67258Please respect copyright.PENANAmA5Y5OJXMp67258Please respect copyright.PENANAJnScwb2zy9
Liya
67258Please respect copyright.PENANAnhCPqWKZVu
Aku terlonjak kaget dari pelukan Mang Dedi saat mendengar suara ketukan pada pintu kontrakannya. Pintu tersebut di gedor begitu keras, di barengi oleh suara seorang wanita yang terdengar seperti marah-marah dengan bahasa yang sama sekali tidak aku mengerti.67258Please respect copyright.PENANAqLrkFnQqsh
67258Please respect copyright.PENANAGWlp1afoh9
Segera saja ku tatap wajah Mang Dedi untuk meminta penjelasan. Namun dengan santainya Mang Dedi tersenyum melihatku yang tampak panik duluan.67258Please respect copyright.PENANAWAcz7uNP5t
67258Please respect copyright.PENANAql2gj0BfTT
“Udah biarin aja Dek!” ucap Mang Dedi mengencengkan pelukannya.67258Please respect copyright.PENANA6inw5q3DUc
67258Please respect copyright.PENANAHUd0Qwzuow
Tapi suara ketukan di pintu kontrakannya itu terdenger semakin keras, “Capat buka pintunya Dedi!! ato ta langsung dobrek ini!!” teriak suara perempuan itu.67258Please respect copyright.PENANAQpBOhplVfL
67258Please respect copyright.PENANAZdSYHYrhrl
“Marah tuh dia Mas!!” ucapku semakin panik walau tidak mengerti apa yang wanita itu katakan.67258Please respect copyright.PENANAakKPhGC4ax
67258Please respect copyright.PENANA0i6kETWjzn
Mang lalu Dedi berdecih malas, “Kamu pakai baju dulu aja Dek! Biar aku yang buka pintu” ucapnya melepas pelukan.67258Please respect copyright.PENANA6xY2gM2GwO
67258Please respect copyright.PENANAkfdAHsMN2X
“Tapi itu siapa??” tanyaku ikut penasaran.67258Please respect copyright.PENANAm0C3FOnXDq
67258Please respect copyright.PENANAsiW4EdsvXi
“Hmm.., Kakak aku paling...,” jawab Mang Dedi begitu santai.67258Please respect copyright.PENANAoRvQU7VhO6
67258Please respect copyright.PENANA9vxm70Y5Hi
Saat itu juga jantungku serasa mau copot mengetahui kalau ternyata yang menggedor pintu tersebut adalah kakak dari Mang Dedi. Aku kaget dan langsung mencabut batang penis Mang Dedi yang sedari tadi masih tertancap nyaman dalam vaginaku dengan cepat, “Awwh...,” ucapku merasa sedikit ngilu.67258Please respect copyright.PENANA3mHJpmGEaz
67258Please respect copyright.PENANA6sRx4hgcHZ
“Ka—kakak kamu Mas?” sambungku bertanya dengan gugupnya.67258Please respect copyright.PENANAoU3k8ixRF7
67258Please respect copyright.PENANAhZXMrHQWjk
Pikiran dan rasa maluku tiba-tiba muncul saat membayangkan kalau sebentar lagi aku mungkin akan bertemu dengan salah satu anggota keluarga Mang Dedi. Hatiku semakin panik dan perasaanku ikut bingung karena aku tidak tau bagaimana harus bersikap dan memperkenalkan diriku jika seandainya kami bertatap muka.67258Please respect copyright.PENANAnyrvgVqLCr
67258Please respect copyright.PENANAfv63ATVnEt
“Hehehee.. gausah salting gitu sayang..” celetuk Mang Dedi terkekeh.67258Please respect copyright.PENANAt5jHDtMGEe
67258Please respect copyright.PENANAKbXy7ktBWI
Kupukul bahunya dengan pelan karena dia seperti menganggap remeh situasi seperti ini, “Ih serius Mas!! Aku harus gimana ini Mas??” tanyaku semakin panik.67258Please respect copyright.PENANA3ZgIZnWShF
67258Please respect copyright.PENANA3GzFEOlCam
“Gimana apanya?? kamu tinggal pake bajumu doang sayang.” balas Mang Dedi bangkit dari atas kasur dan memakai celana pendeknya.67258Please respect copyright.PENANA72zKAI6qqS
67258Please respect copyright.PENANAxSU5KMWCZr
“Atau kamu mau tetep begitu aja di depan kakak aku??” goda Mang Dedi tertawa nyeleneh.67258Please respect copyright.PENANADvGQMlDwJX
67258Please respect copyright.PENANASUEjEiE01R
67258Please respect copyright.PENANArosysNhgbK
“Dih!! serius Mas!! Nanti kalau kakak Mas liat aku gimana??” tanyaku balik.67258Please respect copyright.PENANA7wFU4731Db
67258Please respect copyright.PENANA982RDy2xlS
Mang Dedi lalu tersenyum santai ke arahku, “Ya gapapa Dek! kamu kan istri aku..” balasnya tertawa.67258Please respect copyright.PENANAsdO7QSaUGF
67258Please respect copyright.PENANA5iH78p6iZn
“Emang kakak Mas gak bakal curiga??” tanyaku lagi.67258Please respect copyright.PENANAjadw1vaW1O
67258Please respect copyright.PENANAoXJtOJHxoY
“Curiga kenapa sih sayang?? udah gede ini kok. Dia pasti ngerti lah” jawab Mang Dedi mengerlingkan matanya. “Udah gapapa.. kamu pake baju aja.” lanjutnya kemudian berlalu ke arah depan.67258Please respect copyright.PENANAXFgHSQvRrm
67258Please respect copyright.PENANAzCZa2mn8fx
Sambil berjalan Mang Dedi terdengar membalas perkataan kakaknya dengan suara tak kalah tinggi, “Sabar sadiki kwa!! Ada sakit ngana bataria terus” ucapnya dalam bahasa yang ikut tak kumengerti.67258Please respect copyright.PENANA1gCaaFkhUi
67258Please respect copyright.PENANA3fpDMEtA5D
Dengan cepat akupun beranjak dari atas kasur menuju kamar mandi Mang Dedi. Tanpa sadar kusentuh vaginaku dengan tangan sambil menatap nanar wajahku67258Please respect copyright.PENANAjdj9UBVSGy
di depan cermin. Gelenyar panas dan ngilu masih amat terasa pada liang yang menerima sodokan penis si tukang sayur langgananku itu. Semuanya terasa seperti candu yang ingin kunikmati lagi, lagi dan lagi.67258Please respect copyright.PENANAFc82DsuofH
67258Please respect copyright.PENANAoWKnqoJE9k
Dan aku benci itu semua. Benci karena hubungan kita adalah hubungan yang begitu terlarang.67258Please respect copyright.PENANAJ9h57nWwtp
67258Please respect copyright.PENANAXsbrzrU9Fd
Bagaimana aku akan menjelaskan kepada kakak Mang Dedi tentang keberadaanku ini?? Bagaimana pula cara aku memperkenalkan diri kalau seandainya dia menanyakan apa hubunganku dengan adiknya?? atau yang lebih parah, bagaimana kalau dia mengetahui apa yang telah kami perbuat barusan??67258Please respect copyright.PENANArlUqhCRqHK
67258Please respect copyright.PENANAg3W1OaXT9D
Plakk!!67258Please respect copyright.PENANAPg9HtYx8OM
67258Please respect copyright.PENANAP62psPTOCG
Aku menampar pipiku sendiri mencoba meraih kesadaran dari rasa gugup yang menumbuhkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan dalam hatiku. Setelah beberapa saat mengatur nafas, aku lalu merapikan make up wajahku yang sedikit berantakan akibat pergumulanku dengan Mang Dedi barusan, lalu kemudian memakai kembali pakaianku satu persatu dan beranjak keluar dari kamar mandi.67258Please respect copyright.PENANAlVR3J3sbEp
67258Please respect copyright.PENANAteahGkQkke
Begitu aku membuka pintu, telingaku langsung menangkap beberapa suara dari arah depan kontrakan Mang Dedi seperti riuh dengan beberapa orang.67258Please respect copyright.PENANAb9rIIcKQRa
67258Please respect copyright.PENANAhh6t68kLGM
"So tau jomblo, pas dapa suruh kaweng ngana nimau" Ucap kakak Mang Dedi dengan logat yang terdengar sangat kental seperti logat dari indonesia timur.67258Please respect copyright.PENANAcMNZttAAxs
67258Please respect copyright.PENANA7i7eByoP5c
"Serta saki, beking siksa banya orang ngana.." Lanjut kakaknya lagi.67258Please respect copyright.PENANA65kO51h9CX
67258Please respect copyright.PENANABcNMyV09MH
Lalu Mang Dedi terdengar membalas, "Sok tau ngoni samua!! Kita so nda jomblo skarang doe" ucapnya dengan nada tak kalah tinggi.67258Please respect copyright.PENANAmDhpwJvMme
67258Please respect copyright.PENANAEZe3Mdbz3U
"Co mo lia depe foto?" Kata kakak Mang Dedi sekali lagi.67258Please respect copyright.PENANAy8eoH2rBe4
67258Please respect copyright.PENANAmEIsFdQduV
Karena aku penasaran, akupun melangkahkan kakiku berjalan pelan menuju tempat Mang Dedi berada dengan hati yang berdebar-debar. Aku takut kalau Mang Dedi sedang ada masalah dengan kakaknya sehingga mereka terdengar sedikit agak ribut.67258Please respect copyright.PENANArKexJgAcJW
67258Please respect copyright.PENANAEJr0qq0QmT
"Nda perlu foto, depe orang langsung leh kita se lia" Jawab Mang Dedi yang tiba-tiba saja berjalan muncul di depanku.67258Please respect copyright.PENANA55BUJDtoPH
67258Please respect copyright.PENANARrWuj2rQ4M
Aku panik melihat hal tersebut sedangkan Mang Dedi hanya tersenyum menggenggam tanganku, “Ke—kenapa Mas??” tanyaku bingung.67258Please respect copyright.PENANAFuRBlof8Rl
