Rayhan, Nico, Azril dan Doni kini tengah berkumpul di kantin pesantren setelah hampir dua Minggu Rayhan tidak sekolah. Mereka mengulang kembali cerita keberhasilan mereka meringkus kolor ijo yang hampir merenggut nyawa Rayhan. Kalau di pikir-pikir Rayhan merasa sangat bersyukur karena masih di biarkan hidup.26226Please respect copyright.PENANA5C4NeHGxSR
26226Please respect copyright.PENANAmC23EFVGZG
Untuk merayakan kembalinya Rayhan, Azril mentraktir teman-temannya di kantin. Tentu saja tawaran Azril di sambut gembira oleh ketiga temannya.26226Please respect copyright.PENANApo5MCuw9Kz
26226Please respect copyright.PENANAVvm7UhJtOW
Rayhan merasa sangat bersyukur karena memiliki ketiga sahabat yang begitu baik kepadanya. Yang selalu ada dan siap membantunya ketika dalam masalah. Bahkan Rayhan masih ingat ketika Doni dan Nico berteriak histeris melihat Rayhan yang dalam keadaan sekarat.26226Please respect copyright.PENANAh5FZY3bz8v
26226Please respect copyright.PENANAL7sofZk91u
"Gue punya rencana?" Usul Doni.26226Please respect copyright.PENANABicnMgOlpu
26226Please respect copyright.PENANAwhigC1jJ53
Nico yang tengah menguyah pentol bakso langsung menyahut. "Rhenchana hapha?" Tanya Nico tak jelas, alhasil potongan bakso itu mengenai sahabatnya yang duduk di depannya.26226Please respect copyright.PENANACTICXDXlmY
26226Please respect copyright.PENANAUTzBUSMBGG
Bletaaak...26226Please respect copyright.PENANAGcGk9NTjJ5
26226Please respect copyright.PENANANiCrQJMHqM
"Bangke habisin dulu tuh bakso di mulut baru ngomong." Protes Doni setelah menjitak kepala Nico sahabatnya.26226Please respect copyright.PENANALAApP0sHlT
26226Please respect copyright.PENANAKrfeF2hyBi
"Sorry mas bro, hehehe..." Cengir Nico.26226Please respect copyright.PENANAzbnIK85vDP
26226Please respect copyright.PENANARhapAJaXh0
"Lo punya rencana apa?" Azril mengulang pertanyaan Nico.26226Please respect copyright.PENANAzvbwKeKu13
26226Please respect copyright.PENANA4jgTEGjjzy
Doni tersenyum sumringah sembari menatap ketiga wajah sahabatnya yang tampak serius menunggunya. "Kalian lagi nunggu ya?" Candanya, wajah ketiga sahabatnya yang tadi terlihat serius, berubah meringis. Doni tertawa terbahak-bahak puas mengerjai ketiga sahabatnya.26226Please respect copyright.PENANAxE6YzYRtuD
26226Please respect copyright.PENANAi4csJQvmbL
"Bangke." Umpat Rayhan yang sedari tadi hanya diam.26226Please respect copyright.PENANAsYIA2fDsWp
26226Please respect copyright.PENANAgAPDQz0Hf2
"Anjing lah." Sahut Nico.26226Please respect copyright.PENANAykWCyjkDcb
26226Please respect copyright.PENANA8pZy8AyGKC
Doni semakin tertawa puas sembari memegangi perutnya yang terasa keram. "Oke... Oke... Oke... Gue serius." Doni menarik nafas perlahan, meredahkan tawanya. "Gini, gue punya rencana untuk menyambut kembali sohib kita. Sebuah rencana yang sangat menyenangkan sekaligus menegangkan, dan gue yakin kalian pasti suka." Ujar Doni antusias.26226Please respect copyright.PENANAWLlJc5793t
26226Please respect copyright.PENANAPZoloRbusg
"Langsung aja." Potong Azril tanpa melihat kearah Doni.26226Please respect copyright.PENANACPALjhcuyp
26226Please respect copyright.PENANAgB6LOTvNmU
"Hhmm... gini-gini kemarin gue gak sengaja menemukan spot yang bagus buat ngintipin Ustadza Risty mandi." Ujar Doni berbisik. Wajah ketiga sahabatnya mendadak tegang mendengar penuturan Doni.26226Please respect copyright.PENANAT1TpVDkuRl
26226Please respect copyright.PENANA0RluKFMruI
"Serius?" Tanya Nico bersemangat.26226Please respect copyright.PENANA5tCqQ6UZAf
26226Please respect copyright.PENANAPJuCy3Igcy
Doni menganggukkan kepalanya, lalu mengalihkan pandangannya kearah kedua sahabatnya yang sepertinya sama sekali tidak tertarik dengan ide gila Doni. Ustadza Risty memang salah satu Ustadza favorit di pesantren, tapi untuk mengintip Ustadza mandi, tentu itu ide yang gila.26226Please respect copyright.PENANAojx9Qcl4iP
26226Please respect copyright.PENANAgqi2IOnNmg
Kalau sampai mereka ketahuan, maka tamatlah sudah nasib mereka di pesantren.26226Please respect copyright.PENANAvHM1yxUU3E
26226Please respect copyright.PENANA5n6focy9lU
Azril memang dari dulu tidak begitu tertarik dengan kegiatan yang bisa melunturkan hafalannya. Sementara Rayhan, ia takut kalau sampai ketahuan dan membuat Kakaknya mengamuk. Bisa-bisa ia akan di coret sebagai Adik Kakaknya.26226Please respect copyright.PENANA5yYZ2qX4Z1
26226Please respect copyright.PENANAWcqjXhv8LX
"Kalian kenapa?" Tanya Doni heran.26226Please respect copyright.PENANAT9Bq03yXcD
26226Please respect copyright.PENANAhS5rG90d4R
Nico mendesah pelan. "Cemen!" Ejek Nico.26226Please respect copyright.PENANAKzyh0eP6GB
26226Please respect copyright.PENANAf7IPeFSrFi
"Kalian udah pada sinting ya? Gue gak mau ikut-ikutan ide gila kalian." Ujar Rayhan sembari menggelengkan kepalanya. Sementara Azril memilih diam karena sudah merasa di wakilkan oleh Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAH6KRqeNjtf
26226Please respect copyright.PENANAytfTVztwPA
"Semenjak kapan Lo jadi penakut kayak gini?"26226Please respect copyright.PENANAzgeqDsT5wM
26226Please respect copyright.PENANA17vZUOc6ye
"Lawan mahluk aneh aja berani, masak ngintip doang takut." Ejek Nico, sembari menyeruput es jeruknya yang tersisa seperempat. Harga diri Rayhan berontak mendengar komentar Nico yang menyentil harga dirinya.26226Please respect copyright.PENANANxm6krv0cm
26226Please respect copyright.PENANAglJrO4rFHQ
"Yang takut siapa?" Tantang Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAHgWkrbfm8k
26226Please respect copyright.PENANAlkczyH8wig
Doni dan Nico saling pandang. "Oke, kalau begitu besok pagi kita kumpul jam enam pagi di belakang rumah Ustadza Risty." Tantang Doni, membuat Rayhan dengan terpaksa menyanggupinya dengan menganggukkan kepalanya.26226Please respect copyright.PENANAP0YkNRKk5m
26226Please respect copyright.PENANAWRk3wBwMf6
"Deal!" Seloroh Nico semangat. Azril mendesah pelan.26226Please respect copyright.PENANATYbi9g2xkv
26226Please respect copyright.PENANAWF9TVu1VyC
Dan pada saat bersamaan segerombolan anak pesantren memasuki kantin. Mata salah satu dari mereka menatap tajam kearah Rayhan. Kemudian ia memberi aba-aba kepada temannya yang lain untuk mengikutinya. Dari gerak-gerik nya ia terlihat sangat mencurigakan.26226Please respect copyright.PENANAQqVwadBs2R
26226Please respect copyright.PENANAe5M0jyh3wq
Mereka berjalan petantang petenteng kearah Rayhan and gang. Nico melihat gelagat yang tidak baik dari mereka.26226Please respect copyright.PENANAL5X1wk3fMh
26226Please respect copyright.PENANABA4zRatxWB
"Ada Dedy, pura-pura tidak tau." Bisik Nico.26226Please respect copyright.PENANAQ73rfR3217
26226Please respect copyright.PENANAMaOaRCo7cy
Rayhan mengangkat alisnya, sejak pertama kali tinggal di pesantren ia sudah tidak suka dengan Dedy dan kawan-kawannya yang suka sekali menindas orang lemah. Tapi sejauh ini, Rayhan tidak berfikir untuk mencari masalah dengan Dedy, walaupun ia sangat tidak menyukai Dedy.26226Please respect copyright.PENANAnUCrQzn9Nh
26226Please respect copyright.PENANAecLaJxOVH8
Seperti yang di katakan Nico, mereka pura-pura tidak melihat kedatangan Dedy yang menghampiri mereka.26226Please respect copyright.PENANA2KJ8hEc63V
26226Please respect copyright.PENANAvazoQf9Ifd
"Wah... Wah... Wah... Pahlawan kita lagi santai ni." Ujar Dedy memprovokasi Rayhan. Tetapi pemuda itu tidak menanggapinya. Tidak ada untungnya bagi Rayhan untuk menanggapi provokasi dari Dedy.26226Please respect copyright.PENANAvzv3H4fHfL
26226Please respect copyright.PENANAwtj2u0gUtL
"Cie... Pahlawan kesiangan." Celetuk anak buah Dedy.26226Please respect copyright.PENANApvkQL5EAAC
26226Please respect copyright.PENANAzMoqzcRmLX
Mereka berlima tertawa terbahak-bahak mengejek Rayhan yang tetap memilih diam. Hanya saja cengkraman di sendoknya semakin erat.26226Please respect copyright.PENANAXcVDjgAVS6
26226Please respect copyright.PENANA5iiCjUpXvQ
Kemudian dia menepuk pundak Rayhan, sembari menatap tajam kearah Rayhan, seakan menantang Rayhan untuk menjawab tantangannya. Tapi pemuda itu tetap berusaha tenang, walaupun kepalan tangannya sudah gatal ingin memukul wajah Dedy.26226Please respect copyright.PENANAEwRlj0fWp5
26226Please respect copyright.PENANAJAFe8jQ17U
Dedy mengendus kesal sembari membuang muka kearah teman-temannya yang lain. Kemudian ia mengambil gelas Rayhan dan menumpahkan es teh diatas kepala Rayhan. Doni, Nico dan Azril terlihat kaget dengan aksi Dedy.26226Please respect copyright.PENANA8Y25o1VFQw
26226Please respect copyright.PENANAb8MvEr7esw
"Cukup bangsat." Umpat Doni sembari berdiri.26226Please respect copyright.PENANAeoz4mpiXmh
26226Please respect copyright.PENANAR5cHgwwKpr
Nico ikut berdiri di samping Doni, ia menatap marah kearah Dedy. Walaupun Dedy di kenal sebagai sosok menakutkan, tetapi mereka sama sekali tidak gentar.26226Please respect copyright.PENANAwpy7Oyuy4h
26226Please respect copyright.PENANAqtZkueFvaQ
Dedy membalas tatapan Doni dan Nico, sembari tersenyum meremehkan kearah mereka berdua.26226Please respect copyright.PENANAC8TPvKjwNR
26226Please respect copyright.PENANAzF6ku0wN8T
Keributan kecil tersebut memancing pusat perhatian para santri yang tengah menikmati jajanan kantin. Sadar kalau kondisi saat ini mulai tidak kondusip Rayhan segera melerai kedua sahabatnya agar tidak terbawa emosi.26226Please respect copyright.PENANAWJPk5KrfLe
26226Please respect copyright.PENANANXVNQtDrFP
"Sudah-sudah, kita pergi saja." Ajak Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAcKuZwhnHPa
26226Please respect copyright.PENANAwpKzEhv6lL
Ia menarik Nico untuk menjauh, sementara Azril menarik Doni yang masih beradu tatapan dengan Dedy dkk.26226Please respect copyright.PENANAUWdLfgMqTH
26226Please respect copyright.PENANAuwCM9Ykqun
Dedy meludah ke tanah sembari mengacungkan jari tengah kearah mereka berempat. "Pergi jauh-jauh sana, bila perlu keneraka sekalian!" Umpat Dedy.26226Please respect copyright.PENANAclZUoanF1P
26226Please respect copyright.PENANArvuDop9dfQ
"Hahaha..." Tawa anak buah Dedy.26226Please respect copyright.PENANADLGLivxBDC
26226Please respect copyright.PENANA8ckkI9rP8F
Tapi Rayhan tidak memperdulikan ejekan Dedy walaupun ia sangat marah, ia lebih memilih membawa teman-temannya untuk menjauh. Bagi Rayhan tidak ada gunanya ribut hanya karena masalah sepele.26226Please respect copyright.PENANABmCy3maIRM
*****26226Please respect copyright.PENANAMHojFbcISQ
26226Please respect copyright.PENANAnOiEf81niS
Semalaman Ustadza Dwi tidak bisa tidur, terus terbayang akan kejantanan Pak Imbron. Bahkan setelah subuh ia bermimpi Pak Imbron mendatanginya dan memperkosanya hingga menjerit-jerit keenakan. Alhasil Aziza mendatangi kamarnya karena khawatir mendengar ibunya berteriak.26226Please respect copyright.PENANA0ldWQbFxrS
26226Please respect copyright.PENANAadrWHb6iGH
Sisi liar di dalam diri Ustadza bukan tanpa sebab. Sebelum ia menikah, Ustadza Dwi adalah seorang hiperseks, ia memiliki kisah kelam pada saat remaja dulu. Pergaulan bebas yang tidak terkendali, membuatnya sering melakukan zina dengan berbagai pria dari kalangan bawah hingga atas. Tapi itu dulu, saat ia masih duduk di bangku SMA. Setelah tamat SMA ia kuliah di universitas Islam XXX. Pertemuannya dengan Mbak Yuni membuatnya perlahan mulai bertaubat, bahkan Mbak Yuni lah yang menjodohkannya dengan anak KH Hasan hingga akhirnya ia menikah.26226Please respect copyright.PENANALQETfQ8DXA
26226Please respect copyright.PENANARErlw2oPfc
Tapi peristiwa dua Minggu yang lalu, ketika ia di perkosa oleh kolor ijo, membangunkan sisi liarnya yang telah lama tertidur. Ia sangat merindukan kontol-kontol besar dan perkasa untuk memenuhi relung memeknya yang gatal.26226Please respect copyright.PENANAptv0MjniqS
26226Please respect copyright.PENANAcuGWGfovUw
Dan sosok Pak Imbron di anggap layak, untuk menutupi kekosongan memeknya selama ini.26226Please respect copyright.PENANAI0r16CfnaE
26226Please respect copyright.PENANA9iTnr9V4ko
Hari ini Ustadza Dwi bertekad akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Beberapa rencana sudah tersusun di otaknya untuk membawa Pak Imbron ke dalam pelukannya.26226Please respect copyright.PENANABY6jdjV5Rn
26226Please respect copyright.PENANAR0kxbG7pCs
Satu rencana telah berhasil ia jalankan dengan mendatangkan Pak Imbron ke rumahnya dengan alasan kalau lampu kamarnya rusak dan butuh di ganti dengan yang baru. Tentu Pak Imbron dengan senang hati membantunya. Dan di sinilah Pak Imbron sekarang, tengah mengganti bola lampu kamar Ustadza Dwi.26226Please respect copyright.PENANAKJp2sQHG4j
26226Please respect copyright.PENANARGLxf2vJJf
Selagi Pak Imbron sibuk di dalam kamarnya. Ustadza Dwi membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi. Ia ingin terlihat fresh di hadapan Pak Imbron. Selesai mandi, ia mengambil handuk dan melilit tubuhnya dengan handuk. Tidak lupa ia memakai jilbab instannya yang berwarna biru Dongker dengan bahan kaos.26226Please respect copyright.PENANAcdHPkGbGr0
26226Please respect copyright.PENANARHueB1R91d
Deg... Deg... Deg...26226Please respect copyright.PENANAORGmXHM9Qe
Detak jantung jantung Dwi tak beraturan, sanking tegangnya ia sampai lupa bernafas.26226Please respect copyright.PENANAYsyGkAaRC5
26226Please respect copyright.PENANARGQOTuIfly
Dengan langkah gontai ia masuk ke dalam kamarnya hanya memakai handuk, lalu menutup pintu kamarnya. Pak Imbron yang baru selesai mengganti lampu kamar Ustadza Dwi tampak terperangah melihat penampilan Ustadza Dwi yang sangat menggoda.26226Please respect copyright.PENANAjJANPP0CJu
26226Please respect copyright.PENANA2IyklKf9j5
"Eh..." Ustadza pura-pura kaget. "Maaf Pak, saya lupa kalau ada Bapak di kamar." Ujar Ustadza Dwi dengan suara yang di buat tergagap.26226Please respect copyright.PENANAWddyocgftu
26226Please respect copyright.PENANAe6K1fmnhET
Mata Pak Imbron melotot, memandangi lekuk tubuh Ustadza Dwi yang begitu menggoda, membangunkan kontolnya yang tengah tertidur.26226Please respect copyright.PENANAERlsTydg0S
26226Please respect copyright.PENANAyEMOysnNlJ
Seakan kehilangan akal sehatnya, Pak Imbron turun dari tangga dan berjalan mendekatinya. Wajah cantik Ustadza Dwi mengisyaratkan rasa takut, dan hal tersebut membuat Pak Imbron makin bergairah. Tubuhnya menegang seakan tidak sabar mendekap dan mencumbu wanita yang ada di hadapannya saat ini.26226Please respect copyright.PENANAcKyW3ZoCnr
26226Please respect copyright.PENANAwMZjf3UlH3
Ketika Ustadza Dwi hendak kabur, pergelangan tangannya dengan cepat di cekal oleh Pak Imbron, dan di tarik hingga jatuh ke dalam pelukannya.26226Please respect copyright.PENANAvdL0VHwdug
26226Please respect copyright.PENANAkDdJo2Qe8Y
"Hehehehe... Mau kemana Ustadza?"26226Please respect copyright.PENANAfskMEwUCYS
26226Please respect copyright.PENANABtJXpymk18
Wajah Ustadza terlihat panik. "Pak Imbron! Maaf saya lupa ada Bapak di kamar." Ucap Ustadza Dwi terbata-bata. Ia dapat melihat pancaran birahi di mata Pak Imbron.26226Please respect copyright.PENANASsBMW5jfjD
26226Please respect copyright.PENANAD8jW7IiWJA
"Gak apa-apa Bu Ustadza!" Seringai mesum Pak Imbron.26226Please respect copyright.PENANAN9mtTmoqvw
26226Please respect copyright.PENANArmRfFsWxVX
Tubuh Ustadza Dwi lunglai di dalam pelukan Pak Imbron, walaupun ia meronta di dalam dekapan Pak Imbron, tapi hatinya menjerit senang, karena umpannya berhasil di makan oleh Pak Imbron.26226Please respect copyright.PENANAPQuNDqe2HI
26226Please respect copyright.PENANAatDupnBJcu
Dengan beringas Pak Imbron menciumi sekujur wajah cantik Ustadza Dwi. Dia memanggut kasar bibir merah Ustadza Dwi yang menggoda.26226Please respect copyright.PENANAzBRyu6x4ny
26226Please respect copyright.PENANA7t0ejw5T7c
"Eehmmppss... Eehhmmppss... Pak Imbron, jangaaaaan... Eehmmppss..." Rintih Ustadza Dwi di sela-sela ciuman panas Pak Imbron terhadap bibirnya.26226Please respect copyright.PENANAJBaiZgYS8F
26226Please respect copyright.PENANA2FRt1Lp520
Kedua tangan Pak Imbron menamkup daging empuk di bawah pinggang Ustadza Dwi, dia meremasnya dengan kasar hingga menimbulkan bekas merah.26226Please respect copyright.PENANAPH4I1Zd14E
26226Please respect copyright.PENANAOaWhRepnyW
Untuk menambah suasana semakin panas, Ustadza Dwi mendorong tubuh Pak Imbron, kemudian ia berbalik sembari melepas ikatan handuknya, hingga jatuh ke lantai. Mata Pak Imbron makin membeliak menatap punggung dan pantat Ustadza Dwi yang putih mulus itu.26226Please respect copyright.PENANAsYkMtYGqMm
26226Please respect copyright.PENANAgl3uQl4GaU
Tidak mau kehilangan mangsanya begitu saja, Pak Imbron segera menangkap Ustadza Dwi di depan pintu pintu kamar. Dan menarik tubuh tubuh Ustadza Dwi lalu membanting tubuh Ustadza Dwi keatas tempat tidur.26226Please respect copyright.PENANA8TZRDBWJ0g
26226Please respect copyright.PENANA3po6Jy4wnn
"Jangan Pak... Jangan..." Lirih Ustadza Dwi.26226Please respect copyright.PENANAC2NLh7L4Fz
26226Please respect copyright.PENANAQGt2wcTWSn
Pak Imbron tersenyum sumbringah sembari mendekati Ustadza Dwi. Dia menjambak jilbab Ustadza Dwi dan memaksa wanita berhijab itu berlutut di hadapannya. "Hayo buka celana saya!" Perintah Pak Imbron sembari menarik kebawah jilbab yang di kenakan Ustadza Dwi hingga mendongak keatas.26226Please respect copyright.PENANAhl3cbU2bNp
26226Please respect copyright.PENANASJSVUkRJTJ
"Astaghfirullah! Jangan Pak..." Melas Ustadza Dwi.26226Please respect copyright.PENANAyp3dM7KPXL
26226Please respect copyright.PENANAbGM5r80oj3
"Buka." Bentak Pak Imbron.26226Please respect copyright.PENANAFOfpPkEaLo
26226Please respect copyright.PENANALxoTP8XAax
Kedua tangan Ustadza Dwi meraih celana lusuh Pak Imbron, dan melepas celana panjang tersebut. Ustadza Dwi menggigit bibirnya sembari menatap kontol Pak Imbron yang berukuran monster terlihat begitu menggoda.26226Please respect copyright.PENANAcrTfVdvP7Q
26226Please respect copyright.PENANArod9swoCjF
Tanpa di minta telapak tangan Ustadza Dwi menggenggam kontol Pak Imbron yang berotot.26226Please respect copyright.PENANAiFNeQxfUha
26226Please respect copyright.PENANAA74aL7mdbG
"Ternyata dugaan saya benar, gelar doang Ustadza, tapi doyan kontol. Hahahaha..." Tawa Pak Imbron pecah. Tapi Dwi yang sudah sangat terangsang tidak memperdulikannya, bahkan ia tanpa segan mengulum kontol Pak Imbron yang terasa keras dan kaku di dalam mulutnya. "Wow... Belum di suruh sudah main nyosor aja ni lonte." Umpat Pak Imbron kasar.26226Please respect copyright.PENANAsJK2eeciRD
26226Please respect copyright.PENANAYRO7i3t6K3
Umpatan-umpatan Pak Imbron malah membuat Dwi semakin bergairah. Ia menghisap dan menjilati kontol Pak Imbron, hingga pria berusia 56 tahun itu merem melek keenakan ketika kontolnya di servis menggunakan mulut seorang Ustadza yang tingkat keimanannya seharusnya tidak di ragukan lagi.26226Please respect copyright.PENANAOCHXaEj4oR
26226Please respect copyright.PENANAquCk01X9vG
Pak Imbron kembali menjambak jilbab Ustadza Dwi, dan ia mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur ke dalam tenggorokan Ustadza Dwi.26226Please respect copyright.PENANACZZCDBZLCA
26226Please respect copyright.PENANARFx2WoPHuN
Setelah merasa cukup, dia kembali mendorong tubuh Ustadza Dwi hingga terlentang diatas tempat tidur. Tubuhnya yang kekar menindih tubuh putih mulus Ustadza Dwi sembari memposisikan kontolnya di depan lipatan memek Ustadza Dwi yang telah basah.26226Please respect copyright.PENANA7EOzIrWsNl
26226Please respect copyright.PENANAY6BkHlK3yp
"Sudah siapkan ustadza?" Goda Pak Imbron.26226Please respect copyright.PENANA6U3dIck1yh
26226Please respect copyright.PENANAy9DLEPnhUT
Wanita berhijab biru dongker itu menggelengkan kepalanya. "Jangan Pak, saya sudah bersuami." Melas Ustadza Dwi, ketika merasakan kepala kontol Pak Imbron menggesek-gesek bibir memeknya.26226Please respect copyright.PENANAKLjnoHZUh5
26226Please respect copyright.PENANAyDVliGZpS9
"Bagus dong Bu, saya malah semakin semangat menggenjot memek Istri orang!" Ujar Pak Imbron sembari menyelipkan kontolnya di sela-sela memek Ustadza Dwi. Tangan kirinya memegang betis Ustadza Dwi, sementara tangan kanannya meremas payudara Ustadza Dwi yang berukuran 34D.26226Please respect copyright.PENANAkfGee6HHHy
26226Please respect copyright.PENANAMKhAgVq4ai
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26226Please respect copyright.PENANAIUEwbSgjkz
26226Please respect copyright.PENANAlONzdcNNKB
Suara benturan kelamin mereka terdengar begitu merdu, bagaikan suara nyanyian erotis yang semakin membangkitkan birahi keduanya.26226Please respect copyright.PENANAFKjsJj2KWt
26226Please respect copyright.PENANA1RcHzre1c0
"Aaghkk... Aaaahkk... Aahkk..." Desah Ustadza Dwi.26226Please respect copyright.PENANA26A0VzMVxe
26226Please respect copyright.PENANARepxmzWUgS
Setelah beberapa menit dan semakin yakin kalau Ustadza Dwi menikmatinya, Pak Imbron meminta wanita cantik itu untuk menungging. Pak Imbron membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dwi dan menjilati memeknya. Kemudian ia kembali menyetubuhi Ustadza Dwi dari belakang sembari memegangi pinggulnya.26226Please respect copyright.PENANA4Wjbd7kA6D
26226Please respect copyright.PENANAZzU9SYc1l5
Wajah Ustadza Dwi meringis, merasa ngilu di lobang peranakannya sekaligus menggelinjang nikmat merasakan otot-otot kontol Pak Imbron di dinding memeknya.26226Please respect copyright.PENANAMa0qia6lOZ
26226Please respect copyright.PENANAVvXy3IZzYJ
[/B]Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...[/b]26226Please respect copyright.PENANADD0GyXiL3z
26226Please respect copyright.PENANATPz3TGpA5i
Suara tubrukan selangkangan mereka terdengar semakin keras ketika Pak Imbron semakin gencar mengaduk-aduk lobang memek Ustadza Dwi yang semakin banyak mengeluarkan pelumas. Sembari menikmati jepitan memek Ustadza Dwi, tak lupa Pak Imbron meremas-remas payudara Ustadza Dwi yang menggantung bebas.26226Please respect copyright.PENANA1aN2z3FW6y
26226Please respect copyright.PENANAZrNs1mJmSM
"Pak... Saya keluar!" Erang Ustadza Dwi.26226Please respect copyright.PENANAGNLezD7h8i
