x
"Mas, lepasin aku! Mas nyiksa aku tau nggak," kataku dengan muka lesu.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ15ILH6Mah
Akbar tak merespon sama sekali. Sekarang ia sedang duduk di atas ranjang di sampingku sambil menatap layar laptopnya.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsUE5aoXcjd
"Mas, aku laper! Aku belum makan dari kemarin!" kataku sambil menggerak-gerakkan tangan kakiku yang terikat membentuk huruf X.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD6swy2DBNY
"Sebentar lagi dateng... aku udah pesen online," kata Akbar masih dengan wajah dingin. Sesekali Akbar meneguk kopinya di dalam cangkir.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1Y53Tc0no5
"Mas tega banget sama aku sih... Aku mau pipis, Mas..." kataku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHxunzvcP9l
"Diem!" Akbar berdiri untuk melepas ikatan tangan dan kakiku. Saat Akbar memapahku, kucoba untuk melepas pegangan tangan Akbar dari tubuhku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtpY9K0Hy2d
"Aduh... " Aku terjatuh di atas lantai, dengan tubuh lemas dan kaki terasa lumpuh.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlFerTSHfhU
"Hehe, makanya kamu nurut kalo dibantuin jalan! Nggak usah sok jaim gitu, sok mandiri..." kata Akbar dengan senyum menyebalkan.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ32M2UlHmwD
Kupandang wajah Akbar dengan tatapan kesal. Andai saja tubuhku tak lemas, mungkin aku bisa kabur dari sini.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmqurld3yrw
"Nggak usah ngelihatin aku kayak gitu, Fa!" kata Akbar yang kembali memapahku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWPBwDTcmL9
Kubuang mukaku saat Akbar memandangku dengan sinis. Sekarang aku berada di dalam kamar mandi, sedang jongkok, buang air kecil.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJMxzXf5isG
"Ngadep sana, kambing!"
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5iLIEBXjd9
"Hahaha, suami sendiri dikatain kambing. Udah buruan kencingnya! Abis ini kamu kudu mandi!" kata Akbar yang memegangi tubuhku karena kakiku terasa lumpuh.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw7pl9Ujv2Y
"Trus ngapaian kamu disini? Katanya nyuruh aku mandi?" tanyaku dengan jutek.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd33W6JrC0N
"Nggak usah sok kuat..." kata Akbar sambil melepas pegangannya pada tubuhku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0DuR4t8P7G
"Aduh..." lagi-lagi aku terjatuh.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0xyD7SsTp
"Kan udah aku bilang. Nggak usah jaim, sok kuat," kata Akbar meledekku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGphVyrnsWA
Kutatap Akbar dengan mata melotot, "Ini kan gara-gara kamu... Orang jahat," kataku terisak sambil mengusap air mataku yang menetes.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo7ZEYJ6zVA
Lalu Akbar jongkok di depanku sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku, "Kamu yang jahat... nympho."
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4JYTVyZQ3T
Kutepis tangan Akbar dari kedua pipiku, "Lepasin! Nggak usah ngatain aku!" kataku mulai emosi.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9AL3jqizeL
"Kenapa? Sakit hati? Bukannya kamu kayak gitu, Fa? Berapa kontol yang masuk ke dalam lubangmu?" tanya Akbar dengan tatapan yang menusuk.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBlLijvHcFe
"Bar.. kasiani aku! Tubuhku udah lemas banget," kataku mulai mengiba. Aku tak peduli Akbar meledekku dengan sebutan apa pun. Emosi hanya membuat tubuhku lemas.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOUYPCvbx2v
"Hehe, sebenarnya aku kasian sama kamu, Fa. Nggak seharusnya aku menyiksa istriku sendiri," kata Akbar sambil melepas pakaianku. Lalu Akbar menggendongku ke dalam bathtub.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzuZdc3PW7g
Dalam hati, aku ingin memaki-maki Akbar karena sudah membuatku menderita.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiXy4f6kLmd
"Aku tungguin disini! Cepet mandinya!" kata Akbar yang duduk di dekat kamar mandi sambil menutup gorden yang memisahkan antara aku yang berada di dalam bathtub dan Akbar yang duduk menungguku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSHDHRfmoxH
"Nggak bisa... aku cewek. Nggak bisa cepet mandinya."
