(Di Tempat Keributan)146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3WmBBhfCFN
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHBeSntJz3P
"Dasar kau p*****r sialan!!", kata seorang pria paruh baya yang menghujat seorang wanita.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmBhb6DbRN
"Aku tau kau sengaja menabrakku kan?!", kata pria paruh baya itu melanjutkan ucapan nya.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQavFIvwoke
"Tuan, maaf sekali lagi. Saya sudah meminta maaf kepadamu kan?", kata perempuan itu berkata lembut yang ternyata adalah Heendon.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRis2gQLESr
"Kau cantik tapi tidak memiliki mata!!", kata pria paruh baya itu yang bernama Dodi Jatmiko.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBTqJvbpWc
"Saya harus berapa kali untuk meminta maaf padamu Tuan?", kata Heendon dengan ekspresi memelas.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡENAQKnNxhK
"Kau tidak pantas di maafkan. Kau membuatku malu saja kepada calon klienku!!", kata Dodi yang benar-benar sangat marah.
Dodi sudah berdandan super rapi untuk menemui klien nya ini. Tapi seperti di sengaja, Heendon memang terlihat sangat jelas menabrak dan kemudian menumpahkan minuman kopi hitam ke baju putih nya. Kacau sudah pertemuan nya saat ini.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXqV3stXibu
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSfzid8B2Lu
Karena terlalu marah, Dodi akhir nya melayangkan tamparan nya ke wajah Heendon. Heendon mencoba diam saja dan menutup mata. Lama Heendon menunggu tamparan itu, tapi tidak kunjung datang.
Akhir nya Heendon pun membuka mata nya.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoNGd8KB7vE
Seorang lelaki yang sudah cukup tua ternyata memegang tangan Dodi. Pak Rudi lah orang nya. Dengan ekspresi menatap tajam pada Dodi, Pak Rudi berkata.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeYjYy9ZTpT
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgxXVJwZdoo
"Aku malu padamu. Sebagai sesama lelaki, kau bertindak seperti banci. Kau adalah seorang laki-laki tapi bisa-bisa nya akan menampar wanita yang tidak berdaya!", kata Pak Rudi marah kepada Dodi.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Sa0kvDTJW
"Tidak usah ikut campur urusanku!!", kata Dodi kepada Pak Rudi.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXE9Rm2uWTu
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYPadw6EHS0
Kraakkkk...146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ch00QR3R5
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUiCGPTYuHF
Terdengar suara renyah dari pergelangan tangan manusia. Kemudian di ikuti dengan teriakan. Pak Rudi yang sudah cukup tua ternyata mampu mematahkan pergelangan lelaki itu dengan hanya meremas nya.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡakyllpE7qm
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbqdPoJGtGZ
"Aarrghhhh!!", kata Dodi yang berteriak kesakitan.
Dodi refleks memegang pergelangan tangan nya yang patah. Belum selesai dengan kesakitan nya, badan nya di tendang lagi oleh lelaki lain yang sedang berdiri bersama orang itu hingga Dodi jatuh terjerembab ke pasir.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJsK1ILWYQj
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFtYba3YFYL
Duaagggg..146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz6NivoMdnV
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqAHvduYZVH
Dodi masih dalam keadaan sadar dengan mulut yang mengeluarkan darah. Meskipun kepala nya sudah berkunang-kunang, Dodi coba menahan sebisa mungkin agar tidak pingsan.
