x
Sekarang aku sedang berdandan di depan cermin. Meskipun pada akhirnya wajahku kututup dengan cadar, tetap saja aku tak mau melihat orang-orang yang menatapku, memicingkan matanya karena aku tak menarik. Aku tetap memoles wajahku, mempercantik mataku dan memakai parfum favoritku. Membayangkannya saja, membuatku horny. Karena ada norma agama yang aku langgar seperti tabarruj.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBGeCWivLMe
"Udah cantik kok, Sayang," kata Papa memelukku dari belakang sambil mencium tengkukku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMcnHJgnvOP
"Mandi sana! Udah jam segini lho..." kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDV2bdTwv81
"Bentar lagi ah... pengen peluk pacarku dulu," kata Papa sambil tetap memelukku dari belakang.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2sOOyYwnG
"Aku kok deg-degan ya, Jo?" tanyaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDCVuECZShw
"Kenapa?" tanya Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxPGCtfV7FE
"Aku kebayang di villa nanti..." kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRsuqOTRdML
"Nggak perlu cemas, Sayang! Nanti yang perempuan bukan cuma kamu aja. Kita orgy... tapi mungkin, ada sedikit variasi kayak gangbang juga..." kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR2tni5BGIv
"Bukake juga? Bukankah bukake tanpa penetrasi?" tanyaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnUfoleVaka
"Bener, bukake cuma ejakulasi aja. Di muka, di dada..." kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfgSqgAs6LI
"Aku kebayang gangbang, Pa... Kenapa aku horny ya?" tanyaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1OXyeQvMJc
"Kamu suka digilir banyak laki-laki?" tanya Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAYvcgCriiq
"Hehe, nggak sih..." kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLZ3gQfzwcq
"Horny juga nggak ngebayangin banyak laki-laki ejakulasi di wajahmu?" tanya Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg2JaAiar14
Kugigit bibir bawahku, "Horny banget, Pa," kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4UoSbACal1
"Kelihatan kok... dari memek kamu yang basah ," kata Papa yang tangannya berada di balik dress panjangku yang tersingkap ke atas. Dengan tangan Papa masuk ke dalam celana dalam putihku yang tipis.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHOB4gocKVt
"Pa... udah ah!" kataku sambil memejamkan mataku menikmati colokan dua jari Papa ke dalam liang senggamaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7WQ0b6yDQo
"Nanggung, Sayang... Memek kamu udah basah banget," kata Papa yang mencolok vaginaku lebih cepat.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsl8jcP67pi
"Sssssh, aaaahh... aku sampe, Pa," kataku dengan tubuh mengejang.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrKSM1Lo6tJ
Lalu Papa menarik tangannya sambil menunjukkan jarinya yang basah padaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH26JUDoGAI
Dengan nafas yang masih memburu, kulirik Papa yang sedang menjilati jarinya yang berleleran cairan cintaku. "Pa... kotor, Pa."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsMO3yBOlrC
Papa hanya tersenyum saja, sambil terus menjilati jarinya sampai bersih.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEkNStzmWjA
"Pa..." kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp8WietU4BS
"Iya, Sayang?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKBsgh30m8x
"Apa yang bakal dibahas dewan direksi nanti ya?" tanyaku khawatir.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFucUd1U5E4
"Papa nggak tau, Fa..." kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4dDaN6ICuE
"Aku takut ketemu, Mama..." kataku menunduk.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJB4PTDrgVS
"Kenapa?" tanya Papa yang sekarang melingkarkan tangannya ke pundakku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEpXSo4DCc
"Aku nggak siap, saat melihat Mama memperjuangkan Akbar buat posisi CEO," kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwnhvshjPhh
"Siapkan hatimu, Fa! Kadang kenyataan emang sulit buat diterima," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEj06kdMbY8
"Udah, Pa. Udah aku siapin. Meski aku merasa sakit hati, tapi sama sekali nggak iri," kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCqV3whMI4t
Lalu Papa menarik tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Papa memegang pundakku sambil membungkuk, mendekatkan wajahnya di depan wajahku. Matanya menatapku dengan sorot mata menyelidik, "Papa tau... kamu berbohong," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGKdb5Vk9X9
Saat Papa menatapku seperti itu, kutundukkan wajahku. "Aku nggak tau, Pa," kataku dengan menghembuskan nafas panjang.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPYHNCmPx0k
"Kamu iri, Fa? Iri karena posisi CEO bakal dipegang Akbar atau karena perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa menatapku dengan sorot mata menyelidik.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9Z9bJSnyx
Kubuang muka ke samping, bukan karena jengah. Namun, dadaku pun semakin sesak. Aku tak tau, sebenarnya apa yang kuinginkan. Apakah aku cemburu? Aku sama sekali tidak tau.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJJtVwEwD1j
Kugeleng-gelengkan kepalaku, "Aku cuma nggak suka, Pa," kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdfqtniPz3q
