Tiga hari berlalu begitu saja, sementara Rayhan masih terbaring di rumahnya. Sejenak Rayhan kembali teringat dengan kejadian malam terkutuk yang nyaris merenggut nyawanya. Andai saja saat itu Kakaknya tidak datang menolongnya, mungkin saat ini Rayhan menjadi salah satu penghuni neraka.26164Please respect copyright.PENANARPr4hP5NOP
26164Please respect copyright.PENANAbJHyCQc8CP
Pemuda itu tertawa di dalam hatinya, mengingat dirinya yang berencana menjaga Kakaknya, malah sekarang menjadi kebalikannya. Rayhan lupa, kalau Kakaknya pernah bergabung di salah satu perguruan tapak suci, dan pernah juara nasional antar kabupaten.26164Please respect copyright.PENANASL30lrXKQi
26164Please respect copyright.PENANAsWMtUydNNZ
Rayhan mendesah bosan. Sudah tiga hari ia tidak kemana-mana hingga ia nyaris mati bosan. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena Zaskia yang memintanya untuk beristirahat total.26164Please respect copyright.PENANAi1l8f0lTyJ
26164Please respect copyright.PENANANW0lwEgzaw
Ketika ia sedang sibuk melamun tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan tampak Zaskia masuk sembari membawa sepiring bubur untuknya. Baru melihatnya saja Rayhan sudah merasa eneg. Ia merasa bosan karena sudah tiga hari ini ia di suguhi bubur dan sop.26164Please respect copyright.PENANAlX3BfRSTEg
26164Please respect copyright.PENANAduH8Z6QTgI
"Makan dulu Ray!" Ujar Zaskia sembari meletakan makanan diatas meja belajar Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAl9hvPI78mU
26164Please respect copyright.PENANAhVINFYcDWd
Dari belakang Rayhan dapat melihat jelas cetakan celana dalam Zaskia di balik gamis syar'i yang di kenakannya, ketika ia sedikit membungkuk. "Nanti aja Kak!" Jawab Rayhan singkat, ia menggeser posisi tidurnya.26164Please respect copyright.PENANAMXqbJ6cFqF
26164Please respect copyright.PENANAEO3ILavULE
"Kalau kamu gak makan, kapan bisa sembuhnya." Protes Zaskia.26164Please respect copyright.PENANAouyByhyUqz
26164Please respect copyright.PENANABOd1PS7G3a
Ia duduk di samping kepala Rayhan sembari menyilangkan kakinya. Telapak tangannya yang halus menyentuh kening Rayhan, memastikan kondisi Rayhan saat ini. Ia sedikit merasa lega karena panas Rayhan kini telah turun.26164Please respect copyright.PENANAruHHPQxMVS
26164Please respect copyright.PENANAqJyoT7QSZl
Masih teringat jelas di ingatan Zaskia ketika Rayhan di cekik dalam kondisi menggantung. Saat itu ia sangat ketakutan hingga kalap. Bahkan ia menangis sepanjang malam, ketika Rayhan harus menginap di rumah sakit. Tapi untunglah, tidak ada luka dalam yang cukup serius.26164Please respect copyright.PENANALNWF850jD3
26164Please respect copyright.PENANAwu7Ewja0HD
Sebagai Kakak Zaskia merasa gagal menjaga adiknya, membuatnya sangat menyesal, karena keegoisan nya, ia menempatkan Rayhan dalam bahaya.26164Please respect copyright.PENANAXG0ZrYFsyg
26164Please respect copyright.PENANAW9Y87O2Lh8
"Ya nanti aku makan." Ujar Rayhan malas.26164Please respect copyright.PENANAvbyA8bytKC
26164Please respect copyright.PENANAnBPhjHrhdq
Zaskia mengambil piring diatas meja. "Makan sekarang." Perintahnya kepada Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAUsvc9YIiY7
26164Please respect copyright.PENANAg8bS7TX2Aj
"Masih kenyang Kak."26164Please respect copyright.PENANAvEjKaAgOa2
26164Please respect copyright.PENANAsc7eIvonjU
"Sedikit saja." Paksa Zaskia.26164Please respect copyright.PENANAtBICybrz5O
26164Please respect copyright.PENANAPIwLVY7y6g
Kalau sudah seperti ini, Rayhan hanya pasrah menuruti kemauan Kakaknya. Ia menegakkan punggungnya. Zaskia segera menyuapi Rayhan, sesuap demi sesuap.26164Please respect copyright.PENANANmKZKjzPZe
26164Please respect copyright.PENANAidRmxeTKZn
Melihat perhatian Zaskia kepadanya, tentu saja ada getaran-getaran halus yang merasuki hatinya. Sembari menyabut suapan Zaskia, Rayhan menatap mata bening Zaskia yang begitu teduh, lalu hidungnya, dan tak luput Rayhan memandangi bibir merah Zaskia.26164Please respect copyright.PENANAX62hd5pOa9
26164Please respect copyright.PENANAwft3XfXbif
Tidak terasa piring yang di pegang Zaskia telah kosong. Ia meletakan kembali piringnya di atas meja makan.26164Please respect copyright.PENANAbOStq5CbPB
26164Please respect copyright.PENANA5MZ4fAsA4R
"Terimakasih ya Kak." Bisik Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAK4vyxKkCqX
26164Please respect copyright.PENANAEE33tO4quK
Zaskia masih dapat mendengar bisikan Rayhan. "Sama-sama sayang, jangan buat Kakak khawatir lagi." Ujar Zaskia sembari mengucek-ucek rambut adiknya, lalu ia menundukan wajahnya untuk mencium kening Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAOKIzLYanBe
26164Please respect copyright.PENANA7rEsbf48k4
Zaskia merenyitkan dahinya ketika mencium aroma tidak sedap dari rambut adiknya.26164Please respect copyright.PENANAVUmP6UASh7
26164Please respect copyright.PENANAh2IVKU9Oin
"Kamu sudah berapa hari gak mandi?" Tanya Zaskia menyelidik.26164Please respect copyright.PENANAebNm85RZfZ
26164Please respect copyright.PENANA2jf94j6IBc
Rayhan menyeringai masam. "Baru tiga hari Kak." Jawab Rayhan polos, sementara Zaskia tampak terkejut mendengar ucapan Adiknya. Pantas saja Zaskia mencium bauk apek. Ternyata itu aroma tubuh Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAIzUMVDBNWl
26164Please respect copyright.PENANA4nfYuPiLBZ
"Astaghfirullah Ray!"26164Please respect copyright.PENANA2zbSfKtbS6
26164Please respect copyright.PENANAxY3ZkTWEcf
"Kakak kan tau, kaki Ray masih sakit." Ujar Rayhan.26164Please respect copyright.PENANA6ORW9EHkZO
26164Please respect copyright.PENANAwGHiru4ofk
Zaskia yang tadinya ingin marah kini ia malah tertawa kasihan melihat Adiknya. Bahkan hanya sekedar untuk mandi saja Rayhan tidak bisa.26164Please respect copyright.PENANAJhVVUA5trU
26164Please respect copyright.PENANABK7p4Of4CB
"Biar Kakak yang mandikan kamu." Usul Zaskia.26164Please respect copyright.PENANAnFx97Si2jk
26164Please respect copyright.PENANAM5hZgcUVB8
"Eh..."26164Please respect copyright.PENANARtSOu5cJ3Z
26164Please respect copyright.PENANA2Jm5mnP2v0
"Gak usah membantah." Ucap Zaskia memasang wajah galak.26164Please respect copyright.PENANAbtkcaLvJbT
26164Please respect copyright.PENANAC1TlmEDA34
Sebenarnya Rayhan malu kalau harus di mandikan oleh Kakaknya. Mengingat usia Rayhan saat ini yang sudah dewasa, tapi karena tidak ingin membuat Kakaknya mengamuk, akhirnya Rayhan memilih pasrah.26164Please respect copyright.PENANA9qeGiBp0Nw
26164Please respect copyright.PENANAcahgSUhybt
Zaskia segera membantu adiknya untuk berdiri. Dengan bersusah paya akhirnya Rayhan bisa berdiri dengan merangkul pundak Kakaknya. Sebenarnya Rayhan merasa kasihan, mengingat tubuhnya lebih besar dari pada Kakaknya. Tapi Zaskia tetap memaksa.26164Please respect copyright.PENANANMc5HEOEgb
26164Please respect copyright.PENANApLMHh79yFL
Setibanya di dalam kamar mandi, Zaskia segera menutup pintu kamar mandi seakan takut kalau ada orang lain yang melihat. Tentu saja dengan tertutupnya pintu kamar mandi, membuat mereka terlihat semakin intim.26164Please respect copyright.PENANA6ewvZ4wtFz
26164Please respect copyright.PENANAgskTVlNT03
Di dalam kamar mandi Rayhan duduk di bangku plastik berukuran kecil.26164Please respect copyright.PENANAxMfwWI4AUh
26164Please respect copyright.PENANA42R9OOV0yo
"Bajunya kok gak di lepas." Ujar Zaskia melihat Rayhan yang memakai pakaian lengkap. "Sini biar Kakak yang buka." Zaskia menarik kaos yang di kenakan Rayhan hingga tampak dada bidang Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAhWVBQYUAPY
26164Please respect copyright.PENANA031cFoIrua
Saat Zaskia hendak menarik celana pendeknya, Rayhan sempat menahan tangan Kakaknya. Tapi tidak berapa lama karena Zaskia buru-buru melototinya.26164Please respect copyright.PENANAuVpW3eu0WF
26164Please respect copyright.PENANA1dzR299Zw8
Dengan perlahan celana pendek Rayhan ketarik kebawah, dan pada saat bersamaan Zaskia tersadar dari apa yang ia lakukan saat ini, ketika matanya melihat kontol Rayhan yang berukuran jumbo keluar dari sangkarnya. Untuk beberapa detik tangan Zaskia berhenti menarik celana adiknya.26164Please respect copyright.PENANApmnEb0pMkw
26164Please respect copyright.PENANAtJCq1JJ37X
Deg... Deg... Deg...26164Please respect copyright.PENANAkoBJ9np3e9
Jantung Zaskia berdebar-debar sanking tegangnya, ia lupa kalau Rayhan kini telah tumbuh menjadi sosok pemuda dewasa. Beberapa detik yang lalu Zaskia masih memandang Rayhan masih seperti anak kecil, tapi kali ini daya tarik seksual yang di miliki Rayhan membuatnya sadar.26164Please respect copyright.PENANAiv2xXrwOoD
26164Please respect copyright.PENANAyLnkqyzKQk
"Kok diam Kak?" Tanya Rayhan memasang wajah polos.26164Please respect copyright.PENANAtl8NhMsehm
26164Please respect copyright.PENANAjnABsMLAbp
"Eh iya..." Zaskia tersadar dari lamunannya. "Kok susah sekali buka celana kamu Dek." Ujar Zaskia, dengan suara yang terdengar gemetaran, menandakan kalau saat ini ia tengah gerogi.26164Please respect copyright.PENANArJ9miwagu3
26164Please respect copyright.PENANAGlH0fZzbZR
Di dalam hati Rayhan tersenyum senang, ia berfikir ingin sedikit menggoda Kakak Kandungnya.26164Please respect copyright.PENANAXei4VhvQ5g
26164Please respect copyright.PENANAPKSzlWQTBY
Setelah sedikit bersusah paya akhirnya Zaskia berhasil melepas celana adiknya. Ia segera meletakan celana adiknya di dalam keranjang pakaian kotor bersama baju Rayhan. Sejenak Zaskia terdiam membelakangi Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAwzf8GLasZw
26164Please respect copyright.PENANAYGtoCvmOzv
Astaghfirullah...26164Please respect copyright.PENANAVKXazmXdLc
Zaskia memejamkan matanya, menenangkan dirinya yang mendadak gelisah.26164Please respect copyright.PENANAsU1PZitOSI
26164Please respect copyright.PENANAQVO74HBRa5
Walaupun Rayhan adalah adik kandungnya, tapi tetap saja Rayhan seorang pria dan dia seorang wanita. Seharusnya Zaskia menyadarinya sejak awal sebelum memaksa Rayhan untuk mandi. Tapi sekarang sudah terlambat, ia tidak mungkin meminta Rayhan mandi sendiri, karena kondisi tubuh Rayhan yang masih lemah.26164Please respect copyright.PENANAHZHBgqcsPU
26164Please respect copyright.PENANAb0bons7gvp
"Dia adikku, apa yang salah kalau aku memandikannya? Apa lagi saat ini ia sedang sakit, bukankah sudah menjadi tugasku untuk membantunya? Benar... Kamu tidak salah Zaskia." Lirih Zaskia di dalam hati.26164Please respect copyright.PENANAp5GqEY2rOy
26164Please respect copyright.PENANAPSqIQhbsRv
Setelah merasa tenang, Zaskia kembali berbalik menghadap kearah Rayhan. Dan pada saat bersamaan, matanya kembali tertuju kearah kontol Rayhan.26164Please respect copyright.PENANA7T3c7OsdxM
26164Please respect copyright.PENANAzvpoas5W5W
Deg... Deg... Deg...26164Please respect copyright.PENANAAPIibPiNSH
26164Please respect copyright.PENANAy9sU3iJUCM
Ya Tuhan... Itu kontol Rayhan? Serius itu kontol adikku? Ya Tuhan... Besar... Besar sekali... Gemuk... Issstt... Ehmmpsss... Kenapa nafasku jadi sesak. Bisik hati Zaskia sembari melihat kontol Rayhan yang manggut-manggut.26164Please respect copyright.PENANAUP5bKEemnu
26164Please respect copyright.PENANAPylYdL9ulG
"Kak... Kakak..." Panggil Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAnZGvJ1pQf7
26164Please respect copyright.PENANADQz5a3CoAe
"Eh, iya dek." Zaskia tergagap.26164Please respect copyright.PENANA7t6syoQhol
26164Please respect copyright.PENANALISfp25JuI
Ia buru-buru mendekati adiknya, dan sebisa mungkin ia tidak melihat kearah tubuh telanjang Rayhan. Ia mendekati bak mandi dari samping tubuh Rayhan sembari mengambil gayung yang ada di dalam bak mandi.26164Please respect copyright.PENANAJMsNBfWVdK
26164Please respect copyright.PENANAKpmrKNB3qg
"Kak."26164Please respect copyright.PENANAexLs5Ha2Kc
26164Please respect copyright.PENANA7ampRlSKek
"I-i-iya Dek."26164Please respect copyright.PENANAaUco72hEOF
26164Please respect copyright.PENANA3Ob3e8cSSZ
Rayhan mengulum senyum melihat Kak Zaskia yang terlihat sangat tegang. "Anu Kak! Itu bajunya gak di lepas aja Kak, takut nanti basah." Ujar Rayhan mengingatkan Kakaknya. Zaskia menunduk melihat pakaiannya, ujung gamisnya sedikit basah karena menyentuh lantai kamar mandi.26164Please respect copyright.PENANAmuTw684dje
26164Please respect copyright.PENANAec6ApQ3y4F
Zaskia yang tengah kalut karena keputusannya ingin memandikan adiknya, tanpa sadar menanggalkan gamisnya dan menyisakan tank top berserta celana legging yang membalut sepasang kaki jenjangnya. Bagi Rayhan bisa milihat Zaskia memakai pakaian saat ini saja sudah cukup, tapi di luar dugaan, Zaskia malah membuka tanktopnya.26164Please respect copyright.PENANABLWKWzDz47
26164Please respect copyright.PENANAbpBCnvdX7v
Zaskia berjalan santai melewati Rayhan yang terdiam seribu bahasa melihat penampilan Kakaknya yang kini memakai bra berwarna biru muda berbahan spandek.26164Please respect copyright.PENANAS1nxwnQotR
26164Please respect copyright.PENANALm9d64Lrjd
Ia menggantungkan gamisnya di belakang daun pintu kamar mandi, berikut dengan tanktop miliknya. Dan pemandangan selanjutnya, membuat Rayhan nyaris mati berdiri ketika Zaskia sedikit membungkuk di depannya sembari menarik perlahan celana legging yang ia kenakan.26164Please respect copyright.PENANAMw0O6lbB3P
26164Please respect copyright.PENANAbzJU2KFAXH
Deg... Deg... Deg...26164Please respect copyright.PENANAEm4XdQ41c2
26164Please respect copyright.PENANAVU8zR3pQfO
Detak jantung Rayhan menjadi tak beraturan, dan nafasnya tampak tersengal-sengal seakan ia baru saja lari meraton. Sedikit demi sedikit celana legging berwarna hitam yang di kenakan Zaskia di tarik lepas, melewati paha mulusnya, lutut, betis hingga akhirnya celana legging itu benar-benar lepas dari kedua kaki jenjangnya.26164Please respect copyright.PENANASIp4LTMOlY
26164Please respect copyright.PENANADpJZBRJsll
Kini di hadapannya Zaskia berdiri membelakanginya hanya memakai satu set dalaman berwarna biru muda yang sedikit menerawang.26164Please respect copyright.PENANAqcciPuWvuR
26164Please respect copyright.PENANAErt70Qsuyq
Mata Rayhan menjelajahi punggung Zaskia yang putih mulus dan terdapat tali pengait bra. Terus turun menatap pinggang ramping Kakaknya, di bawahnya terlihat sedikit belahan pantat Zaskia yang putih mulus, karena celana dalamnya sedikit ketarik kebawah ketika ia melepas celana legingnya.26164Please respect copyright.PENANANgFwWx2xCz
26164Please respect copyright.PENANABTKtLXewpC
Tanpa sadar Rayhan menggenggam kemaluannya, sembari menatap nanar kearah pantat itik Kakaknya yang terlihat sangat kencang dan besar, sungguh sebuah pemandangan terindah yang pernah di lihat Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAyOi8zR91P0
26164Please respect copyright.PENANAgN12oDrD5D
Baru beberapa detik Rayhan menatap pantat Kakaknya, tiba-tiba Zaskia memutar tubuhnya.26164Please respect copyright.PENANAwF0TlVKymI
26164Please respect copyright.PENANAUWRMQYRxVR
"Ray." Lirih Zaskia.26164Please respect copyright.PENANAeuTrPcvXwa
26164Please respect copyright.PENANAdxx1W3hNCx
Matanya tertuju kearah kontol Rayhan yang kini telah berdiri sempurna mengancung menghadap kearahnya. Sama seperti Rayhan, yang menatap nanar kearah vagina Zaskia yang terlihat gemuk dan menjiplak di celana dalamnya.26164Please respect copyright.PENANAjLA9EOOlp6
26164Please respect copyright.PENANAimzQjctoof
Rayhan mengangkat wajahnya, hingga mata mereka saling menatap selama beberapa detik. Tangan kanan Zaskia mendekap mulutnya, sementara tangan kirinya mengepal tepat diatas gundukan memeknya.26164Please respect copyright.PENANAPoR248rfIY
26164Please respect copyright.PENANAsgteqSyE9O
"Rayhaaaaaaaaaaaaaaaan....."26164Please respect copyright.PENANA308BH47UTR
26164Please respect copyright.PENANA5bqn9tmE8E
*****26164Please respect copyright.PENANAPIQZOKjt0h
26164Please respect copyright.PENANAzYlRAv80BQ
Mengingat kejadian tadi pagi, tak henti-hentinya Rayhan ingin tertawa. Ia tidak menyangka kalau Kakaknya sepolos itu. Tetapi walaupun Kakaknya kesal karena termakan omongannya, Zaskia tetap memandikannya, hanya saja Zaskia memakai kembali pakaiannya secara utuh. Alhasil pakaian Zaskia menjadi basah kuyup. Dan selama memandikan Rayhan, Zaskia terlihat sangat gerogi, karena beberapa kali ia harus melihat kontol Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAkf8jNOHNNT
26164Please respect copyright.PENANAcBJ7J3iNm8
Rayhan mendesah pelan, rasa bosan kembali menyelimutinya. Ia ingin sekali bisa keluar rumah, berkumpul bersama teman-temannya, bermain sepak bola dan sebagainya., tapi kondisinya saat ini belum memungkinkan.26164Please respect copyright.PENANAC4IRPqU7yU
26164Please respect copyright.PENANAC80gHCBsbd
"Ray!"26164Please respect copyright.PENANAeoA9R6yj2M
26164Please respect copyright.PENANAdC8N8zLSCA
Rayhan melirik kearah pintu kamarnya. "Iya Kak, ada apa?" Tanya Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAEogxouIcT8
26164Please respect copyright.PENANAYg5Oju4c2L
"Ada teman kamu."26164Please respect copyright.PENANAfJgLMPHTLG
26164Please respect copyright.PENANAkcbWjsOzul
"Suruh masuk aja Kak."26164Please respect copyright.PENANAXVrKlN1w72
26164Please respect copyright.PENANAM5b9KODHvn
Zaskia melihat kebelakang. "Masuk aja, Rayhan belum bisa banyak gerak." Ujar Zaskia memberi tau kepada teman Adiknya.26164Please respect copyright.PENANADP64rUcIm8
26164Please respect copyright.PENANAj29lmszOQV
Saat tamunya masuk ke dalam kamarnya, Rayhan tampak sangat terkejut melihat sosok wanita cantik memakai kemeja putih di padu dengan rok berwarna hijau. Ia tersenyum manis menyapa Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAOx7iw5H1kV
26164Please respect copyright.PENANAXaZ2YhqSEU
Selama ia tinggal di pesantren, baru kali ini ia di kunjungi teman wanita. Dan sialnya, ia keburu memberi izin wanita tersebut untuk masuk kedalam kamarnya yang berantakan.26164Please respect copyright.PENANAzThLtbuQmm
26164Please respect copyright.PENANARvuc8WGcmC
"Cifa?"26164Please respect copyright.PENANAgl9OAokJNE
26164Please respect copyright.PENANAArERy5YnaI
"Apa kabar kamu Ray? Udah mendingan?" Tanya Asyifa sembari duduk di kursi belajar Rayhan .26164Please respect copyright.PENANAoiV214yj0U
26164Please respect copyright.PENANAeNrgWlrqVp
Dengan bersusah paya Rayhan menegakkan tubuhnya. "Alhamdulillah, udah mulai baikan. Tumben kamu ke sini, ada apa?" Tanya Rayhan penasaran, karena selama ini Asyifa selalu terlihat cuek kepadanya, bahkan beberapa kali Asyifa menatapnya dengan tatapan benci.26164Please respect copyright.PENANAFYKq6JAdBJ
26164Please respect copyright.PENANA6bxC6ab0vP
"Jadi aku gak boleh jenguk kamu?"26164Please respect copyright.PENANAwQHZ5ELUz3
26164Please respect copyright.PENANAw4QjhtRuUt
"Bukannya begitu, tentu aku senang kamu mau datang ke sini, itu artinya kamu sudah gak marah lagi sama aku." Ujar Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAgua6pSqVzf
26164Please respect copyright.PENANAf9z0SwH1Wg
Asyifa tersenyum manis. "Yang bilang aku gak marah siapa? Geer..." Celetuk Asyifa, merubah wajah Rayhan yang tadi cerah kini berubah masam.26164Please respect copyright.PENANAXzOyw2iskg
26164Please respect copyright.PENANA7AmATuKTCq
"Kirain..."26164Please respect copyright.PENANAyYRduRdefb
26164Please respect copyright.PENANAHnV6QJ4kQx
"Hihihi..." Tawa renyah Asyifa. "Aku gak akan marah lagi, tapi dengan satu syarat." Ujar Asyifa.26164Please respect copyright.PENANAQtgNJi1Nm1
26164Please respect copyright.PENANAmwGz0NM1VD
"Apa?"26164Please respect copyright.PENANAkKXZwrDhvT
26164Please respect copyright.PENANA0Y0QmAHNkd
"Kamu harus cepat sembuh."26164Please respect copyright.PENANAo0JDXfVhVO
26164Please respect copyright.PENANAEu7u7aLwvu
Rayhan kembali tersenyum, ia menyodorkan jari kelingkingnya, Asyifa mengaitkan jari kelingking Rayhan dengan jari kelingkingnya sebagai simbol ikrar janji yang mereka ucapkan. Selagi jari kelingking mereka menyatu, mata mereka saling menatap seraya tersenyum.26164Please respect copyright.PENANAlcUxz82gwZ
26164Please respect copyright.PENANAvOf0FUlGDE
Baik Rayhan maupun Asyifa, mereka berdua dapat merasakan getaran-getaran lembut yang menggetarkan hati mereka. Dan tanpa mereka sadari, virus merah jambu telah menyebar ke hati mereka.26164Please respect copyright.PENANAnJ4ZtDg3Nl
26164Please respect copyright.PENANAS2UMIyDl1w
"Terimakasih ya Ray!" Lirih Asyifa.26164Please respect copyright.PENANA3uY4jzesnV
26164Please respect copyright.PENANAY5SkpB81y7
Rayhan tersenyum lembut. "Sama-sama, oh ya mau sampai kapan jari kita nyatu kayak gini? Bukan muhrim loh." Goda Rayhan, sembari mengedipkan matanya.26164Please respect copyright.PENANAENcydis4UM
26164Please respect copyright.PENANASx7jYLTLH3
Wajah Asyifa mendadak merah merona setelah menyadari kalau jarinya sejak tadi mengikat jari Rayhan, seakan ia tidak rela kalau jari Rayhan terlepas dari jari kelingkingnya. Buru-buru Asyifa membuang jari Rayhan hingga tangan Rayhan terhempas di atas tempat tidur.26164Please respect copyright.PENANAgh4P9R538f
26164Please respect copyright.PENANA5gDDSBQM48
"Auww..." Rayhan menjerit kecil.26164Please respect copyright.PENANAPIykoBwKpt
26164Please respect copyright.PENANA44c8xodZUw
"Eh... Ma-maaf!" Asyifa reflek berlutut di samping Rayhan, sembari memegangi tangan Rayhan. "Mana yang sakit Ray?" Tanya Asyifa, ia terlihat begitu panik. Wajah panik Asyifa malah membuat Rayhan tertawa.26164Please respect copyright.PENANACfdLLOzYTo
26164Please respect copyright.PENANAkU7WnVmv3g
"Hahaha... Kamu lucu sekali Cifa." Ledek Rayhan.26164Please respect copyright.PENANAkDJXUB6sWy
26164Please respect copyright.PENANA44rjqluQgC
Wajah Asyifa terlihat sangat sebal, reflek ia mencubit lengan Rayhan membuat pemuda itu mengasuh kesakitan di selingi tawanya yang terlihat puas setelah berhasil menggoda Asyifa. Begitu juga dengan Asyifa, tanpa ia sadari dirinya pun ikut tertawa lepas. Seakan ia telah lupa kejadian di mana ia hampir kehilangan kesuciannya.26164Please respect copyright.PENANAicNkeExX7i
*****26164Please respect copyright.PENANAZNH5pvIt6z
26164Please respect copyright.PENANASVXeE83pEq
"Burhan sudah di makamkan Bi?" Tanya Laras yang tengah sibuk melipat pakaian di dalam kamarnya.26164Please respect copyright.PENANAZjCiG8kEFu
26164Please respect copyright.PENANAo3K8a2BQFZ
KH Umar yang baru saja tiba di rumah setelah dua hari ia terpaksa meninggalkan Istrinya dan tinggal di kediaman Mang Burhan sebagai bentuk rasa tanggung jawab dan penghormatan terakhirnya kepada beliau. "Sudah Mi, sehabis di otopsi Burhan langsung di makamkan." Jelas KH Umar.26164Please respect copyright.PENANAyc9Wzhqz34
26164Please respect copyright.PENANAB0DfIiY2Dq
"Umi benar-benar tidak menyangkah kalau Burhan bisa bertindak sejauh itu." Ujar Hj Laras mengingat betapa baiknya Burhan selama ini terhadap keluarga mereka.26164Please respect copyright.PENANAh369r1Cy1d
26164Please respect copyright.PENANAm6LQhrEFX8
"Begitulah manusia Umi." KH Umar duduk di samping Istrinya. "Tidak pernah puas dengan apa yang di miliki, selalu saja menginginkan lebih dan lebih. Padahal Tuhan sudah memberikan kita yang terbaik yang kita butuhkan saat ini. Andai saja Burhan memiliki harta yang banyak dan Istri cantik, belum tentu Burhan bahagia." Nasehat KH Umar sungguh mengena di hati Laras.26164Please respect copyright.PENANAn17HUx9TOQ
26164Please respect copyright.PENANACvtVFzXECc
Kalau di pikir-pikir, apa yang di katakan KH Umar membuat Laras ikut tersentil. Selama ini ia memiliki kehidupan yang normal, memiliki putra dan putri yang membanggakan. Tetapi semenjak hadirnya Daniel, kehidupan nya berubah derastis. Walaupun di bawah ancaman dan pemerkosaan, tetapi Laras tidak memungkiri kalau dirinya juga menikmati ketika Daniel memperkosa dirinya, bahkan dua malam belakangan ini, ia terus memohon kepada Daniel akan menuntaskan birahinya.26164Please respect copyright.PENANAmhLOecokwY
26164Please respect copyright.PENANABiH5xiyp52
Mengingat semua itu membuat Laras sangat menyesal. Dari awal dirinya memang salah, seharusnya saat pertama kali Daniel menyentuhnya, ia telah melaporkan perbuatan Daniel. Tapi Laras malah memilih diam.26164Please respect copyright.PENANAh0d1vcc7Xo
26164Please respect copyright.PENANAbzLcF3DLPn
Dan sekarang Laras seakan kehabisan alasan untuk melaporkan Daniel ke pihak berwajib atas pemerkosaan yang di lakukan Daniel kepadanya.26164Please respect copyright.PENANAJh97ZhOSLj
26164Please respect copyright.PENANAJUBMRde089
"Intinya kita harus selalu mensyukuri apa yang kita miliki saat ini, dengan begitu insyaallah kita tidak akan tersesat." KH Umar meriah tangan Istrinya, ia menggenggam tangan Istrinya penuh cinta.26164Please respect copyright.PENANAvHzLOKGHZY
