
Chapter 2: Celah yang Mulai Terbuka
POV Jaka
27955Please respect copyright.PENANAneJFEwqN8l
Beberapa minggu belakangan, setiap kali Riska pulang kerja, selalu ada cerita baru dari kantornya. Kadang soal kerjaan, kadang soal gosip, tapi yang paling sering—tentang Nina.
27955Please respect copyright.PENANA35IonSjIt8
Aku udah mulai hafal gaya dia kalau mau cerita hal "agak nakal". Awalnya senyum-senyum sendiri, terus ngeteh dulu, duduk selonjoran, baru deh mulai nyerocos.
27955Please respect copyright.PENANAyFpmDeIjzV
"Mas, tahu nggak, Nina tuh parah banget hari ini..." katanya, matanya berbinar lucu.
27955Please respect copyright.PENANAEOCoE8wj43
"Parah gimana?"
27955Please respect copyright.PENANAw6bD1QK3tg
"Tadi dia cerita katanya pas dia liburan ke Bali, dia ketemu cowok bule. Terus... ya gitu deh. Mereka 'main'. Terus dia bilang gini ke aku, 'Ris... kamu tuh belum ngerasain nikmat dunia kalo belum nyobain yang ukurannya bule.'"
27955Please respect copyright.PENANAxeBnMP4Ywq
Aku berhenti menggulir HP, menoleh ke Riska.
27955Please respect copyright.PENANANkrOneFTXC
"Terus kamu gimana?"
27955Please respect copyright.PENANAgbZDcnKZiZ
Dia nyengir. "Ya kagetlah! Aku cuma bisa bilang, 'Ih, Na... dosa banget.' Tapi dia malah ketawa dan bilang, 'Ris, nikmat itu kadang nggak ada di suami sendiri. Kamu belum tahu rasanya batang besar dan panjang yang bukan milik sendiri... itu tuh beda, Ris. Sampe ke ubun-ubun.'"
27955Please respect copyright.PENANAA31HET8kzc
Riska ketawa geli waktu cerita itu, tapi aku cuma bisa mengerutkan kening.
27955Please respect copyright.PENANABzVNTRjunX
"Duh, Mas... serem ya. Tapi lucu juga sih, Nina tuh kalau cerita vulgar tuh ekspresinya datar banget, jadi makin absurd."
27955Please respect copyright.PENANAOloo2qXdWn
Aku maksa ketawa, tapi dada rasanya sesak. Aku nggak suka dengar cerita kayak gitu dari istriku—apalagi dia kayak menikmati momen ngobrolin hal-hal vulgar bareng temennya itu.
27955Please respect copyright.PENANA5HDneZx8aJ
"Dia ngomong gitu ke kamu tiap hari?"
27955Please respect copyright.PENANARQFxJ4DBjA
"Enggak sih, tapi sering. Dia tuh suka iseng ngajak aku ngobrol hal-hal kayak gitu. Kadang aku jawab sekenanya, tapi ya... ada aja yang bikin penasaran juga, sih."
27955Please respect copyright.PENANAtT5l4JWc9j
Kalimat terakhir itu"bikin penasaran juga"masih terngiang-ngiang di kepala waktu aku coba tidur malam itu.
---
Pagi-pagi, waktu Riska lagi dandan, aku perhatikan dia lebih niat dari biasanya. Lipstik pink tipis, sedikit bedak, alis dirapihin. Wangi parfumnya juga baru.
27955Please respect copyright.PENANARqjthN2fkd
"Parfum baru ya?" tanyaku, pura-pura santai.
27955Please respect copyright.PENANAuLKbWo5Y43
Dia menoleh sambil senyum. "Iya, Nina ngasih. Katanya biar aku kelihatan lebih fresh."
27955Please respect copyright.PENANAHsLn8oYyjz
"Emang kamu niat kelihatan fresh buat siapa di kantor?" tanyaku sambil ngelirik.
27955Please respect copyright.PENANAV1CYKMyuUp
Riska ketawa. "Ya biar enak dilihat aja. Masa keliatan kusam tiap hari?"
27955Please respect copyright.PENANAxCjrKJQEhW
Aku mengangguk, walau masih ada sisa sesak di dada. Aku nggak mau jadi suami posesif. Tapi sulit menepis perasaan bahwa Riska mulai... berubah. Cara bicaranya, cara berdandan, bahkan cara dia memandang dirinya sendiri—semua mulai bergeser.
27955Please respect copyright.PENANAMZB90whcgC
Siangnya aku iseng buka-buka akun sosial media. Riska jarang update, tapi aku coba cari akun Nina. Setelah beberapa pencarian, akhirnya ketemu. Akunnya penuh foto-foto selfie dengan caption yang... cukup vulgar untuk standar temen istriku.
27955Please respect copyright.PENANAEORitKaIUZ
Salah satu caption yang bikin aku menelan ludah:
“Kadang tubuh butuh yang asing... karena yang biasa udah nggak ngasih rasa.”
27955Please respect copyright.PENANA76zyOGCzni
Ada satu foto Nina dan beberapa teman kantor—termasuk Riska. Di situ istriku senyum, berdiri agak dekat dengan dua cowok yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
27955Please respect copyright.PENANA6tgJsBM4cS
Aku nggak mau mikir macem-macem.
27955Please respect copyright.PENANAhWdZfMTgR7
Tapi ya... sebagai laki-laki, ada insting yang susah ditepis. Insting bahwa sesuatu di balik senyum Riska belakangan ini bukan cuma karena "pekerjaan yang menyenangkan".
27955Please respect copyright.PENANARYVEecHOEG
Sore itu dia pulang telat. Katanya ada lembur mendadak.
27955Please respect copyright.PENANAmlN8WSVSga
Waktu dia sampai rumah, aku udah siapin teh hangat.
27955Please respect copyright.PENANA6s2IQ7DOP4
"Capek, Mas..." katanya sambil selonjoran di sofa. "Tadi Pak Arman bawain tumpukan invoice, padahal udah sore banget."
27955Please respect copyright.PENANAFqeCUEEZyw
"Pak Arman emang sering minta kamu kerja lebih ya?"
27955Please respect copyright.PENANA3vEjeaoqhX
Dia mengangkat bahu. "Kadang. Tapi ya namanya juga atasan. Aku nggak bisa nolak."
27955Please respect copyright.PENANAgDBWZg5ZXA
Aku menahan diri buat nggak komentar banyak. Aku cuma ngangguk sambil menyodorkan teh.
27955Please respect copyright.PENANAmJFYa7NiqD
Riska menyesap pelan, lalu tersenyum. "Tadi pas Nina lihat aku masih kerja, dia nyeletuk, ‘Ris, jangan terlalu rajin nanti makin dilirik bos, lho. Si Pak Arman tuh seneng sama tipe yang nurut-nurut cantik kayak kamu.’ Hahaha, dasar Nina."
27955Please respect copyright.PENANAuuORsDhb70
Aku hanya ikut tertawa kecil, walau hati ini makin nggak karuan.
27955Please respect copyright.PENANAc2InwQdXe9
Aku ingin percaya, semua ini cuma gurauan kantor. Cuma obrolan iseng antara rekan kerja.
27955Please respect copyright.PENANARVeWgED2bV
Tapi naluriku bilang, ini lebih dari sekadar itu.
Baca lanjutan versi tidak sensor & koleksi lainnya:
27955Please respect copyright.PENANAOBptHCHVDp
27955Please respect copyright.PENANAmw4WhZ93Q8
https://victie.com/novels/perubahan-istri-alim-dan-polos
27955Please respect copyright.PENANANf1nEcppmr
27955Please respect copyright.PENANAurz0C765Hv
atau copas link ke browsermu
https://linktr.ee/Dsasaxi88
27955Please respect copyright.PENANA75QIEm38b3