"Kalo kamu menginginkan posisi CEO, kamu bisa merebutnya saat Akbar menjadi suami kamu nanti!" kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPuZRGTXP7p
"Nggak, Pa. Aku nggak pengen posisi itu," kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUMFEhVwNkn
"Kamu cemburu sama perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPG14fgQauk
"Aku nggak tau, Pa. Yang jelas dadaku sesak sekarang..." kataku dengan nafas berat.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNCnZ3ytw1a
"Jangan terlalu dipikirin! Papa bakal perjuangin kamu," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi4AmGvSN6V
"Peluk aku Pa!" kataku terisak.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzWaZIjsRR0
Papa memelukku sambil mengusap-usap punggungku. Saat aku melepas pelukan Papa, Papa menatapku hangat.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5bXamMzTF8
"Jangan nangis! Ntar blush on'nya luntur lho," kata Papa sambil mengusap air mataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Z6ERRazW7
Aku tersenyum mendengar candaan Papa,"Hihi, kenapa kalo luntur? Aku jelek ya?" tanyaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk8E9abAQzW
"Hehe, cantik sih," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjBbvIlkTxO
"Beneran?" tanyaku sambil mengikat rambutku lalu aku memakai ciput.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHDkOBPswnN
"Iya, Sayang," kata Papa mengecup pundakku sambil memelukku dari belakang.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyIScPr7czS
"Sebentar ya, Pa. Aku pake hijab dulu!" kataku sambil memakai hijabku dan cadarku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP57vJw8yhd
Papa kembali memelukku, "Tetep cantik, meski keliatan matanya doang," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK9GL0aaTHU
"Udah ah, dipuji terus. Bisa terbang nanti..." kataku sambil tersenyum.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTE46hNdCGU
"Nggak apa-apa, nanti aku ikut terbang..." kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFCYZczci0
"Mau ngapain?" tanyaku sambil merapikan cadarku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQhtwPTGGhQ
"Nggak tau, emang mau ngapain?" tanya Papa berkelakar.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcwDdm2l25g
"Hihihi, gimana sih? Gaje deh..." kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWPKO4kOioB
"Ya udah, udah jam segini... Yuk berangkat!" kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM4X13mzEsi
"Gandeng!" kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeUq5BfUhna
"Manja banget..." kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyzHv1SHQNl
"Bodo..." kataku sambil menggamit tangan Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXxU56B2Ku
***********
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZazTZZNmr5
Sesampainya di villa, banyak banget mobil-mobil mewah berjajar di pelataran. Kulihat, ada beberapa perempuan berpakaian kantoran turun dari mobil.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1LYRg9NgV1
"Dia siapa, Pa?" tanyaku penasaran.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFVt4FRfcd5
"Pegawai, Papa..." kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ13rzLsIJdC
"Cantik ya..." kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9yAcU7Mae
"Ah masih cantikan kamu, Fa," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ696zgcZ2d2
"Alah gombal," kataku sambil menggamit tangan Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4nSuwkD651
Deg-deg'an juga sih, melihat kerumunan orang. Karena tak terbiasa juga dengan suasana formal seperti ini.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG7zPfMisjU
Di dalam villa, aku berpapasan dengan Mama, namun saat aku memanggil Mama. Mama membuang muka. Kupanggil Mama berkali-kali, Mama tetap tak mau meresponku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ07GHdqRG9M
Aku mengernyitkan dahiku. Rasanya sedih melihat Mama acuh padaku. Entah apa kesalahanku. Sampai Mama, dengan wajah dinginnya memandangku saja tak mau.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGAPIFtH3Eg
"Fa... " Papa membuyarkan lamunanku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl2eXMDtv61
"Iya, Pa?" tanyaku dengan senyum tertahan.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6VXPqKNk2p
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Papa dengan wajah khawatir.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡux6f8jq22O
"Nggak apa-apa, Pa," kataku tersenyum pura-pura.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRAqUg9ZI5c
Sekarang Papa membawaku ke kamar yang ada di dalam villa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0nTI2llE9o
"Papa tinggal dulu ya, Fa... buat meeting sama dewan direksi," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfNnzwgcACN
"Iya, Pa..." kataku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPHAR2dLDHh
Setelah Papa pergi, aku mulai merasa sedih. Di hari pertamaku bukan kesan baik yang membekas. Justru kesan buruk yang menggores hatiku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpkl8KZ0rLw
**********
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAyr20jjJn0
Di hari pertama, kuhabiskan di kamar saja. Namun, aku tetap dilayani oleh pembantu yang aku tak tau namanya. Agak membosankan juga sebenarnya. Apalagi aku harus mengalami pengalaman yang membekas di hatiku. Seperti saat aku berpapasan dengan Mama kemarin...
