x
Sekarang aku sedang berdandan di depan cermin. Meskipun pada akhirnya wajahku kututup dengan cadar, tetap saja aku tak mau melihat orang-orang yang menatapku, memicingkan matanya karena aku tak menarik. Aku tetap memoles wajahku, mempercantik mataku dan memakai parfum favoritku. Membayangkannya saja, membuatku horny. Karena ada norma agama yang aku langgar seperti tabarruj.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDuyUuimCvf
"Udah cantik kok, Sayang," kata Papa memelukku dari belakang sambil mencium tengkukku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNMdDpnzn4l
"Mandi sana! Udah jam segini lho..." kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDQfJNvlyB1
"Bentar lagi ah... pengen peluk pacarku dulu," kata Papa sambil tetap memelukku dari belakang.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡibXzClxPjF
"Aku kok deg-degan ya, Jo?" tanyaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp8gj4Z3Er1
"Kenapa?" tanya Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7a1MlCdbqa
"Aku kebayang di villa nanti..." kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0w1QUxyxm9
"Nggak perlu cemas, Sayang! Nanti yang perempuan bukan cuma kamu aja. Kita orgy... tapi mungkin, ada sedikit variasi kayak gangbang juga..." kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmv8D02JWe
"Bukake juga? Bukankah bukake tanpa penetrasi?" tanyaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxdjZml1YHJ
"Bener, bukake cuma ejakulasi aja. Di muka, di dada..." kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRKpTi05JNG
"Aku kebayang gangbang, Pa... Kenapa aku horny ya?" tanyaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKjlKNAXlTV
"Kamu suka digilir banyak laki-laki?" tanya Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeFwZ8MYsR5
"Hehe, nggak sih..." kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmWgxMeFwtD
"Horny juga nggak ngebayangin banyak laki-laki ejakulasi di wajahmu?" tanya Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAc04ty124Y
Kugigit bibir bawahku, "Horny banget, Pa," kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUGvBG6yjM4
"Kelihatan kok... dari memek kamu yang basah ," kata Papa yang tangannya berada di balik dress panjangku yang tersingkap ke atas. Dengan tangan Papa masuk ke dalam celana dalam putihku yang tipis.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAM0HlbaxQL
"Pa... udah ah!" kataku sambil memejamkan mataku menikmati colokan dua jari Papa ke dalam liang senggamaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbjAlgQsZRq
"Nanggung, Sayang... Memek kamu udah basah banget," kata Papa yang mencolok vaginaku lebih cepat.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6u2UD3zc8j
"Sssssh, aaaahh... aku sampe, Pa," kataku dengan tubuh mengejang.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVtGaQ2Qd4b
Lalu Papa menarik tangannya sambil menunjukkan jarinya yang basah padaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwvR5hoGNFG
Dengan nafas yang masih memburu, kulirik Papa yang sedang menjilati jarinya yang berleleran cairan cintaku. "Pa... kotor, Pa."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCX9y2NJB94
Papa hanya tersenyum saja, sambil terus menjilati jarinya sampai bersih.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJLq8aDZoBw
"Pa..." kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrmZkySsuSH
"Iya, Sayang?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW5d8yuRHqD
"Apa yang bakal dibahas dewan direksi nanti ya?" tanyaku khawatir.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqserh0KP4p
"Papa nggak tau, Fa..." kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJcrzh92RFz
"Aku takut ketemu, Mama..." kataku menunduk.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTFaXWS6Scw
"Kenapa?" tanya Papa yang sekarang melingkarkan tangannya ke pundakku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPcyuJFzTbH
"Aku nggak siap, saat melihat Mama memperjuangkan Akbar buat posisi CEO," kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbf82KgTnvb
"Siapkan hatimu, Fa! Kadang kenyataan emang sulit buat diterima," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfMSbqj0lTO
"Udah, Pa. Udah aku siapin. Meski aku merasa sakit hati, tapi sama sekali nggak iri," kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ylw9aJwJC
Lalu Papa menarik tubuhku untuk menghadap ke arahnya. Papa memegang pundakku sambil membungkuk, mendekatkan wajahnya di depan wajahku. Matanya menatapku dengan sorot mata menyelidik, "Papa tau... kamu berbohong," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJFrxsp6lLx
Saat Papa menatapku seperti itu, kutundukkan wajahku. "Aku nggak tau, Pa," kataku dengan menghembuskan nafas panjang.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP2E6yScIVQ
"Kamu iri, Fa? Iri karena posisi CEO bakal dipegang Akbar atau karena perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa menatapku dengan sorot mata menyelidik.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWKzlFT6Fyp
Kubuang muka ke samping, bukan karena jengah. Namun, dadaku pun semakin sesak. Aku tak tau, sebenarnya apa yang kuinginkan. Apakah aku cemburu? Aku sama sekali tidak tau.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKFaLTnieN1
Kugeleng-gelengkan kepalaku, "Aku cuma nggak suka, Pa," kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1v57Rgxi8p
