82824Please respect copyright.PENANAG1wGI2uMWa
Suasana ruang tamu rumahku benar-benar terasa dingin menyapu setiap pori-pori yang ada di tubuhku. Diluar sana, hujan turun begitu lebat tak menampakkan tanda-tanda untuk berhenti.82824Please respect copyright.PENANA8IcJ62lRy7
82824Please respect copyright.PENANA3i4kS4u6vg
Akan tetapi semuanya berbalik dengan keadaanku saat ini. Karena bukan kedingingan, aku justru malah merasa panas. Panas bercampur nafsu yang terus membara membakar birahi hewaniahku.82824Please respect copyright.PENANApv8Ru2cl2l
82824Please respect copyright.PENANAEDOVudqQaa
"Cantik sekali." komentar Mang Dedi berbisik di telingaku.82824Please respect copyright.PENANAKfXjcaGlQu
82824Please respect copyright.PENANA10tLJXYOOa
Meski masih terhalang oleh hijab yang melilit di kepala, aku dapat merasakan dengan kuat hembusan nafas panas Mang Dedi seperti meniup telinga dan bagian kudukku. Nada suaranya yang bergetar agak tertahan itu menandakan kalau dia sendiri tidak tenang dan sedang dalam perasaan yang menggebu.82824Please respect copyright.PENANA4q5rtvC1pl
82824Please respect copyright.PENANAB5gvxVGZvs
"Jangan diliatin!!" protesku menutup dadaku dengan hijab lebar yang tengah ku pakai.82824Please respect copyright.PENANAEpHqWD7uXy
82824Please respect copyright.PENANAgV2ztUCgCj
Aku sebenarnya malu, wajahku memanas atau mungkin saja memerah. Kali pertama membiarkan tubuhku terbuka di hadapan laki-laki lain selain suamiku . Tapi lagi-lagi aku terdiam, menggigit bibir bawahku sendiri untuk meredam rasa yang timbul akibat ditatap nanar oleh si penjual sayur itu.82824Please respect copyright.PENANAC9nStL3Xj7
82824Please respect copyright.PENANA8fUFV2mFyT
“Kamu gak perlu malu Dek Liya. Tubuhmu indah, sayang kalau tak ada yang melihatnya” Kata Mang Dedi dengan lembut.82824Please respect copyright.PENANA63BZDvyrvK
82824Please respect copyright.PENANA5OwKp41atv
Mang Dedi kemudian mendekap tubuhku, bibirnya beraksi menciumui bagian belakang telingaku yang tertutup hijab itu sambil meniupkan nafasnya berkali-kali. Aku terdiam, badanku luruh bersandar pasrah diatas sofa yang kami duduki itu.82824Please respect copyright.PENANA2Ora0CJbd3
82824Please respect copyright.PENANAGkS52CO4bA
Sejenak Mang Dedi berhenti, "Biar adil, saya juga buka deh." ucapnya seolah ingin membujukku.82824Please respect copyright.PENANAoECGq8JdwZ
82824Please respect copyright.PENANAQNWEE2T6e5
Mang Dedi seakan tau bahwa aku masih memiliki keragu-raguan yang membayang. Dia lalu berdiri, membuka kaos yang digunakannya hingga terlepas dari tubuhnya yang gempal itu. Aku seketika memalingkan wajahku dari sana, tak berani menatap tubuh laki-laki lain yang bertelanjang itu.82824Please respect copyright.PENANAKLkJ53NOf2
82824Please respect copyright.PENANAqcdfcnO10R
"Sudah adilkan?" Ucapnya terkekeh.82824Please respect copyright.PENANAJ8yq2Yf9Vm
82824Please respect copyright.PENANAPbl8gFVMft
Aku kemudian mengangguk pelan. Mungkin ini yang dimaksud adil karena sekarang kami sama-sama bertelanjang dada. Bedanya, aku masih memakai BH dan hijab lebarku masih menutup sempurna bagian dadaku.82824Please respect copyright.PENANAyN6wJOAbgd
82824Please respect copyright.PENANA6jvADihbqw
“Jangan malu-malu lagi dong kalau gitu!” Pinta Mang Dedi padaku.82824Please respect copyright.PENANAfP4iw2gdCJ
82824Please respect copyright.PENANAnL8Yrk6Exc
Aku mengulum senyum, hatiku berbunga-bunga dengan cara Mang Dedi membujukku. Entah kenapa, rasanya aku seperti diperlakukan layaknya seorang gadis perawan yang baru saja mengenal apa itu cinta.82824Please respect copyright.PENANAX9GG4EYzSd
82824Please respect copyright.PENANA8zXU3TQLuP
“Iya.. gak malu lagi” Jawabku lirih berdebar-debar.82824Please respect copyright.PENANA8OSiZvhInu
82824Please respect copyright.PENANALNbiAWn1UU
"Yaudah sini cium aku coba" Goda Mang Dedi mendekatkan wajahnya padaku.82824Please respect copyright.PENANAAAXv8zKfIh
82824Please respect copyright.PENANAU6O2zmdfYp
Aku menepuk dadanya, "Dasar gombal" balasku kemudian memegang kedua belah pipinya.82824Please respect copyright.PENANAKe9WkGKSwM
82824Please respect copyright.PENANAAUGucqgfqP
