Perubahan Istri alim dan Polos - Sensasi baru

Hasrat yang Tak Terpenuhi

POV Riska

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUAfDsro77Z

Tubuhku mungkin terlalu ‘rapi’ untuk ukuran ibu-ibu muda. Kulitku masih putih, nyaris tanpa flek, mungkin karena aku rajin pakai lotion sejak SMA. Payudaraku 36, masih kencang, kadang bikin Nina iri tiap kami ganti baju di ruang ganti kantor. Pinggulku lebar, bokongku penuh—katanya itu bentuk ideal untuk "menggendong kenikmatan", apapun maksud Nina dengan istilah itu.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFiYpNWG2q5

Wajahku biasa, kata orang sih manis. Tapi kata Mas Jaka, "Wajah kamu tuh adem, Ris. Enak dilihat, nggak pernah bikin capek." Aku senang dengarnya. Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini aku ingin ada yang bilang... wajahku menggoda. Nakal. Atau bahkan bikin deg-degan.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvkmO5Yp75

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp5olDMhTfU

---

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡho7aRsCXlO

Di kantor, obrolan Nina makin menggila. Hari itu dia cerita sambil makan siomay.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrplvnh7T0m

“Ris, kamu tahu nggak... batang yang panjang tuh nggak cuma nikmat pas masuk, tapi rasanya beda di dalam. Kayak... ngegesek bagian dalam yang kamu bahkan nggak tahu kamu punya.”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhwtFADwFvV

Aku nyaris keselek. “Nina!”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh92u5BR7IE

Dia ketawa, nyolek lenganku. “Kamu tuh harus belajar ngerasain, bukan cuma nurut.”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡefUL1ogluX

Kepalaku menunduk, wajahku panas. Tapi... jujur, ada yang geli dalam perutku.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmV3ILUHGr5

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWCJu1PRDdg

---

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjtjw7TdIoH

Sore itu, aku disuruh antar berkas ke ruang Pak Arman. Ruangan sempit, dan dia berdiri di belakangku waktu aku membungkuk menata map.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEwAGZp26Yf

Lalu... aku merasakan sesuatu. Ada bagian keras dari tubuhnya menyentuh pantatku. Awalnya cuma singgungan, tapi lalu dia tidak mundur. Bahkan sedikit bergerak. Seolah—menggesek.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWMMRWTvtt4

Tubuhku membeku. Aku ingin menoleh, tapi suara Pak Arman tetap datar, seperti biasa.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvMiB6Nv9Yb

“Yang ini kamu simpan di rak atas ya, Bu Riska.”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTkAyhSVT9i

Tangannya menunjuk, tapi tetap berdiri dekat. Bagian keras itu terus bersentuhan dengan bokongku.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrtUDT3J6U4

Aku diam.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡduJjxmLxae

Bukan karena tidak tahu apa yang terjadi... tapi karena aku bingung dengan reaksi tubuhku. Rasanya aneh. Hangat. Merinding. Tapi bukan takut—melainkan seperti digelitik dari dalam.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuMatD9MGgk

Dan aku tidak bergerak. Tidak menjauh.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡleFUjXZdYa

Ketika akhirnya dia mundur, aku masih berdiri di tempat, jantungku berdegup kencang. Kaki lemas.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoJItV8ZhwR

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9PN9rgxXLX

---

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh5TDlQQwe7

Setengah jam kemudian, aku ke pantry. Di sana ada Bang Udin, OB kantor yang sedang mengangkat galon.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyG7XTZbkf3

Dia membungkuk, dan aku melihat... sesuatu.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1feRpnj1ef

Celananya tipis, mungkin terlalu tipis untuk ukuran pria sebesar dia. Dan di baliknya, jelas terlihat bentuk yang—besar. Panjang. Menggantung ke samping. Terlalu nyata untuk diabaikan.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVZKGzmpuY4

Aku menelan ludah. Pura-pura tidak lihat. Tapi mataku sempat menangkap cukup banyak.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq8LbLq2sFT

Bang Udin berdiri dan tersenyum sopan padaku. “Mau dibantu, Bu?”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaxCKGiPaqS

“Enggak, makasih Bang.”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8XcCptwn3u

Aku cepat-cepat keluar.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWHizMb37TN

Tapi sepanjang perjalanan ke meja, bayangan itu terus ada di kepala. Aku bahkan tak bisa fokus kerja. Dan yang lebih parah... bagian dalam pahaku mulai hangat.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ35zLhH8Pay

Aku mencoba tahan. Tapi rasanya seperti luka gatal yang tak bisa digaruk.

