89533Please respect copyright.PENANAZOvd5rjmaP
"Jangan minta maaf Mas" ucapku melumat balik bibirnya.89533Please respect copyright.PENANAIv7IYNuho2
89533Please respect copyright.PENANAUaumM0gx2s
Akal sehatku saat itu hilang, terkubur dalam bahasa tubuh yang menginginkan sesuatu yang sebenarnya sudah melanggar semua kode etik ku sebagai seorang istri dan seorang wanita yang agamis.89533Please respect copyright.PENANAGpRRYYbSNt
89533Please respect copyright.PENANApBSQOwxMGZ
Kami hanyut dalam cumbuan tabu itu. Rasanya hangat dan lembut, namun masih ada keragu-raguan yang membayanginya.89533Please respect copyright.PENANAZD8Ch9jFT5
89533Please respect copyright.PENANA1n5UVQDy8Q
Mang Dedipun membalas melumat bibirku dengan penuh kehati-hatian. Aku bisa merasakan bahwa kami berdua sedang mencoba meluapkan emosi dengan saling melumat dan mencium satu sama lain.89533Please respect copyright.PENANAJAFYA1Blhk
89533Please respect copyright.PENANAy3rNoBJKmj
Bibirku mengunci bibir Mang Dedi agar tak lepas dari ciuman itu, mengisyaratkan kalau aku tidak ingin melepaskan momen ini secepat mungkin. Pun kemudian diapun membalas dengan sebuah lumatan yang tak kalah hebat penuh gairah seperti berkata kalau dia juga menginginkan hal yang sama.89533Please respect copyright.PENANAGOtviXeOZH
89533Please respect copyright.PENANAEeMqfvZ2ZK
Katakan aku gila, tapi merasakan cumbuan dari laki-laki lain selain suamiku justru memang sungguh-sungguh nikmat dan memberikan sensasi yang berbeda. Apalagi ketika melakukannya di tempat terbuka seperti ini. BIsa saja, seseorang tiba-tiba datang dan akhirnya memergoki kami yang sedang mencumbu satu sama lain.89533Please respect copyright.PENANAJD56ebudlW
89533Please respect copyright.PENANAPinyyk2XYa
"Kamu cantik Dek Liya. Sayang bukan milikku" ucap Mang Dedi menahan daguku dengan jari-jarinya.89533Please respect copyright.PENANAmRMpDuwBNv
89533Please respect copyright.PENANAefawiiTGlq
Kami menghentikan cumbuan itu. Berdiam diri sejenak, mengatur nafas dan menarik oksigen yang habis menipis. Saling tatap dan tersenyum meledek. Seolah-olah kami tau kalau apa yang kami lakukan adalah sebuah kegilaan yang benar-benar gila.89533Please respect copyright.PENANADyP88ij47n
89533Please respect copyright.PENANA5aucZGTKVs
"Mas nakal!!" ungkapku menepuk pelan dadanya.89533Please respect copyright.PENANAANNIHuRBf4
89533Please respect copyright.PENANAQegQOF0EOi
Aku tersipu malu. Mengalihkan pandanganku yang tak berani menatapnya lama-lama.89533Please respect copyright.PENANAsK91uyPT6U
89533Please respect copyright.PENANAZKD0itvcGo
"Kamu yang agresif loh ya!" Balas Mang Dedi meledekku.89533Please respect copyright.PENANAts0s006bOi
89533Please respect copyright.PENANA6FYGknqOnw
Akupun kembali tersenyum mendengar perkataannya. Kemudian, aku bangkit dari lesehan tersebut dan duduk membelakangi Mang Dedi.89533Please respect copyright.PENANASTaC0S5s7H
89533Please respect copyright.PENANAisxQ5lr28W
"Mau kemana??" Tanya Mang Dedi memegang tanganku.89533Please respect copyright.PENANAm9xVRJBVG2
89533Please respect copyright.PENANADeJ4DDWO17
"Pulang" balasku singkat.89533Please respect copyright.PENANA7XqwxwHaHr
89533Please respect copyright.PENANAJIQK1wq3KS
