Perubahan Istri alim dan Polos - Sensasi baru

Hasrat yang Tak Terpenuhi

POV Riska

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsXUqcSYxVi

Tubuhku mungkin terlalu ‘rapi’ untuk ukuran ibu-ibu muda. Kulitku masih putih, nyaris tanpa flek, mungkin karena aku rajin pakai lotion sejak SMA. Payudaraku 36, masih kencang, kadang bikin Nina iri tiap kami ganti baju di ruang ganti kantor. Pinggulku lebar, bokongku penuh—katanya itu bentuk ideal untuk "menggendong kenikmatan", apapun maksud Nina dengan istilah itu.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhkOSUGkndK

Wajahku biasa, kata orang sih manis. Tapi kata Mas Jaka, "Wajah kamu tuh adem, Ris. Enak dilihat, nggak pernah bikin capek." Aku senang dengarnya. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini aku ingin ada yang bilang... wajahku menggoda. Nakal. Atau bahkan bikin deg-degan.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMgL5Jl5WTO

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡijqmvw8IQM

---

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs61Bfk3NgY

Di kantor, obrolan Nina makin menggila. Hari itu dia cerita sambil makan siomay.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo2kakBJXfh

“Ris, kamu tahu nggak... batang yang panjang tuh nggak cuma nikmat pas masuk, tapi rasanya beda di dalam. Kayak... ngegesek bagian dalam yang kamu bahkan nggak tahu kamu punya.”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGtKWZw9W30

Aku nyaris keselek. “Nina!”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZtaW5U0tAe

Dia ketawa, nyolek lenganku. “Kamu tuh harus belajar ngerasain, bukan cuma nurut.”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWZ4BRoxIhN

Kepalaku menunduk, wajahku panas. Tapi... jujur, ada yang geli dalam perutku.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVjPAMzhzM8

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEHfQxaQ0vw

---

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe7nORupjrE

Sore itu, aku disuruh antar berkas ke ruang Pak Arman. Ruangan sempit, dan dia berdiri di belakangku waktu aku membungkuk menata map.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡv6Tn3kvqm2

Lalu... aku merasakan sesuatu. Ada bagian keras dari tubuhnya menyentuh pantatku. Awalnya cuma singgungan, tapi lalu dia tidak mundur. Bahkan sedikit bergerak. Seolah—menggesek.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡezhRGo6Utx

Tubuhku membeku. Aku ingin menoleh, tapi suara Pak Arman tetap datar, seperti biasa.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxp4h2ksEMw

“Yang ini kamu simpan di rak atas ya, Bu Riska.”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRnzlh71C4Z

Tangannya menunjuk, tapi tetap berdiri dekat. Bagian keras itu terus bersentuhan dengan bokongku.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJQZGJHrt9C

Aku diam.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYxi0JD6HeC

Bukan karena tidak tahu apa yang terjadi... tapi karena aku bingung dengan reaksi tubuhku. Rasanya aneh. Hangat. Merinding. Tapi bukan takut—melainkan seperti digelitik dari dalam.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkNM7X1J2hg

Dan aku tidak bergerak. Tidak menjauh.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIlZVJn0FTH

Ketika akhirnya dia mundur, aku masih berdiri di tempat, jantungku berdegup kencang. Kaki lemas.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOB43u5A4mU

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqfhyhhDNQM

---

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMc6K2iQXYj

Setengah jam kemudian, aku ke pantry. Di sana ada Bang Udin, OB kantor yang sedang mengangkat galon.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDPJVFsVtu6

Dia membungkuk, dan aku melihat... sesuatu.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZVHU1h3I2s

Celananya tipis, mungkin terlalu tipis untuk ukuran pria sebesar dia. Dan di baliknya, jelas terlihat bentuk yang—besar. Panjang. Menggantung ke samping. Terlalu nyata untuk diabaikan.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKIYFMUWIes

Aku menelan ludah. Pura-pura tidak lihat. Tapi mataku sempat menangkap cukup banyak.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpl3SSMick0

Bang Udin berdiri dan tersenyum sopan padaku. “Mau dibantu, Bu?”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxxGDdzxhAG

“Enggak, makasih Bang.”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvMolvcBilf

Aku cepat-cepat keluar.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwP5gEe8cyN

Tapi sepanjang perjalanan ke meja, bayangan itu terus ada di kepala. Aku bahkan tak bisa fokus kerja. Dan yang lebih parah... bagian dalam pahaku mulai hangat.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfAsfIRHXM

Aku mencoba tahan. Tapi rasanya seperti luka gatal yang tak bisa digaruk.

