x
Hari ini Pak Aziz menghubungiku untuk membicarakan tentang janjian kita yang kemarin. Pak Aziz bilang, supaya aku menginap di rumahnya gak lagi di Masjid. Aku terkejut mendengarnya, sekaligus senang. Meski Pak Aziz sudah lama, sekitar belasan tahun tinggal di Jogja, Pak Aziz gak memiliki rumah sendiri. Pak Aziz selalu kontrak dari satu rumah ke rumah lain. Sampai Pak Aziz ditawari oleh Takmir Masjid untuk tinggal di Masjid sekalian untuk bersih-bersih disana.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKw486AzqSO
Pak Aziz terlihat senang sekali saat video call sama aku, dia menceritakan kebahagiaannya yang gak bisa dia bendung. Sejak dulu, dia memimpikan memiliki rumah sendiri dan baru beberapa hari terakhir Pak Aziz bisa mewujudkan mimpinya itu. Itu semua gak luput karena kerja keras, kesabaran dan kebaikan dari orang tua Rohman.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIHqTbGzU61
Pak Aziz pernah bilang kalau Pak Aziz sebatangkara di Jawa, tetapi kenyataannya gak demikian. Sejak Pak Aziz menapakkan kakinya di Jogja, Pak Aziz gak sendirian. Dan baru aku ketahui, ayah Rohman adalah kakak sepupu dari Pak Aziz. Jadi jelas kenapa Pak Aziz mengganggapnya keponakan.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8aNbfCTkSz
Setelah Pak Aziz menceritakan banyak hal tentang dirinya, Pak Aziz bercerita tentang Ilham. Kata Pak Aziz, Ilham adalah yatim piatu. Dia tinggal bersama neneknya yang sudah tua di rumah sederhana.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz4Cjr5PYTU
Mendengar pengakuan Pak Aziz aku sempat gak percaya, karena Ilham adalah peranakan China. Yang tentu saja, stereotype di masyarakat, Chindo itu pasti kaya. Ternyata aku salah, setelah aku mendengar cerita Pak Aziz tentang Ilham.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQKa9I1ltE2
Meski Ilham tergolong hidup dengan neneknya dengan kehidupan yang sederhana, tetapi nenek Ilham memiliki toko sembako di depan rumahnya. Dalam pikiranku, mungkin itu yang membedakan pribumi dengan peranakan China.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Zb1if9r7x
Kata Pak Aziz, sekarang yang menjaga Masjid gak hanya Pak Aziz saja. Ilham ikut menemani Pak Aziz disana. Aku sedikit sedih sebenarnya mendengar cerita Pak Aziz tentang Ilham, karena nasibku dengan Ilham serupa.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJYieoXgTAo
Sejak kecil aku hidup bersama kekek buyutku. Aku gak tau gimana wajah ayahku, gimana wajah ibuku. Bahkan wajah kakek dan nenekku saja aku gak tau. Gak sadar aku meneteskan air mata. Ntah kenapa semakin memikirkan orang tuaku, aku semakin terisak. Dadaku menjadi sesak, bahkan rasanya begitu menyakitkan. Sebenarnya kakekku sengaja menyembunyikan identitas orang tuaku, dengan tujuan agar aku gak bersedih. Bahkan apa yang dialami orang tuaku, aku mengetahuinya setelah aku sudah cukup umur saat aku sudah memasuki usia SMA. Sejak kecil, aku menempuh pendidikanku di Pesantren. Itu menyebabkan aku bercadar sampai saat ini.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5pisAH6yWi
Setelah aku mendengar kenyataan pahit yang dialami orang tuaku, pandanganku berubah. Aku gak lagi konservatif seperti sebelumnya, seperti saat aku di Pesantren. Aku tau konsekuensi dari apa yang dilakukan orang tuaku. Gak hanya sekedar memahami, aku sangat-sangat memahami hudud di dalam hukum fiqh.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaJdKPfjLv1
Tetapi saat hukum tersebut, menimpa orang yang aku sayang. Pandanganku semakin gelap. Lalu aku bandingkan dengan hukum positif yang aku pelajari dari buku-buku yang aku baca secara otodidak. Apa yang dialami orang tuaku sangat-sangat gak adil. Bagaimana engga, hukum yang seharusnya gak lagi relevan di abad modern, tetapi masih diterapkan di Aceh. Tanpa sadar aku meneteskan air mata. Perasaanku begitu sesak membayangkan penderitaan orang tuaku. Apalagi mereka masih di bawah umur, yang harus menanggung beban mental yang gak mudah.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBN8l0pyEeQ
"Mbak nangis?", Tanya Pak Aziz yang saat ini sedang video call dengan aku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTPjLe8iJ1Q
"Engga Pak", kataku berbohong sambil mengusap air mataku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJltoYVnvGn
"Jangan bohong Mbak, saya tau itu!!", Kata Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzA0fMqDJYj
Ntah kenapa tangisku semakin meledak, "Pertemukan saya sama Ilham Pak!!", Kataku dengan terisak.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAU6ftUTNau
Kulihat Pak Aziz mengernyitkan dahinya, "Saya tau, apa yang Mbak rasakan. Pasti saya akan pertemukan Mbak sama Ilham nanti", kata Pak Aziz..
