
Osamu menelan ludah menatap vagina putrinya yang merekah tepat di depannya, awalnya dia ragu-ragu namun setelah Arisu menuntun tangannya ... Osamu mulai berani, dielusnya lembut kemaluan Arisu sambil sesekali ia cucuk.
1971Please respect copyright.PENANAfJjy9QW9MG
"Ohhh ... PAAAHH!" desah Arisu, penuh kebahagiaan.
1971Please respect copyright.PENANAzbbLkR5ZeB
Lendir transparan Arisu merembes membasahi tangan Osamu, Aromanya yang menyengat membuat kontol Osamu semakin mengeras di bawah sana. Semakin lama elusan Osamu di vagina putrinya itu semakin cepat, Arisu menggeliat seperti cacing saat vaginanya digesek kasar oleh Osamu.
1971Please respect copyright.PENANAMEyusUHSvo
"Ahhh... Paaa... Ough...!"
1971Please respect copyright.PENANAWbKxmoRqW9
Dada Arisu membusung, putingnya begitu tegang, dan guyuran air kenikmatan membasahi tangan Osamu. Sejenak Osamu terdiam melihat tangannya yang basah berlumur lendir, ia menelan ludah mendekatkan tangannya itu ke wajahnya.
1971Please respect copyright.PENANAYvlLwCM8zh
Osamu mengendus lendir itu dengan hidungnya, aroma kewanitaan Arisu tercium dari tangannya yang lengket. Osamu lalu mengelap lendir itu dengan bajunya, sebelum kemudian melepasnya hingga telanjang bulat, dan naik ke atas meja.
1971Please respect copyright.PENANAvQBcurP3sX
"Papa... Kamu terlihat gagah," puji Arisu sambil menatap batang Osamu yang berurat dan berdiri kokoh menantang.
1971Please respect copyright.PENANApbuchNN1mW
"Arisu... Boleh Papa memelukmu?" tanya Osamu meminta izin.
1971Please respect copyright.PENANANJbyOEHclG
Arisu tersenyum, ia lalu melepas celemek bugil yang ia kenakan hingga telanjang bulat di depan Osamu. Seperti bayi yang baru lahir keduanya secara naluri saling berpelukan, dan saling meraba satu-sama lain.
1971Please respect copyright.PENANAXZ1oA7qFTC
"Ough... Pa... Ahh..."
1971Please respect copyright.PENANAOhUfixtWmy
Arisu menghimpit payudaranya yang kencang ke dada Osamu yang bidang saat tangan Osamu menjelajahi punggungnya. Kontol Osamu sudah sangat keras, dan ujungnya pun sudah mulai meneteskan lendir kenikmatan yang selama ini ia tahan.
1971Please respect copyright.PENANA10XvKwjFbO
"Arisu kau cukup atletis, bagaimana kau bisa mendapatkan tubuh sebinal ini?" ucap Osamu dengan suara berat, berusaha keras menahan nafsunya untuk memperkosa Arisu.
1971Please respect copyright.PENANAGbmFIyYiIa
"Rahasianya cuma sering olahraga ranjang Pa, setiap hari," ucap Arisu dengan santai, yang tentu saja mematik bara api di dada Osamu.
1971Please respect copyright.PENANAs5GmpWRZpf
"Oh... Setiap hari ya? Sama siapa aja?" selidik Osamu sambil memeluk kencang Arisu hingga ia sedikit meringis.
1971Please respect copyright.PENANAzrZqYjEPzT
"Sa-sama pacar Pa? Ugh..."
1971Please respect copyright.PENANABBFld7EcTa
"Pacar aja? Yakin kamu?"
1971Please respect copyright.PENANANmDpJQoQqq
"Ughh... Pa... Sakit..."
1971Please respect copyright.PENANAijfYuubmaU
"Enak ya mereka, bisa mencicipi tubuh kamu dengan mudah, apa kamu memang selacur ini? Aku gak pernah ingat membesarkanmu seperti ini," kata Osamu sambil meremas kuat bongkahan pantat Arisu.
1971Please respect copyright.PENANACbpa6oBjCX
"Aahggg...! Ampun Pa! Ahh..."
1971Please respect copyright.PENANAfoqYE4Hote
Osamu lalu berdiri, dan menyodorkan kontolnya ke depan wajah Arisu kemudian menamparnya dengan batang yang tengah ereksi itu. Osamu tersenyum simpul, melihat ekspresi wajah Arisu yang tak berdaya dihadapan kontolnya yang marah.
1971Please respect copyright.PENANAtS91zNNN9B
"Karena Kamu nakal, Papa akan hukum kamu!"
1971Please respect copyright.PENANAI1rmC3lDuL
Osamu lalu menjambak rambut pirang Arisu, dan mengarahkan wajahnya ke depan kontolnya. Tanpa diperintah lagi Arisu langsung mengulum kontol itu dengan nafsu, Osamu mencengkram kuat kepala Arisu dengan melingkarkan pahanya ke kepala yang tengah menghisap kontolnya.
1971Please respect copyright.PENANAtLutZgTtLo
"Ouhh... Paaa.... Pa..."
1971Please respect copyright.PENANAiWyv78wBGv
"Ini hukumanmu! Kamu gak bakal boleh bernapas sampai Papa keluar!"
1971Please respect copyright.PENANAstdyKk9BJA
"Uhgg... Pa... Sak... Ughh!"
1971Please respect copyright.PENANATuqioCq7bO
Arisu megap-megap, melihat putrinya yang kesusahan itu Osamu lalu menggerakkan kontolnya maju mundur sambil tetap membekap Arisu dengan pahanya. Teriakan Arisu bercampur dengan kecipak sodokan kontolnya di rongga mulutnya, sesaat kemudian akhirnya Osamu keluar.
1971Please respect copyright.PENANAdZ1BqALciH
"Ahh....! Telan habis semuanya Arisu!"
1971Please respect copyright.PENANAxCEx3Px6wa
"Ughhh Hmmmm!
1971Please respect copyright.PENANA1BPFlhF4p9
Crooottt! CROOTTT!
1971Please respect copyright.PENANAwl2sOFwcHG
Mulut Arisu penuh peju, matanya mendelik karena kenikmatan dan rasa sakit kehilangan oksigen. Setelah satu tetes terakhir mani Osamu keluar, barulah ia melepaskan kepala Arisu dari dekapannya. Arisu yang akhirnya bisa bernapas lega itu, langsung jatuh dengan dada membusung baik turun sambil terbatuk oleh peju.
1971Please respect copyright.PENANA3Q0EdyCkFf
Osamu tersenyum melihat putrinya yang tak berdaya itu, jauh di dalam hati terasa sedikit rasa penyesalan telah melakukan hal buruk pada Arisu, namun di lain sisi, rasa senang dan puas yang tak pernah ia rasakan sebelumnya membuat jantungnya berdebar keras.
1971Please respect copyright.PENANAG3wMTWVic2
"Mulai sekarang mohon bantuannya, Arisu," kata Osamu sambil mengulurkan tangan membantu Arisu berdiri.
1971Please respect copyright.PENANAsH1TldxpTR
"Te-terima kasih, Pa."
1971Please respect copyright.PENANADoOo5QEqSV
Setelah makan siang panas itu, keduanya pun mandi bersama. Di kamar mandi, Osamu kembali menyuruh Arisu untuk memuaskan kontolnya dengan mulutnya ... Setelah keluar berkali-kali, Osamu yang kelelahan itu pun bisa mencari alasan untuk tidak berhubungan badan dengan Arisu.
1971Please respect copyright.PENANAdLBIxFOmz1
*****
1971Please respect copyright.PENANA6oj7zn5fpS
Keesokan harinya, Arisu mengantar Osamu sampai di depan rumah setelah membuatkannya bekal. Osamu menerima bekal itu dengan senang hati, lalu mengelus kepala Arisu untuk berterima kasih.
1971Please respect copyright.PENANAL0VYm8snJ3
"Papa pergi dulu ya, Arisu..." kata Osamu berpamitan untuk pergi dalam perjalanan dinas di kantornya.
1971Please respect copyright.PENANAP3UQIzQG4Y
"Hati-hati Pa, oh iya jangan terlalu dekat ama cewek itu! Kalau Papa sange, Papa bisa VC aku, ntar kita vcs bareng," kata Arisu merasa waspada pada Yoshine.
1971Please respect copyright.PENANAMEYshdRtAN
Osamu tertawa kecil, lalu mengecup kening Arisu dan membuatnya salah tingkah. Setelah berpamitan, Osamu menghadang taxi dan berangkat menuju kantornya.
1971Please respect copyright.PENANAPu6PAaKoBS
Waktu itu masih 6.12 pagi, terlihat satu bus besar yang sebelumnya telah ia pesan bersama Yoshine untuk perjalan dinas ini. Osamu melihat sekeliling, dan tak melihat satu pun karyawan perusahaannya ... Akhirnya ia pun memutuskan untuk mengobrol sebentar dengan si supir bus sambil menunggu teman-temannya yang lain datang.
1971Please respect copyright.PENANAOGup2yu4Ul
Lebih dari satu jam Osamu berbincang dengan supir itu sampai tak terasa, semua karyawan yang ikut sudah tiba. Yoshine langsung menyapa Osamu begitu sampai, dia datang paling terakhir hingga membuat karyawan yang lain kesal karena menunggunya.
1971Please respect copyright.PENANAMmj9y0XKHu
"Maaf, senior. Aku kesiangan," kata Yoshine, sambil meminta maaf pada karyawan yang lain.
1971Please respect copyright.PENANAzc3267G7GI
"Sudah waktunya, ayo ... Kau juga naik Yoshine," ucap Osamu yang sudah berada di depan pintu masuk bus mengabsen karyawan yang hadir.
1971Please respect copyright.PENANAFOFJEhSZl3
Yoshine pun naik, dan duduk di bagian paling belakang bus sementara Osamu bersama si sopir. Bus pun mulai berjalan setelah semua orang yang telah duduk di kursinya masing-masing, suasana langsung mendadak hening, Osamu berusaha mencairkan suasana dengan menyetel lagu, tapi sepertinya mereka semua terlalu ngantuk untuk bernyanyi.
1971Please respect copyright.PENANAgiiA1idtLR
"Haa... Mungkin sebaiknya aku juga tidur," gumam Osamu seraya menyandarkan punggungnya, dan berusaha menutup mata.
1971Please respect copyright.PENANAa3KN86fJaX