x
Semenjak apa yang terjadi di pos satpam bersama Pak Salim, aku jadi sering salah tingkah. Ada perubahan kecil pada diriku. Seperti sering merias wajahku agar lebih cantik saat bertemu Pak Salim dan memakai pakaian yang paling sexy yang aku punya. Ah, inikah yang namanya bucin? Seumur-umur aku belum pernah merasakan bucin.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8JvB2v9sd
Perasaanku pun yang beberapa hari yang lalu sempat memberi ruang untuk Aldo, kian lama kian memudar. Muncul perasaan lain yang lebih dominan yang memberi ruang untuk Pak Salim. Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQE4j90bLS
Baru saja aku sedikit lega karena perasaan bahagia, lagi-lagi orang tuaku bertengkar hebat. Sempat kututupi telingaku dengan earphone agar aku tak mendengar pertengkaran mereka. Namun percuma saja, suara pertengkaran kedua orang tuaku tetap terdengar meski sayup-sayup.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlAOIggqt41
Saking kesalnya, aku turun ke lantai bawah dengan emosi. "Pa, Ma... Nggak malu apa tiap hari berantem?" tanyaku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡerIJrvH3hp
"Ini memalukan, Fa..." kata Papa.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGjJer0P5Ts
"Maksud, Papa?" tanyaku penasaran.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDFSeMMNNkg
"Terlalu rumit buat dijelaskan..."
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqiJkZkCUDc
Lagi-lagi aku bingung dengan perkataan Papa yang setengah-setengah, ambigu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXJdFXB1PIy
"Ini terjadi karena kesalahan, Papa juga..." kata Mama.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIitafsmVN6
"Hah? Aku bingung..." kataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS5qhDHRlFm
"Ya, ini juga kesalahan Papa juga..." kata Papa yang semakin berbelit-belit.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEI7dq4HFOV
"Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan bikin aku bingung dong, Pa... Ma... " kataku kesal.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbl0BazDvlq
"Bukan kesalahan Mama, kalo sekarang Mama jadi simpanan si Kyai brengsek itu... "kata Mama mendengus kesal.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmiIxvLn1tz
"Kyai brengsek? Siapa, Ma? Mama selingkuh?" tanyaku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUznwB0hjlV
Kulihat tangan Papa terkepal, dengan wajahnya berubah menjadi merah padam.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4WqYVFmFN0
"70% saham perusahaan, milik Mama. Papa kudu inget, modal awal berdirinya perusahaan dari Mama. Dari orang tua Mama," kata Mama.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9w4U1BzmU1
"Iya, aku paham, Ma..." kata Papa lesu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkjQKPkUJkr
"Mama tau, yang menjalankan perusahaan Papa. Dan bisa berkembang kayak sekarang. Cuma, kesalahan kita. Bukan Papa doang ya, Mama juga ngerasa bersalah. Kita terlalu percaya sama Kyai brengsek itu... "
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZAdFrIy6Cj
"Kyai brengsek itu manfaatin kita, dengan pura-pura membantu kita buat urusan sengketa tanah. Ternyata dia lah beking yang menggerakkan massa, karena tanah yang diperebutkan. Trus Kyai brengsek itu mencoba menekan Papa, agar ngerasa utang budi. Bukan kamu doang, Fa yang menjadi tumbal tapi juga, Mama..." kata Mama sambil mendengus lesu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡziCtilbXrw
"Trus, Mama dijadiin gundik sama Kyai itu kah?" tanyaku tidak mengerti.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡopNi5535Cp
"Iya, Mama nggak bisa berbuat apa-apa, Fa. Kamu tau apa perjanjiannya? Setelah kamu menikah sama Akbar, perusahaan wajib diwariskan ke Akbar... Dan kalo Mama menolak buat dijadiin pelampiasan nafsu bejat si Aziz itu..." kata Mama lemah.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfW4JJ2LxMd
"Mama diancam apa?" tanyaku ikut terbawa emosi.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbkodTxaSvv
"Kamu yang bakal dijadiin mangsa selanjutnya... " kata Mama tertunduk lesu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0bxGF686RU
"Aku nggak terima, Ma. Pernikahanku sama Akbar harus dibatalin!" kataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtblPfsW9kJ
"Nggak bisa, Fa. Masalah ini udah merembet kemana-mana. Si Aziz itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara demi tujuannya," kata Mama.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYefYOw0rEv
"Aku nggak mau, Ma kayak gini... Aku nggak mau nikah... " kataku mencoba menyangkal kenyataan yang aku hadapi sekarang.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn61PSniPsp