26226Please respect copyright.PENANAiUQ83OZ2Ic
"Bareng Bu." Wajah Pak Imbron mengeras ketika ia merasakan desakan di kepala kontolnya.26226Please respect copyright.PENANAvyyjjAx9DE
26226Please respect copyright.PENANALolFPcXSKF
Secara bersamaan mereka berdua menumpahkan hasrat birahi mereka secara bersamaan. "Oughkk... Enak sekali Bu Ustadza." Erang Pak Imbron.26226Please respect copyright.PENANAs3ZA3ygUfF
26226Please respect copyright.PENANAalOx3cEyi8
Setelah puas menyiram rahim Ustadza Dwi, Pak Imbron mencabut kontolnya. Dan tampak lelehan sperma Pak Imbron jatuh keatas tempat tidur Ustadza Dwi. Sementara tubuh Ustadza Dwi terkulai lemas diatas tempat tidurnya. Wajahnya terlihat begitu puas dengan bibir tersenyum.26226Please respect copyright.PENANAWC0UMZZPhZ
26226Please respect copyright.PENANA1VX5uMVmJL
Pak Imbron segera turun dari tempat tidur Ustadza Dwi yang berantakan. Ia mengenakan kembali celananya, dan duduk di tepian tempat tidur Ustadza Dwi.26226Please respect copyright.PENANAPijuykFhX3
26226Please respect copyright.PENANAU0r0xEYKcu
"Maafkan saya Ustadza!" Lirih Pak Imbron.26226Please respect copyright.PENANAHQKxdJEz3y
26226Please respect copyright.PENANAB6hgbKVmgz
Ustadza Dwi hanya diam tidak menanggapi permohonan maaf dari Pak Imbron.26226Please respect copyright.PENANAbrjDm0V149
26226Please respect copyright.PENANA7NvbSQeKQv
Setelah menghabiskan rokok sebatang, Pak Imbron segera meninggalkan Ustadza Dwi yang masih terlihat berantakan dengan sperma Pak Imbron yang terlihat mulai mengering. Tidak ada penyesalan sama sekali di hati Ustadza Dwi, bahkan ia ingin kembali mengulanginya.26226Please respect copyright.PENANAqdk6jkMRlY
26226Please respect copyright.PENANAaIhDi16CYX
*****26226Please respect copyright.PENANA5HvVYVl8r9
26226Please respect copyright.PENANAxKauwICefc
Pulang sekolah.26226Please respect copyright.PENANAk5TEmJmDSe
26226Please respect copyright.PENANAcDgBZMuybi
"Mana duit loh?"26226Please respect copyright.PENANA0ph5gDaBCn
26226Please respect copyright.PENANAMaAcTysr0p
Dengan tangan gemetar Azril merogoh kantong celananya, ia hendak memberikan uang lima ribu kepada mereka. Tapi tiba-tiba pemuda tersebut mengambil semua uang Azril. "Eh... Jangan semua dong." Protes Azril.26226Please respect copyright.PENANAJHmEe9UJXb
26226Please respect copyright.PENANAPyJ54G7UyR
Mata Juned memicing. "Berani loh sama kita." Ancam Juned dengan mata melotot.26226Please respect copyright.PENANAkU9SMA5YXB
26226Please respect copyright.PENANA13PZjqtBMK
"Kayaknya perlu di hajar ni anak." Ujar Roby.26226Please respect copyright.PENANA8Vz5T9nxuh
26226Please respect copyright.PENANAxxBY3bnvsz
Pemuda itu menarik kerah baju Azril, reflek Azril menangkup tangannya di dada. "A-ampun Rob, sudah ambil aja semuanya." Mohon Azril ketakutan.26226Please respect copyright.PENANAkh25449qPs
26226Please respect copyright.PENANAgMYepE07A6
Bukkk...26226Please respect copyright.PENANARVp8BX7owQ
26226Please respect copyright.PENANAB7KcSX5Pr5
Tanpa aba-aba dia memukul wajah Azril hingga lebam. Kemudian ia menekuk lututnya, dan menghajar perut Azril dengan lututnya sembari melepaskan pegangannya sehingga Azril sempoyongan.26226Please respect copyright.PENANAriaKoEl9my
26226Please respect copyright.PENANAlKmVfrlY9e
Tanpa ampun Juned menerjang wajah Azril hingga terjengkang ke tanah.26226Please respect copyright.PENANAXxzzrIcOhO
26226Please respect copyright.PENANAKYGdwHx38T
"Aduh sakit." Jerit Azril.26226Please respect copyright.PENANAWXd6DOiKyX
26226Please respect copyright.PENANA0tcVxwsyOz
Robby menarik kembali kerah Azril. "Banyak bacot." Azril memejamkan matanya ketika kepalan tangan Robby hendak kembali memukul wajahnya.26226Please respect copyright.PENANAS1OgM8Y5On
26226Please respect copyright.PENANAsZpH34Uv9P
Tab...26226Please respect copyright.PENANASPd8qkATAc
26226Please respect copyright.PENANAMBfP53HIpM
"Auww..." Jerit seseorang sembari meringkuk ke tanah.26226Please respect copyright.PENANAVOlK2HliZj
26226Please respect copyright.PENANAj36XKjqhrh
Azril sedikit membuka matanya, dan melihat ada sebuah tangan di depan wajahnya. Ia sangat kaget ketika melihat Rayhan berdiri di sampingnya sembari meremas kepalan tangan Robby, hingga Robby mengerang kesakitan.26226Please respect copyright.PENANAO0ewi6zzou
26226Please respect copyright.PENANAYyTqrteC2x
"Jangan ganggu sohib gue." Ucap Rayhan pelan.26226Please respect copyright.PENANAhUSHPwCP5C
26226Please respect copyright.PENANA66AA9n7x0w
Juned yang berdiri tak jauh dari Robby terlihat shok melihat tangkapan tangan Roby yang hampir mengenai wajah dari anak pemimpin ponpes Al-tauhid.26226Please respect copyright.PENANApbAYYCP5Rl
26226Please respect copyright.PENANAqm25TUeswQ
Dengan tendangan udara Juned hendak mengincar wajah Rayhan. Buuuuk... Kaki Juned tepat mengenai wajah Rayhan, tapi Rayhan terlihat biasa-biasa saja, walaupun wajahnya sempat terhentak kesamping. Tubuh Juned gemetaran melihat Rayhan yang tengah tersenyum kearahnya. Dengan menggunakan lengannya Rayhan mendorong kaki Juned dari wajahnya.26226Please respect copyright.PENANAXWqZhAWSAm
26226Please respect copyright.PENANAuyX5Js45Rj
"Pergilah... Atau?"26226Please respect copyright.PENANA7c1lPDFXRK
26226Please respect copyright.PENANA2dvOof1oJo
"Bangsaaaaat!" Pekik Robby yang kesal. Kepalan tangan kirinya terarah ke dada Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAwj8bEU1gGD
26226Please respect copyright.PENANAThyawzAK3C
Sebelum pukulan Robby mengenai dada Rayhan, siku Rayhan lebih dulu menghantam wajah Robby. Buuuuk... tubuh Robby terjengkang kebelakang dengan wajah memar, ia langsung jatuh pingsan.26226Please respect copyright.PENANAY5scSwiB0v
26226Please respect copyright.PENANAJ3mEdcdj38
Kemudian dengan cepat kilat, Rayhan melancarkan dua kali pukulan kearah wajah Juned yang langsung terhuyung kebelakang hingga punggungnya menabrak tembok bangunan asrama.26226Please respect copyright.PENANAEti5PosuCb
26226Please respect copyright.PENANAeMV7T7Tkh1
"Anjiiiing sakit!" Jerit Juned sembari memegangi wajahnya.26226Please respect copyright.PENANAlF3DLNqeBs
26226Please respect copyright.PENANAMlQY6SpvDW
Rayhan belum selesai, ia mecekik leher Juned hingga pemuda itu kesulitan bernafas.26226Please respect copyright.PENANA0e0bGPHxwS
26226Please respect copyright.PENANA6JTxESK0di
Buukk... Buuuk...26226Please respect copyright.PENANApW1JHX8JhI
26226Please respect copyright.PENANA58NyVTCdgE
"Hoeegh... Hoeegh..." Erang Juned.26226Please respect copyright.PENANAqUyIEY8Htq
26226Please respect copyright.PENANAsTpm7RZeAg
Dua pukulan lagi kearah perut Juned hingga mengenai ulu hatinya. Matanya memerah karena sempat tidak bisa bernafas setelah menerima pukulan Rayhan di perutnya yang terasa sangat menyakitkan.26226Please respect copyright.PENANA2sV0SdMnEY
26226Please respect copyright.PENANAS6XkqaZSXb
"Ini peringatan terakhir. Bawak teman Lo pergi dari sini, dan jangan pernah ganggu sohib gue lagi." Geram Rayhan dengan tatapan tajam.26226Please respect copyright.PENANAwf2xCGW8Zk
26226Please respect copyright.PENANA6sRDaBblTz
"I-iya Ray!" Jawab Juned gemetar.26226Please respect copyright.PENANAjtbWrzV6TR
26226Please respect copyright.PENANAiJ1NWoSOd9
Rayhan segera melepas cengkeramannya dan mengajak Azril untuk segera pulang. Di samping Rayhan, Azril lebih banyak diam. Ia tidak menyangkah kalau Rayhan akan senekat itu melawan dua orang sekaligus.26226Please respect copyright.PENANAanlQ53dm1s