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOZ1hsM9O7x
Hari ini, hari kedua aku berada di villa. Aku dengan stelan hijab dan cadarku berjalan menyusuri setiap pojok, di dalam ruangan villa. Hanya sekedar ingin menikmati suasana yang cukup klasik di dalam villa, yang menurutku lumayan berkelas. Dengan banyak perabotan antik dan pajangan seperti lukisan dan patung.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpYcUBpJbmR
Aku sempat kagum dengan Papa, ternyata Papa penggila seni juga. Saat aku membandingkan antara aku dengan Papa, tak ada sedikit pun kemiripan karena perbedaan antusiasme. Aku bukan penikmat seni, seperti lukisan atau pun patung. Namun, meskipun begitu aku juga memiliki kesamaan dengan Papa seperti sama-sama jago coding.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXdz70G76XM
Saat aku sedang melihat-lihat lukisan yang kemungkinan adalah lukisan sureal. Aku dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba berada di belakangku. Setelah aku menoleh ke belakang, betapa terkejutnya aku. Ternyata itu Mama.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsnEAoqPm0
"Halo nyonya, Johan!" kata Mama sinis.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL5I3AEkXAI
"Mama apa kabar?" tanyaku dengan tetap elegan di depan Mama.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzNCrdRObOZ
"Halah nggak perlu basa-basi!"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVJFFvhBery
"Mama kok kasar gitu sama aku?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5tLGqPkJK4
Dengan tangan terlipat di dada Mama mendekatiku, berdiri dengan jarak yang sangat dekat di depanku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm702UIJl5c
"Aku nggak pernah mengira, kalo sainganku adalah anakku sendiri..." kata Mama.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9umG438CGT
"Apa maksud, Mama?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF2cDj3TJ59
"Nggak perlu pura-pura! Pelakor..."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmTGktARxE
"Pelakor? Aku ngerebut suami siapa, Ma?" tanyaku tak mengerti.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfZOlM2udGV
"Masih pura-pura lagi..."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4sGAiYEkY8
Setelah cukup lama, aku baru memahami maksud Mama. "Merebut Papa dari Mama gitu?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn0tHJsPMHE
"Ya..."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt66SEybsnQ
"Mama masih berharap sama Papa? Apakabar sama suami baru Mama? Sadar Ma, Mama udah bercerai sama Papa" tanyaku tak kalah sinis.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnwTEm6xqv8
Tiba-tiba wajah Mama berubah murung. Dengan gaun tradisional khas Tionghoa lengan panjang. Berhijab simpel dan high heels, Mama terlihat cantik. Namun, di wajahnya menyiratkan sesuatu yang tak kupahami.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFgjyUPk166
"Tapi, nggak seharusnya kamu melanggar batasan tabu...", kata Mama lirih lalu meninggalkanku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCGivSuoude
"Ma..." kataku memanggilnya.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRxSMguOtw
"Jangan panggil aku, Mama!"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ8bYhe0GI3
"Mama kenapa sih?" tanyaku dengan terisak.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxrPwT7Z8MV
"Papamu emang nggak waras. Dia menikmati saat jadiin kamu obyek fantasy. Dan sekarang lebih intim dari itu, menyetubuhimu," kata Mama sinis.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvNoCeJdhan
"Mama yang minta!" kataku dengan terisak.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxhmMCRXNN5
Lalu Mama tersenyum sinis, "Sejak awal, aku nggak memandangmu seperti anak gadisku sendiri, meski kamu terlahir dari rahimku. Kamu mau tau kenapa? Kamu iblis kecil yang merebut cintaku, sejak pertamakali kamu lahir ke dunia."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXp4YMTDDW9
Aku langsung terperangah mendengar pengakuan Mama. "Mama cemburu aku terlahir ke dunia?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnbGISRYwfX
"Ya..." kata Mama.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh0EETudD2B
Setelah kepergian Mama, aku benar-benar tak mengerti. Kuresapi kata-kata Mama, ada sesuatu yang janggal. Sesuatu yang tak bisa kupahami sepenuhnya. Perasaan Mama yang sulit aku tembus. Bukan sekedar perasaan cemburu yang tak wajar. Namun, sesuatu yang tak mampu kujangkau. Tersembunyi, bahkan aku pun hanya bisa melihat selubungnya. Kata cemburu.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4lvhHx6r58
