Kegelisahan
“Rik.. bangun.. bangun..” ucap Om Heri membangunkanku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIXasS0ZMxQ
“Rik.. cepat siapin mobil.. Tantemu udah mau lahiran..” ucap Om Heri yang membuatku langsung bangkit.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Kv1GlCw0b
Aku melihat jam menunjukkan pukul 11 malam. Aku kemudian segera berganti pakaian dan berlari ke garasi untuk menyiapkan mobil.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4J8DnzCK7R
Setelah mobil siap, aku kemudian berlari ke dalam ikut membantu Om Heri yang sedang memapah Tante Septi yang terlihat menahan sakit karena sudah merasa akan melahirkan. Aku juga mengambil tas yang sudah dipersiapkan berisi pakaian dan meletakkannya di antara sayuran yang sudah tertata di atas mobil pick up.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnDPfmNazY2
Setelah Tante Septi masuk dan duduk di dalam mobil, aku sempat kembali ke rumah untuk mengecek dan mengunci pintu – pintu rumah.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaVCcEBhdlY
“udah Om.. jalan..” ucapku yang berdiri menyempil di antara sayuran – sayuran, karena tidak memungkinkan untuk duduk di depan bertiga.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA7JrujJfzL
Kemudian Om Heri memacu mobil dengan cukup kencang menuju rumah sakit. Sesampainya disana, aku kemudian melompat dan berlari mengambil kursi roda. Setelah membantu Tante Septi duduk, kemudian Om Heri mendorongnya masuk ke dalam. Aku kemudian memarkirkan mobil kemudian menyusul masuk ke dalam.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaX3rAbtMdM
Setelah menyelesaikan pendaftaran, Om Heri kemudian menghampiriku yang sedang duduk di ruang tunggu. Beberapa saat kemudian terdengar panggilan yang ditujukan untuk keluarga ibu Septi. Om Heri bergegas menghampiri petugas yang memanggil tersebut dan setelah berbincang sebentar kemudian Om Heri ikut masuk ke dalam.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡccYwqTrEAe
Gelisah yang aku rasakan selama menunggu proses persalinan, aku juga merasa harap – harap cemas dengan kondisi Tante Septi yang sedang berjuang di dalam sana. Beberapa kali aku sempat keluar rumah sakit untuk sekedar merokok dan menghilangkan kegelisahanku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV3CcrEReOc
Setelah cukup lama menunggu, akhirnya terlihat Om Heri keluar ruangan. Terlihat wajahnya yang berbahagia dengan mata yang berkaca – kaca.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK0cmC6zM6C
“gimana Om..?” tanyaku pada Om Heri saat menghampirinya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfRiSRmlkzJ
“Alhamdulillah lancar Rik.. adikmu cowok..” ucap Om Heri yang kemudian memelukku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6l1jsOlfyb
“Alhamdulillah.. selamat Om.. selamat..” balasku sambil menepuk – nepuk punggungnya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgpLmvXQ3AD
“hufh.. huuhh.. makasih Rik makasih..” ucap Om Heri sambil menghapus air matanya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHl9W2mUwfe
“ayo masuk.. kita lihat adikmu..” ajak Om Heri tersenyum.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB0RIUv3mYM
Aku kemudian tersenyum mengangguk dan berjalan mengikuti Om Heri. Setelah masuk kamar, aku kemudian mengucapkan selamat kepada Tante Septi yang terlihat masih lemah.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlpcM8Q8K2V
Pandanganku kemudian tertuju pada sebuah box bayi yang berada di sebelah Tante Septi. Setelah melihat apa yang ada di dalamnya, sungguh momen yang membahagiakan dan haru saat pertama kali melihat bayi yang baru lahir. Rasa lelah seketika sirna saat melihat wajah mungilnya. Aku yang tersenyum haru saat melihatnya tanpa terasa meneteskan air mata.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBcCcp6HYTm
“siapa Om nama jagoanku ini..?” tanyaku yang masih melihat adik sepupuku ini.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzBOF6ZWwjo
“Alfian.. Alfian Hadi Sanjaya..” jawab Om ku bergetar.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfQzW6KiLkd
Aku melihat Om Heri dengan mata yang berkaca – kaca. Kenapa aku menangis saat mendengar nama yang di ucapkan oleh Om ku? Karena Hadi Sanjaya adalah nama kakekku, kakek yang sangat menyayangiku. Saking sayangnya padaku, hampir setiap hari aku menghabiskan waktu bersama kakekku. Beliau sering mengajakku jalan – jalan dan sampai tidur pun aku sering sama kakek. Sungguh aku merindukan kakekku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCh1dEWrzzq
Aku yang masih terharu jadi teringat akan sosok kakekku. Aku yang merasa sangat kehilangan saat kakekku meninggal, aku yang berkali – kali menangis sampai harus ditenangkan oleh Bundaku. Dan sekarang di depanku adalah salah satu keturunannya, semoga dia juga mewarisi kehebatan kakeknya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdPgZ2Gwlwv
Malam semakin larut, kebahagiaan yang kami rasakan dengan kehadiran anggota baru di keluarga kami dan kebahagiaan yang tentu dirasakan juga oleh yang lain.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIjEB27EyTO
Om Heri sempat memberi kabar lewat pesan pada Ayahku dan Tante Hilda, karena kalau telepon pasti akan mengganggu jam istirahat dan sekarang kulihat jam menunjukkan pukul 2 pagi.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcFxkaUzmN1
“Rik.. kamu tunggu sini dulu ya.. aku mau ke pasar, mau pamit dulu kalau besok libur sekalian kasih kabar ke ibu mertuaku..” ucap Om Heri saat kami sedang duduk.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjtMzXsMrf2
“Om aja yang tunggu sini, biar aku aja yang kepasar. Lagian gak usah libur juga gak papa Om.. kasihan nanti petani – petani yang nganter sayuran ke rumah, sama pedagang di pasar yang nunggu sayuran kita..” balasku panjang lebar menjelaskan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCP6BVjfaJc
“terus kamu sendirian donk..?” ucap Om Heri yang terlihat ragu.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8wb6jnggkl
“Om kira aku gak mampu..?” jawabku sinis.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAiMfbyrBgS
“hehehe… kalau kamu pingsan gimana..?” ucapnya mengejekku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgU03bX9OED
“gak bakal.. aku udah terbiasa” jawabku santai.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG3s7ccxO17
“baguslah.. biar lebih kuat dan gak lemah lagi..” balasnya terkekeh.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDGmw6BisPV
“hmm..” balasku yang malas menanggapinya lagi.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxkp6f0y8YG
Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 pagi. Aku kemudian pamit pada Om ku untuk mengantar sayur ke pasar. Karena aku yang mau mengabarkan ke mertua Om Heri juga, maka aku putuskan untuk berangkat lebih awal.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWxYdtdSL98
Setelah sampai pasar, aku langsung mengantarkan sayuran ke pedagang – pedagang disana. Karena sudah setiap hari melakukannya, aku jadi tidak kesulitan walau melakukannya sendiri. Saat mengantar sayuran, beberapa pedagang sempat bertanya padaku kenapa aku mengantar sendirian. Aku memberitahukan bahwa Om Heri sedang menunggu istrinya yang baru lahiran di rumah sakit. Terlihat wajah sumringah mereka saat mengetahui anak Om Heri sudah lahir.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvTyxP9wsLj
Setelah selesai mengantarkan sayuran, aku mulai merasa sedikit mengantuk karena semalaman tidak tidur. Aku kemudian berjalan mencari warung untuk ngopi sebentar, sekalian tanya rumah mertuanya Om Heri. Dari kejauhan, aku melihat Mang Karjo salah satu penarik becak di pasar sedang duduk sambil ngopi, aku kemudian menghampiri warung tersebut.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi6mhuHthjb
“pak kopi satu ya.. gulanya dikit aja..” ucapku pada penjual
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk6oFdjsQ7e
“siap mas..” balasnya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgZ6bkgxzYI
“eh Rik.. sendirian aja..” sapa Mang Karjo setelah melihatku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT3HD7sBYTA
“iya Mang.. hehe..” balasku sambil duduk.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ03MGg0YEix

“Mang.. tau rumah mertuanya Om Heri gak..?” tanyaku pada Mang Karjo.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOjKJAoFufy
“tau.. emangnya kenapa..?” jawab Mang Karjo.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkZ7ltXdfbP
“mau kasih kabar kalau cucunya sudah lahir..” balasku kemudian.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbG8ZtJV1E8
“eh beneran.. Septi udah lahiran..? Cowok apa cewek anaknya..?” tanya Mang Karjo yang terlihat antusias.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNvEK5T3O6C
“cowok mang..” balasku sambil menyeruput kopi.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGmEOzxAnD8
“Alhamdulillah… akhirnya Bang Heri punya anak..” ucap Mang Karjo yang terlihat bahagia.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK358S02wKl
“dimana Mang rumah mertuanya..” tanyaku lagi pada Mang Karjo.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcMRGcG8ZPS
“udah.. biar aku aja nanti yang kasih kabar, sekalian aku ngasih kabar ke yang lain..” balas Mang Karjo tersenyum.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1p0Ht8X36k
“wah.. makasih Mang kalau gitu..” ucapku berterima kasih.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLAH6QTPiU
“halah.. santai aja Rik.. rumahnya juga deket kok sama rumahku..” balas Mang Karjo menjelaskan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk1zjRU4811
Setelah ngobrol – ngobrol kemudian aku pamit untuk pulang.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYsSRygJiZ5
Sesampainya di rumah, aku segera mandi dan bersiap berangkat sekolah. Aku berangkat ke sekolah menggunakan motor Om Heri, karena Om Heri yang masih menunggu di rumah sakit, jadi jelas motornya nganggur gak dipakai.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRGcNYctqol
Aku mengikuti pelajaran sekolah seperti biasa sampai kegiatan belajar mengajar usai. Saat pulang aku sempat mampir sebentar ke rumah sakit kemudian pulang ke rumah menunggu petani – petani yang mengantar sayuran.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqm6pYeEN82
***
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9hwyXIzcFR
Pagi harinya, aku berangkat sendiri lagi ke pasar mengantar sayuran. Setelah selesai mengantar ke pedagang – pedagang, aku kemudian ke warung kopi yang kemarin dan kulihat Mang Karjo yang sudah duduk disana.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡidj2vs3Nmm
“gimana Rik.. kira – kira udah bisa pulang kapan..?” tanya Mang Karjo menanyakan tentang kepulangan adik bayi dari rumah sakit.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzY2SfrcgJo
“hari ini kayaknya udah bisa pulang Mang..” jawabku pada Mang Karjo.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrFLF3C3JII
“cocok.. pas malam minggu.. nanti kita mau ramai – ramai nengokin bayi..” ucap Mang Karjo yang terlihat bersemangat.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡExXJW7LsCX
Aku hanya tersenyum melihat Mang Karjo yang sangat bersemangat.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDUHtT8vILi
“Mang.. boleh tanya sesuatu..?” tanyaku pada Mang Karjo.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWLLtFRVfH6
“iya Rik.. tanya apa..?” jawabnya sambil membakar rokok.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡloxHCc3vUe