26226Please respect copyright.PENANAvBcqstb939
Sadar kalau sedang di perhatikan, Rayhan menoleh kearah Azril yang tergagap.26226Please respect copyright.PENANALzawBJXtSR
26226Please respect copyright.PENANA3QHCIFbfO5
"Lo kenapa?"26226Please respect copyright.PENANAaFehhuNE4g
26226Please respect copyright.PENANAaJzGV4elSt
Azril menggaruk-garuk kepala. "Ngeri juga Lo, tapi terimakasih ya sudah nolongin gue." Ujar Azril memaksa untuk tersenyum di hadapan Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAP9PW8thHQq
26226Please respect copyright.PENANAXY47JFLHKf
"Santai aja, itulah gunanya sahabat."26226Please respect copyright.PENANAhfRcCER1g8
26226Please respect copyright.PENANAXSN4SHk2xZ
"Gue senang bisa punya sahabat kayak Lo." Azril merangkul pundak Rayhan. "Sumpah gue puas banget lihat mereka Lo hajar, soalnya sudah satu semester ini gue di palakin Mulu sama mereka." Wajah Azril mendadak murung sembari memukul telapak tangannya sendiri.26226Please respect copyright.PENANAuSTWhXYNsz
26226Please respect copyright.PENANAGfD7Z4p8aJ
Rayhan menggelengkan kepalanya. "Kenapa gak Lo lawan?" Kesal Rayhan. Ia tidak bisa terima kalau ada sahabatnya yang di aniaya.26226Please respect copyright.PENANAXoM6JXRV9e
26226Please respect copyright.PENANAKLf31wmrIO
"Gue gak sekuat Lo Ray."26226Please respect copyright.PENANAK6AzQ4Wb7F
26226Please respect copyright.PENANA92ySKkARJt
"Sama-sama makan nasi ini, apa yang perlu di takutkan. Lain kali kalau mereka masih gangguin elo, kasih tau gue, bakalan gue habisin mereka semua." Geram Rayhan, entah kenapa Rayhan merasa menyesal karena melepaskan mereka, seharusnya ia memberi pelajaran untuk mereka lebih dari itu atas perlakuan mereka kepada Azril.26226Please respect copyright.PENANAny2DJhwz37
26226Please respect copyright.PENANAWHb5hvLWFT
"Terimakasih Ray, Lo memang sahabat terbaik gue."26226Please respect copyright.PENANAMfN9oO9a7w
26226Please respect copyright.PENANAiec7GtD2VC
"Santai aja." Ujar Rayhan senang melihat sahabatnya senang. "Gue balik dulu." Ujar Rayhan setibanya di persimpangan, Rayhan mengajak tos Azril yang di sambut Azril dengan kepalan tangannya bertemu dengan kepalan tangan Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAatepvcOYT9
26226Please respect copyright.PENANAu61Koxlx6y
*****26226Please respect copyright.PENANAQwdikFgvvG
26226Please respect copyright.PENANAiyzvTUwc91
26226Please respect copyright.PENANAcrrSyYPmH7
26226Please respect copyright.PENANAR0SHltoIiF
26226Please respect copyright.PENANAOPcJ4OtQNi
26226Please respect copyright.PENANAFbMwvQW98N
Rayhan tidak langsung menuju rumahnya, melainkan ke rumah Ustadza Dewi. Rasanya sudah lama sekali ia tidak berbagi kehangatan bersama Ustadza Dewi. Terakhir ia bertemu ketika Ustadza Dewi menjenguknya yang sedang sakit. Dan itupun mereka tidak bisa saling mengumbar syahwat.26226Please respect copyright.PENANAhhU6PuLZoc
26226Please respect copyright.PENANAIee6nBKrJV
Setibanya di rumah Ustadza Dewi, ia langsung di sambut pelukan hangat oleh Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAM9vpLrn0PR
26226Please respect copyright.PENANATRJYB5lFHg
Mereka berciuman sangat panas melepas rindu yang membuncah di hati mereka. Sembari melumat bibir merah Ustadza Dewi, telapak tangan Rayhan bergerilya diatas payudara Ustadza Dewi yang di bungkus oleh kaos berwarna cream lengan panjang.26226Please respect copyright.PENANAMu2atBId5Y
26226Please respect copyright.PENANAyaBPPA9Lgu
"Ustadza kangen kamu Ray!" Bisik Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAHAq73HeIMH
26226Please respect copyright.PENANA8yQPV2LeUr
Kedua tangan Rayhan melelas kaos yang yang di kenakan Ustadza Dewi, lalu di susul dengan melepas branya. "Sama Ustadza, aku juga kangen Ustadza, kangen tetek dan memek Ustadza." Goda Rayhan, sembari melahap payudara Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAPgr8jsLg53
26226Please respect copyright.PENANApGBHt4wtcY
"Oughkk Ray! Lepaskan kerinduanmu sayang." Desah Ustadza Dewi sembari mendekap kepala Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAfJa0CMqVw3
26226Please respect copyright.PENANAa7hGQLDGkq
Kemudian Rayhan mendudukan Ustadza Dewi diatas sofa, sembari mencumbu kedua pasang payudara kembar milik Ustadza Dewi, setelah puas mengulum payudara Ustadza Dewi, Rayhan kembali memanggut bibir Ustadza Dewi, sementara tangannya merogoh ke dalam celana training yang di kenakan Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAPZH48R7hmt
26226Please respect copyright.PENANAq1t4gUljgw
"Ray... Ehmmpsss..." Desah Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAstRdhC8S2U
26226Please respect copyright.PENANAPGJ4SB1R3l
Kedua jari Rayhan menggosok-gosok clitoris Ustadza Dewi, membuat memek Ustadza Dewi semakin basah.26226Please respect copyright.PENANAv8jC3Ggcyo
26226Please respect copyright.PENANAgky9r1mRcp
Rayhan melepas pagutannya dan berlutut di hadapan Ustadza Dewi. Kedua tangan Rayhan menarik celana training sekaligus celana dalam yang di kenakan Ustadza Dewi dengan perlahan. Reflek Ustadza Dewi mengangkang kan kakinya di hadapan Rayhan sembari membuka cela bibir memeknya.26226Please respect copyright.PENANAVGaZOfPevT
26226Please respect copyright.PENANAIk41AElKFX
Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss... Sruuupss....26226Please respect copyright.PENANAEiqdJtADUa
26226Please respect copyright.PENANAbFTPjBe4uU
Rayhan membenamkan wajahnya di selangkangan Ustadza Dewi, menjilati memek Ustadza Dewi. Tubuh sang Ustadza menegang sembari mendekap kepala Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAd7O4UMzgGd
26226Please respect copyright.PENANAfOwlsfhJPt
Lidah Rayhan menusuk masuk ke dalam lobang memek Ustadza Dewi, mengocok lobang memek Ustadza Dewi dengan lidahnya. Sementara jari telunjuk Rayhan mencolok lobang anus Ustadza Dewi dengan muda.26226Please respect copyright.PENANAhjfgp3HmWR
26226Please respect copyright.PENANA3QmkBsdz0W
"Oughkk... Ray! Aaaahkk... Ustadza dapat... Aaaahkk..." Desahnya panjang, sembari menyambut orgasme pertamanya dari Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAbTdLoJZlRq
26226Please respect copyright.PENANA928qndNNdF
Setelah menyapu bersih lendir memek Ustadza Dewi, Rayhan menanggalkan celananya. Kemudian ia menindih Ustadza Dewi yang tengah duduk bersandar di sofa rumahnya. Dengan perlahan kontol Rayhan menembus lobang memek Ustadza Dewi yang terasa licin karena lendir cintanya.26226Please respect copyright.PENANAO0sjQwa81f
26226Please respect copyright.PENANAuoW0WbSMId
Dengan intonasi perlahan, Rayhan menggerakan pinggulnya maju mundur menyodok memek Ustadza Dewi yang tengah meremas-remas payudaranya sendiri.26226Please respect copyright.PENANAcNHlghZ3Pi
26226Please respect copyright.PENANAa4pT7B6TBp
"Terus Ray! Aaaahkk... Enak." Erang Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAn5NbFuPxyd
26226Please respect copyright.PENANAJhXTOVZWZ9
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26226Please respect copyright.PENANA3GNVXEDtbZ
26226Please respect copyright.PENANAI06bFSn9NN
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26226Please respect copyright.PENANAZxphBGiiZe
26226Please respect copyright.PENANAuosMd8MqtV
