x
Sebenarnya aku tak begitu mau ikut campur dengan masalah orang tuaku. Namun, karena mereka setiap malam selalu bertengkar, aku jadi ingin ikut campur masalah mereka. Aku sudah menduga, melihat Mama selalu berangkat pagi pulang malam. Tidak mungkin, Papa akan meresponnya dengan baik-baik saja.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtakbz4osxk
Pusing kepalaku mendengar orang setiap hari berantem, sampai-sampai aku terganggu saat aku mengerjakan proyekku. Geram banget sih, rasa-rasanya aku ingin keluar begitu saja dari rumah ini. Rumah ini sudah tidak memberiku ketenangan sama sekali.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ86EHzwbyZN
"Kalian kenapa sih? Setiap malam berantem kayak gini? Malu didengar Mbok Darmi sama Pak Salim," kataku penuh emosi.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcnUquKRIo1
Aku pergi begitu saja keluar dari rumah, kubanting pintu depan rumahku dengan keras. "Anak kurang ajar!" Kudengar Mama memakiku, namun aku sama sekali tidak peduli.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5lZekK5EjL
Kesal banget, kepalaku rasanya ingin meledak. Akhir-akhir ini permalasahanku datang bertubi-tubi. Dari perjodohanku dengan Akbar, Mama yang mengecewakan aku, teror orang misterius itu dan yang terakhir harus melihat mamaku dan papaku berantem setiap hari.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKwkMYUbl6Z
Sekarang aku hanya memakai kimono putih selutut, lengan pendek tanpa hijab dan cadar. Aku tidak peduli dengan penampilanku, karena kepalaku sudah terlalu pusing menanggung beban yang terus-terusan datang silih berganti.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdnz6a4CP8k
Kudekati pos satpam, dengan membawa dua kaleng kopi instan.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjGjITAOXQ4
"Hai, Pak!" kataku pada Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrkAF6jDLXZ
"Eh, Non Farisha... Ada apa?" tanya Pak Salim yang menatapku dari bawah sampai atas tanpa berkedip.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgusr2xsWeA
"Pusing, Pak. Denger Papa sama Mama berantem," kataku sambil menyodorkan sekaleng kopi instan.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcG6vj2VIu8
"Terima kasih, Non," kata Pak Salim sambil menerima sodoran sekaleng kopi instan.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ26kHQYIBPu
"Boleh aku duduk di sini, Pak?" tanyaku pada Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkpV6MKInEg
"Ah, Non Farisha. Ya tentu bolehlah, Non kan bosnya, hehe," kata Pak Salim terkekeh.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhPNJAPsOMY
"Panggil Farisha aja, Pak. Nggak usah pake, Non! Nggak enak dengernya kan?" kataku pada Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk5CxPDAfDL
"Eh... Anu... " kata Pak Salim, sepertinya Pak Salim sedang salah tingkah.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyagJmUfTNp
"Biasa aja kali, Pak. Nggak perlu sungkan kayak gitu!" kataku ke Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP51sDixXMl
"Takut dibilang kurang ajar, Non. Nanti kalo Papa Mama, Non Farisha dengar saya manggil nama doang gimana?" tanya Pak Salim dengan wajah khawatir.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIGxqF1MmhC
Kuembuskan nafas panjang, "Ya udah, panggil aku apa aja. Tapi jangan panggil aku, Non ya Pak!" kataku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE3rwRsaEyo
Kenapa aku tidak suka dipanggil, Non karena aku risih saja. Rasa-rasanya feodal banget, toh aku dan Pak Salim setara. Tidak pantas juga, memanggilku dengan panggilan yang seakan kita dipisahkan oleh kasta. Dan status sosial bukanlah kasta, lebih dari sekedar perbedaan status sosial ekonomi saja.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZcPzcO2psq
Tak ada, orang yang terlahir miskin tanpa bisa mengubahnya. Tak ada juga orang terlanjur kaya, tanpa kerentanan untuk jatuh ke status sosial di bawahnya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2li3Qmuc6K
"Saya panggil Cici aja boleh?" tanya Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQgoi9G4xkI
"Nah, lebih baik gitu, Pak," kataku dengan tersenyum.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ36p16k7hzi