“hmm..” aku yang bingung mau memulainya dari mana.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXlbotomOoe
“tanya tentang Om mu ya?” ucap Mang Karjo yang seperti mengerti kebingunganku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0G2oPmcgGV
“iya.. Mang..” jawabku tersenyum.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoPJIAmgt1K
“apa yang buat kamu bingung..?” tanya Mang Karjo tersenyum.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTk7ft9Nuf
“hmm.. jadi gini Mang.. kok aku merasa setiap bertemu orang – orang yang di pasar, mereka terlihat menghormati dan segan pada Om Heri. Dan selama 2 hari ini aku kesini sendiri, setiap orang yang kutemui selalu menanyakan tentang Om Heri termasuk Mang Karjo juga..” ucapku menjelaskan rasa penasaranku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0SfIHP3waY
Kulihat Mang Karjo hanya tersenyum, kemudian dia meminum kopinya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Gwous5q6b
“jadi gini Rik..” ucap Mang Karjo yang akan mulai bercerita.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKOJn000GGK
“dulu, Bang Heri itu bisa dibilang penguasa di tempat ini. Mulai dari pasar sampai ke ujung jalan sana..” jelas Mang Karjo dengan menunjuk ke arah ujung jalan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ2FuAUcwNh
“walau dia penguasa atau bisa dibilang preman, tapi Bang Heri tidak pernah meminta jatah preman kepada kami, karena Bang Heri disini juga bekerja sebagai tukang parkir. Selain itu, Bang Heri juga menjaga keamanan tempat ini yang membuat kami merasa aman dan nyaman. Hal itu yang membuat kami merasa segan pada Bang Heri” ucap Mang Karjo bercerita.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN3R2x48Jpr
Aku dengan seksama mendengarkan cerita dari Mang Karjo yang bagiku sungguh sangat menarik. Setelah membakar rokok, Mang Karjo melanjutkan ceritanya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5JqTuv1Az
“pernah suatu ketika ada kelompok yang mau mengambil alih tempat ini, Bang Heri dan teman – temannya yang kemudian melawan kelompok itu. Penyerangan terjadi tidak hanya sekali, dan semuanya bisa dilawan sampai akhirnya mereka tidak berani untuk datang lagi” ucap Mang Karjo bercerita.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0ZMoYdpl6I
“Om mu itu baik dan terlihat senang bercanda Rik, tapi kalau sudah diganggu.. hmm luar biasa ngeri Rik.. pernah suatu ketika ada dua orang sedang mabuk yang memalak pembeli disini, dan Om mu yang melihat itu langsung menghajar dua orang itu tanpa ampun. Yang satu orang gigi atasnya sampai rontok, dan orang satunya tangannya patah. Kami ya melihat kejadian itu tidak berani melerai, padahal saat kejadian juga ada polisi yang kebetulan sedang melintas” ucap Mang Karjo yang menceritakan tentang Om Heri.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Szj75d94V
Wah.. ngeri juga ternyata Om ku ini, aku sendiri sampai gak nyangka. Dibalik sikapnya yang santai, suka bercanda dan terkesan selengekan, ternyata dulunya adalah preman pasar yang sangat disegani.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEqRzRUXn5x
“Bang Heri itu mulai berubah saat dia mulai mengenal seorang gadis. Gadis itu adalah anak dari salah satu pedagang sayuran disini, namanya Yu Darmi dan nama anaknya Septi. Perlahan tapi pasti, Bang Heri mulai meninggalkan dunia yang penuh kekerasan. Setelah menikah, Bang Heri sudah berhenti total dan beralih menjadi pemasok sayuran” ucap Mang Karjo bercerita dan aku hanya manggut – manggut.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBs2z6enISK
“terus kenapa kami sangat menghormati Bang Heri..? Karena saat Bang Heri memutuskan untuk berhenti, kami yang hidupnya tergantung dari pasar jadi gelisah dan sempat takut apabila ada penguasa baru yang mengambil alih tempat ini. Ternyata dugaan kami salah, walau Bang Heri sudah berhenti tetap tidak ada yang berani mengganggu tempat ini, karena Bang Heri memasok sayurannya juga disini” ucap Mang Karjo menjelaskan panjang lebar.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdrZgTmRa4W
Aku hanya manggut – manggut mendengar cerita dari Mang Karjo tentang kisah masa lalu dari Om Heri. Ternyata dibalik sifat santainya, tersimpan kisah kehidupan yang keras. Aku yang terlalu asik mendengarkan cerita Mang Karjo sampai tak sadar kalau hari sudah mulai terang, yang tandanya aku harus segera pulang untuk bersiap berangkat sekolah.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt6RAcg7q3R
Setelah berpamitan dengan Mang Karjo, aku segera memacu mobil pick up milik Om Heri untuk segera sampai rumah. Setelah mandi dan bersiap, aku berangkat ke sekolah menggunakan motor Om Heri lagi.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHFsfpTbYcB
Saat di sekolah aku tidak terlalu fokus mengikuti pelajaran, di samping aku yang merasa agak ngantuk karena semalaman tidurku gak nyenyak, juga karena aku memikirkan untuk persiapan di rumah nanti. Persiapan untuk menyambut tamu – tamu yang akan datang menengok bayi. Teringat kata Mang Karjo tadi pagi yang akan datang ramai – ramai.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzDccbN99Uv
Saat kegiatan belajar mengajar usai, aku langsung bergegas untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku dikejutkan karena sudah ada sebuah mobil yang terparkir di halaman rumah.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoffylad8nP
“wah.. udah ada tamu aja nih siang – siang” batinku saat memarkirkan motor.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvzgOnaejCi
Karena ada tamu, maka aku berputar lewat pintu samping untuk masuk ke rumah. Saat sampai di teras samping, aku melihat seorang gadis yang sedang duduk dengan wajah yang menunduk di bangku teras samping. Begitu aku sudah dekat, kemudian gadis itu melihatku dengan tersenyum manis.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYsz5hvRfOX
“lhoh Dek..” ucapku yang kaget karena gadis itu adalah adikku Riska.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuoyBu3QGcm

“hai Kak..” balasnya tersenyum yang kemudian salim padaku dan memelukku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaW9kCTR3Wo
“kapan datang? Sama siapa? Trus naek apa? Itu mobil siapa?” tanyaku yang mengelus rambut adikku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoFTO0IYSch
“ihh… Kakak… banyak amat tanyanya… kenapa gak kabar dulu sih yang ditanyain..” balas adikku cemberut membuatnya terlihat gemesin banget.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT2bTvYxKCw
“hehehe… maaf.. maaf..” balasku sambil memencet hidungnya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnV9ffabx0i
“Kakak udah pulang..” tiba – tiba suara mengagetkan muncul dari pintu.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwnZOEkuq0G
“eh.. Bunda..” ucapku yang melihat Bundaku tersenyum.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLO5bCVN1AX

Aku menghampiri Bundaku kemudian salim dan memeluknya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1N68ccOQTn
“Kakak kok jadi kelihatan agak item..” ucap Bundaku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2tE7icEuIX
“gak papa Bun.. biar kelihatan lebih macho.. hehehe..” balasku terkekeh.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmdUu8QnXzC
“macho apaan.. yang bener tuh jadi dekil..” sahut adikku mencibir.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3bzxnZbrd
“biarin.. weekk…” balasku memeletkan lidah pada Riska adikku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdLZSCkD4Wg
“ihhh… Bunda.. Kak Riki itu lhoo..” rengek adikku yang merasa tidak terima.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdgVX2LQM94
“adiknya jangan digodain terus nak.. nanti nangis lho..” tiba – tiba terdengar suara Ayahku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFstBZJLzE

“Yah..” ucapku yang kemudian salim dan memeluknya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAn6a2h3M2s
“Ayahhhh…. ihhh…” terdengar suara Riska yang merajuk.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3VIF2Wzhf1
“udah.. udah.. ini Ayah sama Kakak sukanya godain Adek terus..” ucap Bundaku menengahi yang kemudian memeluk Riska.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwKJzJdQT65
“hahaha…” aku dan Ayahku yang hanya tertawa melihat adikku ngambek.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX9njo5ZfXL
Kemudian kami bersama – sama masuk ke dalam. Setelah berganti pakaian, kemudian aku, Ayah dan Om Heri makan siang bersama. Sedangkan Bunda dan Riska menemani Tante Septi dan dedek bayi di kamar.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1YysSoaeXw
“gimana nak kabarnya..?” tanya Ayahku saat kami masih di meja makan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ234eOxy3uc
“baik yah..” jawabku senang karena bisa berkumpul dengan Ayahku lagi.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvF7qZHke1
“syukurlah.. katanya sekarang kamu bantuin Heri di pasar ya..” ucap Ayahku kemudian.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhY3RZEONJ9
“iya Yah.. cuma bantu – bantu aja kok.. sekalian jagain Om Heri biar gak godain cewek disana..” balasku menggoda.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡriJkoQQrTK
“uhukk.. uhukk.. kurang ajar..!!” ucap Om Heri sambil melotot.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc4B4ZTipmG
“hahaha.. pelan – pelan Om.. sendoknya jangan dimakan juga..” ucapku puas bisa mengerjai Om Heri.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIXmuaG4PWN
Kulihat dia hanya melirikku tak berani membalas. Mungkin karena ada Ayahku jadi dia merasa sungkan. Aku yang melihat ekspresi Om Heri geram karena tidak bisa membalasku membuatku tersenyum lebar tanda kemenangan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdGENyuqZAN
Setelah selesai makan, kemudian aku, Ayah dan Om Heri pindah ke halaman belakang. Setelah duduk kemudian mereka mengeluarkan rokoknya masing – masing dan membakarnya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLpGzzkiuL
Setelah membakar rokoknya, Om Heri sengaja meletakkan rokok dan koreknya di meja dekatku. Aku yakin dia sengaja melakukannya karena ingin membalasku. Aku yang meliriknya hanya dibalas dengan tersenyum mengejek darinya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ27OCNiNHgT
“kamu mau merokok nak..?” tanya Ayahku tiba – tiba.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOcnuJxJg6B
“enggak Yah..” balasku salah tingkah.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtEWmIQaqVe
Ayahku sebenarnya tau kalau aku juga sering merokok, tapi aku melakukannya kalau sedang di luar rumah. Aku tidak pernah melakukannya di depan Ayahku, apalagi di depan Bundaku. Bisa dimarahin habis – habisan nanti aku, “masih SMA aja udah berani merokok”. Begitulah omelan Bundaku saat dulu pernah ketahuan merokok sama teman – temanku di dekat rumah.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡug0elNTRxH
Aku yang dari tadi hanya duduk melihat Ayahku dan Om Heri yang sedang merokok, membuat mulutku terasa kecut ingin merokok juga. Terlihat Om Heri dengan sengaja mengejekku, dari cara merokoknya yang sengaja dipamer – pamerkan dan saat mengebulkan asap yang diarahkan padaku. Kalian pernah dengar istilah “Mbak Endang lungguh mekokok, bar madang enake ngrokok” (Mbak Endang duduk ngangkang, setelah makan enaknya merokok), itulah yang sedang aku alami saat ini, habis makan tapi gak bisa merokok. Kecut.. kecut..