Kedua telapak tangan Rayhan mengangkat kedua lutut Ustadza Dewi hingga makin terkangkang. "Memek Ustadza nikmat sekali! Aahkk... Rasanya legit Ustadza." Desah Rayhan, yang semakin mempercepat tempo permainannya.26226Please respect copyright.PENANAgvZsEITaJn
26226Please respect copyright.PENANAD6Z0gofFSx
"Enak banget Ray! Ouhk... Kontol kamu masuk semua, memek Ustadza jadi penuh." Racau Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAyiROWsmEqE
26226Please respect copyright.PENANASAaty679xe
Rayhan membelai wajah Ustadza Dewi, menyentuh bibir merahnya dan memasukan jarinya ke dalam mulut Ustadza Dewi yang di sambut dengan hisapan oleh Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAsbt6qiqfAe
26226Please respect copyright.PENANA1Fn7UiuJgS
Tubuh Ustadza Dewi kembali melejang-lejang ketika ia kembali orgasme. Rayhan mencabut kontolnya, kemudian ia mengarahkan kontolnya diatas payudaranya yang membusung besar. Rayhan mengocok kontolnya, dan beberapa detik kemudian wajah Rayhan mengeras dengan nafas memburu.26226Please respect copyright.PENANATyiacmhent
26226Please respect copyright.PENANAVHIGT4ppSB
"Oughkk..."26226Please respect copyright.PENANAyaILvynVcc
26226Please respect copyright.PENANAnQxWttbgiv
Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss... Croooottss...26226Please respect copyright.PENANA8MYBQUYLa0
26226Please respect copyright.PENANApe5TJnXHMK
Rayhan menumpahkan spermanya diatas payudara Ustadza Dewi. Setelah tidak ada lagi sperma yang keluar, Ustadza Dewi melahap kontol Rayhan hingga bersih.26226Please respect copyright.PENANA8v733yhgbn
26226Please respect copyright.PENANAqZ0nSxHkuI
"Terimakasih Ustadza!" Bisik Rayhan sembari mengecup kening Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANArka9bS7jhT
26226Please respect copyright.PENANAHnC3OfPigk
Ustadza Dewi tersenyum tipis. "Sama-sama sayang." Jawab Ustadza Dewi, sembari membelai perut kotak-kotak milik Rayhan yang terasa keras.26226Please respect copyright.PENANABlkKio2U2D
26226Please respect copyright.PENANAGIKzu0b5U6
Masih tanpa mengenakan celana Rayhan duduk di samping Ustadza Dewi. Reflek Ustadza Dewi memeluk pinggang Rayhan sembari membenamkan wajahnya di dada bidang Rayhan sembari menikmati aroma keringat Rayhan yang memabukkan Indra penciumannya.26226Please respect copyright.PENANANHgFWpj2Rd
26226Please respect copyright.PENANAX7zZfMqOar
Tangan Rayhan membelai kepala Ustadz Dewi sembari sesekali mengecup kening Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAsIfAwQdN4X
26226Please respect copyright.PENANAPeklu7T3Fb
"Gimana kabar kamu Nak? Maaf Ustadza baru tanya sekarang?" Ujar Ustadza Dewi. Rayhan meraih dagu Ustadza Dewi sembari mengecup lembut bibir Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAEMq8XOthl6
26226Please respect copyright.PENANAPfC40hNXr0
Ustadza Dewi memejamkan matanya, membiarkan muridnya menikmati bibir merahnya.26226Please respect copyright.PENANAZkEt7pToXO
26226Please respect copyright.PENANAO6yWRIm6zf
"Kabar saya sangat baik, apa lagi kalau sudah ketemu Ustadza!" Goda Rayhan, tangannya membelai payudara Ustadza Dewi, memelintir putingnya.26226Please respect copyright.PENANAg2ZJchsF2z
26226Please respect copyright.PENANAyL8pDrQWQi
"Ughkk... Kamu bikin Ustadza gatal sayang."26226Please respect copyright.PENANAXertMjHE7R
26226Please respect copyright.PENANA0U6j1JFExz
Rayhan mengecup pipi Ustadza Dewi. "Apa yang gatal Ustadzah?" Wajah Ustadza Dewi bersemu merah mendengar pertanyaan Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAfiCaV4EAF4
26226Please respect copyright.PENANADLHthPfOR1
"Memek!"26226Please respect copyright.PENANAtTrR34lZu2
26226Please respect copyright.PENANAdlNnlUsLVy
"Apa? Saya gak dengar." Tangannya turun kebawah membelai rambut kemaluan Ustadza Dewi. Jari telunjuknya membelai clitoris Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAFIy1vbJwjQ
26226Please respect copyright.PENANA7QBWQgudms
Tangan Ustadza Dewi membelai kontol Rayhan. "Kamu bikin Ustadza gemas sayang." Jemari lembut Ustadza Dewi membelai kepala kontol Rayhan. "Memek Ustadza gatal banget, pengen di garuk-garuk sama kontol kamu." Desah Ustadza Dewi di dekat telinga Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAKeNeskNkT8
26226Please respect copyright.PENANAFlXVP643sC
"Tapi sayakan murid Ustadza?"26226Please respect copyright.PENANAivj8fjH3LG
26226Please respect copyright.PENANA98ggOeIysC
"Bagaimana caranya agar status kita bisa berubah sayang?" Tanya Ustadza Dewi, ia sudah kembali bergairah dan ingin cepat merasakan kontol Rayhan di dalam memeknya.26226Please respect copyright.PENANAGzFum7t5Oy
26226Please respect copyright.PENANAL7nSeoPDK3
"Ada satu cara Ustadza?"26226Please respect copyright.PENANAEWwqnZ2P4O
26226Please respect copyright.PENANAl3VatfASIX
"Apa?"26226Please respect copyright.PENANAFgo1MVwKyh
26226Please respect copyright.PENANAq6jvYpnWK6
Rayhan tidak langsung menjawab, dia membelai bibir memek Ustadza Dewi, lalu memasukan kedua jarinya ke dalam memek Ustadza Dewi. "Ustadza jadi budak saya! Dengan begitu kita bisa bebas ngentot kapanpun Ustadza mau." Bisik Rayhan, membuat punggung Ustadza Dewi merinding.26226Please respect copyright.PENANAN7COePPO3a
26226Please respect copyright.PENANAgor7rUeocn
"A-akuu mau sayang." Jawab Ustadza Dewi terbata-bata.26226Please respect copyright.PENANAZ3jwRdS7FW
26226Please respect copyright.PENANAltfakFEtgj
Rayhan tersenyum kemudian ia merogoh saku celananya sembari mengambil uang kertas dua ribuan. "Ini mahar untuk Ustadza." Ujar Rayhan menyerahkan uang dua ribu kepada Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAxYDdnOKzxd
26226Please respect copyright.PENANAVn3yK0aH96
"Terimakasih sayang."26226Please respect copyright.PENANAcEeGH3kSzU
26226Please respect copyright.PENANAXt3E8NpOLx
"Sebagai bentuk kepatuhan Ustadza kepada saya, Ustadza harus bersedia saya tato." Rayhan mengeluarkan alat tato di dalam tasnya.26226Please respect copyright.PENANAuk0VhX2wM3
26226Please respect copyright.PENANAR7wGhd5xxG
Ustadza Dewi terlihat sangat terkejut dengan keinginan Rayhan yang ingin mentato tubuhnya. Sedikitpun tidak terbesit di benak Ustadza Dewi untuk mentato sebagian tubuhnya. Selain karena ia tidak suka tato, Ustadza Dewi juga merasa tato tidak mencerminkan dirinya sebagai Ustadza.26226Please respect copyright.PENANAIKPzzrXgCZ
26226Please respect copyright.PENANAvvPQQIu1po
Tapi yang meminta kali ini adalah Rayhan, murid sekaligus Tuannya yang harus ia patuhi.26226Please respect copyright.PENANAWjSBG8vBx8
26226Please respect copyright.PENANAG9jCRKIixn
"Kita ke kamar Ustadza sekarang." Ajak Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAurxNJP9DAd
26226Please respect copyright.PENANAmfVyeFz9HM
Walaupun ia ragu tapi Ustadza Dewi menurut saja ketika di ajak ke kamarnya. Ia seakan terhipnotis oleh karisma yang di miliki Rayhan. "Ray...." Lirih Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAC7WPruZWLf
26226Please respect copyright.PENANAuZcp47CReM
"Panggil saya Tuan."26226Please respect copyright.PENANAsPD03Y47B9
26226Please respect copyright.PENANAjGXM937cYv
Ustadza Dewi tampak terkejut ketika mendengar ucapan Rayhan. Walaupun Rayhan mengatakannya dengan pelan, tapi ia merasa kalau ucapan Rayhan sungguh-sungguh. Sikap Rayhan yang lembut tapi tegas membuat Ustadza Dewi semakin menaruh respek terhadap Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAPHCViU2Ebt
26226Please respect copyright.PENANAuM6AL5YIr1
"Iya Tuan Ray!" Ujar Ustadza Dewi patuh.26226Please respect copyright.PENANA65igjC8jnl
26226Please respect copyright.PENANAT13I0qt0qn
Rayhan tersenyum lalu menyuruhnya untuk berbaring diatas tempat tidur dengan posisi telungkup. Kemudian Rayhan mencolokkan mesin tato miliknya. Setelah mesin tato di isi tinta berwarna hitam, Rayhan mulai menggambar sebuah kupu-kupu di atas pinggul Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAMY6A4kAM2b
26226Please respect copyright.PENANAFetgnB8TN9
Beberapa kali Ustadza Dewi meringis, ketika mesin tato milik Rayhan menusuk kulitnya. Setelah kerangka tato kupu-kupu selesai di buat, Rayhan mengganti tinta tato berwarna merah terang, dan mewarnai gambar kupu-kupu yang baru saja ia buat. Selama proses pembuatan tato, berulang kali Ustadza Dewi menjerit kesakitan.26226Please respect copyright.PENANAvg7RMMfeof
26226Please respect copyright.PENANAUq46Gha9oZ
Setelah hampir satu jam, barulah proses pembuatan tato milik Ustadza Dewi selesai.26226Please respect copyright.PENANAatkuS9yqF9
26226Please respect copyright.PENANA2JWEgqcbku
Rayhan tersenyum melihat hasil karya yang baru ia buat. Diatas gambar kupu-kupu terdapat tulisan lonte berwarna hitam, dan di bawah gambar tersebut terdapat tanda tangan Rayhan, sebagai bentuk penegasan kalau Ustadza Dewi telah resmi menjadi budak seks miliknya.26226Please respect copyright.PENANANpCa2LZsFo
26226Please respect copyright.PENANA1zVxOhMeQ0
"Indah sekali Ustadza." Bisik Rayhan.26226Please respect copyright.PENANA7qmQE6tEGO
26226Please respect copyright.PENANAuXz3DdsCuE
Ustadza Dewi bangkit dari tempat tidur, lalu dia membelakangi kaca besar yang ada di kamarnya. Ia menatap takjub kearah tato yang baru saja di buat oleh Rayhan.26226Please respect copyright.PENANARjjZnZeET0
26226Please respect copyright.PENANAfliNbYTBLI
Setelah merapikan alat tatonya, Rayhan menghampiri Ustadza Dewi, dia memeluk erat tubuh Ustadza Dewi sembari melumat bibir budak sex barunya. Lidahnya bergerilya di dalam mulut Ustadza Dewi, sementara tangannya membelai tato Ustadza Dewi hingga meringis menahan pedih.26226Please respect copyright.PENANAubZzCasvIi
26226Please respect copyright.PENANAitwmm6RTrc
"Berbalik Ustadza!" Perintah Rayhan.26226Please respect copyright.PENANAtFf6HWkjh1
26226Please respect copyright.PENANAVqiFLUigoF
Ustadza Dewi memutar tubuhnya sembari menungging di hadapan Rayhan. "Masukan sekarang Tuan! Hamba sudah siap untuk di nikmati." Manja Ustadza Dewi, sembari membuka lipatan memeknya.26226Please respect copyright.PENANAqLF67RbjnC
26226Please respect copyright.PENANAVKt9gbiAkk
"Ahkkk... Lonte!" Desah Rayhan.26226Please respect copyright.PENANA5b7d54W0ip
26226Please respect copyright.PENANAzlnVhfs8ss
Kontol Rayhan perlahan menjelajahi lobang memek Ustadza Dewi yang terasa seret.26226Please respect copyright.PENANATkaaUT1zXp
26226Please respect copyright.PENANA9ThRL7GHkD
Dengan gerakan pelan Rayhan kembali menyodok-nyodok memek Ustadza Dewi. Tangannya mencengkram payudara Ustadza Dewi. Perlakuan lembut Rayhan, membuat Ustadza Dewi merinding keenakan.26226Please respect copyright.PENANAwN9J0LgnPE
26226Please respect copyright.PENANAKvPGOHt5OH
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26226Please respect copyright.PENANAM6BYDDk2dS
26226Please respect copyright.PENANAQAhrqBWjBx
Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk... Ploookkk...26226Please respect copyright.PENANA7k8w0I7TTf
26226Please respect copyright.PENANAC663wguQf1
Tubuh kekar Rayhan menyentak-nyentak kedepan dengan ritme perlahan. Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk... Rayhan menampar berulang kali pantat Ustadza Dewi hingga bergetar dan memerah.26226Please respect copyright.PENANAynPGbKl7gv
26226Please respect copyright.PENANAfLAv9lNMnr
Kemudian Rayhan memutar tubuh Ustadza Dewi menghadap kearah dirinya. Kembali Rayhan membenamkan kontolnya. Setelah beberapa menit, Rayhan merasa ingin keluar.26226Please respect copyright.PENANAtiPFZJyUHk
26226Please respect copyright.PENANARZ1twVE1cp
"Saya keluaaar Ustadza."26226Please respect copyright.PENANAzyotUEmE1d
26226Please respect copyright.PENANAYqY6A46ax0
"Saya juga tuan..." Jerit Ustadza Dewi.26226Please respect copyright.PENANAaBu4N37QD3
26226Please respect copyright.PENANA1kZYX8dXg8
Sembari berpelukan mereka menuntaskan hasrat syahwat mereka secara bersamaan.26226Please respect copyright.PENANArCkfPtosPp
26226Please respect copyright.PENANAOFeqkMaJuR
*****26226Please respect copyright.PENANA3tJgB1YqxL
26226Please respect copyright.PENANANSSCqsQNDx
26226Please respect copyright.PENANAvKqDv68XFC
26226Please respect copyright.PENANAQDJe0xvpwh
26226Please respect copyright.PENANALIJFcpcCVC
26226Please respect copyright.PENANAFH4zegWFGT
26226Please respect copyright.PENANAVhvQUa2hR9
26226Please respect copyright.PENANAAh1oElV4Y2
"Astaghfirullah Azril."26226Please respect copyright.PENANAdK5LtDLRRB
26226Please respect copyright.PENANABYzYAUg45q
"Eh, Umi." Azril nyengir kuda sembari menggaruk-garuk kepalanya.26226Please respect copyright.PENANAxh8uBDaPwD
26226Please respect copyright.PENANAGspcXPe80Y
Ustadza Laras mendesah pelan sembari menghampiri putranya yang pulang dalam keadaan berantakan. "Duduk sini." Suruhnya, meminta Azril duduk di sofa, di samping dirinya. Dengan patuh Azril duduk di samping Ibunya.26226Please respect copyright.PENANA4QqLMUR0RC
26226Please respect copyright.PENANAD0DuukxTki
Ia memegangi wajah putranya yang tampak memerah, dan mata kiri Azril sedikit bengkak. Terakhir kali ia melihat Azril bonyok seperti saat ini ialah dua bulan yang lalu, dan kali ini kembali terulang lagi. Sebagai seorang Ibu tentu saja ia merasa sangat khawatir.26226Please respect copyright.PENANA1iy4vF5T2K
26226Please respect copyright.PENANA5ANyY9e1PA
Setelah memeriksa luka di wajah Azril, Laras berlalu ke kamarnya untuk mengambil kotak p3k, dan air hangat untuk mengompres luka Azril.26226Please respect copyright.PENANAugSfq2gq1P
26226Please respect copyright.PENANAK9gA35XJWT
"Kamu berantem lagi." Tanya Laras.26226Please respect copyright.PENANAybyr4Gb8Cy
26226Please respect copyright.PENANAJQ3pbs0hro
Azril memilih diam, ia tidak tau harus mengatakan apa kepada Ibu tirinya. Ia tidak mungkin berbohong, tapi ia juga tidak berani untuk berkata jujur.26226Please respect copyright.PENANAaS8RdjblGJ
26226Please respect copyright.PENANARYXCABNQ5l
Dengan menggunakan kain kasa, Laras mengompres wajah memar Azril membuat pemuda itu meringis kesakitan menahan pedih di wajahnya. "Aduh sakit Mi." Rintih Azril meringis menahan pedih.26226Please respect copyright.PENANAJGAMlTWOKf
26226Please respect copyright.PENANA0eNqsALmyk
"Tahan ya sayang! Sini peluk Umi." Ujar Laras.26226Please respect copyright.PENANAQBytxHWNWh
26226Please respect copyright.PENANAvxMiPHkqW4
Azril memeluk pinggang Laras, sembari membenamkan wajahnya diatas payudara Ibu tirinya yang terasa empuk. "Maafin Azril ya Mi." Lirih Azril, ia merasa sangat nyaman berada di dalam pelukan Laras, apa lagi ia bisa merasakan tekstur empuk payudara Laras.26226Please respect copyright.PENANA0ezbnIohCR
26226Please respect copyright.PENANAbfuhrRO9Xj
"Sudah umi katakan berulang kali, jangan berkelahi." Ujar Laras, sembari membersihkan luka di wajah Azril.26226Please respect copyright.PENANA7mznEpxUIc
26226Please respect copyright.PENANAL174q7xjVP
"Iya Umi."26226Please respect copyright.PENANA2vJO8uR5SU
