(Di Tempat Keributan)147Please respect copyright.PENANArPdQDsnClX
147Please respect copyright.PENANAqpkKHcepXG
"Dasar kau p*****r sialan!!", kata seorang pria paruh baya yang menghujat seorang wanita.147Please respect copyright.PENANAvVamnFrfKV
"Aku tau kau sengaja menabrakku kan?!", kata pria paruh baya itu melanjutkan ucapan nya.147Please respect copyright.PENANAHeHCIMF5mR
"Tuan, maaf sekali lagi. Saya sudah meminta maaf kepadamu kan?", kata perempuan itu berkata lembut yang ternyata adalah Heendon.147Please respect copyright.PENANAPY5g5MgU4Q
"Kau cantik tapi tidak memiliki mata!!", kata pria paruh baya itu yang bernama Dodi Jatmiko.147Please respect copyright.PENANAKUtlO25k8q
"Saya harus berapa kali untuk meminta maaf padamu Tuan?", kata Heendon dengan ekspresi memelas.147Please respect copyright.PENANAGRL5ohl0Wc
"Kau tidak pantas di maafkan. Kau membuatku malu saja kepada calon klienku!!", kata Dodi yang benar-benar sangat marah.
Dodi sudah berdandan super rapi untuk menemui klien nya ini. Tapi seperti di sengaja, Heendon memang terlihat sangat jelas menabrak dan kemudian menumpahkan minuman kopi hitam ke baju putih nya. Kacau sudah pertemuan nya saat ini.147Please respect copyright.PENANAyl8B0uDUwS
147Please respect copyright.PENANAQqZNhsHHSU
Karena terlalu marah, Dodi akhir nya melayangkan tamparan nya ke wajah Heendon. Heendon mencoba diam saja dan menutup mata. Lama Heendon menunggu tamparan itu, tapi tidak kunjung datang.
Akhir nya Heendon pun membuka mata nya.147Please respect copyright.PENANAimYcNfk6mH
Seorang lelaki yang sudah cukup tua ternyata memegang tangan Dodi. Pak Rudi lah orang nya. Dengan ekspresi menatap tajam pada Dodi, Pak Rudi berkata.147Please respect copyright.PENANALi3y6LVczK
147Please respect copyright.PENANAP5VnIBwBku
"Aku malu padamu. Sebagai sesama lelaki, kau bertindak seperti banci. Kau adalah seorang laki-laki tapi bisa-bisa nya akan menampar wanita yang tidak berdaya!", kata Pak Rudi marah kepada Dodi.147Please respect copyright.PENANABCW7SCZFdP
"Tidak usah ikut campur urusanku!!", kata Dodi kepada Pak Rudi.147Please respect copyright.PENANAa4aDzMihzX
147Please respect copyright.PENANAVtlAUPwYQn
Kraakkkk...147Please respect copyright.PENANA8zdesgXSGS
147Please respect copyright.PENANAZUpV3YRcQy
Terdengar suara renyah dari pergelangan tangan manusia. Kemudian di ikuti dengan teriakan. Pak Rudi yang sudah cukup tua ternyata mampu mematahkan pergelangan lelaki itu dengan hanya meremas nya.147Please respect copyright.PENANA3epQUqQ1Up
147Please respect copyright.PENANAciKIDm4cMP
"Aarrghhhh!!", kata Dodi yang berteriak kesakitan.
Dodi refleks memegang pergelangan tangan nya yang patah. Belum selesai dengan kesakitan nya, badan nya di tendang lagi oleh lelaki lain yang sedang berdiri bersama orang itu hingga Dodi jatuh terjerembab ke pasir.147Please respect copyright.PENANACnMfgpcChO
147Please respect copyright.PENANAFHYrE4sWA2
Duaagggg..147Please respect copyright.PENANAkzmwAAneEq
147Please respect copyright.PENANAoeatdd55bc
Dodi masih dalam keadaan sadar dengan mulut yang mengeluarkan darah. Meskipun kepala nya sudah berkunang-kunang, Dodi coba menahan sebisa mungkin agar tidak pingsan.
