
Nadira Ayu Prameswari duduk di kursinya dengan punggung tegak, matanya terfokus pada layar komputer yang memancarkan cahaya biru yang lembut. Tangan kanannya sibuk mengetikkan angka-angka dan teks-teks yang akan diserahkan pada klien keesokan hari. Gedung yang menjulang tinggi di Jalan Sudirman itu terasa seperti dunia yang terasingkan ketika malam datang. Gedung-gedung tinggi di sekitar kantor berderet dengan rapi, hanya dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang kadang berkedip jika angin malam datang menggoyangkan kaca-kaca jendela. Tetapi, bagi Nadira, jam-jam seperti inilah yang paling berharga.
66Please respect copyright.PENANAlSvyDwrQdg
Perusahaan tempat ia bekerja adalah sebuah perusahaan konsultan keuangan ternama di Jakarta, yang menangani perusahaan-perusahaan besar, baik lokal maupun internasional. Sejak pertama kali bergabung lima tahun lalu, Nadira sudah menunjukkan kemampuannya yang luar biasa. Umur yang baru menginjak 27 tahun, namun ia sudah menjadi andalan banyak klien besar. Keahliannya dalam merancang solusi finansial yang inovatif dan mudah diterapkan membuatnya dihormati oleh rekan-rekan kerja, bahkan oleh atasan dan para eksekutif perusahaan.
66Please respect copyright.PENANAFqRBE7K7Ib
Sosok Nadira itu kulitnya kuning langsat, bersih tanpa banyak riasan. Hidungnya agak mancung tapi tegas, bibirnya sedikit penuh. Rambut hitamnya panjang, terjuntai lurus dan sering ia biarkan terurai saat tidak sedang meeting penting. Tingginya sekitar 166 cm, dengan tubuh semampai yang proporsional; tidak terlalu kurus tapi jelas terawat. Dada dan pinggulnya menonjol alami, bukan sesuatu yang ia pamerkan, tapi cukup untuk membuat pria di kantor menoleh dua kali saat ia lewat dengan rok pensil dan blouse putih. Gaya jalannya percaya diri, tapi saat sendiri, sorot matanya kadang memancarkan sesuatu yang lebih rumit dari sekadar profesionalitas—seperti wanita yang punya banyak hal yang disembunyikan.
66Please respect copyright.PENANAvGGxDGsfh2
Pekerjaannya di sini menyita hampir seluruh waktunya, Nadira tidak merasa keberatan. Ia justru merasa nyaman dengan rutinitas yang penuh tantangan ini. Setiap hari dia datang pagi dan pulang larut, terkadang hampir tanpa merasa lelah. Pekerjaan itu memberikan kepuasan yang tak bisa digantikan oleh apapun. Di mata rekan-rekannya, Nadira adalah sosok yang penuh dedikasi, rajin, dan sangat fokus pada tujuannya. Ia jarang sekali terdengar mengeluh, bahkan ketika beban pekerjaan semakin berat.
66Please respect copyright.PENANAY27cYSM8t6
Pada suatu pagi yang cerah, Nadira tengah duduk di ruang meeting besar, menyimak presentasi dari tim analisis yang sedang membahas proposal keuangan untuk klien besar mereka, sebuah perusahaan retail multinasional yang ingin mengembangkan cabang-cabang baru di Asia Tenggara. Di sekeliling meja panjang, ada beberapa rekan kerjanya yang duduk, masing-masing sibuk mencatat atau melontarkan pertanyaan yang relevan. Salah satu rekan kerja Nadira, Ario, seorang pria muda yang bekerja sebagai analis keuangan, menatapnya dengan penuh harap.
66Please respect copyright.PENANAFbu5vt9CEs
"Nadira, bagaimana menurutmu soal proyeksi arus kas dalam lima tahun ke depan? Apa kita sudah cukup realistis dengan angka-angka itu?" tanya Ario dengan suara penuh rasa ingin tahu.
66Please respect copyright.PENANAGjqdk8M7Bw
Nadira mengalihkan perhatian dari layar laptopnya dan menatap Ario dengan serius. "Menurut saya, proyeksi arus kas sudah cukup baik, namun ada beberapa area yang bisa lebih dioptimalkan. Misalnya, biaya operasional yang diperkirakan akan meningkat seiring dengan ekspansi, perlu diperhatikan apakah itu akan mempengaruhi margin keuntungan atau tidak. Kita juga harus memperhitungkan potensi fluktuasi mata uang di beberapa negara tempat mereka beroperasi."
66Please respect copyright.PENANA3hzB00Pwy5
Ario mengangguk, sepertinya puas dengan jawabannya, sementara yang lain di meja meeting mencatat setiap kata-kata yang keluar dari mulut Nadira. Ia tahu, Nadira bukan hanya seorang profesional, tetapi juga seorang yang memiliki pemahaman mendalam tentang perhitungan keuangan yang kadang sulit dipahami oleh orang lain.
