
"Mas, lepasin aku! Mas nyiksa aku tau nggak," kataku dengan muka lesu.
167Please respect copyright.PENANA0df27Tsske
Akbar tak merespon sama sekali. Sekarang ia sedang duduk di atas ranjang di sampingku sambil menatap layar laptopnya.
167Please respect copyright.PENANAfs0sAPiGXz
"Mas, aku laper! Aku belum makan dari kemarin!" kataku sambil menggerak-gerakkan tangan kakiku yang terikat membentuk huruf X.
167Please respect copyright.PENANAprj1NmzgFg
"Sebentar lagi dateng... aku udah pesen online," kata Akbar masih dengan wajah dingin. Sesekali Akbar meneguk kopinya di dalam cangkir.
167Please respect copyright.PENANApJb9053eFI
"Mas tega banget sama aku sih... Aku mau pipis, Mas..." kataku.
167Please respect copyright.PENANATjbgCRnkvw
"Diem!" Akbar berdiri untuk melepas ikatan tangan dan kakiku. Saat Akbar memapahku, kucoba untuk melepas pegangan tangan Akbar dari tubuhku.
167Please respect copyright.PENANA7zLsrHOvEu
"Aduh... " Aku terjatuh di atas lantai, dengan tubuh lemas dan kaki terasa lumpuh.
167Please respect copyright.PENANABWxaPR6LSa
"Hehe, makanya kamu nurut kalo dibantuin jalan! Nggak usah sok jaim gitu, sok mandiri..." kata Akbar dengan senyum menyebalkan.
167Please respect copyright.PENANAQFUCxX5Fx5
Kupandang wajah Akbar dengan tatapan kesal. Jika tubuhku tak selemas sekarang, aku mungkin bisa kabur atau sedikit melakukan perlawanan.
167Please respect copyright.PENANAoT9KtQWlEx
"Nggak usah ngelihatin aku kayak gitu, Fa!" kata Akbar yang kembali memapahku.
167Please respect copyright.PENANAHykGHIsHgy
Kubuang mukaku saat Akbar memandangku dengan sinis. Sekarang aku sudah berada di dalam kamar mandi, sedang jongkok buang air kecil.
167Please respect copyright.PENANAF6PWx69h8R
"Ngadep sana, kambing!"
167Please respect copyright.PENANAuuJJVuULpD
"Hahaha, suami sendiri dikatain kambing. Udah buruan kencingnya! Abis ini kamu kudu mandi!" kata Akbar yang memegangi tubuhku karena berkali-kali kakiku tak bisa bertumpu di lantai.
167Please respect copyright.PENANAWt4Vyqw9D4
"Trus ngapaian kamu disini? Katanya nyuruh aku mandi?" tanyaku dengan jutek.
167Please respect copyright.PENANAmXpMKWM9FZ
"Nggak usah sok kuat..." kata Akbar sambil melepas pegangannya pada tubuhku.
167Please respect copyright.PENANAZKrPYd0HSn
"Aduh..." lagi-lagi aku terjatuh ke atas lantai.
167Please respect copyright.PENANArHyupB1gsL
"Kan udah aku bilang. Nggak usah jaim, sok kuat," kata Akbar meledekku.
167Please respect copyright.PENANACs2a0TuuF1
Kutatap Akbar dengan mata melotot, "Ini kan gara-gara kamu... Orang jahat," kataku terisak sambil mengusap air mataku yang menetes.
167Please respect copyright.PENANAHdL7Krp0sw
Lalu Akbar jongkok di depanku sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku, "Kamu yang jahat... nympho."
167Please respect copyright.PENANAZIsZXmXnGs
Kutepis tangan Akbar dari kedua pipiku, "Lepasin! Nggak usah ngatain aku!" kataku mulai emosi.
167Please respect copyright.PENANALJNakulF2p
"Kenapa? Sakit hati? Bukannya kamu kayak gitu, Fa? Berapa kontol yang masuk ke lubangmu?" tanya Akbar dengan tatapan yang menusuk.
167Please respect copyright.PENANAf2lnspxRVx
"Bar.. kasiani aku, Bar! Tubuhku udah lemas banget," kataku mulai mengiba. Aku sudah tak peduli Akbar meledekku dengan sebutan apa pun, karena semakin aku emosi, tubuhku akan semakin lemas.
167Please respect copyright.PENANAKpHeOSzbwN
"Hehe, sebenarnya aku kasian sama kamu, Fa. Nggak seharusnya aku menyiksa istriku sendiri," kata Akbar sambil melucuti semua pakaianku. Lalu Akbar menggendongku ke dalam bathtub.
167Please respect copyright.PENANA0W7EPBdKcT
Dalam hati, aku ingin memaki-maki Akbar karena sudah membuatku menderita.
167Please respect copyright.PENANA3ZEKLLUqcf
"Aku tungguin disini! Cepet mandinya!" kata Akbar yang duduk di dekat kamar mandi sambil menutup gorden yang memisahkan antara aku yang sedang di dalam bathtub dan Akbar yang sedang duduk menungguku.
167Please respect copyright.PENANAIzyLQvoLYw
"Nggak bisa... aku cewek. Nggak bisa cepet mandinya."
167Please respect copyright.PENANAs0OWSQ3zf7
*******
167Please respect copyright.PENANAyOphim7UeI
Selesei aku mandi, Akbar menghanduki tubuhku. Tangannya yang sedang menghanduki tubuhku, tak bergeser dari dadaku. Dengan mata yang terus-terusan fokus ke satu arah.
167Please respect copyright.PENANAfiQnPMwxAc
"Cantik..." kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANA4yi2LrSFjJ
"Nggak usah cabul!" kataku kesal.
167Please respect copyright.PENANAzaux3OSdSC
"Haha, nggak ada yang salah, Fa. Kalo suami muji tubuh istrinya," kata Akbar sambil tertawa.
167Please respect copyright.PENANAruYlqznirV
"Tapi aku nggak butuh..." kataku sambil membuang muka.
167Please respect copyright.PENANAbmfeBcDWT2
Akbar masih mengusap tubuhku bagian dada dengan handuk.
167Please respect copyright.PENANAV5xpgIxXvy
"Udah ah, aku kedinginan!" kataku.
167Please respect copyright.PENANAkDGGjRDh9r
Lalu Akbar mengambil kimono panjang di capstok dan memakaikannya pada tubuhku. Akbar yang berada di belakangku, memutar tubuhku menghadap cermin.
167Please respect copyright.PENANAdvA1tYOAYf
"Lihat wajahmu!" kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANA5W7wjmeKZZ
Wajahku menjadi pucat, dengan lingkaran hitam mengelilingi mataku. Melihat penampilanku di cermin, aku terisak-isak.
167Please respect copyright.PENANAT2zWpWcCMq
"Kenapa kamu nangis?" tanya Akbar sambil menghirup rambutku yang tergerai di punggungku.
167Please respect copyright.PENANAQ1aBSfL30U
Kuusap air mataku yang menetes di pipiku, "Kamu kejam!"
167Please respect copyright.PENANAmhQYhJuDuK
"Aku nggak kejam, Fa. Nggak mungkin aku bisa kejam sama istriku sendiri," kata Akbar yang terlihat tersenyum di belakangku dengan tatapan tanpa rasa bersalah.
167Please respect copyright.PENANAV2zlZEVjhu
"Psikopat!" kataku dengan terisak.
167Please respect copyright.PENANAnCyhJhjvrj
"Hahaha, aku itu sayang sama kamu, Fa. Kamu tau apa yang aku inginkan? Aku ingin mendidikmu menjadi perempuan baik-baik," kata Akbar dengan senyum mengerikannya.
167Please respect copyright.PENANAYV9a4y4GiF
Bulu kudukku bergidik melihat tatapan Akbar. Jantungku pun mulai berdetak kencang, seakan-akan memberi peringatan padaku bahwa ada ancaman bahaya di depanku.
167Please respect copyright.PENANAysA0uIfVBQ
Tangisku kembali meledak. Tubuhku pun tersentak-sentak karena tangisku tak lagi bisa kubendung.
167Please respect copyright.PENANA9JINBNYURN
"Aku bisa ngerasain apa yang kamu rasain, Fa," kata Akbar yang memelukku semakin erat dengan senyum menyeringai.
167Please respect copyright.PENANAVGRUHvKtIB
"Kenapa kamu siksa aku kayak gini? hiks hiks hiks" tanyaku terisak.
167Please respect copyright.PENANAHwRZKGtqAk
"Karena aku sayang sama kamu, Fa," kata Akbar dengan senyum yang kini datar sambil menggendongku masuk ke dalam kamar.
167Please respect copyright.PENANA5ktv5rAigI
Tubuhku kembali direbahkan di atas ranjang, lalu tangan dan kakiku kembali diikat.
167Please respect copyright.PENANAhqVigJ8vnP
"Aku nggak berangkat ke kantor dan memilih remote karena demi kamu," kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANAHRldPiqxVO
"Demi nyiksa aku? hiks hiks."
167Please respect copyright.PENANAzvgntZsWKl
Kudengar bunyi bell dari depan gerbang. "Makananmu, udah dateng..." kata Akbar yang turun dari ranjang.
167Please respect copyright.PENANAXskY8ZpV5B
Setelah Akbar pergi, tangisku mulai mereda. Dan aku berpikir, tak ada gunanya aku terus-terusan bersedih. Tenagaku perlu diisi ulang, aku perlu makan.
167Please respect copyright.PENANAIJ7s0Cldyg
Akbar membuka pintu kamar, "Makan seadanya..." kata Akbar sambil menutup pintu kamar.
167Please respect copyright.PENANAujmYqIHq28
Ikatanku kembali dilepas, namun hanya bagian tangan saja. Karena rasa lapar yang menyiksaku, aku tak peduli reputasiku lagi. Kurebut bungkusan nasi goreng dari Akbar, dengan terburu-buru kumakan nasi goreng itu dengan lahapnya. Sesekali kulirik Akbar, senyumnya sudah berubah menjadi hangat.
167Please respect copyright.PENANACJh6MGTM8Q
"Kenapa liatin aku?" tanyaku.
167Please respect copyright.PENANAb3E5ptm7XZ
"Nggak..." kata Akbar tersenyum.
167Please respect copyright.PENANAwcuBze0StW
"Kamu mau juga? Jangan ya, aku laper banget," kataku.
167Please respect copyright.PENANA1c3qc34D53
"Nggak, itu buat kamu aja. Biar kenyang. Aku taruh sini botol air mineralnya," kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANAtKnwNBm538
"Iya..." kataku sambil mengangguk-angguk.
167Please respect copyright.PENANAdQY3jm0ir0
*****
167Please respect copyright.PENANAcaMNY7u8Kr
Sekarang hari ketiga pernikahanku. Kondisiku masih seperti hari-hari sebelumnya, dalam kondisi terikat di atas ranjang. Aku tak lagi terhanyut ke dalam kesedihan. Bahkan, mencoba memberontak pun aku enggan. Tubuhku sudah lelah, apalagi Akbar hanya memberiku makan sehari sekali.
167Please respect copyright.PENANAOPerqQnXuz
Baru saja tiga hari, tubuhku semakin kurus. Pipiku yang orang-orang bilang chubby, kini menjadi tirus. Dan mataku cekung, menandakan aku sangat kelelahan. Penderitaan yang aku rasakan terasa seperti pil pahit yang kupaksa telan, agar aku sembuh dari siksaan yang kuhadapi.
167Please respect copyright.PENANAAp2Jlhc97W
Dari semua kegilaan yang aku terima dari Akbar, ada keanehan yang membuatku mengernyitkan dahiku. Sampai detik ini, Akbar belum menyentuhku sama sekali. Entah apa alasannya, aku tak bisa menerka.
167Please respect copyright.PENANAQQmWzqXVqQ
Tak hanya itu saja, aku juga memikirkan Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Aku mengkhawatirkan mereka.
167Please respect copyright.PENANAadABFFRVXc
"Sial!" kata Akbar masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu kamar sampai aku tersentak kaget.
167Please respect copyright.PENANA3ijJKf6PcJ
"Liat! Apa yang dilakuin pegawaimu!" kata Akbar sambil memegang mulutnya yang berdarah.
167Please respect copyright.PENANA5SlEMGybv0
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
167Please respect copyright.PENANATUTaHKxPrC
"Aku dikeroyok Salim, Sukri sama Dirman, haha. Pegawai nggak tau diri dan ternyata mereka setia sama kamu!" tanya Akbar yang kini membungkuk sambil memegang daguku.
167Please respect copyright.PENANA0FzsH0n8xf
Tak kujawab pernyataan Akbar. Aku hanya tersenyum saja karena mengetahui Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman baik-baik saja.
167Please respect copyright.PENANAw3hmZWzigu
"Kenapa? Kamu suka liat aku dipukulin?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku.
167Please respect copyright.PENANADc1RvIoc19
"Lepasin, Mas! Sakit," kataku.
167Please respect copyright.PENANAt3DPzgnPVy
"Sakit ya? Kamu kasih apa mereka sampai mereka setia sama kamu?" tanya Akbar sambil mendengus.
