
Aisyah berbaring di tempat tidur, membiarkan pikirannya melayang jauh. Ponselnya masih dalam genggaman, tapi matanya kini terpejam, membiarkan setiap kata yang Bayu tanamkan tumbuh dalam imajinasinya.
377Please respect copyright.PENANANkC5yzKbnJ
Bayu telah membentuk gambaran yang begitu jelas tentang dirinya dan Adi di dalam mobil, di sebuah malam yang sunyi, dengan hanya cahaya lampu jalan yang samar menyusup ke dalam kabin.
Ia bisa mendengar desahan napasnya sendiri, merasakan ketegangan yang mengisi udara dalam imajinasi itu.
Adi, pria yang selalu datang dan pergi, kini duduk di sampingnya. Sorot matanya tajam, tapi ada sesuatu yang tertahan di sana, sesuatu yang membuat Aisyah tidak bisa berpaling.
377Please respect copyright.PENANAUKeye416dN
"Aku tahu kamu menungguku.." suara Adi bergema di kepalanya, menghidupkan imajinasi yang semakin nyata.
Aisyah menelan ludah, tangannya perlahan bergerak, merasakan debaran jantungnya sendiri yang berpacu lebih cepat. Ia tahu ini hanya di kepalanya, namun sensasinya begitu kuat, begitu nyata.
Bayu berhasil membawa Aisyah ke titik ini, titik dimana realitas dan imajinasi mulai kabur.
Aisyah tidak ingin berpikir lebih jauh. Ia hanya ingin menikmati momen ini, membiarkan tubuh dan pikirannya larut dalam sensasi yang sudah lama tidak ia rasakan.
Dalam keheningan malam, ia membiarkan dirinya hanyut.
377Please respect copyright.PENANA3Np6QYXk4F
Ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini.
Yang ia tahu hanyalah… ia tidak ingin segera keluar dari imajinasi ini.
Bayu semakin menuntun Aisyah.
377Please respect copyright.PENANAxk4Hg5Mqyj
Bayu: "Buka bajumu Yah.." Aisyah menatap pesan itu dengan bingung.
Aisyah: “Untuk apa?”
Bayu: "Untukmu semakin menikmati dan tenggelam dalam imajinasi ini."
“Aku mau kamu nurut dan patuh sama aku, kalau kamu mau aku ajari.”
Tubuhnya semakin memanas, kepalanya makin terhanyut kedalam sensasi yang Bayu ciptakan untuknya. Ia pun akhirnya mengetik.
377Please respect copyright.PENANA1yx7w7ICor
Aisyah: “Baiklah mas, aku patuh.. Tapi aku izin pindah kamar dulu.”
Bayu: “Kenapa?”
Aisyah: “Karna ada anakku sedang tidur disampingku, aku tidak mau ia kebangun.”
Bayu: “Baiklah, tapi sambil pindah kamar, aku mau kamu sambil membebaskan toketmu ya.”
Aisyah: “Ih mesum banget sih kamu mas.” Aisyah mengetik sambil tersenyum
377Please respect copyright.PENANAhTWUNXjyTv
Dirinya kini berjalan untuk menuju kamarnya yang lain, entah mengapa ia benar-benar menurut atas perintah dari Bayu. Saat ini ia mengenakan daster dengan model kancing, sambil berjalan menuju kamarnya, ia melepaskan satu persatu kancing bajunya.
Ia pun merebahan diri di kasur dan membuka lebar kerah dasternya. Terpampanglah sudah belahan payudara Aisyah yang berukuran 34C. Ukurannya tidak terlalu besar, cukup proposional.
377Please respect copyright.PENANADndgA5SBLn
Aisyah pun mengetik lagi.
Aisyah: “Sudah mas.”
Bayu: “Sudah telanjang?”
Aisyah: “Haha gak lah mas! Aku cuma buka kancing daster aku, terus aku turunin kerahnya.”
Bayu: “Adi pasti seneng ngeliat kamu begini Yah.”
Aisyah: “Ah masa sih?”
Bayu: “Cuma lelaki bodoh yang mengsia-siakan perempuan yang udah siap jadi lontenya.”
Aisyah: “Semoga ya, lalu apalagi ceritanya?”
Bayu: “Waktu kamu dipake sama mantan suami kamu, kamu paling suka diapain?”
Aisyah: “Nghhh gak inget aku mas, udah lama.”
Bayu: “Baiklah kalau kamu gak inget, tapi emangnya gak ada yang berkesan? Gak ada kegiatan yang paling kamu suka apa?”
377Please respect copyright.PENANASOuJSR7CyF
Aisyah mencoba mengingat-ingat, seketika ia melirik kearah kedua payudarnya.
Ia pun mulai mengetik.
Aisyah: “Aku.. aku paling suka kalau puting aku dijilat cepet mas..”
Setelah mengetik hal itu, pikiran Aisyah semakin berkelana, ia merindukan sekali sentuhan pria, ia tidak mau munafik, ia tetaplah manusia normal yang butuh penyaluran hasrat birahinya.
Bayu: “Setelah Adi mendengar jawaban kamu tadi, ia langung melumat bibir kamu Yah, sambil tangannya mulai meraba kearah paha kamu dengan tangan kanannya, tangan kirinya perlahan mengelus-ngelus samping leher kamu.”
Mata Aisyah melebar, jantungnya berdetak lebih cepat, tubuhnya memanas.
Aisyah: “Ughh mass pikiranku…”
Bayu: “Biarkan Aisyah! Sekarangan mainin puting kamu!”
Aisyah: “Iyah.. ahhh itu aku berkedut…”
Bayu: “Apa? Apa yang berkedut?”
Aisyah: “Itu aku…”
377Please respect copyright.PENANATMA7TBe1QE
Bayu: “Ngomong yang bener Yah! Adi pasti gak suka kalau lontenya gak bisa ngomong yang bener!”
Aisyah tak tahan lagi, ia sedang memilih jalan ini, maka tak ada alasan untuk dirinya tidak mengikuti kata-kata Bayu..
Aisyah: “Ah…vagina aku berkedut mas..”
Bayu: “Salah!! Bilang memek aku berkedut mas!”
Aisyah: “Fuckk.. Mas memek aku berkedut mas!”
“Aku gak bisa ngomong kotor gitu..”
Bayu: “Harus bisa! Kamu mau jadi lontenya Adi kan? Nurut sama aku Yah!”
377Please respect copyright.PENANAjl4tbiOusc
“Sial sial sial.. Sensasi apa ini…” batin Aisyah
Aisyah: “Akuu.. ah pikiranku traveling mas!”
Bayu: “Bayangin saat ini tangan kanan Adi semakin masuk kedalam rok kamu Yah, ngelus-ngelus paha dalam kamu. Tangan kirinya mulai meraba toket kamu dari luar sambil lidahnya lagi main-main didalam mulut kamu.”
Aisyah: “Aahh kak Adi gelii…. Aku mau diapain?”
Bayu: “Mau make kamu katanya, dia pengen banget make kamu, kamu bakalan bilang apa?”
Aisyah: “Terserah kak Adi, pake aku kak pake aku kalau itu mau kamu.”
Bayu: “Jadi Adi boleh entotin kamu Yah?”
Aisyah: “Bolehhh, kak Adi boleh hs sama aku.”
Bayu: “Bilang ngentot Yah! Ulang!”
377Please respect copyright.PENANABeo4oB7SNW
Aisyah semakin bergetar, tangan kirinya memilin-milin putingnya, kedua pahanya sudah saling bergesekan. Ia pun tidak tahan, ia mengambil guling dan meletakan ujungnya dipangkal pahanya.
Gulingnya ia jepit dan ia mulai menggerakan pinggulnya, mengesek-gesek pangkal pahanya disana.
Aisyah: “Kak Adi boleh entotin aku, pake aku kak pakeeee.. Ahh..”
Aisyah semakin tenggelam dalam imajaninya, Bayu seakan menuntunnya ke sebuah realita yang begitu nanya, tubuhnya sangat merespon hal ini.
377Please respect copyright.PENANA6BMpd9Mww9
Bayu: “Satu persatu kancing kamu dilepas dia Yah, tangan kirinya pun sudah gak sabar ingin nyentuh kamu lebih intim, perlahan jarinya-jarinya menyesup kebalik celana dalam kamu, ujung jari telunjuk dan jari tengahnya elus-elus memek kamu.”
Aisyah: “Ahh.ahhh kak Adi geli..”
Bayu: “Lalu dia bilang, basah banget ini memek lontenya aku, sambil ia lansung masukin kedua jarinya ke dalam memek kamu..”
Aisyah: “Ahh kak pelannn…”
Bayu: “Lonte harus pasrah, kamu lontenya dia kan?”
Aisyah: “Iya.. aku lontenya kak Adi.. ahh ahhh..”
Bayu: “Dia usap-usap bibir kamu pake jari jempol tangan kirinya, dia bilang, Good Girl, terus dia masukin jempolnya ke dalam mulut kamu.”
“Isep jempolnya Yah!”
377Please respect copyright.PENANA4IzVe7K7EU
Aisyah: “Iyah….”
Bayu: “Jawab aku Yah, udah selacur apa keadaan kamu sekarang?”
Aisyah: “Daster aku udah aku turunin sampe pinggang, tangan kiri aku mainin puting sambil remes-remes toket aku, memek aku lagi aku gesek-gesek ke guling.”
Bayu: “Suka?”
Aisyah: “Suka mas… sukaa.. Aku gak pernah kayak gini sebelumnya, jujur aku gak tahan.”
Bayu: “Gak tahan apa?”
Aisyah: “Mau ngentot mas.”
Bayu: "Sama siapa?”
Aisyah: “Sama kak Adi, aku mau ngentot sama kak Adi! Aaahhh gak tahan.”
Bayu: “Bagus Aisyah, kamu seharusnya jujur seperti ini, jangan munafik lagi ya. Masih mau aku tuntun kan?”
Aisyah: “Mau mau! Please ajarin aku mas!”
377Please respect copyright.PENANAf5JOnFmVqu
Aisyah sudah lepas kendali, saat ini birahi membutakan hati dan pikiran Aisyah. Sudah lama ia tidak melakukan hubungan seks, meskipun sebenarnya Aisyah pernah melakukan masturbasi, hanya sekedar mengesek-gesek klitorisnya. Bayu tidak tahu soal hal ini, karna Aisyah belum menceritakan kepadanya. Meskipun ia tidak pernah nakal, tapi ia tetap terkadang butuh untuk “mengeluarkan” cairan yang dimilikinya. Namun kini sensasi masturbasi itu menjadi berbeda dengan adanya seseorang yang membimbingnya. Ia suka, ia suka sekali sensasi ini.
377Please respect copyright.PENANAyAEgm8odnk
Bayu: “Adi semakin tidak tahan sama birahinya, ia mulai melepaskan ikay pinggannya, menurunkan resletingnya. Mata kamu gak lepas dari arah sana, Adi tersenyum nakal ke kamu.”
“Lalu dia bilang, aku ingin kamu berikar ke aku Yah. Aku mau kamu sepong kontol aku, sambil kamu berikrar.”
“Dia ngarahin kontolnya ke muka kamu, lalu dia pukul-pukulin kontolnya ke muka kamu.”
“Dia bilang, dia mau kamu mengikhlaskan dirimu kamu jadi lontenya dia, jadi miliknya dia, jadi pemuasnya dia, jadi tempat pembuangan pejunya dia Yah.”
377Please respect copyright.PENANA5Od6ik1yne
Aisyah: “Ahhh mass… aku beneran gak tahan bayanginnya.”
Bayu: “Bilang ikrarnya Yah!”
Aisyah: ”Aku malu mas.. Kamu bukan dia, aku pasti kalau nanti sama dia kayak gini bakalan liar banget nanti ngomongnya.”
Bayu: “Tunjukin ke aku Yah! Kalau kamu emang pantes jadi milik dia..”
Keadaan Aisyah makin tidak karuan, dia semakin meremes payudaranya. Iya semakin cepat menggesekan pangkal pahanya..
“Aahhh kenapa.. Kenapa bisa seenak ini padahal cuma dari chat…” batin Aisyah.
Aisyah: “Aku mau jadi lontenya ka Adi, aku mau dipake sama kak Adi, please jadiin aku satu-satunya untuk kamu ka, aku cuma mau kamu, kalau kamu milikin aku, aku rela diapain aja sama kamu kak!!”
377Please respect copyright.PENANA4jpRKMEHfP
Aisyah semakin tidak tahan, akhirnya ia mencolok vaginanya.
377Please respect copyright.PENANAbPTOo7zXjr
Bayu: “Good girl katanya, dia langsung masukin kontolnya ke mulut kamu, sepong Yah!”
Aisyah: “Iya kak, iya aku sepong kontolnya.”
Bayu:”Dia langsung masukin dalem-dalem di mulut kamu, kepala kamu digenggam sama dia, dia kocok kontolnya dengan cepat di mulut kamu.”
“Kasih tahu aku Yah, apa yang kamu rasain dikondisi itu?”
Aisyah: “Aku seneng, ini yang aku mau dari dia, ini yang aku mau, dipake sama Dia.. ahhh.. Memek aku makin berdenyut mas.”
Bayu: ”Kamu udah pernah nelen peju Yah?”
Aisyah: ”Belum pernah…”
Bayu: ”Peju Adi, akan jadi peju pertama yang kamu telen ya Yah.”