Namun dari posisi belakang itu, Mang Dedi tiba-tiba memeluk tubuhku dengan kuat, "Jangan dulu" tahannya memelas.89533Please respect copyright.PENANAoOAcsQlSjh
89533Please respect copyright.PENANAFxjrWzoIGz
"Lepasin Mas! nanti dilihat orang loh" protesku berusaha melepaskan diri.89533Please respect copyright.PENANAFoBO2Cr6yS
89533Please respect copyright.PENANAQwXwt6v7Az
"Kalau begitu ayo tiduran lagi sayang!" Ajak Mang Dedi padaku.89533Please respect copyright.PENANAfZ4QhWpJov
89533Please respect copyright.PENANAkk3STCJr7y
Aku menggeleng menolaknya, "Sudah Mas! Nanti ketahuan sama orang ih" Ucapku.89533Please respect copyright.PENANAJ8EY79sc9j
89533Please respect copyright.PENANAkWRbPVUugZ
Untungnya, Mang Dedi pun tampak sadar dengan situasi yang sudah semakin siang tersebut dan sebentar lagi akan banyak kendaraan yang berlalu lalang.89533Please respect copyright.PENANAIEBBpwxBj2
89533Please respect copyright.PENANARyAaz6QvvC
Tapi sebelum melepaskan pelukannya, Mang Dedi kembali memajukan wajahnya kearah wajahku. "CUPPPPPP" sebuah ciuman kembali mendarat di bibirku. Bahkan dia langsung melumatnya begitu saja.89533Please respect copyright.PENANAkhE7v37OAp
89533Please respect copyright.PENANAA85NFIwojE
Akupun menggeliat memprotesnya dan mencoba melepaskan diri, tapi kali ini ciuman Mang Dedi itu sedikit lebih intens dari yang pertama dan terkesan sangat bernafsu.89533Please respect copyright.PENANA7klGxwKnFn
89533Please respect copyright.PENANAkAZm8QvVnP
Tidak hanya melumat bibirku, lidah Mang Dedi pun mulai ikut masuk dan menggelitik setiap rongga mulutku. Aku bisa merasakan kelembutan dari lidah Pria penjual sayur itu bermain-main dalam mulutku. Bahkan terkadang ia berusaha melilit lidahku dan menarik-nariknya sehingga tak lama lidah kamipun bertautan dan saling bertukar air liur.89533Please respect copyright.PENANAM15rWHu0TD
89533Please respect copyright.PENANANlK2bVYGVs
Untuk kesekian kalinya, akupun kembali berciuman dengan Mang Dedi tanpa ada lagi penolakan yang berarti. Bahkan untuk berhenti saja rasanya aku enggan karena pikiranku sudah tidak selaras dengan nafsu yang mengambil alih tubuhku.89533Please respect copyright.PENANAtq7r9QJbiF
89533Please respect copyright.PENANAsuWNn0S8PG
Tapi disisi lain aku tau kalau semua ini sudah melewati batas kenormaan yang aku yakini. Ini salah dan Ini adalah dosa. Hanya saja, pembenaran demi pembenaran telah aku lakukan sejak pertama kali Mang Dedi menciumku. Sehingga tak ada lagi jalan balik yang dapat ku tempuh untuk kembali seperti semula.89533Please respect copyright.PENANANEN3H2xAh2
89533Please respect copyright.PENANAh6olZuBJBO
Tanpa sadar badanku kembali ditarik oleh Mang Dedi ke lesehan bambu yang ada disana sehingga mau tak mau aku jatuh memutar badanku dan berada dalam posisi miring saling peluk dan berhadap-hadapan.89533Please respect copyright.PENANA3B2dcoiVO6
89533Please respect copyright.PENANA44tdCLRTJR
Aku tidak berkata apa-apa untuk memprotesnya, malah aku menutup mataku dan tersenyum menantikan cumbuannya kembali. Mang Dedipun tampak tak menyia-nyiakan waktunya dengan langsung memajukan wajahnya ke wajahku, dan bibir kami kembali berciuman dengan lembut dan mesra.89533Please respect copyright.PENANAddC0tD7k6B
89533Please respect copyright.PENANAryhxE2FPfh