Seperti nya saat ini organ dalam nya sudah terluka. Dodi menatap kedua pria yang ada di hadapan nya itu dengan ekspresi yang ketakutan.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0hUy4taL22
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxy5SWPQIg9
"Jika kau tidak terima, kau bisa mencariku!", kata Pak Rudi yang melemparkan kartu nama nya ke arah Dodi.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd8d1a1oIyo
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3nKgWeDwEU
"Rudi Sadewo!!!", kata Dodi yang tahu bahwasa nya Rudi Sadewo adalah salah satu pejabat di Kota Derisa ini.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2cEkFF9fw
"Seperti nya kau mengenalku dengan cukup baik. Pergilah dan jangan lagi-lagi berbuat seperti itu kepada wanita", kata Pak Rudi yang seolah-olah adalah seorang guru sedang menasehati murid nya.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ZcKbq4u0j
"Maaf Pak Rudi. Maaf. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi. Permisi!!", kata Dodi yang segera melarikan diri dari tempat itu.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqdVM9ehxRf
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZskv1PcvrZ
'Yes.. it works!!', kata Heendon dalam hati nya yang memang sengaja memancing Pak Rudi dan Komisaris Wawan agar keluar dari tempat nya.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqhwXyvkyGM
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEE0EExTSxf
"Terima kasih Pak. Terima kasih juga untuk Bapak yang ini. Maaf sebenar nya saya yang salah tadi. Orang itu tidak salah", kata Heendon yang berakting dengan sangat baik.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYqxS63dDP
"Nona, meskipun kau yang salah, dia tidak berhak memukulmu. Ngomong-ngomong apa yang anda lakukan di tempat ini?", kata Pak Rudi berlagak seperti ayah.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzT8UgcqaHA
"Itu.. itu.. maaf.. ", kata Heendon yang kemudian berakting menangis tersedu-sedu yang membuat Pak Rudi dan Komisaris Wawan saling memandang.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDq4junKf86
"Sebaiknya kita bicarakan di sana saja Nona. Kebetulan kami sedang makan di sana", kata Pak Rudi menunjuk ke suatu arah.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0J7rlQyPgU
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXs3ufZfIsu
"Apa itu tidak mengganggu kalian Pak.. Saya kan hanya..", kata Heendon yang kemudian langsung di sela perkataan nya oleh Pak Rudi.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHkhdAkH37r
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlq1Iquuowe
"Nona, tidak usah sungkan. Mari silahkan. Kami berdua mengundang anda", kata Pak Rudi yang sopan dan mendapatkan persetujuan juga dari Komisaris Wawan.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPrBp9iuVcS
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6mo9NUC6lB
Akhir nya mereka bertiga menuju ke tempat yang ditunjuk tadi.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE1utOG1KPO
'Tidak ku sangka aktingku sangat sempurna. Aku cukup hebat juga dalam hal ini', kata Heendon berbicara di dalam hati nya.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfE1ufkOmcV
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWoOTrgwe3a
==========================146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE2GDgPyZeg
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0fgz8XsCwv
(Saat ini di Rumah Pak Abdullah)146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo4xjcHhb9h
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9EES4lQJx2
"Abi, Umi. Tolong jujur sama Zia", kata Fazia yang kini sedang menangis sesenggukan.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXQQ7vdb82J
"Zia..", kata Bu Hajjar yang juga menangis karena tidak menyangka rahasia besar keluarga nya akan terbongkar.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGXZ3B9z5v
"Tidak apa-apa Umi, Zia ikhlas. Abi sama Umi sudah Zia anggap orang tua Zia sendiri. Abi, tolong ceritakan sama Zia ya", kata Fazia memohon.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnknJNjsLqB
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg6daS1UW9l
Pak Abdullah menarik nafas sesaat. Kemudian dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSK0vbSRRCr
"Semua ini berawal dari 25 tahun yang lalu", kata Pak Abdullah mengawali cerita. Sedangkan Bu Hajjar dan Fazia hanya diam mendengarkan.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT7DV6lhHvS
"Anak dari kakekmu, seperti yang sudah kau tau, memiliki 3 orang anak. Aku dan ke 3 bibimu itu. Kau sudah mengenal nya bukan?", kata Pak Abdullah yang mata nya semakin berkaca-kaca.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTLibAxtbBF
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQP0mjITHVw
Pak Abdullah lalu melanjutkan cerita nya. Pak Abdullah menarik nafas dalam-dalam kemudian berbicara.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXbkNdaNrbJ
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsyKIvHyc3G
"Sebenarnya ada satu lagi anak dari kakekmu. Dia bernama Zaid Al-Ghifari. Dia adalah ayah kandungmu", kata Pak Abdullah kembali menjelaskan.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9ozxQYMyhn
"Karena suatu hal, ayahmu dan kakekmu bertengkar hebat. Itu hanya gara-gara seorang wanita, Sofiyya Nur. Dan dia adalah ibu kandungmu", kata Pak Abdullah dan tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipi nya.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQG2hJ3DmSL
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs7HY9Drxvz
Akhir nya mulailah Pak Abdullah menceritakan segala nya. Cerita ini bersumber dari Zaid sendiri, ayah kandung Fazia.