Malam itu, tubuhku terasa panas sejak sampai rumah. Pikiranku terus dipenuhi oleh sentuhan-sentuhan siang tadi—gesekan dari Pak Arman, bayangan tentang bentuk kelamin Bang Udin yang mencolok, dan obrolan Nina yang masih menggema di telingaku.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzJNyUDZyO1

Mas Jaka mendekat seperti biasa, merangkulku dari belakang saat kami sudah di tempat tidur. Tapi kali ini, pelukannya langsung membuatku gelisah. Ada rasa tegang dan berdebar yang tak biasa.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhctJHBlI6Y

“Kamu capek?” bisiknya sambil mencium leherku pelan.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ3eNItKACo

Aku menggeleng, “Nggak... aku pengin.”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ZGrUAcRMY

Suaraku keluar lebih berat dari biasanya.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIXUZ8nT5gN

Ia tampak senang, langsung membalik tubuhku menghadap ke arahnya. Ciumannya lembut di awal, seperti biasa, tapi aku membalas dengan lebih cepat—lebih rakus. Lidahku menari di bibirnya, tanganku mencengkeram rambutnya. Bahkan aku sendiri terkejut dengan caraku.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0J9FPhWaLT

“Ris... kamu kenapa?” gumamnya di sela-sela ciuman.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRdLB60P6D6

Aku tak menjawab, hanya mendesah. Saat bibirnya turun ke leher dan dada, desahanku keluar tanpa filter.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbBz9ICnFfD

“Ahh... iya... terus... jangan berhenti, Mas... dalam... lebih dalam...”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMD9ZYntG3

Kata-kataku meluncur begitu saja. Tidak kupikirkan. Tapi aku benar-benar menginginkannya. Tubuhku haus, basah, menegang. Pinggulku bergerak sendiri, menekan ke arahnya, meminta lebih.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡW4DbXUaheD

Jaka tampak kaget. Tangannya gemetar, tapi sorot matanya mulai liar. Dia jarang melihatku seperti ini. Biasanya aku hanya diam atau sesekali menggeliat pelan. Tapi kali ini... aku mengerang seperti perempuan yang tak pernah disentuh bertahun-tahun.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1PkBrVOenf

Dan dia suka itu.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIR7uDcqkau

Masuknya terasa cepat. Mungkin terlalu cepat. Aku langsung menggigit bibir saat dia mendorong dalam. Tapi... bukan karena kenikmatan yang kupikirkan—melainkan karena aku berharap lebih.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDL9DbH2pwK

“Tuhan... Riska...” desah Jaka, napasnya mulai memburu.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSPA0pUygmp

Gerakannya makin cepat, makin keras. Aku mencakar punggungnya, membisikkan kata-kata liar tanpa sadar.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXpUgLYG5h6

“Iya... iya Mas... ahh... cepet... dalemin lagi... kencengin... aku mau... mau banget...”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIUMZYQb74J

Jaka mendesah keras, peluhnya jatuh di atas tubuhku. Lalu... dia menegang. Tubuhnya berhenti bergerak.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRo2MQVQnSx

Dan aku tahu, dia sudah sampai lebih dulu.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEAYZbZ75sn

Aku terdiam. Nafasku masih berat. Tubuhku masih gemetar, tapi ada sesuatu yang... kosong.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf7hQLi851u

Dia mencium keningku. “Kamu luar biasa malam ini...”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmcH89BFi3R

Aku tersenyum samar. “Aku... juga ngerasa luar biasa, Mas.”

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIoqloK9ET4

Tapi sebenarnya, di dalam hatiku—ada rasa heran. Kenapa tubuhku belum lega? Kenapa rasanya seperti... belum benar-benar selesai?

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYldM4K6zKI

Aku mencoba menghibur diri. Mungkin ini memang orgasme. Mungkin ini rasanya. Aku belum pernah sekeras ini sebelumnya, jadi wajar kalau rasanya aneh.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9opQ3k10sI

Tapi ketika Jaka tertidur cepat, pelukannya hangat dan damai... aku hanya bisa menatap langit-langit.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwSqI4XY8Lm

Tubuhku terasa panas, tapi belum meledak.

14699Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL8256Wb7WA

Dan untuk pertama kalinya... aku mulai bertanya-tanya:

"Apa benar, tubuhku menanti sesuatu yang lebih besar? Lebih dalam? Lebih mengguncang dari yang pernah kubayangkan?"

LIke dan share ya ke medsos kalian kawan

biar smangat melanjtkan cerita

ns160.79.111.124da2

Sensasi baru

REGISTER

LOGIN

Interface Language:

Story Language: