Setelah hubungan seluler ditutup, aku bergegas menyambar tas kerjaku dan melangkah ke tempat parkiran. Sesaat kemudian aku sudah berada di belakang setir sedan hitamku, yang kularikan menuju rumahku.
6571Please respect copyright.PENANAt4T5lnekEE
Setengah jam kemudian aku sudah tiba di rumahku.
6571Please respect copyright.PENANAbemcsqlaXk
Seorang wanita separoh baya berdiri di ambang pintu rumahku. Wanita yang tinggi langsing, mirip Tante Martini. Tapi yang ini lebih putih. Ia menyambut kedatanganku dengan senyum ceria di bibirnya.
6571Please respect copyright.PENANA4lOCWBaEo9
“Ini Wawan?!” sapanya waktu aku sudah berada di teras depan.
“Betul, “aku mengangguk sopan, “Ini Tante Ros?”
“Iya. Kamu pasti sudah lupa, karena waktu aku meninggalkan Indonesia, kamu masih sangat kecil.”
6571Please respect copyright.PENANAAnj0NpYVvG
“Iya Tante,” sahutku yang lalu berjabatan tangan dengannya, disusul dengan mencium tangan yang kujabat itu.
6571Please respect copyright.PENANAQPZqLkkc88
Tante Rosida pun memeluk dan mencium sepasang pipiku. “Wawan… Wawan… kamu setelah dewasa jadi ganteng gini sih?!”
6571Please respect copyright.PENANAApOOhEpqQU
“Heheehee… Tante juga cantik sekali,” sahutku sambil melangkah masuk ke dalam, mengikuti langkah adik Ibu itu.
6571Please respect copyright.PENANA2jjxJ0myEv
Setelah duduk di ruang tamu yang sudah diupgrade jadi l;umayan mewah ini, aku bertanya, “Suami Tante mana?”
6571Please respect copyright.PENANA2jFTm6uUAy
“Suamiku sudah meninggal enam bulan yang lalu. Makanya aku pulang ke tanah air. Dan takkan kembali ke Belanda lagi.”
6571Please respect copyright.PENANAvRFGFJpLDo
“Wah, turut berduka cita, Tante. Suami Tante sakit apa yang menyebabkannya meninggal?”
6571Please respect copyright.PENANASz5iYYRZI2
“Menderita kanker otak Wan. Sudah dibawa ke Jerman segala, tapi sia – sia aja. Penyakitnya tidak bisa disembuhkan. Karena telanjur sudah stadium akhir.”
6571Please respect copyright.PENANAC14M3H2WVQ
Tak lama kemudian Ibu pun muncul di ruang tamu. Meraba – raba dan duduk di sampingku.
6571Please respect copyright.PENANAXsXM4jAYKh
“Wati mana Bu?” tanyaku.
“Lagi ke salon sama temannya. Dari tadi pagi belum pulang – pulang. Mungkin terus ke kota, lihat – lihat pakaian dan sebagainya,” sahut Ibu.
6571Please respect copyright.PENANANbEJrWqjBt
“Jelaskan aja apa yang kamu katakan tadi Ros,” kata Ibu kepada adiknya, “Siapa tau Wawan bisa membantumu.”
6571Please respect copyright.PENANAM2qvsnzg3q
Tante Ros mengangguk. Lalu menoleh padaku, “Banyak sih yang butuh bantuanmu Wan. Pertama, aku minta dicarikan rumah yang bagus dan mau dijual. Kedua, minta diantar ke dealer mobil, karena akuj pasti kepayahan kalau gak punya mobil. Ketiga, aku minta dibikinkan SIM. Karena SIM Belandaku gak berlaku di sini.
6571Please respect copyright.PENANAoydC3AjscU
“Tante gak punya SIM internasional?”
6571Please respect copyright.PENANAp7TJfEXkSD
“Nggak. Tapi di Belanda sih SIMnya berlaku untuk di negara – negara tetangga. Tapi kayaknya gak berlaku di Indonesia sih. Mmm… bagaimana? Bisa bantu aku gak?”
6571Please respect copyright.PENANAbPpPyx9Y5V
“Bisa Tante. Kebetulan ada rumah bagus di kompleks perumahan elit yang maui dijual. Kalau Tante berkenan, sekarang juga rumahnya bisa dilihat,” ucapku.
6571Please respect copyright.PENANAUoe7k0G7It
“Ayo kalau begitu sih. Lebih cepat lebih baik. Nanti ngobrolnya lanjutin di jalan aja,” ucap Tante Ros sambil bangkit dari sofa.
6571Please respect copyright.PENANAAqzWsUqAXR
Beberapa saat kemudian Tante Ros sudah duduk di dalam sedan hitamku.
6571Please respect copyright.PENANAaWQWjJw9Ov
“Kamu sudah jadi orang sukses ya Wan. Mobil ini di Eropa juga mahal sekali,” ucap Tante Ros ketika sedan hitamku mulai kujalankan.
6571Please respect copyright.PENANAoVvqQZLKJO
Aku tidak menanggapinya. Bahkan bertanya, “Tante sudah punya anak berapa?”
6571Please respect copyright.PENANAZA4S7LucwN
“Belum punya Wan,” sahutnya, “Suamiku kan sudah tua. Waktu menikah denganku aja bedanya sampai tigapuluh tahun. Waktu aku nikah, usiaku baru tujuhbelas. Suamiku sudah empatpuluhtujuh tahun.”
6571Please respect copyright.PENANAhV4TB9cxNN
“Wah waktu meninggal umurnya sudah mencapai enampuluhan kali ya?”
6571Please respect copyright.PENANAAUEuuWEptg
“Umurku sekarang sudah tigapuluhtujuh. Berarti waktu dia meninggal, umurnya sudah hampir enampuluhtujuh.”
6571Please respect copyright.PENANAzVlDL2qukK
6571Please respect copyright.PENANABEfuTf3rvx
“Pasti meninggalkan warisan yang sangat banyak ya Tante?”
6571Please respect copyright.PENANAYI7ezIpcjO
“Banyak sekali sih nggak. Cuma ada laaah… untuk kebutuhanku setelah tinggal sendirian begini. Makanya aku ingin berbisnis di sini. Kira – kira bisnis apa ya Wan?”
6571Please respect copyright.PENANATXErI42bnL
“Dana yang mau dikeluarkan untuk bisnisnya berapa Tante?”
6571Please respect copyright.PENANAfvRChO6DfW
Tante Ros membisikkan nominal dana yang dimilikinya.
6571Please respect copyright.PENANAx0eTrUj1CE
“Cukup nggak untuk berbisnis di Indonesia?”
6571Please respect copyright.PENANA5lKrF4fNwE
“Cukup Tante. Tapi harus memproduksi sesuatu yang bagus prospeknya.”
6571Please respect copyright.PENANAQKW2eDW1Eu
“Terus yang megang perusahaannya siapa?”
6571Please respect copyright.PENANAo8cMgmOasD
“Tante sendiri pasti bisa. Aku bisa membimbing dari belakang layar.”
6571Please respect copyright.PENANAg4qMZEqikP
“Nggak mau ah. Aku gak ada pengalaman dalam berbisnis, apalagi di Indonesia yang sudah duapuluh tahun kutinggalkan. Kamu aja yang pegang. Mau kan?”
6571Please respect copyright.PENANA5jlWksynGi
Aku berpikir keras. Jumlah dana yang akan dikeluarkan oleh Tante Ros bukan dana yang sedikit. Tapi bisakah aku menanganinya? Bukankah aku sudah memegang dua perusahaan besar?
6571Please respect copyright.PENANARkmMvIyIjN
“Mau ya Wan. Kamu aja yang mengendalikannya. Aku mau duduk manis aja. Mau dong… mau…! “desak Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANA342kVH93Tr
“Mmm… aku sudah memegang dua perusahaan. Kalau memegang perusahaan Tante pula, berarti aku akan memegang tiga perusahaan. Bakalan kepegang nggak ya?”
6571Please respect copyright.PENANAnkfTZyRQzN
“Kamu kan bukan harus mengerjakan dari A sampai Z. Kamu cukup duduk sambil memonitor perusahaan aja. Mungkin dari tempat lain pun bisa memonitornya Wan.”
6571Please respect copyright.PENANAZMuZfX02KE
“Teorinya sih memang begitu. Seorang leader harfus bisa main golf atau jalan – jalan ke luar negeri, tapi perusahaan berjalan terus secara positif. Tapi dalam prakteknya tetap aja harus sering turun ke lapangan Tante.”
6571Please respect copyright.PENANA0V5mGwco3S
“Terus gimana dong? Tolonglah tantemu ini Wan. Kalau dana itu tidak diputar, lama kelamaan bisa habis. Itu yang paling kutakutkan.”
6571Please respect copyright.PENANA3ZlXfw6d3y
“Iya deh. Demi tanteku yang cantik ini, kuterima keinginan Tante itu,” ucapku di belakang setir.
6571Please respect copyright.PENANA9iSbyWJUTX
“Nah gitu dong. Baru namanya keponakan tersayangku. Emwuaaaah…” ucap Tante Ros yang diakhiri dengan kecupan hangat di pipi kiriku. Membuatku kaget juga, karena tak menyangka akan mendapat kecupan hangat itu.
6571Please respect copyright.PENANAO7wSvWWvYL
“Ini sudah sore banget Tante. Ke dealer sih besok pagi aja ya,” kataku.
6571Please respect copyright.PENANAPlhZYAiohm
“Iya gak apa – apa. Tapi sepulangnya lihat rumah, antewrin aku ke hotel nanti ya.”
6571Please respect copyright.PENANAo6NObwcvEd
“Oke Tante. Memangnya Tante udah cek in?”
6571Please respect copyright.PENANAag9KG1KM8w
“Udah. Aku kan datang kemaren sore. Langsung cek in di hotel itu. Tadi pagi baru mencari rumahmu. Sambil takut udah pindah pula. Setelah nyasar – nyasar, akhirnya ketemu juga. Kota ini sudah banyak perubahannya ya.”
6571Please respect copyright.PENANAt1zy58gckV
“Iya dong. Semua kota di negara kita sudah banyak perubahannya selama duapuluh tahun belakangan ini Tante. Masa mau tetap seperti dahulu aja.”
6571Please respect copyright.PENANA3Mc6rqNFPR
Tanpa terasa aku sudah berada di kompleks perumahan elit yang letaknya agak di luar kota. Memang ada rumah yang sudah kubayar lunas. Niatku memang untuk dijual lagi. Kebetulan sekarang ada calon buyernya, yang duduk di sebelah kiriku ini. Hahahaaa… mudah – mudahan aja aku dapat keuntungan. Meski tak perlu banyak – banyak, karena calon pembelinya tanteku sendiri.
6571Please respect copyright.PENANAPfbkC5PcJ2
Karena ngobrol dengan Tante Ros di dalam mobil, sehingga tak terasa sudah tiba di kompleks perumahan elit ini.
6571Please respect copyright.PENANAnZZciZilVX
“Ini kompleks perumahan?” tanya Tante Ros setelah mobilku melewati gerbang paling depan.
6571Please respect copyright.PENANALHtfw6VOyL
“Betul Tante. Di sini aman dan nyaman suasananya,” sahutku sambil membelokkan mobilku ke kiri, menuju kelompok rumah yang salah satunya mau ditawarkan kepada Tante Ros itu.
6571Please respect copyright.PENANAKDqIaW8YJz
“Bagus – bagus rumahnya ya.”
6571Please respect copyright.PENANAV2QSGLa39s
“Iya Tante. Nah… ini rumahnya,” kataku sambil menghentikan mobilku tepat di depan rumah yang akan kutawarkan kepada Tante Ros itu.
6571Please respect copyright.PENANAlt5Jk8MGrL
Aku pun mengeluarkan serangkai kunci – kunci rumah itu.
6571Please respect copyright.PENANAE5z3pmIKxv
Tante Ros terbengong – bengong setelah menyaksikan keadaan di dalam rumah itu. Terlebih setelah melihat di bagian belakangnya ada kolam renang segala.
6571Please respect copyright.PENANAS71gT7mcOI
“Tante suka rumah ini. Mau dijual berapa?” tanyanya.
6571Please respect copyright.PENANAMxhPoA19Xi
Aku menyebutkan harga rumah ini, setelah dilebihkan “sedikit” dari harga pembeliannya.
6571Please respect copyright.PENANAnAzSGvngYT
Tante Ros berpikir sejenak. Lalu bertanya, “Harga itu bisa ditawar nggak?”
6571Please respect copyright.PENANAg4UOi2DHRE
“Nggak bisa Tante. Sudah harga mati,” sahutku.
6571Please respect copyright.PENANAI0ybaYhslb
“Memang tidak kemahalan juga sih harganya. Lalu kapan bisa diketemukan dengan pemiliknya?”
6571Please respect copyright.PENANAnc4fTx8uHP
“Sekarang Tante sedang bersama pemiliknya,” sahutku.
6571Please respect copyright.PENANAnAbsj8KbpS
“Haaa? Rumah ini punyamu?”
6571Please respect copyright.PENANAz8QCqWjw1r
“Betul Tante. Tadinya rumah ini mau kupakai sendiri. Tapi karena Tante membutuhkannya, mau kujual aja sama Tante. Aku sih gampang, bisa nyari lagi yang lain.”
6571Please respect copyright.PENANAlWxcQKJIh8
“Begitu ya? Ya udah. Tante bayar pakai cek ya. Tapi rumah ini masih kosong melompong. Besok setelah ke dealer lanjutkan antar aku ke toko furniture dan perabotan rumah yang bagus tapi jangan yang terlalu mahal harganya ya.”
6571Please respect copyright.PENANAS8QL00caZs
“Siap Tante. Sekarang mau terus ke mana?”
6571Please respect copyright.PENANACjFPZai1K3
“Cari rumah makan yang khas Indonesia aja. Aku udah rindu sama masakan Indonesia.”
6571Please respect copyright.PENANASzM8e7gpvC
“Mau rumah makan Padang, Sunda atau Jawa?”
6571Please respect copyright.PENANAyVnWAFXqgz
“Sunda aja deh. Biar bisa makan lalapan dan sambel dadakan.”
6571Please respect copyright.PENANAYrOtAohN3E
“Oke, “aku mengangguk. Lalu kami tinggalkan rumah yang sudah dibeli oleh Tante Ros itu. Tinggal pembayarannya saja yang belum.
6571Please respect copyright.PENANAcqU997hAEY
Meski agak jauh, sengaja kubawa Tante Ros ke rumah makan yang benar – benar khas Sunda, yang letaknya di luar kota. Di rumah makan itu konsumen dimanjakan dengan musik dan bangunan tradisional Sunda. Gubuk – gubuk kayunya pun berada di atas kolam ikan. Sehingga konsumen bisa melemparkan sisa makanan ke kolam, yang pasti disambut oleh ikan – ikan itu.
6571Please respect copyright.PENANACo2s2CQxpD
Di rumah makan itu kami memesan bakar gurame besar, beberapa potong goreng ayam kampung dan sayur lodeh. Dan yang sangat disukai oleh Tante Ros adalah sambel dadakan itu, berikut lalapannya yang bermacam – macam.
6571Please respect copyright.PENANAwxJQbFrv7N
“Di Eropa kalau mau makan seperti ini harganya bisa mahal sekali,” ucap Tante Ros setelah selesai menyantap makanan yang dirindukannya.
6571Please respect copyright.PENANAkORWZ5Opbf
Aku cuma mengangguk – angguk sambil tersenyum. Padahal aku tidak sedang membayangkan makanan. Yang kubayangkan adalah seksinya adik Ibu itu.
6571Please respect copyright.PENANADgBBQY3qQj
Ya putih mulus ya seksi pula.
6571Please respect copyright.PENANACftDbFw4vP
Apakah jiwa incestku sudah hadir lagi?
6571Please respect copyright.PENANALhY5gUBR4g
Entahlah. Yang jelas ketika aku sudah mengemudikan mobilku menuju hotel yang terletak di pusat kota itu, terawanganku terus – terusan membayangkan betapa menggiurkannya tubuh Tante Ros itu kalau sudah telanjang…!
6571Please respect copyright.PENANAOzfThnDOHp
Lalu batinku bergulat… Gila lu Wan! Masa adik kandung ibu lu juga mau diembat? Jangankan adik ibu, sedangkan ibu kandung juga gue embat! Iya gila Lu Wan! Kakak kandung lu juga diembat! Belum lagi yang lainnya! Sebodo amat! Gue kan gak maksa siapa pun! Apa yang telah terjadi selalu berdasarkan suka sama suka!
6571Please respect copyright.PENANA64dR0q666L
Tiba – tiba aku teringat sesuatu yang bukan masalah seksual. Aku teringat pabrik hadiah dahsyat dari Tante Martini itu. Lalu kenapa aku susah – susah nyariin bisnis untuk Tante Ros? Kenapa tidak kutawarkan saja untuk menanamkan investasinya di pabrikku saja? Kalau nggak, aku bisa menjual saham pabrik itu padanya…
6571Please respect copyright.PENANAsDNk0VcMVw
Nanti saja di hotel aku akan membahas masalah itu sebelum pulang.
6571Please respect copyright.PENANAbVWjWNhjNy
Sementara itu hari mulai gelap. Sudah hampir jam tujuh malam.
6571Please respect copyright.PENANAP6unv4Cqte
“Wan… kan besok mau ke dealer, mau beli furniture, barang – barang elektronik dan perabotan rumah. Supaya gak ribet, udah aja nginep di hotel malam ini. Besok pagi kan mau ke dealer dan belanja peralatan rumah.”
6571Please respect copyright.PENANAX80AFdWyxe
Aku sok jual mahal. Seperti memikirkannya dulu. Padahal hatiku sudah bilang mau… sangat mau.
6571Please respect copyright.PENANAbwwUzO5qM2
“Mau kan?”
6571Please respect copyright.PENANAcvuRpvwfg4
Aku masih berlagak memikirkannya.
6571Please respect copyright.PENANALnDaCqCZdx
“Nanti aku kasih sesuatu yang enak sekali.”
“Apaan tuh yang enak? Makanan Belanda?”
6571Please respect copyright.PENANAg3m9gcUTai
Tiba – tiba Tante Ros mendekatkan mulutnya ke telingaku. Lalu berbisik, “Memekku… mau nggak?”
6571Please respect copyright.PENANAloUs2Szopy
“Mauuuu… !” seruku serasa meledak dari mulutku.
“Hihihihiii… serius?”
“Serius Tante.”
“Gak risih karena aku ini adik ibumu?”
6571Please respect copyright.PENANAilxEUzFXPK
“Nggak. Aku melihat Tante secara jelas kan baru hari ini. Makanya aku akan menganggap Tante orang luar aja.”
6571Please respect copyright.PENANARqcajcxiCd
“Sama, aku juga mikir begitu sejak tadi. Kamu memang keponakanku. Tapi menyaksikanmu setelah dewasa baru hari ini,” ucap Tante Ros sambil merapatkan pipinya ke pipiku, “Sudah setahun lebih memekku gak pernah disentuh kontol Wan.”
6571Please respect copyright.PENANAbHkXZOlJdE
“Iya. Nanti digasak abis – abisan sama kontolku deh.”
6571Please respect copyright.PENANA6UU3D1zRRd
“Hihihiiii… untung aku punya keponakan yang ganteng dan mau nakal juga. Kalau kamu terlalu alim, mati kutu aku.”
6571Please respect copyright.PENANAznkxwVTm2d
“Justru dari tadi aku sedang membayangkan Tante terus…”
“Membayangkan apa?”
6571Please respect copyright.PENANAtSQnMibTqz
“Membayangkan Tante telanjang…” sahutku sambil menurunkan zipper celana denimku, “Makanya diem – diem kontolku ngaceng terus Tante. Nih pegang kalau gak percaya sih…” kataku sambil menarik tangan kanan Tante Ros dan kutempelkan di kontolku yang sudah kusembulkan di kegelapan malam.
6571Please respect copyright.PENANAsrXZnZr9sB
“Waaaaw! Kontolmu segede dan sepanjang ini Wan?!” seru Tante Ros sambil menggenggam kontolku yang memang sudah ngaceng ini.
6571Please respect copyright.PENANAo2HJYpx5lR
“Almarhum suami Tante kan orang bule. Tentu kontolnya lebih gede daripada kontolku ini.”
6571Please respect copyright.PENANA9Mq7FOJvbV
“Nggak Wan. Punya almarhum sih tergolong kecil. Lagian lelaki yang sudah tua, kontolnya suka mengecil, kata orang. Kontolmu ini jauh lebih panjang dan jauh lebih gede Wan. Gak nyangka aku bakal ketemu keponakan yang kontolnya gagah perkasa gini. Jadi pengen ngemut…” ucap Tante Ros sambil mendekatkan mulutnya ke kontolku.