167Please respect copyright.PENANAd1r2NuBMUe
"Aku nggak kasih apa-apa..." kataku dengan suara lemah.
167Please respect copyright.PENANAMIFaOKNfsr
Lalu bangun dari ranjang, berdiri di samping ranjangku. "Baru kali ini aku dipukulin kayak gini. Berani-beraninya mereka mukul anak kyai," kata Akbar yang mulai sombong.
167Please respect copyright.PENANAfod5S8Xz2a
Pintu kamarku pun didobrak, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman masuk ke dalam kamar.
167Please respect copyright.PENANAVABI4huuMl
"Ci..." kata Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANA3lbJnDzuhA
"Bajingan..." Pak Salim memukul Akbar yang pertama. Disusul oleh Pak Sukri yang menyasar ulu hatinya. Yang terakhir Pak Dirman yang memukul hidung Akbar sampai darahnya mengucur.
167Please respect copyright.PENANAPWDd7IzbsD
"Hahaha, ayo lawan aku, tua bangka!" kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANA0lTjBcRly6
Satu pukulan mengenai Pak Salim, pukulan kedua mengenai Pak Sukri. Pukulan ketiga mengenai Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANA1kIAr6FEen
"Cih..." Akbar meludah ke tubuh Pak Salim yang mengegelepar di atas lantai.
167Please respect copyright.PENANAuZThB5BGA4
Akbar tak henti-hentinya menginjak-injak kepala Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANAEd39EO4hDC
"Udah, Mas! Udah! Hentikan!" kataku terisak.
167Please respect copyright.PENANAsYPXKM9VKd
Kulihat ada lima orang berbadan besar masuk ke dalam kamar.
167Please respect copyright.PENANAnLb13CbFMG
"Bawa mereka keluar!" kata Akbar memberi instruksi pada lima orang berbadan besar itu.
167Please respect copyright.PENANAjhHF3riWzE
Kudengar suara lirih Pak Salim, "Maafin aku, Fa..."
167Please respect copyright.PENANAJ9uiz1BE4G
Air mataku menetes, muncul perasaan bersalah karena menyeret Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ke dalam masalahku.
167Please respect copyright.PENANAOhisk0Uekv
"Aku nggak bakal mecat mereka... Aku pengen tau, seberapa setia mereka sama kamu," kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANAyQdcdSHbEi
"Mas, kumohon! Jangan apa-apakan mereka lagi! Urusan Mas sama aku, Mas boleh ngelakuin apa aja ke aku," kataku dengan terisak.
167Please respect copyright.PENANA8VomN4qIdP
Akbar pun naik ke atas ranjang, dengan sedikit membungkuk. Mendekatkan wajahnya ke wajahku.
167Please respect copyright.PENANAwNZoLL1yWB
"Gimana rasanya?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya ke kedua pipiku.
167Please respect copyright.PENANAm9Z9b9CgeR
Lidahku terasa kelu. Bibirku pun sulit untuk mengucapkan satu kata saja. Namun, air mataku tak mampu kubendung, yang terus mengalir membasahi pipiku.
167Please respect copyright.PENANATqhQpwBo36
"Jangan nangis, Sayang! Aku nggak berniat nyakitin kamu. Yang aku mau, kamu nurut sama aku..." kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANAGC2SQH1xuV
Dengan terisak aku membuka bibirku, "Aku nurut sama kamu, Mas."
167Please respect copyright.PENANAN0s7Xj6QI4
"Bagus..." kata Akbar dengan seringai menyeramkan.
167Please respect copyright.PENANANcA4em9eBc
"Apa yang harus aku lakuin?" tanyaku lemah.
167Please respect copyright.PENANAUy2zYxfQlX
"Aku cuma mau kamu jadi perempuan baik-baik, Fa. Mulai sekarang, kamu nggak boleh melepas hijab cadarmu. Kamu harus tetap memakai celamis, handshock, kaos kaki kecuali di dalam kamar. Kamu nggak boleh memakai parfum, bahkan memoles wajahmu kecuali buat suamimu saja!"
167Please respect copyright.PENANA2NLevlvXMU
"Baik, aku patuh, Mas!" kataku pasrah.
167Please respect copyright.PENANAoQ57uw5mky
*********
167Please respect copyright.PENANAXjGR65iiha
Sekarang hari ke empat pernikahanku. Aku sudah berubah, tak seperti sebelumnya. Setiap hari aku berteriak-teriak histeris karena trauma yang kualami. Kadang aku menangis di pojokan dengan menutup telingaku.
