
Pagi itu, pancaran sinar matahari yang menyelinap melalui tirai jendela apartemen seakan membawa sesuatu yang baru, sesuatu yang lebih hangat, sesuatu yang lebih menyentuh. Seperti setiap partikel cahaya sengaja menggesek kulit Nadira dengan sengaja. Ia berdiri di depan cermin kamar mandi, handuk basah masih melilit tubuhnya yang merah muda oleh air hangat. Tetesan air mengalir dari lekuk lehernya, turun ke antara payudaranya yang naik turun tak beraturan.
174Please respect copyright.PENANAFPenzR0u4K
"Ini tidak normal..." Bisikannya pecah di udara lembap kamar mandi.
174Please respect copyright.PENANAL8olpGWxkA
Tangan-tangannya yang biasanya begitu lihai menghitung angka, merancang strategi, mengetik laporan kini gemetar menyentuh tubuhnya sendiri. Kulitnya terasa terlalu sensitif sejak malam itu. Sejak ia menyentuh dirinya sendiri dengan cara yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Pikirannya kembali ke malam tadi malam, erangannya yang tak terkendali, ke bayangan Bima yang begitu hidup dalam fantasinya.
174Please respect copyright.PENANA0W8p3lbqdL
"Ah—" Tanpa sadar, jarinya menekan pelan pada klitorisnya yang sudah membengkak. Hanya sekali, sekadar sentuhan tapi itu cukup untuk membuat napasnya tidak teratur..
“Jangan... Jangan sekarang…” Ia mengatupkan mulut, memaksakan diri menjauh dari cermin.
174Please respect copyright.PENANAvInAXMWLcd
Tapi bayangan dirinya yang pasrah, bibir terbuka sedikit, dan puting yang mengeras jelas terlihat di balik handuk tipis itu membuatnya semakin tak bisa berpikir jernih.
174Please respect copyright.PENANAvI1ZwJF34j
***
174Please respect copyright.PENANAvvp51NSfte
Kantor hari itu terasa seperti medan perang baru. Setiap langkahnya seakan menarik perhatian. Setiap lenggang pinggulnya, setiap kali ia membetulkan kemejanya yang agak ketat, setiap helaan napasnya, ia merasa ada mata yang mengikuti. Dan kali ini, ia tidak risih.
174Please respect copyright.PENANA2IImOw85gD
Di lift, seorang kepala divisi yang biasanya dingin tiba-tiba membersihkan tenggorokannya saat Nadira berdiri terlalu dekat. Di pantry, junior dari tim marketing menjatuhkan gelas saat Nadira membungkuk mengambil gula.
Papasan canggung dengan Ario setelah kejadian di lift, dalam rapat internal dan ekstral pun masih ada sedikit kecanggungan diantara mereka. Dan Evan, Evan dengan wangi parfumnya yang menyiksa, hari ini mengenakan blazzer agak ketat yang memperlihatkan lengan berototnya sambil dengan sengaja berdiri terlalu dekat saat membahas dokumen lagi.
174Please respect copyright.PENANARG3t8zOllo
"Kamu berkeringat," bisiknya tiba-tiba, membuat Nadira tersentak. "Panas," jawabnya singkat, berusaha tak melihat bagaimana otot lengan Evan bergerak saat ia memegang pena.
Tapi tubuhnya bereaksi. Ia bisa merasakan kelembapan di antara pahanya. Bisa merasakan putingnya mengeras. Dan yang paling memalukan, ia menikmatinya.
174Please respect copyright.PENANA6nAVsBPoEA
Ditengah-tengah kesibukan Nadira hari ini, ia merasa tubuhnya benar-benar sensitif, apalagi setelah tubuhnya merasakan orgasme pertamanya tadi malam, Nadira merasakan suatu perubahan di tubuhnya.
Dia merasa hari ini dirinya sangat horny sekali.
174Please respect copyright.PENANANX1jMzx1SR
174Please respect copyright.PENANAFJcJsDbppD
Baca versi lengkapnya lihat dari profile penulis.
ns216.73.216.85da2