Dengan langkah lemah, saat aku berjalan di depan sebuah kamar. Kudengar suara desahan perempuan dari dalam kamar. Namun, karena perasaanku sedang tak baik-baik saja. Aku mengacuhkannya dan kembali ke dalam kamar.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkXOy9cuRSs
***********
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzqfG4jCTmz
Di hari ketiga, lagi-lagi Papa menghilang. Kesal, karena di hari kedua dan pertama juga begitu. Lalu kulangkahkan kakiku keluar dari kamar untuk mencari Papa, namun tak ada jejaknya. Kucoba menyusuri ruangan lain, namun tetap saja tak kutemukan. Agak frustasi sebenarnya, karena harus sendirian di dalam villa. Bukan karena takut sendirian, hanya saja aku kurang nyaman karena letak villa di tengah hutan, yang berada di puncak pegunungan. Aku sama sekali, tak menyukai suasana seperti ini. Karena memang sejak kecil aku tinggal di kota besar, yang sibuk dengan hiruk pikuknya. Bahkan di rumah pun, suasananya tak sesepi seperti di villa. Meski villa ini ukuran luasnya hampir sama dengan rumahku. Kesan tuanya yang aku tak suka. Seperti suasana zaman dulu, di era kolonial.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp77l9pccKS
Sekarang aku berdiri di luar ruangan dengan pintu besar. Kudengar sayup-sayup tak begitu jelas, seperti hari-hari sebelumnya. Bedanya hari ini, aku tak mendengar suara desahan, hanya orang yang sedang mengobrol saja. Karena penasaran, barangkali pesta itu diadakan disini. Kucoba untuk mendorong pintu di depanku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgzB7OiAKG2
Saat aku masuk ke dalam ruangan, aku benar-benar shock, melihat om-om yang aku temui kemarin dalam kondisi telanjang. Sesekali aku menelan ludah melihat penis mereka yang menggantung.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNEWGJfZri9
Kucoba susuri kamar dengan mataku, karena tujuanku untuk mencari Papa. Setelah kucari, kutemukan Papa sedang telanjang juga.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwfz27OC4ZK
Saat aku masuk ke dalam, semua mata melihatku terkejut.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo18lbPivWA
"Loh, Farisha? Kok disini?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEzyC4rKuvW
"Kata kamu, Farisha udah pulang Jo?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtTNGr08E4A
"Oh, aku lupa. Kalo Farisha masih di kamar, haha," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9olSauYqYd
Kutarik tangan Papa, "Kenapa tinggalin aku?" tanyaku kesal.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx3lGSFOUiB
"Maaf," kata Papa sambil senyum-senyum sendiri.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiKbec3V4og
"Jo? Mana Alya? Udah hampir setengah jam, nggak dateng-dateng," kata Om itu yang tiba-tiba membuatku kaget.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxqah6cMcUp
"Wah nggak tau juga. Aku juga nungguin," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNaYzmPwV1S
"Ya udah, aku hubungi aja!"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXFjoNWmnvf
"Halo, Al. Kamu gimana sih? Udah banyak yang nunggu sekarang."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTekTsAiD18
"Loh, Om. Alya kan udah balik ke kota? Katanya setelah kemarin, Alya udah boleh pulang?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTZGCkpmPev
"Astaga, ini gimana." Kata om-om itu sambil melihat ke arah Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvF0Ytp96iB
Papa menatapnya hanya dengan cengar-cengir saja.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqWBZxdnlsG
Om itu menatapku diam-diam. Karena aku tau, kuberi kode pada papaku, dengan menyenggol menggunakan lenganku. Kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa hanya meresponku dengan tersenyum saja.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJeOfugISPa
"Masak kita harus pulang?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGFVZPQqOhz
"Ya nggak bisa. Kita udah buang-buang waktu hari ini."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3SmteoaZoQ
"Iya, aku juga ngerasa rugi nungguin Alya berjam-jam."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfccwWbj5Mc
Kulihat om-om di ruangan ini menggerutu. Ada wajah kecewa di wajah mereka. Mungkin acara ini, bagi mereka tak hanya sekedar acara perusahaan. Namun, cara mereka untuk lari dari kepenatan aktivitas mereka sehari-hari. Aku merasa kasian melihat mereka, meski sebenarnya mereka cabul juga seperti Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgD4hzKGV91
Sesekali kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa tak bergerak sedikit pun. Kupikir acara hari ini akan dibatalkan, karena yang perempuan termasuk Alya sudah kembali ke kota.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE1XzerBkwu
Aku sama seperti Papa, tubuhku sama sekali tak bergerak. Bahkan untuk memulainya saja aku tak sanggup. Dengan keringat yang mulai mengucur.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmHQJp7L6hS