"cllpp... cllppp... cllpp..." Begitulah suara perpaduan bibir kami berdua yang terdengar basah dan begitu menggairahkan di telingaku.89533Please respect copyright.PENANAlY9MY57Dp9
89533Please respect copyright.PENANAdomFTl11aH
Perlahan tapi pasti, nafsu birahi mulai mengambil alih dan semakin kuat menguasaiku. Harus kuakui, Mang Dedi sangat pandai memainkan ritme dalam kecupan-kecupannya sehingga aku terhanyut dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun, aku belum pernah merasakan rangsangan sehebat ini.89533Please respect copyright.PENANALwa35zuIfb
89533Please respect copyright.PENANAkk5ZCc2RMV
Akupun tidak tau kemana ombak birahi ini akan membawaku hanyut. Tapi yang pasti, perasaan dan hatiku lama-lama menjadi tenang meski tadinya aku sempat merasa gelisah karena keadaan dan tempat aku berada saat ini.89533Please respect copyright.PENANAombykxpmdK
89533Please respect copyright.PENANAGIuMo2gb5F
“Dek, Mas mau minta sesuatu boleh gak?” tanya Mang Dedi menghentikan ciumannya.89533Please respect copyright.PENANAyT1JAHlrX6
89533Please respect copyright.PENANAhzrJ3wdBZa
Aku mengangkat alisku, “Minta apa Mas?” tanyaku penasaran.89533Please respect copyright.PENANAB0wS9yFVWq
89533Please respect copyright.PENANASKm3iUMoA4
“Ini sayang!” ucap Mang dedi tiba-tiba saja memindahkan tangannya dari pinggangku menuju ke bagian buah dadaku.89533Please respect copyright.PENANA8v5prplqFk
89533Please respect copyright.PENANAspJJCZvwFQ
Aku betul-betul kaget dan terkejut. Tanganku secara reflek menahan tangan Mang Dedi, “Jangan Mas! Jangan disitu” ucapku meminta pengertiannya.89533Please respect copyright.PENANAdU11vQhG0j
89533Please respect copyright.PENANAZQuDJuAkgj
Mang Dedi kemudian benar-benar menjauhkan tangannya dari buah dadaku, Akan tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat itu kembali beranjak memeluk pinggang rampingku dengan erat dan memaksaku untuk semakin merapat.89533Please respect copyright.PENANAvxpEAueN8z
89533Please respect copyright.PENANA63ppdwx0tL
“Kenapa Sayang?? Apa aku gak berhak??” tanya Mang Dedi setengah berbisik dan memelas.89533Please respect copyright.PENANAkpprChwv7s
89533Please respect copyright.PENANARkUXfo1wQo
Ada perasaan bersalah saat aku mendengar pertanyaan Mang Dedi tersebut. Dalam hati aku ikut bertanya kenapa aku melarangnya. Bukankah daritadi aku juga sudah mengikhlaskan bagian tubuhku yang lain untuk dinikmatinya. Lalu apa yang membuat ini menjadi berbeda??89533Please respect copyright.PENANAcjLWPa0raD
89533Please respect copyright.PENANAtNn043FueC
Entahlah. Rasanya aku masih ragu untuk memberikan raga dan hatiku untuknya. Karena akupun tau kalau aku tak akan pernah bisa melakukan hal tersebut. Sebab aku adalah wanita yang sudah mengikat janji suci bersama pria lain. Itu berarti, tak peduli seberapa inginnya aku menghamburkan diriku pada Mang Dedi, separuh dari apa yang aku dia inginkan saat ini tetaplah menjadi milik dari suamiku.89533Please respect copyright.PENANAc9JgpOi4YF
89533Please respect copyright.PENANA9yMoyX8agF
“Aku istri orang Mas!” ucapku memasang tembok pertahanan yang tinggi untuknya.89533Please respect copyright.PENANABEwMDOYl08
89533Please respect copyright.PENANAba7zPlLxvH