6571Please respect copyright.PENANANxkxD1s8Ej
Tapi cepat kuhalangi mulut Tante Rossambil berkata, “Jangan Tante… aku kan laqgi nyetir nih. Bisa celaka kita nanti. Entar aja di hotel, mau diapain juga silakan.”
6571Please respect copyright.PENANAalJmrJPWFe
“Hihihiiii… gemes soalnya. Aku ini spermania Wan.”
“Maksudnya?”
6571Please respect copyright.PENANATeW1tMr6Yo
“Seneng nelan air mani. Makanya suamiku sangat sayang padaku, karena aku sering minum spermanya. Buat menghaluskan kulit muka.”
6571Please respect copyright.PENANA9Sg9IS7Ywz
“Pantesan wajah Tante mulus gitu. Mmm… sebentar lagi juga kita nyampe Tante,” ucapku sambil memasukkan kembali kontolku ke balik celana dalam. Lalu menarik zippernya lagi.
6571Please respect copyright.PENANAVxIPCXazEf
Tak lama kemudian aku sudah menghentikan mobilku di pelataran parkir sebuah hotel bintang lima.
6571Please respect copyright.PENANAH7zkEgR7T9
Kujinjing tas kerja dan tas pakaianku sambil berjalan di belakang Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANA1Bd6ClGaVG
Ternyata kamar yang dibooking Tante Ros berada di lantai tertinggi hotel itu, di lantai lima.
6571Please respect copyright.PENANA2XclHuwvhh
Setibanya di dalam kamar itu, aku duduk di sofa sambil berkata, “Kita bicara soal bisnis dulu ya Tante. Biar birahi kita semakin mateng.”
6571Please respect copyright.PENANAhEUj2e13Ek
“Iya tapi sebentar, mau ganti pakaian dulu Wan,” sahut Tante Ros sambil mengeluarkan sehelai kimono berwarna orange dari tas pakaiannya yang diletakkan di atas meja makan. Lalu ia masuk ke dalam kamar mandi.
6571Please respect copyright.PENANAyKXRgiJSQs
Tak lama kemudian Tante Ros muncul dari kamar mandi, sudah mengenakan kimono berbahan wetlook orange polos itu.
6571Please respect copyright.PENANAaBRA9sepJa
“Jadi mau bahas bisnis yhang gimana nih?” tanya Tante Ros sambil duduk merapat di samping kiriku.
6571Please respect copyright.PENANAzDa3467n8x
“Tiga hari yang lalu aku baru membeli sebuah pabrik yang sudah berjalan bagus. Karena suaminya meninggal, pabrik itu dijual padaku.”
6571Please respect copyright.PENANAN7Xy5EgUy5
“Terus?”
6571Please respect copyright.PENANAnOVw7lxOtX
“Bagaimana kalau Tante menginvestasikan dananya di pabrik itu? Atau bisa juga beli sahamku. Kalau perlu sahamku dibeli seratus persen juga gak apa – apa.”
6571Please respect copyright.PENANAdJxPXt1st2
Kemudian kujelaskan pabrik itu memproduksi apa saja. Dan pemasarannya tetap mengandalkan pasaran lokal.
6571Please respect copyright.PENANAp6q7jwSRBj
“Kalau aku beli sajhamnya aja gimana?”
6571Please respect copyright.PENANAqG993cIwHX
“Boleh,” sahutku sambil mengeluarkan berkas mengenai seluk beluk pabrik itu, berikut laporan kleuangannya secara tertib dan rutin. Dan ketika membaca bagian company capital, dia tertegun dan berkata, “Wooow… besar sekali company capitalnya Wan. Paling mampu juga aku hanya bisa beli saham di bawah limapuluh persen.
6571Please respect copyright.PENANAJYeTeeoGcI
“Boleh Tante. Mau berapa juga Tante membeli sahamnya, terserah Tante. Bahkan mau beli satu persen juga boleh. Tapi hasilnya, tentu sedikit.”
6571Please respect copyright.PENANA0SyWx6jIh5
“Satu persen sih sama juga bohong. Aku beli sahamnya empatpuluhlima persen deh. Tapi aku ingin lihat dulu pabriknya. Gimana?”
6571Please respect copyright.PENANABsmDBjR20M
“Tentu aja boleh. Supaya jangan seperti jual kucing di dalam karung. Tapi kalau besok mungkin belum bisa. Kan Tante mau beli mobil dan perabotan rumah. Beli mobil sih gampang, Dalam setengah jam aja bisa selesai. Tapi perabotan rumah itu yang bertele – tele nanti. Jenisnya kan banyak. Belum tentu pula tersedia lengkap di satu toko.
6571Please respect copyright.PENANAukeijw94ld
“Perabotan rumah sih utamakan furniturenya aja dulu. Yang penting dahulukan beli tempat tidur, lemari – lemari dan sofa. Biar aku jangan nginep di hotel terus gini.”
6571Please respect copyright.PENANAbbRvMxSOI1
“Siap Tante Cantik,” sahutku sambil merayapkan tanganku ke paha putih mulus yang tersembul lewat belahan kimononya.
6571Please respect copyright.PENANA5LW6JEprvW
Tante Ros cuma tersenyum. Bahkan ketika tanganku merayapi kehangatan pahanya sampai pangkalnya, dia masih tersenyum. Justru aku yang agak kaget, karena menyentuh jembut yang lebat di balik kimono orange itu.
6571Please respect copyright.PENANA1cJC7emwBA
“Banyak jembutnya ya…” ucap Tante Ros dilanjutkan dengan kecupan hangatnya di pipiku, “seneng memek berjembut apa seneng yang gundul?”
6571Please respect copyright.PENANAFQiErTMHEY
“Sama aja Tante,” sahutku, “Yang gondrong dan yang gundul, punya kelebihan masing – masing.”
6571Please respect copyright.PENANAcpkEDMGm79
“Almarhum suamiku tidak suka sama memek yang dicukur gundul. Dia ingin agar aku memelihara jembut, hanya perlu dirapikan saja. Karena menurut almarhum, memek berjembut itu seolah mengandung misteri. Seperti lukjisan wanita telanjang pelukis -pelukis terkenal di dunia, selalu menggambarkan wanita dengan kemaluan berjembut.
6571Please respect copyright.PENANAWnMJ3b5vrt
Kalau tanpa jembut, memek itu jadi jelek bentuknya dia bilang. Jadi kayak padang pasir gersang tanpa tumbuh – tumbuhan. Bahkan dia bilang kayak tofu kebanting dan pecah berantakan di lantai. Hihihiiii,” ucap Tante Ros sambil berdiri di lantai dan menanggalkan kimono orangenya. Dia memang tidak mengenakan bra mau pun celana dalam di balik kimono itu.
6571Please respect copyright.PENANAyOrhjygrR2
Sehingga ketika kimono itu dilepaskan, dia langsung menjadi telanjang bulat. Telanjang yang membuatku terlongong. Karena aku menyaksikan tubuh yang putih mulus tanpa cela setitik pun. Semua serba proporsional bagiku. Kurus tidak.. montok pun tidak. Mungkin bentuk tubuh seperti inilah yang dikehendaki untuk seorang wanita model.
6571Please respect copyright.PENANAP3E5DsZGay
“Kenapa bengong?” tanya Tante Ros sambil tersenyum manis.
6571Please respect copyright.PENANArxFv8DjLBx
“Tante laksana patung Dewi Venus yang bernyawa… dan seolah diciptakan untukku. Untuk kunikmati,” sahutku sambil menciumi pentil toketnya, pusar perutnya dan bahkan juga jembutnya yang tercukur rapi.
6571Please respect copyright.PENANAkNcloTfIJP
Tante Ros tersenyum. Lalu menanggalkan pakaianku sehel;ai demi sehelai, sampai telanjang seperti dia. Kemudian dia meraihku ke arah bed.
6571Please respect copyright.PENANA65N4ulWFHd
Dan ketika aku sudah celentang di atas bed berseprai putih bersih itu, Tante Ros melakukan apa yang diinginkannya di dalam mobil tadi. Mulutnya menyergap batang kemaluanku yang sudah ngaceng ini. Lalu ia mengoralnya dengan trampil sekali.
6571Please respect copyright.PENANAnWlhcVU6oT
Mungkin semasa suaminya masih hidup, ia harus selalu melakukan hal ini. Karena suaminya sudah tua, sehingga harus selalu dibangkitkan gairahnya, agar penisnya ereksi.
6571Please respect copyright.PENANALTlH7tvpZk
Dan tampaknya orang bule harus selalu main oral secara bergantian sebelum penetrasi. Konon lelaki bule tidak selalu sempurna ereksinya. Sehingga pada saat bersetubuh pun harus diselingi dengan permainan oral lagi, agar penisnya yang melemas itu ngaceng lagi. Dan sekalinya ngaceng pun tidak keras seperti bangsa kita.
6571Please respect copyright.PENANAz8XSvLzvbJ
Dan lucunya, mereka begitu banyak melakukan foreplay. Tapi setelah eksekusi, hanya sebentar… lalu crooooottttt… seperti ayam. Hihihihiiii…!
6571Please respect copyright.PENANAnpYYMMmuxr
Mulut dan tangan Tante Ros sudah sangat terlatih. Bibir dan lidahnya begitu trampil menggeluti puncak dan leher kontolku, sementara jemarinya pun sangat trampil untuk mengurut – urut badan kontolku yang sudah berlepotan air liurnya. Padahal aku tidak membutuhkan ini semua. Kontolku sudah ereksi total sejak tadi.
6571Please respect copyright.PENANAA83uca9bjY
Setelah Tante Ros melepaskan kontolku dari dalam mulutnya, maka giliranku kini untuk menggasak memek berjembutnya itu.
6571Please respect copyright.PENANAt8oHlxr5ED
Kalau dipikir kata- kata Tante Ros itu memang benar. Dengan adanya jembut, kemaluan perempuan seperti menyimpan misteri yang membuat penasaran. Dan juga meninggalkan kesan subur, tidak gersang seperti padang pasir.
6571Please respect copyright.PENANA4oe09cbfyN
Sementara kalau memek dibuat plontos, langsung kelihatan bentuk aslinya. Tidak membangkitkan penasaran lagi.
6571Please respect copyright.PENANAHqLiacqMBN
Jadi buatku, baik memek gondrong atau botak, punya kelebihan masing – masing. Kelebihan yang bisa kunikmati kini. Bahwa ketika wajahku sudah berhadapan dengan memek berjembut tapi tergunting rapi itu, dengan penuh gairah kuciumi jembutnya yang ternyata memancarkan harum wewangian khas. Mungkin semacam wewangian aroma therapi.
6571Please respect copyright.PENANAmRmLYH6zku
“Harum seklai memeknya Tante,” ucapku sambil menyibakkan jembut Tante RTos ke kanan kirinya, sehingga belahannya mulai tampak di mataku. Lalu kungangakan belahan itu, sehingga tampak bagian dalamnya yang berwarna pink.
6571Please respect copyright.PENANAoVQhMDJ1Xh
Bagian dalam yang berwarna pink itulah sasaran lidah dan bibirku. Tante Ros pun mulai menggelinjang sambil mengusap – usap rambutku.
6571Please respect copyright.PENANAI0YZyhlzh5
Entah kenapa, bentuk dan gaya Tante Ros ini membuatku jadi sangat bergairah untuk melakukan semuanya ini. Menjilati bibir dalam dan setiap lekuk yang ada di bagian yang berwarna pink itu. Lalu menyasar kelentitnya yang nyempil sebesar kacang kedelai. Yang nyempil ini kujilati habis – habisan disertai dengan isapan isapan kuat.
6571Please respect copyright.PENANAJKwLAv8XFr
Tante Ros tak cuma menggeliat dan mengejang. Dia juga mendesah dan merintih erotis, “Oooooh… Waaawaaaaaan… ooooohhhh… Waaaaan… ini… enaknya setengah matiiiiiiiii… jilatin teruuuuussss sampai orgasme Waaaaaaan… itilnya jilatin teruuuuusssss… itilnyaaaaa… oooooohhhhh …
6571Please respect copyright.PENANADaz4RQvWow
Tapi aku tidak mengikuti keinginan Tante Ros sepenuhnya. Aku tdak mau menjilatinya sampai orgasme, karena nanti aku cuma bakal kebagian beceknya doang.
6571Please respect copyright.PENANAlmb3vi96Qg
Maka setelah aku merasa cukup banyak mengalirkan air liurku ke dalam liang memek Tante Ros, langsung saja aku jauhkan mulutku dari liang memeknya. Cepat kuletakkan moncong kontolku di ambang mulut memek wanita setengah baya itu.
6571Please respect copyright.PENANAB0tM82TgGZ
Sebelum itu Tante Ros sudah mengangakan memeknya. Mungkin untuk mempermudahkanku melakukan penetrasi ke dalam memek berjembut itu. Sehingga jelas benar bagian dalam memek Tante Ros yang sudah basah kuyup oleh air liurku itu.
6571Please respect copyright.PENANAU6b6wrODQZ
Dan dengan sewkali dorong… blesssssss… batang kemaluanku langsung membenam ke dalam liang memek adik kandung ibuku itu.
6571Please respect copyright.PENANAiNKfNJK1ic
Kontolku membenam lebih dari separuhnya. Disambut dengan pelukan hangat Tante Ros, “Ooooohhhh… semangat hidupku jadi bangkit lagi Wan… ayo setubuhi aku seperkasa mungkin…” ucapnya setengah berbisik.
6571Please respect copyright.PENANAt3Qr26vk3f
Disusul dengan ayunan kontolku yang mulai bermaju mundur di dalam liang memek Tante Ros. Memang memek berjembut ini menimbulkan sesasi tersendiri, yang tak kutemukan pada memek plontos tanpa jembut.
6571Please respect copyright.PENANA5w71UydC52
Sehingga dengan penuh semangat aku makin menggencarkan entotanku, sampai pada kecepatan standard.
6571Please respect copyright.PENANA7VEm89xnBc
Mengingat Tante Ros calon investor bagiku, seharusnyalah aku membuat kepuasan baginya. Terlebih lagi mengingat putih mulusnya sekujur tubuh tanteku yang satu ini. Sehingga mirip patung Dewi Venus yang terbuat dari batu pualam itu.
6571Please respect copyright.PENANAeR4gp5GVeu
Desahan dan rintihan histerisnya pun mulai berkumandang di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Waaaa… waaaaan… aaaaah… aaaaaahhhhh… ini… luar biasa enaknya Waaaaaaan… ooooh… ooooohhhhh… kontolmu pakai apa sih? Selain panjang gede kok rasanya enak sekali Waaaan…”
6571Please respect copyright.PENANAt6ujwVXj4W
“Kontolku cuma pakai perasaan Tante. Ini memang kejutan bagiku. Karena tak menyangka aku bisa ngentot bibiku sendiri… dan ternyata… memek Tante luar biasa sedapnya… gurih dan legit Tanteee…” sahutku terengah.
6571Please respect copyright.PENANA6WAqwLfS32
“Syukurlah kalau enak Wan… entotlah aku sepuasmu… ewean sama kamu sih sehari sepuluh kali juga aku mauuuuu…”
6571Please respect copyright.PENANAdxhLsk4Dyl
“Hihihi… Tante masih ingat sama istilah ewean segala…”
6571Please respect copyright.PENANARowMMqbQaD
“Kita memang lagi ewean kan?” ucap Tante Ros sambil memijat hidungku.
6571Please respect copyright.PENANAMnxY7nOuB2
Entah kenapa. Aku ingin memperlihatkan keperkasaanku kali ini, karena sudah “ditantang” oleh Tante Ros tadi.
6571Please respect copyright.PENANARA1GeYI8IA
Karena itu aku mulai meremas toket kanannya dengan tangan kiriku, sambil mencelucupi puting toket kirinya. Sementara entotanku justru kugencarkan.
6571Please respect copyright.PENANAYgyrtl1icD
Gila… memang licin liang memek tanteku ini. Tapi gurih dan legitnya… minta ampun…! Kenyataan itu membuatku semakin bergairah untuk menggenjot kontolku yang bergerak seperti pompa manual, maju mundur dan maju mundur terus di dalam jepitan liang memek Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANArKqHytpVaX
Tak cuma itu. Aku ingin tahu apakah titik terpeka di badan Tante Ros sama dengan titik terpeka di badan Tante Martini atau tidak. Maka ketika aku sedang gencar – gencarnya mengentot liang memek legit nitu, mulutku mulai nyungsep di ketiaknya yang bersih dari bulu. Lalu di situ aku tak cuma menjilatinya, tapi juga menggigit – gigit dan menyedot – nyedot.
6571Please respect copyright.PENANAQ67XyZLJAu
Haaa… ternyata sama dengan Tante Martini…!
6571Please respect copyright.PENANAsMUre0bhuG
Tubuh Tante Ros terasa bergetar – getar dan mengejang – ngejang. Rintihannya pun berlontaran terus, “Oooo… ooooo… oooooh… Wawaaaaaan ini smekain enak Waaaan… gila… ini pertama kalinya ketekku dijil;atin… memang geli tapi enak Waaan… ooooh… entot terus Waaaaan… enak sekaliiii…
6571Please respect copyright.PENANAh6Su4r8Sns
Tante Ros merintih dan merintih terus. Tapi karena dia sangat lama bermukim di Nederland, pinggulnya tak sedikit pun bergoyang seperti goyangan pinggul Tante Martini. Mungkin karena di negara bule, goyang pinggul tidak terlalu penting. Tidak ada goyang karawang di negaraku.
6571Please respect copyright.PENANAhbNw59OZkI
Dan aku tak peduli hal itu.
6571Please respect copyright.PENANAzwycv6gy41
Yang jelas, sekitar duapuluh menit aku mengentotnya, Tante Ros mulai gedebak – gedebuk. Lalu terdengar suara, “Aku mau datang… ini udah mau datang… aaaaa…”
6571Please respect copyright.PENANAYfpRoO2GCh
Lalu ia mengejang dengan mulut ternganga.
6571Please respect copyright.PENANAvZIBnq3i8U
Aku pun mempercepat entotanku. Sampai ketika ia tiba di titik klimaks, kubenamkan kontolku sedalam mungkin. Moncong kontolku pun mentok di dasar liang memeknya. Pada saat itu pula terjadi sesuatu yang teramat indah dan paling kusenangi.
6571Please respect copyright.PENANAc2ObZIg7LW
Bahwa liang memek Tante Ros mengejut – ngejut, disusul dengan gerakan sekujur liang sanggamanya yang seperti spiral dan seolah mau mendorong kontolku ke luar. Tapi tentu saja takkan kubiarkan kontolkui “termuntahkan”. Karena aku belum apa – apa. Masih jauh dari tanda – tanda mau ejakulasi…!
6571Please respect copyright.PENANAeTDjmjQUeu
Tante Ros klepek – klepek. Lalu terkulai di bawah himpitan dan pelukanku.
6571Please respect copyright.PENANAVhDNZeyopR
Kutunggu sampai Tante Ros pulih lagi fisiknya. Beberapa menit kemudian matanya terbuka dan menatapku dengan sorot puasnya seorang wanita yang baru mencapai orgasme.
6571Please respect copyright.PENANAxONiV2Oun2
Pada saat itrulah kuayun lagi kontolku di dalam liang memek Tante Ros yang sudah semakin licin, tapi tidak becek. Bahkan masih tetap legit. Membuatku semakin bergairah untuk mengentotnya lebih massive dari sebelumnya.
6571Please respect copyright.PENANA73UixBFXVN
Tante Ros tampak senang. Ia bahkan menawarkan untuk berganti posisi, jadi posisi doggy.
6571Please respect copyright.PENANAGG86n09ZI1
Aku setuju. Tante Ros pun segera merangkak dan menungging.
6571Please respect copyright.PENANA3GsqjaNXW7
Sambil berlutut kubenamkan kontolku ke dalam liang memek Tante Ros yang berada di bawah mulut anusnya. Dengan mudah kontolku bisa langsung melesak amblas ke dalam liang memek yang masih basah oleh lendir libido Tante Ros. Blessssss …
6571Please respect copyright.PENANAZYFm83C8Pv
Posisi doggy yang sedang kulakukan bersama adik kandung Ibu itu membuatku teringat kepada ibunya Euis yang sudah kubiasakan memanggilnya Ema itu.
6571Please respect copyright.PENANA5O4BLSKiRd
Masalahnya, belum apa – apa Tante Ros berkata sambil menungging, “Spanking aja nanti ya.”