Seperti nya saat ini organ dalam nya sudah terluka. Dodi menatap kedua pria yang ada di hadapan nya itu dengan ekspresi yang ketakutan.147Please respect copyright.PENANA0g3Ura1wIy
147Please respect copyright.PENANATa6c0CMOOX
"Jika kau tidak terima, kau bisa mencariku!", kata Pak Rudi yang melemparkan kartu nama nya ke arah Dodi.147Please respect copyright.PENANAOHgjX2XjZU
147Please respect copyright.PENANAN4ayObnOSM
"Rudi Sadewo!!!", kata Dodi yang tahu bahwasa nya Rudi Sadewo adalah salah satu pejabat di Kota Derisa ini.147Please respect copyright.PENANAu4mMuvdgYb
"Seperti nya kau mengenalku dengan cukup baik. Pergilah dan jangan lagi-lagi berbuat seperti itu kepada wanita", kata Pak Rudi yang seolah-olah adalah seorang guru sedang menasehati murid nya.147Please respect copyright.PENANAcSQkZZdB5z
"Maaf Pak Rudi. Maaf. Saya tidak akan berbuat seperti itu lagi. Permisi!!", kata Dodi yang segera melarikan diri dari tempat itu.147Please respect copyright.PENANAy4hN2MJZoM
147Please respect copyright.PENANAFykBHqzMFW
'Yes.. it works!!', kata Heendon dalam hati nya yang memang sengaja memancing Pak Rudi dan Komisaris Wawan agar keluar dari tempat nya.147Please respect copyright.PENANAQhozZZ2lf6
147Please respect copyright.PENANAUurE8VEEUJ
"Terima kasih Pak. Terima kasih juga untuk Bapak yang ini. Maaf sebenar nya saya yang salah tadi. Orang itu tidak salah", kata Heendon yang berakting dengan sangat baik.147Please respect copyright.PENANAJy85aCxhtk
"Nona, meskipun kau yang salah, dia tidak berhak memukulmu. Ngomong-ngomong apa yang anda lakukan di tempat ini?", kata Pak Rudi berlagak seperti ayah.147Please respect copyright.PENANAkauefWiANe
"Itu.. itu.. maaf.. ", kata Heendon yang kemudian berakting menangis tersedu-sedu yang membuat Pak Rudi dan Komisaris Wawan saling memandang.147Please respect copyright.PENANARz5KqO2yjT
"Sebaiknya kita bicarakan di sana saja Nona. Kebetulan kami sedang makan di sana", kata Pak Rudi menunjuk ke suatu arah.147Please respect copyright.PENANANH6uSjMDUl
147Please respect copyright.PENANA6UXKlYvGMs
"Apa itu tidak mengganggu kalian Pak.. Saya kan hanya..", kata Heendon yang kemudian langsung di sela perkataan nya oleh Pak Rudi.147Please respect copyright.PENANAaQ0AZtzwFI
147Please respect copyright.PENANARHevds1lPP
"Nona, tidak usah sungkan. Mari silahkan. Kami berdua mengundang anda", kata Pak Rudi yang sopan dan mendapatkan persetujuan juga dari Komisaris Wawan.147Please respect copyright.PENANAgzcVST3BQX
147Please respect copyright.PENANAFTsJLwqurI
Akhir nya mereka bertiga menuju ke tempat yang ditunjuk tadi.147Please respect copyright.PENANAcF4BbbBmu9
'Tidak ku sangka aktingku sangat sempurna. Aku cukup hebat juga dalam hal ini', kata Heendon berbicara di dalam hati nya.147Please respect copyright.PENANAMdDYJ6zIiG
147Please respect copyright.PENANAOQo32fgVaW
==========================147Please respect copyright.PENANAipJ6MRBCL1
147Please respect copyright.PENANAJgV2iUcRsT
(Saat ini di Rumah Pak Abdullah)147Please respect copyright.PENANAcLNSOD9i09
147Please respect copyright.PENANAlB4hUpPvQi
"Abi, Umi. Tolong jujur sama Zia", kata Fazia yang kini sedang menangis sesenggukan.147Please respect copyright.PENANAI9a4M4EMWF
"Zia..", kata Bu Hajjar yang juga menangis karena tidak menyangka rahasia besar keluarga nya akan terbongkar.147Please respect copyright.PENANAvJnIEjNqkW
"Tidak apa-apa Umi, Zia ikhlas. Abi sama Umi sudah Zia anggap orang tua Zia sendiri. Abi, tolong ceritakan sama Zia ya", kata Fazia memohon.147Please respect copyright.PENANA899MRR1HX4
147Please respect copyright.PENANA5tFMRLB25G
Pak Abdullah menarik nafas sesaat. Kemudian dengan mata berkaca-kaca, beliau menceritakan.147Please respect copyright.PENANAxMvU9Aml0G
"Semua ini berawal dari 25 tahun yang lalu", kata Pak Abdullah mengawali cerita. Sedangkan Bu Hajjar dan Fazia hanya diam mendengarkan.147Please respect copyright.PENANAmSzgwsqN2p
"Anak dari kakekmu, seperti yang sudah kau tau, memiliki 3 orang anak. Aku dan ke 3 bibimu itu. Kau sudah mengenal nya bukan?", kata Pak Abdullah yang mata nya semakin berkaca-kaca.147Please respect copyright.PENANAMrsrs43Kjx
147Please respect copyright.PENANAs3J9PoIXqY
Pak Abdullah lalu melanjutkan cerita nya. Pak Abdullah menarik nafas dalam-dalam kemudian berbicara.147Please respect copyright.PENANALVEpSDlT5M
147Please respect copyright.PENANA1ySF6p6VzO
"Sebenarnya ada satu lagi anak dari kakekmu. Dia bernama Zaid Al-Ghifari. Dia adalah ayah kandungmu", kata Pak Abdullah kembali menjelaskan.147Please respect copyright.PENANAOBn7NPfb1t
"Karena suatu hal, ayahmu dan kakekmu bertengkar hebat. Itu hanya gara-gara seorang wanita, Sofiyya Nur. Dan dia adalah ibu kandungmu", kata Pak Abdullah dan tanpa terasa butiran air mata mengalir membasahi pipi nya.147Please respect copyright.PENANA1cPud9fGsN
147Please respect copyright.PENANAODz5RaQwBS
Akhir nya mulailah Pak Abdullah menceritakan segala nya. Cerita ini bersumber dari Zaid sendiri, ayah kandung Fazia.
Cerita itu di mulai dari kisah awal pertama ayah dan ibu Fazia bertemu, hingga merembet menuju inti pokok masalah. Itu adalah saat dimulai nya perseteruan antara ayah kandung Fazia dan kakek nya.
Kemudian identitas ibu Fazia yang masih menjadi misteri, hingga akhir nya ayah Fazia di usir dari keluarga besar Al-Ghifari. Sebab nya hanyalah karena Ayah kandung Fazia sudah menikah diam-diam dengan Ibu kandung Fazia tanpa restu kakek nya.
Dan cerita itu di akhiri saat Fazia yang masih bayi terpaksa harus di titipkan kepada Pak Abdullah. Karena pada saat itu Zaid, adik Pak Abdullah sedang dalam situasi genting dan Zaid sendiri tidak mau memberitahu dengan detail tentang masalah nya.
Sampai sekarang, Zaid dan Sofiyya tidak pernah kembali lagi untuk menemui Fazia.147Please respect copyright.PENANAYCItqe3tcY
147Please respect copyright.PENANA8cE5zdAHE7
(NB : Akan diceritakan dengan detail di bab-bab selanjutnya ketika waktunya sudah tepat. He he.. Sabar ye)147Please respect copyright.PENANAJiiur63uPc
147Please respect copyright.PENANAeF0o7ljXKB
Hanya tangis yang terdengar setelah Pak Abdullah menceritakan semua kisah itu. Kisah yang mungkin akan menyakitkan untuk Pak Abdullah dan keluarga nya.