Kulihat Pak Salim terlihat kikuk duduk di sampingku. Sampai-sampai Pak Salim tak mengucapkan satu patah kata pun, untuk memulai obrolan kecuali menanggapi obrolanku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRV6JcrwaUx
"Kopinya diminum, Pak!" kataku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaAk6cEa5yi
"Eh, iya Ci... " kata Pak Salim dengan malu-malu, sambil meneguk kopi kalengan yang aku berikan tadi.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFaFZL3FV2u
"Aku kesel banget, Pak. Tiap hari kudu denger orang tuaku berantem... " kataku dengan wajah murung.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ekcFHXfbI
"Namanya juga rumah tangga, Ci. Nggak mungkin terus-terusan adem ayem juga kan?" tanya Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv9Wchk5Umc
"Bener sih, Pak. Tapi kalo berantemnya tiap hari, bikin stress juga, Pak," kataku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSYj6Rx8ioN
"Iya, saya paham, Ci... " kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0VWMJWI8o6
"Aku jadi takut buat nikah, Pak. Tapi aku udah terlanjur dilamar orang," kataku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkkOIm96uPR
"Kenapa takut? Kan setiap orang bakal nikah juga, Ci... " kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmOR39Gzttl
"Engga dong, Pak. Nikah itu hak, bebas-bebas aja sih, kalo misal mutusin nikah atau nggak nikah," kataku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjK3ES5PmmB
"Kalo di kampung saya, pamalih gadis nggak nikah-nikah, Ci. Bakal dicap perawan tua," kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzHgrXbk6H
"Nah, pemahaman kayak gitu Pak, yang aku nggak setuju," kataku dengan antusias.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa37pT54lNh
Pak Salim menatapku dengan mengernyitkan dahinya. Sepertinya ia tidak begitu paham dengan apa yang aku katakan. Atau mungkin, tak bisa sepaham dengan pola pikirku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUfTskExXdA
Lalu kulihat Pak Salim mengembuskan nafas panjang. "Ternyata beda ya, cara mikirnya orang kampung sama orang kota yang berpendidikan tinggi, hehe," kata Pak Salim dengan terkekeh.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF4vsR5Fvf1
"Ah, nggak juga, Pak. Aku yakin, ada orang kampung yang cara mikirnya kayak aku, Pak," kataku dengan menatap ke arah Pak Salim sambil tersenyum ramah.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvYjres7LFv
"Saya nggak yakin, Ci. Soalnya banyak banget di kampung saya yang nikah muda, gara-gara sering diejekin sama tetangga karena nggak nikah-nikah. Apalagi yang pacaran bertahun-tahun, pasti disuruh cepat-cepat nikah supaya nggak terjerumus ke zina," kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ71Vk4RkJLV
Mendengar cerita Pak Salim, aku tersenyum. Ya karena pola pikir seperti itu sebenarnya tidak hanya di kampung-kampung, di kota besar pun juga banyak banget. Meski orang itu berpendidikan tinggi dan terbiasa dengan gaya hidup urban. Namun, pikirannya mundur ke belakang karena terlalu relijius.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoQgpMLkeaF
Tidak hanya tentang pandangan negatif pada perempuan yang melajang. Namun, juga pandangan buruk pada mereka yang memutuskan childfree atau tidak mau memiliki anak. Memang susah, mengubah pola pikir masyarakat yang sudah mengakar.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8zCaiMkMLC
Kutatap Pak Salim dengan tersenyum, "Jadi gimana menurut, Pak Salim. Apakah perempuan yang nggak menikah itu buruk?" tanyaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHhIzz0BrFe
"Aduh, Ci... Saya takut salah jawab... " Kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZRGG864d4y
"Santai aja kali, Pak! Bebas berpendapat apa saja..." kataku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ389RMcXkGf
"Gimana ya, Ci. Di umur saya yang sudah kepala 5 kayak sekarang, mata saya baru kebuka setelah mendengar Cici tadi. Masuk akal sih, saya sependapat sama pendapat Cici," kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6zHasfBcma
Kutepuk paha Pak Salim dengan telapak tanganku. Sekilas Pak Salim tersentak kaget sambil menatapku. Lalu aku tersenyum menatapnya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmteVaGZUbd
"Stress banget aku, Pak. Sebenarnya tadi pengen keluar, tapi nggak tau mau keluar kemana. Makanya aku ajak ngobrol Pak Salim."