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdIrn1FwwZN
Kuusap air mataku yang masih menetes di pipiku, "Terima kasih Pak."
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡInwPaiHqfV
"Sama-sama Mbak", kata Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ7Xb0pCvV0
Hari ini aku menjalankan aktivitas seperti biasa, menjaga gerai es tehku di depan rumah. Aku bersyukur usahaku lumayan ramai, ya meski sekedar usaha kecil-kecilan. Tetapi seenggaknya aku bisa sedikit membantu kakekku. Di usianya yang sudah gak muda lagi, kakekku masih memiliki semangat untuk bekerja.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1GfOegmIw5
Kakek memiliki usaha di pasar tradisional, seperti menjual pakaian batik. Kadang saat aku gak lagi menjaga gerai es tehku, aku pergi kesana untuk sekedar membantu.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡugsDRGabE2
"Mbak ngelamun aja?."
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTkvCTJTWcP
Aku tersentak kaget karena tiba-tiba ada orang di dekatku. "Ya ampun Lik, ngagetin aku aja", kataku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcjebeed4by
"Hehe maaf Na, mikir apa sih?", Tanya Malik sambil duduk di sampingku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFFhIN2rDWq
"Eits jangan duduk deket-deket nanti ada yang lihat!!", Kataku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ8pO9bxYdM
"Eh iya lupa. Ngomong-ngomong kenapa kamu sedih?", Tanya Malik sambil cengengesan.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFN0KksWfib
"Gak ada apa-apa Malik", kataku berbohong dengan wajah masih murung.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFlLS1ZbjCE
"Bohong", kata Malik dengan menatapku tajam.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLEg9Lji8no
"Beneran kok. Kok ngelihatnya kayak gitu Lik? Serem tau", kataku dengan memanyunkan bibirku di balik cadarku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy2fPQUHifw
"Emang aku dedemit apa, serem? Haha", kata Malik bercanda.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9jj4u7HIb
"Hehe iya kamu demit", kataku dengan tersenyum kecil sambil berantakin rambut Malik.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSnPTsVBXjX
Rambutnya aku berantakin, Malik hanya senyum-senyum sendiri.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL5GspyoQtH
"Ntah kenapa aku deket sama kamu, ngerasa kayak deket sama kakakku sendiri, Na", Kata Malik nyeletuk.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw8DiLbAryD
"Mungkin karena kamu anak tunggal sih Lik. Kalau pengen anggap aku kakak kamu, gapapa lho", kataku dengan tersenyum.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGZEC65JLY4
"Beneran?", Tanya Malik dengan tersenyum ceria.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3bHQ9rh7j1
"Beneran dong", kataku dengan tersenyum pula.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjVbfgKoOt
"Makasih ya Mbak", kata Malik sambil memelukku dari samping sambil ndusel-ndusel.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMXvpmZBV2n
"Ye ni anak manja banget. Lepasin gih, gak enak kalau dilihat orang!! Udah gede juga", Kataku dengan tersenyum.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2l8zTL91In
"Hehe maaf Mbak. Es teh dong Mbak!!", Kata Malik.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnsq93th5fy
"Sebentar ya!!", Kataku sambil berdiri untuk membuatkan es teh.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoyKaYNJiQj
Kita ngobrol apa saja siang ini, seperti Malik yang sengaja bolos hanya karena ingin bertemu denganku. Kumarahin dia, aku bilang kalau pendidikan itu penting. Aku gak mau hanya karena aku, masa depan Malik hancur. Melihat aku memarahinya, Malik hanya menunduk dengan wajah kusut. Melihatnya aku ingin tertawa saja. Bagaimana engga, Malik yang mendominasiku saat Malik menjamah tubuhku seketika hilang karena aku memarahinya.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUt2AHwVZVC
"Jangan ditekuk gitu dong mukanya!", Kataku sambil merangkul Malik dari samping.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuNUPs2dvDe
Malik menatapku dengan tatapan polosnya, ", Jangan pegang-pegang Mbak, nanti ada yang lihat!!", kata Malik.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGg2kmiScHh
Tawaku meledak, disusul dengan tawa Malik meledak pula. Sekarang aku kembali ngobrol dengan Malik ngalor ngidul, bahkan saat kakekku pulang. Kakekku menemaniku menjaga gerai sambil bercengkerama dengan Malik.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmkWG3Hsp8G
Kakekku gak marah atau kesel, Malik dan lainnya datang ke geraiku. Justru kakekku sering mengajak mereka bermain catur. Dari ketiganya, Yusuf, Malik dan Rohman. Yang paling dekat dengan kakekku, Malik. Mungkin karena hobby mereka sama, sama-sama suka bermain catur.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHJRVTQCn4R
Kata Kakek, Kakek suka dengan pembawaan Malik yang sopan. Malik bisa menempatkan diri, dengan siapa dia bicara.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2RsAmfRo7v
Gak sadar hari mulai petang, Malik minta izin untuk pamit.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqUjxzE5dIo
"Kek, Malik mau pulang nih!!", Kataku sedikit berteriak pada kakekku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Qtps8xICM
Dengan tergopoh-gopoh kakekku sedikit berlari, "Oh iya. Buru-buru banget Nak? Gak nginep disini? Nanti main catur lagi sama Kakek sambil ngopi."
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA9g1LmPC4P
"Hehe, maaf Kek. Saya besok harus sekolah", kata Malik tersenyum malu-malu.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK6BPtPiLa4
Kakekku menepuk pundak Malik, "Bagus, belajar yang giat ya Nak!!", kata kakekku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeJHedCF9BG
"Iya Kek. Saya pamit dulu ya, assalamualaikum."
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBOoP0gmLWp
"Wa'alaikum salam", kataku bersamaan dengan Kakek.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkgqEHCzabw
Setelah Malik pulang, kututup gerai es tehku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuGelJonat9
"Jadi nginep di rumah temenmu Na?", Tanya kakekku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6xopO9zRec
"Jadi Kek", kataku dengan tersenyum.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXOw8p26YVJ
Lalu aku melangkah ke dalam kamar, ntah kenapa jantungku berdetak kencang. Lagi-lagi perasaan aneh muncul di dalam hatiku, perasaan gak menentuku karena membayangkan Pak Aziz sebagai ayahku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡREtUg5mnyr
Meski sekarang masih petang, aku sudah mempersiapkan diriku. Mematut diriku di depan cermin. Aku berpikir gak cukup kulitku yang kusam kembali cerah hanya dengan air wudhu. Rasanya aku ingin maskeran sebentar saja nanti.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx618N0xwOH
"Mandi dulu ah", kataku dalam hati.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAMgdnRSnVA
Di dalam kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan air dingin. Tubuhku yang lengket oleh keringatku kembali segar. Kusabuni seluruh tubuhku, lalu aku kembali mengguyur tubuhku dengan air.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNWRziO0cHi
Air gak hanya mengguyur tubuhku, tetapi air juga turun membasahi rambutku. Kubasuh rambutku yang panjang oleh air. Setiap air yang mengguyur tubuhku kuresapi, dengan aku memejamkan mataku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfU5euq04u
Kubuka mataku, kutatap tubuhku di depan cermin kamar mandiku. Kupegang payudaraku yang membulat, membusung yang basah oleh air.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIDDE4sWYQr
Aku gak tau berapa menit aku di dalam kamar mandi, sampai-sampai kakekku berteriak memanggilku karena waktu sholat maghrib hampir berakhir.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPtuMFT7I9f
"Udah selesei kok Kek", kataku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi6TtJPW8R2
Dengan buru-buru aku berlari ke dalam kamar, karena tinggal beberapa menit lagi waktu sholat maghrib berakhir. Kupakai BHku yang berwarna putih berenda, lalu celana dalamku yang berwarna putih juga.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcJZ7iHUAZh
Kupilih dress panjang berwarna hitam, kupatut diriku di depan cermin. "Cantik", kataku memuji diriku sendiri.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKnUFZWxWMj
Lalu aku pergi berwudhu dan kulanjutkan untuk sholat.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrkIWywQUCG
Selesei sholat aku bersiap untuk berangkat ke rumah Pak Aziz. Pak Aziz sudah menceritakan semuanya tentang letak rumahnya yang jauh dari pemukiman. Kata Pak Aziz, Pak Aziz akan menjemputku. Ya meski aku bawa motor sendiri, Pak Aziz menemaniku agar aku aman.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJG2Mh9T3z
Karena kata Pak Aziz, di jalanan itu sering terjadi klitih. Mendengar cerita dari Pak Aziz aku sempat takut, tetapi Pak Aziz menenangkanku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ96Jxb7VstA
Sekarang aku sudah berada di jalan yang sering terjadi klitih, dengan siaga Pak Aziz berkendara mengiringiku. Untung saja, gak ada kejadian apa-apa. Aku selamat sampai ke rumah Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0RphIrRCT
Kuseka keringat di keningku, "Gerah banget Pak", kataku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlnm7FBym5u
Pak Aziz membawa sapu tangan putih untuk menyeka keringatku. Tanpa malu-malu kubuka cadarku, "Panas Pak, gapapa kan aku buka cadarku?", Tanyaku pada Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLTEjphyIC9
"Gapapa Mbak", kata Pak Aziz tersenyum.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡchbdEApTmY
Yang aku bayangkan dari rumah tentang apa yang bakal terjadi, gak sesuai apa yang aku bayangkan. Pak Aziz hanya duduk kikuk di dekatku, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Begitu juga aku, Pak Aziz hanya menawarkan minum lalu membawakan minum untukku segelas teh manis hangat untukku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsEN4QV0lW4
"Terima kasih ya Pak", kataku dengan tersenyum tipis.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7pe6uJUPiO
"Sama-sama Mbak", kata Pak Aziz tersenyum pula.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1PkZB51qXW
Karena Pak Aziz gak berinisiatif untuk mendekatiku, aku berdiri dan duduk di samping Pak Aziz. Ntah kenapa Pak Aziz menjadi pemalu saat ketemu aku sendirian. Padahal awal-awal saat Pak Aziz mencabuliku, Pak Aziz berani banget.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDR5FAOJP1F
Aku ingat sih, apa yang dilakukan Pak Aziz padaku. Memang itu pelecehan seksual, tetapi ntah kenapa amarahku cepat sekali luntur. Mungkin karena aku sadar yang memulainya itu aku. Dari aku mulai memamerkan auratku di warung bakso, sampai aku pamer vaginaku saat aku kencing menghadap ke arah Pak Aziz yang mengawasiku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ78MxNcWzep
Jadi memang aku yang menginginkannya, apalagi saat aku memandang Pak Aziz seakan-akan ayahku. Pikiran nakalku semakin menggila. Bahkan saat ini, aku ingin memberikan apa yang sebelumnya aku jaga pada Pak Aziz. Apalagi kalau bukan keperawananku. Tetapi apakah Pak Aziz mau bertindak lebih padaku. Dan mau aku beri keperawananku, aku gak tau.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4e1baEa8KS
Kucoba mulai membuka obrolan, "Peluk aku Pak!!", Kataku pada Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnmr2n5ZROC
Dengan gemetar Pak Aziz memelukku dari samping, lalu kusandarkan wajahku pada pundak Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHuFs5c3SC8
Kulirik Pak Aziz dengan sudut mataku lalu aku tersenyum, "Pak Aziz kok gemeteran?", Tanyaku dengan tersenyum.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbQ0iCNTKZl
"Saya grogi", kata Pak Aziz jujur.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ545fCEqWaJ
"Kok grogi Pak? Hihi", tanyaku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg2qzc3cTYf
"Gak tau Mbak. Saya kepikiran itu", kata Pak Aziz malu-malu.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVeLiuxAXyj
"Kepikiran kejutan dari aku ya?", Tanyaku genit.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYvP0uus4cT
Lalu aku menegakkan badanku, kuletakan tanganku di pundak Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcmmrCES8gH
"Hari ini, aku milik Pak Aziz seutuhnya", kataku dengan tatapan genit.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ixy4O1RqM
Kulingkarkan tanganku ke leher Pak Aziz, lalu aku majukan wajahku untuk mengecup bibir Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ018idqzqeP
"Muah".