67258Please respect copyright.PENANALMv2yrohNP
Namun Mang Dedi tidak menjawab dan hanya menarik tanganku berjalan mengikutinya ke arah depan, “Ni orangnya!!” ucap Mang Dedi dengan lantang.67258Please respect copyright.PENANARVjc8G1m9Y
67258Please respect copyright.PENANARLag5Wk4XA
Aku tersentak ketika melihat kalau ternyata di ruangan itu terdapat tiga orang lagi selain Mang Dedi. Mereka tampak tak kalah kaget pula melihatku tiba-tiba muncul di hadapan mereka. Rasanya kikuk, canggung dan malu saat ketiga orang yang semuanya wanita berbeda usia itu menatapku dengan tatapan tidak percaya.67258Please respect copyright.PENANAXpykeO3Q6I
67258Please respect copyright.PENANATFOdr8GCEU
“Sapa pe anak leh yang ngana di bawa ka rumah?” Tanya wanita paling muda yang ternyata adalah kakak dari Mang Dedi. Kutahu itu dari suaranya yang dari tadi paling sering terdengar.67258Please respect copyright.PENANA1Ie8dJ63zB
67258Please respect copyright.PENANA64g4VnnHNw
Kakak Mang Dedi itu terlihat masih sedikit muda dengan kulit yang amat putih, jauh berbeda dari kulitnya Mang Dedi. Rambutnya panjang tidak diikat dan dicat dengan warna ke kuning-kuningan.67258Please respect copyright.PENANAd76xPTiE0R
67258Please respect copyright.PENANAYYnyVm8fnB
“Kita pe cewe nooo!!” balas Mang Dedi mengangkat tanganku.67258Please respect copyright.PENANA0KDn26byfW
67258Please respect copyright.PENANAox0lDXYIxH
Tiba-tiba aku menjadi kian gugup, walau tidak terlalu mengerti apa yang diucapkan oleh Mang Dedi dan kakaknya itu, namun aku dapat sedikit menerka bahwa aku sedang di perkenalkannya kepada mereka.67258Please respect copyright.PENANA5JG5wKQcQn
67258Please respect copyright.PENANA5Sjg57vQAo
“Jang mangaku-mangaku ngana. Mana mungkin cewe pe pasung bagini mo mau pa ngana!!” ucap salah satu wanita lagi.67258Please respect copyright.PENANAoJkbuK0Z2l
67258Please respect copyright.PENANA3HMDBYSq9K
Kuperhatikan wanita yang berbicara seperti meledek itu tampak lebih tua dari kakak Mang Dedi, namun lebih muda dari yang ada di sebelahnya. Dandanan wanita itu cukup mencolok, dengan make up yang cukup tebal dan lipstick merah menyala seperti yang ku pakai, rambutnya juga hitam pekat disasak cukup tinggi, memberi kesan angkuh pada penampilannya.67258Please respect copyright.PENANA4Vg2aLcRUl
67258Please respect copyright.PENANAZdmVUHs8vZ
“Tante boleh tanya langsung jo pa dia..” jawab Mang Dedi menunjukku.67258Please respect copyright.PENANATpSDFuLtPd
67258Please respect copyright.PENANAqPx4R8kFy0
“Kenalin Dek. Ini Tante aku namanya Julie.” ucap Mang Dedi memberitahuku kalau yang barusan berbicara ternyata adalah tantenya.67258Please respect copyright.PENANA0eZ0oYmv5m
67258Please respect copyright.PENANA5y4Y5zwfkg
Aku mengangguk pelan sambil mengulurkan tanganku, “Liya Tante” ucapku memperkenalkan diri. Ditatapnya aku penuh selidik dan nanar dari ujung kaki sampai ujung kepala sebelum akhirnya dia menjabat tanganku, “Julie” jawabnya tersenyum.67258Please respect copyright.PENANAaAwPzsQT9n
67258Please respect copyright.PENANAjsrJDcMZs3
“Kalau yang dari tadi cerewet terus, itu kakak aku Dek. panggil aja Kak Bela” lanjut Mang Dedi memperkenalkan kakaknya, kusalami dan kuperkenalkan namaku juga.67258Please respect copyright.PENANA9tNXjonEW1
67258Please respect copyright.PENANATOV9sQnGFe
Terakhir, tinggallah wanita yang paling tua diantara mereka bertiga. “Nah.. kalau yang terkahir ini, Mama aku tercinta. Namanya Mama Martha!!” Ucap Mang Dedi lantang seperti seorang MC di acara dangdutan.67258Please respect copyright.PENANAXbGuB4fLYR
67258Please respect copyright.PENANAO4dUzkGJ6F
Kusapa Ibu Mang Dedi tersebut dengan penuh ramah tamah sambil mengulurkan tangan. Beliau menjawabnya sambil tersenyum tak kalah ramah kepadaku. Disambutnya uluran tanganku dan kuciumi punggung tangannya dengan sopan.67258Please respect copyright.PENANAG7ZLQzwu55
67258Please respect copyright.PENANAH9NjxY1S8G
“Sa--saya Liya Bu” ucapku tergugup mengucap salam.67258Please respect copyright.PENANAU6K9XZmL5s
