
Pandangan Pertama yang Menggetarkan
13188Please respect copyright.PENANAEr1sdYuxx3
Siang itu udara kantor terasa lebih gerah dari biasanya. AC lantai dua mati sejak pagi, membuat lorong-lorong sunyi dipenuhi hawa panas yang menempel di kulit.
13188Please respect copyright.PENANAyBxgyQzfXn
Riska baru saja turun dari mushola setelah salat zuhur. Langkahnya kecil dan teratur, jilbab panjangnya berayun pelan saat ia berjalan menyusuri koridor belakang yang jarang dilewati. Ia ingin mengambil laporan yang tertinggal di ruang meeting lama.
13188Please respect copyright.PENANAUOCgnxyFYf
Tapi langkahnya terhenti.
13188Please respect copyright.PENANA5UAM4g0cY0
Dari celah pintu ruang meeting yang tak sepenuhnya tertutup, Riska menangkap suara samar. Erangan. Nafas berat. Lalu gerakan bayangan di balik kaca buram.
13188Please respect copyright.PENANAVS1uon9jOf
Ia mendekat… pelan… rasa penasaran melampaui akal sehatnya.
13188Please respect copyright.PENANAQlXZWGG0hz
Di dalam ruangan, Riska melihat sesuatu yang membuat seluruh tubuhnya membeku:
13188Please respect copyright.PENANAFf6GzALNPC
Siska, rekan kerjanya, sedang telanjang di atas meja. Pak Hadi, atasan mereka, setengah membuka kemeja, menindih tubuh perempuan itu. Gerakannya menghentak, kasar, penuh nafsu. Siska memejam, menggigit bibir, tangan mencengkeram lengan kursi.
13188Please respect copyright.PENANASWBEOT21b9
Itu… jelas sekali. Mereka sedang berhubungan.
13188Please respect copyright.PENANAY3ZxzoyyLz
Riska menelan ludah. Kakinya tak bisa bergerak. Tapi yang membuat jantungnya lebih melompat bukan hanya pemandangan di depan matanya… melainkan sosok lain di ujung lorong.
13188Please respect copyright.PENANApUAEiwebUZ
Pak Darto, OB kantor, berdiri mengendap di balik dinding. Tangannya masuk ke celana seragamnya. Bergerak cepat. Wajahnya tegang. Nafasnya berat.
13188Please respect copyright.PENANA1nYU0C5yJV
Riska nyaris berteriak—tapi tubuhnya tak menuruti perintah otaknya. Matanya justru terpaku ke arah benda besar, hitam, berurat, yang digenggam oleh OB itu. Lebih besar dari apa pun yang pernah ia bayangkan. Bahkan… lebih besar dari milik suaminya.
13188Please respect copyright.PENANAkhEQK1xlCN
Dan… ia tak tahu kenapa… tapi tubuhnya mendadak panas.
13188Please respect copyright.PENANAS0mHRgqDCN
Keringat mulai mengalir dari pelipis, punggungnya basah, dan terutama… di bawah lengannya. Ia tahu, hari itu ia lupa memakai deodoran. Tapi yang lebih penting… ia juga tahu, ini bukan keringat biasa. Bukan karena suhu ruangan semata.
13188Please respect copyright.PENANABazBts0PMA
Ada sesuatu yang bergerak di dalam dirinya. Gelombang asing.
13188Please respect copyright.PENANAO3tjLTXUQF
Wajahnya merah. Nafasnya pendek. Ia segera mundur, melangkah cepat menjauh dari ruangan itu, menuju tangga belakang.
13188Please respect copyright.PENANAJRi1wm89Fs
Di balik kerudungnya, peluh mengalir makin deras. Jantungnya berdetak cepat. Dan pikirannya berantakan.
13188Please respect copyright.PENANABwi6PWXcww
> “Apa yang barusan aku lihat… Kenapa aku… begini?”
13188Please respect copyright.PENANAz7gn4ziOMW
13188Please respect copyright.PENANAmF018t0bJd
13188Please respect copyright.PENANAedMKwCUWbE
Riska menggenggam dadanya. Baju dalamnya sudah lengket oleh keringat. Tubuhnya bereaksi tanpa ia pahami. Bahkan bagian paling sensitif di tubuhnya terasa geli dan hangat, seolah disentuh oleh bayangan yang baru ia lihat tadi.