6571Please respect copyright.PENANA2lsNjepnxB
“Siap Tante… hihihiiii…”
6571Please respect copyright.PENANAw8JigSYByz
Maka ketika sambil berlutut kuentot liang memek Tante Ros itu, aku tak sekadar berpegangan kepada bokongnya yang indah itu. Aku mulai melakukan spanking pada bokong indahnya. Kukemplangi dengan tamparan – tamparan keras sepasang buah pantat tanteku, sementara kontolku tewtap gencar mengentot liang memeknya…
6571Please respect copyright.PENANA55hlXzh6KD
Bunhyi tamparan – tamparan di sepasang buah pantat Tante Ros itu diiringi dengan bunyi unik yang ditimbulkan oleh gerakan kontolku di liang memeknya yang sudah basah tapi tidak becek itu. “Crekkkk… srttttt… creeeekkkk… stttttt… crokkk… srtttt… craaakkkkkkk… srttttt… creeeekkkkkkkk…
6571Please respect copyright.PENANAnAsHyKKato
Terkadang aku merayapkan tanganku ke selangkangan Tante Ros. Lalu mencari – cari sesuatu. Mencari – cari itilnya…!
6571Please respect copyright.PENANAyyK3glbCVn
Dan setelah menyentuihnya, aku bisa mengentotnya sambil menggesek – gesekkan ujung jariku di kelentit Tante Ros…!
6571Please respect copyright.PENANAdca7E6WJG7
Karuan saja Tante Ros merengek – rengek keenakan. “Wawaaaaan… ooooohhhh… kamu luar biasa jagonya Waaaan… iyaaaaa… entot terus sambil elusin itilku Waaaaan… ini luar biasa Waaaan… fantastis dan sensasionaaaaallll… iyaaaaaa… iyaaaaaa…”
6571Please respect copyright.PENANAii1vHwUZGN
Namun dalam posisi doggy ini pula Tante Ros ambruk di puncak orgasmernya. Dengan tubuh bermandikan keringat.
6571Please respect copyright.PENANA9jO4OIMhhY
Kemudian ia duduk sambil menyeka keringatnya dengan beberapa lembar kertas tissue basah. Lalu ia celentang lagi sambil berkata, “Kamu luar biasa Wan. Aku ingin hubungan kita tetap berjalan sampai kita sama – sama tua ya.”
6571Please respect copyright.PENANAo5mBQqGj0C
Tante Ros celentang sambil merentangkan sepasang paha putih mulusnya lebar – lebar. “Iya Tante… aku pun akan selalu membutuhkan Tante…” sahutku sambil membenamkan lagi kontolku ke dalam liang memek Tante Ros yang sudah siap untuk melanjutkan persetubuhan ini sampai selesai.
6571Please respect copyright.PENANAjSScAxVVf3
“Diapain sih kontolmu Wan? Kok bisa kuat sekali…” ucap Tante Ros ketika aku sudah berhasil membenamkan kontolku sampai menyentuh dasar liang memeknya.
6571Please respect copyright.PENANAP0nW3TTnC3
“Gak diapa – apain Tante. Udah dari sononya begini.”
6571Please respect copyright.PENANAM1jHyqgMoY
“Aku langsung puas waktu orgasme pertama tadi. Orgasme kedua lebih puas lagi. Berarti ada kemungkinan mau orgasme lagi nih… berarti pertama kalinya dalam hidupku bisa orgasme dua kali. Apalagi kalau tiga kali… pasti lebih edan lagiiii… aaaah… edaaaaan… kontolmu iniiiiiii…
6571Please respect copyright.PENANAH7CMt9RtRV
Ini semua membuat gairahku bangkit sejadi – jadinya. Bahkan gesekan antara kontolku dengan dinding liang memeknya, berkali – kali membuatku terpejam saking nikmatnya.
6571Please respect copyright.PENANAPxuCqkjEzf
Tapi aku berusaha mengulur durasi ejakulasiku dengan membayangkan yang buruk – buruk dan menjengkelkan.
6571Please respect copyright.PENANACVscYnuqkC
Tapi baru belasan menit aku mengentot Tante Ros dalam posisi missionary ini, tiba – tiba dia berkelojotan lagi. Sehingga konsentrasiku terpaksa dipusatkan lagi, agar bisa ejakulasi berbarengan dengan orgasme Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANA3d7ZIkKiI4
Maka kupercepat entotanku dan moncong kontolku terus – terusan menyundul dasar liang memek Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANAr48kvogk1G
Akibatnya… lagi – lagi terjadi sesuatu yang teramat indah ini. Bahwa kami saling cengkram dengan kuatnya, saling remas dengan habatnya… bahwa ketika liang memek Tante Ros mengejut – ngejut, kontolku pun meronta – ronta sambil memuntahkan lendir pejuhku… croooottttttt… crooootttttt…
6571Please respect copyright.PENANArm3Q41IrNL
Lalu kami sama – sama terkapar dengan tubuh bermandikan keringat.
6571Please respect copyright.PENANA04ARfll1in
Tapi masih sempat kudengar suara Tante Ros membisiki telingaku, “Terima kasih Wan… kamu telah berhasil membangkitkan kembali semangat hidupku… dan aku jadi sayang sekali padamu…”
6571Please respect copyright.PENANAt04B6TN84h
Sebagai jawaban, kupagut bibir Tante Ros. Lalu kami saling lumat selama beberapa detik.
6571Please respect copyright.PENANAcOPOfuxQLk
“Punya kontol seperti gitu sih harus punya istri banyak. Pasti semuanya terpuasi,” kata Tante sambil menyeka memeknya dengan kertas tissue basah.
6571Please respect copyright.PENANAShLm3rPzO1
“Nggak Tante. Aku sih punya istri cukup satu orang saja. Tapi kalau kekasih rahasia kan bisa aja banyak – banyak.”
6571Please respect copyright.PENANAIoMihQC3Vd
“Terus aku mau dijadikan kekasih rahasia yang keberapa?”
“Nomor satu Tante,” ucapku yang disusul dengan kecupan hangat di pipi Tante Ros, “Karena Tante kan adik kandung Ibu.”
6571Please respect copyright.PENANAYGpR7CsNFU
“Terima kasih ya Sayang. Dijadikan kekasih rahasiamu saja aku sudah senang rasanya.”
6571Please respect copyright.PENANAG9Hxonu9wB
Setelah mandi bersama di kamar mandi hotel yang menyediakan bathtub segala itu, kami berpakaian kembali dan mengobrol di sofa yang agak jauh dari bed.
6571Please respect copyright.PENANApWy3WOEi7x
Di situlah Tante Ros menyerahkan selembar cek sambil berkata, “Ini untuk membayar pembelian rumahmu.”
6571Please respect copyright.PENANABYuODCjCnv
“Nanti aja dibayarnya di depan notaris. Jual beli rumah kan harus ada akte jual belinya Tante.”
6571Please respect copyright.PENANAV1EIP2zsCZ
“Pegang dan cairkan aja dulu ceknya. Soalo akte dan sebagainya bisa diurus belakangan. Kita kan saudara dekat, bukan orang luar.”
6571Please respect copyright.PENANAZZcX6fjgnA
Akhirnya kuterima cek itu setelah membaca nominal yang tertera di cek bank internasional itu. Dan kaget membacanya. “Tante… nominalnya kok lebih banyak dari harga rumah itu? Gak salah nih? kelebihannya sekitar duapuluh persen.”
6571Please respect copyright.PENANAW1EXIuilTi
“Kelebihannya sebagai tanda sayangnya aku padamu Wan. Udah… jangan sok menolak rejeki. Meski pun kamu sudah kaya raya, apa salahnya aku ngasih tanda sayang padamu?”
6571Please respect copyright.PENANAlkfA8BQlzL
Esoknya, pagi – pagi sekali aku dan Tante Ros sudah berangkat menuju dealer mobil. Dealer yang menjual mobil SUVku itu.
6571Please respect copyright.PENANATew6kXhjAw
Tidak sampai sejam Tante Ros sudah bisa membawa pulang sebuah sedan Jepang tapi cukup tinggi powernya. Sedan yang cukup gede silindernya, 3000 cc.
6571Please respect copyright.PENANAFF7nDhDl3n
Tapi karena Tante Ros belum punya SIM Indonesia, dia tidak berani membawa mobil itu. Maka kutelepon Ramto, sopir perusahaan Tante Laila, untuk membawa mobil itu ke rumah baru Tante Ros. Sambil kuberi kunci rumah, teruitama untuk membuka pintu garasinya. Tentu saja kuberikan juga alamat lengkap rumah baru yang sudah dibayar oleh Tante Ros itu.
6571Please respect copyright.PENANAI2qppLjKyd
Tidak sampai sejam kami berada di dealer itu. Lalu kami lanjutkan menuju toko yang paling terkenal sangat lengkap menyediakan segala perabotan rumah, dari furniture, peralatan dapur dan apa pun yang biasa dipakai di rumah, ada di situ.
6571Please respect copyright.PENANA28hyBj7DkA
Toko besar yang menjual segala keperluan rumah tangga itu ada cabangnya di seluruh dunia. Bahkan di Nederland pun ada, kata Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANAUEW7iBpwo0
Kebutuhan untuk sebuah rumah baru yang masih kosong memang banyak unak – aniknya. Sehingga Tante Ros membutuhkan waktu lebih dari tiga jam di toko itu. Karena dari mesin cuci, kulkas, microwave, kompor gas dan peralatan dapur lainnya, smeua dibeli dari situ. Sampai ke piring, cangkir, gelas, penggorengan, panci – panci dan sebagainya dibeli dari situ juga.
6571Please respect copyright.PENANAniOpKK3X6e
Lalu kami meninggalkan toko luas dan serba lengkap itu menuju hotel. Hanya untuk check out, karena Tante Ros ingin segera menempati rumah barunya.
6571Please respect copyright.PENANAyMDPf8dubg
Dari hotel bintang lima itu barulah kami menuju rumah baru Tante Ros. Sementara barang – barang yang dibeli dari toiko hardware itu akan segera dikirimkan ke rumah barfu Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANAkSZrXlkriI
Tapi kami sempatkan makan siang dulu di sebuah restoran, karena hotel hanya menyediakan breakfast tadi pagi, yang tidak mengenyangkan.
6571Please respect copyright.PENANAg1P0VxOngp
Setelah perut kami kenyang, barulah kami menuju rumah baru Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANAsU47IZwsoH
Ternyata sebuah truk berisi segala perabotan rumah yang baru dibeli tadi, sudah menunggu di depan rumah baru Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANAqvrede1aNJ
Setelah kami datang, pesuruh dari toko perabotan rumah itu dengan cekatan memasangkan semua barang yang kami beli. Jadi aku sudah bisa duduk di sofa putih yang masih 100% baru itu di ruang tamu. Sedangkan Tante Ros sibuk mengatur barang yang harus ditempatkan di posisinya masing – masing.
6571Please respect copyright.PENANAs7v1rssX61
Aku tidak mau ikut campur mengatur letak barang – barang itu semua. Biarlah Tante Ros sendiri yang mengaturnya, karena semuanya harus nyaman untuk dirinya.
6571Please respect copyright.PENANAz40SWBNnXo
Setelah semuanya terpasang secara benar menurut Tante Ros, truk yang sudah kosong itu pun meninggalkan depan rumah baru ini.
6571Please respect copyright.PENANAHYxrm5D11k
“Aduuuh… capek sekali yaaa…” ucap Tante Ros sambil merebahkan diri di sofa yang berada di depanku.
6571Please respect copyright.PENANAdmdqqibWjV
“Perlu dipijitin nggak?”
6571Please respect copyright.PENANAW3SQylRZL0
“Hihihiiii… dipijitin sama kamu sih ujung – ujungnya pasti ke sini,” sahut Tante Ros sambil menepuk – nepuk ke bawah perutnya.
6571Please respect copyright.PENANAcNx64CbNof
“Hahahahaaaaa… kirain mau lagi,” ucapku.
6571Please respect copyright.PENANAb2uDTfuRIW
“Besok lagi aja. Hari ini aku ingin istirahat dulu. Sambil mikirin bisnis kita itu.”
6571Please respect copyright.PENANA1eGWfSI8v8
Tiga hari kemudian, aku berangkat ke pabrik. Karena ada yang ingin kudiskusikan dengan sang Dirut, mengenai rencana pembelian saham oleh Tante Ros itu. Aku ingin mengorek pendapat direktur utama bernama Vita itu.
6571Please respect copyright.PENANAARK1Po2bI5
Ini kunjungan kedua kalinya ke pabrik yang sudah menjadi milikku ini. Tapi aku belum mengamati seluk beluk ruang kerjaku.
6571Please respect copyright.PENANAOsj6yup2LH
Dalam kunjungan kali ini aku mulai memperhatikan ruang kerjaku. Ruang kerja komisaris utama ini tampak serba antik furniturenya. Bahkan lukisan dan patung – patung yang dipajang di dinding dan di atas meja – meja kecilnya pun barang – barang seni rupa yang antik semua.
6571Please respect copyright.PENANAhJ92kbHTox
Pasti ini semua diatur oleh Tante Martini, sesuai dengan bentuk rumah besarnya yang di Jakarta itu pun berbentuk antik dan kokoh. Tidak terbawa arus minimalis.
6571Please respect copyright.PENANAIpvykolMdN
Setibanya di ruang kerja, kupanggil Bu Vita agar menghadap padaku, lewat interphone yang ada di meja kerjaku. Meja yang terbuat dari kayu jati zaman kolonial dahulu.
6571Please respect copyright.PENANADY02u4Ra9L
Tadinya aku tak punya perhatian sedikit pun kepada Bu Vita yang menjabat dirut di pabrik ini. Bahkan sepintas lalu kupikir dia itu wanita setengah baya yang biasa – biasa saja. Tapi pada waktu dia menghadap ke ruang kerjaku sebagai komisaris utama perusahaan hibah dari Tante Martini ini, aku mulai serius memperhatikan bentuk dirutku itu.
6571Please respect copyright.PENANAAQv7WNV2cU
“Barangkali lebih enak kupanggil Bu Vita dengan panggilan Mbak aja ya. Karena panggilan Ibu terkesan tua, sedangkan Mbak kan masih muda,” kataku membuka pembicaraan.
6571Please respect copyright.PENANACW26ooxghT
“Saya memang sudah tua Boss. Setahun lagi juga usia saya empatpuluh tahun,” sahutnya sambil menunduk di sofa yang berhadapan dengan sofaku.
6571Please respect copyright.PENANApSfShJ9947
“Berarti usia Mbak sekarang baru tigapuluhsembilan kan?”
6571Please respect copyright.PENANAEOTJ7W46tK
“Betul Boss.”
6571Please respect copyright.PENANAdGIJ6rSGA7
“Tigapuluh sembilan sih masih muda Mbak. Masih bisa hamil dan melahirkan.”
6571Please respect copyright.PENANA8TpOo9H05v
“Iii… iya Boss,” sahutnya sambil tersenyum. Hmmm… senyum itu… membangkitkan gairahku. Gairah nakal seorang lelaki muda yang ingin memanfaatkan masa mudanya dengan bertualang terus dari atas perut yang satu ke atas perut yang lain. Terutama dengan wanita setengah baya seperti dia itu…!
6571Please respect copyright.PENANAyBfPO2N23K
“Jadi gak apa kalau aku panggil Mbak kan? Biar hubungan kita lebih cair, jangan terlalu kaku.”
6571Please respect copyright.PENANAvsfld7wpDi
“Iya silakan mau panggil saya apa. Manggil nama langsung juga silakan.”
6571Please respect copyright.PENANAgQnOLyLdeT
“Nggak. Aku merasa lebih nyaman dengan memanggil Mbak. Walau pun aku tau bahwa kita sama – sama bukan orang Jawa.”
6571Please respect copyright.PENANAxbalfALxSu
“Hehehe… iya Boss.”
6571Please respect copyright.PENANA8nM7VycyYM
“Begini… sebenarnya ada dua hal penting yang mau kusampaikan kepada Mbak. Yang pertama, ada familiku yang akan bergabung dengan kita. Dia siap untuk melepas dananya yang jumlahnya hampir limapuluh persen dari nilai asset pabrik ini secara keseluruhan. Aku ingin minta pendapat Mbak, mana yang lebih baik…
6571Please respect copyright.PENANAIYOrrX1bCd
Mbak Vita menatapku sekilas. Lalu tertunduk, sepertinya sedang berpikir. Lalu berkata, “Mungkin lebih positif dana itu dimasukkan saja sebagai penambahan modal, Boss.”
6571Please respect copyright.PENANAAdpQTglDng
“Apa alasannya?” tanyaku.
6571Please respect copyright.PENANARjSrjUuY67
“Kita masih kekurangan ruang produksi Boss. Kalau modalnya ditambahin, bisa bangun ruang produksi yang baru. Sehingga dengan sendirinya produksi kita semakin besar Boss. Tapi itu hanya usul saya aja. Boss tentu lebih tau mana yang terbaik untuk kemajuan perusahaan.”
6571Please respect copyright.PENANAZk4nKavhPg
“Seandainya usul itu kusetujui, mau bangun berapa ruang produksi baru nanti?” tanyaku.
6571Please respect copyright.PENANAL45cQMY7OZ
“Di belakang kan ada tanah yang masih kosong seluas satu setengah hektar. Itu cukup untuk dibangun lima ruang produksi baru Boss. Sangat sesuai dengan kebutuhan pasar.”
6571Please respect copyright.PENANAFp4Z54Jk6p
Kemudian Mbak Vita menjelaskan beberapa jenis barang yang dibutuhkan oleh market, tapi belum bisa diproduksi di pabrik ini. Dengan ada tambahan 5 ruang produksi, kebutuhan market itu akan tersedia.
6571Please respect copyright.PENANAxweRoGHjKc
Setelah memikirkan semuanya itu sejenak, akhirnya aku menyetujui usul Mbak Vita itu. Maka aku pindah ke sofa yang sedang diduduki oleh Mbak Vita. Duduk di samping kanannya. Dan menjabat tangannya sebagai tanda sepakat. “Oke… kita laksanakan usul Mbak itu. Mudah – mudahan sesuai dengan harapan kita semua nantinya,” kataku.
6571Please respect copyright.PENANA3sS5hZFbch
Tapi tangan yang kujabat itu tidak cepat – cepat kulepaskan. “Ada satu point lagi yang belum kusampaikan Mbak.”
6571Please respect copyright.PENANAhI4n4QzyZY
“Siap Boss, saya akan mendengarkannya dengan seksama.”
6571Please respect copyright.PENANA2X0aY67OvW
“Pointnya simple sekali kedengarannya. Bahwa aku ingin agar kita melakukan sesuatu, agar hubungan kita semakin akrab.”
6571Please respect copyright.PENANAd7HUlUZRE7
“Melakukan apa Boss?” tanyanya seperti bingung, sementara tangan halus dan hangatnya belum juga kulepaskan.
6571Please respect copyright.PENANAhpuVXKt3pi
“Aku ingin dekat dengan Mbak. Karena itu, bagaimana kalau kita refreshing nanti malam di villa yang tidak terlalu jauh dari kota ini?”
6571Please respect copyright.PENANABMPcEFAGKF
Mbak Vita membetulkan letak kacamata dengan tangan kirinya, karena tangan kanannya masih kugenggam. “Saya punya suami Boss. Saya tidak bisa keluar malam – malam begitu saja. Harus ada alasan yang tepat.”
6571Please respect copyright.PENANAsjw5Orru5B
“Yah… aku hanya usul. Supaya hubungan kita semakin dekat dan kompak. Kalau Mbak keberatan, aku juga takkan maksa.”
6571Please respect copyright.PENANAxXhW0yye4P
“Mmm… Boss mau itu kan?” tanyanya dengan suara bergetar.
6571Please respect copyright.PENANAsiw0hL72vW
“Itu apa?”
6571Please respect copyright.PENANAzOqiHJcQ7d
“Yang biasa dilakukan oleh suami – istri,” sahutnya.
6571Please respect copyright.PENANAgw4TVxJoVN
“Jujur aja… iya. Tapi aku belum punya istri Mbak.”
6571Please respect copyright.PENANATLy5Lcl7pF
Mbak Vita terdiam sesaat. Dan tetap membiarkan tangan kanannya berada dalam genggamanku. “Boss… saya akan permudah aja. Nggak usah jauh – jauh. Kalau Boss benar – benar mau sama saya yang sudah tua ini, lakukan di sini aja sekarang. Mumpung saya lagi gak banyak kerjaan.“
6571Please respect copyright.PENANAXnYVT7Wkix
Aku terkejut girang mendengar ucapannya itu. Maka kulingkarkan lenganku di pinggangnya sambil membisikinya, “Aku ini penggila wanita setengah baya Mbak.”
