x
Semenjak apa yang terjadi di pos satpam bersama Pak Salim, aku jadi sering salah tingkah. Ada perubahan kecil pada diriku. Seperti sering merias wajahku agar lebih cantik saat bertemu Pak Salim dan memakai pakaian yang paling sexy yang aku punya. Ah, inikah yang namanya bucin? Seumur-umur aku belum pernah merasakan bucin.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡblU3uSonel
Perasaanku pun yang beberapa hari yang lalu sempat memberi ruang untuk Aldo, kian lama kian memudar. Muncul perasaan lain yang lebih dominan yang memberi ruang untuk Pak Salim. Aku tak tau, apa yang terjadi pada diriku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88xOqZlJYm
Baru saja aku sedikit lega karena perasaan bahagia, lagi-lagi orang tuaku bertengkar hebat. Sempat kututupi telingaku dengan earphone agar aku tak mendengar pertengkaran mereka. Namun percuma saja, suara pertengkaran kedua orang tuaku tetap terdengar meski sayup-sayup.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR5QUm7axAd
Saking kesalnya, aku turun ke lantai bawah dengan emosi. "Pa, Ma... Nggak malu apa tiap hari berantem?" tanyaku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt2lHhBgTxj
"Ini memalukan, Fa..." kata Papa.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEH34DKVPeG
"Maksud, Papa?" tanyaku penasaran.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡexGzkjI6yq
"Terlalu rumit buat dijelaskan..."
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3biucJJSRa
Lagi-lagi aku bingung dengan perkataan Papa yang setengah-setengah, ambigu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe1c9TJEMcv
"Ini terjadi karena kesalahan, Papa juga..." kata Mama.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8S0iLn5IlH
"Hah? Aku bingung..." kataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVINGzs8KP4
"Ya, ini juga kesalahan Papa juga..." kata Papa yang semakin berbelit-belit.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbiZKsEEP7q
"Sebenarnya apa yang terjadi? Jangan bikin aku bingung dong, Pa... Ma... " kataku kesal.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUWtcGiAisB
"Bukan kesalahan Mama, kalo sekarang Mama jadi simpanan si Kyai brengsek itu... "kata Mama mendengus kesal.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0S3d6e1lvE
"Kyai brengsek? Siapa, Ma? Mama selingkuh?" tanyaku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡizjTHxEi1C
Kulihat tangan Papa terkepal, dengan wajahnya berubah menjadi merah padam.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYfZJUhiE6y
"70% saham perusahaan, milik Mama. Papa kudu inget, modal awal berdirinya perusahaan dari Mama. Dari orang tua Mama," kata Mama.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyXFsLSFJAz
"Iya, aku paham, Ma..." kata Papa lesu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHirZn1ygDm
"Mama tau, yang menjalankan perusahaan Papa. Dan bisa berkembang kayak sekarang. Cuma, kesalahan kita. Bukan Papa doang ya, Mama juga ngerasa bersalah. Kita terlalu percaya sama Kyai brengsek itu... "
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr76SXPOH4m
"Kyai brengsek itu manfaatin kita, dengan pura-pura membantu kita buat urusan sengketa tanah. Ternyata dia lah beking yang menggerakkan massa, karena tanah yang diperebutkan. Trus Kyai brengsek itu mencoba menekan Papa, agar ngerasa utang budi. Bukan kamu doang, Fa yang menjadi tumbal tapi juga, Mama..." kata Mama sambil mendengus lesu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTMnoCuuSgC
"Trus, Mama dijadiin gundik sama Kyai itu kah?" tanyaku tidak mengerti.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8bk7BsxLnD
"Iya, Mama nggak bisa berbuat apa-apa, Fa. Kamu tau apa perjanjiannya? Setelah kamu menikah sama Akbar, perusahaan wajib diwariskan ke Akbar... Dan kalo Mama menolak buat dijadiin pelampiasan nafsu bejat si Aziz itu..." kata Mama lemah.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqIPEVyshu6
"Mama diancam apa?" tanyaku ikut terbawa emosi.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhCH7KBRnD4
"Kamu yang bakal dijadiin mangsa selanjutnya... " kata Mama tertunduk lesu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3G8dYpdAan
"Aku nggak terima, Ma. Pernikahanku sama Akbar harus dibatalin!" kataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHaqzCDpsI6
"Nggak bisa, Fa. Masalah ini udah merembet kemana-mana. Si Aziz itu licik, dia bisa menghalalkan segala cara demi tujuannya," kata Mama.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0uoJpXnQl8
"Aku nggak mau, Ma kayak gini... Aku nggak mau nikah... " kataku mencoba menyangkal kenyataan yang aku hadapi sekarang.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAFrrh5Gq2F
"Aziz juga mencancam buat mencemarkan nama baik Mama, Fa... " kata Mama.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡygr88rtgQ9
Papa memegang telapak tangan Mama, sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAmu8leoIup
"Dia mengancam apalagi Ma, Pa? Tolong katakan!" kataku mendesak Mama dan Papa.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs0AON4Vtfp
"Maaf, Fa. Mama nggak bisa cerita sekarang. Terlalu berat buat Mama... Maafin Mama" kata Mama terisak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7WI9QdLYgr
Kuembuskan nafas panjang, mendengar kisah pilu yang dihadapi keluargaku. Dadaku pun terasa sesak. Rasa-rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFLuozpzfdk
Kulihat Mama jatuh meringkuk, dengan tangisan yang menyayat hatiku. Aku ingin membantu Mama, mengurangi penderitaan Mama. Namun, aku pun bingung dengan masalah yang kuhadapi. Bahkan Papa pun, tak mengucapkan sepatah kata pun. Emosiku pun ingin meledak karena melihat Papa yang tidak berdaya. Aku benci Papa, Papa terlalu lemah. Bahkan saat keluarganya terjerat ke dalam perangkap iblis pun, Papa hanya diam saja membisu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5yfbvHnsKs
"Pa!" teriakku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE80CXJ2esA
"Kenapa Papa diam aja sih, Pa?"
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5yz67pJFoj
Papa hanya menatapku dengan tatapan kosong, tanpa mengucapkan kata-kata apa pun. Lalu kembali menunduk lesu sambil memeluk Mama yang meringkuk di lantai.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcZjymIwV2e
"Aku kecewa sama, Papa!"
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmxOXL4XlXD
Aku berlari, naik ke lantai atas. Dengan tangis yang belum mereda, kuhamburkan tubuhku ke atas ranjangku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡycBjnJGhyu
Kudengar Papa dan Mama kembali bertengkar. Seketika aku bangun dari tempat tidurku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0RyeaFzRM
"Papa jangan salahin Mama terus!" kata Mama berteriak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN3BOQFnTrI
"Gimana Papa nggak salahin Mama. Mama aja rela dijadiin gundik sama si Aziz!" kata Papa juga berteriak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVcQ9FoWldI
"Papa pikir Mama mau sama kondisi yang menimpa Mama? Nggak Pa. Mama nggak mau, mengorbankan Farisha!" kata Mama tak kalah berteriak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8rOh2yI29i
Air mataku tiba-tiba menetes mendengar ucapan Mama. Aku merasa berdosa karena pernah menyakiti perasaan Mama, "Maafin Farisha Ma," kataku dalam hati, lalu tangisku pun meledak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Caip90HFu
"Papa nggak rela, Ma! kata Papa berteriak sampai terdengar suara pecahan kaca.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWU2NwSxFQb
"Kenapa Papa marahnya sama Mama? Kenapa Papa nggak marah sama Aziz dan mencoba nyelametin Mama, Pa?" kata Mama dengan terisak-isak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqveuFUB1D6
"Pa.. Pa.. jangan Pa!" kata Mama berteriak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo5jMq5hjeU
Karena aku khawatir dengan Mama, aku cepat-cepat turun ke lantai bawah. Kulihat Papa sudah membawa katana, sedangkan Mama berlutut di lantai memegang kaki Papa.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw8p8CTwb08
"Kenapa Mama halangi Papa? Biar Papa bunuh si Iblis itu!" kata Papa penuh emosi.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPj4O3IWLpP
"Jangan Pa! Kumohon! Bukan pake cara kayak gini, Pa!" kata Mama.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZzQ6eemr6F
Aku pun turun ke lantai bawah, berusaha mencegah Papa agar menahan emosinya.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT7HrnDzfkI
"Pa! Papa ngerti nggak sih, kalo Papa pake kekerasan kayak gitu, justru memperumit masalah ini? Papa justru bikin anak dan istri Papa makin menderita!" kataku dengan nada emosi.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡddBaapIhTx
Katana yang dipegang Papa jatuh ke lantai, "Maafin, Papa, Fa!" kata Papa berdiri lesu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiEGapSMLCB
Kudekati Papa, kupeluk Papa dari depan. Kuusap-usap punggungnya untuk sedikit menenangkan hati Papa.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1wZs2u3xVR
"Kita jalani dulu, Pa! Farisha rela untuk sementara menjadi korban. Tapi Farisha nggak bakal tinggal diam. Farisha bakal cari solusi buat masalah kita," kataku mencoba menenangkan.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeEpdFThJFX
Sekarang Papa dan Mama duduk di sofa, mereka sudah sedikit tenang.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡndf6wUCbum
"Maafin Papa ya, Fa. Papa nggak bisa nolongin kamu," kata Papa tertunduk lesu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlMUgziiIcA
"Nggak apa-apa, Pa. Farisha paham, masalah ini rumit. Andai aja Farisha bisa menolong Mama pun, hari ini juga Farisha bakal menolong Mama. Tapi Farisha nggak bisa," kataku juga dengan terisak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSN3FiZtuD0
Aku dan Papa sekarang berpelukan, Mama pun mendekat ke arah Papa yang ikut memeluk Papa dari samping. Kulihat Mbok Darmi berdiri di dekat kami, dengan sesekali mengusap air matanya.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJFUlCLo76M
"Maafin Mbok juga ya, Non. Nggak bisa bantuin apa-apa..." kata Mbok Darmi dengan tangannya mengusap air matanya.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4qgU2TyNSq
"Nggak apa-apa, Mbok," kataku dengan tersenyum pilu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCX9M8C4AZG
"Ini Tuan, Nyonya. Dimakan dulu mie rebusnya! Saya taruh sini ya tuan?"
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyv03YVCFO3
"Ini buat, Non Farisha... Nggak pake telur," kata Mbok Darmi dengan tersenyum.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOeHphXaXHx
"Eh, Mbok Darmi kok tau sih? Aku nggak makan telur?" tanyaku antusias.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzuDARbImG6
"Tau dong, Non. Mbok kan yang rawat Non dari kecil. Jadi tau apa yang Non suka atau nggak suka," kata Mbok Darmi.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXWavB8Bf5T
"Terima kasih ya, Mbok," kataku tersenyum ramah.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCpS1RP7A3S
"Sama-sama, Non. Ya udah, Non, Tuan, Nyonya. Saya ke belakang dulu," kata Mbok Darmi.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrWLv8zSCFK
"Iya, Mbok," kataku ramah.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLD4DHdNo2l
Setelah kepergian Mbok Darmi, tak ada lagi kesedihan, kemarahan, keputusasaan yang terpancar dari wajah Papa dan Mama. Aku bersyukur memiliki Mbok Darmi yang sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri. Setidaknya dengan kehadiran Mbok Darmi, bisa sedikit menyembuhkan luka yang aku dan keluargaku alami.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyWDePFMYaI
"Mama ke kamar dulu ya, Fa..." kata Mama.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw4QCfJTcCf
"Iya, Ma... Papa nggak temenin Mama?" tanyaku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡamktWeDRsa
"Papa disini aja dulu, Fa," kata Papa.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyFE5YWVop8
"Oh, iya Pa..." kataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDLiUA9ccs0
"Papa boleh nggak peluk kamu?" tanya Papa tiba-tiba.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqcGuq1E2FE
"Eh... Duh, Farisha malu Pa. Farisha kan udah gede," kataku salah tingkah.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv3wS2UowMr
"Kata siapa kamu udah gede? Kamu tetap gadis kecil Papa yang dulu..." kata Papa yang sekarang bergeser ke dekatku, lalu sekarang memeluk tubuhku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXIjhjzXbGs
"Papa mah, udah gede gini masih dibilang gadis kecil," kataku malu-malu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlKQpiiBPIx
"Beban dan masalah Papa berasa menguap kalo Papa meluk kamu gini, Fa..." kata Papa yang membenamkan wajahnya ke rambutku yang tergerai.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5pfG4SIN5y
"Farisha ikut seneng Pa, kalo Farisha bisa sedikit mengurangi beban, Papa," kataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlwyEivuzQj
Papa terus saja memelukku, dengan wajahnya terus dibenamkan ke rambutku lalu berpindah ke tengkukku. Kurasakan embusan nafas Papa dan aku tau Papa sedang menghirup dalam-dalam aroma tubuhku. Aku tau sebenarnya ini tak wajar, namun karena sikap Papa seperti ini padaku tak sekali ini saja. Jadi aku anggap wajar-wajar saja. Bahkan Mama pernah memergokiku dengan Papa... Mama meresponnya hanya dengan tersenyum saja.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlbUyoOoW5h
Mungkin Mama masih menganggap perlakuan Papa kepadaku normal-normal saja, karena memang aku anak perempuan Papa satu-satunya. Jikapun Papa memanjakanku, bukan hal yang aneh. Meski agak kelewat batas, jika dilihat dari umurku yang sekarang.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLE0Hk2y2W0
"Pa, nggak enak ah. Nanti dilihat Mbok, Darmi!" kataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZAluiBaVH4
"Iya ya. Ya udah kita ke atas aja ya, Sayang?" tanya Papa sambil menggendongku, membawaku ke lantai atas.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFylfU2c6Qp
"Pa, mau bawa aku kemana?" tanyaku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvLkc3xg5Xm
"Ke kamarmu, Sayang," kata Papa.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhpGnkd7zGR
Setelah sampai di kamarku, Papa menutup pintunya dengan kakinya. Lalu tubuhku direbahkan di atas ranjang.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnl49XJvoyw
"Udah lama Papa nggak ngelonin anak Papa ini," kata Papa.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe1bs7lMdy8
"Duh, Pa. Farisha kan udah gede?" kataku merengek.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVsafKeI4q9
Lalu Papa memelukku dari belakang yang tidur miring ke samping, dan menarik selimut agar menutupi tubuhnya yang sedang memelukku, anak perempuannya satu-satunya yang kini sudah tumbuh dewasa. Tabu memang, meski dalam keluargaku dianggap biasa-biasa saja.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEinX58vBmp
Baru beberapa menit Papa memelukku dengan erat ke dalam pelukannya, Papa mulai terlelap. Dengan perlahan kusibak selimut yang menutupi tubuh Papa dan tubuhku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoBO0icCj6D
Perlahan, aku mengendap-endap, sedikit berjinjit keluar dari kamar. Setelah berhasil keluar dari kamar, kututup pintu secara perlahan.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ88wThp0lPb
Saat aku turun dari tangga ke lantai bawah, aku berpapasan dengan Mama. "Papamu udah tidur?" tanya Mama.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYzG64iPOAr
"Udah, Ma," kataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8S3318qpku
"Ya udah biarin aja! Papamu emang suka kolokan sama kamu," kata Mama.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6RsmtIv9su
"Iya tuh, si Papa. Padahal aku udah bukan anak kecil lagi," kataku merajuk.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnFBo2dT9z
"Udah, lagian sama orang tua sendiri," kata Mama mencoba menormalisasi.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPAcLXPOZSO
Dalam hati, aku menggerutu karena Mama terlalu menormalisasi kelakuan Papa yang tidak wajar. Namun, ya sudahlah. Toh, belum melewati batas.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqq5BxS2K4z
"Mama mau kemana?" tanyaku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdVT1XjBtwb
Mama tidak menjawab, hanya menundukkan pandangannya saja. Kulihat penampilan Mama sudah tidak seperti sebelumnya. Mama memakai dress panjang berwarna merah, dengan hijab berwarna merah juga.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzW8fEomQi7
"Maafin, Mama Fa. Mama harus pergi ke rumah Aziz," kata Mama sambil memegang telapak tanganku dengan memegangnya erat dengan kedua telapak tangannya.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Ox34wh0aC
Mendengar pengakuan Mama, tubuhku terasa lemas. Aku baru sadar, masalah kita belum berakhir. Dan Mama masih harus berkorban untukku, untuk keluarga.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqWNQLXqnqs
"Mama harus pergi, Fa..." kata Mama meninggalkanku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaGHhlPcxlZ
Aku benar-benar tak kuasa, sampai aku tak sanggup menahan air mataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhdZ6KQmoa7
"Jangan menangis, Fa! Jaga diri kamu baik-baik. Mama titip Papa ya!" kata Mama berusaha mengusap air mataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPNlluYo22
"Iya, Ma. Farisha nggak nangis kok," kataku berpura-pura tegar, lalu kuusap air mataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWytcVpnDSe
Kulihat Mama dijemput entah oleh siapa, dengan mobil mewah yang terparkir di depan gerbang. Sepertinya Pak Salim menyadari bahwa aku sedang bersedih, saat aku berdiri di depan pintu menyaksikan kepergian Mama. Setelah gerbang kembali ditutup, Pak Salim mendekatiku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQKA2gd5cnL
"Kamu baik-baik aja kan, Fa?" tanya Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN5YdRkJJez
"Aku nggak tau, Pak. Permasalahan keluargaku terlalu rumit," kataku sambil mengusap air mataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡprVbRP7T6X
"Iya, saya paham, Fa..." kata Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZRqMCuScU
"Pak Salim nggak tau, masalah apa yang aku hadapi," kataku sesengukkan.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJetrTmhH9d
