Kompleks apartemen.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡC1tc7F318p
Brian Won yang baru saja datang langsung mendapatkan telepon dan Jeni Yan.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSwdJEhMHyn
" Halo Kak? Berapa nomor apartemen Kakak?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlKXFa1vlUq
" Nomor 577, Brian mungkin kah kamu sudah tiba?" Tanya balik Jeni Yan dengan nada penasaran.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjAarTMxuq2
" Ya Kak, aku akan segera datang ke apartemen Kakak."
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFXTWOXUm7D
" Baiklah, aku akan menunggu mu..."
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpBhUchRizz
Brian mematikan ponsel nya dan berjalan memasuki lift yang ada.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡulvW22d6Yi
.....
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtYxalPN1Dd
Lantai lima apartemen, Brian baru saja keluar dari lift dan langsung bergegas mencari apartemen bernomor 577.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQTSxYtCWjP
Setelah mencari selama lima menit atau lebih, Brian akhirnya tiba di depan pintu apartemen bernomor 577 itu.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCrDbIoDsBS
Ding!
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDCX7bmIXZb
" Iya sebentar..." suara seorang perempuan dewasa terdengar.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpMIMsNZgjR
Pintu di buka dan seorang perempuan dewasa berambut hitam panjang muncul di depan Brian.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKP4Did85dq
Perempuan dewasa itu menatap Brian dengan senyum bahagia.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRPJHwjgF8s
" Kakak Jeni, lama tidak berjumpa." Sapa Brian dengan suara hangat.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡphXSa5QHWX
Jeni Yan langsung bergerak dan memeluk Brian Won dengan pelukan yang erat.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkj1rGFEv3t
" Akhirnya, setelah dua tahun aku bisa melihat mu lagi." Bisik Jeni Yan pelan di samping telinga Brian.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUo4WIjmS5w
Brian Won menepuk - nepuk punggung Jeni Yan untuk menenangkan nya.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6nxbNHdxuR
" Kakak Jeni tenang lah. Kita masih memiliki banyak waktu untuk terus bersama di masa depan." Ucap Brian Won dengan suara lembut.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpAxww4tKKb
Jeni Yan terus memeluk tubuh Brian Won selama hampir satu menit sebelum kemudian melepaskan nya.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡysfdeOKJbO
" Mari masuk, Kakak sudah menyiapkan makanan favorit mu." Ucap Jeni Yan sambil menarik Brian memasuki apartemen.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVGL63o55TZ
Brian tidak melawan dan membiarkan diri nya di tarik oleh Jeni Yan.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnW27iPytKm
Melihat interior apartemen yang benar - benar asing membuat Brian merasa sedikit tidak nyaman. Namun perasaan tidak nyaman itu langsung hilang karena keberadaan Jeni Yan.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwedQ0g0eQU
" Duduk lah, biarkan aku menyiapkan makanan untuk mu." Jeni Yan mendorong Brian untuk duduk di kursi dan ia sendiri bergegas mulai menyiapkan makanan.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRYGkrFbHhL
Melihat bagian belakang tubuh Jeni Yan yang sedang bekerja keras menyiapkan hidangan, Brian Won menghela nafas tanpa daya.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK72dzMWAl4
" Kakak Jeni, Kakak tidak perlu repot. Aku merasa tidak enak jadi nya." Ucap Brian Won dengan nada canggung.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ27fm3NsLUx
" Haish, seperti sama siapa saja. Kakak malah merasa senang jika kamu mau memakan masakan Kakak.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXRaXc1Se8t
Jadi jangan merasa sungkan dan tunggu saja Kakak menyelesaikan semua nya." Jelas Jeni Yan dengan cepat.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSMmlQ4ennu
Brian Won tersenyum tipis mendengar jawaban Jeni Yan.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm4P8iAicZX
' Andai saja kejadian itu tidak terjadi, saat ini pasti Kakak Jeni akan hidup bahagia bersama Saudara Ying.' pikir Brian Won dengan ekspresi sedih.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSUOTZaXOjZ
Usai menunggu selama beberapa menit, meja makan yang tadi nya kosong langsung penuh dengan beberapa hidangan.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF3packvWif
Jeni Yan menyerahkan piring untuk Brian sebelum kemudian duduk di seberang nya.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKZwjFX0dSQ
" Ayo makan! Kamu tidak perlu merasa malu. Aku tahu kok jika orang hebat seperti mu pasti nya memerlukan energi yang banyak juga." Ucap Jeni Yan sambil tersenyum manis.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡq4DZqI1zFU
Brian mengangguk lembut dan mulai mengambil nasi dan lauk nya.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQkXS3PIeWr
Begitu Brian Won memasukkan satu cendok nasi + lauk ke dalam mulut nya, dia langsung mengangguk sekali karena merasa nostalgia.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUWw95rCrko
" Ini sangat enak, seperti yang di harapkan dari Kakak Jeni." Puji Brian Won dengan ekspresi lembut.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKEpiXjfs6j
" He he, terima kasih atas pujian nya. Lalu jangan sungkan lagi, ayo habiskan semua nya!
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2mVVCgjov
Karena Kakak tahu jika kamu akan datang, jadi nya Kakak memasak beberapa kali lebih banyak dari yang biasa nya." Jelas Jeni Yan dengan ekspresi bahagia.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxICaxlvluC
" Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi... Selamat makan..." Brian Won mulai melahap makanan di piring nya dengan lahap.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd1EQJX9q2j
Kurang dari satu menit, porsi yang biasa nya di tunjukan untuk empat orang langsung habis di makan Brian.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfGBmjK2O5o
Jeni Yan langsung berdiri dan menambah makanan di piring Brian dan membiarkan nya makan dengan lebih lahap.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo9DbgSgQ8J
Senyum bahagia yang sangat tulus muncul saat Jeni Yan menatap Brian Won yang tengah lahap memakan masakan nya.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXzZhXUCtfM
Lima belas menit kemudian, semua makanan di meja habis dan hanya menyisakan tulang belulang nya saja.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4q2e7L2wT
Sendawaa...
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWskE32bpS6
Brian Won tidak sengaja bersendawa dan langsung menutup mulut nya dengan ekspresi malu.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY3yaTjhbDJ
" Kenapa? Apakah kamu malu jika bersendawa di depan ku?" Tanya Jeni Yan dengan nada main - main.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoEXReRTrqb
" Tidak, bukan begitu Kak. Aku takut jika sendawa ku akan membuat Kakak merasa tidak nyaman, jadi aku memilih untuk menahan nya." Jelas Brian Won dengan nada malu - malu.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHUGHQlQgD1
" Hi hi hi, tidak apa. Anggap saja Kakak tidak ada." Jeni tertawa lembut dan berkata dengan nada menggoda.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIk8ViSk7SQ
"..."
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡA8ahZFFcS9
Kemudian Jeni Yan dan Brian mengobrol bercanda selama beberapa saat.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkrhyy1HDxV
" Ehem... Kakak Jen, biar aku yang bagian mencuci piring. Kakak duduk saja di sini dan awasi aku." Ucap Brian Won sambil meregangkan ke dua tangan nya.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzOxpJSL1Bq
" Baiklah. Tapi Brian, kamu sebenarnya mau mencuci piring atau malah menghancurkan piring? Kok melakukan peregangan seperti itu?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi menggoda.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmR6xeyMeY0
" Hah? Tentu saja untuk mencuci piring, mana berani aku menghancurkan piring milik Kakak Jeni." Jelas Brian Won dengan ekspresi takut - takut.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9Jy1rKFxvG
" He he, baguslah kalau begitu. Lalu cucilah dengan baik, hasil nya harus bersih dan juga mengkilap!"
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvTvdwnqUEv
" Ashiap!" Balas Brian Won dengan nada santai.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNTrWXfoxaz
Klunting, klunting...