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYzcayjzkLx
Pak Aziz merespon kecupanku dengan pasif, kecupanku pada bibir Pak Aziz berubah menjadi lumatan. Kuresapi bibir Pak Aziz di dalam lumatan bibirku dengan memejamkan mataku. Kupegang tangan Pak Aziz lalu keletakkan di atas payudaraku yang tertutup oleh dress panjang dan hijabku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBvkPoYirxN
Pak Aziz mulai merespon lumatan bibirku, dengan membalas melumat bibirku pula. Tangannya yang meremas payudaraku, kini masuk ke dalam celah hijabku masuk untuk meremas payudara yang masih terbalut dress panjang dan BHku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzyHzC00OP6
"Elm srup srup."
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3chEdM9UwL
Bunyi kecapan, lumatan, hisapan dari bibirku dan Pak Aziz memenuhi ruangan. Lalu aku mencoba melepas pagutan bibir Pak Aziz pada bibirku, "Sebentar Pak!!", Kataku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYFBbCaVRrK
Pak Aziz melepas pelukannya pada tubuhku, dengan senyum nakal kulepas hijabku. Dengan rambut terurai, aku kembali melingkarkan tanganku pada leher Pak Aziz, kita kembali saling melumat.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4J44Pb8xvN
Sekarang aku duduk di atas pangkuan Pak Aziz, dengan tangan melingkar di lehernya. Kurasakan tangan Pak Aziz sekarang berada di pantatku, meremasnya secara perlahan. Karena aku mengetahui Pak Aziz mulai aktif, aku tersenyum menatapnya. Kembali aku melumat bibir Pak Aziz, tanpa perasaan jijik aku bertukar ludah dengan Pak Aziz. Bunyi kecapan demi kecapan membuat syahwatku semakin meninggi.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSeR42BOTfX
Dengan buas Pak Aziz menjilati wajahku, telingaku bahkan leherku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfZdvxsmrrX
"Ahhh Pak, ssssh ahhh." Aku mendesah dengan mencengkeram erat pundak Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3z99jecvWU
Kupegang wajah Pak Aziz untuk kembali menatapku, kita saling pandang dengan saling menebar senyum. Mata Pak Aziz seperti memberi isyarat padaku untuk kembali saling berpagut. Tanpa kata yang terucap dari bibir Pak Aziz, aku tersenyum sambil mengangguk. Senyuman Pak Aziz pun semakin melebar. Pak Aziz memegang pipi kanan dan kiriku. Manarik wajahku agar maju ke pertemuan dua bibir yang menginginkan penyatuan.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8h06C93nrQ
Deru nafasku semakin memburu, kecupan, kecapan, lumatan dan hisapan mengisi ruang syahwat yang terpendam. Meletup, merangsang setiap syaraf-syaraf tubuhku yang mengejang. Dengan bulir-bulir keringat membasahi dress panjangku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWgDl3mY1U5
Aku menginginkan lebih dari ini, lalu aku beranjak berdiri dari pangkuan Pak Aziz. Dengan tersenyum nakal, kulenggak lenggokkan tubuhku meski tanpa iringan musik.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡikkNil66yu
Kulepas satu persatu kain yang menutupi tubuhku, dari dress panjangku yang menjuntai sampai ke bawah seperti gaun. Kutarik resleting di punggungku, perlahan dress panjangku aku lepas mulai dari pundakku. Perlahan saat dua pundakku semakin terpampang jelas, dress panjangku turun sampai terjatuh ke lantai.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1wmmVdoHVi
Sekarang aku hampir sepenuhnya telanjang. Dengan genit, tangan Pak Aziz kutarik agar berdiri memelukku. Pak Aziz menerkamku, melumat habis kulitku yang kini gak lagi tertutup sehelai benang.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuoTfE4Sk8I
"Ssshh Pak."
