
Chapter 1: Riska yang Kukenal
20155Please respect copyright.PENANA9r1eaXuuNG
Namaku Jaka. Seorang suami biasa dengan hidup yang... sampai beberapa bulan lalu, rasanya adem-adem aja. Aku kerja kantoran, gajian tiap bulan cukup buat hidup layak. Istriku, Riska, wanita paling kalem yang pernah aku kenal. Lulusan kampus Islam, pintar, lembut, dan—kalau boleh jujur—terlalu baik buat dunia ini.
20155Please respect copyright.PENANAn6318WkMab
Riska itu tipe perempuan yang kalau aku ajak ngobrol agak ‘dewasa’ aja langsung bilang, “Mas... astaghfirullah.” Bahkan waktu malam pertama dulu, dia malu-malu banget. Sering kali aku yang harus ngerem diri sendiri, karena dia terlalu takut ‘dosa’.
20155Please respect copyright.PENANAaHdRGhoUKr
Tapi aku suka itu. Aku suka Riska yang polos, sholehah, dan selalu menunduk kalau bicara sama lawan jenis. Dia bikin aku ngerasa tenang. Rumah jadi kayak surga kecil.
20155Please respect copyright.PENANAtjeSXjezFu
Lalu dia mulai kerja lagi.
20155Please respect copyright.PENANAioifSuotRk
20155Please respect copyright.PENANAfto8aQB7bm
---
20155Please respect copyright.PENANAz0KxphWs13
Awalnya aku yang mendorong dia balik ke dunia kerja. Sayang ilmunya kalau nggak dipakai. Setelah nganggur dua tahun lebih, akhirnya dia dapat kerja di kantor distributor alat kesehatan. Posisi administrasi, katanya nggak terlalu berat.
20155Please respect copyright.PENANAF2jw9co5qi
Dari awal dia masuk, aku bisa lihat semangatnya. Tiap pagi dandan lebih rapi, kadang pakai lipstik tipis yang nggak pernah dia sentuh waktu jadi ibu rumah tangga.
20155Please respect copyright.PENANA5CxfS4DHiA
Aku bangga, tapi juga... jujur aja, mulai ada rasa asing. Tapi kubuang jauh-jauh. Mungkin cuma aku yang terlalu sensitif.
20155Please respect copyright.PENANA6ESQSfx8tt
20155Please respect copyright.PENANASIUcgrgaSQ
---
20155Please respect copyright.PENANAeq6WrpFFjr
Setelah beberapa minggu kerja, Riska mulai sering cerita soal teman-teman kantornya. Ada satu nama yang paling sering disebut: Nina.
20155Please respect copyright.PENANAPX09CqX3Tj
“Nina itu rame banget, Mas. Orangnya asik, suka becandain aku. Tapi kadang... agak frontal,” katanya sambil senyum-senyum sendiri.
20155Please respect copyright.PENANAqZGxIiZOMT
“Frontal gimana?”
20155Please respect copyright.PENANAM5jtwPY1kv
“Ya... suka bahas hal-hal yang agak ‘nakal’. Tadi aja dia cerita soal cowoknya yang suka minta difoto pakai lingerie. Aku sampe kaget, ‘Astaga, Na! Kamu ngomong gitu ke aku?’ Eh dia malah bilang, ‘Ris, kamu tuh kudu belajar nakal dikit, masa iya suami kamu nggak penasaran?’”
20155Please respect copyright.PENANAju6EzBMHPM
Aku ketawa hambar. “Terus kamu jawab apa?”
20155Please respect copyright.PENANArB6MT13Vne
“Aku bilang, ‘Gila kamu, Na. Aku mana bisa kayak gitu.’ Tapi terus dia godain lagi, katanya, ‘Justru karena kamu polos, makanya seru kalau dicoba.’”
20155Please respect copyright.PENANAxHNy0i7lxW
Riska ketawa. Tapi aku cuma diam.
20155Please respect copyright.PENANAsYslhM7hL5
Aku tahu Riska masih polos. Tapi dari caranya cerita, dari cara dia ketawa—ada yang berbeda. Seakan... dia nggak sepenuhnya nolak obrolan itu.
20155Please respect copyright.PENANABlokIEYhF5
20155Please respect copyright.PENANAh0YlDxAwfg
---
20155Please respect copyright.PENANAzIyrwiwH1J
Beberapa malam kemudian, Riska ngajak nonton film barat yang biasanya nggak dia lirik.
20155Please respect copyright.PENANAriOp7LgDKv
“Katanya bagus ceritanya,” ujarnya sambil buka laptop.
20155Please respect copyright.PENANAA05uzAuO6O
Film itu... ya, memang bagus. Tapi ada beberapa adegan ranjang yang cukup eksplisit. Biasanya Riska langsung tutup mata. Tapi kali ini dia nonton aja, meski agak kaku.
20155Please respect copyright.PENANAg1y0EfkIdM
“Geli ya?” tanyaku, coba ledek.
20155Please respect copyright.PENANA1zfbUBLQIg
Dia nyengir. “Enggak. Cuma... penasaran aja. Di kantor suka dibahas juga.”
20155Please respect copyright.PENANAVObA01xwZN
Aku mengangguk pelan, tapi pikiranku nggak bisa tenang. Ini udah beda dari Riska yang biasa ngerasa berdosa kalau cuma denger lagu cinta terlalu romantis.
20155Please respect copyright.PENANA18FhZ8dA95
20155Please respect copyright.PENANAD2wDTHon2T
---
20155Please respect copyright.PENANAMcVEcrxmV1
Suatu sore, aku jemput dia karena hujan turun deras dan dia ketinggalan jas hujan. Kantornya sepi, tinggal beberapa orang.
20155Please respect copyright.PENANA6KptW3mk9J
Dari jauh aku lihat Riska lagi ngobrol sama seorang pria—tinggi, necis, wajahnya tenang dan karismatik. Aku tahu dari ceritanya, itu pasti Pak Arman, atasannya.
20155Please respect copyright.PENANAl395cvMnxh
Pak Arman menyodorkan map sambil tersenyum. Tangannya sempat menyentuh lengan Riska, sekilas aja. Tapi cukup bikin dadaku hangat—bukan karena cinta, tapi karena cemburu.
20155Please respect copyright.PENANAFoBtIvSAmF
Riska kaget waktu lihat aku. “Mas? Tumben jemput.”
20155Please respect copyright.PENANAXO3DsgrKQv
“Hujannya deres,” jawabku datar.
20155Please respect copyright.PENANAgEINpYX0Z3
Pak Arman melirikku. “Wah, suami siaga, nih. Istri Ibu Riska ini rajin banget. Beruntung Bapak.”
20155Please respect copyright.PENANAkDAfmhHvTb
Aku senyum sopan. Tapi hati rasanya nggak nyaman.
20155Please respect copyright.PENANAUtcrIhLNgd
Di perjalanan pulang, aku tanya, “Itu Pak Arman ya?”
20155Please respect copyright.PENANArlWkDoRjOG
“Iya. Orangnya baik, profesional kok. Nggak macem-macem.”
20155Please respect copyright.PENANALnZwPa0OhR
Aku cuma mengangguk. Tapi tetap aja, ada rasa nggak enak. Aku tahu tipe-tipe pria seperti dia. Sopan di luar, tapi licin kalau ada celah.
20155Please respect copyright.PENANAc3fcHkjUxc
20155Please respect copyright.PENANAYc5jayGOBM
---
20155Please respect copyright.PENANA0QfJ9IvvSq
Malamnya, aku lihat Riska pegang HP sambil senyum-senyum kecil. Kupikir dia lagi chatting sama Nina. Tapi pas dia ke kamar mandi, notifikasi masuk: “Kang Ujang OB: hehe iya Bu, saya ingat yang kemarin...”
20155Please respect copyright.PENANArUwAmPuHS6
Aku nggak sempat baca lanjutannya. Dan aku juga nggak nanya. Belum.
20155Please respect copyright.PENANARwDInGFgxF
Mungkin cuma obrolan biasa. Mungkin juga bukan apa-apa.
20155Please respect copyright.PENANAkJ7uQkqFb5
Tapi rasanya... semua yang terjadi belakangan ini, kayak potongan puzzle yang belum nyatu. Riska yang makin sering tertawa sendiri. Riska yang mulai terbuka bahas hal-hal yang dulu dia anggap tabu. Riska yang... bukan lagi Riska yang kukenal dulu.
20155Please respect copyright.PENANAUM38ocWbBY
Tapi apakah ini cuma perubahan biasa? Atau... awal dari sesuatu yang lebih dalam?
20155Please respect copyright.PENANAa82fsCXpd9
Entahlah.
20155Please respect copyright.PENANAK2tHYolx6T
Untuk sekarang, aku cuma bisa mengamati. Dan berharap... semua ini cuma pikiran berlebih dari seorang suami yang terlalu mencintai istrinya.