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNTMazboMiM
*******
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2sSbyROQ2G
Selesei aku mandi, Akbar menghanduki tubuhku. Tangannya yang sedang menghanduki tubuhku, tak bergeser dari dadaku. Yang tak berhenti mengelap lekukan dadaku. Naik ke atas sampai ke puting lalu berputar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFahcsRB1uo
"Cantik..." kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzCQO5hwbR3
"Nggak usah cabul!" kataku kesal.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzg2lf1shLR
"Haha, nggak ada yang salah, Fa. Suami muji tubuh istrinya sendiri," kata Akbar sambil tertawa.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7zZsDHwL5h
"Tapi aku nggak butuh..." kataku sambil membuang muka.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPNiv11TQYq
Akbar masih mengusap tubuhku bagian dada dengan handuk berkali-kali.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNckeDS6wfJ
"Udah ah, aku kedinginan!" kataku jutek.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWEOGhhI7LA
Akbar yang berada di belakangku mengambil kimono panjang dari capstok lalu membantuku memakainya. Dengan sedikit kasar, Akbar memutar tubuhku menghadap cermin.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlyfp1U73aq
"Lihat wajahmu!" kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwEtcLHur8b
Wajahku pucat, dengan lingkaran hitam mengelilingi mataku. Menatap penampilanku di cermin, aku terisak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2NsvdAaNBS
"Kenapa kamu nangis?" tanya Akbar sambil mengendus rambutku yang tergerai di punggungku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTZbreSUZlz
Kuusap air mataku yang menetes di pipiku, "Kamu kejam!"
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjj5RcTNzil
"Aku nggak kejam, Fa. Nggak mungkin aku kejam sama istriku sendiri," kata Akbar yang tersenyum di belakangku tanpa rasa bersalah.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb8dZf2fwTT
"Psikopat!" kataku dengan terisak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXkQS1a5WtW
"Hahaha, aku itu sayang sama kamu, Fa. Kamu tau apa yang aku inginkan? Aku ingin mendidikmu menjadi perempuan baik-baik," kata Akbar dengan senyum mengerikan.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFHhJ3xqjE4
Bulu kudukku bergidik melihat Akbar. Jantungku pun mulai berdetak kencang, seakan-akan memberi peringatan bahwa ada ancaman besar yang mengintaiku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYizM8i4sVq
Tangisku kembali meledak. Tubuhku pun tersentak-sentak karena tangisku tak bisa kubendung.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgByx0Gcfye
"Aku bisa ngerasain apa yang kamu rasain, Fa," kata Akbar yang memelukku semakin erat dengan senyum menyeringai.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkYrkxyXQmt
"Kenapa kamu siksa aku kayak gini? hiks hiks hiks" tanyaku terisak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOL5VEF1lAC
"Karena aku sayang sama kamu, Fa," kata Akbar dengan senyum datar sambil menggendongku masuk ke dalam kamar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxGVyYIsGnS
Tubuhku kembali direbahkan di atas ranjang, lalu tangan dan kakiku kembali diikat.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsUzFPRZAUc
"Aku nggak berangkat ke kantor dan memilih remote demi kamu," kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9F49amAJcz
"Demi nyiksa aku? hiks hiks."
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf1U4WXx7p5
Kudengar bunyi bell dari depan gerbang. "Makananmu, udah dateng..." kata Akbar yang turun dari ranjang.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKzeSHd1g6P
Setelah Akbar pergi, tangisku mulai mereda. Dan aku berpikir, tak ada gunanya terus-terusan bersedih. Tenagaku perlu diisi ulang, aku pun perlu makan juga.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyAFA544zhn
Akbar membuka pintu kamar, "Makan seadanya..." kata Akbar sambil menutup pintu kamar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcbFOEOdqvR
Ikatanku pun dilepas, namun hanya bagian tangan saja. Karena rasa lapar yang menderaku, aku tak lagi peduli dengan reputasiku. Lalu sebungkus nasi goreng yang masih dipegang Akbar kurebut, dengan buru-buru kumakan nasi goreng itu dengan lahapnya. Sesekali kulirik Akbar, kulihat Akbar menatapku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9zI7i6jjuZ
"Kenapa liatin aku?" tanyaku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgNjrr8ccb7
"Nggak..." kata Akbar tersenyum.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuiumKJ9vcZ
"Kamu mau juga? Jangan ya, aku laper banget," kataku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6MEId2podY
"Nggak, itu buat kamu aja, biar kenyang. Aku taruh sini ya botol air mineralnya," kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8SzGvfrPoD
"Iya..." kataku sambil mengangguk-angguk.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpjipwH7jzI
*****
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQXrWQcbW0j
Sekarang hari ketiga pernikahanku. Kondisiku masih seperti hari-hari sebelumnya, dalam kondisi terikat di atas ranjang. Aku tak lagi hanyut ke dalam kesedihan. Bahkan, mencoba memberontak pun aku enggan. Tubuhku sudah lelah, apalagi Akbar hanya memberiku makan sehari sekali.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfmHHEsiYUg
Baru saja tiga hari, tubuhku semakin kurus. Pipiku yang orang-orang bilang chubby, kini menjadi tirus. Dan mataku cekung, menandakan aku sangat kelelahan. Penderitaan yang aku rasakan terasa seperti pil pahit yang kupaksa telan, agar aku sembuh dari siksaan yang kuhadapi.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9qTJUODSK
Dari semua kegilaan yang aku terima dari Akbar, ada keanehan yang membuatku mengernyitkan dahiku. Sampai detik ini, Akbar belum menyentuhku sama sekali. Entah apa alasannya, aku tak bisa menerka.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡODkXrysxLe
Tak hanya itu saja, aku juga memikirkan Mbok Darmi, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman. Aku mengkhawatirkan mereka.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaMkxTewKYM
"Sial!" kata Akbar masuk ke dalam kamar lalu membanting pintu kamar sampai aku tersentak kaget.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO5EcaEJ85Q
"Liat! Apa yang dilakuin pegawaimu!" kata Akbar sambil memegang mulutnya yang berdarah.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡACDpxdWGDA
"Apa yang terjadi?" tanyaku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPkWTxpY3h5
"Aku dikeroyok Salim, Sukri sama Dirman, haha. Pegawai nggak tau diri dan ternyata mereka setia sama kamu!" kata Akbar yang kini membungkuk sambil memegang daguku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAQx2xvDBev
Tak kutanggapi pernyataan Akbar. Namun aku lega karena Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman baik-baik saja.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5UUgr3noOc
"Kenapa? Kamu suka liat aku dipukulin?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya di kedua pipiku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh1tOcAmtz7
"Lepasin, Mas! Sakit," kataku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh2e6svZTFW
"Sakit ya? Kamu kasih apa mereka sampai mereka setia sama kamu?" tanya Akbar sambil mendengus.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiglm7UP4nf
"Aku nggak kasih apa-apa..." kataku dengan suara lemah.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkzG1w8CUR
Lalu Akbar bangun dari ranjang, berdiri di samping ranjangku. "Baru kali ini aku dipukulin kayak gini. Berani-beraninya mereka mukul anak kyai," kata Akbar yang mulai sombong.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIKHyEDzMG8
Pintu kamarku pun didobrak, Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman masuk ke dalam kamar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRrf6ploOM5
"Ci..." kata Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnY72WVoNHl
"Bajingan..." Pak Salim memukul Akbar. Disusul oleh Pak Sukri yang menyasar ulu hatinya. Yang terakhir Pak Dirman yang memukul hidung Akbar sampai darahnya mengucur.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpi2hL8O4oQ
"Hahaha, ayo lawan aku, tua bangka!" kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrLLoBlcEdq
Satu pukulan mengenai Pak Salim, pukulan kedua mengenai Pak Sukri. Pukulan ketiga mengenai Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXoMoOUjcFX
"Cih..." Akbar meludah ke tubuh Pak Salim yang mengegelepar di atas lantai.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaQXe3ZDVAe
Akbar tak henti-hentinya menginjak-injak kepala Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrq7jCI4BXk
"Udah, Mas! Udah! Hentikan!" kataku terisak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIUlKFNhTlB
Kulihat ada lima orang berbadan besar masuk ke dalam kamar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVizCiUgfVG
"Bawa mereka keluar!" kata Akbar memberi instruksi pada lima orang berbadan besar itu.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpf9ur2HvM
Kudengar suara lirih Pak Salim, "Maafin aku, Fa..."
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0wwUEv3K4J
Air mataku menetes, muncul perasaan bersalah karena menyeret Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ke dalam masalahku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmCZwim5T5T
"Aku nggak bakal mecat mereka... Aku pengen tau, seberapa setia mereka sama kamu," kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj7oEjrNPSM
"Mas, kumohon! Jangan apa-apakan mereka lagi! Urusan Mas sama aku, Mas boleh ngelakuin apa aja ke aku!" kataku dengan terisak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4B9jU3F8yu
Akbar pun naik ke atas ranjang, dengan sedikit membungkuk. Mendekatkan wajahnya ke wajahku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtlLKe3BejG
"Gimana rasanya?" tanya Akbar sambil menangkupkan tangannya ke kedua pipiku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp6kxMfRKD6
Lidahku terasa kelu. Bibirku pun sulit untuk mengucapkan satu patah kata. Namun, air mataku tak mampu kubendung, yang terus mengalir membasahi pipiku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO5x3KDuJ4r
"Jangan nangis, Sayang! Aku nggak berniat nyakitin kamu. Yang aku mau, kamu nurut sama aku..." kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOL0LjY1giH
Dengan terisak aku membuka bibirku, "Aku nurut sama kamu, Mas."
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnU1ZzTfxjH
"Bagus..." kata Akbar dengan seringai menyeramkan.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsYoiTwwUVT
"Apa yang harus aku lakuin?" tanyaku lemah.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOEx00gUDMm
"Aku cuma mau, kamu jadi istri yang baik. Kamu nggak boleh melepas hijab cadarmu. Kamu harus tetap memakai celamis, handshock, kaos kaki kecuali di dalam kamar. Kamu nggak boleh memakai parfum, bahkan memoles wajahmu kecuali buat suamimu saja!"
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ16ZIYpTIBL
"Baik, aku patuh, Mas!" kataku pasrah.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlYyigCLyq3
*********
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUKESlKYzpq
Sekarang hari ke empat pernikahanku. Aku berubah, tak seperti sebelumnya. Setiap hari, aku berteriak-teriak histeris karena trauma yang kualami. Kadang aku menangis di pojokan dengan menutup telingaku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo0DmyUvirT
"Non..." kata Mbok Darmi sambil memeluk tubuhku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1l1pbWLOhA
Tangisku terus terisak. Tubuhku pun terasa lumpuh.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6zMzIhaf48
"Mbok... Aku takut!" kataku sambil memeluk erat Mbok Darmi.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOShwcSNn9w
"Maafin, Mbok ya Non. Mbok nggak bisa nolongin Non," kata Mbok Darmi ikut menangis sesenggukan.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPyNJCO6YbN
Mbok Darmi mengangkat tubuhku, memapahku ke kursi sofa ruang tamu.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCtM059owrC
Di ruang tamu, aku menunduk dengan perasaan cemas yang menyiksa. Sesekali aku merapikan penampilanku, agar auratku tak tersingkap.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxi4yXJFDbV
Saat Pak Sukri mendekatiku lalu duduk di sampingku. Perasaan takutku mulai muncul, "Maaf, Pak... Permisi!" Aku pun berjalan ke depan meninggalkan Pak Sukri.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnAuOpajUSg
Saat aku duduk di lantai teras rumah, kulihat Pak Dirman menatapku dari jauh. Perasaan takutku kembali muncul dengan kutundukkan pandanganku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqXs6G1u2k8
Pak Dirman mendekat, duduk di sampingku. "Cici nggak apa-apa kan?" tanya Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjHoHc8aDG6
"Aku takut, Pak..." kataku sendu.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX7pQddCUjg
"Dek..." kudengar Akbar berada di belakangku. Tubuhku langsung menggigil seketika mendengar suara Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzJCgyQ2KT7
"Maaf Pak," kataku sambil meninggalkan Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzjPDs4PsPI
Lalu aku berjalan ke arah Akbar. "Iya, Mas..." kataku menunduk dengan perasaan takut.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlpKJhFXMWl
"Adek darimana aja tadi? Mas nyariin lho," kata Akbar dengan suara meninggi.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ97eDgwqegI
"A... dek di depan Mas... duduk di teras," kataku tergagap.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp0v8zsuNNg
"Jangan bo'ong!" kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXQ8jeVx9lZ
Tangisku langsung meledak. Aku pun berlutut di depan Akbar. "Maafin, aku Mas!" kataku dengan terisak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtOC4ZOnsad
Lalu Akbar jongkok di depanku, sambil kedua tangannya masing-masing berada di kedua pundakku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVmnMynV7R5
"Emang barusan, ngapain?" tanya Akbar sambil mengangkat daguku agar menatapnya.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO83z7337Xr
"A... aku... "
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdtTVSRMZDb
"Ngapain? Nggak usah takut, Dek!" kata Akbar menyeringai.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrPf8ApIvus
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin aku lagi, hiks hiks."