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLwcXLHH8xc
Tangan Pak Aziz mulai melepas pakaiannya tanpa sisa, sekarang aku melihat tubuh Pak Aziz yang tambun dengan penis gemuk, panjang sedang tegang sempurna. Melihat penampakan penis Pak Aziz, vaginaku mulai gatal.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq2KrqBFH89
Karena aku gak kuat, kutarik tubuh Pak Aziz untuk kembali memelukku. Pak Aziz gak tinggal diam, dengan merengkuhku dengan pagutan lagi di bibirku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEpx6yMZNCz
"Ssshh ahhh" aku mendesah gak karuan.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtSOu58bXx4
Bukan hanya karena Pak Aziz kembali mencumbuku, tetapi karena penis ereksi Pak Aziz bergesekan dengan vaginaku yang masih tertutup dengan celana dalamku yang berwarna putih.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnjHpR94OJW
"Aku lepas ya Mbak?", Tanya Pak Aziz meminta izin untuk melepas kaitan BHku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgJ8AiizzVD
Aku tau karena tangan Pak Aziz sudah bersiap-siap untuk melepas kaitan BHku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡylDa58Lmn9
"Hu'um", kataku mengangguk.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmR79Dxxj5e
Setelah aku memberi izin Pak Aziz, wajah Pak Aziz begitu ceria. BHku mulai terlepas kaitannya, dengan perlahan Pak Aziz menyingkirkan cup BHku yang masih tersangkut di payudaraku. Perlahan BHku mulai tersingkap, lalu BHku jatuh ke lantai.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAM1cg4qlVZ
Lalu Pak Aziz menggendongku, merebahkanku di atas sofa. Tubuh Pak Aziz menindihku, yang membuat penisnya yang ereksi bergesekan dengan vaginaku yang masih tertutup celana dalam. Aku melenguh hebat saat penis Pak Aziz yang gemuk bergesekan dengan vaginaku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUSXOGWsvCm
"Ssssh Pak."
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVE11FfNIIo
Rasa nikmat yang aku rasakan dan pertamakali dalam hidupku membuatku melayang. Lalu Pak Aziz kembali mencumbu bibirku, gak begitu lama berpindah ke leherku untuk menjilat dan menghisapnya. Rangsangan demi rangsangan dari Pak Aziz membuatku hanyut lebih dalam ke dalam pusaran nafsu yang gak bisa aku cegah.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlb78Vb5N0S
Jilatan Pak Aziz turun, ke bawah ke pangkal payudaraku. Tangan Pak Aziz gak tinggal diam untuk meremas kedua payudaraku. Rasanya begitu nikmat, ini yang pertamakali kulit payudaraku diremas oleh lawan jenisku tanpa terhalang oleh sehelai benang pun.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡah9VbJIKDG
Merasakan nikmat yang gak tertahankan, aku melenguh sejadi-jadinya. Lalu wajah Pak Aziz turun ke bawah, mengecup putingku. Dengan lidahnya Pak Aziz merangsang putingku. Gak hanya sentuhan ujung lidah Pak Aziz pada payudaraku, tangan Pak Aziz juga meremas payudaraku. Saat Pak Aziz hendak menjilat ujung putingku, payudaraku menggembung karena remasan tangan Pak Aziz pada payudaraku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcgztIEEGmp
"Sssh aaah Pak" aku mendesah dengan mendongakkan wajahku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsQbJhFssGl
"Enak Mbak?", Tanya Pak Aziz dengan tersenyum.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW8Con4J5PM
"Hu'um" kataku mengangguk.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjyhYiQMsrA
Pak Aziz kembali menundukkan wajahnya, sekarang menghisap puting payudaraku. Mengulumnya, sampai aku menggelinjang keenakan. Dengan wajah tersenyum Pak Aziz meminta izin padaku untuk melepas celana dalamku. Aku hanya mengangguk saja sebagai isyarat bahwa aku memberi izin Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl995PbIl3I
Kubantu Pak Aziz untuk melepas celana dalamku, kuangkat pinggulku. Dengan perlahan celana dalamku ditarik ke bawah sampai lututku. Meski aku menginginkan ini, aku sangat malu saat Pak Aziz melihat penampakan vaginaku. Kucoba menutupi vaginaku dengan bulu yang tercukur rapi dengan tanganku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5HSoOXq2gJ
"Jangan Pak, aku malu!!", Kataku dengan masih menutupi vaginaku dengan telapak tanganku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuWWaHIdq9A
"Gak usah malu Mbak!! Vagina Mbak cantik kok kayak orangnya", kata Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Kj7Le6zOp
Mendengar pujian Pak Aziz, pipiku memanas. Tanganku gak lagi menutupi vaginaku, dengan nafas memburu aku menahan perasaan malu yang sangat.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYbt9ndtKgu
Belum sempat aku mengatur nafasku, pahaku dibuka lebar oleh Pak Aziz. Aku mengernyitkan dahiku saat wajah Pak Aziz berada di selangkanganku untuk menjilati permukaan vaginaku yang masih rapat. Lidah Pak Aziz menjilati garis vaginaku dengan lembut.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiMXLsiG3lv
Aku benar-benar melayang dibuatnya, jilatan Pak Aziz menyusuri garis vertikal vaginaku. Dengan perlahan Pak Aziz membuka garis lurus vertikal vaginaku, lalu menjilati bagian dalamnya dengan lidahnya. Melihat Pak Aziz mulai mengeksplorasi vaginaku, aku sangat senang sekali. Karena memang itu tujuanku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ80vJDHCx36
Rangsangan Pak Aziz pada vaginaku membuat tubuhku mengejang, ntah cairan apa itu aku gak tau. Mengalir deras keluar dari vaginaku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8qwx2yvShA
Perlahan Pak Aziz mulai menindihku, penisnya yang mulai ereksi digesek-gesekkan ke bibir vaginaku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡncUWgupw22
"Ssssh Pak ".
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVEnZ3KKJhE
Tangannya mengangkat kakiku ke atas, mengangkang. Aku kira Pak Aziz akan penetrasi ke dalam vaginaku. Saat aku rasakan, seperti ada yang salah.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSsftAzCxLr
Rasa perih menjalar ke seluruh tubuhku, penis Pak Aziz menerobos liang duburku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTM9exxjKTT
"Pak Aziz!! Kok kesitu sih? Sakit Pak", Kataku dengan cemberut.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkklTUicQnH
Pak Aziz merapikan rambutku, "Maaf ya Mbak. Saya pantang mengambil perawan Mbak", kata Pak Aziz.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLdLOfb8gxN
Lalu Pak Aziz memberiku sapu tangan agar aku menggigitnya, agar aku bisa menahan rasa sakit saat penis Pak Aziz mulai penetrasi ke lubang anusku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9537JWpDm9
Padahal di dalam hati, aku ingin memberikan keperawananku pada Pak Aziz. Tetapi Pak Aziz tetap keukeuh gak mau mengambil keperawananku, lebih memilih untuk mengambil keperawanan anusku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfgaaoWaJt
Kurasakan penis Pak Aziz sudah berhasil masuk ke dalam lubang sempit anusku. Perlahan Pak Aziz memaju mundurkan penisnya. Rasa sakit yang menjalar ke seluruh tubuhku membuat air mataku menetes.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl1yPM6ErqM
"Tahan Mbak!!", Kata Pak Aziz sambil mengecup keningku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJSQqK9VBMK
Kutahan rasa sakit yang aku rasakan, dengan mencengkeram pundak Pak Aziz dengan erat. Pak Aziz menyingkirkan sapu tangan dari mulutku. Sekarang Pak Aziz berganti memagut bibirku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrLFzvmzi6N
Pagutan Pak Aziz pada bibirku, seakan mengalihkan perhatianku dari rasa sakit yang aku rasakan pada anusku. Tetapi gak sepenuhnya aku bisa mengalihkan perhatianku, sampai aku merasakan sakit di anusku bercampur dengan nikmat.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUqUPKbjz4v
Tanpa bisa aku cegah, vaginaku kembali memuntahkan cairan yang aku gak tau apa itu. Setelah aku mengejang hebat, anusku gak lagi merasakan perih yang menyiksa.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtNXHsbxsFV
Kini tinggal kenikmatan tiada tara yang gak pernah aku rasakan sebelumnya. Kutatap mata Pak Aziz dalam, lalu aku tersenyum ke arahnya.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyxy6zRIR8s
"Gimana Ayah puas?", Tanyaku.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDGPlOoTuOC
"Puas, Sayang", kata Pak Aziz dengan tersenyum.
4467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzY9VKQ46aT
