
Akhir-akhir ini aku memergoki Ilham sedang mengawasiku. Tetapi saat aku mencoba mendekatinya, Ilham selalu pergi begitu saja. Melihat sikapnya yang misterius, di dalam pikiranku menjadi penuh tanda tanya.
5156Please respect copyright.PENANA58RlThnzHQ
Aku tau, Ilham menyaksikan apa yang aku lakukan bersama Yusuf, Malik dan Rohman. Hanya saja, aku gak tau apa yang diinginkan Ilham yang akhir-akhir ini selalu menguntitku, mengawasiku. Ada perasaan risih juga yang muncul di hatiku, karena Ilham mengawasiku kemana pun sampai aku masuk ke dalam kamar mandi Masjid.
5156Please respect copyright.PENANAeoPX6e9DWA
Bahkan saat aku pulang ke rumah, Ilham menguntitku dari belakang. Sebenarnya aku ingin menemuinya, hanya sekedar menanyakan apa yang diinginkan. Tetapi aku gak ingin berlebihan kepada Ilham, yang notabene adalah muridku yang masih di bawah umur.
5156Please respect copyright.PENANA1lR1a4ziTz
Waktu bergerak dengan cepat, setelah Yusuf, Malik dan Rohman mulai memasuki SMA. Tiga-tiganya memilih sekolah SMK.
5156Please respect copyright.PENANADZfMGBXOuQ
Pernah Malik mengeluh padaku, kalau di sekolahnya gak ada murid perempuannya. Mendengar curhatan Malik aku tertawa, karena motif sekolah Malik bukan untuk mencari ilmu melainkan untuk mencari cewek saja.
5156Please respect copyright.PENANAeC7K75rSNL
Sekarang aku gak lagi mengajar mengaji, di rumah aku membuka gerai es teh jumbo. Kadang Yusuf, Malik dan Rohman pura-pura membeli es teh di geraiku, hanya sekedar ingin bertemu denganku.
5156Please respect copyright.PENANAKWH4iW0XaA
Warga sekitar gak curiga, karena mungkin mereka pikir Yusuf, Malik dan Rohman sekedar membeli daganganku saja.
5156Please respect copyright.PENANApTQoncJOzz
"PING" ada notifikasi WA dari Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAsjN4u4bPQm
"Mbak saya kangen", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAoW6rRsPeVc
Melihat ada notif dari Pak Aziz, aku tersenyum. Sudah lama aku gak bertemu dengan Pak Aziz. Jangankan bertemu, saling menyapa sebatas chat lewat WA saja gak pernah. Berbeda dengan Yusuf, Malik dan Rohman. Mereka sering mampir ke gerai es tehku hanya untuk bertegur sapa denganku.
5156Please respect copyright.PENANAswdcquriZT
Meski sering bertemu, hanya sekedar bercengkerama. Gak ada yang lebih dari itu, karena mungkin mereka tau posisi mereka ada di kompleks perumahan. Terlalu berisiko tinggi untuk mesumin aku di gerai es tehku.
5156Please respect copyright.PENANAgDtty6e4Lr
Aneh memang, saat ketiga remaja itu mesumin aku. Gak ada rasa terhina yang muncul di hatiku. Di dalam prinsipku, selama yang mereka lakukan berdasarkan suka sama suka sah-sah saja.
5156Please respect copyright.PENANAnund95MDGS
Aku memiliki prinsip seperti ini bukan tanpa alasan. Ada perasaan sentimental yang tinggi di dasar hatiku, saat pikiran kolot masyarakat tentang zina mengingatkanku pada nasib orang tuaku di Aceh dulu. Mengingat cerita dari kakekku, aku gak bisa menahan air mataku agar gak menetes. Apalagi mengingat penderitaan almarhumah ibuku, gak hanya menahan sakit karena siksaan dari cambuk rotan di punggungnya. Tetapi sangsi sosial dari masyarakat menyebabkan ibuku menanggung beban mental yang gak ringan. Ibuku harus mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri di usia muda, dengan meninggalkanku seorang diri yang masih bayi. Dengan tersenyum ceria, kubalas chat dari Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANA6qdjBjXYaM
"Husna juga Pak. Gimana kabar Pak Aziz? Baik kan?", Tanyaku.
5156Please respect copyright.PENANABkX8Qsd4ga
"Baik Mbak. Cuma di Masjid jadi sepi gak ada Mbak", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAqpvDcFawIS
"Kan ada yang lain Pak. Emang Selly gak ada disitu ya Pak?", Tanyaku.
5156Please respect copyright.PENANA6Gq3VKO99A
"Ada sih Mbak. Malah tiap hari kita ngewe, hehehe", kata Pak Aziz frontal.
5156Please respect copyright.PENANAFSx9tkTmpV
Mendengar perkataan Pak Aziz yang blak-blakan membuatku tersenyum. Ntah kenapa Pak Aziz bisa sebebas itu chat sama aku, seperti gak ada sekat tabu yang memisahkan.
5156Please respect copyright.PENANAogWHpUhLOP
"Yee Pak Aziz, jangan sering-sering dong Pak kasian Selly", kataku.
5156Please respect copyright.PENANAPnj415A53T
"Mbak Sellynya yang minta kok Mbak", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAWWrsrosZiB
Jariku sempat ingin mengetik, "Pak Aziz gak pengen gitu juga sama aku?". Tetapi ketikanku kembali aku hapus karena aku malu. Meski aku bukan lagi perempuan polos seperti dulu, aku gak bisa bebas mengungkapkan perasaanku.
5156Please respect copyright.PENANAZyL6fTEl7T
"Pak Aziz sibuk gak?", Tanyaku.
5156Please respect copyright.PENANAwDp0CGHL32
"Engga Mbak. Emang kenapa Mbak?", Tanya Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAtvS1PZdMNP
"Kalau gak sibuk, aku mampir kesitu. Tapi gimana caranya ya supaya gak mencurigakan?", Tanyaku.
5156Please respect copyright.PENANAqUAJqppnsr
"Kesininya malem aja Mbak!! Disini jam 22.00 udah lumayan sepi kok", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAxxkhtAVZSX
"Oh, baiklah Pak. Besok aku kesana ya?", kataku.
5156Please respect copyright.PENANAux0RuMvFPN
"Sip, saya tunggu Mbak. Dandan yang cantik ya, hehe", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAU54TSy7p3o
"Yee maunya. Iya Pak, besok Husna bakal dandan cantik", kataku sambil tersenyum.
5156Please respect copyright.PENANA7fDKPXUHd5
"Wah saya jadi gak sabar", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAjdvbKjT9Dh
Ntah kenapa timbul ide di dalam pikiranku, kulepas hijabku lalu aku selfie dengan pose merem sambil melet dengan jari tanganku dengan gaya peace di samping kepala depan kamera hpku.5156Please respect copyright.PENANAsOY8p9EOLL
5156Please respect copyright.PENANAiUAd4DNK4d
Photoku sudah kukirim ke Pak Aziz. Kutunggu balasan Pak Aziz, gak kunjung ada balasan.
5156Please respect copyright.PENANA5U9UdsCbvO
Kesel juga sih, padahal aku sudah mengorbankan rasa maluku.
5156Please respect copyright.PENANAfh3U8EHoVn
"PING" ada notif dari Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAO7MNANfBFD
Mendapat balasan dari Pak Aziz, aku tersenyum senang.
5156Please respect copyright.PENANAlpNF4JWXB2
"Photonya kok merem sambil melet gitu Mbak?", Tanya Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAEyeDpt4GL2
Aku salah tingkah mendapat balasan chat dari Pak Aziz. "Hehe, Pak Aziz gak suka?", Tanyaku dengan emot malu-malu.
5156Please respect copyright.PENANA1rhEpYn2PF
"Suka kok. Kan saya jadi pengen gigit lidah Mbak kalau kayak gitu", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANA2mT7kqgbTc
"Yee maunya. Sabar ya, nanti juga bisa gigit kok!!", kataku.
5156Please respect copyright.PENANAifCsXkLmq4
Membalas chat dengan chat nakal seperti itu, membuat jantungku berdetak kencang. Rasanya menyesal membalas chat seperti itu. Tetapi seberapa pun aku menyesalinya, aku gak bisa membohongi perasaanku. Senyumku tersungging tanpa bisa aku cegah.
5156Please respect copyright.PENANAazFFnSc7fC
Perasaanku ke Pak Aziz berbeda dengan perasaanku dengan yang lain. Bersama Pak Aziz seperti aku bersama ayahku. Karena kemungkinan umur ayahku seumuran dengan umur Pak Aziz. Apalagi saat Pak Aziz menjamahku, di dalam pikiranku seakan-akan Pak Aziz itu ayahku.
5156Please respect copyright.PENANATWJS8tjOZH
Saat fantasy itu muncul, kucoba untuk menyangkal tetapi gak bisa. Kerinduanku pada ayahku, berubah menjadi hasrat untuk direngkuh oleh ayahku secara seksual.
5156Please respect copyright.PENANAczmz7Qioqf
Setelah aku chat dengan Pak Aziz, semalaman aku gak bisa tidur. Perasaanku semakin gelisah membayangkan apa yang terjadi besok. Meski aku bersama Pak Aziz, sekedar bergumul tanpa penetrasi gak hanya sekali. Tetapi besok, untuk pertamakalinya aku nekat menginap bersama Pak Aziz berdua saja tanpa Yusuf, Malik dan Rohman.
5156Please respect copyright.PENANAbZeO4U6gh0
Aku bingung menekan perasaanku yang bergejolak, rasa-rasanya aku ingin kembali menghubungi Pak Aziz. Tetapi sekarang sudah tengah malam, kemungkinan Pak Aziz sudah tidur terlelap. Gak enak juga harus mengganggu Pak Aziz saat Pak Aziz sedang istirahat.
5156Please respect copyright.PENANAiAH1odiAzi
Karena aku gak bisa menahan diri, kuambil hpku. Kucoba video call Pak Aziz, dengan dada deg-degan kutunggu Pak Aziz mengangkat panggilanku. Kutunggu cukup lama, panggilanku gak kunjung diangkat oleh Pak Aziz. Dengan perasaan malu yang menguar kuletakkan hpku di samping bantalku.
5156Please respect copyright.PENANAhIQRFFuZDm
Kututup wajahku dengan telapak tanganku, karena rasa maluku tiba-tiba muncul.
5156Please respect copyright.PENANAYMYS8TSvnQ
Saat ada panggilan video call, yang kulihat ternyata dari Pak Aziz. Aku sangat senang sekali. Kurapikan rambutku di depan kaca riasku lalu kuangkat panggilan dari Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAbELeSYfFlK
"Halo Mbak. Kenapa nih video call saya? Hehe", tanya Pak Aziz cengengesan.
5156Please respect copyright.PENANASLmRn9P1rz
Dengan malu-malu aku menundukkan wajahku di depan layar hpku, ", Kangen Pak", kataku dengan masih menundukkan pandangan.
5156Please respect copyright.PENANARijP033Y2v
Rasanya wajahku seperti kepiting rebus, karena mengungkapkan perasaanku.
5156Please respect copyright.PENANAE8XUHgdjyp
"Hehe, kan besok ketemu Mbak?", Kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANA28lVqJnSAP
"Aku gak boleh ya video call Pak Aziz?", Tanyaku ngambek.
5156Please respect copyright.PENANAOKnqiao2fs
"Boleh dong. Jangan manyun gitu dong!! Ntar saya cium lho bibir Mbak", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAanacgaI31v
"Nih cium aja, kalau bisa!!", Kataku menyahuti Pak Aziz sambil tersenyum.
5156Please respect copyright.PENANA6gjzCRpA0r
"Muah muah muah."
5156Please respect copyright.PENANAfPw3XWafWg
Melihat Pak Aziz aku tertawa, bagaimana engga Pak Aziz gak hanya mengecup layar hpnya tetapi melumat layar hpnya sampai basah.
5156Please respect copyright.PENANAK7ZFod1Ntn
"Kenapa tuh ketawa?", Tanya Pak Aziz yang menghentikan ciumannya pada layar hpnya.
5156Please respect copyright.PENANALVPB2ZF69Y
"Hihi Pak Aziz lucu sih. Itu layar hp Pak bukan aku. Kasian kan layar hp Pak Aziz basah", kataku tertawa kecil.
