
Megumi mengancingkan kemejanya sambil memandangi Hitomi yang juga tengah berpakaian, Hitomi membasuh seluruh lendir di tubuhnya menggunakan celana dalamnya, dari pantat, dada, hingga memeknya ia lap hingga celana dalamnya menjadi sangat basah. Karena celana dalam itu penuh lendir, dan tak nyaman untuk dipakai lagi—Hitomi langsung saja menggenakan roknya—tanpa memakai celana dalam.
"Hmmm.... Celana dalamku, kamu mau?" tawar Hitomi sambil tersenyum nakal.
Megumi menelan ludah, ia terima celana dalam Hitomi yang basah itu lalu mengendusnya hingga bau sperma dan memek Hitomi memenuhi hidungnya.
"Kau bisa pake itu kalau rindu padaku, tapi jangan sampai istrimu tahu," kata Hitomi sambil mencium bibir Megumi.
Hmmmm.....Emmhhhh
Keduanya berpangutan dengan pakaian lengkap selama 2 menit, sebelum akhirnya Hitomi pergi terlebih dahulu meninggalkan Megumi yang harus menjemput Tuan Shigeo di panti asuhan yang biasa ia kunjungi.
*****
Megumi memacu mobil benz hitamnya dengan perlahan, sambil meremas-remas celana dalam Hitomi untuk memerasnya. Setelah 10 menit Megumi akhirnya tiba di panti asuhan tersebut. Di sana ia melihat Tuan Shigeo sudah menunggunya dengan anak laki-laki yang selalu ia temui. Megumi langsung melajukan mobilnya mendekati Tuan Shigeo, ia berhenti tepat di depan mereka, lalu keluar, dan buru-buru membukakan pintu belakang.
"Megumi, kau sedikit telat hari ini. Apa ada masalah?" tanya Tuan Shigeo.
"Ehmm... anu, maaf aku telat Tuan. Aku harus mengisi bensin dulu," jawab Megumi, asal mencari alasan.
Tuan Shigeo menyipitkan mata menatap Megumi yang seperti habis berolahraga, namun ia tak mengatakan apa pun, dan memilih masuk ke mobilnya. Tuan Shigeo menepuk jok di sampingnya—mempersilahkan anak laki-laki yang bersamanya masuk.
"Bolehkah, Tuan?" ucap anak laki-laki itu rada ragu.
"Masuklah, Rei," kata Tuan Shigeo sembari tersenyum.
Anak laki-laki yang dipanggil Rei itu lalu masuk ke dalam mobil dengan gugup, ia tak tahu cara mengenakan sabuk pengaman sehingga Tuan Shigeo harus membantunya. Setelah keduanya masuk, Tuan Shigeo memerintahkan Megumi untuk mengantar mereka ke sebuah klinik. Tuan Shigeo memberi arahan pada Megumi sehingga mempercepat mereka untuk sampai di tempat tujuannya.
"Megumi, turunlah dan berikan ini pada Doktor di dalam," perintah Tuan Shigeo sambil memberikan secarik kertas pada Megumi.
Megumi mengangguk, dan tanpa membuka isi kertas tersebut—ia langsung berjalan masuk ke dalam klinik kecil itu. Seorang wanita berjas putih yang sedang meminum kopi di meja kasir menyambut kedatangannya, Megumi memberi wanita itu kertas yang Tuan Shigeo berikan, lalu dipersilahkan duduk olehnya.
"Tunggu sebentar, aku akan sebentar lagi," ucap wanita berjas putih itu, sembari masuk ke ruang praktik.
Samar-samar Megumi mendengar beberapa percakapan antara Doktor dan perawat itu, sebelum akhirnya ia kembali dengan seplastik obat-obatan. Wanita itu memberikan seplastik penuh obat-obatan itu untuk Megumi, lalu menyuruhnya untuk mengingat takaran dosis setiap obat dalam plastik itu.
"Kuharap Tuan Shigeo segera sembuh, aku rindu kon—" ucap perawat itu tak menyelesaikan ucapannya, dan malah tersipu sendiri.
"Terima kasih, Nona. Akan kusampaikan semuanya," balas Megumi.
"Kau orang baru ya? Aku baru melihatmu, ngomong-ngomong ke mana si Riku?"
"Riku?"
Megumi kebingungan, lalu ia pun menjelaskan semuanya pada perawat itu, dan setelah pembicaraan singkat Megumi pun tahu nama perawat itu adalah Ruri. Riku adalah supir Tuan Shigeo sebelum dirinya, ia sering datang ke klinik itu untuk sekedar mengecek kesehatan setiap seminggu sekali.
"Aku tak tahu apa pun tentang, pria yang bernama Riku itu. Tapi yang kudengar sebelumnya ia mengundurkan diri karena suatu hal, maaf aku tak bisa membantumu," jelas Megumi.
"Tidak apa-apa, maaf telah menanyaimu hal yang tak kau tahu, dan terima kasih sudah berkunjung," kata Ruri sembari tersenyum.
Megumi balas tersenyum lalu segera kembali ke mobil benz hitamnya, dan memberikan plastik penuh obat itu pada Tuan Shigeo. Setelah memeriksa satu persatu isi plastik itu, Tuan Shigeo menyuruh Megumi untuk kembali ke kediamannya. Sekali lagi, Megumi memacu mobil benz hitam itu menanjak naik turun wilayah pegunungan yang sepi, sebelum mereka pulang—Tuan Shigeo lebih dulu mengembalikan Rei ke panti asuhan tempatnya berada.
"Rei, berikan ini pada Yosuke," kata Tuan Shigeo sembari menyerahkan sebuah plastik hitam pada Rei.
"Akan kusampaikan, terima kasih, Tuan," ucap Rei.
Setelah mengantar Rei, Megumi dan Tuan Shigeo pun kembali ke kediamannya tepat pukul 6 malam, begitu tiba Tuan Shigeo langsung pergi ke kamarnya, sementara Megumi melingak-linguk mencari keberadaan Hitomi. Ketika Megumi tengah mencari keberadaan Hitomi samar-samar ia mendengar suara desahan dari balik ruang cuci, dan betapa terkejutnya Megumi saat mendapati Hitomi tengah ngentot dengan Honda yang mengenjot memeknya dari belakang.
"Ahhh.... Ahhh.... Lebih cepatt..... Ahhh...." Seru Hitomi seakan tak memperdulikan Megumi yang berada di belakangnya.
Plok! Plok! Plok!
Suara benturan kelamin mereka memenuhi ruangan cuci, dan membuat panas telinga Megumi. Ia merasa terkhianati, Hitomi yang ia pikir hanya selingkuh dengannya ternyata malah ngentot dengan pria lain. Dengan penuh amarah, Megumi pergi dari tempat itu sebelum Honda dan Hitomi menyadari keberadaannya.
Megumi langsung cabut menggunakan mobil benz hitamnya tanpa memperdulikan perutnya yang keroncongan, hatinya benar-benar tercabik saat tahu ternyata bukan dirinya satu-satunya teman seks Hitomi. Megumi memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga ia bisa mencapai rumah hanya dalam beberapa menit saja.
"Lonte!" seru Megumi sembari menggebrak stir mobilnya dengan penuh rasa cemburu.
Cepat-cepat Megumi masuk ke dalam rumah, dan tanpa membersihkan diri ia langsung menuju ke kamarnya. Ia tak melihat Anri yang biasanya selalu tidur lebih dulu karena menunggunya, dan semakin marahlah dia. Cepat-cepat Megumi menanggalkan pakaian hingga telanjang bulat, lalu menunggu Anri dari balik pintu.
Sepuluh menit kemudian pintu terbuka, dan sepasang gunung yang membusung milik Anri langsung disergap oleh kedua tangan Megumi. Anri tampak kaget, dan berusaha mendorong tangan Megumi menjauh darinya, sambil berteriak.
"Sayang! Ini aku!" seru Megumi yang menampakkan diri dengan bertelanjang bulat dengan kontol yang sudah berdiri keras.
"Sa-Sayang, apa yang kau lakukan!?" ucap Anri yang takut karena Megumi tiba-tiba muncul tanpa pakaian.
"Sayang ayo kita ngewe!" kata Megumi sembari merangkul Anri dengan tubuh telanjangnya.
Bukannya merasa senang, Anri malah mendorong Megumi menjauh, ia menatap jijik pada Megumi yang terlihat seperti Kanda dan Eiji lalu menamparnya. Tamparan Anri membuat akal sehat Megumi kembali, akhirnya ia sadar tatapan tak nyaman Anri padanya, dan merasa bersalah padanya.
"Sayang.... Maaf," ucap Megumi sembari menunduk, lalu tanpa sepatah kata pun meninggalkan kamar.
1586Please respect copyright.PENANAA9BM2ar11J
1586Please respect copyright.PENANAkcbuS2Ln2L
1586Please respect copyright.PENANAhhQjhg8ZVF
1586Please respect copyright.PENANAeOjjgWGWN2
1586Please respect copyright.PENANAbNN4iK8nnH
1586Please respect copyright.PENANAi2xC6QD01M
1586Please respect copyright.PENANAD5EOLLklSH
1586Please respect copyright.PENANAwojs15rAtj
1586Please respect copyright.PENANAtwGOe288Wy
1586Please respect copyright.PENANAggahErXsCj
1586Please respect copyright.PENANAHP80iTde8W
1586Please respect copyright.PENANAS9FHrM23BP
1586Please respect copyright.PENANAGU65FGUWrN
1586Please respect copyright.PENANA7MoCV7dZnd
1586Please respect copyright.PENANAhO5rFngjef
1586Please respect copyright.PENANAYJWfTk69rT
1586Please respect copyright.PENANALHjPLphxEP
1586Please respect copyright.PENANAM5Tr9NNoWy
1586Please respect copyright.PENANAAy2iSqlWUd
1586Please respect copyright.PENANAr99EVoNG5X
1586Please respect copyright.PENANAGgqlAMd0jA
1586Please respect copyright.PENANAnQpA1JHr8M
1586Please respect copyright.PENANA1yleELtfRZ
1586Please respect copyright.PENANAhvgR3KTA0f
1586Please respect copyright.PENANAH74BNUgEOd
1586Please respect copyright.PENANA1t9I3m7OvP
1586Please respect copyright.PENANARZQAQe3QKr
1586Please respect copyright.PENANA0bjDfVcgsM
1586Please respect copyright.PENANAAtl9v8bLC1
1586Please respect copyright.PENANAnb6scaoKm2
1586Please respect copyright.PENANAF0CJS69hJI
1586Please respect copyright.PENANACjQPSq1C4q
1586Please respect copyright.PENANAjbIYME59Ac
1586Please respect copyright.PENANAZzEiTXPafu
1586Please respect copyright.PENANA8xhxLpIwAd
1586Please respect copyright.PENANAk2vKcB9Rlr
1586Please respect copyright.PENANACJwdKf8krJ
1586Please respect copyright.PENANAMDfWG3UA7T
1586Please respect copyright.PENANAnXcoGMo0Jb
1586Please respect copyright.PENANAQdY77sQyoH
1586Please respect copyright.PENANAuWTCgY31Rt
Setelah Megumi pergi, Anri langsung menangis sambil merangkul diri sendiri menyesali tindakannya. Malam itu pun berlalu tanpa sepatah kata pun di antara pasutri itu, setelah mandi Megumi memilih untuk tidur di sofa sementara Anri terus menangis di dalam kamar tanpa ia ketahui.
ns3.129.217.198da2