"Aziz juga mencancam buat mencemarkan nama baik Mama, Fa... " kata Mama.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdUoPKRmRog
Papa memegang telapak tangan Mama, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5PnQ48MiP0
"Dia mengancam apalagi Ma, Pa? Tolong katakan!" kataku mendesak Mama dan Papa.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI05YKjDAM6
"Maaf, Fa. Mama nggak bisa cerita sekarang. Terlalu berat buat Mama... Maafin Mama" kata Mama terisak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTtbYS0mQ35
Kuembuskan nafas panjang, mendengar kisah pilu yang dihadapi keluargaku. Dadaku pun terasa sesak. Rasa-rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjPW7FXC6PY
Kulihat Mama jatuh meringkuk, dengan tangisan yang menyayat hatiku. Aku ingin membantu Mama, mengurangi penderitaan Mama. Namun, aku pun bingung dengan masalah yang kuhadapi. Bahkan Papa pun, tak mengucapkan sepatah kata pun. Emosiku pun ingin meledak karena melihat Papa yang tidak berdaya. Aku benci Papa, Papa terlalu lemah. Bahkan saat keluarganya terjerat ke dalam perangkap iblis pun, Papa hanya diam saja membisu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaaeQkPsxJM
"Pa!" teriakku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0eiR53ZrYK
"Kenapa Papa diam aja sih, Pa?"
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2MzyNe9KZq
Papa hanya menatapku dengan tatapan kosong, tanpa mengucapkan kata-kata apa pun. Lalu kembali menunduk lesu sambil memeluk Mama yang meringkuk di lantai.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6xmBtA53Ny
"Aku kecewa sama, Papa!"
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNTt9YMsyp2
Aku berlari, naik ke lantai atas. Dengan tangis yang belum mereda, kuhamburkan tubuhku ke atas ranjangku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt1EzERwimd
Kudengar Papa dan Mama kembali bertengkar. Seketika aku bangun dari tempat tidurku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5kSaoZw9wy
"Papa jangan salahin Mama terus!" kata Mama berteriak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeticA37AbV
"Gimana Papa nggak salahin Mama. Mama aja rela dijadiin gundik sama si Aziz!" kata Papa juga berteriak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ97c5qGsNJt
"Papa pikir Mama mau sama kondisi yang menimpa Mama? Nggak Pa. Mama nggak mau, mengorbankan Farisha!" kata Mama tak kalah berteriak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFUPOgUYwUh
Air mataku tiba-tiba menetes mendengar ucapan Mama. Aku merasa berdosa karena pernah menyakiti perasaan Mama, "Maafin Farisha Ma," kataku dalam hati, lalu tangisku pun meledak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZVtx1Fe2h
"Papa nggak rela, Ma! kata Papa berteriak sampai terdengar suara pecahan kaca.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2KeHSHNKgy
"Kenapa Papa marahnya sama Mama? Kenapa Papa nggak marah sama Aziz dan mencoba nyelametin Mama, Pa?" kata Mama dengan terisak-isak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKxGkIkV7qo
"Pa.. Pa.. jangan Pa!" kata Mama berteriak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwOZquKP1hT
Karena aku khawatir dengan Mama, aku cepat-cepat turun ke lantai bawah. Kulihat Papa sudah membawa katana, sedangkan Mama berlutut di lantai memegang kaki Papa.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOTJwAwpkYf
"Kenapa Mama halangi Papa? Biar Papa bunuh si Iblis itu!" kata Papa penuh emosi.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUL3IYk3JeV
"Jangan Pa! Kumohon! Bukan pake cara kayak gini, Pa!" kata Mama.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjPuinHlVSi
Aku pun turun ke lantai bawah, berusaha mencegah Papa agar menahan emosinya.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm1tYYMbodK
"Pa! Papa ngerti nggak sih, kalo Papa pake kekerasan kayak gitu, justru memperumit masalah ini? Papa justru bikin anak dan istri Papa makin menderita!" kataku dengan nada emosi.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3e6LDm7Htj
Katana yang dipegang Papa jatuh ke lantai, "Maafin, Papa, Fa!" kata Papa berdiri lesu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjQ3PJ3XvuS
Kudekati Papa, kupeluk Papa dari depan. Kuusap-usap punggungnya untuk sedikit menenangkan hati Papa.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDwCd7TVZyz
"Kita jalani dulu, Pa! Farisha rela untuk sementara menjadi korban. Tapi Farisha nggak bakal tinggal diam. Farisha bakal cari solusi buat masalah kita," kataku mencoba menenangkan.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTF4h02Zdif
Sekarang Papa dan Mama duduk di sofa, mereka sudah sedikit tenang.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS3X2W0DAQ6
"Maafin Papa ya, Fa. Papa nggak bisa nolongin kamu," kata Papa tertunduk lesu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpBQD4Wc2wE
"Nggak apa-apa, Pa. Farisha paham, masalah ini rumit. Andai aja Farisha bisa menolong Mama pun, hari ini juga Farisha bakal menolong Mama. Tapi Farisha nggak bisa," kataku juga dengan terisak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR6gdgZMBBB
Aku dan Papa sekarang berpelukan, Mama pun mendekat ke arah Papa yang ikut memeluk Papa dari samping. Kulihat Mbok Darmi berdiri di dekat kami, dengan sesekali mengusap air matanya.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9M6JpfLYxG
"Maafin Mbok juga ya, Non. Nggak bisa bantuin apa-apa..." kata Mbok Darmi dengan tangannya mengusap air matanya.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcjHNXOtoqf
"Nggak apa-apa, Mbok," kataku dengan tersenyum pilu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvtEaF8OWSe
"Ini Tuan, Nyonya. Dimakan dulu mie rebusnya! Saya taruh sini ya tuan?"
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnCV3eRajMv
"Ini buat, Non Farisha... Nggak pake telur," kata Mbok Darmi dengan tersenyum.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR4X8q6cwPg
"Eh, Mbok Darmi kok tau sih? Aku nggak makan telur?" tanyaku antusias.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡodgATy8EMJ
"Tau dong, Non. Mbok kan yang rawat Non dari kecil. Jadi tau apa yang Non suka atau nggak suka," kata Mbok Darmi.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLJ7ygZIZ8q
"Terima kasih ya, Mbok," kataku tersenyum ramah.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT9AJRp1I0Q
"Sama-sama, Non. Ya udah, Non, Tuan, Nyonya. Saya ke belakang dulu," kata Mbok Darmi.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq9BMFWtcI7
"Iya, Mbok," kataku ramah.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ27jgluCexV
Setelah kepergian Mbok Darmi, tak ada lagi kesedihan, kemarahan, keputusasaan yang terpancar dari wajah Papa dan Mama. Aku bersyukur memiliki Mbok Darmi yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Setidaknya dengan kehadiran Mbok Darmi, bisa sedikit menyembuhkan luka yang aku dan keluargaku alami.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2EHKBpT8RF
"Mama ke kamar dulu ya, Fa..." kata Mama.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNiozSczoxr
"Iya, Ma... Papa nggak temenin Mama?" tanyaku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT2CxJSaS5g
"Papa disini aja dulu, Fa," kata Papa.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhY6B5HXFjd
"Oh, iya Pa..." kataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡezOBIAYoiA
"Papa boleh nggak peluk kamu?" tanya Papa tiba-tiba.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKaELqDcMR
"Eh... Duh, Farisha malu Pa. Farisha kan udah gede," kataku salah tingkah.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu8Ib2zemmY
"Kata siapa kamu udah gede? Kamu tetap gadis kecil Papa yang dulu..." kata Papa yang sekarang bergeser ke dekatku, lalu sekarang memeluk tubuhku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyGwNVzb3rA
"Papa mah, udah gede gini masih dibilang gadis kecil," kataku malu-malu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiaHswGKAsM
"Beban dan masalah Papa berasa menguap kalo Papa meluk kamu gini, Fa..." kata Papa yang membenamkan wajahnya ke rambutku yang tergerai.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuMsFZuPkMM
"Farisha ikut seneng Pa, kalo Farisha bisa sedikit mengurangi beban, Papa," kataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzHq2r4d3GW
Papa terus saja memelukku, dengan wajahnya terus dibenamkan ke rambutku lalu berpindah ke tengkukku. Kurasakan embusan nafas Papa dan aku tau Papa sedang menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Aku tau sebenarnya ini tak wajar, namun karena sikap Papa seperti ini padaku tak sekali ini saja. Jadi aku anggap wajar-wajar saja. Bahkan Mama pernah memergokiku dengan Papa... Mama meresponnya hanya dengan tersenyum saja.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ52kU3rMI1v
Mungkin Mama masih menganggap perlakuan Papa kepadaku normal-normal saja, karena memang aku anak perempuan Papa satu-satunya. Jikapun Papa memanjakanku, bukan hal yang aneh. Meski agak kelewat batas, jika dilihat dari umurku yang sekarang.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7iVDwwZCgO
"Pa, nggak enak ah. Nanti dilihat Mbok, Darmi!" kataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA5rJB52VVV
"Iya ya. Ya udah kita ke atas aja ya, Sayang?" tanya Papa sambil menggendongku, membawaku ke lantai atas.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHjvKS3EClz
"Pa, mau bawa aku kemana?" tanyaku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡprxEyTUnZr
"Ke kamarmu, Sayang," kata Papa.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnRjjgI0jQr
Setelah sampai di kamarku, Papa menutup pintunya dengan kakinya. Lalu tubuhku direbahkan di atas ranjang.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBRfH11TJyq
"Udah lama Papa nggak ngelonin anak Papa ini," kata Papa.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa7XO46S27n
"Duh, Pa. Farisha kan udah gede?" kataku merengek.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡURIazjyQWP
Lalu Papa memelukku dari belakang yang tidur miring ke samping, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang sedang memelukku, anak perempuannya satu-satunya yang kini sudah tumbuh dewasa. Tabu memang, meski dalam keluargaku dianggap biasa-biasa saja.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUW5gH9oCVu
Baru beberapa menit Papa memelukku dengan erat ke dalam pelukannya, Papa mulai terlelap. Dengan perlahan kusibak selimut yang menutupi tubuh Papa dan tubuhku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRmRgtS8Wnk
Perlahan, aku mengendap-endap, sedikit berjinjit keluar dari kamar. Setelah berhasil keluar dari kamar, kututup pintu secara perlahan.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTu0govAcCt
Saat aku turun dari tangga ke lantai bawah, aku berpapasan dengan Mama. "Papamu udah tidur?" tanya Mama.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ40EgjFApi6
"Udah, Ma," kataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzKezJsopHh
"Ya udah biarin aja! Papamu emang suka kolokan sama kamu," kata Mama.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHaQLe3Th77
"Iya tuh, si Papa. Padahal aku udah bukan anak kecil lagi," kataku merajuk.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUxabvwLEfI
"Udah, lagian sama orang tua sendiri," kata Mama mencoba menormalisasi.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK3OJPOYULD
Dalam hati, aku menggerutu karena Mama terlalu menormalisasi kelakuan Papa yang tidak wajar. Namun, ya sudahlah. Toh, belum melewati batas.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9IOF1NZx9
"Mama mau kemana?" tanyaku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlf4VEY4uWP
Mama tidak menjawab, hanya menundukkan pandangannya saja. Kulihat penampilan Mama sudah tidak seperti sebelumnya. Mama memakai dress panjang berwarna merah, dengan hijab berwarna merah juga.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Ioh9Ycgvq
"Maafin, Mama Fa. Mama harus pergi ke rumah Aziz," kata Mama sambil memegang telapak tanganku dengan memegangnya erat dengan kedua telapak tangannya.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB92Lb4LQKJ
Mendengar pengakuan Mama, tubuhku terasa lemas. Aku baru sadar, masalah kita belum berakhir. Dan Mama masih harus berkorban untukku, untuk keluarga.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2hDL4nLr8Z
"Mama harus pergi, Fa..." kata Mama meninggalkanku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡskmxdXNvWL
Aku benar-benar tak kuasa, sampai aku tak sanggup menahan air mataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBRCDswBuGs
"Jangan menangis, Fa! Jaga diri kamu baik-baik. Mama titip Papa ya!" kata Mama berusaha mengusap air mataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeA8njCV4Qt
"Iya, Ma. Farisha nggak nangis kok," kataku berpura-pura tegar, lalu kuusap air mataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡotHUjmMRLU
Kulihat Mama dijemput entah oleh siapa, dengan mobil mewah yang terparkir di depan gerbang. Sepertinya Pak Salim menyadari bahwa aku sedang bersedih, saat aku berdiri di depan pintu menyaksikan kepergian Mama. Setelah gerbang kembali ditutup, Pak Salim mendekatiku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQV2gT9T8x7
"Kamu baik-baik aja kan, Fa?" tanya Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlsXddZXzko
"Aku nggak tau, Pak. Permasalahan keluargaku terlalu rumit," kataku sambil mengusap air mataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFzt7kFczcU
"Iya, saya paham, Fa..." kata Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4oYjxOe9Yx
"Pak Salim nggak tau, masalah apa yang aku hadapi," kataku sesengukkan.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiPGAJgP2xW
"Saya ngerti kok, Fa. Mbok Darmi udah ceritain semuanya," kata Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ91WAmQs7Ma
"Pak Salim nggak menganggap mamaku pelacur kan?" tanyaku dengan masih terisak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR5WdCnwT0c
"Tentu aja nggak, Fa. Saya tau duduk persoalannya," kata Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWGNnJeJZjZ
Sekarang Pak Salim sedang memelukku dari samping, yang sedang duduk di atas lantai.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuOYAIPPfqg
"Terima kasih, Pak," kataku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Pak Salim. Pak Salim pun meresponnya dengan mengecup puncak kepalaku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5cursxuqML
"Kita ke pos satpam yuk!" kata Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUaooiCbfTE
"Boleh Pak," kataku sambil berdiri lalu berjalan di samping Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnJBJ4okc2r
Sesampainya di pos satpam, Pak Salim mempersilahkanku duduk di kursi kayu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX8ALSyZXtv
"Farisha udah makan?" tanya Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdU2OxkScXQ
"Panggil aku, kamu aja, Pak!" kataku mencoba mencairkan suasana.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4VOblCb80u
"Aku bawa beberapa sachet kopi instan sama mie instan tadi dari kost-kostan. Kamu mau yang mana?" tanya Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHxrMKN830b
"Kopi instan aja, Pak," kataku sambil tersenyum.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ4mmoMg19A
"Tunggu ya!" kata Pak Salim menyeduh air panas dari thermos ke dalam gelas plastik.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGMSZYNajD
"Ini, diminum biar masalahnya ilang!" kata Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP6csK17IAP
"Hihihi, Pak Salim bisa aja ngehibur aku," kataku tersenyum lalu menyesap kopi di dalam gelas.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxy3icPukqE
"Aku seneng ngelihat kamu kembali ceria, Fa" kata Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY0fr8DoXBP
"Terima kasih ya, Pak," kataku sambil tersenyum.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJYkZZzeXz9
"Sama-sama," kata Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxmrNFYXj4A
Sekarang Pak Salim duduk di sebelahku. Aku dan Pak Salim saling tatap cukup lama. Lalu aku menunduk tertawa malu-malu. Pak Salim mengangkat daguku ke atas, kita pun saling tatap. Dan Pak Salim mendekatkan wajahnya ke wajahku, nafas kita saling beradu. Saat Pak Salim mendekat hendak mengecup bibirku, aku membuang muka dengan tersenyum malu-malu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbd5DMYheQx
"Nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfsGY3sCoUR
"Boleh nggak ya?"
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL9h6NKBatA
"Oh nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZtV7boBPAL
"Iya, nggak boleh, hihi," kataku tersenyum lalu menunduk.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt8sdjttcau
"Oh..."
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ50HGVfMPNE
"Hihihi, boleh kok Pak," kataku tergelak tawaku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ40sWN38276
"Ngerjain aku lagi kan?" kata Pak Salim dengan wajah kesel.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAVq5UFzFfj
"Duh, Pak Salim. Jangan kesel dong! Aku kan becanda!" kataku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB5HGprniTL
Pak Salim memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya agar aku menatap ke arahnya. Lalu wajah Pak Salim mendekat ke arahku, karena kutahu apa yang akan terjadi, kupejamkan mataku. Jantungku deg-degan menunggu kecupan bibir hitam Pak Salim pada bibirku. Sesekali kubuka mataku. Pak Salim meresponku dengan tersenyum saja.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVozboAeYe0
"Pak?" kataku dengan sedikit kesal, karena Pak Salim mengerjaiku. Padahal aku sudah menunggu kecupan pada bibirku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJnZpItWIeT
"Hehe, kok manyun gitu mukanya?" tanya Pak Salim sambil terkekeh.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaZPH6fmTmG
"Pak, Salim jahat, hiks hiks."
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ20yQ8sRpL
"Aduh, malah nangis..." kata Pak Salim kebingungan.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhBeKecU4gJ
Aku pura-pura menangis sambil melirik Pak Salim. Saat Pak Salim menatapku, aku kencangkan tangisku lebih kencang lagi.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ190NI2AxFu
Huwaaaaa...
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU8qrzISzWr
"Jangan nangis dong, Fa! Takut Mbok Darmi sama papa kamu denger..." kata Pak Salim dengan wajah khawatir.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0j64LO3Au
Aku berhenti menangis, hanya saja aku tetap menatap Pak Salim dengan wajah kesal. Penasaran saja, bagaimana respon Pak Salim. Awas aja pokoknya, jika Pak Salim mengerjaiku lagi, aku yang akan ambil alih.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1uzbSrIwN2
"Seharusnya aku yang kerjain Pak Salim, bukan Pak Salim," kataku kesal.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6lFVtxjfXs
"Loh, keselnya soal itu? Hahaha. Kirain kesel gara-gara nggak jadi aku cium bibirnya," kata Pak Salim tertawa meledak.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNjwDDitXT1
Kupandang Pak Salim dengan wajah cemberut, "Nggak peka..."
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMjvN51JIFl
"Maksudnya?" tanya Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoA2l9i6vKo
"Tuh kan..." kataku dengan masih menyembunyikan maksudku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ2WaAl6kyM
Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Ya udah aku tinggal ngerokok dulu ya, Fa?" tanya Pak Salim.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQCkhRXheeW
"Pak Salim, ih. Kok nggak paham sih?" tanganku menarik tangan Pak Salim agar tetap duduk di sampingku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcEQt9PPiBz
Kupejamkan mataku dengan sedikit kumonyongkan bibirku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNmCTsW285t
Muah...
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3gXkO69BH1
"Kok pipi sih Pak?" tanyaku protes.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZohjUC9VbD
"Maunya? hehe," tanya Pak Salim sambil terkekeh.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKIsqLRr23d
"Disini!" kataku sambil mengetuk-ngetuk bibirku dengan ujung jari.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1hrqdeCv1G
"Bilang dong, daritadi! haha," kata Pak Salim sambil tertawa.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHCpJVfQ25T
"Huuu. Ya udah nggak jadi, aku udah nggak mood," kataku pura-pura.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuyJrjUd0Wz
Pak Salim memegang daguku, aku yang awalnya menunduk menatap ke arahnya. Wajah Pak Salim mendekat, sampai bibir kita berjarak semakin dekat. Dengan jantung yang berdetak kencang, tanganku kini sudah berpindah ke kedua pipi Pak Salim. Pak Salim pun kedua tangannya juga berada di kedua pipiku. Kupejamkan mataku, saat hembusan nafas Pak Salim mulai menerpa wajahku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVjTLVg3KMf
"Kamu cantik banget, Fa," kata Pak Salim yang membuat aku membuka mataku, lalu kubuang muka karena merasa tersanjung.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvyheszndz2
"Terima kasih..." kataku malu-malu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjb9GmITkPM
Lalu Pak Salim mulai mengecupku. Kubalas kecupan itu dengan kecupan juga. Kita saling mengecup. Setiap sentuhan pada bibirku, kurasakan sensasi yang merambat ke seluruh syarafku. Aku benar-benar hanyut karena kecupan bukan lagi sekedar kecupan. Kecupan sebagai simbol dari sebuah ikatan. Yang tak sekedar penyatuan dari gejolak dari insting terdasar manusia. Namun, ikatan emosi yang menyatukan. Tak ada lagi batasan antara siapa aku, siapa ia. Kita bukan lagi dua orang yang berbeda. Dari sentuhan bibir, kecupan, ludah kita yang bercampur jadi satu. Dan benih di dalam rahimku yang mulai membuahiku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrWV9MnHBXB
Kedua tangan Pak Salim memegang kedua tanganku. Memegangnya erat, dengan jari-jari kita yang menyatu.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcLgPuDff2g
Aku yang sekarang terlentang, ditindih Pak Salim dengan kecupannya yang menjelajahi wajah dan leherku. Kuresapi sensasi yang semakin melambungkan hasratku. Kupejamkan mataku, merasakan tubuh Pak Salim yang kembali menyatu ke dalam tubuhku.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7sJaI8RS7Y
"Aaaaah, Pak."
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxCbLnRv0nS
Keringat kita mengucur deras, menyatu dengan sensasi yang menyentuh syaraf dinding vaginaku. Begitu sesak, begitu nikmat.
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0VMtMjp2DR
"Aaaaah, Pak."
3508Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYSQdtROwCj
