
"Berapa umurmu?"
476Please respect copyright.PENANA7BUUTVDqt7
"20 tahun nyonya."
476Please respect copyright.PENANAla3pZAneTb
"Jadi? Apa kau tahu kita ini seumuran tahu bahkan kamu beda setahun dariku, jadi kamu tidak perlu memanggilku nyonya oke?"
476Please respect copyright.PENANAscFf9yuVOx
"Tidak bisa ini sudah peraturan saya nyonya."
476Please respect copyright.PENANACo7o2L99rF
"Kamu ini." Dinda kesal saat abdi dalem itu menolak perintahnya.
476Please respect copyright.PENANAVb7liUGldz
"Oh iya aku ingin bertanya tentang tuan Arjun, tuan Arjun Saputra itu orangnya seperti apa sih?"
476Please respect copyright.PENANAFMB4vkY2ku
"Dia orangnya tegas dan saya harap nyonya jangan melakukan masalah di dekatnya juga menyinggung dia atau nanti nyonya akan di hukum."
476Please respect copyright.PENANAYJgz5tEovR
"Di hukum, termasuk diceraikan begitu?"
476Please respect copyright.PENANA3HnpVJfEdH
"Hush nyonya jangan bicara begitu, tuan Arjun tidak akan menceraikan istrinya."
476Please respect copyright.PENANAr71pn4zZzv
"Kenapa begitu?"
476Please respect copyright.PENANAF9gvdwaSWw
"Karena setiap yang datang kesini, jika ingin keluar dari tempat ini harus dalam keadaan tidak bernyawa."
476Please respect copyright.PENANA7HeodkksnV
"benarkah?"
476Please respect copyright.PENANAz8E5ZUnhEU
"Ya Tuhan mulutku ini." Daniar menutup mulutnya sendiri.
476Please respect copyright.PENANAFrjJjDBiJ4
"Kamu!!" Dinda mencegah Daniar menampar mulutnya.
476Please respect copyright.PENANAUHD6yO3Lj2
"Maaf nyonya seharusnya saya tidak berbicara hal buruk pada nyonya. Silakan nyonya hukum saya."
476Please respect copyright.PENANA8n7wJI6gyt
"Aku tidak sejahat itu."
476Please respect copyright.PENANANAdGOfZymW
"Ku mohon nyonya untuk tidak memasukan ke dalam hati tentang kata-kataku tadi."
476Please respect copyright.PENANA4GRvkjIhGj
"Kamu tenang saja santai saja." Dinda menampar pundak Daniar.
476Please respect copyright.PENANACPs6wT8LXr
Dinda sudah selesai dan seperti boneka Dinda hanya bisa pasrah saat Daniar mencoba melayaninya mulai dari memakaikan pakaiannya, memakaikan make-up, mengeringkan rambut dan yang lainnya.
476Please respect copyright.PENANAJAxScoVx4E
"Sebentar lagi makan malam sudah siap nyonya akan bergabung dengan tuan Arjun dan para istri yang lain."
476Please respect copyright.PENANAdqDasBrgef
Mata Dinda seketika terbelalak, ia tidak bisa membayangkan akan duduk di meja yang sama dengan pria itu dan tentu saja dengan para madunya juga.
476Please respect copyright.PENANAkzKDAsvY88
"Bagus make-upnya tipis dan tidak terlalu menor atau tebal."
476Please respect copyright.PENANA2tPiyGdFNW
Dinda memang suka berdandan sederhana, Dinda juga tidak tertarik untuk menarik perhatian pria tua itu.
476Please respect copyright.PENANAEyNOAlaVM5
Kemudian Dinda keluar dari paviliunnya menuju ke meja makan di pandu oleh Daniar. Dinda sampai saat ketiga madunya sudah sampai duluan. Wanita ketiga itu memandang Dinda dengan aneh sekarang.
476Please respect copyright.PENANA5LodkaIR46
“Kamu duduk di samping Nurma.” perintah Nike mengatur tempat duduk Dinda.
476Please respect copyright.PENANAdXKMKrLviF
"Baiklah."
476Please respect copyright.PENANAizmzRmTOHc
Berbeda dengan Nike dan Nurul yang sangat sinis, Nurma terlihat lebih bersahabat dengan Dinda. Dia tersenyum saat Dinda duduk di bangku kosong di sebelahnya.
476Please respect copyright.PENANA6V8V95sXhG
"Kita duduk berdasarkan status. Istri pertama dan istri kedua duduk di samping tuan Arjun. Sementara istri ketiga dan keempat mengikuti saja." Nike nampaknya menekankan perbedaan status mereka.
476Please respect copyright.PENANAjlBX9aH0wV
"Baiklah." kata Dinda patuh.
476Please respect copyright.PENANAU1oq8UdLYq
"Dinda, kamu sepertinya tidak suka menarik perhatiannya ya?" Nurma memulai percakapan.
476Please respect copyright.PENANAGCXIA18fvH
“Iya mbak, Dinda belum terbiasa dengan riasan.”
476Please respect copyright.PENANARXBfxiq1H8
"Apa kamu tidak ingin mendapat kasih sayang dari tuan Arjun? Kami bahkan merias diri semenarik mungkin untuk menarik perhatian tuan Arjun. Tapi kamu?" Nurul menyela.
476Please respect copyright.PENANAjMzo1YkyVl
"Baguslah kamu masih sadar diri. Setidaknya aku hanya bersaing dengan dua orang saja." kata Nike angkuh.
476Please respect copyright.PENANARrJDI1hxNN
Percakapan mereka berhenti saat salah satu pengawal datang. Istri ketiga tuan Arjun segera berdiri untuk menyambut kedatangan suami mereka. Sementara Dinda hanya mengikuti saja, karena ia belum sepenuhnya mengerti.
476Please respect copyright.PENANATrZIyWesGO
Klotak..Klotak..Klotak..
476Please respect copyright.PENANAPQborxqSNV
Terdengar suara sepatu melangkah masuk ke ruang makan, seorang pria gagah dan tampan datang dengan angkuh.
476Please respect copyright.PENANAJkAYMr1LNw
Dinda seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Bukan pria tua seperti yang dia kira. Dia terlihat seperti seseorang yang sempurna.
Dinda menelan ludahnya sendiri. Belum pernah dia melihat pria yang semenarik itu.
476Please respect copyright.PENANAJ24AGLaEQX
"Selamat malam tuan." kata ketiga istri dengan kompak. Dinda hanya menunduk saat tuan Arjun melirik kearahnya karena tidak menyambutnya.
476Please respect copyright.PENANAZtm6JfnqUY
"Duduklah." kata Arjun.
476Please respect copyright.PENANAsCmwTaaxOb
Keempat keluarganya dengan patuh mengambil tempat duduk masing-masing. Makan malam telah selesai tuan Arjun segera pergi setelah selesai menyantap hidangannya, semua istri akhirnya kembali ke paviliun mereka masing-masing. Tak terkecuali Dinda.
476Please respect copyright.PENANAMmbgSz0cMo
Keesokan harinya Dinda bangun pagi-pagi sekali dan kemudian berjalan-jalan di sekitar kediaman lalu Dinda bertemu dengan Nurma. Nurma yang melihat Dinda menggandeng tangannya untuk ikut ke paviliun menemaninya minum teh.
476Please respect copyright.PENANAEvkaI3MJD6
Setelah meminum teh bersama dengan Nurma, Dinda kembali ke paviliunnya, namun pandangan matanya berhenti pada sebuah pohon rambutan di halaman belakang gedung utama.
476Please respect copyright.PENANARIr3ohtzY0
“Itu rambutan?” tunjuk Dinda.
476Please respect copyright.PENANAlucJwZtClT
"Benar nyonya tapi itu.. Ah nyonya tunggu." Daniar panik saat Dinda berlari ke arah pohon rambutan itu.
476Please respect copyright.PENANAk1Aw2zABuX
"Nyonya tunggu." nafas Daniar terengah-engah mengejar Dinda.
476Please respect copyright.PENANApJmCnwoBcn
“Nyonya mau rambutan itu?”
476Please respect copyright.PENANAZGKLoKdUx6
"Boleh?"
476Please respect copyright.PENANAslAufq9aAw
"Tentu saja, saya akan mencari orang untuk memetik buah rambutan itu untuk nyonya. Nyonya tunggu sebentar." Daniar berlari berlari untuk meminta bantuan.
476Please respect copyright.PENANAzQU9PCiAa7
Dinda melihat buah rambutan itu dengan gembira, mungkin air liurnya sudah menetes deras kali ini dia sudah tidak sabar lagi ingin kepuasan rambutan yang rasanya manis itu.
476Please respect copyright.PENANAxszCopc2oD
"Ah kelamaan." Dinda tidak mendengarkan Daniar, Dinda kemudian mengumpulkan pohon rambutan itu. Dalam sekejap Dinda sudah berada di atas. Memetik beberapa buah rambutan dan perlahan menjatuhkannya ke tanah.
476Please respect copyright.PENANA9K93YpQbK0
"Sedang apa kamu?"
476Please respect copyright.PENANAif1fyv33dH
"Tentu saja memetik rambutan, kamu kira aku sedang membaca buku di atas pohon ini apa?" Dinda menjawab tanpa melihat siapa yang bertanya padanya.
476Please respect copyright.PENANAkPqVJj7N08
"Apa perlu aku carikan tangga?"
476Please respect copyright.PENANAfFMITaIu2Z
"Boleh juga idemu. Nanti aku akan memberi beberapa rambutan untuk mu."
476Please respect copyright.PENANAnjDjPvVS9C
“Hemm aku tidak butuh rambutan mu itu.”
476Please respect copyright.PENANA8Mg3weRGAY
"Baiklah.." Dinda terkejut saat melihat tuan Arjun yang berada di bawah sana.
476Please respect copyright.PENANAyP02BG3xL0
"Tuan.." kata Dinda lirih.
476Please respect copyright.PENANAcbPpL8o8dZ
"Turunlah kamu tidak pantas melakukan ini."
476Please respect copyright.PENANAs5GkfNN7Gy
"Baik tuan."
476Please respect copyright.PENANAIJUO0oVAFY
Dengan gemetar Dinda menuruni pohon itu, dia tidak berani melihat ke bawah. Nyalinya hilang untuk menghadapi pria itu.
476Please respect copyright.PENANAyKkmdh1Xdk
"Argh.. Aaaa.."
476Please respect copyright.PENANAuQwv5LpiIZ
Dinda terjun dari ketinggian, menimpa tubuh tuan Arjun yang dari tadi sudah berdiri di bawahnya.
476Please respect copyright.PENANAhkmFgxZWRH
Buuuggghhh.. Dinda mendarat di dada tuan Arjun. Dinda memejamkan kedua matanya karena takut. Tuan Arjun tidak berkomentar apapun dia hanya diam saat Dinda berada di atas tubuhnya.
476Please respect copyright.PENANAQoyYT6Mzja
Setelah Dinda bangun tuan Arjun sangat sibuk membersihkan tanah yang menempel di tubuhnya lalu tuan Arjun segera meninggalkan Dinda seorang diri di bawah pohon rambutan itu.
476Please respect copyright.PENANAk2Jmb3sE1a
Dinda sendiri kemudian kembali ke paviliun nya, ternyata sudah ada Daniar di sana Daniar sudah mencarinya tapi tidak terpaku dan akhirnya Daniar memilih untuk ke paviliun milik Dinda juga menunggunya di sana.
476Please respect copyright.PENANAPHvMdLJthn
"Syukur lah nyonya sudah kembali. Aku sangat khawatir jika terjadi sesuatu dengan nyonya."
476Please respect copyright.PENANAg8br0LX6qP
"Jadi kamu menungguku di sini?"
476Please respect copyright.PENANABvO7qfPXfy
"Iya nyonya."
476Please respect copyright.PENANAXwpbGWENIg
“Kemarilah?”
476Please respect copyright.PENANAlLerqjmwBO
Daniar patuh dan mendekat ke arah Dinda.
476Please respect copyright.PENANAlWwscR73W1
"Gadis pintar, gadis baik berhenti memanggil saya nyonya cukup kamu memanggil aku DIND dan A mengerti?"
476Please respect copyright.PENANAQ5arLPtMEr
"Tapi nyonya saya tidak bisa memanggil anda seperti yang anda inginkan."
476Please respect copyright.PENANAXLftWDKL7d
"Baiklah baiklah sekarang kamu pilih memanggil ku Dinda atau.."
476Please respect copyright.PENANAdgcQscBWWk
"Atau apa nyonya?"
476Please respect copyright.PENANAfljYZIpyBL
"Aku akan meminta mbak Nike untuk memindahkanmu ke tempatnya bagaimana?"
476Please respect copyright.PENANA2uDQaUT8iT
"Tidak, ku mohon nyonya jangan memintaku ke tempat nyonya Nike."
476Please respect copyright.PENANASebz7nPiSX
"Kamu takut? Maka ikuti lah saja perintahku."
476Please respect copyright.PENANA5aAlHKw74n
"Baik nyo.."
476Please respect copyright.PENANAi5UTKQsufH
"Apa yang kamu katakan!!"
476Please respect copyright.PENANAEt8y6rtr53
"Baiklah Dinda." kata Daniar ragu.
476Please respect copyright.PENANAple7jgt1QS
"Bagus, nah begitu dong kan enak di dengar nya."
476Please respect copyright.PENANAjeanh0DEVs
“Kamu mau kemana Dinda?”
476Please respect copyright.PENANANuMP1mwKVA
"Aku mau keluar mau jalan-jalan."
476Please respect copyright.PENANADwcY681UMp
"Tunggu biar aku antar."
476Please respect copyright.PENANA0Vpk3H2QGj
Dinda kemudian keluar dari paviliunnya di temani oleh Daniar berkeliling komplek tempat tinggalnya yang lebih tepat dikatakan penjara itu.
476Please respect copyright.PENANA1oDB6v0ejH
Sampai Dinda menghentikan langkahnya saat Dinda melihat Nike menangis keluar dari paviliun tuan Arjun.
476Please respect copyright.PENANAgAy6qki8QF
"Kenapa dia? Apa tuan Arjun Saputra menyakitinya?"
476Please respect copyright.PENANABVqGQue6yC
Daniar menarik tangan Dinda untuk berlindung.
476Please respect copyright.PENANABrZ6izP4FR
"Hust, jangan sampai nyonya Nike melihat kita atau nanti kita bisa di hukum."
476Please respect copyright.PENANA6Pt0xdP60S
"Kenapa kita harus di hukum, aku hanya penasaran saja kenapa dia menangis seperti itu."
476Please respect copyright.PENANA4Db4IicYSD
“Mungkin karena perlawanan dari tuan Arjun, Dinda.”
476Please respect copyright.PENANAMkf6kkGtTP
"Apakah pria tua itu suka menyakiti hati istrinya?"
ns216.73.216.38da2