5156Please respect copyright.PENANAE4CH029j6B
Pak Aziz hanya tertawa sambil menggaruk kepalanya. Lalu aku dan Pak Aziz hanya saling menatap layar hp masing-masing tanpa mengobrol sepatah kata pun. Kita diem-dieman cukup lama, sampai aku mencoba untuk membuka obrolan lagi.
5156Please respect copyright.PENANAr4aaw9TBUO
"Kok jadi diem-dieman gini ya Pak?", Tanyaku.
5156Please respect copyright.PENANAFefts6g7nV
"Hehe saya bingung Mbak mau ngobrolin apa", kata Pak Aziz cengengesan.
5156Please respect copyright.PENANAhEI8naOcRu
"Obrolin apa aja sih. Soal Pak Aziz misalnya", kataku.
5156Please respect copyright.PENANAhDcEqbZsPc
Ntah kenapa Pak Aziz menghela nafasnya panjang, "Saya gak punya keluarga Mbak. Saya hidup sebatangkara di Jawa", kata Pak Aziz menjadi murung.
5156Please respect copyright.PENANAbwbdUOjqwI
"Emang asal Pak Aziz darimana?", Tanyaku.
5156Please respect copyright.PENANAsTMsTkFFw1
"Dari Aceh Mbak", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAPfwDh2ZT5x
"Deg" mendengar pengakuan Pak Aziz yang berasal dari Aceh, detak jantungku rasanya berhenti.
5156Please respect copyright.PENANAnxu8fDPqJp
Ingatanku menerawang, mengingat ayahku yang sekarang ntah dimana. Kesedihan tiba-tiba muncul di hatiku, tanpa sadar kuteteskan air mata.
5156Please respect copyright.PENANAvAYn3lu5j1
"Loh Mbak kok nangis? Ada yang salah dari ucapan saya Mbak?", Tanya Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANARNUl1vuEGw
"Oh engga Pak", kataku berbohong dengan mengusap air mata yang menetes di pipiku.
5156Please respect copyright.PENANA5vThNVXiAp
"Jangan bohong Mbak!!", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAHzFco44FMf
"Keinget ayah saya aja Pak", kataku masih dalam kondisi terisak.
5156Please respect copyright.PENANA87gcEymowb
"Udah cup cup!! Andai saya disitu, pasti saya peluk Mbak biar gak sedih lagi.
5156Please respect copyright.PENANAAdMQMXYBKz
Mendengar perkataan Pak Aziz aku tersenyum, "Peluk guling aja Pak!! Ada kan disitu?", Kataku tertawa kecil.
5156Please respect copyright.PENANAbAOZwV9wOP
"Ya sama saja dong? Gak bisa tenangin Mbak Husna yang lagi sedih", kata Pak Aziz dengan membusungkan dadanya.
5156Please respect copyright.PENANAzlNn2nzjpN
"Pak Aziz bikin aku ketawa aja, sedihku udah ilang kok Pak. Terima kasih ya", kataku.
5156Please respect copyright.PENANAi0sMoBJWZL
"Santai aja Mbak, udah kewajiban saya. Mbak kan bakal istrinya Rohman ponakan saya", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANArkSumAPZ9U
"Hihihi, ya ampun Pak. Rohman kan masih kecil, ya udah deh iya", kataku dengan tersenyum.
5156Please respect copyright.PENANAdjWGLXzgVM
"Kalau ngobrol gini gak terasa Mbak, eh tiba-tiba udah dini hari", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAQof9ArdlHz
"Iya nih, aku juga gak ngerasa lho Pak. Kalau sekarang udah jam 01.30", kataku.
5156Please respect copyright.PENANArRG2FAWHMY
"Mbak kalau udah ngantuk, tidur aja!!", Kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAFd6ifkCb17
"Belum Pak, aku belum ngantuk. Pak Aziz udah ngantuk kah?", Tanyaku.
5156Please respect copyright.PENANAxI8hmdk5hz
"Belum Mbak, masak video call sama orang cantik ngantuk sih? Haha", kata Pak Aziz ketawa ngakak.
5156Please respect copyright.PENANAmMLO9BjGOD
"Gombal", kataku dengan tersipu malu.
5156Please respect copyright.PENANA6weqP0hzjp
"Lah kan emang bener Mbak Husna cantik. Tanya aja sama Yusuf, Malik sama Rohman!!", Kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANA7HsSMke0pk
Aku hanya tersenyum saja, karena menahan malu. Senang sih dipuji, tetapi tetap saja pujian Pak Aziz membuatku salah tingkah.
5156Please respect copyright.PENANAH516nlGQ7d
"Pak Aziz aku boleh ngomong sesuatu?", Tanyaku pada Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAlWvJEV1Rpi
"Boleh Mbak, apa tuh?", Tanya Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAITvTCEFMLR
"Boleh gak aku anggap Pak Aziz kayak ayahku sendiri?", Tanyaku dengan menundukkan pandangan.
5156Please respect copyright.PENANAsUPu0X9JaU
"Waduh, gak bisa anu dong", kata Pak Aziz menjadi murung.
5156Please respect copyright.PENANAcH3kCXHPPD
"Hihi, Pak Aziz ah mesum mulu. Bisa gak ya?", Kataku pura-pura berpikir.
5156Please respect copyright.PENANAANJk22b81r
"Huh, mau gimana lagi. Saya tuh sayang sama Mbak, gak bisa anu sih saya rela asal Mbak balik lagi ceria", kata Pak Aziz dengan sok tegar.
5156Please respect copyright.PENANA4sTMO7Eb8X
"Hihi Pak Aziz lucu", kataku sambil menutup bibirku dengan telapak tangan.
5156Please respect copyright.PENANAuxcSXM6Iew
"Aku ada kejutan buat Pak Aziz", kataku.
5156Please respect copyright.PENANAHp68nrrxcs
"Emm yang jelas aku bakal ngasih kejutan ke Pak Aziz dua kali ya. Yang pertama sekarang, yang kedua besok pas aku nginep disana", kataku.
5156Please respect copyright.PENANA4Qbghp2wbc
"Wah saya gak sabar, nunggu kejutan dari Mbak Husna", katanya antusias.
5156Please respect copyright.PENANAJs21IWzVzP
"Udah siap Pak? Ini khusus buat Pak Aziz", kataku.
5156Please respect copyright.PENANANwQu0qgCT4
"Siap Mbak", kata Pak Aziz bersemangat.
5156Please respect copyright.PENANAxspnAlAqjM
Kupasang HPku pada tripod yang aku taruh di depan ranjangku, lalu aku duduk di atas ranjang. Kubuka dress panjangku dengan perlahan, dimulai dengan aku membuka resleting dress panjangku. Kulihat ke layar hp, Pak Aziz menelan ludah.
5156Please respect copyright.PENANAzOca5LFqIT
Lalu dress panjangku mulai turun, menampakkan kulitku yang setiap hari tertutup rapat oleh dress panjangku dan hijabku. Dimulai dari lenganku yang nampak, turun ke bawah sampai jatuh sebatas perut.
5156Please respect copyright.PENANApXsp0rMgJM
"Pak Aziz suka?", Tanyaku.
5156Please respect copyright.PENANAQFkWKDPobL
"Eh suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang menatapku tanpa berkedip.
5156Please respect copyright.PENANAf02DKKjEK2
Pelan kubuka BHku, dengan perlahan BHku aku lepas. Meski BHku sudah terlepas, telapak tanganku masih menutupi payudaraku.
5156Please respect copyright.PENANAqtPmCoHWV4
Kulihat Pak Aziz lagi-lagi menelan ludah, menatap Pak Aziz aku tersenyum.
5156Please respect copyright.PENANAMDofbs5SSD
"Buka dong Mbak tangannya!!", Kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANA5FF7RSiDSb
"Hihi, sabar dong Pak!!", Kataku dengan suara genit.
5156Please respect copyright.PENANAzdnRLlD1I0
Perlahan kubuka telapak tanganku yang menutupi payudaraku.
5156Please respect copyright.PENANA7rFuM3ibbT
"Pak Aziz suka?", Tanyaku genit.
5156Please respect copyright.PENANADNmhwDgvyU
"Suka banget Mbak", kata Pak Aziz yang sekarang udah setengah telanjang sedang mengocok penisnya.
5156Please respect copyright.PENANAubGZIrV0Ad
"Ya ampun Pak, hihi", kataku tertawa melihat Pak Aziz yang gak bisa menahan birahinya.
