x
Aku terus merasa bersalah sejak hari itu, setiap aku ingin Sholat dan mengaji aku teringat perzinahanku dengan Gus Akira. Saat aku tidur, bayangan Gus Akira selalu muncul dalam setiap mimpiku—menghantuiku setiap saat.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX21PpZzFnT
"Mi... Kok ngak dimakan? Umi sakit ya?" tanya Jefri melihatku yang melamun.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzESCHMGXIw
"Gak papa kok Jef, Umi sehat wal Afiat. Jefri gimana sekolahnya? Lancar?"
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡedJaBzCogg
"Em sebenarnya Jefri lagi bertengkar ama teman Jefri, Mi."
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5vRG6ffKFU
"Hah!? Bertengkar!? Kenapa?"
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjOovgeaGEP
"Dia ngehina Umi! Dia bilang Umi pelakor! Padahal kan enggak! Jadi Jefri pukul wajahnya ... Terus dia nangis, dan manggil Pak David."
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKDs5GRjaoc
"Eh!? Umi gak tau semua itu!? Kenapa kamu gak beritahu Umi sebelumnya!?"
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZ7DZjkosI
"Yah, habis Umi keliatannya kek lagi sakit. Jefri jadi gak tega."
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9q6oDTLs2y
"Gak boleh gitu Jefri, kamu udah minta maaf ama dia? Kalian udah baikan?"
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzYp2B2swTB
"Belum Umi, kami masih musuhan. Dan Jefri gak mau baikan ama dia sebelum dia minta maaf ama Umi!" tegas Jefri.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi1fDywyO1g
Kuelus rambut Jefri yang hitam bergelombang itu sambil tersenyum, "Makasih ya Jefri udah belain Umi. Tapi berantem itu gak baik, ntar Umi temenin kamu deh minta maaf ama temenmu itu."
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzPa5CzYN4g
"Kalo dia gak minta maaf duluan, Jefri gak mau minta maaf. Titik."
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡT85j0b6EJL
Jefri merajuk, lalu bergegas pergi setelah menghabiskan makan malamnya meninggalkanku yang khawatir padanya.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHgkvu78OmC
*****
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHDvs79tYrO
Keesokan harinya, aku bertemu pak David untuk membahas tentang perkelahian Jefri. Pak Jefri pun menjelaskan, kalau sekarang teman Jefri itu sangat takut padanya hingga gak mau berangkat sekolah lagi.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡduGgXRms7J
"Beneran, Bu Farah. Anton gak mau sekolah lagi, katanya takut ama Jefri," jelas Pak David.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXCdjIvH6oN
"Astaghfirullah hal azim, begitu ya, Pak. Makasih udah ngasih tau, oh iya Pak, punya alamatnya si Anton gak? Saya mau minta maaf secara pribadi ama dia."
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3pLAGrwP5V
"Ada Bu Farah, tapi sebaiknya Bu Farah jangan pergi ke sana sendirian. Bapaknya Jefri itu anggota ormas yang sering malakin pedagang di pasar. Takutnya terjadi sesuatu yang gak diinginkan kalau Bu Farah pergi sendiri, kalau mau bisa saya temenin Bu Farah."
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxvZOHthWfY
Aku mengangguk setuju, lalu kami pun janjian untuk menemui Anton di rumahnya setelah sekolah selesai. Kuajak Jefri ikut bersamaku untuk minta maaf, dan kuikuti Pak David dari belakang menaiki PCX putihku.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhIvb80qFak
Rumah Anton terletak di belakang pasar, jalannya berbatu dan berlubang hingga membuatku harus berhati-hati mengendarai PCX-ku. Setelah sampai terlihat Anton tengah membantu Ibunya memotong kain mori untuk bahan pakaian batik.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz7gwRzyU9v
Saat kami tiba, Anton langsung panik dan bersembunyi di belakang Ibunya yang lumayan cantik dengan rambut pendek sebahu dan sebuah tato di lehernya.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5eT7tX0iPU
"Eh, pak Guru. Ada perlu apa kemari?" tanya Ibu Anton.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ4xXGFfdkD
"Ini, jadi sebenarnya...."
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF6Po2Yggq8
Pak David pun menjelaskan alasan kami bertiga datang kemari, dan melihat ketulusan kami—Ibu Anton pun membujuk Anton untuk lebih dulu minta maaf padaku.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWcHFZ9GOwQ
"Ma-maad Tante... Ucapanku ku... Kurang ajar," kata Anton sembari menunduk tak berani menatap wajahnya.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvc7gmNSZ6q
"Gak pada, Ton. Jadikan ini pelajaran ya..." balasku sambil tersenyum ramah.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUQOP4IWyT1
Anton mendongak, dan wajahnya langsung memerah tersipu melihatku. Aku mengernyit sebentar, saat kulihat Anton mulai celingak-celinguk merasa nyaman saat ada di sampingku.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZgH1cnv6eG
"Kenapa Ton, kok kayak orang bingung?"
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiVAVH1umoC
"Gak papa, Tante. Gak papa, kok," jawab Anton sembari menunduk, dan sedikit melirik ke arah dua payudara besarku yang tertutup oleh hijab coklat.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWqBRx7X4gX
Aku tersenyum simpul, yah namanya juga laki-laki wajarlah dia punya ketertarikan pada asetku yang besar dan sangat kubanggakan ini.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKnEnb423hM
"Nah, Jefri. Ayo sekarang minta maaf ... Antonnya kan udah minta maaf," kataku pada Jefri yang memalingkan pandangannya dari Anton.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwGoq0Ao3Qy
"Iya, Mi."
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtWvBYKWsmC
Jefri menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Anton secara terpaksa, Anton menyambut tangan Jefri, dan mulai meminta maaf padanya.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbUxGoVQYAA
"Maafin aku Jefri, Ibumu itu cantik banget, mana mungkin dia pelakor," kata Anton polos.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf5vxVOdgQT
Jujur saja mendengar kata itu keluar dari seorang bocah, aku rada kesal. Untung Jefri menerima permintaan maaf Anton, dan mereka pun kini telah berbaikan.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9JCyYjmQpm
Saat kupikir semua sudah selesai, sebuah tangan kasar tiba-tiba meremas pantatku dari belakang. Aku reflek beranjak dan menampar pemilik tangan itu dengan sigap, dan mulai memasang wajah garang.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJfYtqGzkHt
"APAAN SIH!? KOK PEGANG-PEGANG!" seruku marah.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE8hniKOr3I
"Bapak!"
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3URs8tIfJx
Anton tiba-tiba memanggil pria kurang ajar itu dengan sebutan Bapak, kulihat perawakan pria itu yang acak-acakan dengan tato di tangan kanan dan kirinya. Matanya sayu, dan bau alkohol tercium dari mulutnya yang bergigi maju.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqFb6qQwerv
"Ahh! Maaf! Maafin Suami saya Bu Farah! Maaf," kata Ibu Anton yang dengan sigap menyeret suaminya menjauh.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9X1WKjGZkT
"Siapa tu, Nduk! Bening bener! Temenmu?" kata Ayah Anton sambil cegukan dengan wajah memerah karena mabuk.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMt9ELHUTWL
"Bukan siapa-siapa, Anton bawa Bapak kamu masuk!"
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmfCPNmNdab
Dengan sigap, Anton pun membawa Bapaknya masuk ke rumahnya, sambil merasa tak enak padaku, dan Jefri. Setelah masuk, Anton langsung menutup pintu seakan tak ingin Bapaknya keluar lagi.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ10e7Yh72vs
"Maafin Suami saya ya Bu Farah, dia emang gitu. Kalo mabuk sering kurang ajar," kata Ibu Anton dengan raut sedih.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiD4pfXM5ky
Aku benar-benar kesal pada laki-laki itu, namun untuk menghormati Ibunya Anton aku menahan emosiku, dan meminta pamit padanya, sambil menitip salam pada Anton.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIHMh8aTLpi
Setelah kami bertiga pun pulang ke rumah masing-masing, sebelum berpisah Pak David meminta maaf padaku karena hal tak terduga itu sebelum kami berpisah. Setelah pulang, aku langsung mandi dan bersiap berangkat untuk mengajar di TPQ dengan perasaan dongkol pada Bapaknya Anton.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWAzqo1N3ev
"Pria kurang ajar itu! Berani banget dia ngeremas pantatku!" umpatku sambil berkendara menuju TPQ tempat aku mengajar.
13129Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQLbsiohIuM
Tanpa aku tahu, tindakanku hari itu akan membuatku menyesal sepanjang hidupku. Bapaknya Anton, Bagas itu ternyata lebih berbahaya dari yang aku duga, tanpa aku sadari ... Dia diam-diam menguntitku sejak saat itu, dan mulai mengumpulkan informasi tentangku untuk memulai rencana jahatnya.