"Kalo kamu menginginkan posisi CEO, kamu bisa merebutnya saat Akbar menjadi suami kamu nanti!" kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡre8QxrlcbL
"Nggak, Pa. Aku nggak pengen posisi itu," kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSee0ag7B1Y
"Kamu cemburu sama perhatian Mama ke Akbar?" tanya Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUGRDWxFXNT
"Aku nggak tau, Pa. Yang jelas dadaku sesak sekarang..." kataku dengan nafas berat.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTlpk59ObDR
"Jangan terlalu dipikirin! Papa bakal perjuangin kamu," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdyMQf3M67B
"Peluk aku Pa!" kataku terisak.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTpi4oDLxET
Papa memelukku sambil mengusap-usap punggungku. Saat aku melepas pelukan Papa, Papa menatapku hangat.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsfhT1eaq2q
"Jangan nangis! Ntar blush on'nya luntur lho," kata Papa sambil mengusap air mataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkNGD9frx9Y
Aku tersenyum mendengar candaan Papa,"Hihi, kenapa kalo luntur? Aku jelek ya?" tanyaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoZRWuWqw3q
"Hehe, cantik sih," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTZgVBtdiC8
"Beneran?" tanyaku sambil mengikat rambutku lalu aku memakai ciput.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9YGieMkV2
"Iya, Sayang," kata Papa mengecup pundakku sambil memelukku dari belakang.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ27mHxasQAn
"Sebentar ya, Pa. Aku pake hijab dulu!" kataku sambil memakai hijabku dan cadarku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRJVOtTzBIV
Papa kembali memelukku, "Tetep cantik, meski keliatan matanya doang," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP0M9yO8KBO
"Udah ah, dipuji terus. Bisa terbang nanti..." kataku sambil tersenyum.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnAFqt8OEsV
"Nggak apa-apa, nanti aku ikut terbang..." kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLrunIezyZW
"Mau ngapain?" tanyaku sambil merapikan cadarku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVrBgmrWbmc
"Nggak tau, emang mau ngapain?" tanya Papa berkelakar.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeLmE3WADKl
"Hihihi, gimana sih? Gaje deh..." kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo6JoAumwDu
"Ya udah, udah jam segini... Yuk berangkat!" kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcpYUiLcFQh
"Gandeng!" kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0S7jl1UBYi
"Manja banget..." kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs1TGodqg6s
"Bodo..." kataku sambil menggamit tangan Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9NF1XvfLPG
***********
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTUl995bMnS
Sesampainya di villa, banyak banget mobil-mobil mewah berjajar di pelataran. Kulihat, ada beberapa perempuan berpakaian kantoran turun dari mobil.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡweJmIzOlBt
"Dia siapa, Pa?" tanyaku penasaran.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzANSwoFN8F
"Pegawai, Papa..." kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6CqAifJj8V
"Cantik ya..." kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ZwD45u2kw
"Ah masih cantikan kamu, Fa," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZuOq46Kj3W
"Alah gombal," kataku sambil menggamit tangan Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwCVqsCvcaS
Deg-deg'an juga sih, melihat kerumunan orang. Karena tak terbiasa juga dengan suasana formal seperti ini.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5KVE2sCAu
Di dalam villa, aku berpapasan dengan Mama, namun saat aku memanggil Mama. Mama membuang muka. Kupanggil Mama berkali-kali, Mama tetap tak mau meresponku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqeYECofLFm
Aku mengernyitkan dahiku. Rasanya sedih melihat Mama acuh padaku. Entah apa kesalahanku. Sampai Mama, dengan wajah dinginnya memandangku saja tak mau.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfEfWDZ8bsf
"Fa... " Papa membuyarkan lamunanku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBFbW0cLcj4
"Iya, Pa?" tanyaku dengan senyum tertahan.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvcYa9uWksw
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Papa dengan wajah khawatir.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4XJByt4gJe
"Nggak apa-apa, Pa," kataku tersenyum pura-pura.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIX1mBh5xZK
Sekarang Papa membawaku ke kamar yang ada di dalam villa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjUnuVRY7Ey
"Papa tinggal dulu ya, Fa... buat meeting sama dewan direksi," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6U6MxGouGl
"Iya, Pa..." kataku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiWhagiMsrc
Setelah Papa pergi, aku mulai merasa sedih. Di hari pertamaku bukan kesan baik yang membekas. Justru kesan buruk yang menggores hatiku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAcjJcucDxm
**********
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqwbsdesAWv
Di hari pertama, kuhabiskan di kamar saja. Namun, aku tetap dilayani oleh pembantu yang aku tak tau namanya. Agak membosankan juga sebenarnya. Apalagi aku harus mengalami pengalaman yang membekas di hatiku. Seperti saat aku berpapasan dengan Mama kemarin...
