Kompleks apartemen.
376Please respect copyright.PENANABpbyje0T4X
Brian Won yang baru saja datang langsung mendapatkan telepon dan Jeni Yan.
376Please respect copyright.PENANACbK821bwuM
" Halo Kak? Berapa nomor apartemen Kakak?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
376Please respect copyright.PENANAcnmqUUNaWz
" Nomor 577, Brian mungkin kah kamu sudah tiba?" Tanya balik Jeni Yan dengan nada penasaran.
376Please respect copyright.PENANA0sMot293aD
" Ya Kak, aku akan segera datang ke apartemen Kakak."
376Please respect copyright.PENANAhdIfjFS4Vm
" Baiklah, aku akan menunggu mu..."
376Please respect copyright.PENANAMczp4BXSlQ
Brian mematikan ponsel nya dan berjalan memasuki lift yang ada.
376Please respect copyright.PENANAytHGbCawXk
.....
376Please respect copyright.PENANAEKpgqpCjT5
Lantai lima apartemen, Brian baru saja keluar dari lift dan langsung bergegas mencari apartemen bernomor 577.
376Please respect copyright.PENANApYxsBgOO0g
Setelah mencari selama lima menit atau lebih, Brian akhirnya tiba di depan pintu apartemen bernomor 577 itu.
376Please respect copyright.PENANAjRKwxWkkEj
Ding!
376Please respect copyright.PENANACUS8l9IXb5
" Iya sebentar..." suara seorang perempuan dewasa terdengar.
376Please respect copyright.PENANAIxtbA9mcor
Pintu di buka dan seorang perempuan dewasa berambut hitam panjang muncul di depan Brian.
376Please respect copyright.PENANAsb3tvkqvbZ
Perempuan dewasa itu menatap Brian dengan senyum bahagia.
376Please respect copyright.PENANAZ98t7KlrFQ
" Kakak Jeni, lama tidak berjumpa." Sapa Brian dengan suara hangat.
376Please respect copyright.PENANAvFS4hAvd21
Jeni Yan langsung bergerak dan memeluk Brian Won dengan pelukan yang erat.
376Please respect copyright.PENANAhdBD1ZciW6
" Akhirnya, setelah dua tahun aku bisa melihat mu lagi." Bisik Jeni Yan pelan di samping telinga Brian.
376Please respect copyright.PENANAaQvLisdHgx
Brian Won menepuk - nepuk punggung Jeni Yan untuk menenangkan nya.
376Please respect copyright.PENANAWh2Mke5Q0m
" Kakak Jeni tenang lah. Kita masih memiliki banyak waktu untuk terus bersama di masa depan." Ucap Brian Won dengan suara lembut.
376Please respect copyright.PENANAkhh17UDI71
Jeni Yan terus memeluk tubuh Brian Won selama hampir satu menit sebelum kemudian melepaskan nya.
376Please respect copyright.PENANAxi34g7ctzA
" Mari masuk, Kakak sudah menyiapkan makanan favorit mu." Ucap Jeni Yan sambil menarik Brian memasuki apartemen.
376Please respect copyright.PENANAo1MB9NQ6g6
Brian tidak melawan dan membiarkan diri nya di tarik oleh Jeni Yan.
376Please respect copyright.PENANAOOHsKL1goe
Melihat interior apartemen yang benar - benar asing membuat Brian merasa sedikit tidak nyaman. Namun perasaan tidak nyaman itu langsung hilang karena keberadaan Jeni Yan.
376Please respect copyright.PENANAopvLvw03du
" Duduk lah, biarkan aku menyiapkan makanan untuk mu." Jeni Yan mendorong Brian untuk duduk di kursi dan ia sendiri bergegas mulai menyiapkan makanan.
376Please respect copyright.PENANAD8XdvcOxdN
Melihat bagian belakang tubuh Jeni Yan yang sedang bekerja keras menyiapkan hidangan, Brian Won menghela nafas tanpa daya.
376Please respect copyright.PENANAJw7LHl1l3P
" Kakak Jeni, Kakak tidak perlu repot. Aku merasa tidak enak jadi nya." Ucap Brian Won dengan nada canggung.
376Please respect copyright.PENANAYKfFFlN1FW
" Haish, seperti sama siapa saja. Kakak malah merasa senang jika kamu mau memakan masakan Kakak.
376Please respect copyright.PENANA1gpMja5gx5
Jadi jangan merasa sungkan dan tunggu saja Kakak menyelesaikan semua nya." Jelas Jeni Yan dengan cepat.
376Please respect copyright.PENANAAsJPJVTDwJ
Brian Won tersenyum tipis mendengar jawaban Jeni Yan.
376Please respect copyright.PENANA3pmUF7fe8M
' Andai saja kejadian itu tidak terjadi, saat ini pasti Kakak Jeni akan hidup bahagia bersama Saudara Ying.' pikir Brian Won dengan ekspresi sedih.
376Please respect copyright.PENANAvarqm7Xr28
Usai menunggu selama beberapa menit, meja makan yang tadi nya kosong langsung penuh dengan beberapa hidangan.
376Please respect copyright.PENANA3IpDxMu8ut
Jeni Yan menyerahkan piring untuk Brian sebelum kemudian duduk di seberang nya.
376Please respect copyright.PENANAe83EOXF2RD
" Ayo makan! Kamu tidak perlu merasa malu. Aku tahu kok jika orang hebat seperti mu pasti nya memerlukan energi yang banyak juga." Ucap Jeni Yan sambil tersenyum manis.
376Please respect copyright.PENANAmnDahCmthw
Brian mengangguk lembut dan mulai mengambil nasi dan lauk nya.
376Please respect copyright.PENANAb0BdkqHsUG
Begitu Brian Won memasukkan satu cendok nasi + lauk ke dalam mulut nya, dia langsung mengangguk sekali karena merasa nostalgia.
376Please respect copyright.PENANAEFEIuxVddH
" Ini sangat enak, seperti yang di harapkan dari Kakak Jeni." Puji Brian Won dengan ekspresi lembut.
376Please respect copyright.PENANAvZl5KVVXz2
" He he, terima kasih atas pujian nya. Lalu jangan sungkan lagi, ayo habiskan semua nya!
376Please respect copyright.PENANAIt5dUYYhrx
Karena Kakak tahu jika kamu akan datang, jadi nya Kakak memasak beberapa kali lebih banyak dari yang biasa nya." Jelas Jeni Yan dengan ekspresi bahagia.
376Please respect copyright.PENANAxeSHFe9Ctj
" Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi... Selamat makan..." Brian Won mulai melahap makanan di piring nya dengan lahap.
376Please respect copyright.PENANAZH8fgt6RUh
Kurang dari satu menit, porsi yang biasa nya di tunjukan untuk empat orang langsung habis di makan Brian.
376Please respect copyright.PENANAhTN6pzafnB
Jeni Yan langsung berdiri dan menambah makanan di piring Brian dan membiarkan nya makan dengan lebih lahap.
376Please respect copyright.PENANAzJZQ6tQY5W
Senyum bahagia yang sangat tulus muncul saat Jeni Yan menatap Brian Won yang tengah lahap memakan masakan nya.
376Please respect copyright.PENANAYXqY694a21
Lima belas menit kemudian, semua makanan di meja habis dan hanya menyisakan tulang belulang nya saja.
376Please respect copyright.PENANApdkYaCyCfJ
Sendawaa...
376Please respect copyright.PENANAfLea3QWcwp
Brian Won tidak sengaja bersendawa dan langsung menutup mulut nya dengan ekspresi malu.
376Please respect copyright.PENANAy58yzW5nxr
" Kenapa? Apakah kamu malu jika bersendawa di depan ku?" Tanya Jeni Yan dengan nada main - main.
376Please respect copyright.PENANAT6JCH6YgqS
" Tidak, bukan begitu Kak. Aku takut jika sendawa ku akan membuat Kakak merasa tidak nyaman, jadi aku memilih untuk menahan nya." Jelas Brian Won dengan nada malu - malu.
376Please respect copyright.PENANAJmp4qLhZgl
" Hi hi hi, tidak apa. Anggap saja Kakak tidak ada." Jeni tertawa lembut dan berkata dengan nada menggoda.
376Please respect copyright.PENANAgSBMtmPX2C
"..."
376Please respect copyright.PENANAs5clQzrqGd
Kemudian Jeni Yan dan Brian mengobrol bercanda selama beberapa saat.
376Please respect copyright.PENANA6QXU7vWPtG
" Ehem... Kakak Jen, biar aku yang bagian mencuci piring. Kakak duduk saja di sini dan awasi aku." Ucap Brian Won sambil meregangkan ke dua tangan nya.
376Please respect copyright.PENANAGTS0yOXVXx
" Baiklah. Tapi Brian, kamu sebenarnya mau mencuci piring atau malah menghancurkan piring? Kok melakukan peregangan seperti itu?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi menggoda.
376Please respect copyright.PENANAOEG3tRM74I
" Hah? Tentu saja untuk mencuci piring, mana berani aku menghancurkan piring milik Kakak Jeni." Jelas Brian Won dengan ekspresi takut - takut.
376Please respect copyright.PENANAyxy3IQIpx5
" He he, baguslah kalau begitu. Lalu cucilah dengan baik, hasil nya harus bersih dan juga mengkilap!"
376Please respect copyright.PENANA1sws0OPFNY
" Ashiap!" Balas Brian Won dengan nada santai.
376Please respect copyright.PENANAIIqPN2Vt7N
Klunting, klunting...
376Please respect copyright.PENANAPEaiFpfyok
Brian Won mulai mencuci piring dengan hati - hati. Dia adalah seorang prajurit khusus, kekuatan nya berada jauh di atas rata - rata. Oleh karena itu dia harus lebih hati - hati saat melakukan pekerjaan rentan seperti mencuci piring ini.
376Please respect copyright.PENANAw1uM23CNiH
" Oh ya, bagaimana dengan perjalanan mu, qpa kamu sudah bertemu dengan Adik nya Juna?" Tanya Jeni Yan di sela Brian Won mencuci piring.
376Please respect copyright.PENANA3lYGmJpNCh
Brian Won meletakkan piring yang sudah bersih di sisi kanan dan ia menghela nafas panjang tanpa daya.
376Please respect copyright.PENANACdL1EQkTi4
" Kacau, baru tadi aku bertemu dengan nya tetapi aku langsung di tolak mentah - mentah oleh nya." Jelas Brian Won dengan nada sedih.
376Please respect copyright.PENANAu3XIdLxln7
" Benarkah? Hem, ini kali pertama kalian bertemu bukan?" Tanya Jeni Yan dengan nada ragu.
376Please respect copyright.PENANAxz2lLEDHnV
Brian Won mengangguk lembut dan berjalan, " Memang. Ini adalah pertemuan pertama paling kacau yang pernah aku alami dalam hidup ini."
376Please respect copyright.PENANAvy554xNblv
"...." Jeni Yan terdiam.
376Please respect copyright.PENANA6wUUrkBBOI
Ekspresi nya terlihat sedikit aneh dan dia bertanya dengan ragu, " Memang nya bagaimana? Coba kamu ceritakan bagaimana pertemuran mu dengan Adik nya Juna."
376Please respect copyright.PENANAQ71cUzJchf
Brian Won mengangguk dan mulai menceritakan semua nya. Di mulai sejak di hadang nya ia oleh Luo Nang dan juga insiden satu melawan tujuh orang itu terjadi.
376Please respect copyright.PENANAO6T48q84TC
Setelah itu Brian Won juga menceritakan reaksi Vivian saat ia menyapa gadis itu.
376Please respect copyright.PENANAAXbWwJFMkj
Jeni Yan terus diam dan seperti nya ia sudah menebak sesuatu yang sedang terjadi.
376Please respect copyright.PENANAkBGPDD4jZ8
" Brian, kamu salah karena telah menunjukkan kekuatan mu di hadapan publik.
376Please respect copyright.PENANAlAVflCX01w
Tidak heran jika Vivian sampai mengatakan hal buruk seperti itu kepada mu.
376Please respect copyright.PENANAHcb7hZAVRl
Aku mengenal sedikit gadis itu, dengan karakter nya pantas saja jika ia langsung menyalahkan mu atas kematian Wan Juna." Jelas Jeni Yan dengan nada tanpa daya.
376Please respect copyright.PENANAizJA2eDFSj
" Benarkah? Memang nya kenapa?" Tanya Brian Won dengan ekspresi bingung.
376Please respect copyright.PENANAYrjYdj4Y60
" Hah... Brian, apa menurut mu kejadian saat kamu mengalahkan tujuh orang sekaligus seperti itu merupakan adegan biasa?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi serius.
376Please respect copyright.PENANAPECpuAgPvZ
Brian Won tanpa ragu mengangguk," Bukan kah hal seperti ini memang sebuah hal yang biasa? Saat di tentara, aku bisa mengalahkan seratus orang dan semua nya menganggap pencapaian ku sebagai hal yang biasa.
376Please respect copyright.PENANARkKopCK9Ar
Inikan cuman 7 orang, kenapa bisa menimbulkan amarah Vivian kepada ku?" Tanya Brian Won dengan ekspresi polos.
376Please respect copyright.PENANAvRGXegCsEy
"..." Jeni Yan terdiam.
376Please respect copyright.PENANAj3CYXZgFyy
" Brian adik ku sayang, seperti nya Kakak Jeni harus memberi pelajaran mengenai akal sehat orang biasa kepada mu.
376Please respect copyright.PENANAUlvZkQcwrA
Mari! Hentikan dulu cuci piring nya. Kakak akan mulai mengajar mu dengan ketat hari ini!" Kata Jeni Yan dengan nada santai.
376Please respect copyright.PENANA8vXxFjEASi
Tetapi entah kenapa, Brian Won merasa sedikit gugup saat ia melihat ekspresi dan mendengar nada suara lembut Jeni Yan saat ini.
376Please respect copyright.PENANAB02SjAU7M1
" Eh? Apakah harus sekarang?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
376Please respect copyright.PENANAbLYXEqCVza
" Ya! Jika kita menunda - nunda, entah kejadian mengerikan apa yang akan kamu tunjukkan kepada teman sekelas mu." Balas Jeni Yan dengan ekspresi santai.
ns216.73.216.85da2