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxt4V9ZR0ji
“Ayah.. udah merokoknya.. sekarang anterin Bunda pergi..!” ucap Bundaku di dekat pintu.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvwTrDoT38y
“mau kemana Bun..?” tanyaku pada Bundaku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb8l1sTqALN
“mau beli makanan kalau nanti ada tamu.. sama beli oleh – oleh juga, takutnya besok gak sempat..” balas Bundaku menjelaskan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp8JUnpjqtZ
“ayo Riki antar aja..” ucapku yang emang pengen pergi karena males lihat Om Heri yang dari tadi ngebal – ngebul mengejekku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1mpxUBmCcg
“gak bisa kalau naik motor Kak.. Riska juga mau ikut..” balas Bundaku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWTCj4sE1WH
“ya naik mobil Bun.. sini Yah pinjam mobilnya..” ucapku yang meminta kunci pada Ayahku dan Ayahku hanya terlihat bengong saja. Mungkin beliau berfikir kalau aku belum bisa menyetir mobil.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEAMmh1HGzs
Setelah Ayahku menyerahkan kunci, kemudian aku mengajak Bundaku untuk segera berangkat. Saat berjalan menuju mobil, kudengar Riska yang berbisik pada Bundaku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhij9rPZzOr
“Bun.. emang Kakak udah bisa nyetir..?” tanya adikku yang berbisik pada Bundaku dan Bundaku hanya menyuruh Adikku untuk diam saja.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡynx1HTVRFA
Setelah naik mobil, aku kemudian menjalankan mobil menuju tempat jualan jajanan pasar.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEBYgGQMgPI
“Kakak sejak kapan udah bisa nyetir..?” tanya Bundaku saat di perjalanan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9uIHanNtQo
“ya udah sebulanan lebih Bun.. di ajari Om Heri..” jawabku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1zaGq2EV6e
“oh..” balas Bundaku yang masih kaget karena baru tau kalau aku udah bisa nyetir mobil.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnVMGLO3tQL
Setelah perjalanan beberapa menit kemudian sampailah kami pada tempat yang berjualan jajanan pasar. Saat Bunda dan Riska sedang sibuk memilih jajanan yang mau dibeli, aku mencuri – curi kesempatan untuk merokok dengan jongkok dan bersembuyi di balik mobil.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJHqh5tOA3s
‘hufh… akhirnya bisa ngebul juga..” batinku saat menghembuskan asap rokok.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgz0MRQN4Je
Lagi asik – asiknya menikmati rokokku tiba – tiba Riska muncul berdiri di sampingku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwqD54D25FX
“ohh… disini rupanya.. cepet bukain bagasi..!” ucap adikku yang terlihat menenteng tas plastik di tangan kanan dan kirinya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0QS448z2Ir
Aku segera membuang rokokku dan bergegas membukakan bagasi. Adikku sebenarnya tau kalau aku sering merokok, dia juga tidak pernah melarangku. Tapi saat kepergok olehnya, dia selalu menjadikannya sebagai senjata untuk meminta ini itu padaku, sebagai gantinya dia tidak mengadu pada Bundaku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG4pscsFoQw
“Dek.. jangan bilang Bunda ya..” ucapku memelas.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ugVHXqbZE
“lihat aja nanti..” balasnya tersenyum licik kemudian berlalu pergi ke tempat jualan lagi.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX6bVrDexWC
Tak berapa lama Bundaku dan Riska sudah kembali menuju mobil. Setelah menaruh jajanan yang dibeli kemudian kami masuk mobil dan pergi meninggalkan tempat tersebut.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2OF4Q4Pnyu
“kemana lagi Bun..?” tanyaku saat mobil sudah berjalan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqxe963dRht
“cari oleh – oleh dulu ya buat orang – orang rumah..” jawab Bundaku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqyd0M2fLBd
“Bun..” panggil Riska yang duduk di tengah.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMAaqKvhleb
“kenapa Dek..?” balas Bundaku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGUY6wO7g6L
Kulirik dari kaca spion tengah terlihat Riska yang tersenyum menggoda. Awas aja kalau sampai dia mengadu ke Bunda kalau aku habis merokok.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3MPJE80EfB
“hmm.. gak jadi kok Bun.. hehehe” ucap Riska terkekeh.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO0o42Utrmd
Wah… kalau udah begini, pasti ada maunya ini anak.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡawVF6jIXVA
Setelah sampai di tempat oleh – oleh, Bunda membeli beberapa oleh – oleh yang nantinya dibagikan ke orang – orang rumah. Setelah selesai kami segera pulang ke rumah karena hari sudah semakin gelap.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxOEcZF4JCw
Setelah habis maghrib tamu – tamu mulai berdatangan, mereka silih berganti untuk mengucapkan selamat dan ingin melihat dedek bayi. Mulai dari tetangga – tetangga yang dekat sampai yang jauh juga. Yang tidak aku sangka, kepala sekolahku pak Saiman juga sempat datang bersama istrinya untuk melihat dedek bayi.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhHWIp6Lffq
Saat jam menunjukkan sekitar pukul 8 malam, datang rombongan dengan menggunakan beberapa mobil. Setelah melihat siapa saja yang turun, ternyata mereka adalah rombongan dari pasar karena sebagian besar aku mengenalnya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2bqAQ0Q1dh
Kemudian rombongan masuk dan menyalami kami. Aku sempat dikenalkan pada Bu Darmi, ibunya Tante Septi yang ternyata ikut di rombongan tersebut.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1hmDy0JIoC
“mas Herman..” ucap Mang Karjo yang kemudian menyalami Ayahku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88SajyDXmd
“wei.. kamu Jo..” balas Ayahku menyalami Mang Karjo.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR3XiM7b6Hw
Terlihat para tukang parkir dan tukang becak di pasar yang bergantian menyalami Ayahku. Yang membuatku heran, ternyata mereka semua kenal sama Ayahku. Terutama Mang Karjo yang terlihat akrab dengan Ayahku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0KoKDHp9bO
Hari semakin malam dan para tamu juga terlihat sudah puas bercengkrama dengan keluargaku, sekitar pukul 9 malam para tamu ijin untuk pamit. Bu Darmi sempat disuruh untuk tetap tinggal, tapi beliau menolak karena nanti malah merepotkan kami dan harus mengantarkan pulang, juga karena keterbatasan kamar di rumah ini yang membuat beliau memutuskan untuk ikut pulang bersama rombongan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO9HFf01u1v
“nak.. pagi nanti kamu nganter sayur ke pasar..?” tanya Ayahku saat para tamu sudah pergi.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLfQOvO8Sb
“hmm.. iya Yah..” jawabku yang agak malu.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLJ1BoemwI
“nanti Ayah ikut ya..” balas Ayahku yang membuatku kaget.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl9NrrEStoL
“eh.. tapi Yah..” ucapku terpotong.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBhnnPOd6SL
“udah gak papa… biar Heri dirumah jagain Septi..” balas Ayahku tenang.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWABzcxHXnZ
Ah.. bukan masalah Om Heri yang mau ikut apa enggak, tapi aku yang malu sama Ayahku. Waktu di rumah aku gak pernah bantu – bantu orang tua, kerjaanku hanya pergi main terus. Pekerjaan Ayahku aja gak pernah aku tengok apalagi bantuin, ini malah sekarang aku mengerjakan pekerjaan Om Heri.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCQkyrPjJsD
“udah nak gak usah malu.. Ayah senang kok dengan apa yang kamu lakukan..” ucap Ayahku tersenyum.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEBykhSHN1b
“iya Yah..” balasku malu.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZeN6yIAcPG
“ya udah sekarang kita istirahat.. biar nanti gak telat..” ajak Ayahku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOQEhDWTpvt
Kemudian aku ke ruang tengah depan tv dan tidur disana bersama Ayahku, karena di rumah ini hanya ada dua kamar. Satu kamar yang sudah dipakai Tante Septi dan kamarku yang dipakai Bunda sama Riska.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzas7F2nQj9
***
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxutjfstjuZ
Pagi harinya jam 3 aku sudah berangkat ke pasar bersama Ayahku. Sampai disana Ayah sempat mau membantuku mengangkat sayuran.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2tHiCcDXuf
“gak usah Yah.. Ayah tunggu aja disana… gak lama kok ini..” ucapku yang menunjuk warung kopi tempat Mang Karjo duduk.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoevfuaLo6b
“ya udah nak.. Ayah tunggu aja disana..” balas Ayahku yang kemudian berjalan menuju warung kopi.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk8SLwOFSmd
Aku mengantarkan sayuran ke pedagang dengan cepat karena isi muatannya tidak terlalu banyak. Hal itu karena beberapa petani sayur yang masih tetangga dengan Om Heri tidak menyetor sayurannya kemarin sore. Petani yang dari jauh terlanjur datang menyetor sayuran karena tidak tau kalau istri Om Heri habis lahiran. Om Heri yang tak tega karena sudah jauh – jauh mengantar akhirnya tetap menerimanya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0RCABGrdJ
Aku yang sudah selesai mengantar sayuran kemudian menghampiri Ayahku yang sedang asik mengobrol dengan Mang Karjo.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8yaCbKhotp
“udah Yah..” ucapku pada Ayahku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡML8acyKS0h
“oh udah selesai.. ya udah yuk pulang.. kami balik dulu ya Jo..” ucap Ayahku berpamitan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTaO7NYI219
“iya mas.. hati – hati dijalan..” balas Mang Karjo.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvflOFe2ROi
Aku yang kemudian juga pamit pada Mang Karjo bergegas meninggalkan pasar. Saat diperjalanan pulang aku dan Ayahku hanya mengobrol ringan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ73e79Qom3N
“nak.. besok ijin sekolah ya.. besok temani Ayah pergi..” ucap Ayahku di sela obrolan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHdwHxXwdy5
“iya Yah..” balasku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnVEtXkCKZz
“tumben Ayah nyuruh aku gak masuk sekolah, pasti ada hal penting ini” batinku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjgm4BqPtqB
Setelah sampai rumah aku kemudian bergegas ganti pakaian dan memakai sepatu. Karena ini hari minggu, aku tak ingin melewatkan untuk tidak datang ke alun – alun.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9J0dRRb5H2
“mau kemana Kak..” tanya Riska yang melihatku sedang memakai sepatu.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡax3ODBxy33
“ke alun – alun mau olah raga..” jawabku yang agak tergesa – gesa.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡojhNN0rtyW
“ikut..” balas Riska yang membuatku kaget.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS7rGyZ9hbq
“udah gak usah.. “ jawabku menolaknya karena aku mau ketemu sama Dini disana.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ROqc48ZQ0
“pokoknya ikut… kalau enggak…” ucap Riska memaksa sambil memainkan alisnya. Aku tau dia mengancamku, kalau tidak diperbolehkan ikut mau melaporkanku pada Bunda karena merokok.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu2WslQzm3a
“arghh.. ya udah ayok buruan..” balasku yang akhirnya mengalah.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNLnBXFGvSa
“hehehe…” tawa adikku yang kemudian masuk ke dalam.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd6YaieeL8j
Ah.. lama amat kalau cewek dandan tuh.. bisa – bisa aku kesiangan ini, takutnya gak ketemu Dini nanti disana.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyuudZTZ0iM
“Dek… lama amat…” teriakku yang udah mulai gak sabaran.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC8RMUOE3iN
“iya.. iya.. sabar..” balas Riska kemudian menyusulku keluar.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGC1o8fLVJ5
“mau olah raga aja pake dandan segala..” gerutuku yang sudah naik di atas motor.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4DpncI17Qs
“yee.. namanya juga cewek.. harus cantik donk..” balasnya yang gak mau kalah.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡty2pxMPbYP
“udah cepetan naik..” ucapku geram.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrQEA3yyLZT
“hihihi… Kakak lucu deh kalau lagi cemberut gini..” balas Riska yang kemudian naik memboncengku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0kRZReXYHC
Aku segera memacu motor mengarah ke alun – alun. Aku yang merasa udah kesiangan jadi khawatir kalau Dini menungguku terlalu lama.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMKE416y6jp
Sesampainya disana aku menuju ke tempat biasa aku menunggu dan duduk disana. Setelah menunggu beberapa lama aku mulai merasa gelisah karena tidak terlihat tanda – tanda Dini dan yang lain akan datang. Apa jangan – jangan aku yang kesiangan jadi mereka sudah pulang?
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjEBO41v16R
“Kak.. ngapain sih kita disini..?” tanya Riska yang terlihat mulai bosan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7hRU1DG51P
“istirahat bentar..” balasku yang masih menunggu.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLVjej5yhmp
“olahraga aja belum kok istirahat.. udah ayok pergi aja..” ucap Riska yang berdiri dan menarik – narikku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkzOFt3y7gJ
“sabar Dek.. bentar lagi..” balasku yang masih berharap.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNkgI3tLS8S
“ihh… ayo berdiri gak… kalau gak nanti aku…” ucap Riska terpotong.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Z57xCQrjV
“iya.. iya.. dasar tukang ngadu..” balasku yang kemudian berdiri dan mengikuti Riska.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJWT0p6nUDy
“hihihi..” Riksa yang terkikik sambil menggandeng lenganku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ26ekANMY1j
Riska mengajakku sarapan di warung soto dekat stasiun. Aku yang menyanggupinya karena dia memintanya disertai sedikit ancaman. Aku dan adikku berjalan bersama menuju ke tempat motor terparkir sambil sesekali aku menoleh melihat kebelakang, berharap siapa tau Dini atau yang lain datang. Tapi saat melihat tempat biasa kami bertemu itu kosong, sungguh terasa sedih hati ini.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgpM2LDzKHm
“maaf Din, mungkin karena aku yang datang kesiangan jadi kamu sudah pulang” batinku sedih.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSPos3LSLmW
Aku memacu motorku menuju warung soto yang diminta oleh Riska. Saat sedang makan dengan adikku, aku sedikit terkejut karena melihat seseorang yang aku kenal dan dia melihatku dengan tatapan tajam.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmPv83P0SK9
Pov Dini
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe7sZ6mZl2s
Hatiku yang senang menyambut minggu pagi yang cerah ini karena aku akan bertemu dengan Riki hanya berdua saja. Monic yang kemarin sempat ku ajak ternyata mau pergi dengan mamahnya, sedangkan Nisa ada acara dengan keluarganya. Aku pura – pura merasa sedih karena mereka tidak bisa ikut ke alun – alun, padahal dalam hati aku gembira karena bisa berduaan dengan Riki.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwaGvKDrvnP
Aku pergi ke alun – alun di antar oleh pak Rahmat, sopir keluargaku. Sesampainya disana, aku belum melihat kehadiran Riki di tempat biasa dia menunggu. Akhirnya aku putuskan untuk menunggunya datang dan tetap di dalam mobil.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd1ebUecmpe
Setelah menunggu cukup lama, aku melihat Riki yang datang menuju tempat biasa dia menunggu. Tapi yang membuatku jengkel, dia datang tidak sendiri melainkan datang bersama seorang cewek. Aku jadi makin sebel karena Riki yang datangnya udah kesiangan, ditambah lagi saat mereka jalan pakai gandeng – gandengan tangan. Jujur aku merasa cemburu waktu melihatnya, tapi aku sadar kalau aku bukan siapa – siapanya juga.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW3vNphCRp7
Aku yang masih di dalam mobil terus memperhatikan mereka. Riki mungkin tidak sadar kalau aku dari tadi memperhatikannya, karena aku yakin Riki tidak mengenali mobil yang sekarang aku pakai. Mobil yang biasa dipakai untuk mengantarku lagi dipakai sama Kakakku, jadi aku di antar oleh pak Rahmat pakai mobil lain.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5KfSRASJe9
Semakin lama aku melihat mereka, aku merasa semakin jengkel, sedih dan kecewa. Sedih karena mereka terlihat akrab dan mesra, kecewa karena ternyata Riki cuma memainkan perasaanku. Kemarin dia bilang nyaman sama aku, sekarang dia jalan sama cewek lain.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡULceip6kKb
“pak.. kita pulang aja..” ucapku pada pak Rahmat dengan kesal.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbKJl5hQRup
“kenapa Non? Temennya gak datang ya..?” tanya pak Rahmat heran.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLQia9NbRLT
“iya pak.. udah kita pulang aja..” balasku berbohong dan menyuruh pak Rahmat untuk segera jalan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8hA1Ee5Xkw
“baik Non..” balas pak Rahmat yang kemudian menjalankan mobil.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuj5HSCW3WK
Selama perjalanan aku yang merasa sedih hanya bisa merenung. Aku yang gak pernah dekat sama cowok sekalinya dekat malah dia udah punya pacar. Aku yang sudah terlanjur suka merasa sedih dan kecewa. Tapi aku bisa apa? Mau melabrak cewek itu terus marah – marah sama dia? Emang aku inj siapa, pacarnya aja bukan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyzg6IXUCIe
Sampai rumah aku malas mau ngapa – ngapain, akhirnya aku memilih tidur untuk menenangkan diri.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmzYumCbtRy
“Din.. Dini..” terdengar suara membangunkanku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ODsyVRSBY
Aku yang membuka mata melihat Nisa yang membangunkanku. Tumben banget Nisa kerumahku, apalagi sendirian.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYtY2jWg5U1
“eh Nis.. tumben ada apa?” tanyaku yang kemudian bangkit dari tidurku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Bq2aCZfWL
“hmm.. duh gimana ya ngomongnya..” balas Nisa yang terlihat bingung.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡavdyyBu5MS
“Nis.. ada apa?” tanyaku heran. Tumben Nisa sikapnya begini, biasanya dia terlihat tenang.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjdwdl5KOET
“aku mau ngomong sesuatu..” ucap Nisa yang masih ragu – ragu.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGO52xHabjT
“ada apa sih Nis.. kok kamu kayak bingung gitu.. ngomong aja gak papa” balasku yang menyuruhnya untuk segera bicara.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOLjOgNUxr0
“Hufh.. ini tentang Riki Din.. aku tadi lihat dia waktu makan di warung soto dekat stasiun” ucap Nisa yang membuatku kaget.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ151jForcD8
“aku lihat dia datang sama cewek.. mereka terlihat mesra” sambung Nisa yang menceritakan yang dia lihat.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6nCQRkmovf
Aku tidak bisa berkata apa – apa hanya bisa diam. Ternyata yang aku lihat tadi juga dilihat oleh Nisa. Aku yang mendengar apa yang dikatakan Nisa membuatku merasa semakin sedih, mungkin memang benar kalau cewek itu pacarnya Riki.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA56ankXd1V
“terus apa hubungannya denganku..” ucapku yang tidak melihat ke arah Nisa dan pura – pura tidak peduli.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIgj51UEIf7
“aku tau kalau kamu suka sama Riki..” balas Nisa kemudian.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2gnpbzJiKt
“enggak..!!” ucapku bergetar memotong ucapan Nisa dan mataku mulai berkaca – kaca.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoTihREFxkE
“Din..” panggil Nisa yang tidak aku hiraukan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu2T2f1gN9V
“Din.. lihat sini..” panggil Nisa yang menarikku menghadap ke arahnya.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtNi6eorBE2
Aku yang tidak bisa lagi menahan air mataku yang akhirnya tumpah deras mengalir di pipiku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7OufOTz3m7
“bibir bisa berkata tidak, tapi perasaan tak bisa bohong Din..” ucap Nisa yang kemudian memelukku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyXZ1JIy04K
“hiks.. hiks.. hiks..” aku hanya bisa menangis sesenggukan.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWHODNsyhDp
Nisa masih memelukku dan mengelus punggungku mencoba menenangkanku. Beberapa saat kemudian aku mulai merasa sedikit tenang.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7sRpa842jA
“kamu benar Nis.. aku suka sama Riki..” ucapku pada Nisa.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6MtEQ4Ucf0
“sshhh.. udah Din.. kamu tenangin diri kamu dulu yah..” balas Nisa.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF9i9t1obUc
“aku udah terlanjur..” ucapku yang terpotong.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIAjJnIL6Qm
“sshhhh.. besok kita bicarain lagi ya.. sekarang kamu istirahat dulu aja.. tenangin dirimu..” ucap Nisa menenangkanku.
14029Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpqI8eOVjl
Aku hanya mengangguk kepada Nisa. Setelah itu Nisa pamit untuk pulang. Aku kemudian merebahkan diri dan memikirkan nanti saat bertemu Riki.
Apa yang harus aku lakukan?
ns18.226.159.13da2