67258Please respect copyright.PENANAGLsICCj43z
Namun belum sempat ku salami dengan benar, Ibu Mang Dedi tersebut memegang erat tanganku dan langsung bertanya, “Kamu beneran pacar anak saya??” ucapnya dengan nada yang tidak percaya.67258Please respect copyright.PENANAiU29kkUf42
67258Please respect copyright.PENANAEpGliUKPCn
"Ah.., masa mama ba bilang bagitu!!” protes Mang Dedi cemberut.67258Please respect copyright.PENANALih0BKSVuk
67258Please respect copyright.PENANAMwjuIJ2Ea3
Lalu dia segera di marahi oleh ibunya, “Sudah jo badiang jo ngana!!” tatapnya tajam.67258Please respect copyright.PENANAbMowdwfR0c
67258Please respect copyright.PENANAAwA1JDBlMs
Aku terhening menatap ke arah Mang Dedi sebentar sebelum aku menjawab, “I—iya Bu, saya pacarnya Mas Dedi” balasku tersenyum.67258Please respect copyright.PENANAQNIHlT4e1R
67258Please respect copyright.PENANATL5UHWGBjj
Entah apa yang terlintas dipikiranku saat itu hingga aku dengan beraninya mengaku sebagai pacarnya Mang Dedi di depan orang tuanya sendiri. Sementara pada kenyataannya, kami berdua tak lebih dari sekedar pasangan selingkuh. Namun kulihat Mang Dedi berdengus bangga mendengar jawabanku tersebut.67258Please respect copyright.PENANAAeoM5Zc2Zm
67258Please respect copyright.PENANAQx8Hvu8dkj
“Tuh kan. Kalian saja yang gak pernah percaya!!” Ucapnya mencibir ketiga wanita yang ada didepannya. Sedangkan kakak dan tante Mang Dedi malah senyum-senyum sumringah meledek ke arahnya.67258Please respect copyright.PENANAY5yCmwQngz
67258Please respect copyright.PENANAidIKfl2rps
“Jangan panggil Ibu! Panggil mama saja.” ucap Ibu Mang Dedi memegang tanganku dengan kedua tangannya.67258Please respect copyright.PENANAIcUwveAGNL
67258Please respect copyright.PENANAfJ3VNBghCx
Kuperhatikan sejenak raut muka ibu Mang Dedi yang sudah bisa dibilang cukup berumur, tapi dengan potongan rambutnya yang dibuat sependek mungkin itu menambah kesan kalau dia masihlah cukup awet muda untuk ukuran wanita seusianya.67258Please respect copyright.PENANAGeJAHWAN4h
67258Please respect copyright.PENANALemtF2n82i
Kuanggukkan kepalaku pelan, “I--iya Ma!” jawabku gugup memaksa tersenyum.67258Please respect copyright.PENANAPx8dazjgCf
67258Please respect copyright.PENANAPFrypHOcIR
“Kamu umur berapa sekarang??” tanya Ibu Mang Dedi sekali lagi.67258Please respect copyright.PENANAXRVaWUxcJx
67258Please respect copyright.PENANAT9imQFYaJB
“27 tahun, Ma” balasku singkat.67258Please respect copyright.PENANAf06FJcZcbO
67258Please respect copyright.PENANAHwzgSnfrA9
“Hmm... masih muda” ucap Ibu Mang Dedi mengangguk-angguk pelan.67258Please respect copyright.PENANAgcglGKwSg1
67258Please respect copyright.PENANA7LyFEMd5GG
Disebelahnya, kakak Mang Dedi bertepuk tangan, “Luar biasa pelet kau Dedi” ucapnya meledek.67258Please respect copyright.PENANAeq0kkIJeGL
67258Please respect copyright.PENANAfxA8X9wrtR
“Enak saja! Ini murni karena cinta woi. Iya gak Dek??” tanya Mang Dedi menyentuh punggungku dengan pelan.67258Please respect copyright.PENANAPE8k7ZPRvU
67258Please respect copyright.PENANA4WrfISc1yx
Dengan sedikit malu aku kemudian mengangguk, “I—iya Kak, Mas Dedi gak pakai pelet kok” jawabku membela Mang Dedi.67258Please respect copyright.PENANAPcriX0Fims
67258Please respect copyright.PENANAqGFGHNvdGe
Memang bukanlah ilmu hitam ataupun pelet yang membuatku jatuh ke dalam pelukan Mang Dedi. Justru sikap dan caranya berkomunikasilah yang membuatku hanyut semakin melupakan diri. Apalagi di tambah dengan keperkasaan dan kejantanannya yang senantiasa memberikan kepuasan syahwat kepadaku, membuat aku semakin tidak bisa melepaskan diri dari daya pikat tukang sayur langgananku tersebut.67258Please respect copyright.PENANAT69SAkKonR
67258Please respect copyright.PENANAU4gvOVRkLA
“Emang sudah edan dunia ini” timpal Tante Mang Dedi menggeleng tidak percaya.67258Please respect copyright.PENANA8Jx9xXcZX4
67258Please respect copyright.PENANAy85fQod9eo
Namun kemudian Ibu Mang Dedi tampak menyadari kalau di jari manisku terdapat sebuah cincin, “Kamu sudah menikah Liya??” tanyanya tiba-tiba mengangkat jariku.67258Please respect copyright.PENANAhb12HCmTot
67258Please respect copyright.PENANAIgbZWrTlNr
DEGH!67258Please respect copyright.PENANAfAkNk8XcqJ
67258Please respect copyright.PENANAQKArQS2hbE
Hatiku berdetak kaget, jantungku bergemuruh kencang dan tubuhku merasa panas. Rasanya aliran darahku berhenti seperti terbakar dan meledak seketika, mungkin juga saat ini wajahku sedang pucat pasi kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh ibu Mang Dedi tersebut.67258Please respect copyright.PENANABHoVQY7ZnV
67258Please respect copyright.PENANAqEjDbRfBjc
“Jujur aja sama Mama! Gapapa kok” sambung Ibu Mang Dedi sekali lagi.67258Please respect copyright.PENANA2Cf1Vj5cBO
67258Please respect copyright.PENANAkqoeHzQkuW
Aku kemudian mengalihkan pandanganku lagi kearah Mang Dedi seolah meminta bantuan darinya, akan tetapi Mang Dedi hanya mengangguk tersenyum memintaku agar menjawabnya sendiri entah harus berbohong atau jujur.67258Please respect copyright.PENANALKvkx8Xxsl
67258Please respect copyright.PENANA9b2AtcZdhU
Ku hela nafasku pelan dan mengangguk ragu, “Su—sudah Ma” jawabku tergugup. Aku rasa tak ada gunanya berbohong karena pasti akan langsung ketahuan.67258Please respect copyright.PENANAQJskv73bqX
67258Please respect copyright.PENANAqdW0LXNnhd
“Tapi tetep masih mau sama bujang lapuk ini??” tanyanya kembali menunjuk Mang Dedi. Lagi-lagi aku berdiam diri sebentar, kehabisan kata-kata.67258Please respect copyright.PENANAy2kn9dHgGL
67258Please respect copyright.PENANAvEJIDDbjhz
Beruntung, akhirnya Mang Dedi memotong pembicaraan ini dan langsung saja menjawab, “Ya pasti mau lah Ma!!! Kalau gak, ngapain dia mau kesini segala. Iya gak Dek??” tanya Mang Dedi merangkul bahuku.67258Please respect copyright.PENANA6G42YyyIOE
67258Please respect copyright.PENANAHNUCYvcIbm
Aku lalu menatap bingung padanya, seolah meminta penjelasan dari perkataannya tersebut. Tapi yang kudapat dari sorot mata Mang Dedi justru sebuah permintaan untuk mengiyakan saja perkataannya mengikuti arus pembicaraan.67258Please respect copyright.PENANAIjHap01FMh
67258Please respect copyright.PENANAyjEPV1Rj16
“I—iya Ma! Masih kok” jawabku mengangguk.67258Please respect copyright.PENANAPW3Mhn9yd9
67258Please respect copyright.PENANA355MDieokg
Hatiku bergemuruh dengan kencang penuh penolakan, disatu sisi aku memang masih ingin melanjutkan hubungan terlarangku ini bersama Mang Dedi, tapi di sisi lain nuraniku berkata kalau aku sudah terlalu jauh melangkah mengkhinati suamiku sendiri, bahkan dengan memberitahu ibu Mang Dedi bahwa aku masih menginginkan anaknya walau aku sudah mempunyai suamisekalipun.67258Please respect copyright.PENANAsxMnMtOSW4
67258Please respect copyright.PENANAICw9gHQoMb
Namun tanpa kuduga reaksi Ibu Mang Dedi begitu berlawanan dengan apa yang aku takutkan, ia tersenyum sumringah, “Yasudah kalau gitu gapapa” ucapnya padaku.67258Please respect copyright.PENANAQZR0yHyLil
67258Please respect copyright.PENANAE78oh3UGvT
Cukup kaget juga mendengar persetujuan dari Ibu Mang Dedi walaupun dia tahu kalau statusku sudah menjadi istri dari orang lain. Namun entah kenapa dia tampak senang-senang saja setelah mengetahui hal tersebut.67258Please respect copyright.PENANAgwYXIPCMTh
67258Please respect copyright.PENANARH1dKt8ixg
“Mama tidak masalah selama kamu menjaga anak Mama dengan baik” sambung Ibu Mang Dedi sekali lagi.67258Please respect copyright.PENANA4jRsISAuf3
67258Please respect copyright.PENANArqh4seqCx2
Disebelahnya, kakak Mang Dedi ikut menimpali, “Iya Ma! Daripada kita terus yang repot jagain dia kalau ada apa-apa” ucapnya.67258Please respect copyright.PENANA7ibsXs45gP
67258Please respect copyright.PENANAYwv8PiCgON
“Jang ngana lupa kase selamat pa dia Dedi. Gagah ini ngana beking jadi ngana pe bini” sahut tante Mang Dedi tiba-tiba tersenyum.67258Please respect copyright.PENANAw6TIRVjYl5
67258Please respect copyright.PENANAM0qqdY8lrj
