
Chapter 2: Celah yang Mulai Terbuka
POV Jaka
16013Please respect copyright.PENANAIPx9TmzeEX
Beberapa minggu belakangan, setiap kali Riska pulang kerja, selalu ada cerita baru dari kantornya. Kadang soal kerjaan, kadang soal gosip, tapi yang paling sering—tentang Nina.
16013Please respect copyright.PENANAcFnuKqXXgj
Aku udah mulai hafal gaya dia kalau mau cerita hal "agak nakal". Awalnya senyum-senyum sendiri, terus ngeteh dulu, duduk selonjoran, baru deh mulai nyerocos.
16013Please respect copyright.PENANAXFII1AxY1V
"Mas, tahu nggak, Nina tuh parah banget hari ini..." katanya, matanya berbinar lucu.
16013Please respect copyright.PENANApR5OdwNLs6
"Parah gimana?"
16013Please respect copyright.PENANAGVQBuC0WBQ
"Tadi dia cerita katanya pas dia liburan ke Bali, dia ketemu cowok bule. Terus... ya gitu deh. Mereka 'main'. Terus dia bilang gini ke aku, 'Ris... kamu tuh belum ngerasain nikmat dunia kalo belum nyobain yang ukurannya bule.'"
16013Please respect copyright.PENANAwjA0L9F8gA
Aku berhenti menggulir HP, menoleh ke Riska.
16013Please respect copyright.PENANAnno4SK7fv6
"Terus kamu gimana?"
16013Please respect copyright.PENANAPFiALEXRsI
Dia nyengir. "Ya kagetlah! Aku cuma bisa bilang, 'Ih, Na... dosa banget.' Tapi dia malah ketawa dan bilang, 'Ris, nikmat itu kadang nggak ada di suami sendiri. Kamu belum tahu rasanya batang besar dan panjang yang bukan milik sendiri... itu tuh beda, Ris. Sampe ke ubun-ubun.'"
16013Please respect copyright.PENANAyp6yT9idyW
Riska ketawa geli waktu cerita itu, tapi aku cuma bisa mengerutkan kening.
16013Please respect copyright.PENANAmfGY3pGWqX
"Duh, Mas... serem ya. Tapi lucu juga sih, Nina tuh kalau cerita vulgar tuh ekspresinya datar banget, jadi makin absurd."
16013Please respect copyright.PENANAYr4XlukuAc
Aku maksa ketawa, tapi dada rasanya sesak. Aku nggak suka dengar cerita kayak gitu dari istriku—apalagi dia kayak menikmati momen ngobrolin hal-hal vulgar bareng temennya itu.
16013Please respect copyright.PENANAqDtPNmDayj
"Dia ngomong gitu ke kamu tiap hari?"
16013Please respect copyright.PENANAgkmp7bqrgL
"Enggak sih, tapi sering. Dia tuh suka iseng ngajak aku ngobrol hal-hal kayak gitu. Kadang aku jawab sekenanya, tapi ya... ada aja yang bikin penasaran juga, sih."
16013Please respect copyright.PENANAliaHhtQiez
Kalimat terakhir itu—"bikin penasaran juga"—masih terngiang-ngiang di kepala waktu aku coba tidur malam itu.
16013Please respect copyright.PENANAbVfTBKyzbp
16013Please respect copyright.PENANAwkD6WHdotf
---
16013Please respect copyright.PENANAhWqva4Wypj
Pagi-pagi, waktu Riska lagi dandan, aku perhatikan dia lebih niat dari biasanya. Lipstik pink tipis, sedikit bedak, alis dirapihin. Wangi parfumnya juga baru.
16013Please respect copyright.PENANAHP9CVHDABH
"Parfum baru ya?" tanyaku, pura-pura santai.
16013Please respect copyright.PENANAWjnOXWtOlZ
Dia menoleh sambil senyum. "Iya, Nina ngasih. Katanya biar aku kelihatan lebih fresh."
16013Please respect copyright.PENANAoNBXdx4nda
"Emang kamu niat kelihatan fresh buat siapa di kantor?" tanyaku sambil ngelirik.
16013Please respect copyright.PENANA35MRo4bwkY
Riska ketawa. "Ya biar enak dilihat aja. Masa keliatan kusam tiap hari?"
16013Please respect copyright.PENANAedub2Nb5ll
Aku mengangguk, walau masih ada sisa sesak di dada. Aku nggak mau jadi suami posesif. Tapi sulit menepis perasaan bahwa Riska mulai... berubah. Cara bicaranya, cara berdandan, bahkan cara dia memandang dirinya sendiri—semua mulai bergeser.
16013Please respect copyright.PENANAik7CgU39aB
16013Please respect copyright.PENANAV1aUkex5mV
---
16013Please respect copyright.PENANAvA0xOWSQJh
Siangnya aku iseng buka-buka akun sosial media. Riska jarang update, tapi aku coba cari akun Nina. Setelah beberapa pencarian, akhirnya ketemu. Akunnya penuh foto-foto selfie dengan caption yang... cukup vulgar untuk standar temen istriku.
16013Please respect copyright.PENANAC84lXeni7w
Salah satu caption yang bikin aku menelan ludah:
“Kadang tubuh butuh yang asing... karena yang biasa udah nggak ngasih rasa.”
16013Please respect copyright.PENANAK0jN2bqasC
Ada satu foto Nina dan beberapa teman kantor—termasuk Riska. Di situ istriku senyum, berdiri agak dekat dengan dua cowok yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
16013Please respect copyright.PENANAtqMqXssVkE
Aku nggak mau mikir macem-macem.
16013Please respect copyright.PENANA80B1an7xeO
Tapi ya... sebagai laki-laki, ada insting yang susah ditepis. Insting bahwa sesuatu di balik senyum Riska belakangan ini bukan cuma karena "pekerjaan yang menyenangkan".
16013Please respect copyright.PENANAJP6jsLEQYG
16013Please respect copyright.PENANAj16H0ZuACz
---
16013Please respect copyright.PENANAeVl1cq5YQ8
Sore itu dia pulang telat. Katanya ada lembur mendadak.
16013Please respect copyright.PENANA95IIIyVXIR
Waktu dia sampai rumah, aku udah siapin teh hangat.
16013Please respect copyright.PENANAs2KzeNewwL
"Capek, Mas..." katanya sambil selonjoran di sofa. "Tadi Pak Arman bawain tumpukan invoice, padahal udah sore banget."
16013Please respect copyright.PENANAhhxW7lN7Tv
"Pak Arman emang sering minta kamu kerja lebih ya?"
16013Please respect copyright.PENANAFrvmZZw36r
Dia mengangkat bahu. "Kadang. Tapi ya namanya juga atasan. Aku nggak bisa nolak."
16013Please respect copyright.PENANAgXLBoRBZId
Aku menahan diri buat nggak komentar banyak. Aku cuma ngangguk sambil menyodorkan teh.
16013Please respect copyright.PENANAS1JdHjM4f9
Riska menyesap pelan, lalu tersenyum. "Tadi pas Nina lihat aku masih kerja, dia nyeletuk, ‘Ris, jangan terlalu rajin nanti makin dilirik bos, lho. Si Pak Arman tuh seneng sama tipe yang nurut-nurut cantik kayak kamu.’ Hahaha, dasar Nina."
16013Please respect copyright.PENANAj7IoJOXlyz
Aku hanya ikut tertawa kecil, walau hati ini makin nggak karuan.
16013Please respect copyright.PENANA7KEAIW5J0r
Aku ingin percaya, semua ini cuma gurauan kantor. Cuma obrolan iseng antara rekan kerja.
16013Please respect copyright.PENANAfxnqVRWkbh
Tapi naluriku bilang, ini lebih dari sekadar itu.