Malam itu, tubuhku terasa panas sejak sampai rumah. Pikiranku terus dipenuhi oleh sentuhan-sentuhan siang tadi—gesekan dari Pak Arman, bayangan tentang bentuk kelamin Bang Udin yang mencolok, dan obrolan Nina yang masih menggema di telingaku.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk0nuIBJKyV

Mas Jaka mendekat seperti biasa, merangkulku dari belakang saat kami sudah di tempat tidur. Tapi kali ini, pelukannya langsung membuatku gelisah. Ada rasa tegang dan berdebar yang tak biasa.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrzOX3Z9FcP

“Kamu capek?” bisiknya sambil mencium leherku pelan.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeeTpzRKOrv

Aku menggeleng, “Nggak... aku pengin.”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD6mvGZ6CiU

Suaraku keluar lebih berat dari biasanya.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUfaTvuLCx3

Ia tampak senang, langsung membalik tubuhku menghadap ke arahnya. Ciumannya lembut di awal, seperti biasa, tapi aku membalas dengan lebih cepat—lebih rakus. Lidahku menari di bibirnya, tanganku mencengkeram rambutnya. Bahkan aku sendiri terkejut dengan caraku.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡONYZVhJhoj

“Ris... kamu kenapa?” gumamnya di sela-sela ciuman.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdCWiVONXaP

Aku tak menjawab, hanya mendesah. Saat bibirnya turun ke leher dan dada, desahanku keluar tanpa filter.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI9gOSIG280

“Ahh... iya... terus... jangan berhenti, Mas... dalam... lebih dalam...”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtXpf2ZHrPk

Kata-kataku meluncur begitu saja. Tidak kupikirkan. Tapi aku benar-benar menginginkannya. Tubuhku haus, basah, menegang. Pinggulku bergerak sendiri, menekan ke arahnya, meminta lebih.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIQkHPDowWY

Jaka tampak kaget. Tangannya gemetar, tapi sorot matanya mulai liar. Dia jarang melihatku seperti ini. Biasanya aku hanya diam atau sesekali menggeliat pelan. Tapi kali ini... aku mengerang seperti perempuan yang tak pernah disentuh bertahun-tahun.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTIB6qw8hIc

Dan dia suka itu.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7SRLQ1Qhkm

Masuknya terasa cepat. Mungkin terlalu cepat. Aku langsung menggigit bibir saat dia mendorong dalam. Tapi... bukan karena kenikmatan yang kupikirkan—melainkan karena aku berharap lebih.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ44y0TBsVwf

“Tuhan... Riska...” desah Jaka, napasnya mulai memburu.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ320m6ztvnL

Gerakannya makin cepat, makin keras. Aku mencakar punggungnya, membisikkan kata-kata liar tanpa sadar.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZkpHqx8LU3

“Iya... iya Mas... ahh... cepet... dalemin lagi... kencengin... aku mau... mau banget...”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Ch8QjpZuS

Jaka mendesah keras, peluhnya jatuh di atas tubuhku. Lalu... dia menegang. Tubuhnya berhenti bergerak.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡamwZ2ohAYQ

Dan aku tahu, dia sudah sampai lebih dulu.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWMImdDEuBF

Aku terdiam. Nafasku masih berat. Tubuhku masih gemetar, tapi ada sesuatu yang... kosong.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5gTwiYJmLD

Dia mencium keningku. “Kamu luar biasa malam ini...”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMLjnwU3wOn

Aku tersenyum samar. “Aku... juga ngerasa luar biasa, Mas.”

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVQTfEYUF7v

Tapi sebenarnya, di dalam hatiku—ada rasa heran. Kenapa tubuhku belum lega? Kenapa rasanya seperti... belum benar-benar selesai?

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡecYLaYGfTF

Aku mencoba menghibur diri. Mungkin ini memang orgasme. Mungkin ini rasanya. Aku belum pernah sekeras ini sebelumnya, jadi wajar kalau rasanya aneh.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAtRvk6ubAF

Tapi ketika Jaka tertidur cepat, pelukannya hangat dan damai... aku hanya bisa menatap langit-langit.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjxCvOAobm3

Tubuhku terasa panas, tapi belum meledak.

14688Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6JC5ChHbWP

Dan untuk pertama kalinya... aku mulai bertanya-tanya:

"Apa benar, tubuhku menanti sesuatu yang lebih besar? Lebih dalam? Lebih mengguncang dari yang pernah kubayangkan?"

LIke dan share ya ke medsos kalian kawan

biar smangat melanjtkan cerita

ns160.79.109.16da2

Sensasi baru

REGISTER

LOGIN

Interface Language:

Story Language: