
“Setan kecilku..” tuan Arjun berhamburan ke arah Dinda panik mendapati Dinda yang terikat oleh tali juga mulut di lakban seseorang.
319Please respect copyright.PENANA4XS23MZSwg
“Em..” Dinda meminta bantuan tuan Arjun.
319Please respect copyright.PENANAemGSobezCT
"Siapa yang melakukan ini padamu sayang?" tanya tuan Arjun.
319Please respect copyright.PENANA6yPzwZAliT
"Kok kamu malah diam saja tidak menjawabnya sih." kata tuan Arjun.
319Please respect copyright.PENANAMOMOReJCY0
"Dasar si om bodoh, emangnya dia tidak melihat aku yang di ikat apa juga mulutku yang di lakban. Makannya aku tidak bisa menjawab pertanyaannya." Dinda~
319Please respect copyright.PENANAd6JevG8GP6
Dinda memberikan kode agar tuan Arjun membukakan ikatannya dan lakban dari mulut itu.
319Please respect copyright.PENANAbJO4MZLMDH
"Oh iya lupa, maaf sayang.."
319Please respect copyright.PENANAoOEfgwdJE0
"Aduh.. Pelan om sakit tau." keluh Dinda.
319Please respect copyright.PENANAjS6PTNsjqf
"Hehe.. Ya udah ayo masuk ke paviliun sayang."
319Please respect copyright.PENANAOgUFMZzRVF
"Ya.."
319Please respect copyright.PENANAY3pAbpiRFj
Keesokan harinya Darwin masih terus memata-matai Dinda di paviliunnya sampai waktu malam akhirnya tiba. Dimana Darwin datang kembali bukan sekedar mengancam bahkan dia akan benar-benar membunuh Dinda.
319Please respect copyright.PENANAjbfKOc5Mqt
Karena dia mengira bahwa Dinda sudah membocorkan rahasianya pada tuan Arjun.
319Please respect copyright.PENANAKayega8Jbg
Jeddeeeerrrr.. Sebuah petir menyambar membuat Dinda terkejut bukan yang utama. Hingga pada akhirnya lampu kembali padam.
319Please respect copyright.PENANAwSbKs65ljj
"Mati lampu." kata Daniar saat tiba-tiba lampunya padam.
319Please respect copyright.PENANAKACb8IaVzN
"Daniar, cepat carikan lilin di laci. Kemarin si om simpan sekotak lilin dan senter di laci itu." Dinda menunjuk ke arah laci.
319Please respect copyright.PENANAhc8OPofaIK
"Baiklah Dinda, kau tetaplah di sini saja ya."
319Please respect copyright.PENANAncQwkEhR7n
Daniar dengan meraba berjalan ke arah yang di tunjuk Dinda.
319Please respect copyright.PENANAyxuCNUoLpo
Braaaakkkk.. Seseorang menendang pintu kamar Dinda dengan kencang.
319Please respect copyright.PENANABwnFi0SwJQ
Terlihat seseorang datang dengan menggunakan baju serba hitam dengan penutup wajah.
319Please respect copyright.PENANAa1qOAt4Z4c
Daniar sangat terkejut dan dengan cepat berlari ke arah Dinda yang berbaring. Dia merasakan ada hal aneh dari orang itu.
319Please respect copyright.PENANAcDu5TX1HhE
Ketika Daniar memeriksa, bahkan pengawal yang di tugaskan tuan Arjun berhasil dilumpuhkan hingga pingsan.
319Please respect copyright.PENANA5EYmRJ0bW6
“Si-siapa kau?” tanya Dinda terbata-bata.
319Please respect copyright.PENANAkVlZhTwLDr
“Malaikat pencabut nyawamu.” jawabnya dengan mengangkat pisau yang berlumuran darah.
319Please respect copyright.PENANAGOFyMWG5KQ
"Pergilah kau!!" Daniar berteriak.
319Please respect copyright.PENANA71bMxBd974
"Kau jangan ikut campur jika masih ingin hidupmu lama. Ini hanya sebentar nyonya, aku akan melakukannya dengan sangat cepat."
319Please respect copyright.PENANArHnzsrxM7a
"Darwin!!" Dinda tau jika itu adalah seseorang yang mengancamnya kemarin malam.
319Please respect copyright.PENANAbEoCEWPNe0
"Pintar!!"
319Please respect copyright.PENANAjVZ2k1a6FS
"Tapi aku belum mengatakan apapun, tapi kau masih menginginkan nyawaku?"
319Please respect copyright.PENANA3cpaNkfbYT
"Aku hanya berpartisipasi saja sebelum terlambat nyonya."
319Please respect copyright.PENANAOFf0UXkHw0
"Pengawal tidak tau diri. Jika tuan Arjun tau kau akan mati." Daniar menyalak menantang Darwin.
319Please respect copyright.PENANAK0Fj1bG8QE
Plaaaakkkkk.. Darwin menampar Daniar hingga terjerembab menghantuk ke tembok.
319Please respect copyright.PENANATMzkxkta3g
Daniar terkulai lemas akibat hantaman itu. segar tampak darah mengalir dari mulut.
319Please respect copyright.PENANAKIwA3KN6aO
"Daniar..!!" Dinda ingin melindungi abdi dalemnya itu.
319Please respect copyright.PENANAkUqfBKKh0I
Sreeeetttt.. Darwin melukai lengan Dinda menggunakan pisaunya.
319Please respect copyright.PENANABMrLhqsN4v
"Aaaaarghhhh.." Dinda yang sadar lengannya terluka segera menutup luka itu menggunakan telapak tangan.
319Please respect copyright.PENANAC68Lg8HRx6
Perih sekali yang Dinda rasakan. Darah mengalir di lantai ruangan.
319Please respect copyright.PENANAYnvm8Ln39u
"Dinda!! Tolong!!" Daniar berteriak.
319Please respect copyright.PENANA4feEgmwXgQ
Darwin ingin menyakiti Daniar kembali, Dinda yang mengetahui hal itu segera mengambil vas bunga untuk melemparkannya pada pria jahat itu.
319Please respect copyright.PENANAdJTQJYfSIu
Praaaang.. Vas bunga itu tepat mengenai punggung Darwin.
319Please respect copyright.PENANA9k2PUBSn4W
319Please respect copyright.PENANAsfPXj4PDCd
"Dasar wanita sialan!!" Darwin mencengkram leher Dinda lalu melemparnya ke pintu balkon yang terbuat dari kaca sampai hancur.
319Please respect copyright.PENANAnKfwzKSIUx
Luka di tubuh Dinda bertambah banyak, bahkan di bagian wajahnya juga sedikit tergores di area kening.
319Please respect copyright.PENANAdChiordvH3
Dinda gemetar, bagaimana pun ia ada di lantai dua. Di luar hujan dia sangat membencinya, tetapi di dalam pria dia membencinya.
319Please respect copyright.PENANAgG1kHGAqGe
"Bunuh saja aku dan kau lepaskan Daniar."
319Please respect copyright.PENANAJO8wWsRcT2
"Aku ini bukanlah pria terbaik itu nyonya, sehingga mudah di ajak berkompromi. Oh ya begini saja, bagaimana aku akan nyonya membunuh terlebih dahulu lalu kemudian aku akan membiarkan pelayan tercinta mu itu membunuh dirinya sendiri."
319Please respect copyright.PENANAuA5NpjyVNO
"Gila!! Bedebah sialan!!"
319Please respect copyright.PENANAjn1qWNkNUU
Darwin terus melangkah maju mendekati Dinda yang terus mundur.
319Please respect copyright.PENANARNNJhpZY3U
Tidak ada lagi jalan lain di sana, Dinda menoleh ke bawah. Itu terlalu tinggi untuknya melompat. Tetapi nyawanya ada di ujung tanduk saat ini.
319Please respect copyright.PENANAxo2oknrnmv
Air hujan sudah membasahi tubuh Dinda yang masih terus mengeluarkan darah.
319Please respect copyright.PENANAaGh3UGh1n3
Karena dia dalam keadaan terdesak saat ini terpaksa Dinda melompat dari balkon kamarnya.
319Please respect copyright.PENANAZpJPOvTtSX
Melihat Dinda yang nekat itu Daniar mendorong pergi untuk menolong Dinda.
319Please respect copyright.PENANAFqiHC4yIPg
Darwin ikut melompat dan mengejar Dinda yang sudah lari ke sembarang tempat.
319Please respect copyright.PENANAEoq9JPn6kP
Dinda berlari sambil menahan rasa nyeri di kakinya. Pecahan kaca dan mungkin terkilir karena kenekatannya itu.
319Please respect copyright.PENANAo1sCKca0VE
Dinda menangis di bawah guyuran air hujan, seluruh inci tubuhnya terasa perih sekali.
319Please respect copyright.PENANAdtaKJrE04m
"Untuk panjang!!" sial memang, sekeras apapun dia berteriak karena hujan deras menjadi teriakan yang sia-sia.
319Please respect copyright.PENANAkqpX8Mq6aN
Dinda melihat paviliun Nike masih menyala juga ada beberapa pengawal di sana.
319Please respect copyright.PENANARaUg57WPJK
Namun belum sampai, Darwin berhasil menangkapnya dan membekap mulut. Menyeretnya ke area belakang kediaman milik tuan Arjun Saputra yang sepi.
319Please respect copyright.PENANAo2JrLa5bRA
-----
319Please respect copyright.PENANAzYemSV2psG
“Apakah paman tuan sudah setuju untuk mengembalikan uang hasil korupsinya di perusahaan tuan?” tanya Rendi.
319Please respect copyright.PENANADJh87oH5Zs
"Entahlah, mudah-mudahan saja nyalinya ciut karena gertakan ku kemarin."
319Please respect copyright.PENANAuYEz8FND2U
"Mengapa tuan tidak menjebloskannya ke penjara saja."
319Please respect copyright.PENANA8Rvt7u7zaw
"Aku memikirkan perasaan ibuku. Saat ini aku masih berbaik hati padanya. Tetapi jika kebaikanku ini kembali dia salah artikan, maka jangan salahkan aku jika dia membusuk di penjara."
319Please respect copyright.PENANAj0ezpEpMWO
Gali.. Gali.. Gali..
319Please respect copyright.PENANAQ9pv7BWMpC
Terdengar seseorang menggedor pintu tempat tuan Arjun Saputra berada.
319Please respect copyright.PENANA7ygaHUVSWu
Rendi dengan sigap membuka pintu itu, mereka terkejut saat melihat Daniar tersungkur di tengah remang-remang cahaya lilin.
319Please respect copyright.PENANAzy9qLfGpnu
"Ada apa ini, kau bukannya abdi dalem nya nyonya Dinda ya?" tanya Rendi.
319Please respect copyright.PENANA4ZJ2SLzzh7
"Tuan Arjun tolong nyonya saya tuan. Dia sedang dalam keadaan bahaya sekarang. Salah satu pengawal berkhianat mengincar nyawanya."
319Please respect copyright.PENANAyNotalM1gH
Tuan Arjun Saputra yang mendengarnya langsung berdiri, “Dimana istri kecilku sekarang berada?”
319Please respect copyright.PENANAa1CRRNixGK
"Saya tidak tau tuan, nyonya melompat dari balkon menyelamatkan dirinya. Akan tetapi orang itu masih saja terus mengejarnya. Cepat tuan Arjun, ku mohon temukan lah nyonya ku."
319Please respect copyright.PENANAhiIUnDXD7L
“Rendi, kau urus dia lalu kau susul aku.”
319Please respect copyright.PENANAuea6xRI7vw
Tuan Arjun Saputra tidak peduli jika di luar sana sedang hujan deras. Ia berlari ke segala arah mencari keberadaan istri kecilnya yang berbahaya itu.
319Please respect copyright.PENANAn3p03yoIRh
"Lepaskan aku, Bedebah sialan!!" umpat Dinda meronta melepaskan diri.
319Please respect copyright.PENANATyKncdyVWR
Hujan deras masih mengguyur darah yang masih mengalir dan rasa kebencian yang terus terpancar.
319Please respect copyright.PENANAO1J9Ie3rO3
"Aku harus melenyapkanmu sebelum mulutmu itu menghancurkan semuanya."
319Please respect copyright.PENANA4u3BSocJ8x
“Mulutku?”
319Please respect copyright.PENANAlkJzmp9qes
"Ya, rahasia akan aman bersama orang mati bukan."
319Please respect copyright.PENANATThHHaW8uq
"Ya sudah kalau begitu bunuh aku sekarang. Ketika aku mati, aku akan menggali keluar lalu aku akan menuntut balasmu."
319Please respect copyright.PENANAzGhyD0DNdW
Darwin menyalak, kembali mengacungkan pisau yang telah melukainya. Entah kesalahan apa yang ia buat, ia hanya mendengar percakapannya dengan Nurma tanpa sengaja. Bukan dia yanh ingin tau, alamlah yang. Namun sepertinya itu dianggap kesalahan fatal oleh pria jahat itu.
319Please respect copyright.PENANAQ4Vzilw7jq
Darwin melempar Dinda lagi hingga Dinda terjerembab. Nafasnya tersengal, tangan meraba-raba tanah yang basah karena air hujan.
319Please respect copyright.PENANAeHlaNRNRY0
Langkah demi langkah Darwin semakin membuat nyali Dinda menciut.
319Please respect copyright.PENANAaFOYB3WLdX
"Bersiaplah kau nyonya!!"
319Please respect copyright.PENANAqfoFCOptGU
Dughh.. Bagai malaikat penolong. Tuan Arjun menendang Darwin hingga dia tersungkur. Pisau yang digenggam Darwin kini telah terlepas karena tendangan mengejutkan itu. Menancap tepat di atas kepala Dinda dan tidak mengenai Dinda.
319Please respect copyright.PENANAqHAiJRF1Ws
Dinda sedikit bernapas lega, Dinda berbaring menerima guyuran air hujan saat ini.
319Please respect copyright.PENANArpB4xO32gI
"Brengsek kau!!" dengan marah tuan Arjun Saputra memberikan bogem mentahnya di Darwin. Dia begitu kalap saat melihat wanitanya yang berlumuran darah.
ns216.73.216.85da2