Mang Dedi mengelus hidungnya sambil tertawa, "Wahaha.. batenang jo tante. sementara olah ini” ucapnya dengan bangga.67258Please respect copyright.PENANA1pAvKZEqBK
67258Please respect copyright.PENANAVRqzRnsmqO
Walau aku tidak mengerti sama sekali apa yang mereka bicarakan tersebut, namun hatiku amat senang mendapati kalau aku cukup di terima baik oleh keluarga Mang Dedi. Rasanya perkenalan awalku berjalan mulus meski selanjutnya tampak seperti sebuah ajang wawancara.67258Please respect copyright.PENANAtRFMCbom8r
67258Please respect copyright.PENANAgK1GClYfkz
Ibu, Tante, dan Kakak Mang Dedi begitu mendominasi pembicaraan dengan melontarkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang mengorek lebih jauh kehidupan pribadiku. Mulai dari tempat dan asalku berada, keseharianku, hingga yang paling gila tentang hubunganku dengan suamiku sendiri.67258Please respect copyright.PENANAEac3KmmGDL
67258Please respect copyright.PENANAgxXGk5FOWM
"So itu kwa dia suka pa ngana, lantaran depe suami pe lolo kacili." ucap Kakak Mang Dedi masih dengan bahasa daerahnya.67258Please respect copyright.PENANAjBqeSanuht
67258Please respect copyright.PENANAf3hYLPVzaQ
Mang Dedipun tertawa membalas, “Butul komaling. Liar deng binal ini parampuan satu. Nyanda pias deng depe laki" jawabnya memelukku.67258Please respect copyright.PENANAen5M4qI5AW
67258Please respect copyright.PENANAQsfkFhv4Fq
“Kalian pada ngomong apaan sih??” ucapku bingung dan heran.67258Please respect copyright.PENANA0J6YWBbhKL
67258Please respect copyright.PENANA4fbUV2m6f1
Kini giliran tante Mang Dedi yang menimpali, “Mereka pada bilang kamu cantik Liya” balasnya menjelaskan padaku.67258Please respect copyright.PENANA4lATvIxyqi
67258Please respect copyright.PENANAir2adO9Asg
Seketika aku bersemu merah mendengar hal tersebut, "Dia le lebe sanang kalo kita mo bilang binal." Sambung tante Mang Dedi lagi.67258Please respect copyright.PENANAezpRTLUrxt
67258Please respect copyright.PENANAn2Rngv5WMR
"Brenti jo. Kiapa ngoni ni dia be tatawa kita pe maitua." protes Mang Dedi pada keluarganya.67258Please respect copyright.PENANAJhZq9HUGSo
67258Please respect copyright.PENANAZ51AeA0LSE
Namun ibu Mang Dedi tidak tinggal diam menyahuti, "So dapa ba cuki frey tagal itu ngana bela" ucapnya.67258Please respect copyright.PENANAzXzAKzHpMj
67258Please respect copyright.PENANAsUriDrq5Mr
“Yang penting kita so rasa depe sadap ma" balas Mang meledek.67258Please respect copyright.PENANAuqZQQmJbFd
67258Please respect copyright.PENANA52biJ9xFwO
Mereka bersama-sama tertawa berbarengan tanpa aku ketahui sama sekali apa yang mereka bicarakan tersebut. Aku hanya sesekali menyahuti pertanyaan mereka jika aku mengerti apa yang mereka bicarakan, lalu sisanya aku mengikuti mereka tertawa dan mengangguk-angguk saja seperti orang bodoh.67258Please respect copyright.PENANABaUvcmXqAK
67258Please respect copyright.PENANA5W4mM0nZWO
Pembicaraan kamipun semakin asik dan mulai lugas seperti orang yang sudah akrab satu sama lain, bahkan tak jarang baik Ibu ataupun tante Mang Dedi begitu bersemangat menggodaku jika hal tersebut bersangkutan dengan urusan ranjang dan topik-topik mesum.67258Please respect copyright.PENANAzBHLtReYn0
67258Please respect copyright.PENANA6GSCLBl3Eb
“Wah. Berarti tadi Mama mengganggu kalian dong ya?” ucap Ibu Mang Dedi.67258Please respect copyright.PENANAr1tVC5XQN4
67258Please respect copyright.PENANAyYsRKTnsSO
Dengan santai Mang Dedi lalu menjawab, “Gak kok Ma! Udah selesai satu ronde” ucap Mang Dedi tersenyum.67258Please respect copyright.PENANAjW45FVW42k
67258Please respect copyright.PENANAnl7UpIcYz6
“Silahkan kalau kalian mau lanjut, Mama mau balik dulu” ucap Ibu Mang Dedi mengerlingkan mata padaku. “Jangan lupa bikinin Mama cucu ya Liya” sambungnya menahan tawa menggodaku.67258Please respect copyright.PENANAf8FrL6ZHsS
67258Please respect copyright.PENANAazirjTzmN8
Aku menunduk malu mengetahui kalau ibu Mang Dedi ternyata amat paham dengan apa yang baru saja aku lakukan dengan anaknya. Rasanya seperti tertangkap basah sudah berbuat sesuatu, namun ujung-ujungnya diizinkan begitu saja.67258Please respect copyright.PENANAJCMv6xX3MZ
67258Please respect copyright.PENANAos1WLoQKxA
“Wiihh.. Baru direstuin udah mau minta cucu aja nih!” sahut Kakak Mang Dedi. “Emang bisa kamu bisa ngasih Ded??” sambungnya menyenggol lengan Mang Dedi.67258Please respect copyright.PENANAkE8GMPZk6z
67258Please respect copyright.PENANAmXjfhmzMkI
Dengan wajah yang di tegakkan Mang Dedi lalu menjawabnya, “Ya tentu bisa dong. Ya gak Dek?” balasnya menatapku.67258Please respect copyright.PENANAVrsh55ewIf
67258Please respect copyright.PENANAgRgoglnIoY
“Apaan sih Mas!! malu ahh” jawabku mencubit lengannya.67258Please respect copyright.PENANA5Muc1LomXv
67258Please respect copyright.PENANAG6kL6eCy0R
Merekapun kembali tertawa terbahak-bahak begitu senang, “MAMAM!!” ucap Tante Mang Dedi meledek keponakannya itu.67258Please respect copyright.PENANAcqAHwu9yAr
67258Please respect copyright.PENANAGiIOLXZnrF
Tidak berapa lama kemudian keluarga Mang Dedipun berpamitan pulang kepadaku usai berbicara panjang lebar dan bercanda riuh denganku. Tak lupa aku berjanji kepada mereka untuk sesegera mungkin mampir ke rumah besar keluarga Mang Dedi, setelah tadinya mereka mengatakan kalau mereka ingin bertemu denganku dilain hari.67258Please respect copyright.PENANAlZ1ZrIUC4E
67258Please respect copyright.PENANAt62AWo7Y71
Setelah kepergian keluarga Mang Dedi tersebut, Beberapa kali aku melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul lima sore, yang itu berarti sudah lebih dari tiga jam lamanya aku berada di rumah Mang Dedi.67258Please respect copyright.PENANAuqzjavM9nf
67258Please respect copyright.PENANAWFZhcesIXY
“Udah mau pulang Dek??” tanya Mang Dedi melihatku merapikan tempat makan yang tadi ku bawa dari rumah.67258Please respect copyright.PENANA7VEUB7FTsn
67258Please respect copyright.PENANAReqqUgRzaQ
Aku mengangguk pelan, “Iya Mas! Nanti aku dicariin suamiku. Sudah jam lima soalnya” balasku menjelaskan .67258Please respect copyright.PENANADjOiN9w57d
67258Please respect copyright.PENANAe5nBGi9DGS
“Tapi aku masih pengen lagi nih” ucap Mang Dedi memelukku dari belakang. “Nanti biar aku yang nganterin kamu ke rumah deh” sambungnya sambil berbisik.67258Please respect copyright.PENANAVXGCgDzNM0
67258Please respect copyright.PENANAXX0P0eHQaY
“Mas lagi sakit juga. Gausah!” balasku menolak.67258Please respect copyright.PENANAGlBcyjYq6S
67258Please respect copyright.PENANAR5WTKP5d3g
“Ayolah Dek. Aku kalau sama kamu bisa sembuh kok” katanya tidak menyerah.67258Please respect copyright.PENANAFcZOyxMdEj
67258Please respect copyright.PENANA5pBOn2OKwe
Kueratkan pejaman mataku dan cengkraman pada baju gamisku. Begitu menggiurkannya tawaran kenikmatan dari perlakuan Mang Dedi hingga tanpa sadar aku menggigit bibir bawahku menahan gejolak birahi yang sekali lagi datang mendorong-dorong.67258Please respect copyright.PENANAI3GKMYQ4dX
67258Please respect copyright.PENANAXvNjxjDfmJ
Aku mencoba sekuat tenaga untuk tidak terpengaruh dengan kata tersebut mengingat saat ini hari sudah cukup sore. Aku pasti akan dicurigai suamiku jika aku terlambat untuk pulang. Namun sekali lagi, aku tak dapat menguasai diriku didalam pelukan dan tindakan hangat Mang Dedi tersebut.67258Please respect copyright.PENANAQ4hsljb5M4
67258Please respect copyright.PENANAo8XSIrZusv
“Tuh! Kamu sebenernya masih pengen juga kan!!” ucap Mang Dedi setengah berbisik.67258Please respect copyright.PENANALpKxlkxv7K
67258Please respect copyright.PENANAOfyBKP7tfs
Mang Dedi merayapkan tangannya ke perutku, memelukku erat hingga merapatkan tubuh kami berdua. Dadanya yang sedikit berlemak itu melekat erat di punggungku. Wajahnya diletakkan begitu saja di bahuku, diantara lekukan leher yang tertutupi oleh hijab yang ku pakai.67258Please respect copyright.PENANA4bn0QubZVv
67258Please respect copyright.PENANAkM42xrPp2B
