Kumandang Adzan dari masjid yang berada tidak jauh dari rumahnya, membangunkan Rayhan dari lelap tidurnya. Entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang menyentuh selangkangannya. Saat ia membuka matanya, Rayhan tidak dapat berkedip memandang sosok bidadari yang tengah tertidur di sampingnya, dengan tangannya yang menindih selangkangannya.28941Please respect copyright.PENANATkshdPH5pB
28941Please respect copyright.PENANAFrY4MphB0s
Ternyata tanpa sadar Zaskia malah tertidur di atas tempat tidur Rayhan yang tidak begitu besar sehingga jarak diantara mereka berdua sangat dekat sekali.28941Please respect copyright.PENANAAMlJjBEqPH
28941Please respect copyright.PENANA9tx6kp3lbZ
Sanking dekatnya Rayhan dapat merasakan hembusan hangat dari nafas Zaskia yang menerpa sebagian wajahnya.28941Please respect copyright.PENANA7wpXoCZBqg
28941Please respect copyright.PENANAfk5e22hArx
Tentu saja kesempatan mas itu tidak di sia-sia kan Rayhan, dengan iseng ia memasukan tangan Zaskia ke dalam celana pendeknya dengan perlahan agar Zaskia tidak sampai bangun, hingga ia dapat merasakan betapa halus telapak tangan Zaskia yang kini menyentuh langsung batang kemaluannya yang hangat.28941Please respect copyright.PENANAA8bdGqBQiX
28941Please respect copyright.PENANAy9msLGcQ5M
Cukup lama Rayhan menatap dan memandangi wajah cantik Zaskia. Hingga akhirnya dengan perlahan Zaskia membuka matanya. Reaksi pertama saat membuka matanya hampir sama dengan Rayhan, ia terdiam sejenak, menatap wajah Rayhan dengan tatapan penuh kegaguman dengan sosok Rayhan.28941Please respect copyright.PENANA9g9sVseX20
28941Please respect copyright.PENANANdRCzHkf7y
"Pagi Kak!" Sapa Rayhan serak.28941Please respect copyright.PENANAzQMtRtngCQ
28941Please respect copyright.PENANAjxJaeORjyR
Wanita cantik itu tersenyum. "Kakak ketiduran di sini ya!" Ucap Zaskia yang belum sepenuhnya sadar, ia menggeliat dan pada saat bersamaan tangan kanannya tidak sengaja malah meremas kontol Rayhan. "Eh..." Heran Zaskia.28941Please respect copyright.PENANAwmw7vJNeUm
28941Please respect copyright.PENANApOCoCGcy8b
Mata Zaskia turun kebawah menatap selangkangan Rayhan, dengan wajah merona merah. Tampak Zaskia terlihat kebingungan melihat tangannya yang entah kenapa bisa berada di dalam celana Rayhan, selain itu ia juga dapat merasakan dengan sangat jelas jemari tangannya menggenggam kontol Rayhan yang tengah ireksi, terasa hangat dan berkedut-kedut.28941Please respect copyright.PENANA8UzEpvFphx
28941Please respect copyright.PENANApFk5VqqhnI
Saat ia hendak menarik tangannya, secara tiba-tiba Rayhan mengecup hangat bibir Zaskia.28941Please respect copyright.PENANA7Y5AmZvY6Y
28941Please respect copyright.PENANAKNGlmb4fBW
Tubuh Zaskia mendadak kaku selama beberapa detik, jantungnya berdetak tak karuan, dan sekujur tubuhnya seakan merinding, hingga bulu kuduknya berdiri. Ya, walaupun kecupan itu hanya sekilas saja, tapi begitu membekas ke dalam dirinya. Seumur hidupnya baru kali ini ada seorang pria mengecup bibirnya.28941Please respect copyright.PENANAu0vygBdDqH
28941Please respect copyright.PENANAp1qJ8GA406
"Ke-kenapa kamu nyium Kakak?" Sebuah pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ia tanyakan.28941Please respect copyright.PENANA9ihxiQbeIt
28941Please respect copyright.PENANAaiseAqCeWn
Normalnya, ia seharusnya marah dengan perbuatan adik kandungnya yang berani mencium bibirnya. Tapi entah kenapa hati kecilnya malah merasa sangat bahagia, sehingga ia lupa akan status keduanya sebagai Kakak dan Adik kandung.28941Please respect copyright.PENANAI7qZVHltOC
28941Please respect copyright.PENANACIfYkmEyqV
"Soalnya Kakak cantik kalau lagi bangun tidur!" Jawab Rayhan santai. Seakan apa yang ia lakukan barusan bukanlah sesuatu yang salah.28941Please respect copyright.PENANAMSLgQtOodU
28941Please respect copyright.PENANA1PCgK8TTfu
"Gombal! Jijik tau." Sungut Zaskia.28941Please respect copyright.PENANAp8wpYloXRy
28941Please respect copyright.PENANAve94p4tjc1
Rayhan tertawa sembari memonyongkan bibirnya. "Uhmmpps... Uhmmpps... Umppss..." Goda Rayhan seakan ia ingin kembali mencium bibir Kakaknya.28941Please respect copyright.PENANAnGDEf5VbWs
28941Please respect copyright.PENANAjJIsyofBoe
"Iiihk... Rayhan, ogah kakak di cium kamu. Hihihi..." Dengan tangan kirinya ia mendorong bibir Rayhan sembari terkikik.28941Please respect copyright.PENANAE1gINySaTA
28941Please respect copyright.PENANAyFa91kCr6X
Tanpa sadar Zaskia lupa kalau tangan kanannya masih berada di dalam celana Rayhan. Bahkan jemarinya malah meremas-remas batang kontol Rayhan yang makin terasa keras dan berkedut-kedut.28941Please respect copyright.PENANA2M9VthmpmF
28941Please respect copyright.PENANAdGjfgzFLGL
Tentu saja Rayhan sangat menikmati sentuhan telapak tangan Zaskia yang terasa halus dan lembut. Tapi ia berusaha menyembunyikannya dengan terus menggoda Zaskia, dengan tujuan agar Kakaknya lupa dengan keberadaan tangannya yang berada di dalam celana pendeknya.28941Please respect copyright.PENANAI7QQB9kEJ2
28941Please respect copyright.PENANANapmcF968l
"Sekali saja Kak." Melas Rayhan.28941Please respect copyright.PENANA2zLv6EI35p
28941Please respect copyright.PENANAbwEhnmhXnu
Zaskia menggelengkan kepalanya. "Ogaaah... Mulut kamu bauk Ray..." Rengek Zaskia, sementara tangan kanannya malah semakin keras meremas batang kemaluan Rayhan.28941Please respect copyright.PENANA9Rkdd3Hkpp
28941Please respect copyright.PENANAhKo2lV52vG
Kedutan kontol Rayhan makin lama makin terasa keras, menandakan kalau pertahannannya Rayhan sudah hampir jebol. Bahkan wajah Rayhan mengeras ketika ia sudah tidak mampu lagi menahan ledakan spermanya.28941Please respect copyright.PENANA5WR4az4A03
28941Please respect copyright.PENANAg0lQvK5pwL
Croooottss... Croooottss... Croooottss...28941Please respect copyright.PENANAtWz04Uj1us
28941Please respect copyright.PENANAZo0xX9DgoN
Hening....28941Please respect copyright.PENANAblektbOUim
28941Please respect copyright.PENANArGiBqcJvWR
Zaskia menelan air liurnya yang hambar ketika merasakan lelehan hangat sperma Rayhan di tangannya.28941Please respect copyright.PENANAXGzEbkSHr3
28941Please respect copyright.PENANAqATbVDqsbl
Kesempatan tersebut tidak di sia-siakan oleh Rayhan, pemuda itu dengan kurang ajarnya malah kembali menyosor bibirnya. Kali ini tidak hanya mengecup, Rayhan juga melumat bibir merah Zaskia dengan lembut selama beberapa detik. Zaskia yang tengah shock berat hanya diam membiarkan Adiknya melakukan apapun yang ia mau.28941Please respect copyright.PENANAozFuZVjZTf
28941Please respect copyright.PENANAHYa4oRp4Tw
"Yeaaaa... Dapat! Hahaha..." Tawa Rayhan senang.28941Please respect copyright.PENANAHnEEE7REx9
28941Please respect copyright.PENANAaUoAO8IHgy
Sejenak Zaskia terpaku melihat Rayhan, yang sama sekali tidak terlihat kalau dirinya merasa aneh dengan apa yang barusan terjadi diantara mereka.28941Please respect copyright.PENANAU1uqNtPXxC
28941Please respect copyright.PENANA92trktMKGY
Rayhan tetap seperti Rayhan yang ia kenal, jahil dan kekanak-kanakan. Walaupun beberapa detik yang lalu, Rayhan terlihat sangat jantan ketika mencium bibirnya. Bahkan Adiknya yang saat ini tengah berteriak senang karena berhasil menjahilinya, beberapa waktu sebelumnya orgasme di tangannya.28941Please respect copyright.PENANAAUpkkZPtId
28941Please respect copyright.PENANAuzIWVnI7Sw
Zaskia menarik tangannya dari dalam celana Rayhan sembari mengusap bibir merahnya. "Iihkk... Najis banget kamu Dek!" Rutuk Zaskia yang entah sadar atau tidak ia melepehkan sperma Rayhan di bibir merahnya.28941Please respect copyright.PENANADWE5pgw8ot
28941Please respect copyright.PENANArEbVbX4Ge9
"Siapa suruh lengah! Hahaha... Satu kosong Kak." Ledek Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAp9jpXtsFuV
28941Please respect copyright.PENANAnaGLXqk5I7
Zaskia memasang wajah garangnya seperti biasanya. "Eehmm... Berani ya kamu." Dengan gigi menggeratak Zaskia menyambar perut Rayhan dengan cubitan khasnya.28941Please respect copyright.PENANAaHsHgncyfy
28941Please respect copyright.PENANAp7X2bo8oBB
"Oughkk..." Lenguh Rayhan seketika menahan sakit.28941Please respect copyright.PENANANoT1YWX01r
28941Please respect copyright.PENANAGpczHomp2v
"Masih berani?"28941Please respect copyright.PENANAgxqufS5C23
28941Please respect copyright.PENANAeAAZTEjyqv
Rayhan menggeleng. "Ampun Kak... Aduh... Sakit ni Kak." Melas Rayhan dengan raut wajah menyedihkan.28941Please respect copyright.PENANAgGxlXaUMli
28941Please respect copyright.PENANAeIARbjFjE6
"Makanya jangan berani jahilin Kakak." Omel Zaskia lagi.28941Please respect copyright.PENANAMuefdZ4u6x
28941Please respect copyright.PENANAVSCOUhHnXk
"Iya Kak, janji gak lagi..."28941Please respect copyright.PENANA7UA6rqh0og
28941Please respect copyright.PENANAPHxRMexBHq
"Benar ya."28941Please respect copyright.PENANAKo8HCQOmkS
28941Please respect copyright.PENANAcGOq80m9ll
"Iya Kak." Mohon Rayhan.28941Please respect copyright.PENANA7xCyazQkE8
28941Please respect copyright.PENANAnGCF7d3FY1
Sekilas dari raut wajah Zaskia tampak sangat puas melihat Adiknya tidak berkutik. Tapi pada kenyataannya Zaskia masih merasa shock atas apa yang barusan mereka berdua lakukan. Adik dan Kakak kandung berciuman bibir layaknya sepasang suami istri. Tidak sampai di situ saja, Rayhan orgasme di tangannya, dan ia masih bisa merasakan aroma sperma Rayhan yang rasanya cukup asin dan lengket di bibirnya.28941Please respect copyright.PENANA7DpIaFWg0d
28941Please respect copyright.PENANAMZQnNJddvJ