"Kita pulang aja..." kata om-om itu yang mulai memakai pakaiannya kembali.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuscSZSLU82
"Ya udah lah, aku juga rugi waktu disini," kata om-om yang lain juga mulai memakai pakaiannya.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvSVEMaPNWP
Lalu disusul om-om yang lain lagi. Dalam pikiranku, acara ini batal. Kulihat om-om di sekitarku menatapku. Agak bergidik juga membayangkannya, karena jumlah mereka sekitar 10 orang lebih.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF2iOM6Ocxw
Papa yang tau aku dipandang cabul seperti itu hanya cengar-cengir saja. Kesal sih, melihat Papa. Ya meski aku sudah siap, jika aku bakal orgy di villa. Namun karena perempuan di villa hanya tersisa aku saja, tak mungkin orgy berlangsung. Karena orgy tak hanya fokus pada satu orang perempuan. Dan sekarang tinggal aku saja yang tersisa, yang mungkin terjadi aku akan digilir oleh mereka.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOwUKScU9KM
Membayangkan saja, aku meremas jari-jari tanganku karena perasaan tak menentu. Bagaimana tidak? Jika benar terjadi, om-om disini akan penetrasi ke dalam lubangku. Tidak seperti bukake, yang hanya ejakulasi di atas tubuhku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡukYwYXVdiy
Meski khawatir, karena ngeri membayangkan banyak om-om menggilirku. Namun, tak kupungkiri aku pun menikmati fantasyku. Seperti dadaku yang mulai mengencang, dengan ujung putingku yang mengacung. Sangat gatal, sampai aku membayangkan salah satu dari om-om memelukku dari belakang lalu memelintir putingku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKQeRqOijBE
Sayang, fantasy liarku tak sinkron dengan kenyataan yang kuhadapi saat ini. Sama persis seperti ide gilaku yang tak bisa menjadi kenyataan.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAgfOZ5eIYB
Aku mengharapkan om-om di ruangan ini beraksi. Tak mungkin, aku menawarkan diri lebih dulu, karena egoku masih dominan. Maka dari itu, aku enggan merendahkan diriku sendiri untuk menggantikan Alya. Karena aku masih memikirkan reputasiku. Apalagi ini bukan sekedar have sex normal yang hanya satu cowok, satu cewek. Namun satu cewek, dengan banyak cowok.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7TfwNuR0A
Sesekali kulirik, mereka mengacuhkanku. Bahkan Papa pun, hanyut ke dalam obrolan. Kucoba sedikit menguping. Meski lirih, aku masih bisa mendengar apa yang sedang mereka obrolkan. Mereka membahas perusahaan, khususnya pergantian CEO. Seperti mengkritik keputusan Mama, yang gegabah mencalonkan calon menantunya daripada anak perempuan satu-satunya yang lebih memiliki kompetensi. Mendengar mereka, berada di pihakku, perasaan cemasku sedikit terobati. Aku senang mendapat dukungan, apalagi dukungan itu dari dewan direksi.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSjis538KaW
Lalu satu persatu dari mereka duduk di atas matras yang berukuran besar. Mereka saling memberi isyarat melalui mata, lalu berbisik-bisik lirih. Jadi aku tak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Papa pun ikut duduk, sedangkan aku berada di samping Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRrPDdOJvk
Mereka masih membahas seputaran bisnis, tak beralih untuk membahas topik yang berbeda. Sebenarnya aku cemas. Namun, lebih gelisah lagi saat om-om dewan direksi mengacuhkanku. Awalnya mereka sekedar melirikku, lalu menatapku dengan tersenyum. Lagi-lagi harapanku tak menjadi kenyataan. Persepsiku pun salah, karena mereka tetap memegang teguh integritasnya sebagai laki-laki terhormat.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD98O1oBKAo
Papa pun demikian, berbeda 180° seperti Papa yang aku kenal. Saat di rumah Papa sering menggodaku, dengan memantik nafsuku. Dan pada akhirnya kita bercumbu.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDKP8SApATQ
Yang aku alami akhir-akhir ini berbanding terbalik dengan prinsipku. Awalnya aku dominan, saat partnerku adalah papaku sendiri, prinsipku seketika runtuh. Membuat aku rela menyerahkan diriku, harga diriku dan hatiku. Bahkan aku tak bisa menolak saat Papa menawarkan ide gilanya padaku. Agar aku berada ke dalam dominasinya.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8obGSRCg7K
Apakah ini bucin? Kupikir perasaan itu muncul saat aku merindukan Aldo atau perasaan intim bersama Pak Salim. Ternyata aku salah, karena aku masih bisa berpaling ke dalam pelukan Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwG3SwKblgq
Kulihat salah satu om-om melihat jam di pergelangan tangannya. "Kayaknya aku harus segera pulang deh."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfCvF5YbHYd
"Kenapa buru-buru?" tanya om-om yang lain.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5YJpsy5nV1
"Keputusan dewan direksi udah fix kan?" tanya om-om itu yang bernama Hendarto.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvTNVmWLunn
"Iya, keputusan sudah fix. Karena status quo ada di tangan Jenny pemegang saham terbesar. Jadi bisa memutuskan apa aja buat penggantian CEO," kata Om itu yang bernama Wijaya. Jenny adalah mamaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlGjgHHL2Ao
"Tapi menurutku, keputusan Jenny terlalu ceroboh. Meski dia punya kuasa penuh atas keputusannya. Memilih orang yang nggak punya kapasitas untuk memimpin perusahaan itu gegabah," kata Om itu yang bernama Jansen.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡej2znxSuCG
"Dia terlalu terbawa emosi... membawa urusan pribadi ke dalam urusan perusahaan," kata Om Wijaya.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWfVBm4MdIs
"Bukankah Jenny kayak gitu karena si tuan tanah itu? Aku pikir, ini bukan sekedar urusan emosional," kata Om Jansen.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡav7vGBu571
Papa menghembuskan nafas panjang. "Masalah ini nggak sesederhana itu," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmwP1eUyb2F
"Aku tau, Jo. Masalah ini hanya soal cuan," kata Om Hendarto.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcDxZQTGZKh
"Kalo Jenny mempertimbangkan masalah opportunitas. Apa opportunitas yang diambil Jenny dari Aziz?" tanya Om Jansen.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfzpBsl9hW2
"Aku nggak tau. Awalnya aku berpikir Jenny segampang itu dikuasai. Tapi, setelah aku sadar kalo Jenny itu perempuan cerdas dan dominan. Kutepis pikiran itu. Justru dugaanku, ada strategi bisnis dalam langkah catur Jenny yang nggak kuketahui," kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3IzaFPs1Q5
Om Hendarto menatapku, "Kalo emang CEO harus diganti. Aku lebih memilihmu, Fa," kata Om Hendarto.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfWA8F5a5DJ
"Setuju... karena Farisha lebih punya kapasitas dalam memimpin perusahaan daripada Akbar. Apalagi si Akbar nggak punya basic bisnis apa pun," kata Om Jansen.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwHrgwr9X0x
"Farisha cuma pekerja freelance, Om. Farisha nggak yakin bisa memimpin perusahaan sebesar ini," kataku merendah.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKJtTbDFqBy
"Kamu terlalu merendah, Fa. Om yakin kamu bisa sahebat Papa atau Mama kamu," kata Om Wijaya sambil menepuk pundakku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡujy9o1BnbC
"Bener..." kata Om Hendarto.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ5mQBWgckI
Sekarang aku berada di tengah, dengan dikelilingi oleh 15 om-om setengah baya.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCLSfBwmTJO
"Kita harus misahin urusan bisnis sama urusan yang lain. Jangan kayak Jenny, yang mencampur keduanya," kata Om Wijaya.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrW9AmjMZXo
"Setuju... apalagi sekarang waktunya seneng-seneng... hehe" kata Om Jansen.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRf6UlF6VOa
"Gimana menurutmu, Fa?" tanya Om Hendarto.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmDSsURmec3
"Emm, maksudnya Om?" tanyaku pura-pura tak mengerti.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxxiUC5WusN
"Ah coba jelaskan, Jo!" kata Om Hendarto.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNPIUXiorYK
"Hahaha, jadi dilempar ke gua," kata Papa tertawa ngakak.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsTECMzI2VX
Om Hendarto mendekatiku, lalu duduk di sampingku. Tangannya merangkul pundakku, dengan sesekali tangannya yang berada di bahuku meremas lembut.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPdsrJqXKcG
"Om, tau hubunganmu sama papamu. Om, sih nggak permasalahin itu..." kata Om Hendarto.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIi5k4wiil2
Lalu Om Jansen duduk di sebelah kananku, "Nggak perlu khawatir. Kita dukung kamu sama papamu, toh kamu lebih baik daripada Jenny."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwCvopMlUxM
Mendengar ucapan Om Jansen, aku mengernyitkan dahiku. "Om, menormalisasi incest?" tanyaku mulai membuka suara.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgIKiJkXlwc
"Bukan soal incestnya, Fa. Tapi soal hati, soal kecocokan," kata Om Hendarto sambil terus mengusap, meremas bahuku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtE6LvAAMGx
Sesekali kuembuskan nafas panjang, karena merasakan remasan pada bahuku. "Soal hati ya, Om? Normal nggak sih, Om. Mencintai tapi mengizinkan orang lain menyentuh orang yang dicintainya?" tanyaku sambil melirik Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdWkuCcPcpH
"Aduh, kesindir gua, haha."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNgLFWwPW6M
"Mungkin Johan punya alasan, Fa," kata Om Jansen mengecup pundakku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIJ7li9lQDD
Nafasku sedikit memburu, padahal kita masih ngobrol biasa saja.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuXCrdE7993
"Apa alasan rasionalnya, Om? Kecenderungan cuckold? Agak aneh sih, Om. Incest tapi cuckold," kataku dengan suara bergetar karena tangan Om Jansen melingkar ke pinggangku. Lalu naik ke sela-sela hijab menuju dadaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVCTVKO0Ng7
"Nggak ada yang aneh, Fa. Yang penting consent kan? Kata Johan, kamu punya pandangan kayak gitu soal relationship?" tanya Om Hendarto ikut menyusupkan tangannya dari bawah hijabku. Lalu naik ke dadaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡccVuL6QHsF
Sekarang dadaku diremas dari kanan dan kiri. Mendapat sentuhan, remasan pada dadaku, libidoku mulai naik. Kutahan desahanku sedemikian rupa, dengan mata terpejam.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqrOzYia5bo
"Tapi, kamu cinta nggak sama Johan?" kata Om Hendarto berbisik ke telingaku yang tertutup hijab.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9xsZh6C0cU
Aku tak menjawab pertanyaan Om Hendarto. Karena antara nafsu, perasaan dan akal sehatku terasa saling bertubrukan. Nafsuku menghendaki untuk mengabaikan sikap Papa, yang tak cemburu melihatku dijamah orang lain. Hatiku mencoba menyangkal hasratku, yang menginginkan sikap Papa yang protektif padaku. Akal sehatku mencoba membatasi nafsu dan hatiku, bahwa aku sudah melewati batas tabu.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXMIAfnCsbn
"Sssssh, aaaaah." Kurasakan tangan Om Hendarto sudah mulai masuk ke dalam dress panjangku dengan membuka kancing depanku satu persatu sampai sebatas perut. Setelah kancing dress panjangku sudah terbuka, tangan Om Hendarto berada di atas payudaraku yang masih tertutup tanktop dan bra.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIVrmG8m6k6
Om Hendarto kembali menanyakan pertanyaan yang sama, "Kamu cinta kan sama papamu?" tanya Om Hendarto lirih sambil mengecup pundakku yang masih tertutup hijab.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaXeT8J2ExF
"Sssssh, aaaah." Lagi-lagi aku hanya bisa mendesah, tanpa membuka mulutku untuk mengakui bahwa aku memang mencintai Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡABR2wg4jdU
Kurasakan tangan Om Jansen mulai menurunkan tali tanktopku sampai tali tanktopku turun sebatas siku. Setelah turun, tangan Om Jansen menyusup dari atas braku, lalu jarinya mencari-cari putingku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtK5urUMyou
"Cinta seharusnya nggak dibatasi status apa pun, Fa," kata Om Jansen sambil memelintir putingku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7GFWYFOaAK
Kupejamkan mataku, menahan gejolak yang benar-benar merongrongku. Tabu masih membentengiku. Dan rasa malu mengunci mulutku untuk mengungkap perasaanku yang sebenarnya.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZI9LeM0Ryu
"Om, paham yang kamu rasain Fa," kata Om Jansen yang mulai mengeluarkan dadaku dari cup braku dan menarik tanktopku turun ke bawah.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1iLVfT0U79
"Aku cinta sama, Johan Om," kataku sambil menahan nafsu dan cinta yang mulai meruntuhkan pertahanan akal sehatku, sedikit demi sedikit.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS6V1DZVND7
"Seberapa cinta kamu sama, Johan?" tanya Om Hendarto sambil menyibakkan hijabku ke belakang. Sampai dadaku yang semi terbuka terlihat.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOQ4UXH05uz
"Nggak tau. Yang jelas aku cinta banget, Om," kataku sambil menahan desahanku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf8Xt3e1DmD
Om Hendarto mencoba menurunkan dress panjangku ke bawah. Dengan mengangkat tanganku untuk melepas lengan dress panjangku. Setelah terlepas dress panjangku turun sebatas perut.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmpGEHoiNU
"Apa bukti cintamu, Fa?" tanya Om Hendarto sambil mengecup pundakku yang telanjang.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHMq1fD2qWT
"Aku bakal menuruti apa pun, yang dia mau," kataku sambil meneteskan air mata. Pedih rasanya hatiku. Karena seumur hidupku, aku tak pernah merasakan perasaan cinta. Apalagi cinta yang sedalam ini.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDP3YS5Jyq2
Kurasakan, ada yang melepas kaitan braku dari belakang. Braku pun terlepas dengan sempurna.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡegWXXGKwlM
"Bikin aku cemburu! Kamu bisa?"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpLCjNtAyZL
Kudengar suara Papa yang berada di belakang tubuhku, sambil memelukku. Dengan tangannya berada di perutku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9jTqoJQwQA
"Caranya?" tanyaku dengan menoleh ke belakang untuk menatap papaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFU2CtQyHKH
Papa memagut bibirku, dengan hisapan dan pertemuan lidah. Lalu Papa melepas pagutan pada bibirku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsqaR1Y6fV2
"Aku pengen kamu digilir seluruh dewan direksi. Trus meminum sperma mereka yang ditampung ke dalam gelas. Kamu bisa?" tanya Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuHHiYxtsn7
Tangisku langsung meledak, dengan tangis yang terisak-isak. Papa benar-benar menjadikanku objek seksual. Namun, aku rela melakukan apa saja demi Papa. Karena aku sangat mencintainya.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5cRAnxAhR
Kuanggukkan kepalaku tanda setuju. Tubuhku pun diangkat ke tengah-tengah matras. Sekarang tubuhku sudah setengah telanjang, dengan dress panjangku yang sudah terlepas, jatuh ke bawah.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs3UGXqU30x
Yang masih melekat di tubuhku hanya celamis, kaos kaki, celana dalam, hijab, ciput dan cadarku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkrjk9aV2ER
Om Wijaya mendekat untuk menarik celamisku sampai terlepas. Saat celamisku terlepas, aku dikerubungi om-om dewan direksi.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLZcw69bscz
Mataku nanar melihat om-om dewan direksi yang sudah telanjang bulat yang mengelilingiku. Mereka menyodorkan penisnya ke wajahku yang masih tertutup cadar.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡssXHS6kXDy
"Kulum!" kata salah satu dewan direksi.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQNUrK4MnXe
Dengan kasar om-om dewan direksi menyingkap cadarku, lalu memaksaku agar mengulum penisnya.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhNvf7FrQ6m
Glok glok glok...
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQ4zOMAOi7
Belum sempat aku mengatur nafasku, wajahku ditarik ke samping kiri.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA0rXWF1nf6
"Kulum!"
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzniVxZcIEO
Kupandang wajah om-om itu dengan memelas. Lalu cadarku ditarik dengan kasar sampai terlepas.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDnov49YCuu
Glok glok glok...
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVfDwBw7kD8
Seperti sebelumnya, wajahku ditarik ke samping. Aku kembali mengulum penis yang berbeda.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3sexb7PHYw
Kepalaku dipegang, lalu memompa mulutku dengan kasar.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡan6C271CGO
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku tersedak saat penis itu terlepas dengan ludah yang berleleran dari mulutku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDuN1mm2VxE
Aku kembali mengulum penis yang berbeda. Pompaan pada mulutku tak kalah kasar dari yang tadi. Lalu berpindah ke penis yang lain, berpindah lagi sampai aku tak ingat sudah penis ke berapa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuDZ40DpiJD
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku berkali-kali tersedak, sampai mataku terasa perih.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOR3Xc4H6t0
Lalu om-om dewan direksi mengelilingiku sambil mengocok penisnya di atas wajahku. Satu persatu ejakulasi, mengenai wajah, hijab sampai mengalir ke dadaku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr2l1ddBD92
"Fa..." Papa memanggilku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9nKomrwAQd
Papa memelukku dari belakang, "Maafin, Papa ya..."
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY9wBfjWRfR
Dengan terisak aku bertanya, "Nggak jadi gangbang?" tanyaku dengan wajah belepotan sperma.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwpGMkBmRNK
"Nggak!" kata Papa sambil mengusap-usap punggungku.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhMU6EpkRHC
"Kenapa?" tanyaku dengan menatap wajah Papa sendu.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbQGyITJCRD
"Aku nggak rela..." kata Papa.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0v1JfMquTN
"Tapi aku pengen mencobanya, Pa..." kataku tersenyum.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVeJssUHHRq
Kulihat penis Papa yang layu, kembali menegang. Lalu om-om dewan direksi mengangkat tubuhku menjauh dari Papa. Aku diterlentangkan dan mereka menggilirku satu persatu.
3673Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRCzoki6yhN