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6dx2JxKGZC
"Hahaha, nggak ada yang nyakitin kamu, Dek," kata Akbar sambil tertawa terbahak-bahak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1rBksjT62d
Pandanganku tetap menunduk. Aku takut Akbar menyakiti Pak Sukri dan Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEr0hcQTOHa
"Hmm? Adek tadi sama siapa di teras?" tanya Akbar mengintimidasiku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOK22mmjTw8
Lagi-lagi aku berlutut di depan Akbar, "Jangan sakitin siapa pun, Mas! Ini semua kesalahanku..."
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDWLFGQqGqO
"Udah! Aku nggak marah. Sama siapa Dek?" tanya Akbar sambil mengangkat tubuhku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡORziuJr14a
"Sama Pak Dirman, hiks hiks," kataku sambil terisak-isak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrX2Le3V7AJ
"Aku nggak ngapa-ngapain, kamu Fa..." kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡflGXVk7Wue
Kutatap mata Akbar dengan mata berkaca-kaca.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuPj04VNAdl
"Tapi kamu salah!!" kata Akbar berteriak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOBR9XNPqTt
Plak!
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW7Dps0amXk
"Aduh..." aku terjatuh di lantai.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4ofeVcVcB6
Akbar menunduk, dengan wajah mendekat ke depan wajahku. "Jangan nangis, Dek! Mas sayang sama kamu," kata Akbar sambil mengusap air mataku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUq992JX14L
"Maafin aku, Mas! Jangan sakitin Pak Dirman!" tanyaku mengiba.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuzOLhEWKt1
"Kenapa nggak boleh?" tanya Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDv3qrRoRus
"Aku yang salah," kataku masih terisak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUzcmDiVzLu
"Oh, kamu mengakui kalo kamu salah? Kamu tau kan itu khalwat?" tanya Akbar dengan suara meninggi.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdVSuMo1V8n
"Aku tau..." kataku terisak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzP4xMMAdfM
"Ya bagus kalo kamu tau kalo kamu salah!" kata Akbar berdiri dengan emosi yang meledak-ledak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg8dvus4Fp4
Pak Dirman berlari mendekatiku yang bersimpuh di atas lantai. "Cici nggak apa-apa?" tanya Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTmiQX84ZV5
"Heh, tua bangka... Menyingkir dari istriku!" kata Akbar dengan emosi.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjQxtLlMkkP
"Jangan perlakukan Cici kayak gini Mas!" kata Pak Dirman berdiri sambil tangannya terkepal.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDZo1ukUw2r
"Oh mau babak belur kayak kemarin lagi?"