Zaskia jelas sadar kalau yang mereka lakukan barusan adalah sebuah perbuatan yang tabu, yang di larang oleh Agama. Tapi entah kenapa, melihat tingkah Rayhan yang terlihat biasa-biasa saja, membuat Zaskia juga ingin menganggap kejadian barusan hanya sebagai angin lalu saja, seakan tidak pernah terjadi apapun diantara mereka berdua.28941Please respect copyright.PENANA0YG4vGYEiz
28941Please respect copyright.PENANAFZHtxjAwhB
*****28941Please respect copyright.PENANAcGFWMDM5ay
28941Please respect copyright.PENANAQNOFmCOcZk
Di kediaman Ustadza Dwi28941Please respect copyright.PENANA11kdOGu12o
28941Please respect copyright.PENANAku5YnsKDLH
Aziza yang baru selesai menyiapkan buku-buku pelajarannya, segera mendatangi Ibunya Ustadza Dwi. Ia pamit untuk segera berangkat ke sekolah. Dwi mengantarkan putrinya hingga ke ambang pintu rumahnya.28941Please respect copyright.PENANApO1UI93M6a
28941Please respect copyright.PENANAkPpeMSTebY
Selepas kepergian Aziza, Ustadza Dwi segera menutup dan mengunci pintu rumahnya. Setengah berlari ia menuju ke pintu belakang rumahnya.28941Please respect copyright.PENANAxMkCTUFkSU
28941Please respect copyright.PENANAJAS2aNhrWv
Saat pintu terbuka, tampak seorang pria keluar dari persembunyiannya. Dengan penampilan lusuhnya ia menghampiri Ustadza Dwi yang menyambut kedatangannya dengan senyuman hangat. Di depan pintu belakang, tanpa ada rasa malu Dwi yang sudah diketahui telah bersuami memeluk erat Pak Imbron.28941Please respect copyright.PENANAD8wVSNkVG9
28941Please respect copyright.PENANAdqkJndvWRP
"Kangen ya! Hahaha..." Tawa Pak Imbron.28941Please respect copyright.PENANAUP9lqalBkk
28941Please respect copyright.PENANAD1QZNijDMk
Pria beruntung itu meraih dagu Ustadza Dwi dan melumat bibir merah Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAPupsdBC5BB
28941Please respect copyright.PENANAEIDrpU5nth
Tanpa merasa segan Dwi bertukar lidah dan air liur dengan Pak Imbron. Rasa tembakau yang begitu menyengat seakan tidak menjadi penghalang bagi keduanya.28941Please respect copyright.PENANAocnPKU6quo
28941Please respect copyright.PENANAIy7kKtb3FR
Sembari melangkah masuk ke dalam rumah, mereka tidak melepas pagutan bibir mereka berdua, bahkan tangan kanan Pak Imbron menjamah pantat berisi Dwi yang terasa kenyal seperti agar. Sentuhan-sentuhan Pak Imbron dalam sekejap menenggelamkan Dwi ke dalam kubangan birahi.28941Please respect copyright.PENANAVJ8kXO8uSU
28941Please respect copyright.PENANAdALjkYQCgT
Tapi tiba-tiba...28941Please respect copyright.PENANAyfnad2cjiJ
28941Please respect copyright.PENANAmX5GjDp92k
Pook... Pook... Poop...28941Please respect copyright.PENANAUlhKY12rF9
28941Please respect copyright.PENANAdXVKZeMFFD
Beberapa bapak-bapak berjalan mendekati mereka sembari bertepuk tangan dengan senyuman menyeringai menatap keduanya yang kepergok berbuat asusila.28941Please respect copyright.PENANA4cbCNo8xep
28941Please respect copyright.PENANA2StreZQIxV
Wajah Dwi tampak pucat pasih, ia tidak menyangkah kalau aksi gila mereka dengan cepat ketahuan oleh orang lain. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau seandainya aksi gila mereka di laporkan oleh mereka.28941Please respect copyright.PENANAfYpRMvsOor
28941Please respect copyright.PENANAeMNHUJ9QUP
Berbeda dengan Pak Imbron, ia terlihat tenang bahkan dengan santainya ia mengambil besi palang pintu untuk memukul bahkan membunuh bapak-bapak tersebut yang tak lain adalah rekan kerjanya sendiri. Gerombolan bapak-bapak tersebut yang tadi petantang petenteng kini dengan serempak mengangkat tangan mereka.28941Please respect copyright.PENANA0DGNSH7JSd
28941Please respect copyright.PENANAIJUuhfch07
"Majulah." Seringai Imbron.28941Please respect copyright.PENANAgpsYgT7Jop
28941Please respect copyright.PENANAOYhA0hzlpS
"Tenang Pak... Kita ke sini cuman mau berdamai." Ujar Pak Budi.28941Please respect copyright.PENANAiN3yotFJxU
28941Please respect copyright.PENANAZ36CA5drjh
Imbron menyeringai. "Damai? Berdamailah dengan besi ini." Ancam Pak Imbron. Ia benar-benar akan mengamuk karena kesenangannya yang terganggu, beruntung Ustadza Dwi buru-buru menghentikannya.28941Please respect copyright.PENANABorlaq5fae
28941Please respect copyright.PENANAWSRjYqvKEA
"Kita dengarkan saja dulu apa mau mereka." Pinta Dwi.28941Please respect copyright.PENANAb7RFhi6r2W
28941Please respect copyright.PENANADBHZYrXCLu
"Baiklah, katakan apa yang kalian mau." Ucap Pak Imbron dengan nada ancaman.28941Please respect copyright.PENANAUv9FpPw5J0
28941Please respect copyright.PENANAh7omLk6cs2
Mereka berempat tampak menelan air liur sanking takutnya. "Sabar Pak... Sebenarnya kami ke sini cuman karena penasaran kenapa Bapak selalu menghilang! Bukan karena apa-apa." Ucap Lukman ketakutan.28941Please respect copyright.PENANAF6fpdWLonZ
28941Please respect copyright.PENANAFymvzJWzjM
"Dan jujur saja Pak, sebenarnya ehmm... Melihat tadi Bapak cipokan dengan Ustadza Dwi, kita jadi..." Pak Edi tak berani menlanjutkan ucapannya, malah menyenggol temannya.28941Please respect copyright.PENANA0dw11wXU09
28941Please respect copyright.PENANAKAJ0EFE47p
"Apa si!" Protes Pak Pak Lukman.28941Please respect copyright.PENANAAcGFp99qCl
28941Please respect copyright.PENANAUC9A4c3D0m
"Maaf Pak Imbron, kita jadi ikut nafsu terhadap Ustadza Dwi." Ucap Jaja. Tubuhnya sampai merinding sanking takutnya kalau Pak Imbron melayangkan besi tersebut kearahnya.28941Please respect copyright.PENANA7XBT7rEGDr
28941Please respect copyright.PENANA70YRwDk6Qi
Pria berambut panjang yang tak terurus itu mencoba memberanikan diri. "Ustadza Dwi sangat cantik, siapapun juga pasti suka... Ya... Siapa tau Pak Imbron mau berbagi." Ujar Pak Budi takut-takut menatap Pak Imbron.28941Please respect copyright.PENANAkoOf2325zE
28941Please respect copyright.PENANAaUS5vDXI8R
Pak Imbron manggut-manggut sambil memukul pelan gagang besi yang ada di tangannya ke lantai. "Ooo... Jadi itu niat kalian." Geram Pak Imron.28941Please respect copyright.PENANAOSt1ph4ek8
28941Please respect copyright.PENANA5vfys6lAll
"Sabar Pak! Kami tidak akan memaksa." Mohon Pak Lukman.28941Please respect copyright.PENANAPtzaEzDo0X
28941Please respect copyright.PENANAxP3GiE7Vmo
Lagi-lagi Dwi harus menghentikan Pak Imbron sebelum ia benar-benar membuat mereka berempat sekarat terkena hantaman palang besi pintu rumahnya. Ia menggelengkan kepalanya, meminta Pak Imbron untuk bersabar.28941Please respect copyright.PENANAa7wsEWGvLa
28941Please respect copyright.PENANAPHn0HiNWLC
Jujur saja Dwi sedikit merinding mengetahui niat mereka, sekaligus merasa tertantang.28941Please respect copyright.PENANAlKRTVmFpoD
28941Please respect copyright.PENANArArclsLj4T
"Jadi... Bapak sekalian juga mau begituan saya?" Suara Dwi gemetar, menatap satu persatu bapak-bapak petugas kebersihan pesantren Al Tauhid.28941Please respect copyright.PENANALWt0n4eCHH
28941Please respect copyright.PENANAKfHDLYDIWh
"I-iya Bu Ustadza."28941Please respect copyright.PENANA9Nn1pBKTdW
28941Please respect copyright.PENANAzMN5FkrPM3
Dwi menatap Pak Imbron. "Saya pikir lebih baik kita ambil amannya saja Pak Imbron." Dwi kembali menatap keempat bapak-bapak lainnya. "Saya tidak mau ada keributan, jadi..." Dwi menggantung kalimatnya.28941Please respect copyright.PENANAVqY2Uih2Kc
28941Please respect copyright.PENANANswFx4gj5O
Imbron tersenyum. "Sepertinya itu solusi yang baik." Ujar Pak Imbron lalu melumat kembali bibir Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAqJia7XabjO
28941Please respect copyright.PENANA6Gjr6YTodT
"Kalian buruan masuk, dan kunci pintunya." Ucap Dwi kemudian.28941Please respect copyright.PENANAiptdoeYOr4
28941Please respect copyright.PENANASmNOrnBP72
Setelah memastikan kondisi aman, mereka segera menyusul Pak Imbron dan Dwi yang sudah lebih dulu masuk ke dalam kamar. Mereka berempat menatap sebentar kamar Ustadza Dwi yang terlihat begitu rapi dan wangi. Dinding kamarnya terdapat sebuah foto Ustad Furqon yang terlihat gagah dengan jas hitamnya.28941Please respect copyright.PENANAdbx4IftXjU
28941Please respect copyright.PENANA00Ncyl0u0w
Pandangan mereka beralih ke Dwi yang kini berdiri di hadapannya. Seraya tersenyum Dwi mulai menanggalkan gamis syar'i yang ia kenakan, menyisakan pakaian dalam serba ungu dengan hijab sewarna dengan pakaian dalamnya.28941Please respect copyright.PENANAn7hwXwOmxV
28941Please respect copyright.PENANAW5QzPkrq3j
"Tunggu apa lagi Pak!" Ujar Dwi.28941Please respect copyright.PENANAcHAyMnplOL
28941Please respect copyright.PENANAeMH4o1o3L9
Pak Edi maju lebih dulu, ia memeluk tubuh ramping Ustadza Dwi sembari melumat bibir Ustadza Dwi. Ada sensasi geli di bibir Ustadza Dwi ketika kumis panjang Pak Edi menusuk-nusuk kulit bibirnya.28941Please respect copyright.PENANAQEQbkeCwD0
28941Please respect copyright.PENANAId8gWMmLv9
Tanpa di komando mereka segera menghampiri Ustadza Dwi. Pak Jaja bertubuh pendek, segera berlutut di belakang Dwi, ia menciumi sekujur pantat mulus Dwi dan sepasang paha mulus Dwi yang terpampang halus dan lembut. Dalam sekejap pipi pantat dan paha Dwi menjadi sangat basah karena air liur Pak Jaja.28941Please respect copyright.PENANAMf6gJLZd8Z
28941Please respect copyright.PENANAbaR1S11Jb9
"Bawak ke kasur aja." Seru Lukman.28941Please respect copyright.PENANAFE0H0pS4Y8
28941Please respect copyright.PENANAeuwRgbUF04
Mereka segera membawa Ustadza Dwi naik keatas pembaringan, di kelilingi keempat pria dewasa yang menatapnya penuh birahi. Hanya Pak Imbron yang terlihat tidak begitu tertarik dan membiarkan teman-teman nya untuk lebih dulu menikmati tubuh Dwi. Sementara dirinya untuk sementara waktu cukup untuk melihat saja.28941Please respect copyright.PENANA9lO0XXrDtJ
28941Please respect copyright.PENANAm3GpxkqlYo
Jemari-jemari mereka mulai menjelajahi setiap inci kulit mulus Ustadza Dwi. Sementara sang Ustadza tampak begitu pasrah.28941Please respect copyright.PENANADj1PLoqGEQ
28941Please respect copyright.PENANA04gwwrRPNU
Dalam sekejap pakaian dalamnya sudah di lepas oleh mereka dan hanya menyisakan hijabnya saja. Ketika Pak Jaja hendak melepas hijabnya, Dwi sempat menolaknya.28941Please respect copyright.PENANAChdFNIGL9c
28941Please respect copyright.PENANAQ1Zs2zqF7T
"Jangan Pak! Ini identitas saya." Ujar Dwi.28941Please respect copyright.PENANArSnQXYwFn7
28941Please respect copyright.PENANAqc4EsCPkId
"Tidak masalah Bu Ustadza, hehehe..." Ujar Pak Jaja, yang kemudian mencium bibir Dwi.28941Please respect copyright.PENANAeLpe2vW59o
28941Please respect copyright.PENANAqHHVc411eu
Tiba-tiba kedua kaki Ustadza Dwi di rentangkan oleh seseorang dan ternyata yang melakukannya adalah Pak Lukman. Mata Pak Lukman menatap nanar kearah bibir memek Dwi yang kemerah-merahan, sungguh sangat mengundang birahi.28941Please respect copyright.PENANAOosDu2zO0O
28941Please respect copyright.PENANAwkugHCnbiW
Dwi menggeliat manja, menatap Pak Lukman dengan gestur malu-malu. Membuat Pak Lukman gemas. Ia membenamkan wajahnya di selangkangan Dwi.28941Please respect copyright.PENANAKvyLMcxcls
28941Please respect copyright.PENANAeqO2fBLxbJ
"Oughkk... Pak! Aahkk..." Lenguh Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAriq3N8tQni
28941Please respect copyright.PENANAdoSnGxkgfX
Lidah Lukman bermain-main dengan bibir kemaluan Dwi, menghisap clitorisnya dan sesekali menusuk-nusuk lobang memek Dwi dengan lidahnya. "Sluuuppss... Sluuuppss... Memek Ustadza Dwi bersih, enak..." Racau Pak Lukman.28941Please respect copyright.PENANAIxFhzswizP
28941Please respect copyright.PENANA07ZLc12zy7
"Pak... Aahkk... Aahkk..." Erang Dwi makin keras.28941Please respect copyright.PENANAqg4tEtD6mj
28941Please respect copyright.PENANA2WqlWEcWD4
Pantatnya sedikit terangkat ketika jari Pak Lukman menerobos masuk ke dalam rongga memeknya. Dengan gerakan perlahan Pak Lukman mengocok memek Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAwAYh2sUklV
28941Please respect copyright.PENANAkT6evi5zxZ
Budi dan Jaja secara bersama-sama merangsang buah dada Dwi yang berukuran 34D itu. Mereka melumat payudara Dwi, menghisap putingnya yang terasa makin keras dan sensitif. Tubuh Dwi menggelinjang nikmat, ia tanpa henti mengeluarkan suara erangan manja dari mulutnya.28941Please respect copyright.PENANAZgdCPhu3WN
28941Please respect copyright.PENANAoUchpdYkGB
Pak Edi segera melepas celananya, ia meraih tangan Ustadza Dwi untuk mengoralnya.28941Please respect copyright.PENANABZG0a0yxqw
28941Please respect copyright.PENANA8t5avuzUjl
Jemari halus Dwi menggenggam kontol Pak Lukman, ia mengocoknya sembari sesekali mencium dan menjilati batang kontol Pak Lukman, hingga membuat Pak Lukman mendesis nikmat.28941Please respect copyright.PENANAMpL7hYzqH5
28941Please respect copyright.PENANAwb9eQ8lZHD
Sentuhan dan rangsangan yang terus-menerus ia terima, akhirnya membuat pertahanan Dwi jebol juga. Tubuhnya menggelinjang beberapa saat ketika ia mengalami sebuah orgasme dengan sensasi yang sungguh luar biasa ia dapatkan dari mereka berempat. Dengan mata terpejam ia melepaskan lendir cintanya.28941Please respect copyright.PENANAI15Xhb8LJS
28941Please respect copyright.PENANAwd3a6k3uBF
Creeettsss.... Creeettsss.... Creeettsss...28941Please respect copyright.PENANAib0O3AiOCl
28941Please respect copyright.PENANAlIDK0dpfQd
"Oughkk...." Lenguh panjang Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANA3ollCE1NCf
28941Please respect copyright.PENANAvdcZitHLRR
Pak Lukman membelai bibir memek Ustadza Dwi. "Gimana rasanya Bu Ustadza? Enak?" Goda Pak Lukman, tampak bibir hitamnya berlepotan lendir cinta Dwi.28941Please respect copyright.PENANAkUzX5DFKxi
28941Please respect copyright.PENANAswf5qXojFZ
"Iya Pak enak banget." Jawab Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANANdVbbKyfae
28941Please respect copyright.PENANARUWYhWrvu0
"Saya masukan sekarang ya Bu?" Izin Pak Lukman sembari melepas pakaiannya.28941Please respect copyright.PENANAnbvxsraM36
28941Please respect copyright.PENANAdCRojcWU9n
Dwi mengguk setuju. "Pelan-pelan ya Pak!" Pinta Dwi, ia menggenggam kontol Pak Lukman dan mengarahkannya di lobang memeknya yang sudah sangat basah.28941Please respect copyright.PENANAgSWW3fVdvF
28941Please respect copyright.PENANA7rPpgmD5i6
28941Please respect copyright.PENANAbLxLapM5WR
"Di jamin Ibu bakalan puas, hahaha..." Tawa Lukman senang.28941Please respect copyright.PENANAE8sgBjqCJ4
28941Please respect copyright.PENANAgZYzXeoarM
Dwi hanya tersenyum menatap Pak Lukman, dan membiarkan kontol Pak Lukman menyeruak masuk ke dalam lobang peranakannya. Perlahan tapi pasti, kontol Pak Lukman terbenam ke dalam lobang sempit Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAAuaomrVD7D
28941Please respect copyright.PENANAMSrETydeGX
Tubuh Dwi menegang sesaat menikmati sensasi sodokan kontol Lukman di dalam memeknya.28941Please respect copyright.PENANAsbsoMeMZFg
28941Please respect copyright.PENANA6AIFORbngL
Dengan gerakan perlahan Pak Lukman mulai memaju mundurkan kontolnya, menjelajahi relung memek Ustadza Dwi yang terasa pas, memeluk kontolnya.28941Please respect copyright.PENANA9jsW1jFh3f
28941Please respect copyright.PENANA9WT98t3fi4
"Kayak mimpi bisa ngentotin Ustadza hari ini." Gumam Lukman.28941Please respect copyright.PENANAyAcXql3fuz
28941Please respect copyright.PENANAGzgOuw02UG
Ustadza Dwi melingkarkan kakinya memeluk pinggang Pak Lukman. "Aahkk... Terus Pak! Enaaak Pak... Aaahkk... Aahkk..." Desah Ustadza Dwi yang kembali hanyut akan permainan terlarang yang tengah mereka lakukan saat ini.28941Please respect copyright.PENANAFYjZHckDSr
28941Please respect copyright.PENANAidvQvND1hA
"Ayo Bu Ustadza hisap lagi." Pinta Pak Eddi.28941Please respect copyright.PENANAqE5HbaTP1g
28941Please respect copyright.PENANAN4SFSzde7x
Ustadza Dwi yang sudah sangat terangsang segera melahap kontol Pak Eddi. Ia mengulumnya, membuat kontol Pak Eddi basah sepenuhnya oleh air liurnya. Tidak hanya batang kontolnya, Ustadza Dwi juga menjilati kantung telur Pak Eddi, dan sesekali menghisapnya penuh nikmat.28941Please respect copyright.PENANAWbq5cpCQA5
28941Please respect copyright.PENANAUw7eDBkJGW
Sementara Pak Jaja dan Pak Budi masih sibuk bermain-main dengan buah dadanya yang ranum. Kadang di remas, dan kadang di jilat dan di hisap. "Auww..." Jerit kecil Dwi ketika mereka mulai berani menggigit putingnya.28941Please respect copyright.PENANANGro9ltXMj
28941Please respect copyright.PENANAiPEVM3F2L2
"Enak banget Bu Ustadza! Apa Ustadza Dwi suka dengan kontol saya." Tanya Pak Edi.28941Please respect copyright.PENANAgPmdqJrfp1
28941Please respect copyright.PENANAiWFlSgQLIJ
"Suka... Suka sekali Pak." Jawab Dwi cepat.28941Please respect copyright.PENANAKDdbMMbG7W
28941Please respect copyright.PENANAUDt0UQobVJ
Mendengar ucapan Ustadza Dwi, Pak Edi jadi semakin bersemangat, ia menahan kepala Dwi sembari menggerakan pinggulnya maju mundur menyodok mulut Ustadza Dwi. Sensasi yang di dapatkan di luar ekspektasi Dwi, ternyata jauh lebih nikmat ketika tubuhnya di keroyok banyak pria sekaligus.28941Please respect copyright.PENANAml3iqFX16d
28941Please respect copyright.PENANAfUwTUUuFDU
Tidak mau tinggal diam, Ustadza Dwi ikut menggerakan pinggulnya menyambut kontol Pak Lukman yang terpaku di dalam memeknya. Creeettsss... Creeettsss... Creeettsss.... Tiba-tiba Dwi kembali orgasme dan rasanya sungguh nikmat.28941Please respect copyright.PENANApO1CKab0ct
28941Please respect copyright.PENANAp0DGVbomQF
"Eenghkk...." Lenguh Dwi karena mulutnya tersumpal kontol Eddy.28941Please respect copyright.PENANAkiLv486Lvj
28941Please respect copyright.PENANAN0VXwcgAeI
Kedutan memek Dwi yang cukup kuat ketika ia orgasme membuat pertahan Pak Lukman akhirnya jebol juga. Dengan satu hentakan kasar ia membenamkan kontolnya dan menyiram rahim Dwi dengan spermanya. "Enaaaaknyaaaa..." Erang Pak Lukman.28941Please respect copyright.PENANAnlv3IoQeod
28941Please respect copyright.PENANAn5W6lfvChP
"Ughkk..." Desah Dwi nikmat.28941Please respect copyright.PENANAT3wT6iMl9A
28941Please respect copyright.PENANA9ZKsXTv8Lb
"Maaf Bu, tadi di dalam." Ucap Pak Lukman.28941Please respect copyright.PENANAuC58SV25yh
28941Please respect copyright.PENANAOPfzM9O4EY
"Saya juga mau keluar Bu." Ujar Pak Eddi.28941Please respect copyright.PENANAzOwQqyGp7u
28941Please respect copyright.PENANAy9v2Wq08S5
Ia mencabut kontolnya lalu mengarahkan kontolnya keatas kepala Ustadza Dwi. Croooottss... Croooottss... Croooottss... Spermanya berhamburan diatas jilbab ungu yang di kenakan Dwi. "Gila puas banget...." Komentar Pak Eddi.28941Please respect copyright.PENANA7vuokdepVZ
28941Please respect copyright.PENANAfWU9kR3aWd
Tubuh Ustadza Dwi tampak kelelahan, ia tidak menyangkah kalau melayani mereka bisa sangat menguras tenaganya. Tetapi ia merasa sangat puas.28941Please respect copyright.PENANACeSIzlo2FQ
28941Please respect copyright.PENANAeYdakRvYMQ
Dengan tubuh yang bermandikan keringat, ia menatap Pak Jaja dan Pak Budi, seakan menantang mereka berdua untuk segera meladeninya. Pak Jaja dan Pak Budi saling pandang, kemudian Pak Budi tiduran diatas tempat tidur Ustadza Dwi yang tampak sudah lecek dan bermandikan keringat.28941Please respect copyright.PENANAs7EWL8tYfQ
28941Please respect copyright.PENANAiLlkAL1caT
Dwi segera merangkak naik keatas selangkangan Pak Budi, dengan tangannya ia menuntun kontol Pak Budi memasuki memeknya yang sudah sangat licin.28941Please respect copyright.PENANA89edwynN6Y
28941Please respect copyright.PENANAOu8fZk6siO
Bleeess...28941Please respect copyright.PENANAnKNcbGqZx3
28941Please respect copyright.PENANAJSy7jr0hqW
"Ough..." Lenguh Dwi.28941Please respect copyright.PENANAgykQ2QzLcw
28941Please respect copyright.PENANA2esO84gL3E
Tubuh Pak Budi mendadak kaku ketika kontolnya dalam sekejap tertelan ke dalam tubuh Ustadza Dwi. "Mantaaab..." Racau Pak Budi merasakan pijitan dinding memek Dwi.28941Please respect copyright.PENANAPsiB2NaKr5
28941Please respect copyright.PENANAdcYLBPDDCM
"Ssstt.... Aahkk... Enak sekali Pak." Racau Dwi sembari menggerakan pantatnya naik turun diatas kontol Pak Budi yang terasa menusuk hingga kebagian dalam memeknya. Dwi meletakan kedua tangannya di dada Pak Budi agar semakin leluasa menggerakan pantatnya.28941Please respect copyright.PENANAJcPe2JpdMF
28941Please respect copyright.PENANA2VrDgb4fX3
Tubuh Dwi terhentak seiring dengan meningkatnya penetrasi kedua kelamin mereka. Ploooookkss... Ploooookkss... Ploooookkss... Wajah Dwi mendongak keatas sembari membuka mulutnya hingga berbentuk "O"28941Please respect copyright.PENANAMrsYXJTCBb
28941Please respect copyright.PENANA6TUziI1BhR
Pak Jaja menyodorkan kontolnya, dan dengan tangkas Dwi melahap kontol Pak Jaja.28941Please respect copyright.PENANA9AZBOasCfH
28941Please respect copyright.PENANApnkHBKYPJn
Layaknya pelacur kelas tinggi, Dwi yang mulai terbiasa melayani dua pria sekaligus tampak sangat menikmatinya. Bahkan ia tak segan-segan meminta mereka untuk memuaskan dirinya.28941Please respect copyright.PENANAU0m09pBaBD
28941Please respect copyright.PENANA3k6rlShvgP
"Saya keluar lagi Pak..." Jerit Dwi sembari melepaskan kontol Jaja dari dalam mulutnya. Sudah tidak terhitung berapa kali ia orgasme, tapi anehnya ia tidak pernah merasa puas, ia ingin dan ingin lagi mendapatkan orgasmenya.28941Please respect copyright.PENANAsU0GPdF3H4
28941Please respect copyright.PENANAJU4intepOv
Dari bawah Pak Budi meremas-remas susu Dwi yang berbentuk buah melon. Jemarinya memilin nakal puting Dwi, hingga birahi Dwi kembali naik.28941Please respect copyright.PENANAvXyjrbkTI1
28941Please respect copyright.PENANABbR1mmYjbd
Kini Dwi berkonsentrasi memuaskan hasrat Pak Budi, sembari mengocok-ngocok kontol Pak Jaja.28941Please respect copyright.PENANALuhiN9IvlX
28941Please respect copyright.PENANApm85WUGBwJ
"Saya sudah gak kuat lagi Bu Ustadza..." Ujar Pak Budi.28941Please respect copyright.PENANAOVVyK7nxiT
28941Please respect copyright.PENANAHxoOhwf3A7
Sembari memegangi kedua pinggul Ustadza Dwi, Pak Budi menghentak-hentakkan kontolnya keatas, meyodok memek Ustadza Dwi. Croooottss... Croooottss... Croooottss... Sperma Pak Budi menembak keras ke dalam rahim Dwi.28941Please respect copyright.PENANAU7jcNrEo7a
28941Please respect copyright.PENANAC66yH0lvZc
Masih dengan posisi menduduki kontol Pak Budi, Dwi menjepit kontol Pak Jaja dengan payudaranya.28941Please respect copyright.PENANA6IP2NBFHkD
28941Please respect copyright.PENANAlNAP8E0zH7
"Oughkk..." Jerit Pak Jaja.28941Please respect copyright.PENANA2aElZNNEv3
28941Please respect copyright.PENANALmRehzYjWV
Sedetik kemudian payudara dan wajah Ustadza Dwi sudah di penuhi sperma Pak Jaja. Dengan gaya yang sangat menggoda Dwi menjilati sperma Pak Jaja yang ada di bibir dan payudaranya.28941Please respect copyright.PENANALFV8rovA7s
28941Please respect copyright.PENANAqzXRirsufz
Nafas Ustadza Dwi makin terdengar berat, walaupun ia merasa lelah, tapi api birahi di dalam dirinya tak kunjung padam. Sehingga ketika Pak Edi memintanya menungging, Ustadza Dwi dengan pasrah menuruti keinginan Pak Edi.28941Please respect copyright.PENANAVkIfcyj81T
28941Please respect copyright.PENANAVTn5w7KG1U
"Aahkk..." Lenguh Pak Eddi ketika kontolnya bersemayam di dalam memek Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAd1HFhfT6V3
28941Please respect copyright.PENANAADJttlEDfG
Dengan gerakan perlahan Pak Eddi menggoyangkan pantatnya maju mundur, sembari membelai gemas pantat mulus Ustadza Dwi. Baginya ini seperti mimpi, ketika dirinya bisa meniduri salah satu seorang Ustadza di ponpes Al Tauhid. Apa lagi ia juga cukup mengenal baik Suami Ustadza Dwi, Ustad Furqon.28941Please respect copyright.PENANAArnCgv1RHu
28941Please respect copyright.PENANAlFSNmoNHFI
Ada rasa bersalah menyeruak di hati Pak Eddi mengingat betapa baiknya Ustad Furqon kepadanya. Tapi ia juga tidak munafik, kalau dirinya juga sangat menginginkan Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANA8dVYv0djKo
28941Please respect copyright.PENANA5wLe3bvwOw
Ustadza Dwi yang ingin segera kembali mencapai klimaksnya, segera menggerakan pantatnya maju mundur menyambut setiap sodokan kontol Pak Eddi dari belakang. Tangan kirinya ia jadikan tumpuan, sementara tangan kanannya meremas-remas payudaranya sendiri, merangsang bagian sensitif tubuhnya.28941Please respect copyright.PENANASSGFxu8VtQ
28941Please respect copyright.PENANAezgAM2x7ns
Pak Eddi yang seakan paham apa yang di inginkan Ustadza Dwi semakin mempercepat sodokannya. "Oughkk...." Erang Ustadza Dwi ketika ia kembali orgasme. 'Creeettss.... Creeettsss... Creeettsss...' Ustadza Dwi merasa kontol Pak Eddi terasa semakin licin di dalam memeknya.28941Please respect copyright.PENANAaFL3Ka3Qjc
28941Please respect copyright.PENANAz27YO5m02T
Pak Eddi menyuruh Ustadza Dwi yang kelelahan untuk terlentang menghadapnya. Kedua tangan Pak Eddi mengangkat kedua tungkai kaki Ustadza Dwi di pundaknya dan kembali memasukan kontolnya ke dalam memek Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAIVt3vwidhB
28941Please respect copyright.PENANAcgdngdIm7n
Sembari menggenjot memek Ustadza Dwi, Pak Eddi melumat bibir merah Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAbEEyXpHnJG
28941Please respect copyright.PENANAKbQDZTfsaF
"Saya keluar Bu Ustadza!" Geram Pak Eddi, dengan terus menghentak kontolnya di dalam lobang memek Ustadza Dwi. Croooottss... Croooottss... Croooottss... Semburan sperma Pak Eddi memenuhi liang peranakan Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAupXvwOUQoB
28941Please respect copyright.PENANAD8xBbPaH74
Pak Eddi mencabut kontolnya yang tampak mulai mengkerut kecil. "Bu Ustadza memang luar biasa." Puji Pak Eddi sangat puas, ia menyodorkan kontolnya ke wajah Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAieT81IfhR1
28941Please respect copyright.PENANACVLZgnP02t
"Pak Eddy juga hebat! Sluuuppss... Sluuuppss... Sluuuppss..." Balas Ustadza Dwi sembari mengulum kontol Pak Eddi.28941Please respect copyright.PENANAzHpFVbL47T
28941Please respect copyright.PENANADXUaFQQObO
Pak Imbron yang tadinya hanya menonton, mulai menanggalkan pakaiannya hingga telanjang bulat. Kemudian ia meminta Pak Eddi untuk menyingkir. Ustadza Dwi tersenyum menggoda, jemarinya menggenggam dan membasahi kontol Pak Imbron sebelum nantinya akan di pakai untuk menyodok-nyodok memeknya.28941Please respect copyright.PENANAoBb8zJftb4
28941Please respect copyright.PENANAZCj6vJrqPZ
Selagi menikmati raut wajah Ustadza Dwi yang tengah mengoral kontolnya, Pak Imbron membelai kepala Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANA8xfgjmpavw
28941Please respect copyright.PENANAcy1W6WJu6g
"Bu Ustadza pernah main dari belakang?" Tanya Pak Imbron.28941Please respect copyright.PENANAYg4B4z7P1Y
28941Please respect copyright.PENANAxzHfX9Nn51
Ustadza Dwi menggelengkan kepalanya. Ia mengerti maksud dari ucapan Pak Imbron adalah anal sex. "Belum pernah Pak, apa Bapak mau mencobanya." Tawar Ustadza Dwi, karena ia juga penasaran bagaimana rasanya ketika lobang pantatnya juga terisi kontol.28941Please respect copyright.PENANAzD7OdKlc32
28941Please respect copyright.PENANAsMmsbdQTTT
"Tentu saja, hehehe..." Jawab Pak Imbron, yang kemudian meminta Ustadza Dwi menungging.28941Please respect copyright.PENANAblV9nY3I1y
28941Please respect copyright.PENANAjJqrmlfEFM
Ustadza Dwi merentangkan kedua kakinya selebar mungkin, sembari membuka pipi pantatnya. Mula-mula Pak Imbron bermain dengan lobang anus Dwi menggunakan jarinya, hingga membuat Ustadza Dwi meringis karena rasa nikmat sentuhan jari Pak Imbron. Tapi itu tidak begitu lama, karena Pak Imbron yang kemudian menggantikan jarinya dengan kontolnya.28941Please respect copyright.PENANAegutIVO8ed
28941Please respect copyright.PENANA8Qm4DHcEuJ
Dengan perlahan kepala jamur Pak Imbron membela lobang anus Ustadza Dwi. "Aduh... Uhkk... Perih Pak." Lenguh Ustadza Dwi, kedua tangannya terkepal erat.28941Please respect copyright.PENANADMc1zumpF2
28941Please respect copyright.PENANAY1aSGstRIP
"Tahan Bu, nanti juga enak!" Ujar Pak Imbron.28941Please respect copyright.PENANAmSd9ZpdhMl
28941Please respect copyright.PENANAO946fQX407
Ia mencengkram pantat Ustadza Dwi sembari mendorong kasar kontolnya, hingga akhirnya kontolnya amblas ke dalam lobang anus Dwi yang secara otomatis mengalami kontraksi yang membuat jepitan dinding anusnya semakin erat memeluk kontol Pak Imbron yang berukuran raksasa itu.28941Please respect copyright.PENANAnDSXeEBcDS
28941Please respect copyright.PENANAJe913vvkJt
Dwi menggigit bibirnya dengan erat ketika Pak Imbron mulai menggerakkan kontolnya maju mundur.28941Please respect copyright.PENANAbJTBKuC1Sa
28941Please respect copyright.PENANAX4QGnudF6R
"Perih... Aahkk... Pelan-pelan Pak." Mohon Dwi.28941Please respect copyright.PENANAydAeOuSJZ1
28941Please respect copyright.PENANAT5y6dMJWJW
Pak Imbron yang terlalu bernafsu tidak mengindahkan ucapan Dwi. Ia semakin cepat menyodok-nyodok anus Dwi yang tampak berkerut pucat. "Oughkk... Nikmat sekali Bu Ustadza! Aaahkk... Aahkk..." Desah Pak Imbron.28941Please respect copyright.PENANAji7rHMOCHc
28941Please respect copyright.PENANAzyGz6JvpRC
"Auww... Ssstt..." Desah Ustadza Dwi.28941Please respect copyright.PENANAb0mm5a0XyT
28941Please respect copyright.PENANA1ELE29hF0Q
Tiba-tiba Pak Jaja masuk ke bawah tubuh Ustadza Dwi. "Main bertiga Bu Ustadza!" Ajak Pak Jaja. "Turunkan pantatnya Bu." Suruh Pak Jaja lagi.28941Please respect copyright.PENANAOu4julKI19
28941Please respect copyright.PENANAqd3u1rG4Yv
Dengan perlahan Ustadza Dwi menurunkan pantatnya, dengan posisi kontol Pak Jaja yang dengan perlahan masuk ke dalam rongga kenikmatannya. "Ughkk..." Lenguh Dwi keenakan ketika memeknya kembali terisi penuh.28941Please respect copyright.PENANAN9YFfhR6HI
28941Please respect copyright.PENANA3E3ssq85ty
"Kita goyang bareng Pak Imbron." Ajak Pak Jaja.28941Please respect copyright.PENANAdzfUzvZs6O
28941Please respect copyright.PENANAFqRFxG6LIJ
"Siap Pak! Hahahaha..." Tawa Pak Imbron.28941Please respect copyright.PENANAsicDMKYnX0
28941Please respect copyright.PENANAxAjhkAZNzn
Secara bersamaan mereka berdua memompa lobang anus dan memek Ustadza Dwi, seakan mereka lupa dengan pertikaian mereka sebelumnya. Sosok Ustadza Dwi tampaknya menjadi pemersatu bagi mereka yang bertikai.28941Please respect copyright.PENANADEKSDdiXC6
28941Please respect copyright.PENANAMbuduSCQQj
Pak Budi menyodorkan kontolnya kembali untuk di kulumnya. Dengan senyum manisnya Ustadza Dwi menghisap kontol Pak Budi, sementara kedua tangannya mengoral kontol Pak Eddi dan Pak Lukman yang staminanya kembali pulih. Pertempuran panjang mereka berakhir tepat ketika suara adzan zhuhur berkumandang.28941Please respect copyright.PENANArM2GRY0aJA
28941Please respect copyright.PENANAEY7NGvjg3A
*****28941Please respect copyright.PENANA6kYv46qbMR
28941Please respect copyright.PENANAPCJlt6J8kO
Teng... Teng... Teng...28941Please respect copyright.PENANA4jky6PGcDv
28941Please respect copyright.PENANAwvdCVofARn
Para santriwati berhamburan keluar dari dalam kelas mereka ketika lonceng tanda jam istirahat di bunyikan. Wanda yang belum beranjak dari mejanya sempat melirik Fei yang juga masih duduk di bangkunya. Ia terlihat begitu lamban memasukan bukunya ke dalam tas ranselnya.28941Please respect copyright.PENANAgfYSQFLsz7
28941Please respect copyright.PENANAOHstHibLlV
Setelah kelas sudah sepi, Wanda menuju pintu kelas dan menutupnya. Tubuh Fei sampai merinding ketika melihat Wanda berjalan mendekatinya.28941Please respect copyright.PENANAJ4cW1SwkQO
28941Please respect copyright.PENANAPMJDuULVZG
"Gak ke kantin?" Tanya Wanda.28941Please respect copyright.PENANA4jfmeINz7b
28941Please respect copyright.PENANANfmzPh58tK
Fei menggelengkan kepalanya. "Masih kenyang Ustadza." Jawab Fei seraya tersenyum kaku.28941Please respect copyright.PENANAuRc3UsE7y8
28941Please respect copyright.PENANASacvI83Y2g
"Ustadza boleh duduk di sini?"28941Please respect copyright.PENANAJjgjqlKx38
28941Please respect copyright.PENANANnb7st0zdE
Fei mengangguk sembari menggeser duduknya. Wanda segera duduk di samping Fei. Ia meletakan tangannya diatas paha Fei dan memijitnya dengan sangat pelan.28941Please respect copyright.PENANAQYxvt9ijRa
28941Please respect copyright.PENANAsvoahLeHVO
Pijitan lembut Ustadza Wanda membangkitkan birahi muda Fei, bahkan gadis cantik itu tampak begitu tegang. Nafasnya terputus-putus sanking tegangnya. Ia menggigit bibirnya ketika Ustadza Wanda merangkul pundaknya sembari mendekatkan wajah mereka, hingga akhirnya bibir merah mereka bertemu.28941Please respect copyright.PENANAV32ozw8dWN
28941Please respect copyright.PENANAxy1r4F5Acj
Dengan lembut Ustadza Wanda mengulum bibir Fei, membimbing muridnya yang lugu itu untuk menikmati setiap sentuhan yang ia berikan. Perlahan tapi pasti, Fei yang semakin hanyut akan sentuhan Ustadza Wanda, mulai membalas pagutan sang Ustadza.28941Please respect copyright.PENANArA4OYGpIAd
28941Please respect copyright.PENANAxUoC5B4Fmn
Fei menyusupkan lidahnya ke dalam mulut Ustadza Wanda, membiarkan wanita cantik itu menghisap dan mengulum lidahnya.28941Please respect copyright.PENANAKpgcnlvhQT
28941Please respect copyright.PENANAq6qa10Eeyo
"Ehmmpsss... Ehmmpsss... Ehmmpsss..."28941Please respect copyright.PENANAHNspO37tka
28941Please respect copyright.PENANAvCZQx64JF5
Sembari berciuman tangan Wanda tidak tinggal diam, ia menggerayangi tubuh muridnya. Menarik keatas rok hijau yang di kenakan Fei, sembari membelai paha mulus Fei, hingga menyentuh selangkangan Fei yang di balut kain berwarna putih.28941Please respect copyright.PENANActPPob1N0Q
28941Please respect copyright.PENANApwCBUiU03P
Nafas kedua kian memburu, seiring meningkatnya aktivitas seksual yang mereka lakukan. "Ustadza... Ehmmpsss... Eehmmpss..." Lenguh Fei ketika payudaranya juga di gerayangi Ustadza Wanda.28941Please respect copyright.PENANAMIUbsZPmK4
28941Please respect copyright.PENANAN1lTEpV6fm
"Ustadza buka ya sayang!" Pinta Wanda sembari menanggalkan kancing seragam Fei.28941Please respect copyright.PENANAQAYQgpWlme
28941Please respect copyright.PENANAodskaMN9g2
"I-iya Ustadza." Jawab lemah Fei.28941Please respect copyright.PENANAqGa8DPHhK1
28941Please respect copyright.PENANAw8VFupeplD
Dalam sekejap kancing kemeja Fei sudah terbuka semua. "Indah sekali sayang!" Puji Wanda, ia menyingkap keatas bra yang menutupi gunung kembar Fei.28941Please respect copyright.PENANAECv3twYZgt
28941Please respect copyright.PENANAQTNnYi565d
Gadis cantik itu memeluk erat Ustadza Wanda, membenamkan wajahnya di dalam pelukan Wanda. Sementara sang Ustadza makin intens menjamah bagian-bagian sensitif tubuh Fei, seperti menggosok-gosok kemaluan Fei, dan meremas-remas payudara Fei.28941Please respect copyright.PENANABYSrM7nVH3
28941Please respect copyright.PENANA51kw41iP7A
Dengan sedikit menunduk, Ustadza Wanda melumat payudara Fei, ia menghisap puting mungil Fei. 'Sruuuppss.... Sruuupss... Sruuupss...' Tanpa henti ia menyeruput puting muridnya.28941Please respect copyright.PENANAVVNu1gonLG
28941Please respect copyright.PENANA5AlOgeqkBj
"Aahkk... Engkk... Aahkk..." Desah Fei.28941Please respect copyright.PENANAaDUbVEDAvv
28941Please respect copyright.PENANA71H2kVxe6v
Ustadza Wanda meminta muridnya untuk duduk diatas meja, menghadap kearahnya dengan kaki mengangkang. "Buka celana dalam kamu sayang." Suruh Wanda sembari mengusap-usap paha mulus Fei yang tampak bersih.28941Please respect copyright.PENANANpw4j81LpN
28941Please respect copyright.PENANAqA8reCt3w3
Kedua tangan Fei menarik turun celana dalamnya, melewati pantatnya hingga ujung kakinya. "Ustadza." Lirih Fei, sembari membuka kembali kakinya.28941Please respect copyright.PENANA2fy1OQNG9z
28941Please respect copyright.PENANA9h4PmwXGc2
"Wangi." Puji Wanda.28941Please respect copyright.PENANAmVDRprndjg
28941Please respect copyright.PENANAGFse0318Ea
Kemudian ia mendekatkan wajahnya di selangkangan Fei, menjilati paha mulus Fei secara bergantian. "Ough... Ustadza! Aahkk..." Erang Fei tak tahan.28941Please respect copyright.PENANA0MRkffJ71N
28941Please respect copyright.PENANAS4MUbbI8tU
Ujung lidah Wanda menggeletik bibir vagina muridnya yang tampak masih begitu rapat. Ia menggosok-gosok clitoris muridnya, membuat Fei menggelinjang, dan tampak bibir kemaluannya yang semakin basah seiring dengan intensitas cairan lendirnya yang keluar semakin banyak.28941Please respect copyright.PENANAAxh4F88DAb
28941Please respect copyright.PENANALu5eB7BftE
Tangan kanan Fei mendekap kepala Ustadza Wanda, sementara tangan kiri Fei mencengkram pinggiran mejanya.28941Please respect copyright.PENANA6RVFrb0rLH
28941Please respect copyright.PENANA8QLWBdJC0G
"Ustadza.... Fei pipis." Jerit Fei.28941Please respect copyright.PENANADybzlz2iaw
28941Please respect copyright.PENANAN1phUHsdKe
Pantatnya terhentak beberapa saat ketika ia mengalami orgasme. 'Screeeetss.... Creeettsss.... Creeettsss....' Fei mendapatkan pipis enaknya dari sapuan lidah Ustadza Wanda.28941Please respect copyright.PENANAcaCqG8D2XK
28941Please respect copyright.PENANA6MMxFJSTWg
Wanda mengangkat wajahnya kemudian menatap Fei yang tersenyum malu. "Enak sayang?" Goda Wanda, Fei mengangguk mengiyakan apa yang di katakan Ustadza.28941Please respect copyright.PENANAJGwl0GBYyX
28941Please respect copyright.PENANAr4yAWlg7CY
"Terimakasih Ustadza." Lirih Fei.28941Please respect copyright.PENANA0rhwspI6V2
28941Please respect copyright.PENANA5HQoydla6r
Ustadza Wanda merapikan kembali rok hijau yang di kenakan Fei, lalu mengantongi celana dalam Fei. "Nanti malam ke kamar Ustadza gak usah pake dalaman ya." Bisik Wanda sembari mengedipkan matanya kearah Muridnya.28941Please respect copyright.PENANANNghtkVwJG
28941Please respect copyright.PENANA88pwbpYbCR
"Iya Ustadza." Jawab Fei lemah.28941Please respect copyright.PENANAcMMeBQuaZ2
28941Please respect copyright.PENANAZ5kOPcVcq3
Setelah itu Wanda meninggalkan Fei yang tampak masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Ia tidak menyangkah sentuhan sang guru sungguh membuatnya seakan melayang. Entah kenapa Fei menjadi tak sabar menunggu malam tiba, dan menantikan apa yang akan di lakukan Wanda kepada dirinya.28941Please respect copyright.PENANAXyoOJCrlws
28941Please respect copyright.PENANAUdAMgT8dNV
*****28941Please respect copyright.PENANAJjxMZvMTR6
28941Please respect copyright.PENANACXgTaKQb8C
Sepulang sekolah Rayhan, Doni, Nico segera menuju rumah Bu Surti yang kebetulan memiliki warung kecil di depan rumahnya. Tapi Rayhan dan yang lainnya bukannya duduk di warung Bu Surti, malahan mereka memasuki rumah Bu Surti menuju halaman belakang rumah Bu Surti. Di sana sudah ada Aziza, Aurel, Adinda dan Asyifa yang tengah mengobrol sembari menikmati gorengan Bu Surti.28941Please respect copyright.PENANAtrsuZesAuq
28941Please respect copyright.PENANAjRnsTIehQC
Bu Surti sendiri sebenarnya memiliki ikatan dengan Pak Bahar. Kasus kolor ijo beberapa waktu yang lalu membuat Bu Surti berhutang Budi kepada Rayhan dan kawan-kawan karena telah membuat saudaranya Pak Bahar terlepas dari kutukan kolor ijo. Ia juga berhutang maaf kepada Rayhan dan kawan-kawan karena ulah saudaranya yang membuat heboh pesantren.28941Please respect copyright.PENANAaPXmSAYJZg
28941Please respect copyright.PENANAeD1DudvhDY
Sebagai bentuk balas Budinya, ia membiarkan halaman belakangnya menjadi tempat mereka berkumpul, atau bisa di bilang menjadi markasnya mereka. Beruntung Suaminya Bu Surti bukan tipe laki-laki cerewet sehingga ia juga memberi izin kepada mereka untuk menjadikan perkarangan belakang rumahnya sebagai tempat berkumpulnya mereka.28941Please respect copyright.PENANAYRg8jbOEQz
28941Please respect copyright.PENANA06CSA2IqrZ
Aurel menatap kedatangan Rayhan dan yang lainnya. "Kalian juga mau menghakimiku?" Ketus Aurel. Ia sangat kesal karena teman-temannya yang ia anggap terlalu ikut campur dengan urusan pribadinya.28941Please respect copyright.PENANAPUEdYKh3Dp
28941Please respect copyright.PENANARSyIkxepPb
"Maaf Rel! Bukan begitu, kami hanya tidak ingin kamu menjadi korban Dedy." Jelas Rayhan, ia duduk di dekat Aziza sembari mengambil gorengan yang ada di dalam piring.28941Please respect copyright.PENANAxNgHOfCUQw
28941Please respect copyright.PENANANV69hQ33jG
"Kayak kalian sudah jadi orang benar saja." Sengit Aurel.28941Please respect copyright.PENANAS3fDv9pFYW
28941Please respect copyright.PENANAcaFJ8YiQDa
Adinda menghela nafas. "Maaf Rel, kami hanya mencoba mengingatkan kamu." Nasehat Adinda, yang selama ini selalu di dengar oleh teman-temannya. Tapi kali ini nasehatnya tidak mampu membuat sahabatnya berfikiran jernih.28941Please respect copyright.PENANAH6zIn1WJYa
28941Please respect copyright.PENANAEsDQC4PRwM
"Sudahlah, jangan sok ngurusin hidup orang." Kesal Aurel.28941Please respect copyright.PENANAtMc1nlilBO
28941Please respect copyright.PENANARZYEgQZ9zR
"Astaghfirullah Rel!" Ucap Asyifa.28941Please respect copyright.PENANAdpkD5PqAOD
28941Please respect copyright.PENANAVJBbACLqJe
"Sebagai sahabat sudah sewajarnya kita mencoba mengingatkan kamu Rel." Ujar Aziza mencoba membuat Aurel mengerti kenapa teman-temannya meminta ia menjauhi Dedy. "Lagian semua orang juga tau, seperti apa kelakuan pacarmu itu." Sambungnya lagi.28941Please respect copyright.PENANAFUMcofpQJc
28941Please respect copyright.PENANADKpln3N29q
Aurel mendengus. "Setiap orang bisa berubah."28941Please respect copyright.PENANAVuDtPh9Dgx
28941Please respect copyright.PENANAhtWiXU4ka4
"Jadi kamu pikir bisa merubah Dedy? Terlalu naif kamu Rel." Celetuk Doni.28941Please respect copyright.PENANAdXRrEBCdZT
28941Please respect copyright.PENANAAZbzDy0XI6
"Aku pulang." Ucap Aurel tiba-tiba.28941Please respect copyright.PENANABB0ETbMaau
28941Please respect copyright.PENANA2JbHivy3JE
"Sabar Rel." Rayhan mencoba menahan Aurel.28941Please respect copyright.PENANAsjUYXEl0gH
28941Please respect copyright.PENANA2my9OpnZy0
Tapi Aurel yang keburu kesal segera pergi meninggalkan teman-temannya. Ia merasa sangat kecewa dengan sikap teman-temannya yang seakan ingin menghalangi kebahagiaan nya. Menurut Aurel, seharusnya mereka ikut senang bukannya malah mencoba menghasut dirinya untuk menjauhi orang yang di kasihinya.28941Please respect copyright.PENANAjB81xSte62
28941Please respect copyright.PENANAfJEOUknP8g
Aziza hendak menyusul tapi di hentikan oleh Nico yang tampak tidak suka dengan sikap Aurel.28941Please respect copyright.PENANAwZdpXzCojy
28941Please respect copyright.PENANAtNHFHg1jrx
"Sudah biarkan saja! Toh dia sendiri nanti yang menyesal." Kesal Nico sembari membuang mukanya, menatap Bu Surti yang tengah berjalan kearah mereka sembari membawa beberapa gelas minuman yang mereka pesan.28941Please respect copyright.PENANAn3499Z9eYL
28941Please respect copyright.PENANAm6Xu4S1SvU
"Kejar Zril." Bisik Rayhan.28941Please respect copyright.PENANADpNMG5032s
28941Please respect copyright.PENANA4YutuA4FRw
Pemuda yang dari tadi hanya menyimak itu menganggukkan kepalanya. Ia segera pergi meninggalkan teman-temannya yang lain dan segera menyusul Aurel.28941Please respect copyright.PENANARMLQOrEEQB
28941Please respect copyright.PENANAuvVmnAJGoK
Pak Budi yang baru pulang dari rumah Ustadza Dwi, tanpa heran melihat Aurel yang menangis, lalu di susul oleh Azril.28941Please respect copyright.PENANA2KuNcAf9ZD
28941Please respect copyright.PENANAERI8GdLi9B
*****28941Please respect copyright.PENANA2gVhdts0sm
28941Please respect copyright.PENANAID4urDjKyp
Zaskia yang tengah di landa kebimbangan akhirnya memutuskan untuk menceritakan kejadian tadi pagi kepada Julia. Tanpa ada yang ia tutupi sama sekali. Bahkan ia mengakui kalau dirinya pada saat itu tak kuasa menolak setiap sentuhan Rayhan. Ia merasa sangat kotor dan bersalah karena membiarkan adiknya berbuat sampai sejauh itu.28941Please respect copyright.PENANAV7U1qWFB3I
28941Please respect copyright.PENANA4wFUoQ4awS
Dan untuk pertama kalinya Julia terlihat sangat serius mendengarkan cerita Zaskia. Sebagai sahabat ia tau, kalau Zaskia sebenarnya suka kepada Adiknya, hanya saja ada dinding tebal yang menghalangi perasaannya kepada Rayhan.28941Please respect copyright.PENANABN5Ad7STYP
28941Please respect copyright.PENANAXebjJVFloo
"Saya benar-benar bingung." Lirih Zaskia, mengakhiri ceritanya.28941Please respect copyright.PENANA4H7hWJxtYB
28941Please respect copyright.PENANAgNCgaYVnMb
Julia meraih tangan Zaskia. "Kenapa harus bingung? Mbak yakin kamu tau betul apa yang kamu inginkan saat ini." Ujar Julia seraya tersenyum menguatkan hati Zaskia.28941Please respect copyright.PENANARga3zr9Uf8
28941Please respect copyright.PENANAHO8ptnDYmr
"Apa yang harus saya lakukan Mbak."28941Please respect copyright.PENANAAYWEOzAka3
28941Please respect copyright.PENANA84vYU1lAnk
"Mbak punya pertanyaan, sekaligus jawaban buat kamu, asalkan kamu mau jujur." Ujar Julia pelan. Ia menatap ke dalam mata Zaskia untuk mencari kejujuran di sana.28941Please respect copyright.PENANAOW7plETDmV
28941Please respect copyright.PENANAXbsEJXypxt
Zaskia mengangguk. Ia merasa tidak ada gunanya ia berbohong. Selama ini hanya Julia yang mengerti dirinya.28941Please respect copyright.PENANAHM3CNc6HYV
28941Please respect copyright.PENANAPabpH1fxgH
"Apa kamu menikmatinya?" Tanya Julia.28941Please respect copyright.PENANA55CMmqb4o5
28941Please respect copyright.PENANAStwBJ3pVjZ
Sejenak Zaskia terdiam. "Iya Mbak... Aku juga gak ngerti kenapa aku suka sekali setiap kali Rayhan iseng kepadaku. Semakin lama perasaan ini rasanya makin besar." Jawab Zaskia sejelas-jelasnya kepada Julia.28941Please respect copyright.PENANAHsbpXbG05o
28941Please respect copyright.PENANAF9ytXzA0ZP
"Apa kamu bahagia?"28941Please respect copyright.PENANAehHrGHRaH0
28941Please respect copyright.PENANARcIZUgfNGb
"Sangat bahagia!" Jawab Zaskia yakin.28941Please respect copyright.PENANAX1RqLHBcTQ
28941Please respect copyright.PENANAOpz2wtg9rY
"Seandainya saja sikap Rayhan berubah sama kamu, ia mulai menjaga jarak sama kamu! Apa kamu bisa terima?" Kali ini pertanyaan Julia membuat Zaskia terdiam.28941Please respect copyright.PENANAyX7f9DP0OY
28941Please respect copyright.PENANAm8YGJsGiD2
Benar apa yang di katakan sahabatnya, bisa saja ia menegur Rayhan dan meminta Rayhan untuk bersikap biasa-biasa saja, dan menceramahi Rayhan tentang sikap Rayhan yang selama ini kebablasan. Tapi itu artinya hubungan mereka akan menjadi sangat kaku, Rayhan pasti merasa bersalah, dan otomatis adiknya itu akan mencoba menjaga jarak darinya. Begitu juga dengan Zaskia, ia tentu akan merasa canggung saat berada di dekat adiknya.28941Please respect copyright.PENANAUHizfXEY4l
28941Please respect copyright.PENANAD7xK4qEWnD
Jawabannya sudah jelas, ia tidak akan sanggup kalau semua itu terjadi. Ia sudah terlanjur nyaman dengan sikap Rayhan yang berbeda dari yang lainnya.28941Please respect copyright.PENANArJeJh0ii68
28941Please respect copyright.PENANAOMq0HdM72V
"Tapi Mbak, apa ini di benarkan oleh Agama?" Lirih Zaskia.28941Please respect copyright.PENANAKp63gXrHSe
28941Please respect copyright.PENANAOFz7lXf2SM
Julia berdiri dan tegak di belakang Zaskia. Ia memeluk leher Zaskia dari belakang. "Coba untuk sementara, untuk tidak menyangkut pautkan dengan Agama! Mulai sekarang pikirkan saja perasaan kamu, pikirkan saja mana yang kamu suka dan mana yang tidak kamu suka Za!" Nasehat Julia terdengar sangat dalam.28941Please respect copyright.PENANAdwjFF26FBd
28941Please respect copyright.PENANArS3zazFd1c
Zaskia sampai meremas lengan Julia, ada senyuman yang terukir di bibirnya. Benar apa yang di katakan sahabatnya, kenapa ia selalu menduakan perasaannya? Seharusnya ia lebih mendahulukan perasaannya ketimbang yang lainnya.28941Please respect copyright.PENANARfShD3wp4u
28941Please respect copyright.PENANAeU0I3btPIs
"Pejamkan mata kamu." Bisik Julia.28941Please respect copyright.PENANAMNcO648upB
28941Please respect copyright.PENANAIVavRnaeeo
Zaskia memejamkan matanya, menuruti perinta Julia. "Sekarang bayangkan wajah seseorang paling ingin kamu lihat." Suruh Julia. Yang terlintas di benak Zaskia malah wajah Rayhan. "Bayangkan senyumannya, bayangkan tawanya, bayangkan semua kenakalannya." Lanjut Julia.28941Please respect copyright.PENANAPPnzcjAwMm
28941Please respect copyright.PENANAIbXPAsFDOC
Zaskia membayangkan itu semua, ia membayangkan wajah Rayhan yang tertawa setelah berhasil menjahilinya, ia membayangkan bagaimana Rayhan tersenyum setelah mencium bibirnya. Lebih jauh lagi, ia membayangkan bagaimana rasanya ketika jemarinya menyentuh kontol Rayhan, hangatnya kontol Rayhan dan sperma Rayhan di tangannya.28941Please respect copyright.PENANAUonyexPuQL
28941Please respect copyright.PENANAKzzQ5ae7Eh
Tubuh Zaskia merinding, ia merasa ada kebahagiaan yang luar biasa yang sulit untuk di jelaskan. Bahkan kebahagian yang ia rasakan membuat tubuhnya terasa sensitif.28941Please respect copyright.PENANAS7FcI1pkEz
28941Please respect copyright.PENANAUoa40k33BF
"Engghk..." Lenguhan Zaskia.28941Please respect copyright.PENANAt3WNzmqVnl
28941Please respect copyright.PENANA9fwT601uxX
Julia tersenyum mendengarnya. "Sepertinya kamu harus segera pulang deh Zaskia, di rumah ada yang kangen soalnya." Goda Julia, membuat kedua pipi Zaskia merona merah.28941Please respect copyright.PENANAX3lZuirdTN
28941Please respect copyright.PENANAbDxs7qC1qm
"Apaan si Mbak." Rajuk Zaskia sembari menggandeng tasnya.28941Please respect copyright.PENANArnlixZ6esA
28941Please respect copyright.PENANA0lyP8ePAcR
******28941Please respect copyright.PENANAAKrQF67fhs
28941Please respect copyright.PENANAp8kthttRBD
Selepas dari rumahnya Bi Surti, Rayhan menuju rumah Ustadza Risty, untuk mengetahui perkembangan hubungan Ustadza Risty dengan Suaminya. Ia bersiul ringan sembari melewati jalan setapak yang hanya cukup di lalui satu kendaraan roda empat. Sementara di sekitarnya terdapat pohon-pohon kelapa yang menjulang tinggi.28941Please respect copyright.PENANACHocVkUD0w
28941Please respect copyright.PENANACKiOHtjp0e
Rayhan berfikir mungkin nanti ia akan mencoba memanjat salah satu pohon kelapa untuk mengambil buahnya.28941Please respect copyright.PENANA8ErdNtSV4W
28941Please respect copyright.PENANAa3aXtpSuL9
"Ray!"28941Please respect copyright.PENANAdNGlCUi4ip
28941Please respect copyright.PENANAFR5gPOFEq4
Pemuda itu tampak celingukan. "Ustadza... Baru saja aku mau ke rumah Ustadza." Ucap Rayhan saat tau siapa yang memanggil dirinya. Wanita cantik berpakaian serba coklat itu tersenyum manis.28941Please respect copyright.PENANAaba1Eg0aZs
28941Please respect copyright.PENANASizQYJZB0r
"Kangen kamu?" Goda Ustadza Risty.28941Please respect copyright.PENANAI681c4KxHK
28941Please respect copyright.PENANAg9oFQu6Zfm
"Bisa jadi! Hehehe..."28941Please respect copyright.PENANAQ7PV3y8SxR
28941Please respect copyright.PENANArHRNqNbGy3
"Dasar... Ustadza yakin, kamu ini pasti playboy." Tembak Ustadza Risty sembari mensejajarkan langkah mereka. "Hayo ngaku, sudah berapa banyak cewek yang kamu tipu." Sambung Ustadza Risty, sembari terkikik pelan.28941Please respect copyright.PENANACQvjQvGdRk
28941Please respect copyright.PENANAWF8xPI7joj
"Berapa ya...." Ucap Rayhan pura-pura berfikir.28941Please respect copyright.PENANAFLRdd5kPhl
28941Please respect copyright.PENANA3EOTBCG8cM
Sanking gemasnya Ustadza Risty sampai memukul pundak Rayhan. "Memang buaya kamu Ray! Eh... Nanti kamu lewat sana aja ya, terus memutar ke belakang rumah Ustadza. Di sana di pinggir sungai, kamu tunggu aja di sana ya." Pinta Ustadza Risty. Ia khawatir kalau nanti ada orang yang curiga melihat Rayhan sering ke rumahnya.28941Please respect copyright.PENANAJD39yTpE6h
28941Please respect copyright.PENANAPgnhM5yirl
"Jangan lama-lama ya Ustadza!" Ujar Rayhan, lalu ia berbelok ke kiri menuju jalan yang di tunjuk Ustadza Risty.28941Please respect copyright.PENANAXfe4WNBRCA
28941Please respect copyright.PENANAgAjUPuSLeC
Jalan yang di lalui Rayhan jelas tidak muda, ia harus menerobos ilalang yang cukup tinggi. Sejenak ia kembali teringat dengan aksi nakalnya bersama teman-temannya yang nekat mengintip Ustadza Risty. Tapi ia sama sekali tidak menyesal bahkan mensyukuri nya. Andai saja ia tidak menuruti ide gila teman-temannya, mungkin ia tidak akan bisa sedekat ini dengan Ustadza Risty.28941Please respect copyright.PENANAt3GZ9IKb0y
28941Please respect copyright.PENANAV5Sn6jfPTU
Setibanya di tempat yang di janjikan, Rayhan tampak terkagum dengan keindahan alam yang belum tersentuh oleh tangan-tangan manusia jahil yang hanya bisa merusak keindahan alam. Tidak ada sampah, dan terlihat sangat asri.28941Please respect copyright.PENANAIeTW571347
28941Please respect copyright.PENANAkAnSxzpZtL
Di depannya terdapat sebuah sungai mengalir yang tampak sangat jernih. Sementara di ujung danau terdapat sebuah hutan yang terlihat sangat lebat dengan pohon-pohon besar yang mencakar langit. Belum lagi udaranya yang segar membuat Rayhan tidak menyesal karena harus memalui ilalang untuk sampai ke sini.28941Please respect copyright.PENANA0uCtkYZdoZ
28941Please respect copyright.PENANAnC4M2hNe4p
Ia duduk beralaskan rumput, sembari sesekali melempar batu-batu kecil ke sungai.28941Please respect copyright.PENANAMDtpmGUZoj
28941Please respect copyright.PENANA9OrDFV57k2
"Lama ya nunggunya?" Sapa Ustadza Risty yang tiba-tiba sudah berada di dekatnya. Ustadza Risty duduk di samping Rayhan. "Ngomong-ngomong wajah kamu kenapa? Kok memar gitu?" Tanya Ustadza Risty merasa heran.28941Please respect copyright.PENANAefSnynSR7Q
28941Please respect copyright.PENANA0j6n9oZJHk
"Biasa Ustadza, hehe..."28941Please respect copyright.PENANAODqaFOYOtc
28941Please respect copyright.PENANAXcajGKXBKG
"Nakal kamu ya." Sentil Ustadza Risty.28941Please respect copyright.PENANA3FBaHT4Nvt
28941Please respect copyright.PENANAMfQzQEJysa
Rayhan kembali menatap sungai yang ada di depannya. "Gimana kabar suaminya Ustadza?" Tanya Rayhan. Ustadza Risty tampak tersipu malu sebelum menjawab pertanyaan Rayhan.28941Please respect copyright.PENANANDFEh9BCsu
28941Please respect copyright.PENANAvAUGc7v7xR
"Alhamdulillah... Sekarang Ustad lebih sering di rumah." Jawab Ustadza Risty. "Ini semua berkat kamu Ray." Lanjut Risty, sembari menghela nafas.28941Please respect copyright.PENANAcZXkYv3Iod
28941Please respect copyright.PENANA6wSfFZPK4n
"Syukurlah, kalau begitu saya sudah di maafkan." Lega Rayhan.28941Please respect copyright.PENANA16hEw9tF07
28941Please respect copyright.PENANAydCgo5Dl1i
Ustadza Risty merenyitkan dahinya. "Siapa bilang? Sekarang malah timbul masalah baru." Ujar Ustadza Risty sembari memainkan rumput yang ada di sampingnya.28941Please respect copyright.PENANAchT4p0uyf0
28941Please respect copyright.PENANA4TVaO0cHex
"Masalah apa?"28941Please respect copyright.PENANAoGSgmXW9f5
28941Please respect copyright.PENANAqqnh1pLtcp
"Susah ngejelasinnya... Memang si saran kamu buat Suami Ustadza jadi makin betah di rumah, tapi... Suami saya sering mengeluh karena setiap kali itunya di oral, ia merasa ngilu." Jelas Ustadzah Risty tanpa melihat kearah Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAWaYGDeclqe
28941Please respect copyright.PENANAiYTJ2Oqd36
"Maksud Ustadza kontolnya Ustad suka ngilu pas lagi di kulum sama Ustadza?"28941Please respect copyright.PENANABtIabAYJZ7
28941Please respect copyright.PENANARObmvS9YS1
Ustadza Risty memeluk erat lututnya sembari mengangguk malu. "I-iya... Makanya Ustadza bingung, gimana caranya agar Ustad gak ngerasa ngilu lagi." Ucap Ustadza Risty.28941Please respect copyright.PENANAAqqksmsLdV
28941Please respect copyright.PENANANTDCDABLF8
"Soal itu aku bisa bantu." Rayhan berdiri lalu melempar batu ke sungai, hingga menimbulkan percikan kecil.28941Please respect copyright.PENANA2YgLOhGdfT
28941Please respect copyright.PENANAXy0r9EYk1s
"Serius." Mata Ustadza Risty berbinar.28941Please respect copyright.PENANAUYd2TDC9rC
28941Please respect copyright.PENANA9Izg024ue8
Rayhan mengangguk. "Tapi kali ini agak sulit Ustadza, entah Ustadza mau atau tidak." Ucap Rayhan ragu, kalau Ustadza Risty mau melakukannya.28941Please respect copyright.PENANA6C6OAFIj7h
28941Please respect copyright.PENANAuA7n945eF4
"Apa yang harus Ustadza lakukan?"28941Please respect copyright.PENANAQ547j62V9n
28941Please respect copyright.PENANArrjdgCLgXL
Rayhan menatap mata Ustadza Risty. "Kali ini Ustadza harus peraktek, agar bisa lebih cepat menguasai oral sex yang benar menggunakan mulut." Jelas Rayhan, sebenarnya ia ragu kalau Ustadza Risty akan menyanggupinya.28941Please respect copyright.PENANASiFY1Uzucz
28941Please respect copyright.PENANAi4Z0Gy7PJN
"Kalau itu bisa membuat hubungan kami kembali harmonis, Ustadza bersedia." Lirih Ustadza Risty.28941Please respect copyright.PENANANxMpO8xKf0
28941Please respect copyright.PENANACwiv7pdCre
"Ustadza yakin?"28941Please respect copyright.PENANAL1qV9EceXW
28941Please respect copyright.PENANAIN3nEfZVUv
Risty menganggukkan kepalanya, sembari menatap sosok Rayhan yang tengah tersenyum memandangnya. Tiba-tiba Rayhan membungkukkan badannya, menyentuh pipi putihnya dengan lembut, hingga hatinya terasa bergetar.28941Please respect copyright.PENANAtg0hAVsIuQ
28941Please respect copyright.PENANAZzhg6XMb1y
Sedikit memejamkan mata, Ustadza Risty membiarkan muridnya itu mengecup bibirnya. Lembut dan hangat, hingga membuatnya merasa sangat nyaman. Bahkan Ustadza Risty tampak tak relah ketika Rayhan melepaskan pagutan singkat mereka, karena ia terlanjur menyukai cara Rayhan mengulum bibirnya.28941Please respect copyright.PENANAWUceK2LSCK
28941Please respect copyright.PENANAs1DnMr1u6K
"Ustadza sangat cantik." Puji Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAGWTvVC5UtW
28941Please respect copyright.PENANAfIYODMu6vb
Ustadza Risty mencubit pelan lengan Rayhan. "Gombal! Kamu jadi gak ngajarin Ustadza." Rajuk Ustadza Risty, membuat wanita berusia 28 tahun itu makin menggemaskan.28941Please respect copyright.PENANA0qv0BNGUo2
28941Please respect copyright.PENANApxsJ70E0OK
"Jadi dong! Mula-mula Ustadza buka dulu celana saya." Pinta Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAN4q5GRcae5
28941Please respect copyright.PENANASIQrmXhDsT
Ustadza Risty sejenak terdiam, entah kenapa adrenalinnya kian meningkat ketika anak itu memintanya untuk melepaskan celananya. Jujur ia tidak pernah membuka celana Suaminya saat mereka hendak melakukan hubungan intim. Tapi Rayhan malah memintanya untuk melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan.28941Please respect copyright.PENANAFopc9IR8dm
28941Please respect copyright.PENANA9LRtAz6ZcF
Tapi pada akhirnya ia memberanikan diri membuka celana Rayhan, kedua tangannya hendak melepas celana hijau lumut yang di kenakan Rayhan saat ini.28941Please respect copyright.PENANAT3xCFUdTcH
28941Please respect copyright.PENANAhAFADWyIeg
"Buka resletingnya pake mulut Ustadza." Ucap Rayhan tiba-tiba.28941Please respect copyright.PENANAhcu0JI3Ey9
28941Please respect copyright.PENANA9gaOKnUCc9
"Eh..."28941Please respect copyright.PENANAQXD02LUzvd
28941Please respect copyright.PENANAIT3q36wm4l
Rayhan mengusap lembut kerudung Ustadza Risty yang berwarna coklat. "Lakukan dengan perlahan, dan nikmati prosesnya." Tuntun Rayhan dengan tenang.28941Please respect copyright.PENANAzQ5sP5uKUY
28941Please respect copyright.PENANAmBmo2aQ58k
Seakan terhipnotis dengan tatapan Rayhan, Ustadza Risty mendekatkan wajahnya di selangkangan Rayhan. Kemudian ia menggigit resleting celana Rayhan. Dengan di Bantu kedua tangannya Ustadza Risty menarik turun celana sekolah Rayhan berikut dengan celana dalamnya.28941Please respect copyright.PENANAqN6WiPrOMH
28941Please respect copyright.PENANAIenj4bH332
Mata Ustadza Risty tak berkedip menatap nanar kemaluan Rayhan yang telah ereksi sempurna. Panjang dan besar, membuat tubuhnya merinding tak karuan. Nafas Ustadza Risty terdengar memburu dengan tatapan mata yang berbinar.28941Please respect copyright.PENANA1eOwphlfL9
28941Please respect copyright.PENANA6TWQZgZn5l
Tanpa di suruh jemari Ustadza Risty menyentuh kemaluan Rayhan yang jauh lebih besar di bandingkan milik suaminya. Jari jempolnya mengusap lembut kepala pion kontol Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAb6l4mlNaQk
28941Please respect copyright.PENANACVoRK1kWfu
"Pelan-pelan Ustadza! Hirup aromanya." Ujar Rayhan mengarahkan.28941Please respect copyright.PENANAAfkJ71tzv4
28941Please respect copyright.PENANA0DjPEhFS1w
Ustadza Risty mendekatkan hidungnya di batang kemaluan Rayhan berwarna kemerahan. Aroma yang menyengat membuat Ustadza Risty seakan mabuk birahi. "Sa-saya suka aromanya..." Ujarnya gugup. "Apa Ustadza boleh menciumnya." Pinta Ustadza Risty, menatap kagum kontol Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAz0bWnI4AV2
28941Please respect copyright.PENANActjk2RJN88
"Tentu saja boleh." Rayhan membelai kerudung Ustadza Risty.28941Please respect copyright.PENANAf1toDDDtjs
28941Please respect copyright.PENANACKCg3GiwC0
Bibir merahnya mengecup lembut batang kemaluan Rayhan yang terasa hangat dan berkedut. Perlahan kecupannya semakin intens, tidak hanya batang kemaluan Rayhan saja, bahkan ia menciumi kepala kontol Rayhan.28941Please respect copyright.PENANA3U14lACu9l
28941Please respect copyright.PENANAJzeG6f65Nc
"Nikmat sekali Ustadza." Rayhan mulai meracau tak jelas. "Jilat kontol saya, kalau Ustadza suka." Ujar Rayhan lagi dengan nafas yang mulai terasa berat.28941Please respect copyright.PENANALXLn2jYVET
28941Please respect copyright.PENANAYgGQw6n5Ft
Lidahnya menyapu perlahan permukaan kontol Rayhan. "Kontol kamu enak Ray! Sluuuppss... Sluuuppss..." Ujar Ustadza Risty yang entah kenapa sangat menyukai kontol Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAy8JkxO4oMh
28941Please respect copyright.PENANAxT6tT7bTU1
Bahkan tanpa di minta Ustadza Risty membuka bibir merahnya, melahap kontol Rayhan ke dalam mulutnya.28941Please respect copyright.PENANABERGmaNkwM
28941Please respect copyright.PENANAMMaILESYB7
Tubuh Rayhan menegang merasakan hisapan mulut Ustadza Risty, walaupun sesekali gigi Ustadza Risty menggaruk kontolnya hingga terasa ngilu. "Jangan kena gigi Ustadza!" Perintah Rayhan, Ustadza Risty berusaha menuruti ucapan Rayhan, dengan telaten ia mengulum kontol Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAnKspjO8FoZ
28941Please respect copyright.PENANAnANrGHrP2H
Ternyata Ustadza Risty cepat belajar, terbukti dengan suara erangan Rayhan yang semakin intens terdengar ketika Ustadza Risty menggerakan kepalanya maju mundur.28941Please respect copyright.PENANAtoMzYQl21p
28941Please respect copyright.PENANAYsu9FLEIR8
Jemari Ustadza Risty membelai dan meremas lembut kantung telur Rayhan, dan secara naluri ia melahap sebanyak mungkin kontol Rayhan hingga masuk ke dalam tenggorokannya. Ia menghisap-hisap kuat kontol Rayhan hingga wajahnya memerah karena menahan nafasnya.28941Please respect copyright.PENANAQXPHgyfWGj
28941Please respect copyright.PENANAsNr1XsHnwT
"Ustadza... Saya mau keluar." Jerit Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAoMUN3r3BI2
28941Please respect copyright.PENANANQSmPMk3pv
Ia menarik pinggulnya melepaskan hisapan Ustadza Risty. Dengan wajah mendongak kearah kontol Rayhan, ia menatap nanar kontol Rayhan yang tengah di urut-urut oleh Rayhan sendiri.28941Please respect copyright.PENANAoEK77BocP2
28941Please respect copyright.PENANAccKzw019MM
Croooottss... Croooottss... Croooottss...28941Please respect copyright.PENANAONYIkA2DJF
28941Please respect copyright.PENANAszgFvB9ZUI
Sperma Rayhan meledak, tumpah ruah di wajah cantik Ustadza Risty yang terlihat sangat menggoda. Dengan penuh kepasrahan, ia membiarkan sperma Rayhan yang najis menodai wajahnya yang selama ini selalu di basuh oleh air wudhu.28941Please respect copyright.PENANAAnQjaITYio
28941Please respect copyright.PENANApTL6PxxsND
"Pinjang hp Ustadza." Pinta Rayhan.28941Please respect copyright.PENANAnGxMX4ic9v
28941Please respect copyright.PENANATqPKcqQ72t
Ustadza Risty mengambil handphone nya dari dalam saku gamisnya. "Buat apa?"28941Please respect copyright.PENANAWRvRqBfndF
28941Please respect copyright.PENANAfk8ATnhvHx
"Buat kenang-kenangan." Ucap Rayhan tersenyum.28941Please respect copyright.PENANAFHSSHSH7b9
28941Please respect copyright.PENANAz2Cgx8nSeV
Cekrekk...28941Please respect copyright.PENANANBu355wont
28941Please respect copyright.PENANAW7fUz5krzv
Rayhan mengambil foto wajah Ustadza Risty yang berlepotan sperma Rayhan. Kemudian Rayhan memperlihatkan foto tersebut kepada Ustadza Risty yang tampak tidak percaya menatap dirinya sendiri di dalam hpnya.28941Please respect copyright.PENANAK9IXrB4qjf
28941Please respect copyright.PENANAEtLb2cA4UE
Ia merasa sangat nakal, tapi ia juga merasa sangat bergairah dengan fotonya sendiri.28941Please respect copyright.PENANAq4bunyZR8K
28941Please respect copyright.PENANAZAD9DeLzOE
"Bandel kamu Ray!" Lirih Ustadza Risty.28941Please respect copyright.PENANAe9rIxEmTYU
28941Please respect copyright.PENANAfz3hou2VhQ
Rayhan tersenyum hangat. "Tapi Ustadza suka kan?" Bisik Rayhan lembut di telinga Ustadza Risty.28941Please respect copyright.PENANAoet7KFJtHA
28941Please respect copyright.PENANAlwTZvBnW9M
"Sangat suka."28941Please respect copyright.PENANAv4nPOkToIg
28941Please respect copyright.PENANAikWGMnAv1g
Rayhan kembali menaikkan celananya, dan merapikan pakaiannya yang sedikit lecek. Entah kenapa Ustadza Risty merasa sangat kecewa ketika Rayhan yang sepertinya ingin mengakhiri kegilaan yang baru saja mereka mulai. Sebenar Ustadza Risty berharap, Rayhan mau menuntaskannya, sekarang dan saat ini juga.28941Please respect copyright.PENANAom68KePuwW
28941Please respect copyright.PENANAO9iJZRYU2U
"Ray!"28941Please respect copyright.PENANABJi0mgat5P
28941Please respect copyright.PENANA68kYtodlQq
Rayhan duduk di samping Ustadzah Risty. "Pelajaran hari ini cukup sampai di sini Ustadza. Tapi saya punya pr buat Ustadza." Ucap Rayhan seraya membelai wajah Ustadza Risty, ia meratakan sperma yang ada di wajah Ustadza Risty. "Jangan di cuci selama 24 jam." Sambung Rayhan, membuat Ustadza Risty terhenyak.28941Please respect copyright.PENANAbJiBj3QWPL
28941Please respect copyright.PENANAHj8LpFML4I
"Akan Ustadza kerjakan!" Lirih Ustadza Risty. "Kapan kelas berikutnya akan di buka." Bisiknya pelan penuh harap.28941Please respect copyright.PENANASzbq9jKHKl
28941Please respect copyright.PENANAxQn4PNuNbY
"Nanti akan saya kabarkan."28941Please respect copyright.PENANAPbR8qzJSUm
28941Please respect copyright.PENANAP8MzIGcGve
Rayhan menghela nafas perlahan, lalu beranjak pergi meninggalkan Ustadza Risty yang tampak masih gelisah karena syahwat nya yang di buat menggantung oleh muridnya sendiri. Sejujurnya ia tidak menyangkah kalau hubungan mereka akan sampai sejauh ini. Ustadza Risty menatap sayu punggung Rayhan, yang akhirnya menghilang di balik ilalang.28941Please respect copyright.PENANAGSnI9M5KQG
28941Please respect copyright.PENANACoWadlXkj8
*****28941Please respect copyright.PENANAWIxyROB9a2