6571Please respect copyright.PENANAqoTLC2IjSW
Sambil tersenyum ia menyahut, “Saya tidak pernah menyeleweng dari suami Boss. Tapi kali ini saya akan pasrah kepada Boss.”
6571Please respect copyright.PENANAke6h6xQKOd
“Kenapa denganku bisa mau?”
6571Please respect copyright.PENANAKgC3TdgE3J
“Pertama, karena Boss atasan saya. Kedua, karena Boss terlalu ganteng dan sangat muda belia… sehingga saya pun jadi penasaran juga… seperti apa rasanya jika saya berselingkuh dengan Boss…” sahutnya sambil membetulkan letak kacamatanya. Saat ini dia masuk ke dalam ruang kerjaku tidak mengenakan blazer merah lagi.
6571Please respect copyright.PENANAcGm46xzn5X
Hanya kemeja abu – abu pastel dan rok mini merah yang dikenakannya. Rok yang warna dan bahannya disamakan dengan blazernya. Last but not least, ia mengenakan stocking putih. “Tapi yang terutama, saya ingin agar hubungan saya dengan boss sebagai komisaris utama, ingin berjalan secara profesional tapi akrab…
6571Please respect copyright.PENANAgShdYM1rLX
Mbak Vita berbicara seperti itu pada saat tanganku sudah merayap ke balik rok mini merahnya. Untuk merayapi pahanya yang putih mulus dan licin sekali… sampai ke pangkalnya. Tapi setelah menyentuh celana dalamnya, aku berkata, “Mbak… semua ini membuatku kaget. Karena Mbak begitu cepat menanggapi hasratku.
6571Please respect copyright.PENANAl8190eJ61j
“Action di ruang kerja Boss ini?” tanyanya sambil berdiri dan tersenyum.
6571Please respect copyright.PENANAUbQ64AVMzu
“Iya. Beraksilah seperti seorang stripteaser yang sedang beraksi di atas panggung. Bebas aja… tak usah sungkan – sungkan.”
6571Please respect copyright.PENANAtiVkEOxbLv
“Maaf pintunya akan saya kunci dulu Boss,” ucapnya sambil melangkah ke pintu keluar dari ruang kerjaku.
6571Please respect copyright.PENANAgeeTWRPfE3
Ketika kembali lagi ke depan mataku, Mbak Vita menggantungkan sesuatu di telunjuknya. Menggantungkan… celana dalamnya! Ternyata barusan waktu menguncikan pintu, ia menyempatkan diri untuk melepaskan celana dalamnya.
6571Please respect copyright.PENANAYjg5q436lj
Hal itu membuatku tercengang. Bukan cuma tercengang, si johni pun mulai bangun. Karena membayangkan sesuatu yang tadinya ditutupi celana dalam itu…!
6571Please respect copyright.PENANA3D2jGzHBKg
Lalu tanpa ragu Mbak Vita meletakkan kakinya di atas meja tulis jati antik itu, sehingga aku bisa menyaksikan kemaluannya…! Tak cuma iktu. Ia pun duduk di pinggiran meja sambil mengangkat rok merahnya, sehingga bentuk memeknya semakin jelas di mataku. Sebentuk memek yang bersih dari jembut…!
6571Please respect copyright.PENANAg1jkh5tjmj
Kuperhatikan aksi Mbak Vita sejenak. Lalu menghampirinya sambil bertanya, “Mau kita lakukan di atas meja ini?”
6571Please respect copyright.PENANAOZyfWdXRnT
“Kan ada kamar yang biasa dipakai istirahat oleh Bu Martini dahulu Boss. Itu pintunya.”
6571Please respect copyright.PENANAZqD6NWw9Kd
“Ohooo… aku jadi tamu di rumahku sendiri,” ucapku sambil memegang pergelangan tangan Mbak Vita dan menuntunnya ke arah pintu yang barusan ditunjuknya.
6571Please respect copyright.PENANAHiGK5ay485
Memang ada kamar yang lumayan besar dan lengkap segalanya seolah berada di rumah kecil, atau tepatnya seperti berada di apartemen. Ada dua bedroom berikjut kamar mandinya masing – masing, ada ruang tamu, ada meeting room dan ada kitchen segala. Mungkin dahulu Tante Martini kalau sedang berada di kota ini suka masak di kitchen relax roomnya.
6571Please respect copyright.PENANAlYvWVnAjCW
Tapi semua itu tak penting bagiku. Yang penting bagiku saat ini adalah tubuh wanita setengah baya yang bernama Vita ini. Yang ternyata memancarkan pesona mengagumkan bagiku.
6571Please respect copyright.PENANA6oq2CGhnEc
Namun ternyata Mbak Vita pun berkata bahwa sejak awal melihatku, dia langsung jatuh hati padaku. Tapi dia tahu diri, bahwa aku ini atasannya. Selain daripada itu, dia merasa bahwa aku terlalu muda baginya. Tapi kini semuanya sudah menjadi kenyataan. Bahwa aku suka padanya.
6571Please respect copyright.PENANATtpuao2o3b
Maka ketika kami sudah berada di salah satu bedroom, dengan tekun dia melepaskan pakaianku sehelai demi sehelai, sampai telanjang bulat. Seperti dia.
6571Please respect copyright.PENANAgbDtXqwPWe
Kemudian kami melompat ke atas bed. Di atas bed inilah Mbak Vita memperlihatkan jati diri yang sebenarnya. Tanpa ragu dia menggenggam kontolku yang sudah tegang ini, lalu mengulum dan menyelomotinya. Membuatku terpejam dalam nikmat.
6571Please respect copyright.PENANA2murF9RUjQ
Begitu trampilnya Mbak Vina mengoralku. Sehingga aku jadi kuatir, takut ngecrot di dalam mulutnya sebelum aku sempat menikmati memeknya. Karena itu kutarik kontolku dari dalam mulut Mbak Vita, lalu menerkam dan menggumulinya.
6571Please respect copyright.PENANABBev1ktvPM
Tadinya aku ingin menjilati memeknya juga. Tapi ketika aku sedang menghimpitnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, terasa kontolku dipegang olehnya. Terasa moncong kontolku dicolek – colekkan ke belahan memeknya yang sudah licin dan hangat. Bahkan ia menarik kontolku dan menusukkannya ke mulut memeknya.
6571Please respect copyright.PENANAjw1AyEzeTn
Aku pun tak sabar lagi. Sekalian kudorong saja batang kemaluanku sampai melesak masuk hampir separohnya ke dalam liang memek Mbak Vita…!
6571Please respect copyright.PENANAkUDokP63ng
Setelah keadaan telanjur seperti ini, aku pun mulai mengentotnya perlahan – lahan dulu.
6571Please respect copyright.PENANAljTRlyPQj8
Mbak Vita pun tak segan – segan lagi mencium dan melumat bibirku sambil mendekap pinggangku erat – erat. Sehingga aku pun semakin menggencarkan entotanku sampai dalam kecepatan standard.
6571Please respect copyright.PENANAQB0hpubdO1
Mulailah terdengar desahan dan rintihan histeirsnya, “Bossss… ooooohhhhh… Bosssss… gak nyangka saya bakal mengalami semua ini Boss… oooooohhhhh… Bossssss… ooooooooohhhhhh… aaaaaaah… aaaaaah… punya Boss luar biasa gede dan panjangnya Boss… aaaaaah… Bosss… oooooohhhh…
6571Please respect copyright.PENANARh20atrUjg
Hebatnya, Mbak Vita mendesah dan merintih itu sambil menggoyangkan pinggulnya. Bergeol – geol menyerupai angka 8.
6571Please respect copyright.PENANA8uf9m1KMSh
Sehingga liang memeknya membesot – besot dan memilin – milin tongkat aladinku.
6571Please respect copyright.PENANAUqisUZYuFR
Maka aku pun tak mau kalah. Kujilati lehernya diiringi gigitan – gigitan kecil, sementara tangan kiriku meremas – remas toket kanannya sambil sesekali memelintir pentilnya.
6571Please respect copyright.PENANAKRKjF1Lqdx
Makin riuh pula rintihan histerisnya yang terdengar erotis oleh telingaku. “Aaaaaah… Bosss… sungguh Boss… ini penis yang paling enak dalam hidup saya… aaaah… silakan entot memek saya sepuas Boss… saya sudah runtuh di telapak kaki Boss… oooooh… belum pernah saya merasakan ML senikmat ini Bosssssssss…
6571Please respect copyright.PENANASBKE3mvNFE
Terlebih lagi setelah aku menjilati ketiaknya yang harum deodorant, semakin menjadi – jadi juga rengekan erotis wanita setengah baya itu, “Aaaaaa… geeee… geliiii… tapi eeee… enak sekali Bossss… aaaaahhhh… aaaaa… hihihiiiii… iiiiiiihhhhhh… aaaaaa… aaaaaahhhhh… Bossssss …
6571Please respect copyright.PENANAP7ginkwR6S
Aku pun tak mau mengenyampingkan sisi romantisnya. Maka pada suatu saat, ketika aku semakin gencar mengentot liang memeknya yang legit dan terasa seperti menyedot kontolku berulang – ulang, aku memagut bibirnya ke dalam lumatanku. Mbak Vita pun menyambut kehadiran bibir dan lidahku dengan menyedot lidahku sampai masuk ke dalam mulutnya.
6571Please respect copyright.PENANAhOX2nPwZcl
Maka kubalas juga, ketika lidahnya agak terjulur, kusedot ke dalam mulutku, untuk digeluti oleh lidahku.
6571Please respect copyright.PENANA6z9eVwcF3T
Dalam keadaan seromantis ini dia tidak bisa merintih, karena mulutnya tersumpal oleh mulutku. Tapi terasa kedua tangannya meremas – remas bahu dan punggungku.
6571Please respect copyright.PENANAliKnamtTki
Dalam keadaan sedang saling lumat bibir dan saling sedot lidah inilah, tiba – tiba terasa Mbak Vita mengelojot – ngelojot sambil menahan nafasnya dan memejamkan matanya. Aku sudah tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya.
6571Please respect copyright.PENANACEai0rgCSM
Maka kugenjot kontolku untuk mengentot liang memeknya segencar mungkin.
6571Please respect copyright.PENANA4uLffaR1nk
Lalu ketika tubuhnya terasa mengejang tegang… tegang sekali, aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin, sampai terasa moncongnya menabrak dasar liang memek wanita setengah baya itu.
6571Please respect copyright.PENANArnMzmKwBWo
Pada saat itulah kurasakan liang memeknya mengedut – ngedut kencang. Inilah detik – detik yang paling kugilai di setiap kali menyetubuhi perempuan.
6571Please respect copyright.PENANAMweN9S0h3G
Tapi kali ini aku merasakan yang lain dari yang lain. Liang memek Mbak Vita empot – empotan terus, meski lendir libidonya sudah membanjir. Mungkin inilah yang disebut memek yang bisa “empot ayam” (seperti dubur ayam kalau ditiup suka empot – empotan).
6571Please respect copyright.PENANA2OSA9FSH50
Dan gilanya… ini nikmat sekali. Membuatku terpejam – pejam. Bahkan aku merasa ejakulasiku tak bisa ditahan – tahan lagi.
6571Please respect copyright.PENANANz79k3L9dd
Lalu aku mengelojot, sementara moncong kontolku memuntahkan lendir kenikmatanku.
6571Please respect copyright.PENANA4GOhilDQPe
Crooootttt… croottt… croooottttt… croootttt… crootttttt… crooooooootttt…!
6571Please respect copyright.PENANAwzI4Sja5IM
“Ughhhh… memek Mbak bisa empot ayaaaam… !“ucapku yang sudah terkapar di atas perut Mbak Vita.
6571Please respect copyright.PENANAdbXUzD5JsZ
Mbak Vita cuma tersenyum. Lalu mencium bibirku sambil berkata, “Terima kasih Boss. Belum pernah saya rasakan ML senikmat ini…”
6571Please respect copyright.PENANAST8WkQj1Ox
“Aku pun belum pernah merasakan memek yang bisa empot ayam seperti memek Mbak. Ini jelas akan membuatku ketagihan. Jadi… sesibuk apa p-un Mbak, kalau aku ingin menyetubuhi Mbak lagi, jangan sulit dipanggil ke ruang kerjaku ya.”
6571Please respect copyright.PENANAVTltOzaRCu
“Siap Boss. Saya juga pasti ketagihan. Kapan pun Boss membutuhkan saya, tinggal call aja nanti.”
6571Please respect copyright.PENANAKpc2KhOxCh
Setelah bersih – bersih dan berpakaian lengkap kembali, aku berkata kepada Mbak Vita, “Mungkin besok juga investor itu akan kubawa ke sini Mbak. Sebenarnya dia tanteku sendiri. Adik kandung ibuku yang sudah memboyong dana sangat banyak dari Nederland ke sini.”
6571Please respect copyright.PENANASKg4yPnhB6
“Siap Boss.”
6571Please respect copyright.PENANAkfGjQFPKsR
“Aku minta setiap ruangan yang akan disurvey harus rapi. Supaya investor tertarik untuk menanamkan investasi di pabrik kita ya Mbak.”
6571Please respect copyright.PENANAEOgO41EaXq
“Siap Boss. Hari ini juga akan saya perintahkan agar semua ruangan produksi dirapikan.”
6571Please respect copyright.PENANA8Y0X1UQBZX
“Dan… terima kasih atas semuanya Mbak. Aku takkan melupakan segala yang telah terjadi di antara kita berdua. Semoga Mbak semakin tekun melaksanakan tugas sebagai dirut pabrik ini.”
6571Please respect copyright.PENANA5T6I67mgdq
“Siap Boss. Saya juga menghaturkan terimakasih, atas kemurahan hati Boss mengucurkan keindahan ke dalam batin saya.”
6571Please respect copyright.PENANAnyMXHlIjyz
KPikirannya pun berubah. Dia berani menanam saham hampir sama nominalnya jika dibandingkan dengan nilai asset pabrik ini secara keseluruhan. Sehingga kalau dihitung sedcara menyeluruh, nilai sahamnya hanya 1 % di bawah nilai asset pabrik secara keseluruhan. Jadi kalau dihitung secara keseluruhan, sahamku 51%, saham Tante Ros 49%.
6571Please respect copyright.PENANA3jZQEKia99
Tampaknya Tante Ros bisa menanam investasi lebih banyak lagi. Tapi dia tidak mau melebihi sahamku. Mungkin agar aku tetap menjadi komisaris utama, sementara dia bisa dijadikan komisaris kehormatan saja. Karena dia ingin duduk manis saja di rumah barunya, tanpa melibatkan diri dalam kegiatan pabrik sehari – hari.
6571Please respect copyright.PENANAMgsA9NguII
Hari berganti hari, minggu berganti minggu dan bulan berganti bulan berputar terus. Tiada yang bisa menghentikannya.
6571Please respect copyright.PENANAGU4stxscao
Tanpa terasa setahun telah berlalu. Suasana memang sudah banyak yang berubah.
6571Please respect copyright.PENANAL7Mu6MdKT1
Pabrikku, hibah dari Tante Martini itu berkembang dengan sangat pesatnya. Karena Mbak Vita memang bisa diandalkan. Dia bisa mencerna konsep – konsep baruku, kemudian dilaksanakannya dengan baik.
6571Please respect copyright.PENANAYpgZ4Eh3N8
Sementara itu, Wati sudah menikah dengan seorang pengusaha yang lumayan mapan, meski usianya sudah 40 tahunan, 15 tahun lebih tua daripada Wati.
6571Please respect copyright.PENANAigJJZbVTtm
Aku ikut bahagia mendengar curhatan Wati. Bahwa lelaki itu mau menerima Wati apa adanya, termasuk tentang keperawanannya yang sudah tiada.
6571Please respect copyright.PENANAnGT7UTmhuF
Dengan sendirinya Wati diboyong oleh suaminya, sehingga Ibu jadi sendirian di rumah. Tapi untungnya ada saudara sepupu Ibu yang hidup menjanda dan bersedia tinggal di rumahku. Untuk menemani dan meladeni kebutuhan Ibu sehari – hari. Tentu saja aku memberikan gaji tiap bulan pada Bi Elin, demikian aku memanggilnya karena ia kurang ngepas kalau dipanggil Tante (maklum dia orang kampung, meski statusnya adik sepupu Ibu).
6571Please respect copyright.PENANAaMNxfVinI4
Lalu apakah aku sendiri merasa birahiku sudah mantap dan fokus terhadap Anneke seorang?
6571Please respect copyright.PENANAeFoXVGe7XS
Inilah masalahnya. Setiap kali dekat dengan perempuan setengah baya, selalu saja hasrat birahiku datang menggodaku.
6571Please respect copyright.PENANAcPuXexLJ3a
Memang aku selalu berusaha untuk menindasnya dengan caraku sendiri.
6571Please respect copyright.PENANAK2vF5pX7nW
Tapi pada suatu malam… ketika aku sedang berada di rumahku, tampak galon air mineral di dispenser kamarku sudah habis. Padahal aku haus sekali. Setahuku di dapur ada dispenser juga. Dalam keadaan cuma bercelana training tanpa baju, aku keluar untuk mengambil segelas air mineral untuk pelenyap dahagaku.
6571Please respect copyright.PENANAX6lUN4OwOW
Sebelum tiba di dapur, aku melewati ruangan cucian yang sudah bersih dan meja setrikaan. Saat itulah aku melihat sesuatu yang luar biasa. Bahwa Bi Elin sedang menyetrika sambil berdiri menghadap mejatulis lamaku yang sudah dijadikan meja setrikaan, dengan mengenakan gaun rumah yang ke atasnya berwarna pink dengan polka dot putih, sementara ke bawahnya rok mini berwarna pink polos.
6571Please respect copyright.PENANA6ScQJcPZZP
Gaun tank top itu menyatu bagian atas dengan rok mininya. Yang membuatku terbengong agak jauh di belakangnya, adalah betapa tipisnya pakaian yang ia kenakan itu, sehingga dari jauh pun kelihatan bentuk bokong indahnya dari balik rok mini transparant itu. Sehingga aku terlongong di belakangnya. Lalu aku mendekati adik sepupu Ibu yang berbadan putih mulus dan berusia 28 tahunan itu.
6571Please respect copyright.PENANAxd4Qw6w1Xc
Bi Elin sedang menyetrika sambil mendengarkan musik lewat ponsel dan earphonenya.
6571Please respect copyright.PENANAkXOl4WltoL
Dan semakin jelas saja bokong indah Bi Elin yang terbayang dari luar rok mini pinknya itu. Tapi dia belum sadar juga bahwa aku sudah berada di belakangnya. Dan ingin meyakinkan, benarkah ia tidak bercelana dalam? Karena itu aku berjongkok sambil menengok ke dalam rok mini itu. Maaak… dia memang tidak mengenakan celana dalam.
6571Please respect copyright.PENANA2kDngnjAHT
Kalau memperturutkan kata hati, ingin langsung kupagut memek yang sedang berada di atas wajahku itu, karena aku jadi menelentang dengan wajah menghadap ke arah sepasang kaki dan yang berada di antara sepasang pangkal paha putih itu.
6571Please respect copyright.PENANAnOsmVp67wm
Tapi aku takut hal seperti itu akan membuatnya terlalu kaget. Karena itu aku berdiri lagi di belakang Bi Elin yang tetap asyik mendengarkan musik lewat handsfree ponselnya.
6571Please respect copyright.PENANAJwb3QrhAS9
Setelah berdiri di belakangnya, langsung kusergap pinggangnya sambil menciumi tengkuknya. Hal itu pun membuatnya sangat terkejut. Dicabutnya earphone dari telinganya, lalu menoleh dengan mata terbelalak, “Aduuuh Wawan… kok bikin kaget aku aja sih?”
6571Please respect copyright.PENANAvdbjac0tpp
“Cuma mau nanya kenapa belum tidur Bi?”
6571Please respect copyright.PENANArxO66EmmyG
“Ini nyelesaikan setrikaan udah numpuk dari kemaren.”
6571Please respect copyright.PENANAnKjBUdNI3L
“Terus kenapa Bi Elin nggak pakai celana dalem?” tanyaku perlahan, dengan tangan langsung menyelinap ke balik rok mininya dan langsung memegang memeknya yang berjembut sedikit dan jarang sekali.
6571Please respect copyright.PENANAafOWsmM5xK
“Celana dalamku dicuci semua, gak ada yang bersih satu pun. Waaan… jangan megang – megang memek dong… Waaan…” ucapnya setengah berbisik. Mungkin takut kalau Ibu terbangun mendengar suaranya kalau terlalu keras.