26226Please respect copyright.PENANAGZ4nEhdxkA
"Kali ini Umi akan adukan kamu sama Abi." Ancam Laras. Membuat wajah Azril mendadak pucat pasi.26226Please respect copyright.PENANAiVIe2daSkq
26226Please respect copyright.PENANArJeD2NfA00
Dia menatap Ibunya sembari menggelengkan kepalanya. "Ja-jangan Umi. Nanti Abi marah sama Azril." Mohon Azril kepada Ibunya yang baru saja selesai mengompres luka di wajahnya yang memar.26226Please respect copyright.PENANAFymkVEebAE
26226Please respect copyright.PENANAOxTIXJdO5N
"Biar kamu jera." Cetus Laras.26226Please respect copyright.PENANA9BbGfHX4wm
26226Please respect copyright.PENANAz8JSynoDdk
Wajah Azril berubah memelas di hadapan Laras. "Umi tega lihat Azril di pukul Abi?" Melas Azril, dengan tatapan sedih. Bukannya merasa kasihan, Laras malah terlihat gemas melihat tingkah putranya yang begitu inoncent.26226Please respect copyright.PENANAWDVTlT9S0e
26226Please respect copyright.PENANAZDeufW9Ujc
"Siapa suruh kamu bandel."26226Please respect copyright.PENANAbbS1JNWnnC
26226Please respect copyright.PENANAm82DVXCBnv
"Azril janji tidak akan mengulanginya lagi." Azril membentuk huruf V dengan kedua jarinya.26226Please respect copyright.PENANAENgFjjVbXU
26226Please respect copyright.PENANAoE5EAH16Ay
Laras menggelengkan kepalanya. "Kemarin kamu juga bilang begitu! Sudah-sudah sana kamu mandi dulu, habis itu makan bareng Umi." Titah Laras, Azril hanya pasrah menuruti perintah Ibunya. Ia berjalan gontai menuju kamarnya dengan raut wajah yang tidak bersemangat.26226Please respect copyright.PENANAv8hgU0WpK1
26226Please respect copyright.PENANAGWA91MHAof
Setelah Azril kembali ke kamarnya, Laras merubah ekspresi wajahnya menjadi tersenyum.26226Please respect copyright.PENANAMQP9mSSeW2
26226Please respect copyright.PENANAvr25MknipG
Sebenarnya ia juga tidak ingin mengadukan kelakuanku Azril kepada Suaminya. Tapi Azril memang harus di kasih hukuman agar ia jera dan tidak mengulangi lagi perbuatannya. Laras menyenderkan punggungnya di sofa sembari terus berfikir mencari solusi yang lebih baik dari pada harus mengadukan perbuatan Azril hari ini kepada suaminya.26226Please respect copyright.PENANAXwp7NfzWas
26226Please respect copyright.PENANAX02wrMMnQA
Setelah berfikir cukup lama, akhirnya Laras menemukan solusi yang tepat untuk membuat Azril jera tanpa harus memberi tau kan Suaminya.26226Please respect copyright.PENANAMwVUcNTaSN
26226Please respect copyright.PENANAmpQP7c0mnZ
Ia segera menyusul Azril ke kamarnya, tanpa mengetuk pintu Laras membuka kamar Azril. Pemuda berwajah inoncent tersebut tampak kaget melihat Ibunya masuk ke dalam kamarnya.26226Please respect copyright.PENANAbdAuXkKk3Q
26226Please respect copyright.PENANAIbB2kcEWI4
"Sini kamu Nak." Panggil Laras.26226Please respect copyright.PENANA9s5EV5Xzt2
26226Please respect copyright.PENANAt80kXR8pZg
Azril yang mengenakan handuk menghampiri Laras yang tengah duduk di tepian tempat tidurnya. "Ada apa Umi?" Tanya Azril keheranan.26226Please respect copyright.PENANAo2d5BzD7XC
26226Please respect copyright.PENANAovfHH9KBC2
"Telungkup di pangkuan Umi." Suruh Laras.26226Please respect copyright.PENANAPiITgt4ByD
26226Please respect copyright.PENANAvDOmcgZ8O7
Walaupun ia tidak mengerti tapi Azril tetap menuruti perintah Laras. Ia tidur terlungkup diatas paha Laras.26226Please respect copyright.PENANAUpUEwV4mQN
26226Please respect copyright.PENANAr9GK3vE9tQ
Laras menarik nafas dalam, ia merasa tak tega untuk melakukannya. Tapi demi kebaikan putranya, ia harus melakukannya. Bukankah lebih baik dirinya yang menghukum Azril dari pada Abinya.26226Please respect copyright.PENANAcc1frjtNtq
26226Please respect copyright.PENANAAH2Y6dF2pK
Plaaakk...26226Please respect copyright.PENANAgZo3Z0oWZp
26226Please respect copyright.PENANAR21x8n1rI7
"Aaauuww..." Jerit Azril.26226Please respect copyright.PENANAtWoxcEc0IZ
26226Please respect copyright.PENANAVnsQplijNW
Sebuah pukulan keras mendarat di pantat Azril, hingga terasa pedih di pantat Azril. Dalam keadaan bingung, berulang kali Laras memukul pantat Azril hingga handuk Azril terlepas dari pinggangnya.26226Please respect copyright.PENANAOxbYCdPNKu
26226Please respect copyright.PENANAx1scmPssCe
Laras dapat melihat bekas merah di pantat putranya, tapi itu tidak mengendurkan pukulannya dari pantat putranya.26226Please respect copyright.PENANAUNtiohGYDg
26226Please respect copyright.PENANA0GNrmC5RsP
"Aduh Umi... Sakit!" Mohon Azril.26226Please respect copyright.PENANAcgirRZWNbm
26226Please respect copyright.PENANAqgb9SjnwQ5
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...26226Please respect copyright.PENANAEwBZdodOtn
26226Please respect copyright.PENANAdyE1ii3JXn
"Ini hukuman buat anak Umi yang gak mau nurut apa kata Umi." Ujar Laras.26226Please respect copyright.PENANAZqmS9Kx3Eq
26226Please respect copyright.PENANA8OhG4hRuyJ
Plaaakk... Plaaakk... Plaaakk...26226Please respect copyright.PENANAxKqEud43vF
26226Please respect copyright.PENANAmKSzND9gO6
"Auww... Uhkk... Ampun Umi." Mohon Azril.26226Please respect copyright.PENANAm2k0QJooHn
26226Please respect copyright.PENANAu32maWiWPG
Jeritan manja Azril malah membuat Laras semakin gemas terhadap putranya. Yang awalnya tidak begitu keras, kini ia melakukannya sekuat tenaga seakan ia lupa kalau yang ia pukul saat ini adalah anak kesayangannya.26226Please respect copyright.PENANAv01pYFy20d
26226Please respect copyright.PENANACrQwF2GWFz
Hal yang sama juga di rasakan Azril. Rasa sakit dari pukulan Laras, malah membuat pemuda itu terangsang. Sadar atau tidak kontol Azril kini telah tegang maksimal.26226Please respect copyright.PENANAulzC3B3vku
26226Please respect copyright.PENANAzEDG4I3iya
Puluhan pukulan di layangkan Laras ke pantat putranya, sampai ia merasa capek sendiri, barulah Laras berhenti memukuli pantat putranya yang kini memar memerah akibat kerasnya pukulan Laras. Tapi anehnya Laras malah tersenyum melihat pantat putih putranya kini berwarna merah.26226Please respect copyright.PENANA2s9BLyYUMj
26226Please respect copyright.PENANAYeOo21cE0p
"Ayo duduk!" Perintah Laras. Ketika Azril hendak kembali memakai handuknya, Laras mencegahnya. "Tidak usah di pakai, toh Umi juga sudah lihat." Ujar Laras sembari memandangi kontol Azril yang tidak berbulu, karena Azril sangat rajin mencukur habis rambut kemaluannya.26226Please respect copyright.PENANAkYVfj5jcXB
26226Please respect copyright.PENANAxgm4a6qMwk
Laras tersenyum geli melihat selangkangan putranya. Sudah botak ukuran kontol Azril juga sangat kecil, seukuran jari kelingkingnya, padahal saat ini Azril sudah tegang maksimal.26226Please respect copyright.PENANAcHF9Rt6nxf
26226Please respect copyright.PENANAKbhjsSx0uO
"Sakit Mi." Rengek manja Azril.26226Please respect copyright.PENANA4L6frGsRQR
26226Please respect copyright.PENANAjcY0YU2IEe
Sanking gemasnya dengan Azril, Laras memeluk putranya yang tengah merengek. "Habis kamu bandel si Dek, makanya Umi pukul." Ujar Laras enteng.26226Please respect copyright.PENANArZ7z31TqSY
26226Please respect copyright.PENANAoLFfPKcbTF
"Iya Umi!" Lirih Azril. "Azril sayang Umi." Sambungnya.26226Please respect copyright.PENANAEjpHmbupiu
26226Please respect copyright.PENANALW7RH2n8Fx
"Umi juga sayang Azril."26226Please respect copyright.PENANAuBo78rk4cU
26226Please respect copyright.PENANAneLgHh3sty
*****26226Please respect copyright.PENANAV7TSYyVM23