAS37GZMQOhj
22714Please respect copyright.PENANAZAxxNw0Lht
"Kak!" Lirih Rayhan.22714Please respect copyright.PENANAWXaUSHQRdK
22714Please respect copyright.PENANA2vdafJFTjh
Zaskia berusaha tersenyum, tapi ia tidak bisa menyembunyikan raut kekhawatiran nya. "Sssttt... Kamu tidur lagi ya." Bisik Zaskia, sembari menahan isak tangisnya.22714Please respect copyright.PENANAcMFak7qiyv
22714Please respect copyright.PENANAMGUM2crsTw
"Maafin aku Kak!"22714Please respect copyright.PENANAGyFjWQSF1v
22714Please respect copyright.PENANAzspnZHjUku
"Sudah sayang, gak apa-apa kok, tapi jangan kamu ulangi lagi ya." Mohon Zaskia.22714Please respect copyright.PENANASm1zxLbaSq
22714Please respect copyright.PENANAgofoTRwePG
Rayhan mengangguk sembari berusaha tersenyum. "Iya Kak! Janji gak akan bikin Kakak khawatir lagi." Ucap Rayhan, ia berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan Zaskia.22714Please respect copyright.PENANAHx33DqpSw4
22714Please respect copyright.PENANAIx3kgkH1aI
Zaskia tersenyum sangat manis, sembari berbaring di samping Adiknya. Dengan perlahan ia melingkarkan tangannya di tubuh Rayhan, memeluknya dengan penuh kasih sayang. Rayhan membalas pelukan Kakaknya dengan erat sembari mengecup pelan kening Zaskia, Kakak kandungnya.22714Please respect copyright.PENANAfhVDbT2jDr
22714Please respect copyright.PENANAdRfRoFJNcr
Kecupan lembut Rayhan membuat Zaskia merasa tenang, hingga akhirnya mereka berdua pun terlelap.22714Please respect copyright.PENANAWdojbHMv8V
22714Please respect copyright.PENANANQNmObeoFN
****22714Please respect copyright.PENANAPWOSO5IfoA
22714Please respect copyright.PENANAt6uvcpCwLO
Kediaman KH Umar22714Please respect copyright.PENANAcynqmypfvO
22714Please respect copyright.PENANANWiycGjVrR
Sementara itu di dalam sebuah kamar, di rumah yang berbeda, tampak seorang wanita dalam keadaan nyaris telanjang bulat tengah terlentang sembari di genjot-genjot oleh seorang pemuda yang tengah menindihnya dari atas. Dari raut wajah sang wanita yang masih memakai hijab itu, tampaknya ia merasa serba salah.22714Please respect copyright.PENANAOYFP8ur7PE
22714Please respect copyright.PENANAcw0Z1XKUOm
Jujur saja, sodokan kontol Daniel rasanya sangat nikmat, tapi ia masih memiliki sedikit harga diri untuk mengakui betapa nikmatnya kontol Daniel di dalam memeknya.22714Please respect copyright.PENANA5ixv3IhK9o
22714Please respect copyright.PENANA1PXuWATYqj
"Aahkk... Aahkk... Aahkk..." Desah Laras.22714Please respect copyright.PENANAnYOv7ooIQY
22714Please respect copyright.PENANA52e80CovW6
Jemari Daniel membelai buah dada Laras yang ranum itu, bermain dengan puting Laras yang berwarna coklat tua. Sentuhan-sentuhan Daniel membuat birahi Laras kian menggelegak.22714Please respect copyright.PENANA1Cwo8KgeI5
22714Please respect copyright.PENANArLU4UORCae
Tanpa sadar ia melingkarkan kedua kakinya di pinggang Daniel, agar kontol pemuda itu masuk semakin dalam di dalam rongga memeknya. Ia merasa kontol Daniel menyentuh bagian dasar lobang peranakannya yang semakin basah dan licin itu.22714Please respect copyright.PENANAxXjdcYrBnB
22714Please respect copyright.PENANAH9YytewJZT
"Ughkk... Enak sekali!" Racau Daniel. "Tadi sore, aku sempat mendengar Azril menangis, memangnya ada apa?" Tanya Daniel, tanpa menghentikan hentakan kontolnya di dalam memek Laras.22714Please respect copyright.PENANAUQkFCxczyb
22714Please respect copyright.PENANAJqbuFZWxwb
"Uhmmm... Aahkk... Tadi! Aaahkk... Azril mau meminta maaf... Dan... Please..." Terlihat sekali kalau Laras sudah benar-benar tidak tahan dan ingin sekali mendapatkan orgasmenya dari Daniel.22714Please respect copyright.PENANAyjEAGTviVs
22714Please respect copyright.PENANAvku4MhvOHx
Daniel menurunkan tempo permainannya, sengaja ingin mempermainkan birahi Laras. "Apa masalahnya?" Cecar Daniel.22714Please respect copyright.PENANAurfjgasS2I
22714Please respect copyright.PENANATXsOWkq74r
"Dia... Aahkk... Dia... Dia berkelahi, dan aku tidak mau memaafkannya." Jawab Laras, ia benar-benar di buat Daniel tersiksa akan rasa nikmat yang menggantung.22714Please respect copyright.PENANAbAUUxJx1sH
22714Please respect copyright.PENANALbMa6tkYZ9
Laras yang sudah berada di ujung kenikmatan, berusaha menggapai kenikmatan itu sendiri. Ia menggerakan pantatnya agar kocokan Daniel bisa mengantarkannya ke puncak kenikmatan. Tapi lagi-lagi Daniel mempermainkannya.22714Please respect copyright.PENANAN6wGJCTeBE
22714Please respect copyright.PENANARKW8MNvqqe
Ia menarik kontolnya dari dalam memek Laras, dan membiarkan makin tersiksa.22714Please respect copyright.PENANAaHCZSpk5Eq
22714Please respect copyright.PENANARxkh6zzDrt
"Daniel! Tolong Tante..." Melas Laras.22714Please respect copyright.PENANACauxUg2hnF
22714Please respect copyright.PENANA58CDmSXCKB
Daniel tersenyum sembari merabahi rambut kemaluan Laras. "Dia menangis karena berkelahi, atau karena tidak mendapatkan maaf dari kamu." Tanya Daniel, tidak mengubris permohonan Laras.22714Please respect copyright.PENANAg6xPDOUBB5
22714Please respect copyright.PENANAv44Hz0tBTY
"Karena tidak mendapatkan maaf dari saya!" Jawab Laras cepat. "Dan... Ayo Dan, jangan siksa Tante." Laras tampak nyaris menangis sanking frustasi karena tersiksa akan birahinya yang di buat menggantung oleh Daniel.22714Please respect copyright.PENANAWh4746TxR0
22714Please respect copyright.PENANAqxPtqIOidh
Daniel merenyitkan dahinya tanda tidak suka. "Bukankah saya sudah menyuruh Tante untuk membuat Azril terobsesi kepada Tante? Kenapa Tante malah berbuat seperti itu." Kesal Daniel.22714Please respect copyright.PENANAsuJSct8tVz
22714Please respect copyright.PENANAzKz2CWJspa
"Oke, aku minta maaf dan sekarang..."22714Please respect copyright.PENANANaaVEeBnfJ
22714Please respect copyright.PENANAbpQtEfQMwG
Daniel memotong ucapan Laras. "Tidak untuk malam ini, lakukan tugasmu dengan benar, setelah itu aku akan memberikan kamu surga yang sebenarnya." Ucap Daniel sembari menyeringai kearah Laras yang kian frustasi.22714Please respect copyright.PENANAPcghs1BdQx
22714Please respect copyright.PENANA42I7x2LhLe
"Apa?"22714Please respect copyright.PENANAHyCZ8XDbPS
22714Please respect copyright.PENANAdmsrIkdKLI
Daniel tidak mengubrisnya, ia turun dari tempat tidurnya dan mengambil pakaian Laras yang berserakan. "Pergilah! Temui saya setelah kamu melaksanakan tugas yang saya berikan." Usir Daniel.22714Please respect copyright.PENANAHr5Qp5nbhE
22714Please respect copyright.PENANAaxhEBngGje
Dengan perasaan campur aduk, Laras segera bangun dari tempat tidur Daniel dan mengenakan kembali pakaiannya. Tak terasa bulir-bulir air matanya jatuh membasahi kedua pipinya. Laras benar-benar merasa terhina atas perbuatan Daniel. Ia merasa seperti wanita murahan yang mengemis orgasme kepada pria yang memperkosanya.22714Please respect copyright.PENANAJLa0Wn02xc
22714Please respect copyright.PENANA6IcbkwkKO7
"Apa salah saya Dan?" Lirih Laras.22714Please respect copyright.PENANAnKKkCJwvkm
22714Please respect copyright.PENANAXOvNA8PgFI
Daniel menghidupkan sebatang rokok. "Tante tidak salah, tapi yang salah keluarga ini, keluarga saya. Mereka yang membuat saya melakukan semua ini, membuat Tante harus ikut merasakan penderitaan atas masa lalu keluarga saya." Ia menyeringai, dadanya terasa sesak setiap kali mengingatnya.22714Please respect copyright.PENANAEx4Lw5wAJK
22714Please respect copyright.PENANAnCSYIqaO5Y
"Aku pergi." Ujar Laras. Ia tidak mengerti dan berfikir kalau itu hanyalah alasan Daniel untuk membenarkan apa yang Daniel lakukan.22714Please respect copyright.PENANAIXgTLHY49R
22714Please respect copyright.PENANAmDhxhk0F2r
Ia melangkah keluar dan berharap Daniel menariknya kembali, memperkosanya seperti dulu, membuat tubuhnya bermandikan keringat dan spermanya. Tapi sayang, hingga ia berada di dalam kamarnya Daniel tak juga memanggilnya kembali.22714Please respect copyright.PENANATW8c3MWb3a
22714Please respect copyright.PENANAWFz7csqL9R
*****22714Please respect copyright.PENANAIGaTkOgzTu