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqc3satNx9v
Hari ini, hari kedua aku berada di villa. Aku dengan stelan hijab dan cadarku berjalan menyusuri setiap pojok, di dalam ruangan villa. Hanya sekedar ingin menikmati suasana yang cukup klasik di dalam villa, yang menurutku lumayan berkelas. Dengan banyak perabotan antik dan pajangan seperti lukisan dan patung.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6bzMd9TO1p
Aku sempat kagum dengan Papa, ternyata Papa penggila seni juga. Saat aku membandingkan antara aku dengan Papa, tak ada sedikit pun kemiripan karena perbedaan antusiasme. Aku bukan penikmat seni, seperti lukisan atau pun patung. Namun, meskipun begitu aku juga memiliki kesamaan dengan Papa seperti sama-sama jago coding.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwzO82msiwd
Saat aku sedang melihat-lihat lukisan yang kemungkinan adalah lukisan sureal. Aku dikagetkan oleh seseorang yang tiba-tiba berada di belakangku. Setelah aku menoleh ke belakang, betapa terkejutnya aku. Ternyata itu Mama.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQE3flmcAmv
"Halo nyonya, Johan!" kata Mama sinis.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeVEkVefqvw
"Mama apa kabar?" tanyaku dengan tetap elegan di depan Mama.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz00CHIocqU
"Halah nggak perlu basa-basi!"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0LPgeTtoy9
"Mama kok kasar gitu sama aku?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFpttTBLGHR
Dengan tangan terlipat di dada Mama mendekatiku, berdiri dengan jarak yang sangat dekat di depanku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaAPBH9LKJY
"Aku nggak pernah mengira, kalo sainganku adalah anakku sendiri..." kata Mama.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo1qdBdV3ng
"Apa maksud, Mama?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMyMGcZpD09
"Nggak perlu pura-pura! Pelakor..."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7k4G7obKN4
"Pelakor? Aku ngerebut suami siapa, Ma?" tanyaku tak mengerti.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLnWatpb4yR
"Masih pura-pura lagi..."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkBYHqjeG6d
Setelah cukup lama, aku baru memahami maksud Mama. "Merebut Papa dari Mama gitu?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtcW54vYskb
"Ya..."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCm5teM5ARy
"Mama masih berharap sama Papa? Apakabar sama suami baru Mama? Sadar Ma, Mama udah bercerai sama Papa" tanyaku tak kalah sinis.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkRVvJhvaYh
Tiba-tiba wajah Mama berubah murung. Dengan gaun tradisional khas Tionghoa lengan panjang. Berhijab simpel dan high heels, Mama terlihat cantik. Namun, di wajahnya menyiratkan sesuatu yang tak kupahami.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd95LftcNSr
"Tapi, nggak seharusnya kamu melanggar batasan tabu...", kata Mama lirih lalu meninggalkanku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaWCjzlu6my
"Ma..." kataku memanggilnya.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6KNIj3bf4E
"Jangan panggil aku, Mama!"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ57WuQIJsCO
"Mama kenapa sih?" tanyaku dengan terisak.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpe4iXfPMc
"Papamu emang nggak waras. Dia menikmati saat jadiin kamu obyek fantasy. Dan sekarang lebih intim dari itu, menyetubuhimu," kata Mama sinis.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWnhSdnULRV
"Mama yang minta!" kataku dengan terisak.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9BWDPh5GRB
Lalu Mama tersenyum sinis, "Sejak awal, aku nggak memandangmu seperti anak gadisku sendiri, meski kamu terlahir dari rahimku. Kamu mau tau kenapa? Kamu iblis kecil yang merebut cintaku, sejak pertamakali kamu lahir ke dunia."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbmOi3hPTOl
Aku langsung terperangah mendengar pengakuan Mama. "Mama cemburu aku terlahir ke dunia?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBjvqkQsjSP
"Ya..." kata Mama.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoFDJlJL9si
Setelah kepergian Mama, aku benar-benar tak mengerti. Kuresapi kata-kata Mama, ada sesuatu yang janggal. Sesuatu yang tak bisa kupahami sepenuhnya. Perasaan Mama yang sulit aku tembus. Bukan sekedar perasaan cemburu yang tak wajar. Namun, sesuatu yang tak mampu kujangkau. Tersembunyi, bahkan aku pun hanya bisa melihat selubungnya. Kata cemburu.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD5hVx6CX7P
Dengan langkah lemah, saat aku berjalan di depan sebuah kamar. Kudengar suara desahan perempuan dari dalam kamar. Namun, karena perasaanku sedang tak baik-baik saja. Aku mengacuhkannya dan kembali ke dalam kamar.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1Es26GcrT
***********
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxrcuBmayow
Di hari ketiga, lagi-lagi Papa menghilang. Kesal, karena di hari kedua dan pertama juga begitu. Lalu kulangkahkan kakiku keluar dari kamar untuk mencari Papa, namun tak ada jejaknya. Kucoba menyusuri ruangan lain, namun tetap saja tak kutemukan. Agak frustasi sebenarnya, karena harus sendirian di dalam villa. Bukan karena takut sendirian, hanya saja aku kurang nyaman karena letak villa di tengah hutan, yang berada di puncak pegunungan. Aku sama sekali, tak menyukai suasana seperti ini. Karena memang sejak kecil aku tinggal di kota besar, yang sibuk dengan hiruk pikuknya. Bahkan di rumah pun, suasananya tak sesepi seperti di villa. Meski villa ini ukuran luasnya hampir sama dengan rumahku. Kesan tuanya yang aku tak suka. Seperti suasana zaman dulu, di era kolonial.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEhadJpU18r
Sekarang aku berdiri di luar ruangan dengan pintu besar. Kudengar sayup-sayup tak begitu jelas, seperti hari-hari sebelumnya. Bedanya hari ini, aku tak mendengar suara desahan, hanya orang yang sedang mengobrol saja. Karena penasaran, barangkali pesta itu diadakan disini. Kucoba untuk mendorong pintu di depanku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU29xtAiID9
Saat aku masuk ke dalam ruangan, aku benar-benar shock, melihat om-om yang aku temui kemarin dalam kondisi telanjang. Sesekali aku menelan ludah melihat penis mereka yang menggantung.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNI8lnidfJT
Kucoba susuri kamar dengan mataku, karena tujuanku untuk mencari Papa. Setelah kucari, kutemukan Papa sedang telanjang juga.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2YnDvRO3Mn
Saat aku masuk ke dalam, semua mata melihatku terkejut.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0gaWdK8WRw
"Loh, Farisha? Kok disini?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBXNo9dHSN
"Kata kamu, Farisha udah pulang Jo?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCk2QeJKJsb
"Oh, aku lupa. Kalo Farisha masih di kamar, haha," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgJWn2VuJLN
Kutarik tangan Papa, "Kenapa tinggalin aku?" tanyaku kesal.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvz5txyBnz8
"Maaf," kata Papa sambil senyum-senyum sendiri.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyq0ERoSIUi
"Jo? Mana Alya? Udah hampir setengah jam, nggak dateng-dateng," kata Om itu yang tiba-tiba membuatku kaget.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcFfYuEmk1d
"Wah nggak tau juga. Aku juga nungguin," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡotddL6iCSu
"Ya udah, aku hubungi aja!"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdLqeh6RAjm
"Halo, Al. Kamu gimana sih? Udah banyak yang nunggu sekarang."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0FE0M2ucvQ
"Loh, Om. Alya kan udah balik ke kota? Katanya setelah kemarin, Alya udah boleh pulang?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcU69VslFCy
"Astaga, ini gimana." Kata om-om itu sambil melihat ke arah Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgv2FWxuMUX
Papa menatapnya hanya dengan cengar-cengir saja.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO2W32Pcinh
Om itu menatapku diam-diam. Karena aku tau, kuberi kode pada papaku, dengan menyenggol menggunakan lenganku. Kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa hanya meresponku dengan tersenyum saja.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd0B4mfkkkf
"Masak kita harus pulang?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGOjhXJmq2E
"Ya nggak bisa. Kita udah buang-buang waktu hari ini."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbkDvG9ajnl
"Iya, aku juga ngerasa rugi nungguin Alya berjam-jam."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsQ4M1Ng8Ac
Kulihat om-om di ruangan ini menggerutu. Ada wajah kecewa di wajah mereka. Mungkin acara ini, bagi mereka tak hanya sekedar acara perusahaan. Namun, cara mereka untuk lari dari kepenatan aktivitas mereka sehari-hari. Aku merasa kasian melihat mereka, meski sebenarnya mereka cabul juga seperti Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1iOLhRQ68
Sesekali kulirik Papa yang berada di sampingku, namun Papa tak bergerak sedikit pun. Kupikir acara hari ini akan dibatalkan, karena yang perempuan termasuk Alya sudah kembali ke kota.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvpm9lLUjqw
Aku sama seperti Papa, tubuhku sama sekali tak bergerak. Bahkan untuk memulainya saja aku tak sanggup. Dengan keringat yang mulai mengucur.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq5Ztes1snb
"Kita pulang aja..." kata om-om itu yang mulai memakai pakaiannya kembali.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9zNUAK2Gkn
"Ya udah lah, aku juga rugi waktu disini," kata om-om yang lain juga mulai memakai pakaiannya.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWJQApOrDUF
Lalu disusul om-om yang lain lagi. Dalam pikiranku, acara ini batal. Kulihat om-om di sekitarku menatapku. Agak bergidik juga membayangkannya, karena jumlah mereka sekitar 10 orang lebih.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw3g9J9Tkgr
Papa yang tau aku dipandang cabul seperti itu hanya cengar-cengir saja. Kesal sih, melihat Papa. Ya meski aku sudah siap, jika aku bakal orgy di villa. Namun karena perempuan di villa hanya tersisa aku saja, tak mungkin orgy berlangsung. Karena orgy tak hanya fokus pada satu orang perempuan. Dan sekarang tinggal aku saja yang tersisa, yang mungkin terjadi aku akan digilir oleh mereka.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXdX5zw3pGY
Membayangkan saja, aku meremas jari-jari tanganku karena perasaan tak menentu. Bagaimana tidak? Jika benar terjadi, om-om disini akan penetrasi ke dalam lubangku. Tidak seperti bukake, yang hanya ejakulasi di atas tubuhku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM91vJ9NGQb
Meski khawatir, karena ngeri membayangkan banyak om-om menggilirku. Namun, tak kupungkiri aku pun menikmati fantasyku. Seperti dadaku yang mulai mengencang, dengan ujung putingku yang mengacung. Sangat gatal, sampai aku membayangkan salah satu dari om-om memelukku dari belakang lalu memelintir putingku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKu2v1723jF
Sayang, fantasy liarku tak sinkron dengan kenyataan yang kuhadapi saat ini. Sama persis seperti ide gilaku yang tak bisa menjadi kenyataan.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5pqPQqG66T
Aku mengharapkan om-om di ruangan ini beraksi. Tak mungkin, aku menawarkan diri lebih dulu, karena egoku masih dominan. Maka dari itu, aku enggan merendahkan diriku sendiri untuk menggantikan Alya. Karena aku masih memikirkan reputasiku. Apalagi ini bukan sekedar have sex normal yang hanya satu cowok, satu cewek. Namun satu cewek, dengan banyak cowok.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsPNJaR6l7L
Sesekali kulirik, mereka mengacuhkanku. Bahkan Papa pun, hanyut ke dalam obrolan. Kucoba sedikit menguping. Meski lirih, aku masih bisa mendengar apa yang sedang mereka obrolkan. Mereka membahas perusahaan, khususnya pergantian CEO. Seperti mengkritik keputusan Mama, yang gegabah mencalonkan calon menantunya daripada anak perempuan satu-satunya yang lebih memiliki kompetensi. Mendengar mereka, berada di pihakku, perasaan cemasku sedikit terobati. Aku senang mendapat dukungan, apalagi dukungan itu dari dewan direksi.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCDH4caPiZz
Lalu satu persatu dari mereka duduk di atas matras yang berukuran besar. Mereka saling memberi isyarat melalui mata, lalu berbisik-bisik lirih. Jadi aku tak tau apa yang sedang mereka bicarakan. Papa pun ikut duduk, sedangkan aku berada di samping Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKuIwavKiD
Mereka masih membahas seputaran bisnis, tak beralih untuk membahas topik yang berbeda. Sebenarnya aku cemas. Namun, lebih gelisah lagi saat om-om dewan direksi mengacuhkanku. Awalnya mereka sekedar melirikku, lalu menatapku dengan tersenyum. Lagi-lagi harapanku tak menjadi kenyataan. Persepsiku pun salah, karena mereka tetap memegang teguh integritasnya sebagai laki-laki terhormat.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyCucOlO66E
Papa pun demikian, berbeda 180° seperti Papa yang aku kenal. Saat di rumah Papa sering menggodaku, dengan memantik nafsuku. Dan pada akhirnya kita bercumbu.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiajKf1oT09
Yang aku alami akhir-akhir ini berbanding terbalik dengan prinsipku. Awalnya aku dominan, saat partnerku adalah papaku sendiri, prinsipku seketika runtuh. Membuat aku rela menyerahkan diriku, harga diriku dan hatiku. Bahkan aku tak bisa menolak saat Papa menawarkan ide gilanya padaku. Agar aku berada ke dalam dominasinya.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Gu3yp0GgT
Apakah ini bucin? Kupikir perasaan itu muncul saat aku merindukan Aldo atau perasaan intim bersama Pak Salim. Ternyata aku salah, karena aku masih bisa berpaling ke dalam pelukan Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6soy69cGBp
Kulihat salah satu om-om melihat jam di pergelangan tangannya. "Kayaknya aku harus segera pulang deh."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKh8f7Ljh01
