Bisness KakNia - Perangkap manis Kaknia

Pagi itu angin tidak sepanas biasa. Langit mendung seperti menyimpan rahsia. Aman berdiri di hadapan kedai, menyusun kotak minuman sambil matanya sesekali kosong memandang jalan. Tangan bekerja, tapi fikiran entah ke mana.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM7hrFhvLy0

Dari jauh, bunyi tapak kasut tumit rendah menghampiri. Kaknia baru turun dari kereta, tangan kiri membawa bakul, tangan kanan mengangkat sedikit kain baju kurung supaya tak terkena lopak air.

“Amboi...”

Suara Kaknia menyapa, disusuli senyuman nakal.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBcyDwx0KEy

“Jauh termenung. Dua minggu lepas bukan main berseri muka tu. Sekarang macam pokok tak cukup baja.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHzpmAw9D98

Aman tersenyum sipi. Tangannya masih menyusun tin.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuqDbUh5VXq

“Mungkin dah cukup baja, tapi panas sangat. Layu juga.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXUSzjbLAjP

“Haa pandai awak jawab,” Kaknia letak bakul atas meja.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa3xaEsVjGY

Dia diam sebentar, perhati wajah Aman yang sudah semakin banyak fikir.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeDmMqKKS10

“Dah tak contact dengan Mek Siam tu?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8hNPdlIYRw

Aman hanya mengangkat bahu. Tak ada emosi.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXWLwtfePKr

“Tak dah. Dia dah ada gewe. Saya ni... orang lalu je.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeFHQmBHMiU

Kaknia ketap bibir.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRppiXuVpOm

“Haih… Tula, Kaknia dah cakap. Bertindak cepat. Awak ni suka tunggu sampai nasi jadi bubur.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrDP82tzSpx

“Kadang-kadang, nasi memang tak sempat jadi apa-apa. Dah orang lain bawa balik, kita tinggal pinggan.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsaBnfhk1uR

Kaknia jeling.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkX32vabrW6

“Tapi bubur pun kenyang tau. Tak sedap awal, tapi lama-lama melekat.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBGo0dFJAKc

Aman tergelak kecil.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxH1R1cG2K5

“Cintakan… tak boleh dipaksa.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOtbzq0tXZU

“Boleh. Tak salah paksa dulu… kemudian baru timbul rasa tu.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNJaz0lZSjK

Aman berhenti buat kerja. Pandang Kaknia.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJWtyw9qJ0

“Macam Kaknia ke yang suka paksa orang tu rasa sesuatu?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQcRNHDUjbm

Kaknia merenung sebentar. Senyum.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxn5MzbNKK6

“Kaknia tak paksa. Kaknia... bagi peluang je. Mana tahu orang tu terlepas pandang. Bila dah nampak, baru tahu apa dia cari selama ni.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡve3pxohzxU

---

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7627nsGC92

Aman diam. Tapi jiwanya terasa tercuit. Kata-kata Kaknia itu bukan sekadar tentang Mekya. Mungkin ada maksud yang lebih dalam. Mungkin… Kaknia sendiri tahu lebih banyak dari yang dia tunjukkan.

Dan Aman kembali termenung, tapi kali ini… wajah yang bermain di kepalanya bukan lagi Mekya.

“Hari ni Kaknia free sikit… Kaknia teman awak sampai tengah hari ya,” katanya sambil duduk.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtJE3eFua5V

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVTQ4bZKehp

Aman angguk sambil menyusun straw.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3Wtbbh0Bwi

“Wah, hari ni istimewa sangat ke?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ1jm0D9itd

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0lDIJfSVE

“Istimewa laa… hari ni Kaknia nak buka cerita sikit. Tapi jangan marah.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc2mIo4XO4N

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCJApiLegpk

Aman buat muka hairan.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtVNvaAQIVd

“Cerita apa ni?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2bjMLJvRRy

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbLskxtIBL6

Kaknia tersenyum sipi, tunduk sebentar.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkEylG79x24

“Ingat tak dua minggu lepas kau sibuk keluar dengan Mekya?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOBHRT8JfSP

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpWhXi8ju1R

“Ingatlah… kenapa?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdLAupgrmXn

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6onGJNJhBI

“Kaknia yang galakkan. Kaknia sengaja bagi kau peluang tu.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCm3PGtVV0d

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQSfHKsyHCy

Aman berhenti gerak. Pandang Kaknia.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsnGJM8QLch

“Apa maksud Kaknia… sengaja?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkosC5NKxfM

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2n0ZeOhjVc

Kaknia angkat bahu, selamba.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR1QUL3NJOO

“Nak tengok reaksi Mimi. Nak uji sikit je. Dia balik kampung, tapi Kaknia update semua… dari kau dating, sampai kau ke wayang, sampai ke... ‘senyap panjang’. Semua Kaknia cerita kat dia.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvJQGq2ECtz

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZhr7CgoOwV

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJNoGinwA8V

Aman mengangkat kening.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEeU2RvNtnO

“Mimi… tahu semua tu?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGwJkezmteg

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqu6ZFzwf4C

Kaknia senyum makin nakal.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgQThT31t3D

“Tahu. Dan tahu tak apa yang menarik? Mula-mula dia macam tak kisah. Tapi bila Kaknia bagitahu yang kau masak sendiri untuk Mekya… dia terus diam. Bila Kaknia cakap Mekya duduk dekat dan hantar gambar… dia taip, ‘Oh.’ Satu huruf besar. Dot. Tak pernah sependek tu dia jawab.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡht0gzbcNqv

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMCFZ8E6AD5

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3kRHVOoD5z

Aman tergelak kecil.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLXycbUkO7b

“tanda cemburu ke tu?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq8FjRmRCHn

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJOeijXoUQG

Kaknia tunduk, lepas nafas perlahan.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQAxmkuqbAv

“Tak nak cakap. Tapi mata dia masa Kaknia videocall… tak sama macam selalu. Tak ada senyum, tak ada gelak. Mata dia… tahan sesuatu. Kaknia tahu.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡshnAwEFqik

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQSuTuvkgjt

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUYC92HNwo9

Aman termenung. Jantungnya berdegup lain macam.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUwq2IqubPX

Kaknia bersandar.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4AN2nUdSVj

“Kaknia tengok je selama ni. Mimi tu keras kepala. Tapi bila dia betul-betul suka… dia simpan dalam. Tak tunjuk. Tapi Kaknia tahu. Sebab tu Kaknia berani mainkan perasaan sikit. Sebab Kaknia yakin…”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCNei5eeDZC

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEiCahGYg1L

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYV2oXQsKGv

Dia tunduk, pegang tangan Aman sekejap.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxq8Vx8wex7

“Kau orang yang paling sesuai jaga Mimi. Paling sabar. Paling tak gopoh. Dan paling... tahan dengan tarik tali dia.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyKxfFvvyO7

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4MS4DDJsFF

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEnfTnBU9Mh

Aman senyum kecil.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9rX1syROXm

“Tapi kalau dia tarik tak lepas-lepas macam dulu?”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXlHuWkn4f

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUIoBxlMjFr

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡngHyhVV2po

Kaknia senyum lebih dalam.

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcOANguCkHq

“Sekarang dia tarik pun… tangan dia dah mula gementar. Sebab dia takut kalau terlepas betul-betul.”

195Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbSnbskEgCr

ns216.73.216.203da2

Perangkap manis Kaknia

REGISTER

LOGIN

Interface Language:

Story Language: