x
Hitomi membawa Megumi ke ruang praktek Dr. Kazuki, setelah mengunci rapat pintu Hitomi duduk di atas matras tempat biasa Kazuki memeriksa pasien. Hitomi terlihat canggung saat Megumi memerhatikannya, punggungnya terasa berat terbebani oleh payudaranya ketika ia menunduk.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpYY10FxCkn
“Ada apa Hitomi?” tanya Megumi langsung ke inti.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqnEiwDsRNZ
Bibir Hitomi bergerak perlahan, ia mengangkat wajahnya berusaha menatap Megumi yang ada di depannya sambil berkata-kata.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPlaipXT1z5
“Tu-Tuan, apa membawa Anri kemari adalah pilihan yang tepat. Dengan membawanya sama saja kita menantang Tuan Shigeo,” ucap Hitomi ragu setengah takut, Megumi akan kembali menghukumnya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2DdEk4JEaj
Megumi menghela napas, “Tentu aku akan membawanya meski seluruh dunia menjadi musuhku.”
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOMUykkqhQd
Hitomi terbelalak, ia tiba-tiba berdiri seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9GxqqJFnEw
“Sepenting itukah Anri untukmu, Tuan. Apa dia begitu berarti bagimu sampai kau rela mempertaruhkan nyawa,” ucap Hitomi sambil menggigit bibir merasa iri pada Anri.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhcxVbzJahl
“Masalah kah dengan itu, Hitomi? Sebenarnya ada apa denganmu…”
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6KkFEr8iig
Hitomi termenung sambil mengepalkan tangan untuk mengumpulkan keberaniannya, jantungnya berdebar-debar untuk pertama kalinya sejak beberapa tahun terakhir. Wajahnya memerah padam, matanya berbinar terang menatap sosok lelaki di depannya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrDmHBPTcuP
“Tu-Tuan Aku…. Aku mencintaimu…. Benar-benar mencintaimu…. Sangat mencintaimu…. Jadilah kekasihku…. Me-Megumi….” ucap Hitomi dengan seluruh keberanian yang telah ia kumpulkan.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkg3pxmXST
Mendengar pernyataan cinta Hitomi, Megumi terdiam … ia melihat ketulusan di wajah Hitomi, kata-katanya tulus tanpa maksud tersembunyi.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLHZnnfVfSM
“Hitomi…. Maaf…..”
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZ8FFPMtO7
Satu kata itu telah menghancurkan kepercayaan diri Hitomi, lututnya mendadak lemas, dan matanya yang berbinar berubah berkaca-kaca. Dadanya sesak dipenuhi rasa sakit karena orang yang ia sukai tak membalas cintanya, tanpa sadar air matanya jatuh, dan tangis kesedihan pun mengalir di pipinya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoCtdGxthcV
Megumi terdiam melihat Hitomi yang menangis sambil menutup wajahnya dengan tangan, ia merasa sedikit iba pada Hitomi yang telah sungguh-sungguh mengungkapkan perasaannya padanya. Sebagai seorang pria, Megumi memeluk Hitomi yang tengah menangis untuk menenangkannya, tangis Hitomi semakin kencang ketika tubuhnya dirangkul Megumi dari arah depan.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡilKWxLBoPr
“AAA… Huaaaa…. AAAAA… AAA……”
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSVpv5cVF8l
Hitomi menangis dalam dekapan Megumi, tangan Megumi membelai lembut rambut dan pundak Hitomi sambil menepuknya perlahan. Hitomi bersandar di dadanya sambil terus menangis melepaskan semua perasaannya, ketika mereka berdua tengah berpelukan Anri yang penasaran setelah mendengar suara tangisan memergoki keduanya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv1Cs3zFByz
Anri tak melakukan apa pun, ia hanya melihat suaminya itu mendekap wanita lain dengan tatapan kosong—tanpa merasakan apa pun. Tak ingin mengganggu mereka, Anri pun pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya, dan memikirkan apa yang akan ia lakukan ke depannya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWMsX7YAXfw
*****
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu131QUt2aq
Ruri pergi belanja atas suruhan Rei di swalayan yang tak jauh dari klinik, saat ia tengah berbelanja tanpa sengaja ia melihat mobil Roy tengah melaju kencang dengan terburu-buru menuju klinik tempat Megumi bersembunyi. Ruri mendadak panik, ia menjatuhkan belanjaannya hingga membuat semua orang memperhatikannya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNY5aaiyzJG
“Tidak! Tuan Rei!” kata Ruri panik.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡItcxi1XdAo
Buru-buru ia mengambil ponselnya, dan menelpon Rei untuk memperingatkannya, lama Ruri menelpon namun tak diangkat. Tak kehabisan cara Ruri pun mengirim pesan secara beruntun pada nomer Rei untuk membuat handphonenya terus berdering.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKby5ajKXp6
“Tuan Rei, kumohon jawablah! AARggh! Sial!” seru Ruri yang langsung lari, meninggalkan belanjaannya dengan wajah panik.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcpn9x96qrI
“Nyo-Nyonya! Belanjaannya!” panggil pramuniaga swalayan tersebut saat Ruri meninggalkan belanjaannya yang terjatuh berserakan di lantai begitu saja.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbaqsubKGkO
Ruri langsung ngegas, ia memacu mobilnya menuju klinik dengan penuh kecemasan. Sambil terus mencoba menghubungi Rei, Ruri menginjak pedal gas semampu yang ia bisa untuk mengejar Roy.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBuwvCd9d1Z
*****
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡToQU1lXUDX
Brumm! Brumm!
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ04DrYAlQyd
Roy tiba di depan klinik setelah 10 menit memacu mobilnya dengan kencang, buru-buru ia turun dengan sebuah tongkat bisbol yang ia telah siapkan sebelum pergi ke rumah Tuan Shigeo. Dengan langkah pelan, Roy mengetuk pintu klinik sambil menyembunyikan tongkat bisbol di punggungnya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXibqkHeLq3
“Ruri! Rei! Hitomi! Apa kalian di dalam!” panggil Roy.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgXzg9VzNQ2
Setelah memanggil beberapa kali, dan tak ada jawaban, Roy pun memutuskan untuk mendobrak pintu dengan kakinya. Roy terus memanggil nama Hitomi, dan mengumpat menyuruh Hitomi keluar sambil mengacak-acak barang-barang menggunakan tongkat bisbol yang ia bawa.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbc5tA6tJhE
“Hitomi! Keluarlah! Lacur aku tahu kau ada di sini! Berikan Anri padaku!” seru Roy sambil menghancurkan apa pun yang ada di jalannya menggunakan tongkat bisbol yang ia bawa.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlrFULQxbqh
Brak! Prang! Bruk!
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1S6lo2LCAT
Roy kembali mendobrak pintu menggunakan kakinya, ia menyusur setiap ruangan di klinik itu, namun tak menemukan siapa pun di sana. Klinik tersebut dalam sekejap telah berubah menjadi kapal pecah karena amukan Roy yang mulai kehilangan kontrol atas emosinya, setelah mencari tiap sudut ruangan sampailah Roy di depan pintu masuk ruang bawah tanah di mana handuk Anri tergeletak di sana.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ41zHFj7f00
“Anri! Anri! Sudah kuduga kau ada di sini” gumam Roy sambil mengendus aroma handuk yang sengaja di tinggalkan itu.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQuWhrPoaOX
Tanpa ragu, Roy pun masuk ke ruang bawah tanah untuk mencari Anri, ia terus memanggil-manggil nama Anri berharap ia menyahutnya. Roy mengecek satu persatu ruangan di ruang bawah tanah itu, hingga sampai lah ia di laboratorium tempat ia mencuri obat ajaib yang menyembuhkan penyakitnya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJO4QDMpASr
“Anri!” panggil Roy pada sosok Anri yang tengah duduk di atas kursi dengan sebuah tank top.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRatKcBdrbJ
Bruuk!
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Ny7t0mm1a
“Arrghh!” pekik Roy saat sebuah benda tumpul menghantam tengkuknya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj6J0gwtuvL
Cepat-cepat Roy membalas serangan tersebut dengan menyibakkan tongkat bisbol di tangannya hingga menghantam lengan pria yang menyerangnya. Roy melangkah mundur sambil matanya memastikan sosok yang menyerangnya, ia menggenggam erat tongkat bisbol di tangannya setelah tahu kalau orang tersebut adalah, Megumi.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSH98CqJYEf
“Roy! Pergilah! Jangan dekati istriku!” bentak Megumi penuh kemarahan, sambil menggenggam linggis di tangan kirinya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7Y2vtCSBLd
“Megumi…. kenapa kau bisa sadar! Oh! Jadi kau yang mencuri Anri dariku! Tak bisa dimaafkan, Megumi!” seru Roy sambil menerjang Megumi dengan tongkat bisbol di tangannya.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTv1EZ5U95N
Prank!
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEd1uNmaPui
Dua benda tumpul itu saling beradu, tubuh Megumi terdorong mundur beberapa langkah karena kuatnya serangan yang diberikan Roy. Keduanya lalu saling beradu pukul dengan senjatanya masing-masing, meski membawa linggis Megumi merasa kewalahan saat menghadapi pukulan tongkat bisbol Roy.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVX45NpSJro
Bruuk!
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUtgomfCv6
Sebuah hantaman keras menghantam wajah Megumi saat mereka tengah beradu serangan, kepala Megumi berdengung saat Roy memanfaatkan kesempatan itu untuk mengincar kepalanya yang terbuka. Tiga pukulan beruntun menghantam pundak, tengkorak, dan matanya membuat Megumi tersungkur dengan wajah bengkak.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXXSqyAATuE
Linggis yang dipegang Megumi terjatuh, Roy langsung menindihnya dengan tubuhnya, dan memukulinya dengan brutal menggunakan tongkat bisbol yang kini telah retak serta berlumur darah. Megumi menggap-menggap, berusaha mendorong Roy yang tengah memukuli dengan sekuat tenaga.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbugXuAXRuA
“Hentikan! Roy! Berhenti!”
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKdj5WZMYO9
Roy tiba-tiba berhenti, tangannya terangkat dengan mata penuh nafsu membunuh saat Megumi berhasil mendorongnya. Keadaan tiba-tiba berbalik, Megumi balik menghajar Roy yang sama sekali tak memberi perlawanan padanya. Megumi mengambil tongkat bisbol di tangan Roy, dan memukulinya hingga tongkat itu pecah menjadi dua.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfZ0eiJUy5R
“Hentikan! Hentikan! Sudah cukup Megumi! Kumohon Hentikan!” seru Anri yang tiba-tiba telah ada di belakang Megumi, menahan tangannya yang ingin terus memukuli Roy.
870Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMAjwvh9Xe5