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1G4vrYGzHW
Pak Salim menatapku dengan bingung, karena tanganku masih berada di pahanya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvVHK62D0ak
"Diminum, Pak kopinya!" kataku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlRs36eibsi
"Eh, iya, Ci." Kulihat Pak Salim tersentak dari lamunannya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwq38eouzR7
"Hehe, Pak, Salim melamun ya?" tanyaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8bWO7iSZIf
Tangan Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Hehe, maaf, Ci... " kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDjWBFc7jdk
"Ngomong-ngomong, Pak Salim punya berapa istri di kampung?" tanyaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOAnDHqI4fJ
"Satu aja, Ci. Nggak kuat buat nikah lebih dari satu, haha," kata Pak Salim ngakak.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEb3YPcghn2
"Nggak kuat gimana, Pak?" tanyaku dengan wajah menyelidik.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYGYkNQoZq7
"Hehe, Cici natapnya kok kayak gitu?" tanya Pak Salim dengan cengengesan.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVWdqbPWgKw
"Hahaha, Pak Salim kenapa sih? Aku nggak gigit kok, Pak. Jadi kenapa nggak poligami aja?" tanyaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Fisu91i7C
"Nggak kuat aja sih, Ci... " kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuhC60EqxbQ
"Ekonominya atau... ?" tanyaku sambil melirik ke arah selangkangannya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTcHjn2dO1J
Kulihat perubahan di wajah Pak Salim. Keringatnya mulai menetes deras dari dahinya. Dan yang lebih mengejutkan lagi selangkangan Pak Salim pun menggembung besar. Dalam hati aku ingin tertawa, padahal aku tak punya niat macem-macem. Hanya ingin ngobrol biasa saja dengan Pak Salim, karena stress gara-gara Papa dan Mama berantem.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP0PtFmBMR6
"Pak... Pak!" kataku dengan menatap wajah Pak Salim menyelidik karena Pak Salim kembali melamun.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXrCD6MmUmv
Lagi-lagi Pak Salim tersentak kaget, sambil tertawa cengengesan.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWsVAOT7LFU
"Pak Salim ngelamun mulu ih," kataku dengan suara manja.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTYSASLSaOD
"Haha, maaf, Ci... " kata Pak Salim dengan tawa salah tingkah.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO6woD9sKR6
"Pak Salim lagi ada masalah juga?" tanyaku, dengan tangan yang masih di paha Pak Salim dengan sedikit meremasnya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv3LCNFubaR
"Maaf, Ci. Tangan Cici... " kata Pak Salim sambil melirik tanganku yang berada di pahanya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJVxKXlsV7Y
"Hihi, maaf, Pak. Nggak sengaja," kataku. Sebenarnya memang sengaja, hanya sekedar iseng saja sih.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdyYS020D56
Lalu aku menyandarkan punggungku ke tembok, yang membuat tubuhku semakin tegak. Dan dadaku menjadi lebih membusung. Sekilas aku melirik ke arah Pak Salim, yang sesekali melirik ke arahku. Kucoba menoleh ke arah Pak Salim dengan tersenyum. Pak Salim pun salah tingkah, yang mengetahui aku sedang memergokinya sedang menatap ke arahku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL76nq8XQeR
"Maaf ya, Pak. Tadi males buat make hijab sama cadar," kataku tiba-tiba.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF47dNxDCPo
"Nggak apa-apa, Ci... " kata Pak Salim senyum-senyum sendiri sambil melirik ke arahku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsLgogzyfJV
Sambil menegakkan tubuhku, rambutku yang panjang terurai ke depan kuikat.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD15JruMV6f
Kulirik Pak Salim yang berada di sampingku. Berkali-kali kulihat, Pak Salim menelan ludah. Terlihat dari jakun Pak Salim yang naik turun.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ0qehKBrTY
Mata Pak Salim kini fokus ke leherku yang terbuka dan tengkukku. Atau mungkin lengan dan ketekku yang terbuka, aku tidak tau.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUUTOtmhbUr
Mendapat tatapan seperti itu dari Pak Salim, aku tidak marah. Toh, aku sengaja. Bukan karena ingin menggodanya, hanya sekedar untuk pelampiasan stressku saja.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6iyBiR7JEj
"Dingin ya, Pak," kataku tiba-tiba, yang membuat Pak Salim yang awalnya melirikku membuang muka karena tersentak.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzi8dpsiwvu
"Kalo Cici mau masuk ke dalam rumah, nggak apa-apa lho, Ci. Saya nggak apa-apa sendirian," kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvdp14MogNZ
"Nggak ah, aku males masuk ke dalam rumah. Masih denger Papa sama Mama berantem nggak sih, Pak?" tanyaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsQohdrOLO
"Punten, Ci. Pendengaran saya nggak begitu peka," kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6f9atPAgho
"Oh, nggak apa-apa, Pak," kataku yang kembali menaruh telapak tanganku ke paha Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9SBie04aNb
Kulirik Pak Salim, Pak Salim hanya diam saja tanpa penolakan seperti tadi. Lalu aku bangkit dari dudukku untuk menutup pintu pos satpam.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmy85EF8euc
"Aku tutup aja ya, Pak? Dingin" tanyaku yang kini kembali duduk di samping Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBFduLLNjSb
"Eh, emm... Iya, Ci," kata Pak Salim terlihat gugup.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9UdQ9narFR
"Hihihi, Pak Salim kok gugup gitu sih? Santai aja kali Pak! Aku nggak kayak Papa sama Mama kok" kataku sambil duduk lebih mepet ke samping tubuh Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFMj0q1J11l
"Anu... Anu... " kata Pak Salim yang membuat aku tertawa ngakak.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEVVMnQq5Bi
"Hahaha, Pak Salim kenapa grogi sih? Ya ampun," kataku yang tertawa terpingkal-pingkal.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFs791Nw3Q
"Hehe, Cici sih... " kata Pak Salim tak melanjutkan kata-katanya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMP8UWf5R6W
"Aku kenapa, Pak?" tanyaku sambil mencondongkan tubuhku ke tubuhnya. Jadi bagian tubuh atasku, dari dada sampai perut menempel ke lengan Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg7pkSoVWwg
"Cici godain saya terus... " kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuQsuBFLQxe
"Hihihi, kok tau sih, Pak kalo aku godain Pak Salim terus?" tanyaku sambil mendekatkan wajahku ke telinga Pak Salim, dengan berbisik.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQAJeK6YMiM
"Tuh kan... Cici godain saya mulu... Saya takut khilaf, Ci," kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTN5hNNvWT4
"Kenapa takut?" tanyaku dengan posisi yang masih seperti tadi. Tidak hanya berbisik, namun aku sedikit mendesah lirih.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL3gHter1Bj
"Ci, maaf, Ci. Saya benar-benar takut, kalo sampe ketauan papanya Cici," kata Pak Salim mendorong tubuhku perlahan. Kulihat, Pak Salim hati-hati menyentuhku karena salah sedikit akan menyentuh dadaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ4f8kzQiSA
Kutegakkan kembali tubuhku, lalu tertawa terpingkal-pingkal. "Hihihi, Pak Salim lucu. Muka Pak Salim sampe merah gitu kayak udang rebus."
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgcQwFOVRgD
"Cici, ngerjain saya... " kata Pak Salim yang mukanya terlihat kesal.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsSy46PegVZ
"Hihi, maaf ya, Pak. Aku cuma pengen bercanda aja. Soalnya aku akhir-akhir ini sering stress, cuma dengan cara ini aku bisa terhibur, Pak," kataku yang kembali serius.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhnICdQmXHY
Pak Salim menatapku dengan wajah serius, "Saya paham, Ci... " kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWe3MQjRAzK
"Terima kasih ya, Pak. Muah," kataku sambil mencium pipi Pak Salim lalu bangkit berdiri dan membuka pintu pos satpam lalu berjalan keluar dari pos satpam.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzZr9NWm8Re
Saat aku sudah melangkah agak menjauh, Pak Salim memanggilku. "Fa..."
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV9zj4nEo7n
"Eh iya... " Aku benar-benar tersentak kaget karena Pak Salim memanggilku hanya dengan namaku saja.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi3xMrYo9Tk
Aku tersenyum menatapnya, lalu aku kembali ke pos satpam. Setelah aku mendekat, Pak Salim memelukku dengan tubuhku sedikit terangkat ke atas karena Pak Salim menggendongku, sambil tangannya menutup pintu pos satpam.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTI2nzSqUfE
Sekarang aku dipepet Pak Salim ke tembok, dengan tak henti-henti mencium pipi, telinga dan leherku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv5ftswUzE3
"Pak, tunggu dulu!" kataku sambil mendorong tubuh Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaECePjI57j
Wajah Pak Salim berubah, seperti ketakutan. "Maaf, maafin saya, Ci... " kata Pak Salim mundur ke belakang.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrykgz4aikV
Melihat Pak Salim menyesal, kubiarkan saja Pak Salim dengan penyesalannya. Aku hanya meresponnya dengan tanganku yang aku lipat di dada sambil tersenyum.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx1GN9WdM0G
"Maaf, Ci. Maaf, saya khilaf. Jangan pecat saya!" kata Pak Salim semakin ketakutan.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxOYbENY2m0
Aku tak kunjung menjawab, hanya tetap meresponnya dengan tersenyum saja. Di dalam hati, aku senang dengan perlakuan Pak Salim. Namun, sayang keberanian Pak Salim hanya berlangsung singkat.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqjdyyFv1Ok
"Hoam, aku ngantuk, Pak. Boleh nggak aku tidur disini? Males tidur di kamar," kataku sambil menutup bibirku saat aku menguap.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0lT9vSn6ry
"Eh... Jangan, Ci. Nanti kalo ketauan papanya Cici gimana? Saya takut!" kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwHhexDnjb5
"Tenang aja, Pak. Papa nggak bakal cariin aku kok, muah. Ayok temenin aku tidur!" kataku sambil berjinjit untuk mencium ujung bibir Pak Salim, lalu kugandeng tangan Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtcxsav4A4c
"Saya, harus jaga malam, Ci... " kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzRmkh1HSv4
"Ya udah, Pak Salim jaga aja! Aku mau tidur disini... " kataku yang mulai rebah di atas kasur lipat, lalu kutarik selimut untuk menutupi tubuhku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8hBae5sS1
Kulihat Pak Salim hanya melihatku dengan termangu, tanpa sepatah kata pun yang terucap.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8YYbT6P6xp
"Pak Salim kenapa liatin aku terus? Mau bobo juga?" tanyaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZbboLXEazN
"Nggak, Ci. Cici tidur aja! Biar saya yang jagain..." kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlrG3CezxFk
"Yakin? Nggak mau boboin aku?", tanyaku sambil mengambil kondom dari sakuku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ00Lgs6xcxG
Mata Pak Salim terbelalak saat aku menunjukkan kondom ke arahnya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZPhQZbQKcd
"Beneran, nggak mau?" tanyaku menggoda dengan suara genit.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgEI5jCBtpK
Berkali-kali Pak Salim celingak-celinguk, melihat ke luar pos satpam. Entah itu di dalam atau di luar halaman rumahku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQeParYYk7H
"Maaf, Ci. Saya takut..." kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQluIWgXYU1
"Takut? Tapi mau kan? hihi," tanyaku menggodanya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHIxbf679LO
"Cici godain saya terus..." kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI0ykVEJNua
"Hihi, mau nggak nih? Aku taruh sini ya, Pak kondomnya. Kalo Pak Salim pengen boboin aku, bangunin aja aku! Aku bobo dulu ya Pak, hoam," kataku pura-pura tidur sambil menunggu respon dari Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOfP1paJrR
Kutunggu Pak Salim, namun Pak Salim tak kunjung mengambil kondom yang aku taruh di kursi. Kesal banget rasanya, padahal aku sudah mengorbankan harga diriku agar Pak Salim mau have sex denganku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfiwgftt6u6
Aku tak peduli dengan keperawananku. Toh, bisa saja aku sudah tak lagi perawan karena aku sering memakai dildo saat masturbasi. Jadi tidak ada bedanya, mau aku have sex dengan Pak Salim atau tidak. Keperawananku sudah hilang oleh dildoku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAuf1z4yhSJ
Sayangnya, penantianku sia-sia. Pak Salim sama sekali tak menyentuhku. Padahal semua ini kulakukan untuk sekedar menghilangkan stress yang menderaku. Aku butuh pelampiasan. Dan tak cukup hanya sekedar masturbasi saja.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLygBOYiA2b
Baru saja aku menutup mataku dengan tidur lebih dalam, kurasakan ada yang mengganjal di selangkanganku. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul. Perasaan baru, yang belum aku kenali sebelumnya. Kucoba membuka mataku, aku benar-benar terkejut.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdnYSGcMutB
Sekarang aku yang dalam kondisi telanjang bulat, dengan kaki mengangkang sedang disetubuhi oleh Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCPsHBKw7ar
Tanganku meremas kasur lipat dengan erat, kurasakan perasaan nikmat yang menstimulus syaraf-syarafku. Kugigit bibir bawahku, menahan sesak dari penis Pak Salim yang menerobos masuk lebih dalam dan bergesekan dengan dinding-dinding vaginaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqrZDQJRU8a
"Aaaahhh, Pak."
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5BHvFngPBC
"Ah ah ah, aahhhh."
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnVQMu737uk
"Enak, Ci?" tanya Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2WP3B8H10h
Tak kujawab pertanyaan Pak Salim. Aku hanya membuang muka dengan tersenyum, lalu mengangguk.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWW5fv1KbZd
"Makasih ya, Ci. Udah ngasih keperawanan, Cici ke saya," kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHYlbc27ZnX
"Keperawanan?" kataku dalam hati.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡipXV33Lojk
Mendengar kata Pak Salim, jantungku berdetak dengan kencang. Kupikir, aku tak lagi perawan karena aku sering masturbasi menggunakan dildo milikku. Entah kenapa persetubuhanku sekarang menembus hatiku. Ada perasaan yang mengikat dan rasa takut jika Pak Salim meninggalkanku. Aku tak tau perasaan apa yang mempengaruhi perasaanku sekuat ini. Yang kutahu, have sex hanyalah have sex. Sebatas pemuasan nafsu tanpa melibatkan perasaan. Namun, semua yang aku alami sekarang bertentangan dengan apa yang kupahami sebelumnya. Setiap kali penis Pak Salim menerobos masuk ke dalam dan bergesekan dengan dinding vaginaku. Kupejamkan mataku, menikmati penyatuan antara perasaan mendalam dan nafsu. Kupegang tangan Pak Salim. Pak Salim sepertinya tau apa yang kumau. Lalu tangan Pak Salim menggenggam erat tanganku, dengan jari-jari kita menyatu.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlxcooOwDPb
"Pak..."