Membuat bulu kudukku meremang seketika, “Udah Mas!! aku mau pulang” pintaku berusaha mengatur nada suaraku yang bergetar. Menutupi debaran jantungku yang semakin tak berirama.67258Please respect copyright.PENANAE7B3DLfk9n
67258Please respect copyright.PENANAKC7rTnwqUJ
“Jangan pulang dulu sayang ih” sahutnya santai di telingaku.67258Please respect copyright.PENANAYbZIo3P7F5
67258Please respect copyright.PENANAiD3lVmP5db
“Tapi ini udah sore Mas!! Suamiku pasti nyariin” balasku memperingatkannya.67258Please respect copyright.PENANAoQVqevVoCa
67258Please respect copyright.PENANAdZgUylaoOi
Namun Mang Dedi tetap saja bersetingkah menekan benda keras yang ada diselangkangannya ke bagian belakang tubuhku. Seolah sedang membuktikan bahwa dia amat bergairah saat ini.67258Please respect copyright.PENANA2fgBvvQcfY
67258Please respect copyright.PENANAKm3qKVB8ZZ
“Biar aku yang tanggung jawab Dek Liya” balasnya tiba-tiba mendaratkan sebuah ciuman ringan di leherku.67258Please respect copyright.PENANA5TXTFdUH9a
67258Please respect copyright.PENANAZSUD0gCKZX
“Oh Tuhaan jangan lagi!!” batinku hampir terlonjak.67258Please respect copyright.PENANAoe85vjBRfz
67258Please respect copyright.PENANANofHReyNMT
Membuat satu desahan keluar dan lolos dari bibirku, “Ehhmmm...”67258Please respect copyright.PENANAQjB8wMEhiG
67258Please respect copyright.PENANAbjOvUzcS3U
Mang Dedi tampak senang mendengarnya, apalagi ketika desahan lain segera menyusul keluar dari mulutku saat bibirnya mulai menyusuri bagian leher dan tengkukku. Lalu memperdalam kecupannya disitu sambil menggigit memberikan tanda cupang dari balik hijab lebar yang tengah ku pakai.67258Please respect copyright.PENANAhMyW2VNm6Y
67258Please respect copyright.PENANA7VXD3iTIxh
Hingga akhirnya dia melepas kecupannya, “Jangan pulang dulu ya?” pintanya merajuk seketika memutar tubuhku menghadapnya.67258Please respect copyright.PENANAdhCQUBs6YX
67258Please respect copyright.PENANAE16GCiwLDA
Mata Mang Dedi terlihat sayu penuh gairah menatapku. Napas kamu berdua sama-sama mulai memburu. Lalu secepat kilat, bibirnya mendarat di bibirku. Lidahnya begitu saja memasuki mulutku, berusaha melilit dan menarik lidahku.67258Please respect copyright.PENANAW8ArMgXk22
67258Please respect copyright.PENANAGmKSEgo490
“Ahhh... terulang lagi..,” batinku akhirnya pasrah dalam ciuman kami yang begitu bergairah.67258Please respect copyright.PENANAPQPFUnrwaY
67258Please respect copyright.PENANA4YAK9lAbMj
Rasanya darahku kembali berdesir dan ciumanku terasa menuntut untuk kembali dipenuhi. Apalagi di tambah dengan tangan Mang Dedi yang merayap menjelajah bagian-bagian sensitif tubuhku, membuatku semakin kehilangan akal sehatku yang dari tadi sudah diburu waktu.67258Please respect copyright.PENANAftBYC61oOK
67258Please respect copyright.PENANAS0487Z2Wbq
“Mas kamu nakal!!” ucapku tersenyum menepuk pundaknya.67258Please respect copyright.PENANAuMJZl9ipQL
67258Please respect copyright.PENANA32cxfJlHtS
Mang Dedi mengecupku membalasnya, “Tapi kamunya suka kan Dek Liya??” tanyanya terkekeh.67258Please respect copyright.PENANARTZeVoYmgY
67258Please respect copyright.PENANAC7W4GHZjfk
Mang Dedi lalu memposisikan kedua lengannya di bawah bokongku, dan dengan begitu saja tubuhku tiba-tiba melayang naik saat dia mengangkatku begitu mudah dalam gendongannya. Secara spontan aku mengalungkan lenganku erat di lehernya. Lalu kedua kakiku melingkar di pinggangnya, terkait sempurna pada tubuhnya yang menopang tubuhku dengan kedua tangannya agar aku tidak jatuh.67258Please respect copyright.PENANAgbKgsCCqpG
67258Please respect copyright.PENANAiPS3pq6auS
Kami lagi-lagi berciuman dengan liar. Hingga akhirnya suara smartphoneku berdering menghentikan aksi gila ini.67258Please respect copyright.PENANAzEy4B8AGjV
67258Please respect copyright.PENANA0SpA6siu5S
“Ahh mengganggu saja!!” Ucap Mang Dedi menggeram menghentikan ciumannya.67258Please respect copyright.PENANAUv1H1wgYZc
67258Please respect copyright.PENANAbEf7suq4KR
Kulirik layar hapeku sedikit melihat kalau nama “Suamiku” tertera memanggil disana. 67258Please respect copyright.PENANAtihfqUYMje