Tanpa ragu, aku memajukan bibir mungilku untuk menyentuh bibir kasarnya sekali lagi. Mulut kami bersatu dengan cepat, kembali berciuman penuh nafsu dengan saling melumat. Entah untuk keberapa kalinya juga aku berciuman dengan Mang Dedi.82824Please respect copyright.PENANAwwuTdK72Rc
82824Please respect copyright.PENANAj52YVPVSYk
Namun setiap kali bibir kami itu bersentuhan, rasa dan sensasi yang aku rasakan juga ikut berubah. Ditambah dengan tekstur bibirnya yang kasar dan tebal itu, membuatku suka mengulum bibirnya berkali-kali.82824Please respect copyright.PENANAWzqSQLStPP
82824Please respect copyright.PENANAkrbuJfYiqD
“Mmpppphh...” aku mendesah lirih.82824Please respect copyright.PENANAb6DfHz8js2
82824Please respect copyright.PENANA8gzfeUc9DE
Sedang kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, tahu-tahu telapak tangan Mang Dedi sudah beraksi menyusuri setiap lekuk pada tubuhku. Aku merinding saat kurasakan tangannya yang kasar itu bergerak pelan-pelan, mengusap sepanjang lenganku yang putih tanpa ditumbuhi bulu-bulu itu.82824Please respect copyright.PENANAYwJ71Oq5cM
82824Please respect copyright.PENANApMHmqLf8Ru
Kami terus berciuman, hanya desahan dan suara lirihku saja yang sesekali terdengar di sela-sela derasnya hujan yang sedang turun.82824Please respect copyright.PENANAnIWjquKwF1
82824Please respect copyright.PENANA2rkrmvhzbc
Perlahan-lahan gerakan dan usapan Mang Dedi tersebut bergerak semakin liar dengan menyusuri setiap inci tubuh atasku yang sudah terbuka itu.82824Please respect copyright.PENANAB4fHOWf4CU
82824Please respect copyright.PENANAn3Y3gsQ3cK
Tangan kirinya meremas lembut bagian tepi punggungku hingga turun merambat ke daerah pinggang. Tak lupa bagian pantatku yang membulat itu di remas-remasnya sebentar penuh semangat sambil tangan satunya lagi menjalar mengusap perut rampingku.82824Please respect copyright.PENANA76u8dwQJr5
82824Please respect copyright.PENANAFkebl5k7Dc
“BH nya Mas buka ya Dek!” Ucap Mang Dedi berbisik menghentikan ciuman kami.82824Please respect copyright.PENANA2K8kNoOoma
82824Please respect copyright.PENANA1kYaHOaaBJ
Belum sempat aku menjawab, tangan-tangan cekatan miliknya itu menyusup kebagian punggungku dan meraih pengait BH ku. Aku hanya diam, bingung tak tahu harus melakukan apa, menolak aku tak mau, tapi membantunya aku malu.82824Please respect copyright.PENANAfd2JN8qJNp
82824Please respect copyright.PENANA150rnERC1Q
“Mas gak liat kok!” Rayu Mang Dedi melepas BH berwarna hitam yang tengah ku pakai itu.82824Please respect copyright.PENANA1R7saZdMis
82824Please respect copyright.PENANASAnYs9JJZ9
Aku memejamkan mata, menarik ujung hijab lebarku ke bawah agar gumpalan daging kembarku tak sampai terlihat oleh Mang Dedi. Tapi Mang Dedi malah merengsek sedikit maju, hingga aku tersandar kembali ke sandaran sofa.82824Please respect copyright.PENANAOF8nJPBqjb
82824Please respect copyright.PENANApsIXEYf2o5
“Awwwhhhh!!!” pekikku kaget.82824Please respect copyright.PENANANJL4v2PEyy
82824Please respect copyright.PENANA9l423eDTZM
Kurasakan tangan kasar Mang Dedi menyelusup kebalik hijabku. Tangannya meraba pelan buah dadaku yang sudah tak memakai penutup itu, menyentuh putingnya dengan usapan-usapan halus dan sesekali meremasnya dengan lembut.82824Please respect copyright.PENANA4Zrzxp7IAC
82824Please respect copyright.PENANAGOzkerez9z
“Mashh.. Jangan dipeganngg” desahku mencoba setengah-setengah menahan tangannya.82824Please respect copyright.PENANASzVJNfowqi
82824Please respect copyright.PENANA0nOY2VJFpZ
Perasaanku menjadi campur aduk, telapak tangannya yang besar dengan mudah mencakup keseluruhan buah dadaku karena ukurannya yang memang pas-pasan. Bahkan dalam remasannya tersebut dapat kurasakan kalau putingku semakin mengeras dan menonjol akibat nafsu yang sudah memuncak.82824Please respect copyright.PENANARFOmHjeMaa
82824Please respect copyright.PENANA44jyifndkB
Beberapa saat aku dan Mang Dedi saling berpagutan bibir sambil tangannya terus bergerak-gerak meremas dadaku. Sekuat tenaga aku berusaha menahan desahan agar tak keluar dari mulutku karena aku tak mau Mang Dedi menganggapku sebagai wanita gampangan yang mudah dirayu dan digoda.82824Please respect copyright.PENANA5MK14fAvCg