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoriNU6QvDw
"Iya, Ci?" tanya Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqRgAoaYyHz
"Setelah ini, jangan pernah tinggalin aku ya, Pak!" kataku sambil menahan rasa nikmat yang masih terus menstimulasi syaraf-syaraf dinding vaginaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJwBu5YcqCC
"Pasti, Ci..." kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH7qreINKMp
"Meski nanti aku udah nikah, jangan pernah tinggalin aku ya!" kataku menghiba.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGPOxMCMi43
"Saya akan berusaha..." kata Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLEFpJGsYSQ
"Lepas kondomnya, Pak!" kataku yakin.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡewXoe0OcUe
Mata Pak Salim terbelalak, seakan menyiratkan perasaan tak percaya, "Maksudnya, Ci?" tanya Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZAjm8EyswV
"Aku mau ikatan kita, terikat lebih erat, Pak," kataku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOdIhQg44Ru
Tanpa memohon kedua kali, Pak Salim mengerti apa yang kumau. Pak Salim mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Lalu melepas kondom dari penisnya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWl5Jx8VtNk
"Aaaaahhh..."
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpJF7RGJCEv
Penis Pak Salim kembali menerobos ke dalam lubang vaginaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8xaMHpEtiM
"Ah ah ah ah, aaaah..."
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKnuednUL6y
"Hamili aku, Pak!"
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiPYPLfZUQX
"Aaaaaah..."
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZEOkz8qaSu
"Kita akan bikin baby, Pak!" kataku tersenyum.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOAjYFChbZD
"Iya, Ci..." kata Pak Salim sambil merapikan rambutku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyFeuCLR3IK
"Panggil aku, Farisha, Pak!" kataku memohon.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM0KhF2dkYd
"Iya, Fa," kata Pak Salim yang kini mulai melumat bibirku sambil terus memompa lubang vaginaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7PczopLPub
Kakiku kukaitkan ke pinggul Pak Salim, kunikmati setiap sensasi yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNNYugX3FJY
Kurasakan orgasmeku yang pertama mulai tiba. Lalu disusul oleh Pak Salim yang ejakulasi di dalam vaginaku, dengan sperma memenuhi rahimku. Terasa panas, menyentuh syaraf-syaraf dinding vaginaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1nnNOsqmnd
Kulihat lubang vaginaku, menganga lebar. Dengan sperma yang meluber keluar.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm0Z8UTAhvM
Pak Salim berguling ke sampingku, dengan penis jumbo yang menegang keras.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCFALGZYnyd
"Kok masih tegang sih, Pak? Hihi. Pak Salim masih mau lagi?" tanyaku.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWyQtqkdhb9
"Boleh?" tanya Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQGsT7eTiRk
Kujawab dengan tersenyum saja, sambil mengangguk. Dalam hati, aku tak peduli jika aku menginginkan Pak Salim yang masih memiliki istri. Toh, pada akhirnya Pak Salim pasti memilihku. Dan begitu juga dengan Akbar, aku tak peduli dengannya. Aku yakin, aku akan hamil anak Pak Salim.
3549Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg0bVx9kp7S
Ini langkah awalku, Akbar. Saat kita menikah nanti, hatiku sudah terikat oleh laki-laki lain. Ia bukan Aldo, bukan Doni, bukan Aris dan Riswan. Ia satpamku sendiri, yang mengambil keperawananku.