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7H60VIk8Dg
Brian Won mulai mencuci piring dengan hati - hati. Dia adalah seorang prajurit khusus, kekuatan nya berada jauh di atas rata - rata. Oleh karena itu dia harus lebih hati - hati saat melakukan pekerjaan rentan seperti mencuci piring ini.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrNSaMChpg8
" Oh ya, bagaimana dengan perjalanan mu, qpa kamu sudah bertemu dengan Adik nya Juna?" Tanya Jeni Yan di sela Brian Won mencuci piring.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡg7JOuNmJqR
Brian Won meletakkan piring yang sudah bersih di sisi kanan dan ia menghela nafas panjang tanpa daya.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwuvi0n95wp
" Kacau, baru tadi aku bertemu dengan nya tetapi aku langsung di tolak mentah - mentah oleh nya." Jelas Brian Won dengan nada sedih.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGzKqLLYZpY
" Benarkah? Hem, ini kali pertama kalian bertemu bukan?" Tanya Jeni Yan dengan nada ragu.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZTBUx3RI4V
Brian Won mengangguk lembut dan berjalan, " Memang. Ini adalah pertemuan pertama paling kacau yang pernah aku alami dalam hidup ini."
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqg54Sp86Ay
"...." Jeni Yan terdiam.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZbMN9pt2yJ
Ekspresi nya terlihat sedikit aneh dan dia bertanya dengan ragu, " Memang nya bagaimana? Coba kamu ceritakan bagaimana pertemuran mu dengan Adik nya Juna."
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXyYSAUrbGz
Brian Won mengangguk dan mulai menceritakan semua nya. Di mulai sejak di hadang nya ia oleh Luo Nang dan juga insiden satu melawan tujuh orang itu terjadi.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOTWjGmURq
Setelah itu Brian Won juga menceritakan reaksi Vivian saat ia menyapa gadis itu.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Z8ZmbgGK5
Jeni Yan terus diam dan seperti nya ia sudah menebak sesuatu yang sedang terjadi.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8EKAFssiUC
" Brian, kamu salah karena telah menunjukkan kekuatan mu di hadapan publik.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCHWaefKOz1
Tidak heran jika Vivian sampai mengatakan hal buruk seperti itu kepada mu.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTIoyQlE6nm
Aku mengenal sedikit gadis itu, dengan karakter nya pantas saja jika ia langsung menyalahkan mu atas kematian Wan Juna." Jelas Jeni Yan dengan nada tanpa daya.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrLGrEIe4ih
" Benarkah? Memang nya kenapa?" Tanya Brian Won dengan ekspresi bingung.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAg0dhAENf2
" Hah... Brian, apa menurut mu kejadian saat kamu mengalahkan tujuh orang sekaligus seperti itu merupakan adegan biasa?" Tanya Jeni Yan dengan ekspresi serius.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxyfXLriWBu
Brian Won tanpa ragu mengangguk," Bukan kah hal seperti ini memang sebuah hal yang biasa? Saat di tentara, aku bisa mengalahkan seratus orang dan semua nya menganggap pencapaian ku sebagai hal yang biasa.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6rLRXHaPU6
Inikan cuman 7 orang, kenapa bisa menimbulkan amarah Vivian kepada ku?" Tanya Brian Won dengan ekspresi polos.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs9QpytYNhr
"..." Jeni Yan terdiam.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhJD2wAortT
" Brian adik ku sayang, seperti nya Kakak Jeni harus memberi pelajaran mengenai akal sehat orang biasa kepada mu.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7zSPvZx7m3
Mari! Hentikan dulu cuci piring nya. Kakak akan mulai mengajar mu dengan ketat hari ini!" Kata Jeni Yan dengan nada santai.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡltWY4S63pb
Tetapi entah kenapa, Brian Won merasa sedikit gugup saat ia melihat ekspresi dan mendengar nada suara lembut Jeni Yan saat ini.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdatXzAiPuX
" Eh? Apakah harus sekarang?" Tanya Brian Won dengan nada ragu.
293Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuEJTLqGyUx
" Ya! Jika kita menunda - nunda, entah kejadian mengerikan apa yang akan kamu tunjukkan kepada teman sekelas mu." Balas Jeni Yan dengan ekspresi santai.
ns160.79.108.193da2
