89355Please respect copyright.PENANA0gixp3I2Tk
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.89355Please respect copyright.PENANAuXOCTgwBdx
89355Please respect copyright.PENANAiIjXQFmBuT
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.89355Please respect copyright.PENANAOKeMdmm41m
89355Please respect copyright.PENANAOw8aoYbjOy
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.89355Please respect copyright.PENANAI4qL8MtuP0
89355Please respect copyright.PENANA2ZTn0DX390
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.89355Please respect copyright.PENANA65i0QdtsZP
89355Please respect copyright.PENANAnwXp2y3tlD
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.89355Please respect copyright.PENANAl2MqjrTCnA
89355Please respect copyright.PENANAWs0yJaGd8W
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.89355Please respect copyright.PENANAbVy99XdQFT
89355Please respect copyright.PENANAwNJsf1s8sz
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.89355Please respect copyright.PENANAWCrpXFLPtC
89355Please respect copyright.PENANAQneQnR8JCi
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.89355Please respect copyright.PENANAYgtXU5vXvC
89355Please respect copyright.PENANAGUj61H9orp
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.89355Please respect copyright.PENANAu0IuVkwvPb
89355Please respect copyright.PENANAAgQ4rR3u6D
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.89355Please respect copyright.PENANAqajuDS0NRH
89355Please respect copyright.PENANAoZXX8Awt5c
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.89355Please respect copyright.PENANA2Gz30XS722
89355Please respect copyright.PENANAWfmotm0dMP
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.89355Please respect copyright.PENANA0LFtIs6AuG
89355Please respect copyright.PENANAP4d58So1vq
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.89355Please respect copyright.PENANAkSuOoMtc99
89355Please respect copyright.PENANA1G6R4o50ri
"Pulang" balasku singkat.89355Please respect copyright.PENANA5hY87JgKgO
89355Please respect copyright.PENANAQRJUbLSSFX
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.89355Please respect copyright.PENANABgkFORS6Fd
89355Please respect copyright.PENANAr1X08yYgq6
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.89355Please respect copyright.PENANAZUPw78gQBq
89355Please respect copyright.PENANALNZIuJUQsu
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.89355Please respect copyright.PENANA7oFfkDPOME
89355Please respect copyright.PENANAngq5s3VL7a
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.89355Please respect copyright.PENANAWyWdNKXDeN
89355Please respect copyright.PENANAMLhpXQMoFm
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.89355Please respect copyright.PENANAP89NxajiHM
89355Please respect copyright.PENANA9Ejtf8FSX1
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.89355Please respect copyright.PENANAlQzzlH74f0
89355Please respect copyright.PENANA55TldNWM7U
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.89355Please respect copyright.PENANAp6Oss0gEmZ
89355Please respect copyright.PENANAfdgB8RVrd0
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.89355Please respect copyright.PENANAVUhlaGcD9t
89355Please respect copyright.PENANAhtv78UFcs1
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.89355Please respect copyright.PENANA3XfOD0ecgS
89355Please respect copyright.PENANA1ZUxmeb2Pa
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.89355Please respect copyright.PENANAjfRdccWz59
89355Please respect copyright.PENANANVawdGeE2W
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.89355Please respect copyright.PENANAHLMkyZ15nw
89355Please respect copyright.PENANA9INsiFiiMi
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.89355Please respect copyright.PENANABJEi2xGgq1
89355Please respect copyright.PENANAWeHvo3Em5R
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.89355Please respect copyright.PENANAcMtV5HODfL
89355Please respect copyright.PENANAfaXVnX3n2U
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.89355Please respect copyright.PENANA5NDUShWKrS
89355Please respect copyright.PENANAUnC8Uvbq3z
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.89355Please respect copyright.PENANAdQKrqyxTWL
89355Please respect copyright.PENANALHiK8DRcVQ
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.89355Please respect copyright.PENANABJKmA94zpX
89355Please respect copyright.PENANA7KfqoNBntt
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.89355Please respect copyright.PENANAhr0HY57yvh
89355Please respect copyright.PENANAt5sBF0Tbap
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.89355Please respect copyright.PENANAeiYMfe3Wrj
89355Please respect copyright.PENANALlN7zbG8sz
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.89355Please respect copyright.PENANAwMYaZlOZU2
89355Please respect copyright.PENANAj34Z5hrh56
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.89355Please respect copyright.PENANAnISbpkNPAt
89355Please respect copyright.PENANAcFkexCcH6D
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.89355Please respect copyright.PENANA6EhRXJUWAn
89355Please respect copyright.PENANAjzzuJZUCI2
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??89355Please respect copyright.PENANAvTn5nR2Zdr
89355Please respect copyright.PENANAhS1HKF9FlT
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.89355Please respect copyright.PENANA2OTJAUnpAx
89355Please respect copyright.PENANAcmLi20GfHd
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.89355Please respect copyright.PENANAj4PBQlEGxX
89355Please respect copyright.PENANA6kYrMnnO2s
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.89355Please respect copyright.PENANAKIXGeectsr
89355Please respect copyright.PENANA6oIkmfHqcs
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.89355Please respect copyright.PENANAw37cWsHuK7
89355Please respect copyright.PENANAjHX8BFW2ox
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.89355Please respect copyright.PENANAaSvvgZBiE9
89355Please respect copyright.PENANAbaB5H2Vv7T
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.89355Please respect copyright.PENANAEeZow9I4PK
89355Please respect copyright.PENANA3b8Td0i2jG
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.89355Please respect copyright.PENANAfr7zyLjkSg
89355Please respect copyright.PENANA9gHQINfItO
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.89355Please respect copyright.PENANA2jfMeHGthf
89355Please respect copyright.PENANAxd1dIKAbOx
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.89355Please respect copyright.PENANAHAvt7nZy39
89355Please respect copyright.PENANAi64FZ3topq
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.89355Please respect copyright.PENANAlLpqktABwS
89355Please respect copyright.PENANAgItMFUCCNa
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.89355Please respect copyright.PENANAPDRfC959QO
89355Please respect copyright.PENANAL5LvTXYaYh
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.89355Please respect copyright.PENANADIVdF1eqoI
89355Please respect copyright.PENANAJTO5K71Nau
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.89355Please respect copyright.PENANAFhOLupnXx0
89355Please respect copyright.PENANA9EQRUrdAqr
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.89355Please respect copyright.PENANAHfHDxjzBbn
89355Please respect copyright.PENANAQA7PQBfxUk
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.89355Please respect copyright.PENANA2Uc3cEayiC
89355Please respect copyright.PENANAXS3jvZ8rwb
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.89355Please respect copyright.PENANAaUIyXsRjGi
89355Please respect copyright.PENANAOaY2BDAdSv
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.89355Please respect copyright.PENANAyU7VmoCR40
89355Please respect copyright.PENANAYiI6KVvk3W
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.89355Please respect copyright.PENANAxvQYgNCDFH
89355Please respect copyright.PENANAbdOlvvfLFI
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.89355Please respect copyright.PENANAVOjfQ1lwap
89355Please respect copyright.PENANAMWZTbDHADz
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.89355Please respect copyright.PENANAVE0Us7XznC
89355Please respect copyright.PENANADUcfgAcM74
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.89355Please respect copyright.PENANAqyugcbKAOQ
89355Please respect copyright.PENANAOuvvvW9kgR
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.89355Please respect copyright.PENANAJJyrkORZi4
89355Please respect copyright.PENANAl3bdGW9BDl
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.89355Please respect copyright.PENANAJEZBrtelCZ
89355Please respect copyright.PENANAfrbD2E1bBP
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.89355Please respect copyright.PENANADSGgtkI9jV
89355Please respect copyright.PENANATr1Ske1Ccp
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.89355Please respect copyright.PENANAsFZG6x9P7B
89355Please respect copyright.PENANAbsBqslv1nZ
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.89355Please respect copyright.PENANAdJ7QFrbpUs
89355Please respect copyright.PENANA8tY1DwbCZr
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.89355Please respect copyright.PENANAvLiCJwo5zN
89355Please respect copyright.PENANAFW8NNqA3io
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.89355Please respect copyright.PENANAbEH9gO4Hxd
89355Please respect copyright.PENANA7SOUPkY5Xn
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.89355Please respect copyright.PENANA2MlCXGMrAZ
89355Please respect copyright.PENANAphJvzGV473
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.89355Please respect copyright.PENANAwoyhI7Opwt
89355Please respect copyright.PENANAckV0eWyttk
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.89355Please respect copyright.PENANAkzcO0waKTZ
89355Please respect copyright.PENANAsuV0e8zemw
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.89355Please respect copyright.PENANAKPZvDH4Vwx
89355Please respect copyright.PENANAFfOnydBDiS
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.89355Please respect copyright.PENANAadxVIckLbu
89355Please respect copyright.PENANA8vaik3zYfu
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.89355Please respect copyright.PENANA0L4Lj50ffL
89355Please respect copyright.PENANAbjVF7vM3L8
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.89355Please respect copyright.PENANAM3rHkJFBOw
89355Please respect copyright.PENANAekUZJj6eLS
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.89355Please respect copyright.PENANAFuGFktHPKi
89355Please respect copyright.PENANADsnF9Te8ku
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.89355Please respect copyright.PENANAtKUwqoTWuI
89355Please respect copyright.PENANAuUuZPHU62B
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.89355Please respect copyright.PENANAMpjd6W010N
89355Please respect copyright.PENANAlQ0EHxZt59
ASTAGFIRULLAH!!!89355Please respect copyright.PENANADnoYJaoyMl