167Please respect copyright.PENANAoe3cfA8DFp
"Non..." kata Mbok Darmi sambil memeluk tubuhku.
167Please respect copyright.PENANAXYd7wLovo7
Tangisku terus terisak. Tubuhku pun terasa lumpuh.
167Please respect copyright.PENANAvG1ElfvUcU
"Mbok... Aku takut!" kataku sambil memeluk erat Mbok Darmi.
167Please respect copyright.PENANAeyjDaA1YZm
"Maafin, Mbok ya Non. Mbok nggak bisa nolongin Non," kata Mbok Darmi ikut menangis sesenggukan.
167Please respect copyright.PENANAnv6eHAksmJ
Mbok Darmi mengangkat tubuhku, memapahku ke kursi sofa ruang tamu.
167Please respect copyright.PENANAM9mBFECXEH
Di ruang tamu aku hanya bisa menunduk dengan perasaan cemas yang menghantuiku. Sesekali aku merapikan penampilanku agar jangan sampai terlihat sedikit pun auratku.
167Please respect copyright.PENANAK0zpgPmYpC
Saat Pak Sukri mendekatiku, aku ketakutan. "Maaf, Pak... Permisi!" kataku memohon izin lalu bangkit dari kursi sofa, berjalan ke teras rumah.
167Please respect copyright.PENANASFoWRnsApu
Saat aku duduk di lantai teras rumah, kulihat Pak Dirman dari jauh menatapku dengan mata berkaca-kaca. Perasaan takutku pun kembali muncul, lalu kutundukkan pandanganku.
167Please respect copyright.PENANAuILmTNvBcx
Pak Dirman pun mendekat, duduk di sampingku. "Cici nggak apa-apa kan?" tanya Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANABjHgfsxYE7
"Aku takut, Pak..." kataku sendu.
167Please respect copyright.PENANAHIKVlXGSRV
"Dek..." kudengar Akbar berada di belakangku. Tubuhku menggigil seketika.
167Please respect copyright.PENANAxIQhscY2wY
Aku langsung berdiri meninggalkan Pak Dirman, "Maaf Pak."
167Please respect copyright.PENANACiI40ZqjQM
Lalu aku berjalan ke arah Akbar. "Iya, Mas..." kataku menunduk dengan perasaan takut.
167Please respect copyright.PENANARn86BCvlCF
"Adek darimana aja tadi? Mas nyariin lho," kata Akbar dengan suara meninggi.
167Please respect copyright.PENANAP2nL7tuqSi
"A... dek di depan Mas... Duduk di teras," kataku tergagap.
167Please respect copyright.PENANAuofOFT993z
"Jangan bo'ong!" kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANAYXUsPxIfPs
Tangisku langsung meledak. Berlutut di depan Akbar. "Maafin, aku Mas!" kataku dengan terisak.
167Please respect copyright.PENANAL0uCVlBoHn
Lalu Akbar jongkok di depanku, sambil kedua tangannya masing-masing berada di kedua pundakku.
167Please respect copyright.PENANAKHq0KUyhsS
"Emang barusan, ngapain?" tanya Akbar sambil mengangkat daguku agar menatapnya.
167Please respect copyright.PENANA18qlc4CGr0
"A... aku... "
167Please respect copyright.PENANArMmdOipFvy
"Ngapain? Nggak usah takut, Dek," kata Akbar menyeringai.
167Please respect copyright.PENANAiy2iTiXPn7
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin aku lagi, hiks hiks."
167Please respect copyright.PENANAJmLpJlxm9Z
"Hahaha, nggak ada yang nyakitin kamu, Dek," kata Akbar sambil tertawa terbahak-bahak.
167Please respect copyright.PENANAhHGX1yRHIB
Pandanganku tetap menunduk. Aku takut Akbar menyakiti Pak Sukri dan Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANAeJmv63z0Wt
"Hmm? Adek tadi sama siapa di teras?" tanya Akbar mengintimidasiku.
167Please respect copyright.PENANA3u4zEByxNd
Lagi-lagi aku berlutut di depan Akbar, "Jangan sakitin siapa pun, Mas! Ini semua kesalahanku..."
167Please respect copyright.PENANAbNGOkfslYm
"Udah! Aku nggak marah. Sama siapa Dek?" tanya Akbar sambil mengangkat tubuhku.