Juga pasti akan menyakitkan untuk hati Fazia saat mengetahui kebenaran nya. Pak Abdullah dan Bu Hajjar tidak pernah tahu bahwa Fazia ternyata sudah menyiapkan diri untuk hal ini.147Please respect copyright.PENANAn6UAzMertL
147Please respect copyright.PENANAkVe2iLPfHf
"Abi.. Umi.. apapun yang terjadi, kalian berdua tetap ku anggap orang tuaku", kata Fazia tersenyum.147Please respect copyright.PENANAN38jHh2UdH
"Zia.. apa kau tidak sedih?", tanya Pak Abdullah yang heran melihat kondisi Fazia yang hanya sedih untuk sesaat saja.147Please respect copyright.PENANAoJ9RbQT1xK
"Zia sedih. Sangat sedih. Tapi bagaimana pun, Zia juga mendapatkan hikmah dari semua ini. Dan yang pasti sekarang Zia sangat bahagia. Itu yang membuat Zia bisa tetap tersenyum", kata Fazia menjelaskan.147Please respect copyright.PENANAq7THs52npm
147Please respect copyright.PENANAdgPRHCPafz
"Maksudmu Zi?", kata Bu Hajjar penasaran begitu pula Pak Abdullah.147Please respect copyright.PENANAu92OtmWq8Q
"Semua nya karena akhiy, maksudku Bang Zein Mi..", kata Fazia membalas.147Please respect copyright.PENANAeVjOOx8sTz
147Please respect copyright.PENANAhqQDimycul
"Maksudmu Zein sudah tau masalah ini?", tanya Pak Abdullah merasa terkejut.147Please respect copyright.PENANAZ6B04Bhhne
"Bang Zein belum tau Bi. Yang Zia maksud, Zia dan Bang Zein dengan status Zia saat ini", kata Fazia yang membuat Pak Abdullah dan Bu Hajjar semakin kebingungan.147Please respect copyright.PENANAsEL3VapiWS
147Please respect copyright.PENANAchrQt9i5Cr
"Abi dan Umi gak ngerti. Wallahi gak ngerti", kata Pak Abdullah lagi.147Please respect copyright.PENANAS33ulJeq4N
147Please respect copyright.PENANAQ2wDKdgx1c
"Maksud Zia, dengan status Zia saat ini, Bang Zein itu kakak sepupu Zia kan?", kata Fazia menambahkan lagi.147Please respect copyright.PENANA2BsZQWm283
147Please respect copyright.PENANABj9GSaT9vX
"Benar.. Kau dan Zein sebenar nya adalah sepupu", kata Pak Abdullah mengangguk.147Please respect copyright.PENANASc5pMWpTVB
147Please respect copyright.PENANAqqc8n3qPI7
"Dan itu artinya, Zia dan Bang Zein bukanlah mahrom kan? Zia juga berharap.. Zia bisa menikah dengan Bang Zein", kata Fazia yang akhir nya jujur mengakui perasaan nya kepada Dokter Zein di depan Pak Abdullah dan Bu Hajjar.147Please respect copyright.PENANAVSNu9jWlML
147Please respect copyright.PENANA797z5M62tp
Duuaaaaaarrrrrrrrrrrrrr...147Please respect copyright.PENANAJXPeLcvrUE
147Please respect copyright.PENANAQm5Zlnh5gX
"Apaaaaaaaa?!!!", kata Pak Abdullah dan Bu Hajjar yang berteriak bersamaan.147Please respect copyright.PENANArzgueJbQUv
147Please respect copyright.PENANAV7o8viagDp
=======================147Please respect copyright.PENANAec2XR3CLa1