Namun bukannya mundur, Mang Dedi malah tersenyum mendengar hal tersebut, “Apa bedanya Dek Liya?? aku dan kamu sama-sama menginginkan ini bukan??” Ucap Mang Dedi kembali menciumku.89533Please respect copyright.PENANAxysDM4WuiM
89533Please respect copyright.PENANA9ilChdxYOk
Aku lagi-lagi terbawa, terbius oleh kata-kata dan perbuatan Mang Dedi yang semakin pandai memainkan emosi dan meruntuhkan pertahananku. Bahkan permainan tarik ulur yang dimainkannya ini telah sukses membuatku berpikir kalau tak ada lagi yang perlu aku sesali.89533Please respect copyright.PENANA9uZlKEjJqN
89533Please respect copyright.PENANAXjs3rLgAVp
Aku meraih tangan Mang Dedi yang tadi berada di pinggangku. Kuarahkan tangan tersebut tepat dibagian dada, seolah mengisyaratkan padanya bahwa aku telah memberikan izin untuk kepadanya untuk menyentuh gundukan gunung kembar milikku itu.89533Please respect copyright.PENANA6tZR6lkufi
89533Please respect copyright.PENANAboJQsPjEEv
Mang Dedi tersenyum, mengecupku pelan beberapa kali hingga dia mulai menggerakkan tangannya didadaku. Pelan dia menggenggam bongkahan daging mungil yang tak pernah disentuh oleh laki-laki lain selain suamiku itu. Bahkan tak sampai menggenggam, tangan Mang Dedi itupun memijat-mijat kedua buah dadaku dan meremas-remasnya bergantian.89533Please respect copyright.PENANADuFkeVUR7E
89533Please respect copyright.PENANAJVSDWhzgmb
“Masshh--” aku langsung menutup mulutku dengan tanganku sendiri. Hampir saja aku kelepasan dan mendesah akibat perbuatan Mang Dedi tersebut.89533Please respect copyright.PENANAHWZaVMeoZ5
89533Please respect copyright.PENANA6sHWkFQC4v
Namun Mang Dedi tak mempedulikan, dia terus melancarkan aksi mesumnya pada tubuhku dengan terus bergerak nakal. Satu tangannya bahkan beralih ke area bokongku dan juga ikut meremasnya.89533Please respect copyright.PENANAkhljnRtEss
89533Please respect copyright.PENANAEJtlopHgTX
“Ohh tuhan ini nikmat sekali” kataku dalam hati.89533Please respect copyright.PENANAGGbR5iICtx
89533Please respect copyright.PENANAnT1ti17hRw
Aku terbawa suasana, aku menikmati ini dan bahkan aku mulai agresif menyodorkan tubuhku agar dapat digerayangi oleh tangan kasar Mang Dedi. Dibawah sana, pangkal pahaku juga sudah terasa panas dan basah, seperti ada sesuatu mengalir keluar. Rasanya geli sekali, seolah-olah tingkat sesitifitasnya meningkat berkali-kali lipat.89533Please respect copyright.PENANATA7ynVYjA1
89533Please respect copyright.PENANAH8AXg9KKUK
“Acccchhhhhh..” Tanpa disengaja, aku memekikkan desahan yang lumayan keras. Cukup keras hingga Mang Dedi terpaksa berhenti melancarkan aksinya.89533Please respect copyright.PENANAqIo22vuTRn
89533Please respect copyright.PENANAB6rCxgkfGA
“Hmmm...Kamu basah sayang??” tanya Mang Dedi yang tanpa aba-aba menyentuh selangkanganku dari balik baju gamis yang aku gunakan.89533Please respect copyright.PENANARv8cb64F7E
89533Please respect copyright.PENANAzx9k7bd90S
Aku terpekik kaget merasakannya. Tapi apa yang terjadi, badanku malah tak mau beranjak dan tanganku tak mau bergerak untuk mencegah tangan Mang Dedi. Malah rasanya semakin lama semakin nikmat saat Mang Dedipun mulai bergerak pelan mengelusnya.89533Please respect copyright.PENANAzCZZppIqKN
89533Please respect copyright.PENANAgd9tJzdFB3