"Kenapa buru-buru?" tanya om-om yang lain.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnnBuCbwoHv
"Keputusan dewan direksi udah fix kan?" tanya om-om itu yang bernama Hendarto.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRwSR0n3oyz
"Iya, keputusan sudah fix. Karena status quo ada di tangan Jenny pemegang saham terbesar. Jadi bisa memutuskan apa aja buat penggantian CEO," kata Om itu yang bernama Wijaya. Jenny adalah mamaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhvnH88aO7m
"Tapi menurutku, keputusan Jenny terlalu ceroboh. Meski dia punya kuasa penuh atas keputusannya. Memilih orang yang nggak punya kapasitas untuk memimpin perusahaan itu gegabah," kata Om itu yang bernama Jansen.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZBUqngHiK
"Dia terlalu terbawa emosi... membawa urusan pribadi ke dalam urusan perusahaan," kata Om Wijaya.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJu8Pg2z1Rr
"Bukankah Jenny kayak gitu karena si tuan tanah itu? Aku pikir, ini bukan sekedar urusan emosional," kata Om Jansen.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1UFo34IMwZ
Papa menghembuskan nafas panjang. "Masalah ini nggak sesederhana itu," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs6YAusRKk6
"Aku tau, Jo. Masalah ini hanya soal cuan," kata Om Hendarto.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL9K6TwTI0P
"Kalo Jenny mempertimbangkan masalah opportunitas. Apa opportunitas yang diambil Jenny dari Aziz?" tanya Om Jansen.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4gJBr4EnoT
"Aku nggak tau. Awalnya aku berpikir Jenny segampang itu dikuasai. Tapi, setelah aku sadar kalo Jenny itu perempuan cerdas dan dominan. Kutepis pikiran itu. Justru dugaanku, ada strategi bisnis dalam langkah catur Jenny yang nggak kuketahui," kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ONDz0ZkkP
Om Hendarto menatapku, "Kalo emang CEO harus diganti. Aku lebih memilihmu, Fa," kata Om Hendarto.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuNg0vlz2qP
"Setuju... karena Farisha lebih punya kapasitas dalam memimpin perusahaan daripada Akbar. Apalagi si Akbar nggak punya basic bisnis apa pun," kata Om Jansen.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4tjXAhQByU
"Farisha cuma pekerja freelance, Om. Farisha nggak yakin bisa memimpin perusahaan sebesar ini," kataku merendah.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzREz1LlPTJ
"Kamu terlalu merendah, Fa. Om yakin kamu bisa sahebat Papa atau Mama kamu," kata Om Wijaya sambil menepuk pundakku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Z5gAH7sDp
"Bener..." kata Om Hendarto.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfbAJeX8Pir
Sekarang aku berada di tengah, dengan dikelilingi oleh 15 om-om setengah baya.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡveJcDCw4LU
"Kita harus misahin urusan bisnis sama urusan yang lain. Jangan kayak Jenny, yang mencampur keduanya," kata Om Wijaya.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4l77tTsWE4
"Setuju... apalagi sekarang waktunya seneng-seneng... hehe" kata Om Jansen.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjDgGLVD2WL
"Gimana menurutmu, Fa?" tanya Om Hendarto.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡahMRYpKR8f
"Emm, maksudnya Om?" tanyaku pura-pura tak mengerti.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFRzEq7h5lp
"Ah coba jelaskan, Jo!" kata Om Hendarto.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJiLAJpuM8Z
"Hahaha, jadi dilempar ke gua," kata Papa tertawa ngakak.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtdB9ACOHv2
Om Hendarto mendekatiku, lalu duduk di sampingku. Tangannya merangkul pundakku, dengan sesekali tangannya yang berada di bahuku meremas lembut.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpM5N1OR3Hj
"Om, tau hubunganmu sama papamu. Om, sih nggak permasalahin itu..." kata Om Hendarto.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGk0c0ryK3D
Lalu Om Jansen duduk di sebelah kananku, "Nggak perlu khawatir. Kita dukung kamu sama papamu, toh kamu lebih baik daripada Jenny."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpEfSHg7a0m
Mendengar ucapan Om Jansen, aku mengernyitkan dahiku. "Om, menormalisasi incest?" tanyaku mulai membuka suara.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpXvnmrHIGD
"Bukan soal incestnya, Fa. Tapi soal hati, soal kecocokan," kata Om Hendarto sambil terus mengusap, meremas bahuku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNWbk3rXWe
Sesekali kuembuskan nafas panjang, karena merasakan remasan pada bahuku. "Soal hati ya, Om? Normal nggak sih, Om. Mencintai tapi mengizinkan orang lain menyentuh orang yang dicintainya?" tanyaku sambil melirik Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbuBySGNRPh
"Aduh, kesindir gua, haha."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEqKCis0JFL
"Mungkin Johan punya alasan, Fa," kata Om Jansen mengecup pundakku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiw4X0Opr0X
Nafasku sedikit memburu, padahal kita masih ngobrol biasa saja.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8CHCH4vDXq
"Apa alasan rasionalnya, Om? Kecenderungan cuckold? Agak aneh sih, Om. Incest tapi cuckold," kataku dengan suara bergetar karena tangan Om Jansen melingkar ke pinggangku. Lalu naik ke sela-sela hijab menuju dadaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKkhm5zEmhl
"Nggak ada yang aneh, Fa. Yang penting consent kan? Kata Johan, kamu punya pandangan kayak gitu soal relationship?" tanya Om Hendarto ikut menyusupkan tangannya dari bawah hijabku. Lalu naik ke dadaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCirVnarnko
Sekarang dadaku diremas dari kanan dan kiri. Mendapat sentuhan, remasan pada dadaku, libidoku mulai naik. Kutahan desahanku sedemikian rupa, dengan mata terpejam.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe4ZxWMD6mq
"Tapi, kamu cinta nggak sama Johan?" kata Om Hendarto berbisik ke telingaku yang tertutup hijab.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTJ8gVcDNJO
Aku tak menjawab pertanyaan Om Hendarto. Karena antara nafsu, perasaan dan akal sehatku terasa saling bertubrukan. Nafsuku menghendaki untuk mengabaikan sikap Papa, yang tak cemburu melihatku dijamah orang lain. Hatiku mencoba menyangkal hasratku, yang menginginkan sikap Papa yang protektif padaku. Akal sehatku mencoba membatasi nafsu dan hatiku, bahwa aku sudah melewati batas tabu.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ24cmofVdJZ
"Sssssh, aaaaah." Kurasakan tangan Om Hendarto sudah mulai masuk ke dalam dress panjangku dengan membuka kancing depanku satu persatu sampai sebatas perut. Setelah kancing dress panjangku sudah terbuka, tangan Om Hendarto berada di atas payudaraku yang masih tertutup tanktop dan bra.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4kxGVvkxbC
Om Hendarto kembali menanyakan pertanyaan yang sama, "Kamu cinta kan sama papamu?" tanya Om Hendarto lirih sambil mengecup pundakku yang masih tertutup hijab.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡySm2BALqit
"Sssssh, aaaah." Lagi-lagi aku hanya bisa mendesah, tanpa membuka mulutku untuk mengakui bahwa aku memang mencintai Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzipISsVB9q
Kurasakan tangan Om Jansen mulai menurunkan tali tanktopku sampai tali tanktopku turun sebatas siku. Setelah turun, tangan Om Jansen menyusup dari atas braku, lalu jarinya mencari-cari putingku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmdvUL26wz6
"Cinta seharusnya nggak dibatasi status apa pun, Fa," kata Om Jansen sambil memelintir putingku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoZZ3R2gNNw
Kupejamkan mataku, menahan gejolak yang benar-benar merongrongku. Tabu masih membentengiku. Dan rasa malu mengunci mulutku untuk mengungkap perasaanku yang sebenarnya.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHFJjMPADHt
"Om, paham yang kamu rasain Fa," kata Om Jansen yang mulai mengeluarkan dadaku dari cup braku dan menarik tanktopku turun ke bawah.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxE27WWL1ba
"Aku cinta sama, Johan Om," kataku sambil menahan nafsu dan cinta yang mulai meruntuhkan pertahanan akal sehatku, sedikit demi sedikit.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKbXzXY0Yf9
"Seberapa cinta kamu sama, Johan?" tanya Om Hendarto sambil menyibakkan hijabku ke belakang. Sampai dadaku yang semi terbuka terlihat.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk276jicAuW
"Nggak tau. Yang jelas aku cinta banget, Om," kataku sambil menahan desahanku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDtiSd6Hb1Y
Om Hendarto mencoba menurunkan dress panjangku ke bawah. Dengan mengangkat tanganku untuk melepas lengan dress panjangku. Setelah terlepas dress panjangku turun sebatas perut.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkVCUm6qI3Q
"Apa bukti cintamu, Fa?" tanya Om Hendarto sambil mengecup pundakku yang telanjang.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVwjpomwK1h
"Aku bakal menuruti apa pun, yang dia mau," kataku sambil meneteskan air mata. Pedih rasanya hatiku. Karena seumur hidupku, aku tak pernah merasakan perasaan cinta. Apalagi cinta yang sedalam ini.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGBFhlRYIOV
Kurasakan, ada yang melepas kaitan braku dari belakang. Braku pun terlepas dengan sempurna.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdOajtlnAt2
"Bikin aku cemburu! Kamu bisa?"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoZCd5BKlhn
Kudengar suara Papa yang berada di belakang tubuhku, sambil memelukku. Dengan tangannya berada di perutku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdqBixNBHBt
"Caranya?" tanyaku dengan menoleh ke belakang untuk menatap papaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQFvqkoVqz
Papa memagut bibirku, dengan hisapan dan pertemuan lidah. Lalu Papa melepas pagutan pada bibirku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdMMOb0tXNr
"Aku pengen kamu digilir seluruh dewan direksi. Trus meminum sperma mereka yang ditampung ke dalam gelas. Kamu bisa?" tanya Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFf756mPK0b
Tangisku langsung meledak, dengan tangis yang terisak-isak. Papa benar-benar menjadikanku objek seksual. Namun, aku rela melakukan apa saja demi Papa. Karena aku sangat mencintainya.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmBKYaujeQu
Kuanggukkan kepalaku tanda setuju. Tubuhku pun diangkat ke tengah-tengah matras. Sekarang tubuhku sudah setengah telanjang, dengan dress panjangku yang sudah terlepas, jatuh ke bawah.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeVy6HYApbB
Yang masih melekat di tubuhku hanya celamis, kaos kaki, celana dalam, hijab, ciput dan cadarku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡobStWqZhQ7
Om Wijaya mendekat untuk menarik celamisku sampai terlepas. Saat celamisku terlepas, aku dikerubungi om-om dewan direksi.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrU1hcP86aa
Mataku nanar melihat om-om dewan direksi yang sudah telanjang bulat yang mengelilingiku. Mereka menyodorkan penisnya ke wajahku yang masih tertutup cadar.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz1v8EsKnia
"Kulum!" kata salah satu dewan direksi.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzxn4YsguZ4
Dengan kasar om-om dewan direksi menyingkap cadarku, lalu memaksaku agar mengulum penisnya.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8copUdT2GP
Glok glok glok...
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg0et9x8q0A
Belum sempat aku mengatur nafasku, wajahku ditarik ke samping kiri.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6vy7Kl4ZLf
"Kulum!"
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYy9UWERn3
Kupandang wajah om-om itu dengan memelas. Lalu cadarku ditarik dengan kasar sampai terlepas.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtVIgmQIsQa
Glok glok glok...
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ8L4nTAXCI
Seperti sebelumnya, wajahku ditarik ke samping. Aku kembali mengulum penis yang berbeda.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe6TMCsjefT
Kepalaku dipegang, lalu memompa mulutku dengan kasar.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4cpFPfCK63
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku tersedak saat penis itu terlepas dengan ludah yang berleleran dari mulutku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzelZs0Zh7l
Aku kembali mengulum penis yang berbeda. Pompaan pada mulutku tak kalah kasar dari yang tadi. Lalu berpindah ke penis yang lain, berpindah lagi sampai aku tak ingat sudah penis ke berapa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡThXRwzGypj
"Uhuk uhuk uhuk..." Aku berkali-kali tersedak, sampai mataku terasa perih.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmE2LnCFy0n
Lalu om-om dewan direksi mengelilingiku sambil mengocok penisnya di atas wajahku. Satu persatu ejakulasi, mengenai wajah, hijab sampai mengalir ke dadaku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe4tIPiP0gY
"Fa..." Papa memanggilku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUpnZLjp6M2
Papa memelukku dari belakang, "Maafin, Papa ya..."
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfv9pr1MjWA
Dengan terisak aku bertanya, "Nggak jadi gangbang?" tanyaku dengan wajah belepotan sperma.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVaQaKQdPIx
"Nggak!" kata Papa sambil mengusap-usap punggungku.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC3rh7klOGa
"Kenapa?" tanyaku dengan menatap wajah Papa sendu.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxjx8FP5LEf
"Aku nggak rela..." kata Papa.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuAtfNyUI6r
"Tapi aku pengen mencobanya, Pa..." kataku tersenyum.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPcKaBeFdIW
Kulihat penis Papa yang layu, kembali menegang. Lalu om-om dewan direksi mengangkat tubuhku menjauh dari Papa. Aku diterlentangkan dan mereka menggilirku satu persatu.
2131Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2tqKhwL2aq