6571Please respect copyright.PENANAySrTnkuC4l
“Bi… aku kan masih bujangan. Wajar kalau aku menganggap memek ini sebagai sesuatu yang sangat menggiurkan…” sahutku sambil menyelinapkan jariku ke celah memeknya.
6571Please respect copyright.PENANAFm7Qu1j2gc
“Tapi Wan… ooooh… kamu nakal Wan… kalau udah dipegang – pegang memek gini, aku jadi langsung kepengen… ooooh… Waaaaan… oooooh… “rintih Bi Elin dengan suara seperti berbisik terus.
6571Please respect copyright.PENANAm17Xj1dGKG
“Ayo kita lakukan di kamarku ya Bi,” ajakku sambil menarik pergelangan tangannya.
6571Please respect copyright.PENANA1sR8vXOMtf
“Iii… iyaaa… tapi aku mau pipis dulu ya,” ucapnya.
6571Please respect copyright.PENANAHDc6o7inJN
“Ayolah… di kamarku kan ada kamar mandinya. Di sana aja pipisnya,” ucapku sambil menarik pergelangan tangannya sambil melangkah ke kamarku.
6571Please respect copyright.PENANAGPGdmIRX8U
Tak terdengar lagi suara Bi Elin, karena mau melewati pintu kamar Ibu. Kemudian kami membelik ke kanan, menuju pintu kamarku.
6571Please respect copyright.PENANASwcbqdlrlg
Setelah berada di dalam kamarku yang pintunya sudah ditutup dan dikuncikan, barulah Bi Elin berani berbicara, “Ini beneran mau ngemplud Wan?”
6571Please respect copyright.PENANAFKnOfi145B
“Iya bibiku sayaang… aku udah gak tahan melihat Bibi yang manis dan menggiurkan ini,” sahutku sambil melingkarkan lenganku di pinggangnya. Lalu mengecup bibirnya tanpa keraguan lagi.
6571Please respect copyright.PENANA8x3lqvQn1e
Bi Elin memejamkan matanya. Kemudian berkata sambil melepaskan dekapanku, “Mau pipis dulu ya. Takut ngompol di tengah jalan nanti…”
6571Please respect copyright.PENANAhcYqUfONoB
Aku mengangguk. “Cuci memeknya yang bersih pakai sabun ya.”
6571Please respect copyright.PENANAsK9kXwR2W8
Bi Elin mengangguk sambil tersenyum manis.
6571Please respect copyright.PENANA4Fvhgs3lOd
Setelah Bi Elin masuk ke kamar mandi, barulah aku sadar bahwa tadi aku keluar dari kamar karena haus dan mau mengambil air minum dari dispencer dapur. Dan sekarang masih haus. Tapi malas keluar lagi. Karena itu kuambil saja sebotol softdrink dari kulkas. Dan menikmati softdrink itu sambil menunggu Bi Elin di kamar mandi.
6571Please respect copyright.PENANAmVBpWUSZEO
Tak lama kemudian Bi Elin muncul kembali dari ambang pintu kamar mandi. Sambil tersenyum – senyum padaku.
6571Please respect copyright.PENANAmzvqMG2QWX
“Rasa ngimpi keponakan yang ganteng ini kok mau sama aku,” ucapnya sambil melepaskan gaun tipis transparan itu. Dan jadi langsung telanjang, karena di balik gaun tipis itu tiada apa – apa lagi selain tubuh langsingnya yang putih mulus. Memang keluarga dari pihak Ibu hampir semuanya berkulit putih mulus.
6571Please respect copyright.PENANA72rEYOq4Kf
Melihat Bi Elin sudah telanjang, aku pun melepaskan celana trainingku, sebagai satu – satunya benda yang melekat di tubuhku.
6571Please respect copyright.PENANAy1J4wu8Kst
Bi Elin terlongong setelah menyaksikan bentuk alat vitalku. “Wan… kontolmu gede banget… panjang pula…” ucapnya sambil memegang batang kemaluanku dengan tangan terasa agak gemetaran.
6571Please respect copyright.PENANAw1ASTmcOAT
“Emangnya kontol mantan suami Bi Elin segede apa?” tanyaku.
6571Please respect copyright.PENANAujpkNDGQO5
“Gak inget lagi. Aku cuma satu kali digauli sama dia. Terus kami cerai. Karena kami tidak saling mencintai.”
6571Please respect copyright.PENANAjqKekElLFs
“Kok bisa?”
6571Please respect copyright.PENANAGkfx4KYDkf
“Kami kawin gara – gara digerebek warga. Karena di kampung gak biasa ada cowok bertamu malam – malam. Padahal cowok itu bukan pacarku.”
6571Please respect copyright.PENANAhGM60eA5OG
“Terus?”
6571Please respect copyright.PENANAkw1ZRpp1sO
“Perkawinan kami hanya berjalan seminggu. Lalu bercerai.”
6571Please respect copyright.PENANAFmuDjW4NZb
“Dan Bibi cuma merasakan digauli satu kali aja?”
6571Please respect copyright.PENANAbe7jqT6BeW
“Iya. Lalu aku jadi TKW di Hongkong.”
6571Please respect copyright.PENANAZ7W9RK0Ox3
“Di Hongkong sih pasti punya pacar kan?”
6571Please respect copyright.PENANAgjsoiWajOs
“Boro – boro punya pacar. Tugasku cuma ngurusin seorang nenek – nenek. Diem di rumah terus, berdua sama si nenek itu. Makanya cuma setahun aku kerja di Hongkong. Lalu pulang. Pokoknya aku tidak pernah nemu cowok yang cocok. Jadi… sekarang ini bakal jadi pengalaman keduaku Wan.”
6571Please respect copyright.PENANAIbkl0vtjjh
Baru sekali ini aku mendengar latar belakang kehidupan Bi Elin. Tadinya aku hanya tahu bahwa dia seorang janda, yang masih lumayan muda. Cuma itu saja yang aku tahu. Ternyata seperti itu latar belakang kehidupannya.
6571Please respect copyright.PENANAilXLU9C5pu
“Sama aku sih santai aja Bi,” ucapku sambil meraihnya ke atas bed.
6571Please respect copyright.PENANABMtVkkbxqQ
Bi Elin pun tersenyum – senyum sambil celentang di atas bedku.
6571Please respect copyright.PENANA0fsIjYZMyh
Lalu kuhimpit tubuh telanjang yang mulus dan terasa hangat ini. Dengan gairah yang luar biasa bergejolaknya. Maklum sudah lebih dari seminggu aku tidak bersetubuh. Karena tenggelam dalam kesibukan di pabrik.
6571Please respect copyright.PENANARakZpl02uH
Dengan sepenuh gairah aku pun mulai dengan mencium bibir Bi Elin yang tipis merekah itu. Kemudian menurun ke toketnya yang tidak besar tapi kecil pun tidak. Kuemut pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas toket kanannya.
6571Please respect copyright.PENANALcxTjKGEP4
Tubuh Bi Elin pun mulai menghangat. Lalu aku melorot turun, sampai wajahku berhadapan dengan memeknya yang berbulu jarang sekali. Itu pun hanya tumbuh di atas kemaluannya.
6571Please respect copyright.PENANAdc5M9vxfrl
“Jembutnya jarang ya,” ucap Bi Elin.
6571Please respect copyright.PENANAJamw0AS2Z6
“Gak apa. Zaman sekarang malah banyak yang mencukur memeknya sampai gundul,” sahutku.
6571Please respect copyright.PENANAwTd6SVRr97
“Aku sih belum pernah nyukur jembut. Seperti ini aja adanya sejak dahulu. Oooh… mau diapain Wan?” tanyanya ketika aku mulai menciumi memeknya.
6571Please respect copyright.PENANAn0UrS1GwSZ
“Santai aja Bi. Aku mau jilatin memek Bibi. Makanya tadi kuminta dicuci pakai sabun, biar jangan bau.”
6571Please respect copyright.PENANAdEKoTyqgo8
“Hihihi… memekku gak bau Wan. Aku sih keputihan aja gak pernah. DIjamin bersih memekku sih. Kan seumur hidup baru dipakai satu kali.”
6571Please respect copyright.PENANApaMKzeytsy
“Iya,” sahutku memperhatikan memek Bi Eli yang tertutup rapat. Lalu kungangakanj, sampai bagian dalamnya yang berwarna merah jambu itu tampak jelas. Memang tiada bau yang kurang sedap. Bahkan tercium harum sabun mandiku. Pasti tadi dia benar – benar mencuci memeknya dengan sabun.
6571Please respect copyright.PENANA1WD0adYHVi
Aku pun mulai menjilati memeknya, terutama bagian dalamnya yang berwarna pink dan mengkilap itu. Langsung terdengar suara Bi Elin, “Waaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya memekku dijilatin Waaan… ooooohhhh… ternyata geli – geli enak gini yaaa… oooooohhhh… Waaaaan…”
6571Please respect copyright.PENANAtp1rhMCIHU
Mendengar rintihan Bi Elin itu, aku semakin bersemangat menjilati memeknya. Bahkan kemudian kufokuskan untuk menjilati kelentitnya yang muncul sebesar kacang kedelai, mengkilap dan tegang.
6571Please respect copyright.PENANAIe3VPCjqDe
Jilatan dan isapanku di kelentitnya, membuat Bi Elin mulai gedebak – gedebuk dan terkejang – kejang. Rintihan – rintihannya pun semakin menjadi – jadi, tapi terasa ditahan agar suaranya jangan sampai terdengar oleh Ibu.
6571Please respect copyright.PENANAXBitwvZQ9y
“Waaaaan… ooooohhhh… Waaaaan… jilatin itilku teruuussss… ini lebih enak lagi Waaaan… sampai merinding – rinding nih aku Waaaaan… jilatin terus itilku… iyaaaa… itilku Waaaan… itiiiillll…”
6571Please respect copyright.PENANA3M8AQJp2B1
Dan ketika terasa bahwa bagian dalam memek Bi Elin sudah cukup basah, aku pun membenamkan kotolku ke dalam liang memeknya, sambil menghempaskan dadaku ke sepasang toketnya yang masih lumayan kencang.
6571Please respect copyright.PENANABj6LB9uIaK
Irama birahi pun mulai berkumandang di telinga batinku.
6571Please respect copyright.PENANAJonL82Mn9k
Kontolku sudah mulai “mondar – mandir” di dalam jepitan liang memek Bi Elin yang ternyata luar biasa sempitnya. Sehingga liang sanggamanya itu terasa sekali bergerinjal – gerinjal seperti telur ayam yang masih berada di dalkam perut induknya. Ini sangat terasa nikmatnya.
6571Please respect copyright.PENANAV7aPAB2CBY
Aku pun percaya bahwa dia baru kedua kalinya ini disetubuhi oleh lelaki. Karena dengan suaminya hanya satu kali digauli, kemudian bercerai seminggu kemudian. Berarti dia hanya memberikan keperawanannya saja kepada lelaki itu, kemudian bercerai.
6571Please respect copyright.PENANAmbGxxzl4vR
Bi Elin makin lama makin mendesah dan merintih, tapi tetap suaranya tertahan – tahan. Pasti dia takut kalau suaranya terdengar oleh Ibu. “Ooooo… ooooo… oooooh… Waaaaan… ternyata dientot sama kontol ini enak sekali rasanya Waaaaan… ini luar biasa nikmatnya Waaaan… oooooh… ooooooohhhhhh…
6571Please respect copyright.PENANAF4VM6QFOnk
“Memek Bi Elin juga luar biasa enaknya. Seperti memek gadis belasan tahun, sempit sekali rasanya. Asalkan Bi Elin kerasan di sini, nanti dua atau tiga hari sekali kuentot deh…” sahutku sambil melambatkan entotanku.
6571Please respect copyright.PENANAZ44d42Alug
“Aku… aku pas.. pasti kerasan di sini Waaan… kontol Wawan yang bikin aku kerasan di sini… oooohhh… enak Wan… enaaaaak… entot terus Waaan… ini luar biasa enaknya… ooooohhhhh… Waaaan…”
6571Please respect copyright.PENANAnn30aqgWuy
Bi Elin seperti sudah lupa segalanya. Apalagi setelah mulutku nyungsep di lehernya, untuk m, enjilati leherjenjangnya disertai dengan gigitan – gigitan kecil… semakin lupa daratan jugalah adik sepupu Ibu itu dibuatnya.
6571Please respect copyright.PENANAXdUG3Pyo94
Bahkan seperti yang pernah kuperlakukan kepada wanita setengah baya lain, pada suatu saat kujilati dan kugigit – gigit ketiaknya yang bersih dari bulu ketek… aroma keringatnya tercium olehku… tapi aku malah semakin bernafsu untuk menjilati ketiaknya itu… sementara kontolku semakin gencar mengentot liang memek sempitnya.
6571Please respect copyright.PENANAmrDOgq30bG
Aku pun melengkapinya. Ketika entotanku makin gencar sementara mulutku sedang nyungsep di ketiaknya, tangan kiriku masih bisa beraksi untuk meremas – remas toket kanan bibiku.
6571Please respect copyright.PENANA6nHewd2raV
Akibatnya… Bi Elin mulai berkelojotan. Aku pun tak mau terlalu lama menyetubuhinya. Maka kupercepat entotanku, seperti pelari yang sedang sprint di depan garis finish.
6571Please respect copyright.PENANAFvAff34zKz
Lalu ia menggeliat dan mengejang, dengan perut sedikit terangkat ke atas.
6571Please respect copyright.PENANAgEOpKQKq8M
Sesuatu yang terindah pun terjadi. Bahwa kami seperti sepasang manusia yang sedang kerasukan. Kami saling cengkram dan saling remas dengan kuatnya, seolah ingin saling meremukkan tulang. Kami sama – sama menahan nafas. Dan liang memek Bi Elin berkedut – kedut kencang, sementara kontolku pun mengejut – ngejut sambil memuntahkan lendir pejuhku.
6571Please respect copyright.PENANAgWNk203DJs
Crooootttt… croooottttttt… crotttt… crotttt… croooottttt… croooot… crooootttt…!
6571Please respect copyright.PENANAt0MsnbnyLD
Lalu kami terkapar dengan tubuh sama – sama bermandikan keringat. Sesaat kemudian aku menggulingkan badanku ke samping, sehingga jadi celentang di sisi kanan Bi Elin.
6571Please respect copyright.PENANAKHWGi7rEAd
“Terimakasih Wan… aku baru nyadar, ternyata disetubuhi itu nikmat sekali ya. Dahulu sih cuman sakit aja yang ada. Makanya aku jadi trauma, takut sakit seperti dahulu lagi. Ohya… nanti kalau aku hamil gimana Wan?” tanyanya.
6571Please respect copyright.PENANAU7JKCOAyrc
“Jangan takut,” sahutku sambil turun dari bed. Melangkah ke arah lemari obat. Dan mengeluarkan dua strip pil kontrasepsi. Lalu menyerahkannya kepada Bi Elin. “Ini obat antki hamil. Baca aja aturan pakainya.”
6571Please respect copyright.PENANA2isJVfWSqC
“Iya, terima kasih Wan.”
6571Please respect copyright.PENANAIhPAeh82EM
Maka sejak malam itu Bi Elin jadi sosok untuk dijadikan tempat penyaluran nafsu birahiku. Aku pun jadi sering memberinya uang, agar ia tidak kekurangan untuk menutupi segala kebutuhan pribadinya.
6571Please respect copyright.PENANAYLUUaHv6pk
Petualanganku dengan Bi Elin hanya salah satu sudut dari sekian banyak petualangan seksualku.
6571Please respect copyright.PENANABikk627UCM
Aku memang sudah bertekad, istri resmiku cukup seorang saja. Tapi aku ingin punya koleksi sebanyak mungkin.
6571Please respect copyright.PENANALo3uR9GMSx
Karena itu hubunganku dengan perempuan – perempuan yang telah menjadi koleksiku itu tetap terjalin dengan baik.
6571Please respect copyright.PENANAkbiD51Kj6X
Tantre Laila, misalnya, tetap kusayangi dan kuhormati. Dia bukan sekadar pelabuhan kapal birahiku. Tapi juga sebagai wanita yang telah menaikkan derajatku. Dia seolah menjadi penyebabku From Zero to Hero. Lebih dari itu semua, dia sudah mengandung dan melahirkan anakku.
6571Please respect copyright.PENANALpC5jPbUir
Tante Laila pun menepati janjinya. Tiga bulan setelah melahirkan, dia minta agar aku mengantarkannya ke rumah, untuk menjumpai ibuku.
6571Please respect copyright.PENANAE9QfQVZbAW
Lalu detik -detik mengharukan itu pun terjadi. Bahwa Tante Laila minta maaf kepada Ibu, karena selama ini seolah menelantarkan Ibu. Lalu dia menceritakan alasan kenapa dia tidak berani menginjak rumahku sekian lamanya itu, karena di telinganya terngiang – ngiang terus ucapan Ayah almarhum, yang melarangnya menginjak lagi rumah Ayah.
6571Please respect copyright.PENANAOrVzWmYGyN
Dijelaskan pula oleh Tante Laila, bahwa saat itu ayahku marah, karena meminjam duit pada Tante Laila tidak dikasih. Dijelaskan pula, bahwa saat itu Tante Laila tahu bahwa Ayah akan mengawini seorang gadis muda bernama Atikah. Padahal saat itu Ayah sudah punya istri tiga orang, kata Tante Laila.
6571Please respect copyright.PENANA68j2lXBDtq
Aku sudah mendengar masalah itu dari mulut Tante Laila. Bahwa istri almarhum Ayah ada 4 orang. Itu tidak termasuk Bu Mimin yang belakangan terbiasa kupanggil Ema saja. Yang disebut keempat istri Ayah selain Ibu, adalah wanita – wanita bernama Maryati, Siti Nafsiah dan Atikah.
6571Please respect copyright.PENANAsarvHi2JnG
Tante Laila pernah menganjurkanku untuk menemui istri – istri Ayah itu, karena dari mereka lahir saudara – saudara seayah denganku.
6571Please respect copyright.PENANAhsbXBjFgov
Tapi aku belum memikirkan hal itu. Kalau pun ingin mencari saudara, tentunya saudara seayah dan seibu saja yang harus kucari, yaitu Nova itu.
6571Please respect copyright.PENANA61Ypjb5SEc
Sebelum pulang, Tante Laila memberi uang yang banyak sekali buat Ibu. Kemudian Tante Laila menciumi pipi Ibu dan pamitan pulang. Kulihat Ibu pun menangis. Mungkin karena merasa terharu dengan kunjungan Tante Laila yang tidak disangkanya sama sekali.
6571Please respect copyright.PENANAnXHdbUYnbl
Sang Waktu pun berputar terus.
6571Please respect copyright.PENANAqUqYYLJOM8
Lalu terjadi sesuatu yang sangat menggembirakanku. Bahwa Tante Martini sudah bisa berjalan seperti orang normal. Berkat ketekunannya menjalani therapi sekian lamanya, akhirnya ia bisa berjalan lagi tanpa harus ditopang oleh alat apa pun.
6571Please respect copyright.PENANArtgv09FHwJ
Tante Martini mengaku bahwa semuanya itu berkat semangat hidupnya yang menyala – nyala lagi setelah sering kugauli. Hal yang sama pernah kudengar dari mulut Tante Ros.
6571Please respect copyright.PENANAQgnUqAZL93
Jadi sebegitu pentingkah sosok lelaki bagi seorang wanita yang sudah menjanda?
6571Please respect copyright.PENANAVHB6P8qDKo
Entahlah.
6571Please respect copyright.PENANAFKAPM8oKKG
Yang jelas pada suatu hari, Tante Martini menghubungiku lewat ponsel. Beliau memintaku agar datang ke Jakarta, karena ada sesuatu yang sangat penting untuk dibicarakan, katanya.
6571Please respect copyright.PENANA9sFTp33COE
Aku memang selalu patuh kepada calon mertuaku yang punya hubungan rahasia denganku itu. Terlebih kalau mengingat kebaikannya yang takkan mungkin kulupakan sampai kapan pun.
6571Please respect copyright.PENANA2pnZQWJ4aS
Setibanya di rumah Tante Martini, di Jakarta, aku langsung menjumpainya di ruang keluarga. Seperti biasa, kedatanganku senantiasa disambut dengan senyum manis dan ciuman hangat di bibirku.
6571Please respect copyright.PENANARsNrZ661Ci
Seperti biasa, setiap kali aku datang, Tante Martini mengajakku masuk ke dalam kamarnya. Di situlah ia menelanjangi dirinya dan seperti biasa dia memintaku untuk menyetubuhinya.