Tapi meski sekuat tenaga aku mencoba menahan desahan dan desisanku sendiri, sedikit demi sedikit pula mulutku terbuka dengan sendirinya.82824Please respect copyright.PENANAwbEPtDpYQp
82824Please respect copyright.PENANAe6NgkqYKyK
"Mendesahlah Dek Liya! Gak ada yang bakal mendengar kita" bisik Mang Dedi merayuku.82824Please respect copyright.PENANAYkYWGM5Fau
82824Please respect copyright.PENANAm3nIYGP7jU
Dengan sudah tidak sabar lagi, Mang Dedi kemudian dengan sigapnya menyingkap hijab lebar yang sedari tadi menjadi penutup terakhir buah dadaku.82824Please respect copyright.PENANAuQen23H7tv
82824Please respect copyright.PENANA9ci1y78lUZ
Aku cukup kaget merasakan angin dingin tiba-tiba saja menyapu kulit dan pori-pori dadaku yang sudah terpampang polos dihadapan Mang Dedi.82824Please respect copyright.PENANAtoyXGQ4Hcb
82824Please respect copyright.PENANA5CWRCqVAQM
Namun tanpa mempedulikan keterkejutanku tersebut, Mang Dedi merundukkan wajahnya dan membuka mulutnya untuk menciumi puting payudaraku sebelah kanan secara tiba-tiba.82824Please respect copyright.PENANAEvOtxehLNM
82824Please respect copyright.PENANAmh9QwisnDO
"Oouuggghhhhh.....sshhhhhhh" desihku terlepas kencang tak dapat aku tahan.82824Please respect copyright.PENANAsA6Yn5hFNm
82824Please respect copyright.PENANAOMTRe92TyW
Badanku menggelinjang, kedua kakiku menegang dibagian betis. Sementara mataku merem melek menikmati sensasi yang aku rasakan. Rasa geli dan nikmat terpancar begitu hebat dari puting buah dadaku akibat permainan lidah Mang Dedi. Dia mencucupnya pelan seperti seorang bayi, mengulum dan menjilatinya dengan sapuan lidah yang begitu hangat dan basah.82824Please respect copyright.PENANAMOykv8EVx8
82824Please respect copyright.PENANAmH3MIAqKkZ
Kuremas-remas rambut Mang Dedi. Kudekap kepalanya menekan dadaku, kumajukan badan atasku ke depan wajahnya yang terbenam hangat di gumpalan buah dadaku. Dibawah sana, telah kurasakan liang vaginaku basah dan licin karena mengeluarkan cairannya dengan banyak. Bukti bahwa aku sudah sepenuhnya jatuh dalam jurang syahwat yang tak berujung.82824Please respect copyright.PENANAFAHmJwXpGh
82824Please respect copyright.PENANA1QrlPZJwC6
"Enak gak sayang??" Tanya Mang Dedi menggodaku.82824Please respect copyright.PENANAGuFI1SyicU
82824Please respect copyright.PENANAS6RsjNmPgY
Aku membalasnya dengan sebuah senyuman dan anggukan pelan, "Enakk Mas" ucapku berterus terang.82824Please respect copyright.PENANAUoPU8oUpVm
82824Please respect copyright.PENANAzZAm8CCLP4
Pelan-pelan, rasa malu, rasa bersalah, dan perasaan-perasaan penolakan lainnya malai terkikis dari dalam batin dan pikiranku. Yang tinggal kini hanyalah aku seorang wanita normal yang belum pernah terpuaskan hasrat birahinya, dan seorang laki-laki perkasa yang sibuk mencumbuiku dengan penuh nafsunya.82824Please respect copyright.PENANAFlvMhYuYzM
82824Please respect copyright.PENANAClElepqANR
Kami berdua telah lupa daratan, lupa dengan norma-norma dan aturan agama serta sama-sama hanyut dalam lautan birahi masing-masing.82824Please respect copyright.PENANAmY4Y3sJyCO
82824Please respect copyright.PENANASQc3IscKdY
"Ugghh... toketmu mantap sekali Dek Liya" Ucap Mang Dedi melanjutkan aksi mesumnya pada buah dadaku.82824Please respect copyright.PENANAqXMnu1AqxG
82824Please respect copyright.PENANA85MPXiT9e9
Dengan mulutnya, Mang Dedi mulai menggigit-gigit sekitar bulatan dadaku hingga meninggalkan sedikit jejak-jejak merah. Gigitannya juga sekali-sekali hinggap di puting payudaraku hingga membuatku semakin tak bisa mengontrol diri.82824Please respect copyright.PENANA68EcZQQRUT
82824Please respect copyright.PENANArK0CVYFogP
Kemudian tanpa memberi aba-aba sama sekali, Mang Dedi menurunkan jilatannya yang tadi bermain di buah dadaku menyusuri permukaan perutku yang ramping.82824Please respect copyright.PENANALQvB4YMoNl
82824Please respect copyright.PENANAsuXMPzeZ7m
"Masshh.." kagetku memegang kepalanya.82824Please respect copyright.PENANAPgFUalvcWG
82824Please respect copyright.PENANAGGWErXxmpP
Mang Dedi menengadah menatapku, "Kenapa sayang?" Tanya begitu polos.82824Please respect copyright.PENANAo5NPgv4LyH
82824Please respect copyright.PENANAvya4YPW4De
"Mas mau ngapain?" Tanyaku keheranan.82824Please respect copyright.PENANATbOPWL1WoU
82824Please respect copyright.PENANAVARUlCeuLV
Dia tertawa sebentar sebelum akhirnya mengecup permukaan perutku, "Mau bikin kamu enak sayang. Percaya sama Mas" balasnya singkat.82824Please respect copyright.PENANAbLhHHGn0QU
82824Please respect copyright.PENANAHbUgKqh0he
Tubuhku kemudian menggelinjang. Merasakan mulut Mang Dedi yang ditumbuhi kumis tipis disekitarnya itu mulai bergerak menciumi permukaan perutku. Napasnya yang mendengus-dengus hangat menerpa kulitku sehingga membuat badanku kehilangan tenaga.82824Please respect copyright.PENANAFnRLtfzLl9
82824Please respect copyright.PENANAx5ptph2C2N
Dalam ketidakberdayaanku itu, Mang Dedi semakin berani melancarkan aksinya dengan mulai mengelus-ngelus pahaku yang masih tertutup oleh gamis berbahan satin yang bertengger di bagian pinggangku.82824Please respect copyright.PENANA0h3rAU07tE
82824Please respect copyright.PENANAhVzZ5VzSHw
Mang Dedi sengaja turun dari atas sofa dan bersimpuh di lantai memposisikan kepalanya tepat diatas perutku, sedangkan tangannya dengan leluasa terus menjamahi area paha dan pantatku berkali-kali.82824Please respect copyright.PENANA68f20jqMuz
82824Please respect copyright.PENANAOiHdfVWacq
“Ssshhhh... Masshhh geliii” Desahku penuh kenikmatan.82824Please respect copyright.PENANAAxn85XXf4H
82824Please respect copyright.PENANA2POAfYhdws
Pikiranku buntu, sementara kenikmatan kian menggerogoti tubuhku. Antara sadar dan tidak, kurasakan tangan Mang Dedi bergerak menarik baju gamis yang ada di pinggangku turun semakin ke bawah.82824Please respect copyright.PENANA5HswDs3A9F
82824Please respect copyright.PENANAreoCIZGT52
Mengerti dengan apa yang akan Mang Dedi lakukan, aku pun mulai meringis mempersiapkan diriku untuk ditelanjanginya sambil memejamkan mata. Dengan kedua tanganku, aku raih pinggiran sofa tempatku duduk dan meremasnya dengan kuat.82824Please respect copyright.PENANA4xiH1HvBW3
82824Please respect copyright.PENANAIz8SL7Sgxe
Sambil terus berciuman penuh gairah, perlahan-lahan aku mulai dapat merasakan baju gamisku terus turun melewati bagian pantatku. Aku dengan reflek mengangkat badanku sedikit agar mempermudah Mang Dedi melorotkan pakaian kebesaranku itu.82824Please respect copyright.PENANAKNfeIk2Igr
82824Please respect copyright.PENANA1AlF0MKrl4
Hingga tak berapa lama kemudian, terpampanglah tubuh mulus putihku yang selama ini terus aku tutupi dibalik pakaianku yang serba tertutup. Aku tak menyangka kalau sekarang Mang Dedi sudah dapat melihat ketelanjanganku walau belum utuh sepenuhnya.82824Please respect copyright.PENANAWdlllsCbPr
82824Please respect copyright.PENANAgzBlKfCbmt
"Kamu cantik sekali Dek Liya. Sudah aku duga tubuhmu begitu mulus dan bersih seperti yang aku bayangkan selama ini" Ucap Mang Dedi memuji badanku.82824Please respect copyright.PENANAECEiaAWtfF
82824Please respect copyright.PENANABYRx2Xg5P5
Aku tersipu malu dibuatnya. Badanku terasa panas meski susana disekitarku begitu dingin karena hujan. Rasa dingin itu mulai terasa membelai kulit paha dan selangkanganku yang masih ditutupi oleh sebuah celana dalam tipis.82824Please respect copyright.PENANAmKCxpVPFPp
82824Please respect copyright.PENANACOdnIhH7M9
"Pahamu putih sekali Dek Liya. Boleh aku menciumnya?" Bisik Mang Dedi sekali lagi membuatku merasa dilambungkan.82824Please respect copyright.PENANACvsKiKusTq
82824Please respect copyright.PENANAQoiSMV1bNN
Aku seketika itu juga mengangguk menyetujuinya. Sudah tak dapat lagi aku berpura-pura tidak menginginkan apa yang ingin dilakukan oleh Mang Dedi tersebut.82824Please respect copyright.PENANAK7EOVCzdPu
82824Please respect copyright.PENANANsGJLk415c
"Silahkan Mas! Lakukan semaumu.." balasku bergetar.82824Please respect copyright.PENANAxbbAtgLEdI
82824Please respect copyright.PENANAVJKyPUtBb8
Mang Dedipun tersenyum mendengar jawabanku, dia mengecup bibirku sebentar sebelum akhirnya dia duduk bersimpuh dilantai menghadap ke arah aku.82824Please respect copyright.PENANArtHkv8wkeb
82824Please respect copyright.PENANACDW6Z91QUk
Dengan kedua tangannya, dia mencoba membuka pahaku sedikit agar dapat mengangkang dan memperlihat selangkanganku dengan lebih jelas.82824Please respect copyright.PENANA9eXmF3Cw0P
82824Please respect copyright.PENANA2Cyi8xWFwZ
"Indah sekali" Ucapnya yang langsung membenamkan kepalanya di sela-sela selangkanganku.82824Please respect copyright.PENANAgTViEQiD5Z
82824Please respect copyright.PENANAIkqVLfmUoA
Sensasi geli menjalar disekujur tubuhku ketika kumis tipis di wajah Mang Dedi menusuk-nusuk kulit pahaku dibagian dalam.82824Please respect copyright.PENANAC3HBS3mstv
82824Please respect copyright.PENANAjm7hDYapa8
Sementara aku memutuskan untuk menutup kedua mataku, karena tidak kuasa melihat bagaimana tubuhku yang suci itu dicumbu oleh pria lain selain suamiku.82824Please respect copyright.PENANAsYsTuE16Ye
82824Please respect copyright.PENANA6iMFgU1GUO
"Ooouggghhhh... Masssshh... geliiih..." desahku panjang.82824Please respect copyright.PENANAJCnGHY6cH8
82824Please respect copyright.PENANACbMH9qQq9i
Aku tak kuasa menahan rasa geli itu, aku menggeliatkan tubuhku sambil tetap memejamkan mata merasa jantungku pun semakin tak kuat menahan sensasi ini.82824Please respect copyright.PENANAjLgN5QH4uk
82824Please respect copyright.PENANAHLEI5Ww0sW
Perlahan-lahan, dapat ku rasakan ciuman Mang Dedi kini mulai mengarah semakin ke dalam mendekati bagian vaginaku. Endusan-endusan nafasnya pun semakin hangat menerpa selangkanganku.82824Please respect copyright.PENANAln3Z8paOPh
82824Please respect copyright.PENANAKbY2Cl42NC
"Tubuhmu wangi sekali Dek Liya" Ujar Mang Dedi sambil memberikan sebuah kecupannya tepat di bagian vaginaku.82824Please respect copyright.PENANAp2JlIY7lBr
82824Please respect copyright.PENANA0SL5yK1nLm
"Oohhh... Masshh..... eemhhhh.."82824Please respect copyright.PENANARLzkxQ09ho
82824Please respect copyright.PENANA6n4sWc2aa8
Bibir dan mulutku berguman lirih. Di bawah sana Mang Dedi menciumi vaginaku dengan rakusnya meski masih tertutup oleh celana dalam yang aku gunakan. Rasa nikmat menjalari sekujur tubuhku, serta nafsuku semakin menggebu dibuatnya.82824Please respect copyright.PENANAJo4y8NNbwE
82824Please respect copyright.PENANAriM3kIpd3i
Ini adalah pertama kalinya dalam hidupku merasakan kenikmatan dicium di daerah selangkanganku sendiri. Selama ini tak pernah suamiku memperlakukanku dengan lugas seperti ini sehingga tak dapat lagi kutahan nafsuku.82824Please respect copyright.PENANAUoAaJPhnCq
82824Please respect copyright.PENANAWKMrSZHapP
Akan tetapi saat aku sudah semakin terbuai oleh nafsuku tersebut, Mang Dedi tiba-tiba menghentikan gerakan merangsangnya dan berdiri dihadapanku secara tiba-tiba.82824Please respect copyright.PENANAkBe2HznucU
82824Please respect copyright.PENANAjEAF02claC
Nampak napasnya juga ikut memburu saat kulihat perutnya yang buncit itu naik turun dengan begitu cepat.82824Please respect copyright.PENANAgOMGWJEPb8
82824Please respect copyright.PENANAJOsu9MVqxh
“Dek Liya..” panggil Mang Dedi setengah berbisik.82824Please respect copyright.PENANAc14LbR9uLd
82824Please respect copyright.PENANAGClCdUiJax
Dia meraih daguku dengan sebelah tangan dan mengangkatnya, akupun menoleh sambil mendongak ke arah Mang Dedi dengan mulut yang terngaga.82824Please respect copyright.PENANAMPzc5GtMHm
82824Please respect copyright.PENANAcIDyb5c5E5
“CUPPP!!” kecupannya mendarat di bibirku.82824Please respect copyright.PENANAnmhuT5WmIZ
82824Please respect copyright.PENANAWYoUzhMOuR
Dalam keadaan setengaj bernafsu itu, Mang Dedi kemudian membimbing tanganku untuk menyentuh penisnya dibalik celana pendek yang di pakainya. Aku berpura-pura menahan tanganku, namun Mang Dedi menariknya dengan kuat hingga telapak tanganku akhirnya merasai batang penisnya yang ternyata sudah mengeras dan menegang.82824Please respect copyright.PENANA9IajtT0qix
82824Please respect copyright.PENANAGwUI7F4FCM
“Mmppphhh...” suaraku tertahan.82824Please respect copyright.PENANAiuQ7ZHCxr6
82824Please respect copyright.PENANAPxxymBqSn6
Mang Dedi meremaskan jariku di penisnya, meskipun masih terbungkus oleh celana, aku dengan mudah dapat menggenggamnya karena ukuran penisnya yang sangat besar dan terjiplak menonjol keluar.82824Please respect copyright.PENANAdIEu2gAtAO
82824Please respect copyright.PENANA5PV28rTx1u
Nafsuku bangkit meletup-letup membayangkan betapa sebentar lagi aku akan merasakan benda sebesar ini bersarang dalam vaginaku. Ingin rasanya saat ini aku membukai celana Mang Dedi sampai dia telanjang dan merasakan kehangatan batang penisnya secepat mungkin.82824Please respect copyright.PENANA72xtmz47Xw
82824Please respect copyright.PENANAVYn144yFMi
Tapi aku berusaha menahan diri karena akupun tak berani bersikap lepas di depan penjual sayur langgananku itu. Namun bak terkena hipnotis, aku masih saja merabai penis Mang Dedi tersebut tanpa menjauhkan tanganku.82824Please respect copyright.PENANA4k9ETTqUf4
82824Please respect copyright.PENANAGzz9xXJpOS
“Sudah tegang!” Ucapku mengelus-eluskan tanganku pada penis Mang Dedi sampai dia mengerang pelan.82824Please respect copyright.PENANAis5Kx7Okdz
82824Please respect copyright.PENANAEDpOXpOAjp
“Tegang banget Dek Liya!” ucapnya terkekeh meremas buah dadaku.82824Please respect copyright.PENANA80DnjmMPrz
82824Please respect copyright.PENANArbKFeMLXsP
Liang vaginaku terasa berkedut-kedut terangsang seperti terpompa untuk mengeluarkan cairannya. Bibir dan mulutku bergumam lirih tak berhenti saat kami berdua saling mengelus dan merabai bagian yang sangat sensitif untuk kami. Mang Dedi pada buah dada dan vaginaku, sementara aku pada penisnya yang menegang dengan keras.82824Please respect copyright.PENANApU7B2bhKjn
82824Please respect copyright.PENANARcti5bdBLI
“Mau liat gak Dek?” bisik Mang Dedi nakal padaku. Dia lagi-lagi menyempatkan menyium bibirku dengan hangat.82824Please respect copyright.PENANASJ9JOgYMrq
82824Please respect copyright.PENANA5xcTPBy3q0
Aku hanya diam terpana, bahkan tak kuasa mengangguk dengan pelan menginginkannya. Mang Dedi lalu bangkit berdiri lagi, melepaskan celana pendek lusuhnya dengan gerakan yang cepat namun masih terasa pelan dalam mataku.82824Please respect copyright.PENANAPyr96LSNKt
82824Please respect copyright.PENANAum2PgaAvxx
Ku tatap nanar gerakan tangan Mang Dedi yang membuka celananya turun satu persatu tersebut. Dengan perasaan yang berdebar dan menunggu, aku akhirnya diperlihatkan dengan batang penis Mang Dedi yang selama ini hanya bisa ku saksikan lewat foto yang dikirimkannya.82824Please respect copyright.PENANAOpLQXhKxVr
82824Please respect copyright.PENANAvWYxtKiHeG
“Besar sekali!!” teriakku girang dalam hati.82824Please respect copyright.PENANA0P9PIePyIN
82824Please respect copyright.PENANAlIl3JPlIS5
Itu pertama kalinya aku melihat penis laki-laki lain selain suamiku. Perbedaannya sungguh terlihat nyata bukan pada aspek ukuran besarnya saja. Namun juga bentuknya yang sedikit aneh dan lucu. Batangnya sedikit membengkok dan ujung kepalanya tersembunyi dibalik sebuah kulit yang terlihat seperti sebuah kulup.82824Please respect copyright.PENANAt0uOxyFgUt
82824Please respect copyright.PENANArFxTBNN8MA
“Kenapa??” tanya Mang Dedi terheran melihat ekspresiku.82824Please respect copyright.PENANArQSoeaxl1c
82824Please respect copyright.PENANA1GkFxstoRe
Aku menggeleng, “Gapapa” balasku mengedarkan pandangan.82824Please respect copyright.PENANAfFscR4ZNDh
82824Please respect copyright.PENANA3kKP6C4QU8
“Lebih gede dari punya suamimu ya pasti..” ucap Mang Dedi terkekeh melihatku reaksiku.82824Please respect copyright.PENANAWU6E9SIdPg
82824Please respect copyright.PENANAXCgc6nGaH4
Dia membimbing tanganku untuk menggenggam penisnya lagi. Kugenggam penis itu sebentar. Terasa hangat, kenyal dan kencang. Urat-uratnya bertonjolan keluar serta ada kedutan-kedutan mengalir didalamnya.82824Please respect copyright.PENANAerbBTl3tQD
82824Please respect copyright.PENANA3D71dT3Vsh
“Jauh lebih besar” Ucapku jujur begitu saja.82824Please respect copyright.PENANAt62ztugiQt
82824Please respect copyright.PENANAqJU9nERbBU
Darahku jadi berdesir tiba-tiba dan jantungku berdebar-debar setelah aku mengucapkan kata yang secara langsung mengakui perbedaan antara suamiku dengan Mang Dedi itu.82824Please respect copyright.PENANARXeYqQt5r3
82824Please respect copyright.PENANAsMMlmBBPtr
"Dicobain dong sayang!" Bisik Mang Dedi mengelus kepalaku.82824Please respect copyright.PENANArJIuUlvC73
82824Please respect copyright.PENANAZ3MY98V9jQ
Aku menatap heran tak mengerti maksudnya, "Apaan Mas?" Tanyaku.82824Please respect copyright.PENANApd2MiWRkMy
82824Please respect copyright.PENANAZuHQj3fcyD
"Diemut..." bisiknya.82824Please respect copyright.PENANAa7niczDNzJ
82824Please respect copyright.PENANAS7P0M40aQq
"Mas pengen diemut sama kamu" bisiknya lagi.82824Please respect copyright.PENANAX4Tx84ykJ5
82824Please respect copyright.PENANAtqJlE2SdG5
Darahku berdesir mendengar permintaannya yang sungguh sangat cabul itu. Aku tau kalau diluar sana ada wanita yang sengaja mengulum alat kemaluan laki-laki untuk menambah kepuasan dalam bercinta.82824Please respect copyright.PENANAMrqxJTKlCS
82824Please respect copyright.PENANAPSPhlNxWQw
Bahkan dulu suamiku juga pernah memintaku melakukannya. Namun aku selalu menolak karena alasan tidak suka dan jijik.82824Please respect copyright.PENANA18VPTkNUFT
82824Please respect copyright.PENANAbcLrt7vcWy
"Gamau ah.. Jijik Mas!" Protesku menjauhkan tangan.82824Please respect copyright.PENANAxy8u801pQX
82824Please respect copyright.PENANAZdzq6KOGaU
Namun dengan cepat Mang Dedi menahanku, "Mau dong Dek. Tadi udah aku cuci sebelum mampir kesini" ucapnya mengelus-ngelus kepalaku.82824Please respect copyright.PENANA8dyy0dKpXn
82824Please respect copyright.PENANASUA6ySU8bZ
Dalam keadaan ragu itu, Mang Dedi mencoba menciumku seakan sedang membujukku untuk menuruti keinginannya. Bibirku di pagut dengan begitu liar dan nakal sampai lidahnya menyeruak masuk ke dalam rongga mulutku.82824Please respect copyright.PENANADjkXsrRHIC
82824Please respect copyright.PENANA1nhHnBAxlm
Tubuhku melemas rileks, yang ada malah bibirku membalas pagutan Mang Dedi dengan hangat dan lembut. Aku mengulum juluran lidahnya dan menjilat-jilat dengan lidahku. Disaat gantian lidahku yang masuk ke mulut Mang Dedi, dia tidak kalah kuatnya menghisap.82824Please respect copyright.PENANAVEguE4rrQe
82824Please respect copyright.PENANAQolJ9EW02J
Perasaanku jadi terlambungkan lagi. Serasa melayang-layang di awan akibat cumbuan penuh nafsu Mang Dedi sementara tangannya juga ikut meremas dan memainkan payudaraku.82824Please respect copyright.PENANAgaanuEOiDA
82824Please respect copyright.PENANA0rPnGmT89N
Hebatnya lagi, tanganku yang sedang menggenggam penis besar Mang Dedi bergerak mengikuti naluriku sendiri untuk mengocok dan mengurutnya pelan-pelan.82824Please respect copyright.PENANA3JcRK2R5Km
82824Please respect copyright.PENANAkI7kxCk9Ao
Sehingga kami berdua sama-sama mendesah lirih di sela-sela ciuman kami tersebut.82824Please respect copyright.PENANAZ7j9wkIhnJ
82824Please respect copyright.PENANA18BXQk5yS4
"Mas, kamu udah sering begini sama wanita lain ya?" Ucapku spontan tiba-tiba terbawa perasaan.82824Please respect copyright.PENANANwpMlIzJao
82824Please respect copyright.PENANAhnyVolKSbD
Mang Dedi menatap heran padaku, "Kenapa sayang? Mas gak sering kok" Jawabnya yang entah sebuah kejujuran atau bukan.82824Please respect copyright.PENANA7CLCG173NN
82824Please respect copyright.PENANAvKMb9I3adq
"Gapapa Mas... Mas kayak berpengalaman banget" balasku tersenyum menunjukkan gigi. Terus terang aku cukup senang dengan jawaban yang diberikan oleh Mang Dedi tersebut.82824Please respect copyright.PENANAO7ZIIXaZAq
82824Please respect copyright.PENANABhVdOBJf4S
"Kamu cemburu kalau aku sering melakukannya dengan wanita lain Dek Liya??" Bisik Mang Dedi memeluk tubuhku dan merapatkan badannya ke sofa.82824Please respect copyright.PENANA3qUDIA3NJE
82824Please respect copyright.PENANAOLMlTdGbC7
Aku menggeleng, "Engga tuh" Ucapku mengecup bibirnya.82824Please respect copyright.PENANAqILtU2k1Fd
82824Please respect copyright.PENANAjVF96XnAZE
Mang Dedi kemudian membalas ciumanku tersebut dengan hangat sambil kemudian mendorong tubuhku jatuh keatas sofa.82824Please respect copyright.PENANAjr5BsAbw1M