167Please respect copyright.PENANAeFPKE3zBe2
"Sama Pak Dirman, hiks hiks," kataku sambil terisak-isak.
167Please respect copyright.PENANAFJ62YzSgBO
"Aku nggak ngapa-ngapain, kamu Fa..." kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANAKtMS9BfER0
Kutatap mata Akbar dengan mata berkaca-kaca.
167Please respect copyright.PENANA5DI5axKW1R
"Tapi kamu salah!!" kata Akbar berteriak.
167Please respect copyright.PENANATdj8RKEW1s
Plak!
167Please respect copyright.PENANAKaQPw2oRa5
"Aduh..." aku terjatuh di lantai.
167Please respect copyright.PENANASctNulkSmr
Akbar menunduk, dengan wajah mendekat ke depan wajahku. "Jangan nangis, Dek! Mas sayang sama kamu," kata Akbar sambil mengusap air mataku.
167Please respect copyright.PENANAQupHbu25iF
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin Pak Dirman!" tanyaku mengiba.
167Please respect copyright.PENANAg0jQjorTCj
"Kenapa nggak boleh?" tanya Akbar.
167Please respect copyright.PENANAPwQqmdvX5m
"Aku yang salah," kataku masih terisak.
167Please respect copyright.PENANAjIKksGYqXZ
"Oh, kamu mengakui salah? Kamu tau kan itu khalwat?" tanya Akbar dengan suara meninggi.
167Please respect copyright.PENANAzfseOkLwJq
"Aku tau..." kataku terisak.
167Please respect copyright.PENANA0FjDSkARRo
"Ya bagus kalo kamu tau kalo kamu salah!" kata Akbar berdiri dengan emosi yang meledak-ledak.
167Please respect copyright.PENANAtqSBukeRFs
Pak Dirman berlari mendekatiku yang bersimpuh di lantai. "Cici nggak apa-apa?" tanya Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANABUKYZ48mfs
"Heh, tua bangka... Menyingkir dari istriku!" kata Akbar dengan emosi.
167Please respect copyright.PENANA6zOtwi4HKL
"Jangan perlakukan Cici kayak gini Mas!" kata Pak Dirman berdiri sambil tangannya terkepal.
167Please respect copyright.PENANADrlJerMI2u
"Oh mau babak belur kayak kemarin lagi?"
167Please respect copyright.PENANApDmk1Vnpvq
"Nggak masalah, saya babak belur. Saya yang salah, jadi hukum saya. Jangan Cici Farisha," kata Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANAOPANCAnd0X
"Saya nggak mau mengotori tangan saya sama orang rendahan kayak kalian..." kata Akbar mendengus kesal.
167Please respect copyright.PENANAVowEiQ0Hsr
Pak Dirman memandang Akbar dengan mata berkaca-kaca.
167Please respect copyright.PENANAucCxAJEgRf
"Saya nggak masalah, Mas menghina saya. Tapi saya nggak rela Cici diperlakukan kasar sama Mas," kata Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANA4TZjgmw3iX
"Oh so sweet, sebegitu setianya kah Pak Dirman sama istri saya? Pak Dirman dikasih apa sama istri saya?" tanya Akbar dengan nada mengejek.
167Please respect copyright.PENANAufn8BbJpwz
"Saya nggak dikasih apa-apa. Saya tulus, nggak mengharapkan apa-apa," kata Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANAqGRJ59elIX
"Hahaha, benarkah?" tanya Akbar sambil mendekat ke arah Pak Dirman lalu memukul perutnya.
167Please respect copyright.PENANAq5XqowlE9b
Pak Dirman memegang perutnya karena kesakitan lalu tersungkur di atas lantai.
167Please respect copyright.PENANAoPRrOdEh8d
"Hiks, Mas udah Mas!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar yang menendang-nendang tubuh Pak Dirman.
167Please respect copyright.PENANAFgSTxxV9NA
Saat Akbar sedang menendang tubuh Pak Dirman. Pak Salim dan Pak Sukri datang mendekat.
167Please respect copyright.PENANAJF6Ub9NjbA
"Pak Dirman, nggak apa-apa Pak?" tanya Pak Salim.
167Please respect copyright.PENANAa82UK6pyNe
"Saya nggak apa-apa, Pak. Yang penting Cici jangan sampe dipukulin lagi, Pak," kata Pak Dirman sambil memegang perutnya.