5156Please respect copyright.PENANA6xtFmZ6Vtu
Pertunjukan baru dimulai, aku mulai meremas payudaraku sambil mendesah pelan.
5156Please respect copyright.PENANAykSevX254o
"Pak Aziz, ahhh ssssh", kataku mendesah dengan tanganku meremas payudaraku.
5156Please respect copyright.PENANAxt88FzfKgW
"Iya Mbak, sssh ahhh", kata Pak dengan tangannya mengocok penisnya dengan cepat.
5156Please respect copyright.PENANAX4kHtBY9Hq
Melihat Pak Aziz, apalagi melihat penisnya yang besar dan panjang, aku gak sanggup menahan gejolak syahwatku. Gak hanya payudaraku yang semakin mengencang, vaginaku yang masih tertutup dress panjang dan celana dalamku pun mulai basah.
5156Please respect copyright.PENANA5pka62VC64
Sekarang gak hanya meremas payudaraku, tetapi tanganku mulai mengucek-ucek vaginaku. Enak bener-bener enak, sensasinya melebihi saat aku digerayangi rame-rame oleh Yusuf, Malik dan Rohman. Saat ini aku juga membayangkan wajah ayahku yang masih muda. Lalu kubuka mataku untuk melihat wajah Pak Aziz, yang seakan-akan Pak Aziz adalah sosok ayahku versi dewasa.
5156Please respect copyright.PENANA84ZCxdZFPG
Pikiranku semakin melayang, dengan nafasku yang semakin memburu. Desahan-desahan dari bibirku gak bisa lagi aku tahan. Aku mendesah dengan keras, gak peduli kalau seandainya Kakek mendengarku.
5156Please respect copyright.PENANAVka2OmCr0Z
Aku mengangkang lebih lebar dalam kondisi setengah rebah dengan bersandarkan bantal yang aku tumpuk, dengan dress panjang yang semakin tersibak sampai ke pangkal paha. Kini kakiku dari mata kaki, betis sampai pahaku sudah terpampang di depan Pak Aziz. Yang tersisa adalah pangkal pahaku yang masih tertutup dress panjangku.
5156Please respect copyright.PENANAWOl8kcqzL1
Kubuka dress panjangku yang menutupi pangkal pahaku, kubuka semakin ke atas sampai menampakkan celana dalamku yang berwarna putih tipis yang basah.
5156Please respect copyright.PENANAuNNX5GHUrK
"Ahhh Mbak", kata Pak Aziz mendesah keras.
5156Please respect copyright.PENANAz5BRXd943a
Mendengar Pak Aziz mendesah aku gak kuat, kumasukkan tanganku ke dalam celana dalamku yang berwarna putih. Lalu jari-jariku kembali aku gesek-gesekkan ke belahan vaginaku.
5156Please respect copyright.PENANA6DJL2iR5TY
"Ssssh Pak", kataku mendesah dengan tubuhku yang menggelinjang.
5156Please respect copyright.PENANAEH4V1OxYQW
Lalu Pak Aziz menghentikan kocokannya pada penisnya, "Mbak hati-hati, jangan sampai selaput dara Mbak robek!!", Kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAnF296bH4Sh
Aku mengernyitkan dahiku, dalam kondisi begini Pak Aziz masih mengkhawatirkan keperawananku.
5156Please respect copyright.PENANA5M82hRgUem
"Pak pentingkah keperawananku? Apakah kalau aku gak lagi perawan, aku gak lagi berharga?", Tanyaku.
5156Please respect copyright.PENANAfZ50OBlcoY
"Buat saya, perawan atau enggaknya Mbak gak jadi masalah. Mbak tetap berharga di mata saya", kata Pak Aziz.
5156Please respect copyright.PENANAMRVie3txcC
Kucerna perkataan Pak Aziz, mendengar pengakuan Pak Aziz aku tersenyum. Ternyata ada satu orang yang bisa mengertiku. Mau menganggapku berharga gak hanya diukur dengan hal remeh seperti selaput dara.
5156Please respect copyright.PENANAacWJXNqND4
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum.
5156Please respect copyright.PENANAMpU9veNGKh
Aku sudah menyiapkan kejutan untuk Pak Aziz besok, dan kejutan ini khusus aku persembahkan untuk Pak Aziz.