26164Please respect copyright.PENANAaXOa4BDbvC
Laras tersenyum tipis, ia tau apa yang di inginkan Suaminya saat ini setelah dua hari tidak bertemu dengannya.26164Please respect copyright.PENANAzpcg4TKGHn
26164Please respect copyright.PENANArQYitGz0TC
Tanpa di minta Laras menanggalkan pakaiannya hingga ia telanjang bulat. Kemudian ia berbaring diatas tempat tidur dengan posisi terlentang. KH Umar yang juga telah telanjang bulat naik keatas tubuh Istrinya. Tidak lupa ia melapaskan doa sebelum meniduri Istirnya.26164Please respect copyright.PENANA5p62RMptlE
26164Please respect copyright.PENANAkQpQ8gygvY
Saat proses penetrasi di lakukan KH Umar. Laras merasa sangat hambar. Berulang kali ia teringat bagaimana ketika Daniel yang mengaduk-aduk memeknya, rasanya sangat nikmat dan bikin ketagihan. Berbeda ketika Suaminya yang melakukannya, ia merasa sangat hambar.26164Please respect copyright.PENANAHEcqfmpJGI
26164Please respect copyright.PENANACtSE3ez5qc
Maafkan Umi Abi, mungkin Umi salah satu manusia yang tak pandai bersyukur, dan selalu menginginkan lebih dan lebih. Hingga Umi tersesat seperti saat ini.26164Please respect copyright.PENANAUlIrNhAlzO
26164Please respect copyright.PENANAB2jdXinwdB
****26164Please respect copyright.PENANASId34t9XX4
26164Please respect copyright.PENANA9kw5ymzIkk
26164Please respect copyright.PENANArNC0cdYUNb
Siang hari di kediaman Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANAtxc0UjKogh
26164Please respect copyright.PENANAXTlSjezK7g
Ustadza Dwi terlihat sibuk menyapu teras rumahnya. Dan pada saat bersamaan Pak Imbron yang baru saja selesai membuang sampah lewat di depan rumah Ustadza Dwi. Pria berwajah buruk rupa itu tersenyum menyapa Ustadza Dwi, yang di balas dengan senyuman juga.26164Please respect copyright.PENANAo4BqB8F2vU
26164Please respect copyright.PENANA7gVBMvC3vn
Masih lekat di ingatan Ustadza Dwi bentuk celana Pak Imbron ketika membantu dirinya memperbaiki atap rumahnya yang bocor. Semenjak hari itu Ustadza Dwi tak pernah bisa melupakannya, ia selalu terbayang-bayang dengan ukuran kontol Pak Imbron.26164Please respect copyright.PENANAwEeWAsJ6c2
26164Please respect copyright.PENANA5wzMXPmAMT
"Assalamualaikum!" Sapa Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANA8wwMJg7DYs
26164Please respect copyright.PENANAOMZ4JE77Dx
Pak Imbron menghentikan langkahnya sejenak. "Waalaikumsalam Bu Ustadza." Balas Pak Imbron, seraya memamerkan gigi kuningnya.26164Please respect copyright.PENANANHwn9X1TEW
26164Please respect copyright.PENANADpCRKdhph6
"Dari mana Pak?"26164Please respect copyright.PENANAhKS6E5zbX7
26164Please respect copyright.PENANA7vY9X7pceQ
"Biasa Bu Ustadza habis buang sampah." Jawab Pak Imbron, yang tak pernah bosan memandangi wajah cantik Ustadza Dwi yang siang ini mengenakan gamis syar'i berbahan Balotelli. Di bagian depan gamis berwarna ungu tersebut terdapat resleting, dan ada tali pita berwarna putih di bagian pinggangnya.26164Please respect copyright.PENANAGZHx3hwwNg
26164Please respect copyright.PENANAnWWiTIqmp7
"Mau mampir dulu Pak." Ajak Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANAqC1axtfpCY
26164Please respect copyright.PENANASaAPcutXp3
"Gak usah Bu Ustadza, takut merepotkan."26164Please respect copyright.PENANAoxvvpVHdgK
26164Please respect copyright.PENANAlhqE4NDOKB
"Kok repot, saya malahan merasa sangat senang kalau Bapak mau mampir ke rumah saya." Bujuk Ustadza Dwi, seakan ia lupa kalau dirinya adalah seorang wanita muslimah yang sangat tidak pantas mengundang pria yang bukan muhrimnya masuk ke dalam rumahnya, ketika suaminya tak berada di rumah.26164Please respect copyright.PENANAWfDMamGYBQ
26164Please respect copyright.PENANAhPYDlGlmlZ
"Bu Ustadza bisa aja ni."26164Please respect copyright.PENANAA9ZJfqAKB3
26164Please respect copyright.PENANAMN0qsXCSap
Ustadza Dwi tersenyum simpul. "Bener ni gak mau mampir? Padahal baru mau di bikinin kopi spesial loh." Pancing Ustada Dwi sembari tersenyum penuh arti.26164Please respect copyright.PENANAaCl5ZfEiLO
26164Please respect copyright.PENANA18fQ1W1FmU
"Serius ni Bu Ustadza? Wa... Saya udah kangen sekali mencicipi kopi Bu Ustadza." Kelakar Pak Imbron, membuat Ustadza Dwii tertawa renyah mendengarnya. Tapi ia cukup senang karena Pak Imbron akhirnya mau main ke rumahnya.26164Please respect copyright.PENANAFDhGRHoxFm
26164Please respect copyright.PENANAtDmOu7Ntc9
"Hihihi... Pak Imbron bisa aja! Tapi maaf Pak, masuknya lewat belakang aja ya."26164Please respect copyright.PENANA9DqJzKVFS3
26164Please respect copyright.PENANA46Gpiteput
"Emangnya kenapa Bu Ustadza?"26164Please respect copyright.PENANAkfg9ohXy8H
26164Please respect copyright.PENANAlfpOsYQgMa
"Nanti Bapak juga akan tau." Jawab Ustadza Dwi seraya tersenyum.26164Please respect copyright.PENANApl2bzLXMcs
26164Please respect copyright.PENANAvfBGZF4Aig
Walaupun tidak begitu mengerti maksud Ustadza Dwi, Pak Imbron cukup senang bisa bertandang kembali ke rumah Ustadza Dwi. Ia bersiul ringan sembari mengitari rumah Ustadza Dwi. Setibanya di depan pintu belakang rumah Ustadza Dwi, Imbron hendak mengetuk pintu tersebut, tapi baru sekali ketuk, pintu itu terdorong ke dalam.26164Please respect copyright.PENANAT4kQSp9Prm
26164Please respect copyright.PENANAPQ0zJTaEBI
Ternyata pintu rumah Ustadza Dwi tidak terkunci, dengan begitu Pak Imbron bisa masuk tanpa menunggu Ustadza Dwi membukakannya.26164Please respect copyright.PENANA4GTcO09NsQ
26164Please respect copyright.PENANAxBbMjdmVEn
Baru satu langkah masuk ke dalam rumah, Pak Imbron melihat Ustadza Dwi yang tengah membuat kopi.26164Please respect copyright.PENANAwNsezqTAL3
26164Please respect copyright.PENANAjvZAsWLvkj
"Tunggu di depan ya Pak, saya buatkan dulu."26164Please respect copyright.PENANAH8QI7q2Bwy
26164Please respect copyright.PENANAF6B4koa5xO
"Oh iya Bu Ustadza." Jawab Pak Imbron.26164Please respect copyright.PENANANc1ei6XyTF
26164Please respect copyright.PENANAglPUWnMU5o
Ia segera menuju bagian depan rumah Ustadza Dwi, dan duduk di sofa sembari menunggu Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANAfvdCZmydCH
26164Please respect copyright.PENANAHrmbbTCB7i
Tidak lama kemudian wanita berparas cantik itu datang sembari membawakan segelas kopi untuknya. Dengan sedikit membungkuk kan badannya, Ustadza Dwi meletakan segelas kopi diatas meja.26164Please respect copyright.PENANAsKsta4FIK4
26164Please respect copyright.PENANAEpuT7PYAUZ
"Di minum Pak." Pinta Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANAXUJJzCSrSR
26164Please respect copyright.PENANAqLzj9elnMs
Pak Imbron kembali tersenyum. "Terimakasih banyak Bu Ustadza, saya jadi merepotkan ni." Seloroh Pak Imbron, sembari mencicipi kopi buatan Ustadza Dwi. "Hmm... Ini nikmat sekali Bu Ustadza." Puji Pak Imbron, membuat Ustadza Dwi sangat senang mendengarnya.26164Please respect copyright.PENANAHGh0Fnomvp
26164Please respect copyright.PENANAOenOZKs3rI
"Aduh Bapak bisa aja ni!" Ustadza Dwi tersenyum renyah sembari menutup mulutnya. "Suami saya aja gak pernah loh Pak, muji kopi buatan saya." Ujar Ustadza Dwi tersenyum malu.26164Please respect copyright.PENANAbcLSZAtw3e
26164Please respect copyright.PENANAikRIqU0Y7P
"Serius Bu Ustadza? Wa... Berarti Pak Ustad tidak ngerti seninya kopi."26164Please respect copyright.PENANAifKDQqzwKJ
26164Please respect copyright.PENANA4kbrDJiOew
"Ya, sepertinya memang begitu."26164Please respect copyright.PENANAdRR9bf6Zpp
26164Please respect copyright.PENANAgWwyOaf9In
"Ini kopinya enak banget loh Bu, sumpah." Pak Imbron kembali menyeruput kopi buatan Ustadza Dwi. "Pahitnya pas, manisnya pas, rasa susunya juga pas." Sambung Pak Imbron sembari mengacungkan jari jempolnya.26164Please respect copyright.PENANAMQ0jShV4uP
26164Please respect copyright.PENANAdlZOGHyJHQ
"Yang pas memang selalu enak ya Pak."26164Please respect copyright.PENANA6f4AkBUCjd
26164Please respect copyright.PENANATbKPJB1CpS
"Hahaha, memang benar Bu."Gelak tawa Pak Imbron.26164Please respect copyright.PENANASKgN07qnPb
26164Please respect copyright.PENANA2b2nk4NuhN
Ustadza Dwi tersenyum manis, sembari memperhatikan sosok pria paru baya yang ada di hadapannya saat ini. Setiap kali berada di dekat Pak Imbron, Ustadza Dwi selalu terbayang akan pemerkosaan yang di lakukan kolor ijo kepadanya. Bayangan tersebut selalu membuatnya basah.26164Please respect copyright.PENANA3VcHSwafp4
26164Please respect copyright.PENANAAfMAZuOXux
Diam-diam Ustadza Dwi menyukai sosok Pak Imbron, andai saja Pak Imbron menginginkannya tentu Ustadza Dwi akan dengan senang hati berbagi kehangatan dengan Pak Imbron.26164Please respect copyright.PENANAOavgAWrz1E
26164Please respect copyright.PENANAKEutXB4xQQ
Mata indah Ustadza Dwi turun kebawah, menuju selangkangan Pak Imbron. Mata Ustadza Dwi membeliak ketika melihat kearah resleting Pak Imbron yang terbuka. Ia dapat melihat jelas kontol Pak Imbron yang berbulu lebat, dan seperti yang sudah ia duga, Pak Imbron memang memiliki kontol berukuran sangat besar.26164Please respect copyright.PENANAzXNY0JroC7
26164Please respect copyright.PENANAQiT4qZjGSe
"Ehmmpsss..." Ustadza Dwi mulai gelisah.26164Please respect copyright.PENANA3yMw69OtA8
26164Please respect copyright.PENANAUHdJ6Dp2cV
Dia memainkan cincin perkawinannya yang melingkar di jari manisnya. Sembari sesekali melihat kontol Pak Imbron yang sangat menggoda imannya.26164Please respect copyright.PENANA1llWytMWQg
26164Please respect copyright.PENANAljNUCInI6c
Pak Imbron yang baru saja kembali mencicipi kopi buatan Ustadza Dwi, tampak heran melihat tingkah Ustadza Dwi yang tampak tidak tenang, berulang kali Ustadza Dwi mengganti posisi duduknya, sembari melirik kearah selangkangannya.26164Please respect copyright.PENANAnczPklBAao
26164Please respect copyright.PENANAwK58cK3m0v
"Bu Ustadza gak apa-apa?" Tanya Pak Imbron.26164Please respect copyright.PENANA1degkgvLsN
26164Please respect copyright.PENANAQWcEtwfquH
Ustadza Dwi makin terlihat salah tingkah. "Anu Pak, itunya kebuka!" Jawab Ustadza Dwi. Pak Imbron baru sadar ketika ia melihat resletingnya terbuka dan memperlihatkan kejantanannya.26164Please respect copyright.PENANAhZ56iKJs3C
26164Please respect copyright.PENANA28DbnUUFJ2
Buru-buru Pak Imbron menutup selangkangannya dengan kedua tangannya. "Ma-maaf Bu Ustadza, saya lupa kalau resleting saya rusak." Ujar Pak Imbron merasa bersalah.26164Please respect copyright.PENANA5tqQ6ldcFq
26164Please respect copyright.PENANAxpsV73H8g7
"Ehmmpsss... Gak apa-apa kok Pak? Saya yang salah sudah lancang melihat itu Bapak."26164Please respect copyright.PENANAV6Vv2PGQf5
26164Please respect copyright.PENANAGs9tIjcEGP
Pak Imbron menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Sembari nyengir memamerkan giginya yang tidak rata. Tangannya yang tidak lagi menutupi selangkangannya, membuat Ustadza Dwi bisa kembali melihat kontol Pak Imbron yang berukuran jumbo.26164Please respect copyright.PENANAmz95b6o4o0
26164Please respect copyright.PENANAjrjshcQc19
Tapi kali ini Pak Imbron membiarkannya, ia sangat yakin kalau Bu Ustadza menyukai kontolnya.26164Please respect copyright.PENANAwczxNhJDbe
26164Please respect copyright.PENANAO3iau1Y1NJ
"Saya malah senang di liatin Bu Ustadza." Pancing Pak Imbron.26164Please respect copyright.PENANAcIKekGibga
26164Please respect copyright.PENANAGuuZH7JX0U
Ustadza Dwi tersipu malu sembari memperbaiki jilbabnya, tapi matanya tak berpaling dari kontol Pak Imbron yang terlihat kaku dan keras. "Bapak bisa aja." Lirih Ustadza Dwi nyaris tak terdengar sanking geroginya. "Itu aurat Pak, dosa loh kalau di kasih liat ke orang lain." Sambung Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANAfxW9PBki0m
26164Please respect copyright.PENANA14Qh3Q8Be4
"Masak si Bu?" Tangan Pak Imbron menarik keluar kemaluannya.26164Please respect copyright.PENANAWS9lekWiiT
26164Please respect copyright.PENANA0mP2tWYW8w
"Astaghfirullah!" Jerit kecil Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANA4hKHY9v7Qj
26164Please respect copyright.PENANAHVPY5B47Vz
Ia mendekap mulutnya, tapi matanya menatap kearah kontol sang petugas kebersihan itu. Ia sangat mengagumi kontol Pak Imbron yang berukuran sangat besar, ia membayangkan betapa nikmatnya kalau kontol besar itu mengaduk-aduk lobang memeknya.26164Please respect copyright.PENANABBq4QYa0f1
26164Please respect copyright.PENANAukL5cUnabn
Tanpa merasa bersalah, Pak Imbron mengocok kontolnya di hadapan Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANAcFALWpNb6M
26164Please respect copyright.PENANAIEcl4zAU9P
"Kalau Bu Ustadza mau." Pak Imbron meraih tangan Ustadza Dwi. "Bu Ustadza boleh pegang." Dia menarik tangan Ustadza Dwi dan meletakannya di atas kontolnya.26164Please respect copyright.PENANAU94SOomelE
26164Please respect copyright.PENANAGFlEO89dBk
"Astaghfirullah!" Ustadza Dwi menggelengkan kepalanya.26164Please respect copyright.PENANAbmmfjpY1id
26164Please respect copyright.PENANAIh4Mu31k4m
Walaupun masih malu-malu Ustadza Dwi menggenggam kontol Pak Imbron. Dengan gerakan perlahan Ustadza Dwi mengocok kontol Pak Imbron.26164Please respect copyright.PENANAkRdFuUsOVd
26164Please respect copyright.PENANAHuVyPpDoyJ
Jemarinya yang halus mengusap kepala kontol sang petugas kebersihan. Wajah cantik Ustadza Dwi meringis ketika kulit telapak tangannya menyapu air mazi yang keluar dari ujung lobang kencing kontol Pak Imbron yang terasa hangat, hingga menjalar ke seluruh tubuhnya.26164Please respect copyright.PENANAadOkDKQqHv
26164Please respect copyright.PENANAC0Z4J17df0
Berulang kali Ustadza Dwi menelan air liurnya, ingin rasanya ia merasakan kontol Pak Imbron di mulutnya. Tapi sedikit harga diri, membuatnya memilih bertahan.26164Please respect copyright.PENANAgCEGkJPstL
26164Please respect copyright.PENANA8aR9FCw7hr
"Besar gak Bu Ustadza?" Tanya Pak Imbron.26164Please respect copyright.PENANAecF1HRoJ2V
26164Please respect copyright.PENANADBfjqdSTJW
Ustadza Dwi menggigit bibir bawahnya. "Be-be-besar sekali Pak! Ehmmpsss..." Ustadza Dwi mendesah pelan.26164Please respect copyright.PENANAKob2ibfLEN
26164Please respect copyright.PENANAWKCWsare5m
"Sini Bu dekatan lagi." Pak Imbron merangkul pundak Ustadza Dwi agar lebih mendekat. "Besar mana di bandingkan milik Pak Ustad?" Goda Pak Imbron, sembari menatap bibir merah Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANA0q4W3g2iFP
26164Please respect copyright.PENANAniIeMoNU9w
"Be... Be... Besar pu... Punya... Punya... bapak." Lirih Ustadza Dwi.26164Please respect copyright.PENANAVSdeKirddf
26164Please respect copyright.PENANAiPBDubxqKQ
Pak Imbron mendekatkan wajah Ustadza Dwi ke wajahnya. Reflek Ustadza Dwi memejamkan matanya, dan sedikit membuka bibir sensualnya. Nafas Ustadza Dwi mulai tersengal-sengal ketika ia mencium aroma tembakau dari dalam bibir Pak Imbron. Ketika bibir mereka hampir bertemu, tiba-tiba gangguan datang tanpa di undang.26164Please respect copyright.PENANA1x4cqitHUg
26164Please respect copyright.PENANAYyzjyarwxf
Tok... Tok... Tok...26164Please respect copyright.PENANAW7hgSeA7ZV
26164Please respect copyright.PENANAlyf8XO7cML
"Assalamualaikum, Umi."26164Please respect copyright.PENANAFLp31Lw4tq
26164Please respect copyright.PENANAYNlblj9uQ0
Buru-buru Ustadza Dwi mendorong dada Pak Imbron agar menjauh darinya.26164Please respect copyright.PENANAhtqnykXylB
26164Please respect copyright.PENANARiTK687d8w
Wajah mereka berdua yang tadinya merah padam karena birahi kini mendadak pucat pasi. Tanpa di suruh, Pak Imbron bergegas menuju pintu belakang. Sementara Ustadza Dwi bergegas menuju pintu depan.26164Please respect copyright.PENANAKrGhVFo5hT
26164Please respect copyright.PENANAwK1KxjruPr
Setelah yakin Pak Imbron sudah meninggalkan rumahnya, Ustadz Dwi baru membukakan pintu untuk anak gadisnya, setelah beberapa kali memanggilnya.26164Please respect copyright.PENANAxIGNHDvTT1
26164Please respect copyright.PENANALh2MPvGYs1
"Kok lama Mi?" Tanya Aziza.26164Please respect copyright.PENANApvsWKB0dc8
26164Please respect copyright.PENANA33fcfuPO8F
"Tadi Umi ketiduran."26164Please respect copyright.PENANAOc5GHWydok
26164Please respect copyright.PENANANM4cPEBd4G
Aziza manggut-manggut, sembari hendak ke kamarnya. Tapi matanya sempat melihat kearah segelas kopi milik Pak Imbron yang tertinggal di meja tamu.26164Please respect copyright.PENANAIAxg4hpSbu
26164Please respect copyright.PENANApGaQgG0hqG
"Ada tamu ya Mi?" Aziza merenyitkan dahinya.26164Please respect copyright.PENANAo8jXsxBHBT
26164Please respect copyright.PENANAIlYd7m0IHo
"Oh, itu punya Umi."26164Please respect copyright.PENANAkQWLw2Hvvx
26164Please respect copyright.PENANAfXGwe09Ejm
Aziza sempat merasa heran mendengar pengakuan Ibunya, karena setau dirinya Ustadza Dwi tidak suka kopi. Entah semenjak kapan Ibunya jadi suka kopi? Aziza tidak mau ambil pusing, ia segera menuju kamarnya. Sementara Ustadza Dwi tampak menghela nafas lega.26164Please respect copyright.PENANAZOMWuUv2xY
26164Please respect copyright.PENANAOTLJFtWyvY
Ia tersenyum tipis sembari menghabiskan kopi sisa Pak Imbron yang baginya terasa nikmat.26164Please respect copyright.PENANArngMfSTJTM
26164Please respect copyright.PENANAXfuoVQTKF5
*****26164Please respect copyright.PENANAxwUZAfeTJX
26164Please respect copyright.PENANARO5pMFPP6y
26164Please respect copyright.PENANABO2uPUui8M
26164Please respect copyright.PENANAWtv7ZmmJQk
26164Please respect copyright.PENANAOqcrozbMuz
26164Please respect copyright.PENANAornKxnnG3M
26164Please respect copyright.PENANAKaDFwObjki
26164Please respect copyright.PENANA9pkxHr3Mpo
26164Please respect copyright.PENANAb25428Yy4E
26164Please respect copyright.PENANACdaI5uVqdj
26164Please respect copyright.PENANA4viXBy2ckc
26164Please respect copyright.PENANA6pOitf4fnY
26164Please respect copyright.PENANA1tnwONYPRu
Sementara itu, di dalam kamar asrama yang di khususkan untuk seorang Ustadza yang belum menikah. Tampak dua anak manusia berbeda generasi tengah bercumbu mesra layaknya sepasang kekasih. Mereka berciuman sangat panas sembari saling merebah.26164Please respect copyright.PENANAE3HN5M8d6l
26164Please respect copyright.PENANAtXCbNbrjqc
Ustadza Wanda dengan perlahan mempreteli kancing kemeja berwarna putih yang di kenakan oleh Muridnya, dia melepas seragam tersebut menyisakan bra berwarna putih.26164Please respect copyright.PENANABm5cHdwIHY
26164Please respect copyright.PENANAW6UNFRL6lM
Telapak tangannya yang halus membelai payudara muridnya yang berukuran 36c, kemudian ia melepas bra tersebut, dan membebaskan payudara Lala dari belenggu bra yang sudah sejak tadi pagi membungkusnya.26164Please respect copyright.PENANA4GDFXQqHyD
26164Please respect copyright.PENANAivpvkP3ZaQ
"Sssttt... Ustadza!" Desah Lala.26164Please respect copyright.PENANAwLYSoBIjqe
26164Please respect copyright.PENANAPOd43KSH8m
Ustadza Wanda membungkukkan badannya, mencomot salah satu payudara Lala. Sluuuppss... Sluuuppss... Sluuuppss... dia menghisap lembut putingnya.26164Please respect copyright.PENANAJSuJ4HeHuu
26164Please respect copyright.PENANA6mdsi6HaLF
Mata Lala merem melek keenakan sembari mendekap kepala Ustadza Wanda yang secara bergantian menghisap payudaranya yang ranum. Wajahnya menadah keatas meresapi setiap hisapan putingnya di mulut Ustadza Wanda.26164Please respect copyright.PENANAru1q4J2hUX
26164Please respect copyright.PENANAsghVrTHR3v
"Sssstttt... Aahkk... Aaahk..." Desah Lala.26164Please respect copyright.PENANA6wpe8iPAYG
26164Please respect copyright.PENANAykZaP6qYBH
"Sayang, kamu duduk di meja Ustadza ya." Suruh Ustadza Wanda, dan tanpa penolakan Lala duduk diatas meja Ustadza Wanda.26164Please respect copyright.PENANAPw6ySYSLqu
26164Please respect copyright.PENANA7idAFWVSY4
Kedua tangan Ustadza Wanda masuk ke dalam rok hijau yang di kenakan muridnya, lalu dengan perlahan ia menarik celana dalam muridnya dan membuangnya secara sembarangan. Lala mengangkat satu kakinya keatas meja, mempertontonkan memeknya di hadapan sang Ustadza.26164Please respect copyright.PENANAD2S1V5nzNV
26164Please respect copyright.PENANAAwJ25FhtRZ
Jemari Ustadza Wanda membelai memek muridnya yang ternyata telah basah.26164Please respect copyright.PENANAlsKDxMuzrl
26164Please respect copyright.PENANAH0pUqDN2g9
Kedua tangannya melingkar di leher Ustadza Wanda, dan tanpa merasa canggung mereka bertukar bibirnya. Saling melumat dan menghisap satu sama lain. Sementara jemari Ustadza Wanda bermain-main dengan bibir memek Lala yang semakin banyak mengeluarkan pelumas.26164Please respect copyright.PENANAGsAppA2gRD
26164Please respect copyright.PENANAfoNah78RPh
"Hmmmpss... Hmmmpss... Hmmmpss..."26164Please respect copyright.PENANA5S2IlxKTWW
26164Please respect copyright.PENANAe0AjSXtvlV
Sembari berciuman, jari tengah Ustadza Wanda menerobos masuk ke dalam memek muridnya. Dengan gerakan perlahan, jemari Ustadza Wanda keluar masuk dengan perlahan.26164Please respect copyright.PENANAiWLnYVYhMc
26164Please respect copyright.PENANAfFOWzFFVlV
Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss...26164Please respect copyright.PENANA6LGtC6HCSu
26164Please respect copyright.PENANAvqMfl7xIUX
Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss... Sloookkss...26164Please respect copyright.PENANAraxjQFpJM7
26164Please respect copyright.PENANAOFwcvlIUCq
"Aahkk... Ustadza! Aaaahkk..." Desah Lala keenakan.26164Please respect copyright.PENANAKfqNQ02sZF
26164Please respect copyright.PENANALWPGj0M8Zz
Ciuman Ustadza Wanda mendarat di dada bagian atas kanan Lala, terus turun menuju gumpalan daging payudara Muridnya. Lidahnya menari-nari di bagian aurola Lala yang kehitaman, sedikit menyentil puting Lala yang perlahan mulai mengeras, merespon rasa nikmat yang di berikan gurunya.26164Please respect copyright.PENANALWZdeeGP8I
26164Please respect copyright.PENANA1A2UUvg6Zm
Bibir tipisnya mencomot puting Lala, menghisapnya dengan lembut, menstimulasi putingnya. Lala mendongakkan kepalanya, sembari menggigit bibirnya.26164Please respect copyright.PENANAHfbuJ5BpCF
26164Please respect copyright.PENANAHjXqe0Izqm
"Saya keluar Ustadza!" Jerit Lala.26164Please respect copyright.PENANAqVzxxDy5VR
26164Please respect copyright.PENANARR9nfY0KKw
Pinggulnya tersentak-sentak menyambut orgasme kecilnya, tampak lelehan lendir kewanitaannya mengalir di sela-sela pangkal pahanya.26164Please respect copyright.PENANAxu6JPCj2sc
26164Please respect copyright.PENANAbHBlVpde5x
Mata Lala menatap sayu sang Ustadza, dan kemudian giliran dirinya menanggalkan gamis yang di kenakan Ustadza Wanda hingga sang Ustadza nyaris telanjang bulat dan hanya menyisakan kaos kaki dan jilbab segiempat dengan motif abstrak berwarna merah.26164Please respect copyright.PENANAIVuoiPyRd7
26164Please respect copyright.PENANA1x6CooO2fr
Ustadza Wanda mendekap kepala muridnya yang tengah menyusu diatas payudaranya. Sembari mendesis nikmat, dengan nafas memburu.26164Please respect copyright.PENANAMwJy36IMPP
26164Please respect copyright.PENANAKlTo4FGTfi
"Jilat memek Ustadza sayang!" Pinta Wanda.26164Please respect copyright.PENANAKjaqsmlRYM
26164Please respect copyright.PENANAlpE8Zt1A77
Ia berbaring diatas matras miliknya yang di selimuti seprei berwarna putih. Kemudian ia tiduran terlentang dengan memamerkan memeknya yang berbulu lebat.26164Please respect copyright.PENANAxb8l2pBsAu
26164Please respect copyright.PENANANfHLd13NYF
Lala segera bersimpuh di bawah kaki Ustadza Wanda, sembari menciumi paha mulus gurunya. Lidahnya menyapu lembut bibir kemaluan Wanda, menyentil clitorisnya, dan sesekali menusuk lobang memek Wanda dengan ujung lidahnya, membuat tubuh Wanda menggelinjang nikmat.26164Please respect copyright.PENANAYGLJhC2tlN
26164Please respect copyright.PENANA7A8qPf6Asp
"Oughkk... Yesss... Terus sayang! Aaaahkk..." Erang Wanda.26164Please respect copyright.PENANAV07C5Dfd3W
26164Please respect copyright.PENANAVg7KolHWUA
Kedua paha gemuknya menjepit kepala muridnya yang tengah menjelajahi bibir memek Wanda.26164Please respect copyright.PENANANnNglhskOW
26164Please respect copyright.PENANAFjvMM5QjIs
Tidak butuh waktu lama baginya untuk segera mendapatkan puncak kenikmatannya. Creetss... Creetss... Creetss... Lendir kewanitaannya muncrat hingga membasahi wajah cantik Lala yang tersenyum sumringah.26164Please respect copyright.PENANA12W8HIbnuj
26164Please respect copyright.PENANAgYuGlqYUpV
"Terimakasih sayang!" Bisik Wanda.26164Please respect copyright.PENANAGiB0lWfNBo
26164Please respect copyright.PENANALQ1JGkJqyj
Lala tiduran di samping Ustadza Wanda sembari memeluk guru kesayangannya itu. "Sama-sama Ustadza." Jawab Lala, sembari memejamkan matanya.26164Please respect copyright.PENANAJLCpAWttNt
26164Please respect copyright.PENANAMUCdVM9DLt
*****26164Please respect copyright.PENANA1sChlfvf1s