82824Please respect copyright.PENANA0Tea78IsPA
"Coba kamu bilang lagi kayak gitu setelah merasakan ini" ucap Mang Dedi yang tiba-tiba menarik celana dalamku.82824Please respect copyright.PENANAyQkmb1a2EN
82824Please respect copyright.PENANApvLGpTLOsK
Dengan gerakan yang cukup cepat, aku merasakan Mang Dedi mulai menurunkan kain penutup selangkanganku yang berwarna putih itu dari tempatnya.82824Please respect copyright.PENANAK0LhkOIKEl
82824Please respect copyright.PENANAINYWerPBaT
Sehingga akhirnya akupun resmi bertelanjang penuh di depan pria penjual sayur langgananku itu. Satu-satunya benda yang menjadi penutup badanku hanyalah hijab lebarku yang masih terpasang utuh di kepala.82824Please respect copyright.PENANAH15UmGUsaW
82824Please respect copyright.PENANAU7Fo7NwXD7
"Aku masukin sekarang ya sayang" Ucap Mang Dedi meminta izin padaku.82824Please respect copyright.PENANAEyfkigab5O
82824Please respect copyright.PENANAt9GLXr0ELZ
Aku mengangguk pelan menyetujuinya. Karena sedari tadi liang vaginaku sudah berdenyut-denyut menantikan persetubuhan diantara kami.82824Please respect copyright.PENANAoNNcazz0kQ
82824Please respect copyright.PENANA9Ng45BLlQG
Maka ketika Mang Dedi membuka pahaku dalam posisi telentang, aku tak menolak. Justru sengaja kubuka lebih lebar agar Mang Dedi leluasa.82824Please respect copyright.PENANAoWABm3qetF
82824Please respect copyright.PENANAoRsoVL0NXg
Dia mengusap-usap ujung penisnya di mulut vaginaku yang sudah basah oleh cairan pelumas alami yang keluar dari liangnya. Rasa hatiku sudah tak karuan menunggu proses masuknya penis besar yang sedari tadi sudah membuatku kelimpungan.82824Please respect copyright.PENANAIztZ6O3UZz
82824Please respect copyright.PENANAD7LMpPGW5e
"Aku sayang sama kamu Mas" Ucapku memejamkan mata mengungkapkan perasaan yang sudah ikut menggebu di dada.82824Please respect copyright.PENANACxQbIpMpk7
82824Please respect copyright.PENANAw7kvPGPCyJ
Mang Dedi lalu tersenyum memasukkan ujung penisnya pada liang vaginaku, "Aku juga sayang kamu Dek Liya" balasnya dengan penuh kepastian.82824Please respect copyright.PENANA1LHnjmXppY
82824Please respect copyright.PENANAKdSYwWMEey
Kurasakan seluruh beban dalam pikiran dan dadaku terangkat seiring masuknya penis Mang Dedi ke dalam liang vaginaku sedikit demi sedikit. Bibirku merintih lirih merasakan bahwa vaginaku terlalu kecil untuk menerima penisnya yang begitu besar.82824Please respect copyright.PENANAaMMqZAPCt7
82824Please respect copyright.PENANAnIBQRGWdMB
"Pe--pelan-pelann.. Masshh" bisikku sedikit menahan tubuhnya.82824Please respect copyright.PENANASjz5iB3B6L
82824Please respect copyright.PENANAvUOY311hf7
Mang Dedi tersenyum, "Memekmu sempit luar biasa Dek Liya" ucapnya ikut mendesah.82824Please respect copyright.PENANAyxLCu1VjH9
82824Please respect copyright.PENANAfzJLSWQKcL
Mang Dedi masih bergerak menekan pinggul dan penisnya hingga kurasakan seluruh rongga dalam vaginaku penuh sesak. Ukuran yang tidak main-main itu membuat dinding vaginaku terasa perih dan ngilu secara bersamaan.82824Please respect copyright.PENANAew08qhDnGr
82824Please respect copyright.PENANADGBtdaTBMq
Aku mengejangkan pinggangku antara rasa nikmat dan kesakitan, "Gakk.. muuatttthh... Masss....." lirihku merasa tak siap.82824Please respect copyright.PENANAIqOnaNT7sE
82824Please respect copyright.PENANAm7efasWw37
Mang Dedi kemudian mengecup keningku, "Sedikit lagi" bisiknya pada telingaku.82824Please respect copyright.PENANAIcKNnLzqDL
82824Please respect copyright.PENANAgpU41rGYgZ
Mang Dedi memagut bibirku lagi. Kubalas pagutan bibirnya itu dengan lebih hangat dan penuh perasaan. Kami lalu berpelukan dengan posisi Mang Dedi yang sedikit menindihku memasukkan penisnya dengan perlahan-lahan.82824Please respect copyright.PENANAi05xqzE3DD
82824Please respect copyright.PENANAxy3EJOu7bw
Persentuhan kulit dan kelekatan badan kami itupun semakin terasa menimbulkan sensasi enak dan membuatku berangsur-angsur merasa nyaman.82824Please respect copyright.PENANALaSZxNjZ53
82824Please respect copyright.PENANAUp629QeeI5
"UMMI! UMI NGAPAIN!!???" 82824Please respect copyright.PENANAohgvuYjFgP