13188Please respect copyright.PENANAVJyEd0bdHM
Dan saat ia tiba di meja kerjanya, masih dalam kondisi setengah linglung… seseorang memanggilnya.
13188Please respect copyright.PENANAdQIrdHNkMe
> “Ris, bantu bentar dong di ruang arsip…”
13188Please respect copyright.PENANAGIxVnl0dbh
13188Please respect copyright.PENANAatjJXuTpAX
13188Please respect copyright.PENANAIbinxaTd9V
Rian. Teman kerjanya.
Riska hanya mengangguk. Masih mencoba mengusir panas dari pikirannya… tanpa tahu bahwa peluh di tubuhnya—aroma alaminya yang belum tersentuh parfum atau deodoran—akan segera menjadi pemicu bagi hasrat yang jauh lebih dalam
Langkah Riska terasa berat saat memasuki ruang arsip yang sempit dan pengap. Udara di dalam seolah menekan, dan peluh di tubuhnya belum juga mengering. Blus panjangnya menempel ketat di punggung dan pinggang, dan bagian bawah lengannya… sudah basah.
13188Please respect copyright.PENANAZyiA2gbIfP
Rian sudah berdiri di sana. Kemejanya digulung sampai siku. Napasnya terdengar berat saat melihat Riska masuk. Mata laki-laki itu mengamati setiap detail tubuhnya dengan kejelian yang licik—rambut yang terselip di balik kerudung, leher yang tampak sedikit saat ia membungkuk, dan terutama… ketiak yang sesekali terlihat dari balik lengan bajunya yang longgar.
13188Please respect copyright.PENANAJ1JOCOGBrZ
Aroma itu. Asem, tajam, dan anehnya… membuat kepala Rian ringan.
13188Please respect copyright.PENANAQcT7mEbag8
> “Ris, sini… bantuin aku nyari laporan yang kemarin. Di rak atas itu,” ujarnya sambil menunjuk.
13188Please respect copyright.PENANA6wJjFUP1fk
13188Please respect copyright.PENANArZTLWHWWDJ
13188Please respect copyright.PENANAQT9rbu31Sa
Riska menaikkan tangan, meraih map di rak tinggi. Saat ia berjinjit, tubuhnya tertarik ke depan, dan blusnya makin menempel di kulit. Rian berdiri tepat di belakang, pura-pura memeriksa rak lain, padahal hidungnya nyaris menempel di bagian belakang jilbab Riska.
13188Please respect copyright.PENANAi43irvGqTZ
Aroma tubuh Riska memukul otaknya seperti alkohol murni. Ia harus dapat lebih.
13188Please respect copyright.PENANAAIAxjNAH5q
> “Ris, kamu pakai parfum apa? Enak… asli,” katanya sambil tertawa pelan.
13188Please respect copyright.PENANAewPc1E7Yud
13188Please respect copyright.PENANAxl6ILIW48y
13188Please respect copyright.PENANAlXzMtXVhI5
> “Enggak pakai, Mas. Malah belum sempat pakai deodoran…” jawab Riska polos, sedikit malu.
13188Please respect copyright.PENANAi5dglRb7ub
13188Please respect copyright.PENANAiN9X0JbtqQ
13188Please respect copyright.PENANAvAut5KazRA
Rian pura-pura tertawa juga. Tapi tangan kanannya mulai bergerak—tidak menyentuh langsung, hanya menyusuri pinggang Riska dengan benda yang makin keras di balik celananya.
13188Please respect copyright.PENANAYDrY4Fwayn
> “Kamu tahu gak, kalau orang tuh bisa dirangsang cuma dari aroma tubuh? Bukan parfum. Tapi aroma asli…”
13188Please respect copyright.PENANASN2KdHKKP6
13188Please respect copyright.PENANAfVMiwlrgLA
13188Please respect copyright.PENANAYoqcmw7NoQ
> “Masa, sih?”