“Gatell Masshh...” ucapku yang tanpa sadar menggesek balik bagian selangkanganku di tangannya.89533Please respect copyright.PENANADv0JPT6jU0
89533Please respect copyright.PENANALYpYIW1hZC
Tak cukup itu saja, rangsangan tangan Mang Dedi di selangkanganku tersebut dibarengi dengan sodokan-sodokan sebuah benda keras yang menyundul-nyundul pangkal pahaku. Nampaknya Mang Dedipun juga sudah mulai terangsang.89533Please respect copyright.PENANApuKioBimQB
89533Please respect copyright.PENANAbcaDShvXk9
Aku dapat merasakan napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku sendiri semakin tidak kuat untuk menahan erangan meski aku sadar kalau saat ini kami masih berada di dalam pos ronda. Maka yang bisa aku lakukan hanyalah mendesis-desis untuk meredam kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku.89533Please respect copyright.PENANADAF1Be7MlB
89533Please respect copyright.PENANAARfJOFqqA3
Saat aku terhanyut itulah tanpa kusadari tangan Mang Dedi sudah berhasil mengangkat setengah baju gamisku dan menyusup masuk kedalam celanaku yang longgar. Belum sempat aku bereaksi, tangan itu sudah dengan cekatan menyentuh permukaan vaginaku yang memang sudah basah sedari tadi.89533Please respect copyright.PENANAa2PhpiLauh
89533Please respect copyright.PENANA7RgVzx8UTf
“Banjir kamu Dek Liya” komentar Mang Dedi setelah ia berhasil mendaratkan tangannya di vaginaku.89533Please respect copyright.PENANAUufgtIXJcn
89533Please respect copyright.PENANAmt1WBAYrAe
Reflek aku mengatupkan kedua pahaku sehingga tangan Mang Dedi malah terjepit kuat oleh keduanya. Tangan kasar yang terjepit di selangkanganku itupun malah langsung saja bergerak mengorek-orek kemaluaanku hingga rasa nikmat pun datang tak terhindarkan.89533Please respect copyright.PENANAnYxYZ7XEK6
89533Please respect copyright.PENANALu00VXtImf
Namun belum cukup aku dikagetkan dengan aksi Mang Dedi itu, tiba-tiba Hpku berbunyi. Berbunyi sangat keras hingga mampu membuat kesadaranku kembali. Aku langsung mendorong tubuh Mang Dedi dengan kuat dan segera bangkit duduk sambil merapikan pakaianku yang berantakan akibat perlakuan Mang Dedi.89533Please respect copyright.PENANAZzyEmvDKzV
89533Please respect copyright.PENANAboGGfAQVN6
Aku meraih smartphone milikku dari dompet dan segera mengangkat panggilan yang ternyata berasal dari suamiku, “Ha—hallo Bi!” angkatku terbata-bata.89533Please respect copyright.PENANAwBpwyQjl6I
89533Please respect copyright.PENANA4mAXPHiT1g
“Assalamualikum Umi! Umi kok lama?” tanya Suamiku dibalik telfon.89533Please respect copyright.PENANA56NV1F8gHT
89533Please respect copyright.PENANAi3bXMhXzls
Aku berdehem membenarkan pita suaraku, “Waalaikumsalam Bi! Umi tadi ngobrol dulu sama Ibu-ibu komplek” jawabku berbohong. Sudahlah aku berbuat mesum dengan pria lain, sekarang aku malah ikut membohongi suamiku secara langsung.89533Please respect copyright.PENANAp6vdWCZUoD
89533Please respect copyright.PENANAG7u4x8ZGyL
“Buruan dong Mi! Abi udah laper banget nih” pinta suamiku.89533Please respect copyright.PENANAamzu3X9Vhm
89533Please respect copyright.PENANAv2aNMCKJO8
“Iya Bi! Ini udah mau jalan pulang kok” lagi-lagi aku berbohong.89533Please respect copyright.PENANAJ63G9mES1M
89533Please respect copyright.PENANAe1WxUCawsM
Tak lama akhirnya telpon pun di tutup dan aku menghembuskan nafas lega yang begitu panjang. Beberapa menit aku hanya diam mengingat perbuatan gilaku yang benar-benar sudah jauh melampaui batasnya. Tapi dengan cepat aku kuasai diriku karena semuanya sudah kembali normal dan harus dihentikan sekarang juga.89533Please respect copyright.PENANAZ4ul3XZsmV
89533Please respect copyright.PENANALUIpJl4yF7
Aku masih belum bisa berkata apapun. Bahkan untuk membalik badan dan melihat Mang Dedi saja aku tak berani. Ingin rasanya cepat-cepat pergi dari sini. Malu, rasanya malu sekali sampai-sampai wajahku terasa begitu panas dan mungkin sekarang memerah seperti udang rebus.89533Please respect copyright.PENANAb4J4zZuj4y
89533Please respect copyright.PENANAydOdvGjnov
“Kayaknya aku harus pulang” ucapku memecah keheningan dintara kami.89533Please respect copyright.PENANAFQBdz415EQ
89533Please respect copyright.PENANAWB7PW00qv1
Dari belakangku terdengar Mang Dedi ikut bangkit dari tidurnya, “Iya harus” balasnya singkat.89533Please respect copyright.PENANAprnEO4nscu
89533Please respect copyright.PENANAlaUmPyCqQj
Kemudian dengan kikuk aku memaksa diriku untuk berdiri walau masih tenggelam dalam rasa malu yang tak terkira. Rasa malu karena Mang Dedi sudah menangkap basah aku yang sedang terangsang begitu hebat. Rasa malu karena sudah memperlihatkan sisi liarku kepada laki-laki lain selain suamiku.89533Please respect copyright.PENANAnc1FhH2Kv9
89533Please respect copyright.PENANAC3c5oLFZ8d
“Aku mau sayur bayam dan ikan tongkolnya” Ucapku pada Mang Dedi.89533Please respect copyright.PENANAn2Wqz3Bqmv
89533Please respect copyright.PENANAj9j1BNFx08
“Ga sekalian sama terongnya?? Gede-gede loh” balas Mang Dedi melempar candaan.89533Please respect copyright.PENANApmFOcGFjyg
89533Please respect copyright.PENANAON2DpYzDQe
Namun sekuat hati aku menahan senyumku, “Ga lucu” balasku berpura-pura jutek padanya.89533Please respect copyright.PENANAHW1ZuFML63
89533Please respect copyright.PENANAgSola9MMSG
Usai membeli semua barang belanjaan yang aku butuhkan dari Mang Dedi, aku pun kemudian berpamitan pulang kepadanya. Diakhir sebelum aku pergi, Mang Dedi sempat memberikan kecupan ringan pada bibirku serta meremas buah dadaku sebentar.89533Please respect copyright.PENANAyRxyhKxFzY
89533Please respect copyright.PENANAChy8NKXxBO
“Hati-hati ya sayang” ucapnya begitu manja padaku.89533Please respect copyright.PENANAU1wqxp2Nih
89533Please respect copyright.PENANAmyaE54V6qk
Akupun hanya bisa mengulum senyum sambil beranjak pergi layaknya sepasang kekasih yang baru saja pulang sehabis berkencan. Hatiku senang sekaligus berbunga-bunga diperlakukan seperti seorang wanita spesial oleh tukang sayur langgananku itu.89533Please respect copyright.PENANA90Bsidm7GH
89533Please respect copyright.PENANALt9S83y1h6
“TING” sebuah pesan masuk ke dalam smartphoneku.89533Please respect copyright.PENANABevt1g1RhF
89533Please respect copyright.PENANA38NPyYDo9j
Aku segera membukanya dan melihat kalau pesan tersebut ternyata dari Mang Dedi, “Lain kali kamu harus beli terong yang ini!” tulisnya sambil mengirim foto penisnya yang tengah tegang berdiri.89533Please respect copyright.PENANA9LJxqQ2eAj
89533Please respect copyright.PENANAq0eI1OOpzw
ASTAGFIRULLAH!!!89533Please respect copyright.PENANAMYhdmlB6t1