6571Please respect copyright.PENANAfbqdm9UgYq
Tante Martini yang selalu menganggap kontolku sebagai therapi paling manjur bagi batinnya.
6571Please respect copyright.PENANAaotkdLok3b
Setelah bersetubuh, Tante Martini mengenakan kembali gaun rumahnya yang putih bersih. Lalu mengajakku duduk di sofa yang dekat dengan kolam ikan koi itu.
6571Please respect copyright.PENANAEFlA6WY73c
“Sebenarnya tante mau menyampaikan berita duka sekaligus bisa dijadikan berita gembira bagimu,” kata Tante Martini sebagai awal penuturan yang da anggap sangat penting bagiku.
6571Please respect copyright.PENANA0xBKfwikVF
“Pertama… kabar tentang bangkrutnya usaha Pak Hasyim yang mengadopsi adikmu itu. Semua harta bendanya disita oleh bank tanpa ampun. Termasuk rumah dan semua kendaraan bermotornya, “lanjut Tante Martini.
6571Please respect copyright.PENANA95dkJhCPNi
“Lalu bagaimana dengan nasib Nova Tante?” tanyaku tak sabaran, ingin tahu nasib adikku yang belum pernah kulihat bentuknya itu.
6571Please respect copyright.PENANA0FPWQtVE3N
“Sebentar… tante mau lanjutkan dulu beritanya. Pak Hasyim dalam stressnya mendapat serangan jantung dan meninggal dunia sebulan yang lalu. Istrinya sampai nangis – nangis dan minta pertolongan sama tante. Terutama mengenai Nova itu. Lalu tante ceritakan mengenai dirimu yang sudah sukses dan menjadi pengusaha besar.
6571Please respect copyright.PENANAF2YnKHjJia
“Jadi… adikku sudah tau kalau dia bukan anak kandung Pak Hasyim?” tanyaku.
6571Please respect copyright.PENANAcOQ1c63Uh9
“Sudah. Dia ada di sini sekarang.”
6571Please respect copyright.PENANAlWBPW6OaOL
“Haaa? Mana dia sekarang Tante?”
6571Please respect copyright.PENANAL0AA6eSlxg
“Sebentar dulu… kejadian yang menimpa Pak Hasyim itu harus dijadikan peringatan bagi kita. Jangan sampai kita mengalami hal seperti itu… ilmunya sih sederhana… dalam mengelola perusahaan, jangan lebih besar pasak daripada tiang. Itu aja.”
6571Please respect copyright.PENANA9QnbQwxSSc
“Sampai saat ini semua perusahaan yang kuurus selalu sehat Tante. Aku hanya berurusan dengan bank, hanya untuk menyimpan dana. Bukan untuk berhutang. Karena kata para ahli, bank itu laksana meminjamkan payung di musim kemarau, tapi payung itu akan diambil di musim hujan.”
6571Please respect copyright.PENANA0HQQgazESS
“Syukurlah kalau Wawan sudah punya prinsip seperti itu. Sepintas lalu bank itu menyenangkan. Padahal kalau kita lepas kontrol, bisa menjadi sumber bencana,” ucap Tante Martini, “Terus hubunganmu dengan Anneke bagaimana? Tetap berjalan mulus kan?”
6571Please respect copyright.PENANAGxvdSO7IHv
Tante Martini memang sudah mengetahui bahwa aku punya hubungan cinta dengan Anneke. Kebetulan Tante Martini mendukung, tetapi memintaku dengan sangat, agar hubungan rahasiaku dengannya tetap berjalan sampai kapan pun. Dan aku sudah menyetujuinya, karena (sekali lagi) aku ini penggila wanita setengah baya.
6571Please respect copyright.PENANAcHloSojnww
Kemudian Tante Martini mengajakku ke pavilyun. Sebelum keluar dari kamarnya, Tante Martini sempat membisiki telingaku, “Awas… di depan Nova dan ibu adopsinya jangan memperlihatkan sikap yang aneh – aneh. Bersikaplah sebagaimana lazimnya seorang calon menantu kepada calon mertuanya ya.”
6571Please respect copyright.PENANAQbXida1bmI
“Siap Tante. Jangan takut soal itu sih. Jangankan pada mereka, sedangkan kepada Anneke saja sampai detik ini masih kurahasiakan.”
6571Please respect copyright.PENANATwzhMczLag
Kemudian kami keluar dari kamar Tante Martini, menuju pavilyun yang letaknya bersebelahan dengan garasi.
6571Please respect copyright.PENANArSmKFVqZz9
Tante Martini pun berseru dari ambang pintu pavilyun yang sudah dibukanya, “Mbak Haya! Ini abangnya Nova sudah datang… !”
6571Please respect copyright.PENANARzJWiiZf8K
Lalu dari dalam pavilyun muncul wanita setengah baya yang kira – kira seumuran dengan Tante Martini. Dengan ramah ia menyapaku, “Ooooh… ini anaknya Pak Jaelani almarum?”
6571Please respect copyright.PENANAfx6548VLXo
“Betul Tante,” sahutku sambil menjabat tangannya dengan sopan dan menyebutkan namaku.
6571Please respect copyright.PENANA1aY9It825T
Dia juga menyebutkan namanya, “Haya…”
6571Please respect copyright.PENANAlobOCUCFzr
Lalu Tante Haya berseru ke dalam, “Nova Sayang… ini abangmu sudah datang… !”
6571Please respect copyright.PENANApEvI2bRKra
Lalu muncullah seorang cewek berperawakan tinggi sekali (buat ukuran cewek), berkulit putih bersih sampai mirip cewek bule. Namun wajahnya ada kemiripan dengan wajah Wati. Pasti itulah Nova, adik kandungku. Adik seayah dan seibuku.
6571Please respect copyright.PENANANfMhFid2Tv
“Nova?” tanyaku waktu dia sudah berdiri di depanku.
6571Please respect copyright.PENANAtN1NeN1AEN
“Iya, “dia mengangguk dengan pandangan datar, “Ini Bang Wawan?”
6571Please respect copyright.PENANA7XC2v9Pe2i
“Betgul, kataku sambil membiarkan dia mencium tanganku. Lalu kupeluk pinggangnya sambil mencium sepasang pipinya, “Selamat berjumpa lagi, adikku Sayang…”
6571Please respect copyright.PENANAOh5DrtZhYl
Nova menatapku sambil tersenyum dan berkata, “Terima kasih Bang. Senang bisa berjumpa dengan abang kandungku.”
6571Please respect copyright.PENANAIPOjKZfSy3
Lalu kami duduk di sofa. Tante Martinio dan Tante Haya pun duduk berdamping di sofa lain.
6571Please respect copyright.PENANAM5Cghcrjlu
Kami pun ngobrol ke barat ke timur, namun intinya sudah kutangkap. Bahwa Tante Haya mempersilakanku untuk membawa Nova dan berkumpul dengan keluarga kandungnya kembali. Karena keadaan Tante Haya sedang serba sulit, sehingga merasa kasihan kepada Nova kalau harus hidup tanpa kepastian ke depannya.
6571Please respect copyright.PENANAzyOlV05JiI
Lalu Tante Haya bertanya, “Setelah Nova berkumpul dengan keluarga kandungnya nanti, masih biolehkah tante menengok dia ke rumah Wawan?”
6571Please respect copyright.PENANAt7ldAOHlSB
“Tentu saja boleh Tante,” sahutku, “Biar bagaimana Tante kan yang merawat Nova sejak bayi merah. Nova sendiri mungkin bakal sering merasa kangen kepada Tante nanti.”
6571Please respect copyright.PENANAolH6mkI91r
Tante Haya mengangguk – angguk sambil tersenyum, namun matanya tampak berkaca – kaca.
6571Please respect copyright.PENANAzbBmnzTmsN
Kemudian aku dan Tante Haya tukaran nomor ponsel.
6571Please respect copyright.PENANAqSnBauLbC2
Setelah Nova tampak siap dengan menjuinjing tas pakaiannya, aku pun berdiri dan pamitan kepada Tante Haya dan Tante Martini.
6571Please respect copyright.PENANAn2i0b1noun
Pada saat Nova pamitan kepada Tante Haya, tampak ibu adopsi Nova itu bercucuran air mata. Sambil berkata sendu pula, “Pandai – pandai kamu menitipkan diri nanti ya Sayang. Jangan terlalu manja seperti sedang bersama mama.”
6571Please respect copyright.PENANAZTf6qnzQ9a
“Iya Mama,” sahut Nova, “Mama jaga kesehatan baik – baik ya. Nanti aku pun akan sering minta diantarkan sama Bang Wawan, untuk bertemu sama Mama.”
6571Please respect copyright.PENANApkVAXRx0CG
Beberapa saat kemudian Nova sudah duduk di sebelah kiriku, dalam mobil yang sedang kuluncurkan di atas jalan aspal.
6571Please respect copyright.PENANAPuaLGoaJrP
“Sudah dengar dari mamamu kalau ibu kita itu seorang wanita tunanetra?” tanyaku pada suatu saat.
6571Please respect copyright.PENANAXNAiwSHV13
“Sudah Bang.”
6571Please respect copyright.PENANAwq384XSEi6
“Di rumah ada adik sepupu Ibu yang ditugaskan untuk melayani Ibu. Nanti setelah ada kamu, bantu juga melayani Ibu ya.”
6571Please respect copyright.PENANANoWtVWiEWT
“Iya Bang. Aku sudah menyadari hal itu sih. Kan beliau yang mengandung dan melahirkanku ke dunia ini.”
6571Please respect copyright.PENANA5CO7oTjFDI
“Syukurlah kalau kamu sudah insyaf sih.”
6571Please respect copyright.PENANA8nWE83P1uf
“Maksud Abang insyaf dari apa?”
6571Please respect copyright.PENANAGuFBCHbkm9
“Dahulu aku pernah mendengar kamu sangat kolokan pada saat Pak Hasyim masih ada dan perusahaannya belum bangkrut. Bahkan ada yang bilang juga kalau kamu sangat jutek kepada siapa pun. Tapi aku tidak melihat kemanjaan dan kejutekanmu itu sekarang.”
6571Please respect copyright.PENANAeG6cju8bob
Nova menyandarkan kepalanya ke bahu kiriku. Sambil berkata, “Aku juga tau diri Bang. Dahulu waktu almarhum Papa sedang jaya – jayanya, aku bisa berbuat seenaknya. Tapi sekarang… tidak jadi gelandangan pun sudah untung. Tentu saja aku tak berani bersikap dan berperilaku seperti anak orang tajir lagi.
6571Please respect copyright.PENANAvDaYjGqN3G
Aku terharu juga mendengar ucapan adikku itu. Lalu kubelai rambutnya dengan tangan kiriku, sambil berkata lembut, “Yang penting kamu sendiri harus berusaha untuk mengambil hati orang – orang di sekitarmu nanti. Supaya mereka semua menyayangimu.”
6571Please respect copyright.PENANAeXqsvC77XL
“Iya Bang.”
6571Please respect copyright.PENANABmxl8aQOwk
“Kamu punya pacar di Jakarta?”
6571Please respect copyright.PENANAz928z0RiNm
“Nggak Bang. Kapok pacaran waktu masih di SMA dahulu.”
6571Please respect copyright.PENANAKQtQ8rocQ3
“Kenapa kapok?”
6571Please respect copyright.PENANAYw2fcBxeMe
“Ngejengkelin. Mau ngatur mulu. Ke sana gak boleh ke sini gak boleh. Putusin aja sekalian.”
6571Please respect copyright.PENANAiljGFIynw5
“Pacarannya sejauh apa?”
6571Please respect copyright.PENANAfx0YCO0hLM
“Maksud Abang?”
6571Please respect copyright.PENANAd92ttf9lhC
“Batasnya sampai di mana? Apakah cuma sampai ciuman atau lebih dari itu?”
6571Please respect copyright.PENANAIpUfUudDAJ
“Nggak sejauh itu Bang. Dia hanya kuijinkan cium pipi doang.”
6571Please respect copyright.PENANAt5I6JiPSew
“Sejak saat itu gak pernah pacaran lagi?”
6571Please respect copyright.PENANAz80IhQ2DgD
“Nggak pernah Bang.”
6571Please respect copyright.PENANASA4sRCAYmI
“Kalau pacaran cuma sampai cium pipi, berarti kamu masih perawan dong.”
6571Please respect copyright.PENANAf2iWF93q94
“Aku udah gak perawan Bang. Tapi yang memecahkan selaput daraku bukan manusia.“
6571Please respect copyright.PENANAdkSuf1aXjH
“Bukan manusia?! Terus apaan yang ngambil keperawananmu? Hantu atau anjing atau kuda…”
6571Please respect copyright.PENANAdLCn03mkeJ
“Bukan… bukan Bang. Dildo yang ngambil keperawananku Bang.”
6571Please respect copyright.PENANAaVMkXxS4O2
“Dildo?! Terus kamu diem – diem suka makai dildo terus?” tanyaku dengan perasaan kasihan juga pada adik kandungku itu. Karena dia begitu polos menjawab setiap pertanyaanku.
6571Please respect copyright.PENANAjq67kf46XY
“Iya Bang. Daripada ngajak cowok yang nyebelin, mendingan pakai dildo kan Bang.”
6571Please respect copyright.PENANAiLzxYKgENB
“Sekarang dibawa dildonya?”
6571Please respect copyright.PENANArtJK4P9oSe
“Dibawa…” sahut Nova nyaris tak terdengar.
6571Please respect copyright.PENANAaCZuQ3Cx6V
“Coba lihat…” kataku.
6571Please respect copyright.PENANAkfWdGWubd7
Nova melepaskan seatbeltnya, lalu melangkah kie seat belakang, di mana tas pakaiannya diletakkan. Lalu ia pindah ke depan lagi sambil menyerahkan dildo itu beserta kotak kartonnya.
6571Please respect copyright.PENANAFEN0V3k8Vs
Tampaknya Nova sudah pasrah pada apa pun yang kuperintahkan.
6571Please respect copyright.PENANARNLM47d6Z9
Ketika kukeluarkan dildo itu dari kotaknya, ternyata dildo itu hanya berbentuk lonjong seperti kapal selam. Tidak dibentuk seperti kontol. Lagian ukurannya kecil. Jauh lebih kecil daripada batang kemaluanku.
6571Please respect copyright.PENANA6kMTFNsyhT
Kuberikan lagi dildo dan kotaknya itu pada Nova. Karena aku sedang nyetir.
6571Please respect copyright.PENANAoYQ7X36GEz
“Nova Sayang… sebenarnya tidak baik maen dildo seperti itu. Bisa merusak jiwamu nanti,” ucapku.
6571Please respect copyright.PENANAlJti2sgcUn
“Iya Bang,” sahutnya lirih.
6571Please respect copyright.PENANAV2YoYSb0Kz
“Pada saatnya menggunakan dildo, pasti kamu mengkhayalkan seorang cowok. Lalu kamu melayang – layang dalam arus halusinasi. Aku takkan memaksamu, tapi kalau kamu sayang pada mentalmu sendiri, buanglah dildo itu sekarang juga.”
6571Please respect copyright.PENANA0FgfDhxk7i
“Iya Bang,” sahut Nova sambil menurunkan kaca pintu di sebelahnya, kemudian dibuangnya kotak berisi dildo itu ke jalan.
6571Please respect copyright.PENANAMof6eSidGu
“Aku sayang sama kamu Nov,” ucapku sambil membelai rambutnya, karena kepalanya tersandar ke bahu kiriku lagi.
6571Please respect copyright.PENANA71XtJIm8ey
“Iya Bang. Aku juga sayang sama Abang.”
6571Please respect copyright.PENANAsW5C0TDjHZ
Sedan hitam yang kukemudikan meluncur terus di jalan tol menuju kota tercintaku.
6571Please respect copyright.PENANAh5eliILAAV
Malam pun semakin larut.
6571Please respect copyright.PENANA1gMwraEvBF
Ketika kami tiba di rumah, jam tanganku sudah menjukkan pukul satu pagi.
6571Please respect copyright.PENANAzrQ58sQEkK
Aku selalu membekal kunci – kunci cadangan, sehingga dengan mudah bisa membuka pintu garasi. Setelah menyimpan mobil di garasi, kututup dan kukuncikan kembali pintunya. Kemudian mengajak Nova masuk ke dalam rumah.
6571Please respect copyright.PENANABIYc4u1MlJ
Ibu sudah tidur nyenyak. Bi Elin juga sama. Sehingga Nova kuajak tidur di kamarku saja.
6571Please respect copyright.PENANANhaDj586nr
“Kalau mau bersih – bersih dulu, itu pintu kamar mandinya,” kataku ketika Nova sudah meletakkan tas pakaiannya di atas meja kecil dekat televisi.
6571Please respect copyright.PENANA1eKYFQXXkz
“Iya Bang,” sahut Nova sambil mengeluarkan kimono putih dari tas pakaiannya. Kemudian masuk ke kamar mandi.
6571Please respect copyright.PENANAmJZDIWsvy2
Seharusnya aku langsung membawa Nova ke kamar Ibu, untuk memberitahu bahwa aku sudah berhasil membawa adikku kembali ke rumah peninggalan Ayah almarhum ini. Tapi aku selalu tidak tega mengganggu Ibu kalau sudah tertidur nyenyak begitu. Tadi sampai terdengar suara ngoroknya ke luar, membuatku yakin bahwa Ibu sedang enak – enaknya tidur.
6571Please respect copyright.PENANAGtqgDrMuzO
Setelah mengganti pakaianku dengan baju dan celana piyama, aku merebahkan diri di atas bed. Nova pun naik ke atas bedku dan merebahkan diri di sampingku.
6571Please respect copyright.PENANAw9ly4O2H9a
“Sebenarnya ada kamar kosong yang tadinya dipakai oleh Kak Wati. Tapi setelah dia menikah, kamar itu kosong. Apakah kamu mau tidur di kamar yang kosong itu?” tanyaku.
6571Please respect copyright.PENANAgjFPkTSruQ
“Nggak mau. Aku mau tidur sama Abang aja ya… please…” sahutnya dengan suara memohon.
6571Please respect copyright.PENANAefalMkwYo0
“Kenapa? Kamu takut tidur sendirian?”
6571Please respect copyright.PENANABSJCwdjzOW
“Nggak. Tapi aku teriungat Papa almarhum. Semasa beliau masih ada, aku sering tidur di kamar Papa Mama. Dan aku selalu merasa nyaman kalau tidur dalam pelukan Papa,” ucap Nova sambil meletakkan lengannya di dadaku, “Setelah berjumpa dengan Abang, aku punya perasaan Abang ini laksana pengganti Papa yang sudah tiada.
6571Please respect copyright.PENANA9ITqYM0GaR
Kutatap wajah adikku yang cantik dan bermata sayu itu. Perasaan iba pun timbul. Lalu kupeluk pinggangnya sambil berkata, “Ya udah… sekarang tidurlah Sayang.”
6571Please respect copyright.PENANASqA3XOOGEb
“Bang…”
6571Please respect copyright.PENANAbYnxIXoRhl
“Hmm?”
6571Please respect copyright.PENANAHNarOGKIft
“Apakah Abang benar – benar sayang padaku?”
6571Please respect copyright.PENANA8m1r0zv3g5
“Tentu aja,” sahutku sambil membelai rambutnya, “Kalau gak sayang, ngapain kamu dibawa ke sini? Kita ini saudara kandung. Sedarah sedaging.”
6571Please respect copyright.PENANAE0zDzNXw01
“Iya Bang. Aku juga sayang sama Abang. Sayang sekali,” ucapnya sambil menumpangkan pahanya di atas pahaku, sehingga belahan kimononya terbuka lebar. Dan… aku melihat kemaluannya yang tak bercelana dalam. Membuatku tergetar dalam perasaan aneh. Bukan lagi sebagai perasaan kakak pada adiknya.
6571Please respect copyright.PENANADlBngQ2yuy
Batinku bergulat dahsyat. Antara nafsu dan kesadaran bahwa Nova ini adik kandungku yang harus kulindungi kehormatannya.
6571Please respect copyright.PENANAZ0bcaIBa27
Sampai akhirnya kuusap – usap memek adikku yang cantik ini. Dan… Nova diam saja. Bahkan semakin mempererat dekapannya.
6571Please respect copyright.PENANA0ktKp790yb
“Kenapa kamu gak pakai celana dalam?” tanyaku perlahan.
6571Please respect copyright.PENANA1MFmDBUD5k
“Aku udah terbiasa kalau mau tidur gak pakai beha dan celana dalam. Supaya pernafasanku lebih lapang.”
6571Please respect copyright.PENANAGoMR11lqoE
“Dan gampang kjalau mau mainin dildo juga kan?”
6571Please respect copyright.PENANAjB8rusB9bn
“Iya Bang. Hehehee…”
6571Please respect copyright.PENANAZJKmNThCLZ
“Kamu belum pernah merasakan kontol yang sebenarnya?”
6571Please respect copyright.PENANAkzrHLAzFZE
“Belum pernah Bang.”
6571Please respect copyright.PENANAzPNKDkDBgU
“Sekarang mau ngerasain?”
6571Please respect copyright.PENANAQZZvMPPWNa
“Kontol siapa? Gak mau ah kalau dikasih kontol sembarang cowok sih. Kalau… kalau kontol Abang aku mau…” sahutnya dengan nada lugu.
6571Please respect copyright.PENANAJz9p1RhztV
Mendengar jawaban itu, aku tidak cuma mengusap – usap memeknya lagi. Melainkan mulai menyelinapkan jari tengahku ke dalam liang memeknya yang sempit tapi sudah agak basah dan licin. Lalu kugerak – gerakkan jari tengahku ke dalam dan ke luar ke dalam lagi ke luar lagi…
6571Please respect copyright.PENANA1lKQa56jU1
Tapi aku tidak berani memasukkan jariku terlalu jauh. Hanya berani seruas jari saja.
6571Please respect copyright.PENANA4VrObyLY8e
“Baaaang… duuuuh Baaaang… ini… enak sekali Bang…”
6571Please respect copyright.PENANAQSSE2t4Z8E
“Beneran kamu mau nyobain kontolku?” tanyaku dengan jari yang masih tetap kuentotkan di liang memek Nova, tapi tetap hanya sebatas 1 ruas saja…
6571Please respect copyright.PENANA3C8eICCaLa
“Mau… tapi bagaimana kalau aku hamil nanti?”
6571Please respect copyright.PENANAFxDF5YQ8yu
“Soal itu sih gampang,” kataku sambil turun dari bed dan mengeluarkan tiga strip pil kontrasepsi. Lalu kuberikan ketiga strip pil kontrasepsi itu pada Nova sambil berkata, “Ini pil anti hamil. Baca aja petunjuknya nanti.”
6571Please respect copyright.PENANAbOd49EEQXL
Nova menyambut ketiga strip pil kontrasepsi itu. Lalu membaca petunjuk yang tertera di bagian belakang stripnya. “Ini pil kabe ya Bang.”
6571Please respect copyright.PENANAZSJJID2gty
“Iya,” sahutku sambil naik lagi ke atas bed.
6571Please respect copyright.PENANAQ3FaInRA1x
“Ayo kalau gitu sih. Abang mau kan melakukannya sekarang?”
6571Please respect copyright.PENANAQwGNrvrE32
Aku mengangguk sambil melepaskan baju piyamaku. “Tapi harus merahasiakannya ya. Ini rahasia untuk kita berdua aja ya.”
6571Please respect copyright.PENANAl2Yp1HjoOB
“Iya Bang. Aku janji,” ucap Nova sambil mengangkat dua jari tangan ke dekat telinganya.
6571Please respect copyright.PENANAV7dsYKYvzb
Setelah melepaskan celana piyamaku, sehingga tinggal celana dalam yang masih melekat di badanku, kulepaskan ikatan tali kimono Nova, kemudian Nova sendiri yang melepaskan kimononya. Sehingga tubuh Nova terbuka sepenuhnya alias telanjang bulat. Karena sejak tadi ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam.
6571Please respect copyright.PENANAND29AqMupF
Aku terpukau menyaksikan betapa putih mulusnya tubuh adik kandungku itu. Tiada cela setitik pun di mataku.
6571Please respect copyright.PENANAbfijy6peaE
Lalu kena;pa dia harus merusak keperawanannya sendiri dengan dildo yang sudah dibuang itu?
6571Please respect copyright.PENANAzCuAbM0PKO
Entahlah, aku belum menanyakan masalah itu.
6571Please respect copyright.PENANAqZvd9g6RAL
Lagian usia Nova sudah 20 tahun. Sudah dewasa. Wajar saja kalau dia sering dilanda kepenasaranan, ingin tahu seperti apa rasanya hubungan sex yang sering dijuluki Surga Dunia itu. Lalu dia mendapatkan kenikmatan dari alat bantu itu. Padahal kalau dia sudah merasakan alat kejantanan yang asli, mungkin dia akan merasakan sesuatu yang lain.
6571Please respect copyright.PENANAzPkOD8jWFY
Nova pasrah saja ketika kuberitahu bahwa hubungan sex itu harus didahului dengan foreplay dulu. Supaya dia benar – benar siap untuk dipenetrasi.
6571Please respect copyright.PENANArLXm8hUn8a
Kemudian aku menelungkupi tubuhnya sambil mencium dan melumat bibirnya.
6571Please respect copyright.PENANAG8pIshKVAP
Jujur, perasaanku sat ini bukan seperti sedang mencumbu adik kandungku. Maklum aku melihatnya setelah dewasa begitu, sehingga aku merasa seperti berhubungan dengan orang luar yang bukan saudara kandungku.
6571Please respect copyright.PENANAEc8wIJ8xzy
Ternyata Nova juga merasakan hal yang sama. Belakangan dia mengaku bahwa setiap berdekatan denganku, seperti berdekatan dengan kekasihnya. Bukan seperti berdekatan dengan abang kandungnya. Jadi pada intinya, batin kami sama – sama dialiri arus birahi.
6571Please respect copyright.PENANAuZLifdGA0R
Terutama ketikia aku mulai mencium bibirnya sanmemainkan pentil toketnya yang mulai menegang. Lalu suhu badan Nova pun mulai menghangat.
6571Please respect copyright.PENANAlas4n5rByo
Bahkan Nova menatapku sambil bertanya perlahan, “Bang… kalau nanti aku jatuh cinta sama Abang gimana?”
6571Please respect copyright.PENANATwJZplje2W
“Gak apa – apa Sayang. Aku juga bisa aja jatuh cinta padamu. Tapi kita harus pandai merahasiakannya. Jangan sampai ada orang tau. Karena kita ini kakak beradik kandung.”
6571Please respect copyright.PENANA1tIRkMNkHi
“Tapi… sebenarnya sejak melihat Abang di Jakarta tadi… rasanya aku sudah jhatuh hati sama Abang.”
6571Please respect copyright.PENANA4aoc71hPiV
“Aku pun sama. Begitu melihatmu tadi, aku langsung merasa sayang padamu. Karena kamu ini sangat cantik Sayang,” ucapku yang kulanjutkan dengan kecupan mesra di bibir tipis sensualnya.
6571Please respect copyright.PENANAtS2dN1yu0p
“Ooooh Bang… kalau begitu kita jadi sepasang kekasih gelap aja ya. Aku yakin akan bahagia kalau menjadi kekasih Abang.”
6571Please respect copyright.PENANAUc5iaEyFaC
“Iya… nanti kita pikirkan matang – matang, jalan mana yang harus kita tempuh. Yang jelas aku sangat sayang padamu Nov.”
6571Please respect copyright.PENANA9bLT41i6Dj
“Aku juga sayang sama Abang.”
6571Please respect copyright.PENANAESEpM47R37
“Baguslah kalau begitu. Sekarang aku akan menjilati memekmu ya. Biar pada waktunya kontolku dimasukkan, jangan membuatmu sakit.”
6571Please respect copyright.PENANAODQz2cQ3G9
“Iya Bang… aku pasrah aja sama Abang. Karena aku yakin Abang pasti tau apa yang terbaik untukku.”
6571Please respect copyright.PENANAxwXCpGwUhZ
Lalu kungangakan memek Nova yang bersih dari jembut itu, sampai terlihat bagian dalamnya yang berwarna pink dan mengkilap karena agak basah.
6571Please respect copyright.PENANAfEr0Br1kWU
Ketika aku mencermati bagian dalam memek adikku itu, ada keheranan di benakku. Karena smeuanya masih terkatup rapat. Terutama mulut liang sanggamanya. Tapi keheranan itu segera kulupakan. Lalu aku mulai menjilati bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.
6571Please respect copyright.PENANAlpQCEmVJNs
Nova pun mulai menggelinjang sambil meremas – remas kain seprai.
6571Please respect copyright.PENANAPHsAXG1oQk
Terlebih setelah aku fokus menjilati clitorisnya yang muncul dan mengkilap itu. Nova pun menggeliat – geliat terus sambil menahan – nahan nafasnya.
6571Please respect copyright.PENANAk9llAGRmNo
Terkadang kusedot clitorisnya yang terasa sudah mengeras ini (pertanda horny). Tentu saja semua ini kulakukan sambil mengalirkan air liurku ke dalam memeknya. Agar “pelumasnya” cukup banyak.
6571Please respect copyright.PENANA8A1l5Ffpn6
Setelah cukup lama menjilati memek dan clitorisnya, aku pun merasa sudah tiba waktunya untuk melakukan penetrasi.
6571Please respect copyright.PENANAhsI8JtalAD
Maka kurenggangkan jarak sepasang paha putih mulus Nova, sambil siap – siap meletakkan moncong kontolku tepat di ambang “pintu surgawi”nya.
6571Please respect copyright.PENANAGcaKJHhgZj
Dengan sekuat tenaga kudorong kontolku yang sudah ngaceng berat ini.
6571Please respect copyright.PENANA77holAkUsD
Ciaaaaah… meleset ke bawah…!
6571Please respect copyright.PENANAzbZhun4aeL
Kubetulkan lagi letak moncong kontolku dan kudorong lagi dengan tenaga full.
6571Please respect copyright.PENANA3TAFtIROzp
Gila… meleset lagi. Kali ini melesetnya ke atas. Malah kontolku jadi melengkung karena tidak tepat sasaran.
6571Please respect copyright.PENANA0RkKJIlGRv
Selanjutnya aku mencolek – colekkan dulu moncong kontolku di seputar mulut liang sanggama Nova. Bahkan setelah merasa tak salah lagi, kudesakkan kontolku sampai masuk kepalanya sedikit.
6571Please respect copyright.PENANA6w3dgep8mV
Aku mengumpulkan tenaga dan konsentrasiku, sambil memegang batang kemaluanku yang moncongnya sudah diselipkan ke mulut liang sanggama Nova. Lalu kudorong sekuat tenaga… melesak sedikit… dorong lagi lebih kuat… masuk lagi sampai lehernya.
6571Please respect copyright.PENANAYxG8M7DsY7
Sementara Nova hanya memejamkan matanya dengan sikap pasrah.
6571Please respect copyright.PENANAnvddl1qPUD
Aku pun menghempaskan dadaku ke atas dada Nova sambil berkata, “Memekmu seperti masih perawan Sayang. Apakah kamu yakin kalau kamu tidak perawan lagi?”
6571Please respect copyright.PENANAEQ5MINwvPJ
Nova menatapku sambil berkata lirih, “Gak taqu juga Bang… aku hanya mikir kalau sering mengalami orgasme, pastilah aku gak perawan lagi.”
6571Please respect copyright.PENANA07N1PGw4kA
“Cara menggunakan dildo bagaimana? Dimasukkan semuanya ke dalam liang memekmu?”
6571Please respect copyright.PENANAAcjR160QSH
“Gak Bang. Hanya ditekankan ke clitorisku sambil diaktifkan vibratornya.”
6571Please respect copyright.PENANAkyFnevLn3u
“Sama sekali tidak pernah dimasukkan ke dalam liangnya?”
6571Please respect copyright.PENANAST9KDG4YQi
“Pernah. Tapi hanya sekitar satu sentimeter aja. Gak berani masukin dalam – dalam.”
6571Please respect copyright.PENANAQIVeCW6XD2
“Ya udah… nanti juga akan terbukti masih perawan atau tidaknya sekarang ini,” ucapku sambil mendorong lagi kontolku sedikit demi sedikit, sampai masuk lebih dari setengahnya.
6571Please respect copyright.PENANA3Xqcl6fhEK
Setelah masuk lebih dari separohnya, aku pun mulai mengayun kontolku sambil memperhatikan wajah Nova yang sudah mulai membuka matanya.
6571Please respect copyright.PENANAsQdaKROk2H
Mata Nova itu sayu. Dan secara objektif harus kuakui, bahwa Nova sedikit lebih cantik daripada Anneke. Ini penilaian yang objektif, bukan lantaran dia itu adik kandungku.
6571Please respect copyright.PENANAAw3akKQs7M
“Bang…” ucapnya lirih.
6571Please respect copyright.PENANAVTrT19ySOZ
“Hmmm?” aku masih perlahan mengayun kontolku.
6571Please respect copyright.PENANAomNZvG17cE
“Aku yakin… aku sudah cinta pada Abang. Bukan sekadar sayang lagi…” ucapnya tersendat – sendat, karena aku mulai mengentotnya, meski belum dipercepat entotannya.
6571Please respect copyright.PENANAgQ81ZACE46
“Tapi kita takkan bisa jadi suami istri Sayang. Kamu kan adik kandungku.”
6571Please respect copyright.PENANAb11ZpfZRum
“Biar aja Bang. Yang penting kita bisa saling mencintai… tanpa harus diketahui orang lain… oooooo… oooooooohhhhh… Baaang… ini mulai enak sekali Baaaang…”
6571Please respect copyright.PENANA1gltrDpiA9
Aku masih pelan – pelan mengentotnya. Sehingga diam – diam aku mengangkat badanku sambil mengamati kontolku yang sedang memompa liang memek adikku. Ternyata kecurigaanku benar. Kontolku seolah diselimuti oleh lapisan tipis kemerahan. diselimuti oleh darah perawan Nova…!
6571Please respect copyright.PENANAsZ9U0aOvjg
Maka sambil melanjutkan entotanku, bibir sensual Nova kupagut. Kuciumi dan kulumat bibirnya, disusul dengan bisikan, “Benarkah kamu mencintaiku Sayang?”
6571Please respect copyright.PENANAvNCOP9B8Wz
“Iya Bang. Kalau gak cinta, gak mungkin aku menyerahkan memekku pada Abang…”
6571Please respect copyright.PENANACIAqGHUmGx
Terharu aku mendengar ucapan Nova itu.
6571Please respect copyright.PENANAn4Zi2wpeSt
“Aku juga mulai mencintaimu Sayang…” ucapku sambil menciumi kelopak mata, ujung hidung dan bibirnya.
6571Please respect copyright.PENANAJ2Yac46mdG
“Terima kasih Bang…” ucap Nova sambil mendekap pinggangku.
6571Please respect copyright.PENANApEOMAAJmre
Aku mulai mempercepat entotanku.
6571Please respect copyright.PENANAaoKCoEbx2v
Nova pun mulai mendesah – desah dan merintih – rintih perlahan, “Aaaaaah… Baaaang… aaaaah… ini luar biasa enaknya Bang… aaaaaaah… Baaaaang… aku cinta padamu Baaaaang… cinta sekali Baaaaang… aaaaaaah… aaaaaah…”
6571Please respect copyright.PENANAkHTxj7KCGl
Karena melihat darah perawan tadi, aku jadi sadar bahwa aku sedang mengentot memek yang masih perawan. Karena itu, pasti ada luka di dalam memek Nova nanti.
6571Please respect copyright.PENANANS5AvFj5JD
Itulah sebabnya aku takkan terlalu lama menyetubuhi Nova, karena takut membuatnya tersiksa nanti.
6571Please respect copyright.PENANArbjREMbx3x
Maka aku pun mengintip gejala – gejala Nova akan mencapai orgasmenya.
6571Please respect copyright.PENANAHfWEacihOx
Dan itu tidak lama. Baru saja seperempat jam aku menyetubuhinya, Nova mulai berkelojotan. Pada saat itu pula kugencarkan entotanku, sambil berkonsentrasi agar secepatnya ejakulasi.
6571Please respect copyright.PENANAiRTHnejkDN
Lalu… pada waktu Nova sedang mengejang tegang, aku pun menancapkan kontolku sedalam mungkin… sampai terasa moncong kontolku mentok di dasar liang memek Nova.
6571Please respect copyright.PENANA5icIFQKwKS
Lalu terasa liang memek Nova berkedut – kedut perlahan, disusul dengan kejutan – kejutan kontolku yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.
6571Please respect copyright.PENANAMEsiAj3QVS
Croootttt… croootttt… croooottttt… crotttttt… croooottttttt… crottttt… crooootttt…!
6571Please respect copyright.PENANArqFLoKlY3p
Nova terkulai dalam pelukanku. Namun masih sempat ia berkata lirih, “Terima kasih Bang… yang barusan, luar biasa indahnya… karena diiringi perasaan cintaku pada Abang…”
6571Please respect copyright.PENANAvNYLm6PY33
“Kamu sudah ikhlas memberikan keperawananmu padaku?”
6571Please respect copyright.PENANAn20GxrNABq
“Keperawanan? Aku kan memang gak perawan lagi Bang.”
6571Please respect copyright.PENANAShrfGS4PAw
“Siapa yang bilang kamu tidak perawan lagi? Sebelum kontolku dimasukkan ke dalam memekmu, kamu masih perawan Sayang,” ucapku sambil mencabut kontolku dari liang memek adikku.
6571Please respect copyright.PENANAQczwCkdMGv
“Tuh… lihatlah… darah perawanmu jadi saksi, bahwa sebelum kusetubuhi barusan, kamu masih perawan… !” kataku sambil menunjuk ke darah yang tergenang kira – kira sebanyak 1 sendok teh di bawah memek Nova.
6571Please respect copyright.PENANAdSRrfe3yWe
Nova duduk sambil memandang ke arah genangan darah perawannya di kain seprai putihku.
6571Please respect copyright.PENANALCn8yxtKKF
“Jadi aku tadi masih perawan Bang? Pantasan tadi terasa ada yang perih – perih,” ucap Nova tampak bingung.
6571Please respect copyright.PENANAv7lhq5Tk9y
“Perih karena hymen-mu sobek tadi. Begitulah kenyataannya. Dildo itu tidak merusak keperawananmu, karena kamu tidak pernah memasukkannya ke dalam memekmu kan?”
6571Please respect copyright.PENANAfDSz6B1LHl
“Iya Bang. Aku hanya suka menempelkan dildo itu di clitoris dan di labia mayoraku. Belum pernah dimasukkan sampai ke dalam liangnya. Tapi sekarang aku benar – benar gak perawan lagi kan?”
6571Please respect copyright.PENANAbj1oy0DIT6
“Iya. Kamu ikhlas memberikannya padaku?”
6571Please respect copyright.PENANAjuPsLNVelw
“Ikhlas Bang. Malah aku senang karena telah memberikannya kepada cowok yang aku sayangi sekaligus kucintai. Tapi Abang jangan mencampakkan aku nanti ya Bang.”
6571Please respect copyright.PENANA7IyPQCRSDc
“Aku bukan manusia sejahat itu, Nova Sayang. Tapi di depan orang lain, kamu jangan memperlihatkan sikap mesra padaku ya.”
6571Please respect copyright.PENANA1jpCPBetTo
“Iya Bang. Tapi kalau bersikap manja sebagai seorang adik kepada abangnya, boleh kan?”
6571Please respect copyright.PENANAqw0QZrO3qr
“Boleh. Yang gak boleh itu mencium bibirku di depan orang lain, misalnya. Kalau cium pipi malah gak apa – apa.”
6571Please respect copyright.PENANA8P2KAyXE4f
Nova menganguk – angguk sambil tersenyum. Lalu kuminta Nova turun dulu dari bed. Kemudian kutarik kain seprai itu, untuk diganti dengan kain seprai baru. Kuipilih kain seprai berdasar coklat muda dengan corak kotak – kotak berwarna coklat muda.
6571Please respect copyright.PENANAMaUVwc974Q
Ketika aku sedang memasangkan kain seprai yang masih bersih itu, Nova menggulung kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya.
6571Please respect copyright.PENANA2FmBVNLCWg
“Seprai yang ini mau dikemanain Bang?”
6571Please respect copyright.PENANASB6gs85QDq
“Masukkan aja ke dalam mesin cuci di dalam kamar mandi itu. Besok pagi akan kucuci, agar bekas darahnya jangan kelihatan orang.”
6571Please respect copyright.PENANANDFQjAxiOT
“Iya Bang.”
6571Please respect copyright.PENANAKNTuswtdHp
Esok paginya kubawa Nova ke dalam kamar Ibu.
6571Please respect copyright.PENANA7kI9zDfNbT
Kulihat Ibu sedang duduk di sofa kamarnya.
6571Please respect copyright.PENANAAD4eJOsBAM
“Anak bungsu Ibu sudah bersama kita Bu.”
6571Please respect copyright.PENANAAhSmsmqyNm
“Anak bungsu?” Ibu tampak kaget, “anak yang diadopsi oleh Pak Hasyim itu?”
6571Please respect copyright.PENANAMoUz33tl6m
“Iya Bu. Saat diadopsi oleh Pak Hasyim, adikku itu belum diberi nama kan? Nah… sama Bap hasyim dan istrinya diberi nama Nova.”
6571Please respect copyright.PENANAdJpk5OqvAP
“Nova, “gumam Ibu sambil mengangguk – angguk.
6571Please respect copyright.PENANAS0l2pwYYBD
“Ini si bungsu sudah bersama kita Bu,” ucapku sambil menoleh kepada Nova dan memberi isyarat agar mencium tangan dan memeluk Ibu.
6571Please respect copyright.PENANAVwjGfYlIy7
“Mana anakku yang namanya Nova itu…?” Ibu merentangkan kedua tangannya.
6571Please respect copyright.PENANA5sotpQBC4t
Nova pun mencium kedua kaki ibu, kemudian mencium tangannya. Dan menghambur ke dalam pelukan Ibu.
6571Please respect copyright.PENANACsxnWTcwKx
Ibu menangis terisak – isak, sementara Nova pun tampak bercucuran air mata.
6571Please respect copyright.PENANAKNoO1BFUHX
“Anakku… gak kusangka ibu bakal ketemu lagi denganmu Sayang… hiiiks… hiksssss… waktu kamu diberikan kepada Pak Hasyim, Ibu tidak tau sama sekali. Baru tau ketika mau menyusuimu, almarhum Ayah bilang bahwa kamu sudah diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi oleh beliau… hikkssss… hikkssss…
6571Please respect copyright.PENANAmRWIU52vah
“Pak Hasyim sudah meninggal Bu. Setelah perusahaannya gulung tikar, seluruh harta bendanya disita oleh bank. Lalu Pak Hasyim kena stroke berat dan akhirnya meninggal.”
6571Please respect copyright.PENANAbPu7THQlwx
“Lalu Nova ini bagaimana nasibnya?”
6571Please respect copyright.PENANAghtqoNy7s8
“Istri Pak Hasyim sudah ikhlas mengembalikan Nova kepada kita.”
6571Please respect copyright.PENANAkReAEzLgGy
“Ya Allah… terima kasih Allah… terima kasih karena anak hambamu ini sudah boleh bersamaku lagi…” ucap Ibu sambil menengadahkan kedua telapak tangannya ke atas.
6571Please respect copyright.PENANAbSC1GNx6mb
Kelihatannya Nova senang juga bisa bersama ibu kandung kami.
6571Please respect copyright.PENANAOZdWUGxyGw
Pada suatu saat Ibu berkata padaku, “Kamar Wati itu kan kosong Wan. Tempatkan aja adikmu ini di situ.”
6571Please respect copyright.PENANA8xUgcAZjIL
“Nova gak mau Bu,” sahutku, “Nova ingin tidur di kamarku. Karena sejak Pak Hasyim meninggal, dia sangat kehilangan. Lalu setelah dekat denganku, dia merasa seperti menemukan pengganti Pak Hasyim. Kerena itu dia mau tidur di kamarku seterusnya Bu.”
6571Please respect copyright.PENANA8FFztCsLGq
“Oooh, ya udah. Di kamarmu kan ada dua bed ya Wan?” tanya Ibu.
6571Please respect copyright.PENANAwMnkIObYk7
“Iya Bu.”
6571Please respect copyright.PENANAhvyjNUaACL
“Wati sudah dikasihtau?” tanya Ibu lagi.
6571Please respect copyright.PENANA7jQCM94NS4
“Belum. Biar kuhubungi dia sekarang, “katyaku sambil mengeluarkan handphone dan memijit nomor Wati. Sengaja kukeluarkan suaranya lewat speaker ponselku. Supaya Ibu dan Nova bisa ikut mendengarkan.
6571Please respect copyright.PENANAhC7z3wgFbm
Lalu :
6571Please respect copyright.PENANAWjVqX9CTF1
“Hallo Wan…”
6571Please respect copyright.PENANAdULQWoCeCa
“Ada kabar gembira nih Wat.”
6571Please respect copyright.PENANAvRjZNYujm9
“Kabar apa?”
6571Please respect copyright.PENANA3CJjUG4aXo
“Adik kita yang dahulu diadopsi oleh Pak Hasyim itu, sekarang sudah ada di rumah.”
6571Please respect copyright.PENANAmnf6WE2ghf
“Wah… kok bisa? Baguslah, jadi kita bertiga terkumpul lagi.”
6571Please respect copyright.PENANAIxdblkxtD3
“Panjang ceritanya. Bisa datang ke rumah?”
6571Please respect copyright.PENANAAKxIYWA9gg
“Wah… aku sedang di bandara Wan. Sejam lagi juga mau terbang ke Jepang.”
6571Please respect copyright.PENANAD0GT5QNxSN
“Ohya?! Ada urusan apa di Jepang?”
6571Please respect copyright.PENANALfN4ipgJGI
“Urusan bisnis suami, sekalian ngajak aku jalan – jalan. Nanti deh sepulanbgnya dari Tokyo aku datang ke rumah. Pengen lihat adik bungsu kita itu.”
6571Please respect copyright.PENANAsWWdApDEnB
“Iya, iya. Semoga penerbangannya selamat dan lancar. Titip salam aja sama suamimu.”
6571Please respect copyright.PENANAJIyNcuYJva
“Oke Wan. Salam baktos aja buat Ibu. Dan salam buat adik bungsu kita… siapa namanya?”
6571Please respect copyright.PENANAkUUJ9US1LX
“Nova.”
6571Please respect copyright.PENANAGANZEraBa2
“Ya, bilangin sama Nova, kita semua sayang sama dia.”
6571Please respect copyright.PENANAtzrZyOboSW
“Oke,” sahutku sambil menutup hubunganku dengan Wati.
6571Please respect copyright.PENANA0Lz1107WxA
Ketika aku menoleh ke arah Nova, ia tersenyum – senyum. Mungkin senang mendengarkan percakapanku dengan Wati tadi.
6571Please respect copyright.PENANAjr4G8hW2Ox
Hatiku pun jadi senang, karena merasa telah berhasil mengumpulkan kembali anak – anak Ibu.
6571Please respect copyright.PENANANPp0oEyLBm
Tapi tiga hari kemudian… ketika aku pulang dari kantor, hari masih siang. Baru jam setengah satu.
6571Please respect copyright.PENANAXhDx9iEepR
Dan ketika aku masuk ke dalam kamar, kulihat Nova sedang duduk di sofa.
6571Please respect copyright.PENANAeJiWKXyWJ9
Yang membuatku tertegun, kulihat matanya basah, bahkan masih banyak air mata yang membasahi pipinya.
6571Please respect copyright.PENANARQB0kwtKLg
“Kamu menangis? Kenapa Sayang?” tanyaku sambil membelai rambutnya.
6571Please respect copyright.PENANAwIcplD1Exz
“Nggak kenapa – kenapa Bang… hiks…” sahutnya sambil menunduk.
6571Please respect copyright.PENANAAdiRICmmCM
“Apakah kamu menyesali pada perbuatan kita berdua?” tanyaku sambil duduk di sampingnya.
6571Please respect copyright.PENANALfTK3X1xoo
“Nggak Bang. Masalah itu sih justru membahagiakan diriku,” sahutnya sambil merebahkan kepalanya di atas kedua pahaku.
6571Please respect copyright.PENANANcz5ma5f87
“Lantas kenapa kamu menangis? Ngomong dong terus terang. Kalau ada masalah, jangan disimpan sendiri.”
6571Please respect copyright.PENANABQjlITO9oz
“Aku… hiks… aku kangen sama Mama Bang… hiks…” ucapnya sambil terisak – isak.
6571Please respect copyright.PENANAP7XdduL8fr
“Nah begitu dong ngomong. Kebetulan besok aku mau ke Jakarta. Jadi bisa sekalian mengajak mamamu ke sini ya.”
6571Please respect copyright.PENANAnULjkWESfu
“Iya Bang… hiks… terima kasih…”
6571Please respect copyright.PENANAGOzFO6MKq7
“Udah… jangan nangis lagi ya Sayang. Lain kali kalau ada apa – apa, ngomong aja sama aku. Jangan dipendam sendiri, apalagi pake nangis segala begitu.”
6571Please respect copyright.PENANAKyOGxsyNlH
“Iya Bang…”
6571Please respect copyright.PENANAP1ouRZd02U
“Biar otakmu segar lagi, kita refreshing ke villa yok.”
6571Please respect copyright.PENANAbkEBsMjU8K
Nova bangkit dengan sikap mendadak jadi ceria lagi, “Mau.. mau Bang, “sambutnya.
6571Please respect copyright.PENANAYmyp66dOYB
“Kalau mau, ganti baju dulu gih.”
6571Please respect copyright.PENANANiPNfMvs8r
“Sekalian mau mandi dulu ya Bang.”
6571Please respect copyright.PENANA2kbDUihAMq
“Iya. Aku juga mau mandi.”
6571Please respect copyright.PENANAtLvTjO3htS
“Ya udah… bareng aja mandinya, yuk Bang, “ajak Nova sambil tersenyum.
6571Please respect copyright.PENANAsdy0IiZvQI
“Tar dulu… kamu duluan ke kamar mandi gih. Nanti aku nyusul. Aku kan masih pakaian lengkap gini,” kataku sambil melepaskan jas dan dasiku, kemudian juga sepatu dan celana panjangku. Setelah tinggal celana dalam yang masih melekat di badanku, barulah aku melangkah ke kamar mandi.
6571Please respect copyright.PENANAM4l0U24Pb4
Ternyata Nova sudah telanjang di dalam kamar mandi. Membuatku tertegun lagi. Memang tubuh adik bungsuku itu indah sekali. Kulitnya pun sangat putih dan mulus sekali. Rasanya tak rela juga kalau pada suatu saat dia dipersunting lelaki lain. Tapi bijaksanakah kalau punya keinginan untuk memilikinya terus?
6571Please respect copyright.PENANAw7JCl3LDxS
Entahlah. Yang jelas sejak persetubuhanku yang pertama dengannya itu, aku belum pernah menyetubuhinya lagi. Karena aku ingin agar luka akibat robeknya selaput dara (hymen) itu benar – benar sembuh dulu.
6571Please respect copyright.PENANAoQVk7cOTuD
“Nanti di villa aku akan menggaulimu lagi untuk kedua kalinya. Sekarang pasti luka di dalam memekmu itu sudah sembuh,” kataku sambil memeluknya dari belakang, dalam keadaan sama – sama telanjang di bawah pancaran air hangat shower dari atas kepala kami.
6571Please respect copyright.PENANAVhOkOHSPAm
Yang yang sangat Nova senangi adalah ketika aku menyabuni tubuhnya dari ujung kaki sampai ke lehernya. Dia merasa sangat dimanjakan dengan perlakuanku yang satu ini.
6571Please respect copyright.PENANAa35LPqULZs
Hal lain yang membuatnya sangat nyaman adalah tidur dalam pelukanku. Bahkan menurut pengakuannya, tidur dalam pelukanku lebih nyaman daripada tidur dalam pelukan papa angkatnya.
6571Please respect copyright.PENANAfeBzgekXEF
Aku sendiri memang sangat sayang pada Nova. Karena dia sangat penurut. Apa pun yang kuperintahkan, dia lakukan tanpa membantah. Seperti waktu kusuruh membuang dildo dalam perjalanan pulang itu, misalnya, dia langsung membuangnya ke luar mobilku.
6571Please respect copyright.PENANA3gc3UnTclL
Beberapa saat kemudian, Nova sudah mengenakan blouse dan rok yang serba putih. Namun rok itu dilapisi rok yang terbuat dari kain jarang (puring) dan bercorak kembang – kembang berwarna hitam. Sehingga rok putihnya tampak, namun dicampur dengan kain puring hitam yang bercorak bunga – bungaan itu.
6571Please respect copyright.PENANAlUrd9ziXiW
Sepatunya pun putih bersih. Sehingga adikku yang tubuhnya tinggi semampai itu tampak anggun. Bukan hanya cantik.
6571Please respect copyright.PENANAssS5cADXHU
Bangga rasanya membawa adikku yang cantik dan anggun itu ke luar kota. Untuk beristirahat di villaku.
6571Please respect copyright.PENANA4TM2WZv07r
Memang aku berhasil membeli beberapa jenis properti dalam setahun belakangan ini. Profit yang kuterima dari perusahaan Tante Laila, perusahaan Anneke dan juga dari pabrikku yang telah berkembang dengan pesat itu, sengaja kujadikan investasi dalam bentuk properti. Beberapa rumah kubeli. Tanah dan sawah pun kubeli.
6571Please respect copyright.PENANAi3WWc9L5tn
Aku yakin dalam waktu tidak terlalu lama, semua properti yang telah kumiliki akan mendapatkan keuntungan yang meyakinkan. Aku tidak mau jatuh miskin seperti Pak Hasyim almarhum. Karena itu aku harus selalu mewaspadai segala aktivitas bisnisku. Teoriku sederhana saja, agar jangan sampai jatuh pailit, jangan pernah besar pasak daripada tiang.
6571Please respect copyright.PENANAC8Q2ZR3yAI
Ketika sedan hitamku sudah menginjak aspal, Nova berkata, “Bang… kalau bisa, kasih dong aku kegiatan. Biar jangan cengo mulu di rumah.”
6571Please respect copyright.PENANAJdU7B7BYbp
“Ohya,” sahutku, “Kamu kan lulusan akademi sekretaris ya?”
6571Please respect copyright.PENANAYtgtR7Agpj
“Iya Bang. Aku lulus SMA di umur enambelas. Lalu masuk akademi sekretaris. Tadinya sih ingin jadi sekretaris di perusahaan Papa. Eeeeh… perusahaannya malah bangkrut. Papa pun kena stroke sampai meninggal. Jadi nganggur deh aku setahun belakangan ini. Kuliah nggak, kerja juga nggak.”
6571Please respect copyright.PENANAU5KajTWnre
“Nanti kamu akan kuangkat sebagai sekretaris direktur utama di perusahaan Tante Laila.”
6571Please respect copyright.PENANAzA2F1fXlBx
“Tante Laila itu siapa Bang?”
6571Please respect copyright.PENANA0lnrzTlvtM
“Adik ayah kita. Tapi adik seayah berlainan ibu.”
6571Please respect copyright.PENANAUQgDe39Paq
“Direktuir utamanya siapa?”
6571Please respect copyright.PENANAgv5r45a1sA
“Aku sendiri Sayang.”
6571Please respect copyright.PENANAIBEH7dFZC3
“Asyiiiik… aku mau Bang jadi sekretaris Abang. Bisa ketemu terus tiap hari.”
6571Please respect copyright.PENANAzrk0Gchjhi
“Tapi jangan sampai ketahuan sama Tante Laila kalau kita ada hubungan rahasia ya. Kamu harus bersikap sebagai sekretaris kepada atasan aja. Pokoknya kalau memang mau kerja, bekerjalah nanti secara profesional ya.”
6571Please respect copyright.PENANABgbOH1bIQI
“Siap Bang. Tapi kalau sedang berduaan begini, boleh kan aku bersikap mesra kepada Abang?” tanya Nova sambil menyandarkan kepalanya ke bahu kiriku.
6571Please respect copyright.PENANA0HmRJSWnFB
“Tentu boleh. Bahkan harus… harus mesra kalau sedang berduaan begini sih.”
6571Please respect copyright.PENANAfdQ7ib7UIe
Tiba – tiba Nova mencium pipi kiriku, “Emwuaaaaah… aku cinta dan sayang sama Abang… !”
6571Please respect copyright.PENANACEpa1nZLMB
Aku tersenyum dan menghela nafas.
6571Please respect copyright.PENANAPMwWn6VrR3
“Kamu bisa nyetir kan?” tanyaku.
6571Please respect copyright.PENANAFgC4IUIiCD
“Bisa.”
6571Please respect copyright.PENANAKPm2pB81bV
“Di rumah kan ada mobil satu lagi,” kataku, “Nanti kalau sudah bekerja di kantorku, pakai aja mobil itu. Soalnya aku sering ada urusan di tempat – tempat lain. Karena aku memegang tiga perusahaan. Jadi kita gak bisa bareng – bareng terus.”
6571Please respect copyright.PENANAXjrpbMyEvp
“Iya Bang. Mobil yang satu lagi kelihatannya keren kok Bang. Tapi mobil ini harganya selangit.”
6571Please respect copyright.PENANAf35rAtnamB
“Gak tau, mobil ini hadiah kok. Gak tau harganya.”
6571Please respect copyright.PENANAiIiMjmgegm
“Hadiah dari mana?”
6571Please respect copyright.PENANADisF9D2dMd
“Dari pabrik kacang asin.”
6571Please respect copyright.PENANAVCzQzxf2Ey
“Aaaah… masa sih hadiah dari kacang asin?!”
6571Please respect copyright.PENANAlizhW5X7Tt
“Hahahaaa… bukan deng. Hadiah dari salah satu bossku, berkat prestasiku yang dianggap bagus. Makanya setelah bekerja nanti, kamu juga harus memperlihatkan prestasi yang bagus dan profesional.”
6571Please respect copyright.PENANAzqLt5hyu4w
“Siap Bang Wawan Sayang…”
6571Please respect copyright.PENANAY4f07MDFfW
Sebelum mencapai villa, aku dan Nova turun dulu, untuk membeli makanan dan minuman uyang akan dibekal ke villa.
6571Please respect copyright.PENANA6Om7EAGVyL
Kemudian kulanjutkan mengemudikan sedan hitamku menuju villa yang sudah dekat. Setibanya di depan villa itu, lewat hape kupanggil Mang Tarna, penjaga dan tukang bersih – bersih villaku.
6571Please respect copyright.PENANAFxoQhLGs1h
Tak lama kemudian lelaki tua itu muncul. “Selamat sore Boss,” ucapnya sambil membungkuk sopan.
6571Please respect copyright.PENANALT3Bt37YRF
“Di dalam sudah dibersihkan Mang?” tanyaku.
6571Please respect copyright.PENANASwgQd4G0P2
“Sudah Boss. Baru tadi pagi dibersihkan semua,” sahutnya.
6571Please respect copyright.PENANAZhUXYpoEco
“Syukurlah. Ini buat beli rokok,” ucapku sambil memberikan beberapa lembar uang merah.
6571Please respect copyright.PENANANfoijU6thV
“Terimakasih Boss. Kalau ada yang harus dikerjakan, silakan panggil aja saya.”
6571Please respect copyright.PENANA2pXclYPyUY
Aku mengangguk sambil mengeluarkan kunci pintu depan villa. Lalu masuk ke dalamnya bersama Nova.
6571Please respect copyright.PENANAecCkP235yB
Setelah menguncikan kembali pintu depan, aku mengajak Nova duduk di sofa ruang tengah. Nova bahkan kududukkan di atas kedua pahaku.
6571Please respect copyright.PENANANfgVLVBy5e
Sambil mendekap pinggang Nova, aku membisikinya, “Kamu sudah kepengen merasakan entotan kontolku lagi kan?”
6571Please respect copyright.PENANA5XpUvsS5wU
“Hihihiii… iya Bang. Kangen banget. Malahan sejak kemaren ada gatel – gatel di memekku. Mungkin karena lukanya sudah mau sembuh, jadi aja gatel.”
6571Please respect copyright.PENANA2h4md6kA3S
“Gatelnya pengen digesek kan?” bisikku yang kulanjutkan dengan menjilati daun telinga Nova.
6571Please respect copyright.PENANAUiPXPsg4mO
“Baaang… aku sih kalau telingaku kena sentuh… apalagi dijilatin begini… langsung horny Bang,” ucapnya sambil meremas tanganku yang sedang dipegangnya.
6571Please respect copyright.PENANA42ZR9K5kHC
“Ya udah… lepasin semua pakaianmu gih,” sahutku.
6571Please respect copyright.PENANACm8jkbCUqw
Nova pun melepaskan sepatu putihnya. Kemudian berdiri di dekat pintu kaca yang menuju ke arah samping villa. Di samping villa itu banyak tanaman hias yang terlindung oleh benteng tembok tinggi.
6571Please respect copyright.PENANAakoIsRd6sI
Di dekat pintu kaca rayban itu Nova melepaskan pakaiannya sehelai demi sehelai …
6571Please respect copyright.PENANA6ocVNRtVHU
Nova yang sudah telanjang selalu membuatku terpukau. Tinggi langsing, putih bersih… berwajah cantik, bermata sayu, dengan bibir tipis sensualnya… dengan senyum manisnya… o my God……
ns18.189.6.40da2