13188Please respect copyright.PENANAFnfCjiDzNR
13188Please respect copyright.PENANAqKjbRGOSIv
13188Please respect copyright.PENANAlvf6qFlyVH
> “Mau aku ajarin cara biar bisa bikin cowok langsung nempel terus?”
13188Please respect copyright.PENANABnbZAaMhWA
13188Please respect copyright.PENANAxdX5zd2Et6
13188Please respect copyright.PENANAmmP25hL8In
> “Ajarin dong…”
13188Please respect copyright.PENANAoyHyFoUw1l
13188Please respect copyright.PENANAy94wiJJzrF
13188Please respect copyright.PENANA8UwCZfrmYH
Rian tersenyum licik. Ia tahu Riska akan menuruti. Dia hanya perlu menggiring perlahan.
13188Please respect copyright.PENANANu7pJl8mz4
> “Coba kamu deketin tangan ke dada aku, terus tahan. Nah, gitu… Lalu putar dikit…”
13188Please respect copyright.PENANAsQ0vaWtsxI
13188Please respect copyright.PENANALbH468l2QH
13188Please respect copyright.PENANAYHmOOmJfAs
Arahannya aneh. Tapi Riska menuruti. Gerakan itu perlahan-lahan berubah. Tangannya menggenggam sesuatu yang mulai berdenyut. Ia tak paham sepenuhnya, hanya merasa seperti “latihan”.
13188Please respect copyright.PENANAtPjbS2nJBl
> “Nah, pelan aja. Kayak tadi…”
13188Please respect copyright.PENANAPqY3mxUyam
13188Please respect copyright.PENANAWEDXXRRf6x
13188Please respect copyright.PENANAMLPH8L6rQ0
Dalam waktu singkat, Rian tak bisa menahan lagi. Ia menggigit bibir, menunduk, menyentuhkan wajah ke bagian belakang kerudung Riska, menghirup dalam-dalam sambil tubuhnya menegang.
13188Please respect copyright.PENANAt9GXmgjRVO
“Ahh…” desahan pelan, nyaris tak terdengar, dan tubuhnya melengkung.
13188Please respect copyright.PENANA9b7t6qB1Pq
Riska baru sadar saat merasa jilbabnya seperti tersentuh cairan hangat. Tapi ia hanya mengernyit, tidak berpikir aneh.
13188Please respect copyright.PENANAt4zlkWPyUr
> “Udah, Mas?”
13188Please respect copyright.PENANAMXNAGLPEuA
13188Please respect copyright.PENANAaGK8dArjmn
13188Please respect copyright.PENANAEV0VYmD3ZC
> “Udah… makasih ya. Kamu ngerti banget ternyata.”
13188Please respect copyright.PENANAq33JySDYdi
13188Please respect copyright.PENANA2arAP815Vn
13188Please respect copyright.PENANABPj2TsuWsC
> “Hehe… padahal aku cuma ikutin omongan Mas.”
13188Please respect copyright.PENANA0PgpMtOzMh
13188Please respect copyright.PENANAThpZCeGZwQ
13188Please respect copyright.PENANAeki8wQXNWH
13188Please respect copyright.PENANA4ZdCaJkRVe
---
13188Please respect copyright.PENANAXzxcOJMu1P
Malam hari
13188Please respect copyright.PENANAT5n9te4FoO
Riska baru selesai mandi dan mengganti pakaian. Jilbab kerjanya masih tergantung di dinding kamar, sedikit kusut dan mengering.
13188Please respect copyright.PENANANk4i44omuA
Jaka, suaminya, sedang duduk di tepi ranjang sambil memeriksa sesuatu.
13188Please respect copyright.PENANARtOw36gogl
> “Ris… tadi kamu abis bantu siapa aja di kantor?”
13188Please respect copyright.PENANALQ6bo6lXnS
13188Please respect copyright.PENANAhiHt5sHWaO
13188Please respect copyright.PENANAmymAGcbbDf
> “Hm? Mas Rian doang sih. Di arsip, bantu nyari file. Tapi sebelumnya aku lihat… ini aneh banget deh, Mas…”
13188Please respect copyright.PENANAmal8zwQCIW
13188Please respect copyright.PENANA4mLb7oRoUL
13188Please respect copyright.PENANAkRDXeScHF3
Riska duduk di sampingnya, matanya berbinar, seperti anak kecil yang habis nonton film rahasia.
13188Please respect copyright.PENANASA8tCZgCDo
> “Tadi aku lihat temen kantor… sama Pak Hadi, ehm… kayak yang suami istri gitu…”
13188Please respect copyright.PENANAWy1nX1nmxm
13188Please respect copyright.PENANAhLPNxQFs2U
13188Please respect copyright.PENANAp5z99hYyfp
Jaka diam. Tapi tangannya mengambil jilbab yang tergantung. Ia mengendus pelan, lalu memejamkan mata.
13188Please respect copyright.PENANAjgwdqOjA6y
Ada bau khas. Bau sperma.
13188Please respect copyright.PENANAr9G0IgtlM5
> “Terus kamu ngapain?”
13188Please respect copyright.PENANAvj8BxOrTF2
13188Please respect copyright.PENANAqx4dZhuxZ4
13188Please respect copyright.PENANAXmuYa4AnIM
> “Cuma lihat. Terus Pak Darto juga… kayak ngintip gitu, aneh banget. Tapi serem juga… Aku langsung pergi.”
13188Please respect copyright.PENANAun8pGAPmRL
13188Please respect copyright.PENANAWwyxZhpG3l
13188Please respect copyright.PENANAdjTmsYCEU2
> “Dan Rian tadi ngapain?”
13188Please respect copyright.PENANAWNez1yJPUT
13188Please respect copyright.PENANA7fkZLQCNoB
13188Please respect copyright.PENANAUiUpfD5UbO
> “Nggak ngapa-ngapain… ya ngajarin trik aja, katanya biar kelihatan lebih ‘menggoda’. Tapi aku gak ngerti sih, cuma ikut aja…”
13188Please respect copyright.PENANABBEiYva5zF
13188Please respect copyright.PENANAVyOQ0MJpyB
13188Please respect copyright.PENANAeLY5nvQD8N
Jaka tidak langsung menjawab. Tapi matanya menatap lekat ke istrinya.
13188Please respect copyright.PENANA6CVcdJ2KNU
> “Ris…”
13188Please respect copyright.PENANAz1l5ygpYSp
13188Please respect copyright.PENANAe46EqrOEOq
13188Please respect copyright.PENANAo9e17q6DbJ
> “Iya, Mas?”
13188Please respect copyright.PENANA3K59bT2L7x
13188Please respect copyright.PENANARHrGV6vN5N
13188Please respect copyright.PENANAkh2jvhrysp
> “Besok… jangan pakai deodoran ya.”
13188Please respect copyright.PENANACvSZgvHB2M
13188Please respect copyright.PENANAKKY3sF5Svp
13188Please respect copyright.PENANA2BKi30xYVz
> “Lho? Emangnya kenapa?”
13188Please respect copyright.PENANAPy1980IFUO
13188Please respect copyright.PENANAXfKJEGlwBg
13188Please respect copyright.PENANAYauowjZr7q
> “Soalnya… aroma kamu hari ini… beda. Gairah Mas… gak nahan dari tadi.”
13188Please respect copyright.PENANAYq0FvHnpzJ
13188Please respect copyright.PENANAV47Hu9RMNc
13188Please respect copyright.PENANAKvUPVs2pmu
Riska mengerutkan kening, malu-malu.
13188Please respect copyright.PENANAnFySnFfZmV
> “Masa sih? Apa karena aku keringetan ya…”
13188Please respect copyright.PENANA7FMc0oDQw1
13188Please respect copyright.PENANAPKATssUUd8
13188Please respect copyright.PENANAUAPOtG6RQK
Jaka hanya tersenyum. Tapi dalam hatinya, ia mulai menyadari satu hal:
Ada sesuatu yang berubah di dalam diri istrinya. Dan bagian terdalam dirinya—yang paling liar—suka dengan perubahan itu.
Dukung saya dengan donasi
Atau like dan share ya
ns160.79.109.16da2