x
"Berapa umurmu?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3cHMzJ7NLE
"20 tahun nyonya."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmZYM20rzBS
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq1B5zKDYRn
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFEAwEAE49y
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXGQQa9gUan
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡavaBwajLfO
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0orIza1fH9
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq1SOdJVMPi
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJE1cAdSF0q
"Kenapa begitu?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtxNdDe1AwG
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP1YMdBqPkO
"benarkah?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡni1JoG5DBP
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu7XUnMXMoQ
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaaF0Cq8bZs
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtkmUmxt7aM
"Aku tidak sejahat itu."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0jUbmEAk06
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkUdQzmOLfh
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbPhPsuOUn8
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZpgxl4wUfE
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyQcm9yQHUO
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPN9SqAMFof
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ23UUiR1mXr
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ136ybT0OuC
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhK26YvWRG
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZgqo3nSfbl
"Baiklah."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2jC4Hv7PZd
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7827sB4eRp
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwPakTUFXU6
"Baiklah." kata Dinda patuh.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuYoxiE5Tou
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJZ5UVnPTdr
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyJjU9FXRSv
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJciiI6Vbu
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt26OknFeRC
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqoOl8MXq8c
Klotak..Klotak..Klotak..
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn90Uywwt7p
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9skT5CAKix
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhRvmTTBzG7
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGRQIv1Tppt
"Duduklah." kata Arjun.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8icvjm90II
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9TWzGsApIj
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡifsI5hoU2J
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5QSO1HWsD1
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhJEtvaKGRm
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpc9DYaAvJH
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiKNemE16Lu
“Nyonya mau rambutan itu?”
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiykyJVXS0b
"Boleh?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgYGTCRP6lU
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ59QvXjrNgS
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsVqMQc6prO
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwyo5ydK4hh
"Sedang apa kamu?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLfhMay5MA7
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcu8BZETERW
"Apa perlu aku carikan tangga?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3uIktYyPt1
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCLWr5sPMeK
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoi5x4QzUB1
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYZZJjsiMYu
"Tuan.." kata Dinda lirih.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxDbCfEi2ih
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnNpHElsFu1
"Baik tuan."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrAcfn9OIiG
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuOPjAALXrv
"Argh.. Aaaa.."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf8YGadS9Vc
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡy4CD0dupM0
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhkZxVCQ84a
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCemOUCwRlS
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡepd55Itm3u
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2LAUB4pdKT
"Jadi kamu menungguku di sini?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡklaU0SmCMd
"Iya nyonya."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYgeS99nrU
“Kemarilah?”
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKsnY6kLRu6
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ1jrTuPpEp
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx6dGWwqOZE
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkrBSqzQboV
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpvYWBtRnHm
"Atau apa nyonya?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0WDzb0y58d
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD4YxzxV27a
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUotqCZuax9
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡS9kyw5KaSD
"Baik nyo.."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlRiMl9sNKD
"Apa yang kamu katakan!!"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ44Avw7mY8
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡphTL2BOHQg
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSDJcvZ31Nw
“Kamu mau kemana Dinda?”
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡITuhgvydiz
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoy41VysNAL
"Tunggu biar aku antar."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCUS9bQA1qe
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTkVIW25X2b
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlsvdTuRxGi
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsDuKqdY1w
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSqdxLhgr1G
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnr3hxmC8px
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLMvTzKPM1I
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
467Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu65ohelzgT
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns216.73.216.154da2