167Please respect copyright.PENANAUcrYQjlj40
Melihat Pak Dirman kesakitan, aku tak tega. Aku tak peduli lagi jika aku harus ditampar berkali-kali. Sekarang aku duduk di samping Pak Dirman sambil terisak-isak.
167Please respect copyright.PENANAKvJNgsRyWq
"Dek, apa-apaan kamu Dek!" kata Akbar mendekatiku sambil menarik tubuhku sampai aku terjengkang ke belakang.
167Please respect copyright.PENANAivIsSnFHp0
"Aduh..."
167Please respect copyright.PENANAqujAur3hYW
Pak Salim dan Pak Sukri mendorong tubuh Akbar sampai terdorong mundur. Akbar mulai dipukuli, dari wajah sampai perutnya.
167Please respect copyright.PENANAHv9NMNYnqr
"Hahaha, baru kali ini aku tau, babu setia sama majikannya," kata Akbar sambil tertawa.
167Please respect copyright.PENANAV2AaStWLlJ
Lima orang bodyguard Akbar masuk ke dalam rumah, untuk membantu Akbar.
167Please respect copyright.PENANAaeplgn0zBz
"Udah kalian nggak perlu bantuin aku!" kata Akbar.
167Please respect copyright.PENANAYyslD4sE3t
Lalu Akbar mulai mendengus, Pak Salim ditonjoknya sampai sempoyongan. Setelah Pak Salim jatuh, giliran Pak Sukri dihajar habis-habisan. Mentalku yang sudah rapuh, membuat aku tak bisa berbuat apa-apa. Hanya menjerit-jerit histeris.
167Please respect copyright.PENANAEAHXbyo2tH
"Udah Mas! Udah!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar.
167Please respect copyright.PENANA5S9byDtKi4
"Udah kalian bubar!" kata Akbar berteriak.
167Please respect copyright.PENANAXmQeVak2At
Pak Dirman bangun, dengan tangan memegang perutnya. Disusul Pak Salim dan Pak Sukri dengan tangan yang terkepal. Kelima bodyguard pun meninggalkan ruangan.
167Please respect copyright.PENANA7F08EEZwpj
Sekarang aku diseret Akbar dengan memegang tanganku ke lantai atas. Saat Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ingin mencegah Akbar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Mereka patuh padaku.
167Please respect copyright.PENANAJT4UBtG9jB
Kuucapkan kata-kata lirih ke mereka, "Terima kasih, Pak."
167Please respect copyright.PENANABa7VkhNtsv
"Sama-sama," kata mereka lirih.
167Please respect copyright.PENANA0yvp9eAuKb
Sesampainya di lantai atas, pintu kamar ditutup dengan keras. Lalu tubuhku diempaskan ke atas ranjang.
167Please respect copyright.PENANA8BVPUUA1tq
"Udah waktunya, Dek," kata Akbar menyeringai sambil menelanjangi dirinya sendiri.
167Please respect copyright.PENANA9XRdhPyhUn
"Mas!" Aku yang masih memakai outfit lengkap sedang ditindih Akbar.
167Please respect copyright.PENANAAnXRKYckp8
Kulihat penis Akbar hampir seukuran penis Papa. Namun, nafsuku sama sekali tak terpicu, karena trauma yang kualami. Yang muncul justru perasaan takut, Akbar kembali memperlakukanku dengan kasar.
167Please respect copyright.PENANAy23aEZ3mFe
Akbar menarik celamisku dengan kasar. "Kamu nggak perlu telanjang, Fa!" kata Akbar sambil tangannya menyibakkan dressku ke atas sampai ke perut. 167Please respect copyright.PENANADpSHjOi9wL
167Please respect copyright.PENANAPT0CqzfuBL
Dengan satu tarikan celana dalamku turun sampai batas lutut. Entah kenapa otakku terasa dihijack. Saat Akbar mulai penetrasi ke dalam vaginaku tanpa foreplay, aku hanya menerimanya dengan pasrah.
167Please respect copyright.PENANAqfxZlfjLIR
Belum sempat penis Akbar masuk ke dalam lubang vaginaku, sebatas menempel saja, tiba-tiba Akbar mengejang. Lalu tubuhnya ambruk ke atas tubuhku.
167Please respect copyright.PENANAoIuFJFmA2Z
"Siyal!" kata Akbar merutuki dirinya sendiri.
167Please respect copyright.PENANASEqiKwmBxh
"Ejakulasi dini?"
167Please respect copyright.PENANA3BPkNu6cwF
Ketakutanku yang awalnya membayangi pikiranku dengan awan gelap, mulai tersibak. Cahaya pun seakan memberiku ruang untuk bernafas lega. Bukankah ini sesuai rencanaku? Namun, aku sama sekali tak membayangkan akan mengalami penderitaan karena siksaan fisik dan mental oleh Akbar. Meski mentalku sudah terlanjur rusak, aku sedikit memiliki peluang untuk membalikkan keadaan.
167Please respect copyright.PENANAmdfv0eTKGF
Sekarang Akbar berguling ke sampingku. Kutatap wajahnya, Akbar membuang mukanya ke samping. Lalu pandanganku mengarah ke kelaminnya yang mulai layu.
167Please respect copyright.PENANAqpwOE9Ijzk
"Mas, hihi... Kok Johnynya layu sih, Mas?" Aku sekarang duduk sambil memegang penis Akbar. Kucoba mengocoknya, penis Akbar tak kunjung menegang.
167Please respect copyright.PENANA56UIWSr3fl
"Hey, kamu nggak nafsu sama Meymey ya John?" Penis Akbar yang aku kocok kumasukkan ke dalam mulutku. Lembek di lidah, sama sekali tak membuatku bergairah.
167Please respect copyright.PENANAW7iOt3jr9b
"Udah Dek! Nggak usah dikulum!" kata Akbar mendorong kepalaku, sampai penisnya yang aku kulum terlepas.
167Please respect copyright.PENANAv5RuvCLXwt
"Kenapa, Mas?" tanyaku pura-pura polos.
167Please respect copyright.PENANAgWtSRNFBGt
"Nggak usah ya nggak usah!" kata Akbar membentakku.
167Please respect copyright.PENANA0u1MR61F98
"Ma'af!" kataku sambil menundukkan kepalaku. Sempat down karena bentakan Akbar, sampai hatiku merasa ciut.
167Please respect copyright.PENANAAms8ahDwEK
Akbar kembali memakai pakaiannya, lalu keluar dari kamarku.
167Please respect copyright.PENANA4c0zKwUDTO
"Mas mau kemana?" tanyaku ke Akbar.
167Please respect copyright.PENANAlQkdfToCag
"Nggak usah bawel. Bukan urusanmu, aku bakal kemana!" kata Akbar dengan nada emosi.
167Please respect copyright.PENANAvdVqKeE0Y7
Dalam hati aku tersenyum. Ternyata Akbar tak sesuai dengan sikap arogannya. Temperamennya minus, personalitasnya pun minus juga. Yang suka main tangan pada perempuan dan yang paling parah, lemah di atas ranjang. Apa yang dibanggakan memiliki suami seperti itu. Bahkan posisinya di perusahaan pun, bukan karena ia punya kapasitas. Ia hanya membanggakan posisi sosialnya yang tinggi di masyarakat sebagai anak kyai. Jadi, bukan salahku jika aku berpaling pada laki-laki lain. Karena aku tak menyukai laki-laki temperamental. Mengulik karakter Akbar yang buruk, aku jadi membandingkannya dengan Papa dan Pak Salim.
167Please respect copyright.PENANAFH3IjBt7mW
Entah kenapa aku rindu dengan Papa, aku merindukan semua yang ada di diri Papa. Wajahnya, postur tubuhnya, kecerdasannya, kesuksesan finansialnya dan cara memperlakukan perempuan. Namun yang paling kurindukan dari Papa adalah sikapnya yang sama sekali tak mengekangku. Papa tak pernah membatasiku seperti Akbar membatasiku. Seakan-akan aku hanya objek yang bisa diatur sesukanya. Ternyata pandanganku ke Akbar sejak awal benar. Akbar tak hanya menindasku. Bahkan ia juga mengabaikan hakku untuk memilih preferensiku.
167Please respect copyright.PENANAaw2z0YqdKA
Sudah aku putuskan, aku harus melawan traumaku. Aku tak mau, ditindas, didominasi oleh laki-laki. Karena aku Farisha, yang selalu dominan. Tunggu saja Akbar, mungkin hari ini aku lemah. Setelah ini aku akan berbalik menindasmu. Entah di rumah ini, atau di perusahaan. Ini belum berakhir sampai aku hanya sebatas istrimu secara formal saja, namun hatiku dan tubuhku milikku sepenuhnya.
.
167Please respect copyright.PENANAdQXLNRAlav
167Please respect copyright.PENANAg1ctunMS30