66Please respect copyright.PENANAbSjyusBmD1
Setelah beberapa saat, meeting selesai, dan Nadira kembali ke ruang kerjanya, mengikuti rutinitas hariannya. Ia kembali duduk di kursi empuknya, menyandarkan punggung dan menarik napas panjang. Sebagai seorang wanita yang selalu tampil sempurna di hadapan kolega dan klien, Nadira tidak bisa menahan perasaan lelah yang mulai menghampirinya. Namun, ia tahu bahwa semua kerja kerasnya akan terbayar.
66Please respect copyright.PENANAcQ7t6LBzxr
Di luar gedung, malam semakin larut, dan suasana kantor semakin sepi. Hanya terdengar suara ketikan jarinya yang begitu cepat dan teratur, hampir seperti musik yang menenangkan.
66Please respect copyright.PENANAf5RcIs4i2I
Tiba-tiba, pintu ruang kerjanya terbuka dengan pelan. Seorang kolega dari departemen HRD, Mita, melangkah masuk dengan senyum di wajahnya. "Nadira, kita ada klien yang ingin bertemu sore ini, kan?" tanya Mita.
"Betul," jawab Nadira tanpa menoleh, tetap fokus pada layar. "Sudah saya siapkan semua dokumen dan analisisnya. Mungkin kamu bisa menunggu sebentar, aku ingin menyelesaikan beberapa hal sebelum itu."
66Please respect copyright.PENANA8OTyxzN3r0
Mita mengangguk, kemudian duduk di kursi di sebelah meja Nadira. "Kamu memang selalu tepat waktu, ya. Klien pasti sangat menghargai kerja kerasmu. Tapi... kamu nggak pernah terlihat capek, Nadira. Padahal aku tahu, kamu pasti sering lembur."
Nadira tersenyum tipis. "Semua itu bagian dari pekerjaan, Mita. Kalau kamu menikmati pekerjaanmu, rasa capek itu nggak terasa."
Mita terkekeh. "Tapi jangan terlalu keras pada dirimu sendiri. Jangan sampai kamu lupa untuk menikmati hidup juga."
66Please respect copyright.PENANA25BLNkrkp7
Nadira hanya mengangguk, tidak membantah. Ia tahu apa yang Mita maksud, tetapi bagi Nadira, kehidupan pribadi itu bukanlah prioritas utamanya saat ini. Mita sudah seringkali mengingatkannya tentang hal ini, tetapi Nadira tidak pernah merasa perlu mengubah cara hidupnya. Baginya, karier adalah yang utama, dan ia merasa puas dengan apa yang telah dicapainya. Toh, di luar pekerjaannya, ada hal lain yang memberinya kenyamanan—hal yang tidak akan pernah dibicarakan kepada siapa pun di kantor.
66Please respect copyright.PENANAKNKpPKgqMe
Sore itu, klien yang dimaksud datang, dan Nadira kembali menunjukkan kemampuannya dalam mengelola percakapan bisnis yang profesional. Dengan keterampilan presentasi yang luar biasa, ia mampu menjelaskan setiap detail analisis keuangan dengan percaya diri, membuat klien terkesan. Setiap pertanyaan yang dilemparkan oleh klien dijawab dengan bijak dan akurat, menunjukkan seberapa jauh ia mempersiapkan setiap pertemuan.
66Please respect copyright.PENANAm6DPE8sdJW
Setelah pertemuan selesai, Nadira kembali ke ruang kerjanya. Jam di meja menunjukkan pukul 10 malam. Ruangan semakin sepi, hanya ada beberapa lampu yang menyala. Sementara rekan-rekannya sudah pulang, Nadira masih berada di mejanya, membuka laptop, dan memulai rutinitasnya yang tak pernah diketahui siapapun.
66Please respect copyright.PENANAsq9IvqYxcW
Di tengah dunianya yang selalu sibuk, ada sebuah kebiasaan yang dimiliki Nadira yang tak banyak orang tahu. Ketika waktu senggang datang—terutama di malam hari, Nadira akan membuka sebuah website di laptopnya dan mulai membaca manhwa 21+. Komik-komik yang kerap kali berisi cerita yang lebih dewasa ataupun fantasi, dengan alur cerita yang berani dan karakter-karakter yang tidak ragu untuk menunjukkan sisi lain dari kehidupan mereka. Ia sangat menikmati membaca komik-komik manhwa itu. Bagi Nadira, membaca manhwa adalah cara untuk melarikan diri dari dunia nyata yang penuh tekanan. Itu adalah dunia di mana ia bisa bebas menikmati alur cerita, di mana ia bisa merasa bebas dari semua tanggung jawab dan ekspektasi.
66Please respect copyright.PENANAMjXBSjMpgP
Setelah beberapa jam tenggelam dalam dunia komik, Nadira menutup laptopnya, merasa sedikit lebih rileks. Ia tahu, esok hari akan ada pertemuan lagi, tugas-tugas yang harus diselesaikan, dan harapan yang harus dipenuhi.
Namun, malam ini, ia akan menikmati kebebasan kecilnya, menyendiri dalam kenyamanan ruang kerjanya yang sunyi.
66Please respect copyright.PENANAWaSleJG7ve