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyNChP7p1Xl
"Nggak masalah, saya babak belur. Saya yang salah, jadi hukum saya! Jangan Cici Farisha!" kata Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN0np9pn905
"Saya nggak mau mengotori tangan saya buat mukul orang rendahan kayak kalian..." kata Akbar mendengus kesal.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLm4XO2rTLg
Pak Dirman memandang Akbar dengan mata berkaca-kaca.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDYe1fA8v0T
"Saya nggak masalah, Mas menghina saya. Tapi saya nggak rela Cici diperlakukan kasar," kata Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmhAdvLyNOa
"Oh so sweet. Sebegitu setianyakah Pak Dirman sama istri saya? Pak Dirman dikasih apa sama istri saya?" tanya Akbar dengan nada mengejek.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmv0ffULZaR
"Saya nggak dikasih apa-apa. Saya tulus, nggak mengharapkan apa-apa," kata Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRXu0EePoO
"Hahaha, benarkah?" tanya Akbar sambil mendekat ke arah Pak Dirman lalu memukul perutnya.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHmoNJhBMT2
Pak Dirman memegang perutnya karena kesakitan lalu tersungkur di atas lantai.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVncmXLe1y8
"Hiks, Mas udah Mas!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar yang menendang-nendang tubuh Pak Dirman.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdbPaAld5eb
Saat Akbar sedang menendang tubuh Pak Dirman. Pak Salim dan Pak Sukri datang mendekat.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3yQX9vaJNS
"Pak Dirman, nggak apa-apa Pak?" tanya Pak Salim.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQdXnpCL5Nc
"Saya nggak apa-apa. Yang penting Cici jangan sampe dipukulin lagi, Pak," kata Pak Dirman sambil memegang perutnya.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBZEHlQ0t6n
Melihat Pak Dirman kesakitan, aku tak tega. Aku tak peduli jika aku harus ditampar berkali-kali. Sekarang aku duduk di samping Pak Dirman sambil terisak-isak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYL8ZxDaSSu
"Dek, apa-apaan kamu Dek!" kata Akbar mendekatiku sambil menarik tubuhku sampai aku terjengkang ke belakang.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZYHhqBmg1q
"Aduh..."
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiPr8G9Vhqy
Pak Salim dan Pak Sukri mendorong tubuh Akbar sampai terdorong mundur. Akbar mulai dipukuli, dari wajah sampai perutnya.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJGK5ywntd6
"Hahaha, baru kali ini aku tau, babu setia sama majikannya," kata Akbar sambil tertawa.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNT8aqjQpgz
Lima orang bodyguard Akbar masuk ke dalam rumah, untuk membantu Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI5Qn29to16
"Udah! Kalian nggak perlu bantuin aku!" kata Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNY9a7RO10p
Lalu Akbar mulai mendengus, Pak Salim ditonjoknya sampai sempoyongan. Setelah Pak Salim jatuh, giliran Pak Sukri dihajar habis-habisan. Mentalku yang rapuh, membuatku tak mampu berbuat apa-apa untuk menolong mereka.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcaeKuRcS7l
"Udah Mas! Udah!" kataku sambil berlutut memegang kaki Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhhgxcKWkyj
"Udah kalian bubar!" kata Akbar berteriak.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvmOgPWarda
Pak Dirman bangun, dengan tangan memegang perutnya. Disusul Pak Salim dan Pak Sukri dengan tangan yang terkepal. Kelima bodyguard pun meninggalkan ruangan.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhGO09LWjGi
Sekarang aku diseret Akbar dengan memegang tanganku ke lantai atas. Saat Pak Salim, Pak Sukri dan Pak Dirman ingin mencegah Akbar, aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Mereka patuh padaku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwhIyHi0UW4
Kuucapkan kata-kata lirih ke mereka, "Terima kasih, Pak."
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb8aQ9F8cnh
"Sama-sama," kata mereka lirih.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6tbV2BVmV8
Sesampainya di lantai atas, pintu kamar ditutup dengan keras. Lalu tubuhku diempaskan ke atas ranjang.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1GIiCfAaF
"Udah waktunya, Dek," kata Akbar menyeringai sambil menelanjangi dirinya sendiri.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKtSz5BP5CZ
"Mas!" Aku yang masih memakai outfit lengkap sedang ditindih Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2KvH7cySk7
Kulihat penis Akbar hampir seukuran penis Papa. Namun, nafsuku sama sekali tak terpicu, karena trauma yang kualami. Yang muncul justru perasaan takut, Akbar kembali memperlakukanku dengan kasar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrBhSFbk5qx
"Kamu nggak perlu telanjang, Fa!" kata Akbar sambil tangannya menyibakkan dressku ke atas sampai ke perut lalu melepas celamisku dengan kasar.205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTakDy5dmsG
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡppFc6s4BS2
Dengan satu tarikan, celana dalamku pun turun sampai sebatas lutut. Entah kenapa otakku terasa dihijack, saat Akbar mulai penetrasi tanpa foreplay. Aku hanya bisa pasrah tanpa mencegahnya karena tubuhku membeku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx9g7zJWgyi
Belum sempat penis Akbar masuk ke dalam lubang vaginaku, hanya sebatas menempel saja. Tiba-tiba Akbar mengejang. Lalu tubuhnya ambruk ke atas tubuhku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡENZkwdfzyN
"Siyal!" kata Akbar merutuki dirinya sendiri.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡicsKZpWFe2
"Ejakulasi dini?"
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNEV11XyWiK
Ketakutanku yang awalnya membayangi pikiranku dengan awan gelap, mulai tersibak. Cahaya pun seakan memberiku ruang untuk bernafas. Bukankah ini sesuai rencanaku? Namun, aku tak pernah membayangkan akan mengalami siksaan fisik dan mental seperti ini. Meski mentalku terlanjur rusak, ada secercah harapan agar aku kembali ke sedia kala.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5WMw7PpAiL
Sekarang Akbar berguling ke sampingku. Kutatap wajahnya, Akbar pun membuang mukanya ke samping. Lalu pandanganku mengarah ke arah kelaminnya yang mulai layu.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCnPFeFQV7E
"Mas, kok si Johny layu sih?" tanyaku yang sekarang duduk sambil memegang penis Akbar. Kucoba mengocoknya, namun penis Akbar tak kunjung menegang.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVpDoEqroh5
"Hei, kamu nggak nafsu sama Meymey ya John?" tanyaku sambil mengocok penis Akbar lalu kumasukkan ke dalam mulutku. Lembek di lidah, sama sekali tak membuatku bergairah.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQPuX80NxKv
"Udah Dek! Nggak usah dikulum!" kata Akbar mendorong kepalaku, sampai penisnya yang aku kulum terlepas.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsELAl1ISTR
"Kenapa, Mas?" tanyaku pura-pura polos.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiB4cmUxsMe
"Nggak usah ya nggak usah!" kata Akbar membentakku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSUhQNbOF67
"Ma'af!" kataku sambil menundukkan wajahku karena bentakan Akbar sempat membuatku down.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcXtOX2InZu
Akbar kembali memakai pakaiannya, lalu keluar dari kamarku.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgXY38TvxId
"Mas mau kemana?" tanyaku ke Akbar.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSTHUgN9idi
"Nggak usah bawel! Bukan urusanmu, aku bakal kemana!" kata Akbar dengan nada emosi.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLIYFbmWtEY
Dalam hati aku tersenyum. Ternyata temperamen Akbar tak sebanding dengan arogansinya. Personalitasnya minus, yang sering main tangan pada istrinya sendiri. Belum lagi lemah di atas ranjang. Apa yang dibanggakan suami seperti itu. Posisi tinggi di perusahaan pun, karena orang dalam. Begitu juga previllage di masyarakat, hanya karena ia anak seorang kyai.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsF9s4zDFoQ
Entah kenapa mengulik keburukan Akbar membuatku ingin membandingkannya dengan Papa. Dari wajah, postur tubuh, kecerdasan, kesuksesan finansial dan cara memperlakukan lawan jenis. Papa tak pernah membatasi kebebasanku. Sedangkan Akbar hanya laki-laki patriarkis yang menganggapku seperti object yang tak memiliki perasaan. Yang bebas menyakitiku seenaknya.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8fByUXyHp5
Maka, mulai detik ini kuputuskan bahwa aku harus pulih dari traumaku. Sudah cukup aku terpuruk berhari-hari. Lelahku harus terbayarkan dengan aku berusaha bangkit. Yang aku inginkan, aku lepas dari perasaan cemas dan takutku. Setelah ini aku harus kembali ceria. Dengan pulihnya mentalku, aku bisa melindungi diriku sendiri. Aku juga bisa melindungi orang-orang yang aku sayangi. Lalu apakah aku suka, mengungkap kelemahan Akbar? Ya meski mirip harapanku sebelum menikah. Namun apa gunanya? Mentalku sudah terlanjur hancur, begitu juga dengan orang-orang yang aku sayangi. Apa aku semakin benci dengan Akbar? Ya, tak bisa kupungkiri. Aku sangat membencinya.
.
Dan dibalik tubuhku yang lemah seperti sekarang, aku hanya bisa menggigil. Rinduku dengan papaku semakin menjadi-jadi.
205Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIz5Y1BT1h1