Cerita itu di mulai dari kisah awal pertama ayah dan ibu Fazia bertemu, hingga merembet menuju inti pokok masalah. Itu adalah saat dimulai nya perseteruan antara ayah kandung Fazia dan kakek nya.
Kemudian identitas ibu Fazia yang masih menjadi misteri, hingga akhir nya ayah Fazia di usir dari keluarga besar Al-Ghifari. Sebab nya hanyalah karena Ayah kandung Fazia sudah menikah diam-diam dengan Ibu kandung Fazia tanpa restu kakek nya.
Dan cerita itu di akhiri saat Fazia yang masih bayi terpaksa harus di titipkan kepada Pak Abdullah. Karena pada saat itu Zaid, adik Pak Abdullah sedang dalam situasi genting dan Zaid sendiri tidak mau memberitahu dengan detail tentang masalah nya.
Sampai sekarang, Zaid dan Sofiyya tidak pernah kembali lagi untuk menemui Fazia.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWp80QGfKFL
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrnh3xac42k
(NB : Akan diceritakan dengan detail di bab-bab selanjutnya ketika waktunya sudah tepat. He he.. Sabar ye)146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHrkF5KVLi1
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXJRjBSsXHF
Hanya tangis yang terdengar setelah Pak Abdullah menceritakan semua kisah itu. Kisah yang mungkin akan menyakitkan untuk Pak Abdullah dan keluarga nya.
Juga pasti akan menyakitkan untuk hati Fazia saat mengetahui kebenaran nya. Pak Abdullah dan Bu Hajjar tidak pernah tahu bahwa Fazia ternyata sudah menyiapkan diri untuk hal ini.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb806vu8rv0
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYO13dW40nN
"Abi.. Umi.. apapun yang terjadi, kalian berdua tetap ku anggap orang tuaku", kata Fazia tersenyum.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJUNWUhenJ5
"Zia.. apa kau tidak sedih?", tanya Pak Abdullah yang heran melihat kondisi Fazia yang hanya sedih untuk sesaat saja.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP75gxWQv8h
"Zia sedih. Sangat sedih. Tapi bagaimana pun, Zia juga mendapatkan hikmah dari semua ini. Dan yang pasti sekarang Zia sangat bahagia. Itu yang membuat Zia bisa tetap tersenyum", kata Fazia menjelaskan.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFVaIXYDtfP
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzXIoRMsn73
"Maksudmu Zi?", kata Bu Hajjar penasaran begitu pula Pak Abdullah.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡret3liPTxr
"Semua nya karena akhiy, maksudku Bang Zein Mi..", kata Fazia membalas.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYnJ9JJZD8Z
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWLT8CsFBNM
"Maksudmu Zein sudah tau masalah ini?", tanya Pak Abdullah merasa terkejut.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4JFvt2RzA9
"Bang Zein belum tau Bi. Yang Zia maksud, Zia dan Bang Zein dengan status Zia saat ini", kata Fazia yang membuat Pak Abdullah dan Bu Hajjar semakin kebingungan.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNxB6iLq6fM
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQe84Z5CRlx
"Abi dan Umi gak ngerti. Wallahi gak ngerti", kata Pak Abdullah lagi.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7twuTQkLt
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw0nYo0ewBE
"Maksud Zia, dengan status Zia saat ini, Bang Zein itu kakak sepupu Zia kan?", kata Fazia menambahkan lagi.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkwW59msOf
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4w1EnLLCdj
"Benar.. Kau dan Zein sebenar nya adalah sepupu", kata Pak Abdullah mengangguk.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8ThIEOAmBm
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxHYsI7gKAp
"Dan itu artinya, Zia dan Bang Zein bukanlah mahrom kan? Zia juga berharap.. Zia bisa menikah dengan Bang Zein", kata Fazia yang akhir nya jujur mengakui perasaan nya kepada Dokter Zein di depan Pak Abdullah dan Bu Hajjar.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJl5Sdxq69
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8R9gXIkPp
Duuaaaaaarrrrrrrrrrrrrr...146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaWBHvrxtNY
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpI5KrRCn99
"Apaaaaaaaa?!!!", kata Pak Abdullah dan Bu Hajjar yang berteriak bersamaan.146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfdQpfSjf4P
146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuJ7KwYhFoS
=======================146Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWe4gynlmlD