"Saya ngerti kok, Fa. Mbok Darmi udah ceritain semuanya," kata Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMJlPkmeAhh
"Pak Salim nggak menganggap mamaku pelacur kan?" tanyaku dengan masih terisak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpRcG2rmG5d
"Tentu aja nggak, Fa. Saya tau duduk persoalannya," kata Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUzICkLUZUX
Sekarang Pak Salim sedang memelukku dari samping, yang sedang duduk di atas lantai.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqlH2oCudtP
"Terima kasih, Pak," kataku sambil menyandarkan kepalaku di bahu Pak Salim. Pak Salim pun meresponnya dengan mengecup puncak kepalaku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7WJkxdrGpZ
"Kita ke pos satpam yuk!" kata Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ87otNXindA
"Boleh Pak," kataku sambil berdiri lalu berjalan di samping Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKaJQjkPAKP
Sesampainya di pos satpam, Pak Salim mempersilahkanku duduk di kursi kayu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4tMyYGxKkG
"Farisha udah makan?" tanya Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSFDO6TjGYL
"Panggil aku, kamu aja, Pak!" kataku mencoba mencairkan suasana.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMsUqmY5TNu
"Aku bawa beberapa sachet kopi instan sama mie instan tadi dari kost-kostan. Kamu mau yang mana?" tanya Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡelx0hjCuJ0
"Kopi instan aja, Pak," kataku sambil tersenyum.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOKKK5wgDjT
"Tunggu ya!" kata Pak Salim menyeduh air panas dari thermos ke dalam gelas plastik.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNCsTPZqCRf
"Ini, diminum biar masalahnya ilang!" kata Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYokTxMmDKH
"Hihihi, Pak Salim bisa aja ngehibur aku," kataku tersenyum lalu menyesap kopi di dalam gelas.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYV80fgzIcd
"Aku seneng ngelihat kamu kembali ceria, Fa" kata Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡud0dkwENam
"Terima kasih ya, Pak," kataku sambil tersenyum.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC1ASdiSTUD
"Sama-sama," kata Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMuIeutJ9KU
Sekarang Pak Salim duduk di sebelahku. Aku dan Pak Salim saling tatap cukup lama. Lalu aku menunduk tertawa malu-malu. Pak Salim mengangkat daguku ke atas, kita pun saling tatap. Dan Pak Salim mendekatkan wajahnya ke wajahku, nafas kita saling beradu. Saat Pak Salim mendekat hendak mengecup bibirku, aku membuang muka dengan tersenyum malu-malu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3wrQAxi9Xz
"Nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ3LElkbZ8n
"Boleh nggak ya?"
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvOtdofGU7
"Oh nggak boleh ya?" tanya Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2W7Ajee9nz
"Iya, nggak boleh, hihi," kataku tersenyum lalu menunduk.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdipoCuluDe
"Oh..."
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgHM5Iy9hgx
"Hihihi, boleh kok Pak," kataku tergelak tawaku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ08hYKIG3JF
"Ngerjain aku lagi kan?" kata Pak Salim dengan wajah kesel.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡca90eD0ixI
"Duh, Pak Salim. Jangan kesel dong! Aku kan becanda!" kataku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡguNARNIyi0
Pak Salim memegang kedua pipiku dengan kedua tangannya agar aku menatap ke arahnya. Lalu wajah Pak Salim mendekat ke arahku, karena kutahu apa yang akan terjadi, kupejamkan mataku. Jantungku deg-degan menunggu kecupan bibir hitam Pak Salim pada bibirku. Sesekali kubuka mataku. Pak Salim meresponku dengan tersenyum saja.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoAlXbInscc
"Pak?" kataku dengan sedikit kesal, karena Pak Salim mengerjaiku. Padahal aku sudah menunggu kecupan pada bibirku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcirLxHJOa3
"Hehe, kok manyun gitu mukanya?" tanya Pak Salim sambil terkekeh.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAhwmJtpgnw
"Pak, Salim jahat, hiks hiks."
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBSZktBHWw
"Aduh, malah nangis..." kata Pak Salim kebingungan.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW6rlFKZsrc
Aku pura-pura menangis sambil melirik Pak Salim. Saat Pak Salim menatapku, aku kencangkan tangisku lebih kencang lagi.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDLuFVemctg
Huwaaaaa...
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhr1hHbfM6Y
"Jangan nangis dong, Fa! Takut Mbok Darmi sama papa kamu denger..." kata Pak Salim dengan wajah khawatir.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ6fCgvKXtZ
Aku berhenti menangis, hanya saja aku tetap menatap Pak Salim dengan wajah kesal. Penasaran saja, bagaimana respon Pak Salim. Awas aja pokoknya, jika Pak Salim mengerjaiku lagi, aku yang akan ambil alih.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxBXQ7ZR5QC
"Seharusnya aku yang kerjain Pak Salim, bukan Pak Salim," kataku kesal.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNR1AXIiZXM
"Loh, keselnya soal itu? Hahaha. Kirain kesel gara-gara nggak jadi aku cium bibirnya," kata Pak Salim tertawa meledak.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsyEYeboiNg
Kupandang Pak Salim dengan wajah cemberut, "Nggak peka..."
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwVG9Mb6nx4
"Maksudnya?" tanya Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBjkF46sbrT
"Tuh kan..." kataku dengan masih menyembunyikan maksudku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfFu97G5ZsT
Pak Salim menggaruk-garuk kepalanya, "Ya udah aku tinggal ngerokok dulu ya, Fa?" tanya Pak Salim.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ42W9ENggxS
"Pak Salim, ih. Kok nggak paham sih?" tanganku menarik tangan Pak Salim agar tetap duduk di sampingku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi1xAMUwjaq
Kupejamkan mataku dengan sedikit kumonyongkan bibirku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcATfqIlbzG
Muah...
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7U4DlQzauG
"Kok pipi sih Pak?" tanyaku protes.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡABkmnR4nQN
"Maunya? hehe," tanya Pak Salim sambil terkekeh.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwHMgxkGmck
"Disini!" kataku sambil mengetuk-ngetuk bibirku dengan ujung jari.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfV11jzogWO
"Bilang dong, daritadi! haha," kata Pak Salim sambil tertawa.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGQFpnWpm54
"Huuu. Ya udah nggak jadi, aku udah nggak mood," kataku pura-pura.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNjuCFikaOx
Pak Salim memegang daguku, aku yang awalnya menunduk menatap ke arahnya. Wajah Pak Salim mendekat, sampai bibir kita berjarak semakin dekat. Dengan jantung yang berdetak kencang, tanganku kini sudah berpindah ke kedua pipi Pak Salim. Pak Salim pun kedua tangannya juga berada di kedua pipiku. Kupejamkan mataku, saat hembusan nafas Pak Salim mulai menerpa wajahku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVVbLxcs4tY
"Kamu cantik banget, Fa," kata Pak Salim yang membuat aku membuka mataku, lalu kubuang muka karena merasa tersanjung.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeygR5ukClD
"Terima kasih..." kataku malu-malu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzidjQ9E620
Lalu Pak Salim mulai mengecupku. Kubalas kecupan itu dengan kecupan juga. Kita saling mengecup. Setiap sentuhan pada bibirku, kurasakan sensasi yang merambat ke seluruh syarafku. Aku benar-benar hanyut karena kecupan bukan lagi sekedar kecupan. Kecupan sebagai simbol dari sebuah ikatan. Yang tak sekedar penyatuan dari gejolak dari insting terdasar manusia. Namun, ikatan emosi yang menyatukan. Tak ada lagi batasan antara siapa aku, siapa ia. Kita bukan lagi dua orang yang berbeda. Dari sentuhan bibir, kecupan, ludah kita yang bercampur jadi satu. Dan benih di dalam rahimku yang mulai membuahiku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOgNb5IzBGq
Kedua tangan Pak Salim memegang kedua tanganku. Memegangnya erat, dengan jari-jari kita yang menyatu.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡinbdzExIXj
Aku yang sekarang terlentang, ditindih Pak Salim dengan kecupannya yang menjelajahi wajah dan leherku. Kuresapi sensasi yang semakin melambungkan hasratku. Kupejamkan mataku, merasakan tubuh Pak Salim yang kembali menyatu ke dalam tubuhku.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrTWmGt74I3
"Aaaaah, Pak."
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8k7FhpoPQp
Keringat kita mengucur deras, menyatu dengan sensasi yang menyentuh syaraf dinding vaginaku. Begitu sesak, begitu nikmat.
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbVdyr1AUCj
"Aaaaah, Pak."
5745Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMEE1PI5Xdl