Aisyah: “Haruskah?”
Bayu: “Harus! Wajib!, kamu milik dia kan? Kamu lonte dia kan..”
Aisyah: “Iya mas.. Aku milik dia.. Aku lontenya dia…”
Bayu: ”Dia makin cepet sodok kontolnya di mulut kamu, sampai akhirnya dia keluar.”
“Jangan kamu lepeh pejunya! Buka mulut kamu, tunjukin ke dia pejunya Yah!”
Aisyah: “Aaa.. ini ka peju kamu..”
Bayu: “Terus dia bilang, telen! “
Aisyah: ”Iya aku telen…”
Bayu: ”Kamu tahu kan Adi belum puas cuma karna ini? Kamu tahu kan dia masih mau apa?”
Aisyah: ”Aku tahu mas.. Aku tahuuu..”
Bayu: “Dia mau apa Yah?”
377Please respect copyright.PENANAiI08UdTFJ7
Aisyah: “Dia mau memek aku, dia mau pake aku,, aku mau di entotttt…”
Bayu: ”Dia bilang, kamu siap kan aku bawa ke kosan ku? Jawab Yah.”
Aisyah: “Aku tahu ka Adi belum puas cuma disepong doang, pake aku kak, pake aku cepetan dimanapun kamu mau..”
“Arghh masss, aku gak tahan.. akuu akuuu keluarrr…”
Tubuh Aisyah bergetar hebat, dia merasakan orgasme yang begitu memabukan, dia merasa nikmat akan sensasi ini.
377Please respect copyright.PENANAsIFu0EZuGl
“Aahhhhh..ahhhhhh enak…. Mau.. mau kontoll….” ucapnya.
377Please respect copyright.PENANAOtIwqEhRSc
Aisyah terdiam begitu lama, menikmati sensasi orgasmenya. Lalu kemudian Aisyah meletakkan ponselnya di meja kecil di samping tempat tidur. Tangannya masih sedikit gemetar, pikirannya masih berputar dalam keheningan kamar. Ia menatap langit-langit, merasakan detak jantungnya yang perlahan kembali stabil.
Ada perasaan yang sulit ia definisikan, antara kepuasan, keterkejutan, dan sesuatu yang lain… sesuatu yang lebih dalam, lebih berbahaya. Ia menarik napas panjang. Bayu tidak mengirim pesan lagi setelah kata-kata terakhirnya, membiarkan Aisyah menghadapi perasaannya sendiri.
Jujur, ia tidak menyangka akan terbawa sejauh ini. Ia hanya ingin bermain-main di awalnya, mengisi kekosongan yang selama ini ia abaikan. Tapi sekarang, ada sesuatu dalam dirinya yang berubah.
Apakah ia merasa puas?
377Please respect copyright.PENANAAXUaFh7UVc
Mungkin.
377Please respect copyright.PENANAWUu1fmabH2
Tapi ada juga sedikit kegelisahan yang mengintai. Bayu bukan siapa-siapanya. Ia bahkan belum pernah bertemu pria itu secara langsung. Semua ini hanya rangkaian teks di layar ponsel, dan entah kenapa, teks-teks itu memiliki kekuatan yang begitu besar atas dirinya.
Aisyah menutup matanya. Bayangan tentang Adi kembali muncul di pikirannya.
377Please respect copyright.PENANAdAUSvNEhG1
Adi.
Pria yang selalu datang dan pergi sesukanya.
Pria yang tidak pernah benar-benar bisa ia pahami, namun tetap meninggalkan jejak di hatinya.
Kenapa saat ini, ia malah membiarkan imajinasinya membentuk sesuatu tentang dirinya dan Adi? Apakah Bayu sengaja membawanya ke arah itu?
Ponselnya bergetar.
377Please respect copyright.PENANAFwUjDsiDTl
Bayu: "Sudah lebih tenang sekarang?"
Aisyah menatap layar, jari-jarinya ragu untuk membalas.
Ia tahu satu hal,
Bayu berhasil menariknya masuk ke dalam arus ini.
Dan entah mengapa, ia tidak ingin keluar begitu saja, setelah semuanya mereda, ada perasaan lain yang muncul.
377Please respect copyright.PENANADK5JWoBQVf
Hampa.
377Please respect copyright.PENANAxvwNDxXtRq
Seolah-olah ada sesuatu yang hilang begitu saja saat ia kembali ke dunia nyata. Aisyah menelan ludah, menatap refleksi dirinya di cermin yang berada di sudut kamar. Rambutnya sedikit berantakan, pipinya masih merona, dan matanya… terlihat berbeda. Seakan ia tidak sepenuhnya mengenali dirinya sendiri.
“Apa yang baru saja terjadi padaku?” ucapnya.
Ia menggigit bibirnya, merasa ada sesuatu yang mulai berubah dalam dirinya. Sensasi yang ia rasakan tadi bukan hanya sekadar gairah sesaat, melainkan sesuatu yang lebih dalam, sebuah ketergantungan yang perlahan mulai tumbuh.
Ketergantungan pada kata-kata Bayu.
377Please respect copyright.PENANASzP5u7UZVz
Pada cara pria itu membawanya ke dalam dunia imajinasi yang begitu nyata.
Pada kehangatan yang sudah lama tidak ia rasakan.
Ponselnya bergetar, notifikasi baru muncul.
Bayu: "Kamu baik-baik saja?"
377Please respect copyright.PENANA40VJt1ReII
Aisyah menatap pesan itu lama. Jari-jarinya ingin mengetik sesuatu, tapi ia tidak tahu apa yang harus dikatakan.
Apakah ia baik-baik saja?
Ia tidak tahu.
Yang ia tahu hanyalah… ia tidak bisa berhenti memikirkan Bayu.
377Please respect copyright.PENANAXlLYZWX0jb
Dan itu yang membuatnya takut, karena untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia merasa telah kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Aisyah menatap layar ponselnya, menelusuri percakapan terakhir dengan Bayu. Jemarinya sedikit gemetar, bukan karena takut, tapi karena sesuatu yang lain, sesuatu yang sejak tadi tidak bisa ia redam.
Bayu telah membawa pikirannya ke dunia yang belum pernah ia jelajahi dengan cara seperti ini. Kata-kata pria itu masih terngiang, memutar ulang adegan yang seharusnya hanya ada dalam imajinasi.
Tapi mengapa imajinasi itu terasa begitu nyata?
Aisyah menutup mata, menarik napas panjang, namun justru semakin tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Bayangan tentang dirinya dan Adi di dalam mobil kembali muncul. Semua terasa menjadi nyata, aroma kulit jok mobil, udara malam yang sedikit dingin, dan suara napas yang begitu dekat di telinganya. Ia bisa merasakan tatapan Adi yang intens, jemarinya yang perlahan mendekat, kata-kata yang ia bisikkan, sebuah nada yang begitu halus, tapi menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.
377Please respect copyright.PENANAn3PrN8l1Xs
Pikirannya berkelana lebih jauh, lebih dalam, menjelajahi setiap detail kecil yang sempat Bayu tanamkan dalam benaknya.
Aisyah menggigit bibir bawahnya. Dadanya naik turun dengan ritme yang berbeda.
377Please respect copyright.PENANAl1qDXTutDe
Apa yang sudah ia lakukan?
377Please respect copyright.PENANAshURi2VaeB
Ia merasakan panas di pipinya, bukan hanya karena rasa malu, tapi karena dirinya sendiri menginginkan sesuatu yang lebih dari sekadar imajinasi ini. Bayu telah membuka pintu yang selama ini ia kunci rapat-rapat.
Dan kini, Aisyah tidak tahu apakah ia mampu menutupnya kembali.
Ponselnya kembali bergetar.
Bayu: "Masih di sana?"
Aisyah menatap pesan itu, lalu menarik napas dalam-dalam.
Ia ingin menjawab. Ia ingin kembali merasakan perasaan itu.
377Please respect copyright.PENANAFPlolHjzB0
Tapi di sudut hatinya, ada suara kecil yang berbisik, suara yang memperingatkannya bahwa ia sedang berjalan menuju sesuatu yang tidak bisa ia kendalikan. Dan itu justru semakin membuatnya penasaran.
377Please respect copyright.PENANAAEpLcvhDSl
Aisyah: “Mas kalau aku mau chat kak Adi..”
“Hmm aku mesti chat apa?”
Bayu: "Kamu benar-benar ingin melakukannya Yah? Kamu ingin merealisasikan imajinasi tadi."
Aisyah: “Iya aku mau mas, Aku mau jadi lontenya kak Adi, aku mau dia jadi milik aku satu-satunya, aku mau miliki dia banget mas..”
Bayu: “Baiklah kalau itu pilihan kamu, kalau begitu, coba kamu ajak dia ngentot.”
Aisyah: “Baik mas…”
377Please respect copyright.PENANADRJzwYFj2R
Akankah keinginan Aisyah terealisasikan?
ns18.191.154.119da2