Cinta Buta

Dengan sekuat mungkin aku berusaha untuk tidak membuka asal – usulku kepada Bu Laila. Setiap kali berkomunikasi lewat ponsel, aku selalu bersikap untuk tetap seromantis mungkin.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1XSSyD6usm

Di balik itu semua, diam – diam aku menyisihkan dana dalam batas yang diijinkan oleh Bu Laila. Dana itu kusimpan dalam rekening baru atas nama pribadiku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe93Rm2QIqQ

Hal ini kulakukan agar seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (setelah Bu Laila tahu asal – usulku, aku jangan sampai jatuh miskin).

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY4SCDHSqSI

Batinku memang resah gelisah menyimpan rahasia yang belum dibuka ini. Berbulan – bulan aku menyekap rahasia ini, dengan perasaan kuatir dan resah.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQma5c9gXbK

Dalam keadaan galau inilah datang tamu, seorang gadis cantik bernama Anneke, yang ingin menanam saham di dalam perusahaan punya Bu Laila ini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgUF4mNNoqD

Gadis bernama Anneke itu berterus terang bahwa ayahnya meninggal setahun yang lalu, sementara hartanya diwariskan pada Anneke semua. Dengan catatan bahwa Anneke bertanggungjawab untuk membiayai segala kebutuhan ibunya seumur hidupnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUbYEVR9phg

Aku merasa punya jalan untuk berjaga – jaga seandainya hubunganku dengan Bu Laila mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8VBYi5N8GX

Maka dalam kunjungan Anneke yang ketiga kalinya ke kantorku, aku sudah punya keputusan yang masih tersimpan di dalam hati. Untuk membujat sebuah PT baru, di mana aku menjadi dirutnya, sementara Anneke akan kuposisikan sebagai komisaris utamanya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3rDfCAWxsz

Jadi investasi Anneke jangan bercampur baur dengan saham Bu Laila yang 70% itu (saham kehormatanku 30%).

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeTHObLFRR2

Gadis cantik yang gerak – geriknya selalu membuatku kagum itu pun langsung menyetujuinya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfkNunPp0qp

“Deal Bang. Yang terpenting aku ingin agar Bang Wawan mengatur dana itu, karena aku sendiri sama sekali tak punya pengalaman dalam berbisnis,” kata Anneke dengan senyum manis di bibir tipis mungilnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDihSn1MRgg

Senang hatiku mendengar persetujuannya itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4e42Tv1MuB

Aku memang punya konsep bagus (menurutku) yang tidak pernah dilaksanakan dalam perusahaan milik Bu Laila ini. Sehingga PT baru itu nantinya takkan menjadi kompetitor perusahaan punya Bu Laila ini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF8WItbSaS5

Lalu aku melakukan gerakan kilat. Merombak gudang peninggalan almarhum ayah Anneke, menjadi sebuah kantor. Kemudian kami merekrut puluhan tenaga untuk menjadi karyawan PT yang diriku menjadi dirutnya itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaxPxCd532O

Arah usaha PT baru itu, ada deh. Pokoknya legal dan halal.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSTklZZgsnu

Dalam tempo 3 bulan saja aku berhasil mengaktifkan PT baru itu sampai pada “kecepatan normal”. Bahkan bisa dibilang di atas rata – rata.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgpb9nQVUQR

Tapi tentu saja aku takkan meninggalkan PT punya Bu Laila itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMg9JXGWMXb

Bahkan pada suatu hari aku mendapatkan panggilan di ponselku. Panggilan dari Bu Laila…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡitiFp6fufy

Lalu :

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡarZTfRo6te

“Sayaaang… udah lupa ya?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgdHmdlb4XZ

“Masalah apa Beib? Ulang tahunmu dua bulan lagi kan?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0w0ajuzbSn

“Bukan masalah ulang tahun. Kandunganku ini… sekarang sudah genap tujuh bulan. Lupa ya? Kan aku bilang kalau kehamilanku sudah tujuh bulan, pangeranku boleh menggaul;iku lagi. Bahkan harus sering… supaya bayinya kuat nanti.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtDUXDZhk1c

“Oh… iyaaaa… iyaaa… berarti aku sudah boleh buka puasa dong. Terus di mana kita mau ketemuan?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuLGViot1lQ

Kemudian Bu Laila menyebutkan nama sebuah hotel bintang lima. Dengan nomor kamarnya sekalian, karena ia sudah membooking kamar itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ94SffVmXHb

“Oke… aku segera meluncur ke hotel itu Beib,” ucapku di dekat mic ponselku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNqWLNDxlhJ

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf7mJtxJFwS

“Aku pasti duluan tiba, karena sekarang sudah on the way menuju hotel itu. Langsaung aja ke kamar yang nomornya kusebutkan tadi ya,” sahut Bu Laila di speaker hapeku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvrn8OptxbP

“Oke… oke… !”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdnHsCEPSGE

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam sedan hitamku, menuju hotel yang sudah disebutkan oleh Bu Laila tadi. Lalu masuk ke dalam lift dan kupijat angka 5, karena kamar yang sudah dibooking itu berada di lantai lima.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡygR7EZMbUt

Pintu kamar itu sudah terbuka sedikit, sehingga aku bisa langsung masuk ke dalamnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡubX7HKXD4g

Dan… aku tercengang menyaksikan Bu Laila yang mengenakan gaun hamil putih bersih itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcWm7eC8FGA

“Beib… dirimu sangat berubah… jadi tampak jauh lebih muda dan… cantik sekali… !” seruku sambil memeluk lehernya, lalu menciumi sepasang pipinya, bibirnyha dan lehernya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ97BEXUAWM7

“Memang banyak yang bilang aku jadi kayak cewek duapuluhtahunan,” ucapnya sambil menjilati telingaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXcA3NhcwMq

“Memang betul. Dan yang paling jelas… jadi sangat sangat dan sangat cantik sekaliii… oooh… dirimu memang bidadari yang dikirimkan dari langit, untuk menaburkan segala jenis kebahagiaan ke dalam jiwaku.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqqC0T4MSDO

“Hmmm… aku jadi merasa tersanjung Honey… eee… eeee… eeeeh… anak kita bergerak – gerak nih… mungkin senang karena ayahnya datang… coba pegang perutku…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAMNAha7JOF

Aku pun berlutut di depan Bu Laila sambil menyelinapkan tanganku ke balik baju hamilnya. Lalu memegang permukaan perutnya yang sudah buncit. Dan… aku merasakannya… merasakan seperti ada yhang menggeliat di balik perutr buncit itu…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqk8CUJcG4A

“Kata orang, kalau ibu yang hamil jadi semakin cantik, biasanya bayi di dalam perutnya itu perempuan.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSIiU7nW5CF

“Memang iya, kata dokter bayinya cewek Honey.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2m7LS7W0g3

“Wow…! Semoga anakku secantik ibunya… !”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLrq6zwateo

“Malah aku ingin lebih cantik dariku Honey…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDbwONQP08N

“Amiiin…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsfjfv6eLvL

Bu Laila tersenyum. Lalu melepaskan gaun hamil putihnya, sehingga tinggal bra yang masih melekat di badannya. Karena sejak tadi pun aku tahu bahwa ia tak mengenakan celana dalam di balik baju hamil itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGTRIN37Uiu

Kemudian ia duduk di sofa sambil melepaskan beha putihnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9mFWbDEkfg

“Sambil berlutut di karpet ya ngentotnya,” ucap Bu Laila sambil meletakkan behanya ke atas meja kecil di samping sofa putih itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ1LLhK3cTI

“Oke. Biar bayinya jangan tergencet ya,” sahutku sambil mlepaskan dasi dan jasku. Kemudian juga kemeja dan celana panjangku. Semuanya itu kugantungkan di kapstok. Begitu juga celana dalamku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDKbyCFFQjE

Kemudian aku duduk bersila di atas karpet, di antara kedua paha Bu Laila yang sudah direntangkan di atas sofa itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLqTS2YLvT4

Lalu kungangakan labia mayora Bu Laila, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu pun terbuka dan langsung kujilati dengan lahapnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgGVrALx89W

Sambil berlutut kubenamkan batang kemaluanku ke dalam liang memek Bu Laila yang sudah sangat basah oleh air liurku itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsIkaCHXGvX

Disambut dengan desahan nafas wanita yang sudah sangat berjasa bagi kehidupanku itu, “Aaaaahhhhh… udah berbulan – bulan penismu gak ngentot memekku ya… rasanya udah kangen sekali… aaaaaaah…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFwgmkyfgz0

Lalu sambil berpegangan ke ujung sandaran sofa, aku pun mulai mengayun kontolku. Perlahan – lahan dulu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡITam4YTJtv

“Bagaimana rasanya memek bumil?” tanya Bu Laila.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZr11Jl51cl

“Lebih enak Beib… lebih lengkap rasanya…” sahutku sambil mempercepat entotanku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIeVRDG7gDf

Makin lama makin lancar kontolku mengentot liang memek Bu Laila yang memang lebih sedap daripada sebelum hamil. Tapi aku tidak berani terlalu cepat mengentotnya, mengingat bayi yang ada di dalam perutnya, jangan sampai tergoncang berlebihan.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB3k0zoYWj0

Walau pun begitu tampak sekali Bu Laila sangat enjoy dengan entotanku ini. Maklum selama berbulan – bulan aku tak pernah “menengok” memeknya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAWIqJu0ia0

Cukup lama aku menyetubuhi Bu Laila sambil berlutut di karpet ini. Sehingga keringatku pun mulai berjatuhan ke karpet dan ke selangkangan sang Bidadari. Namun aku malah semakin asyik mengentotnya sambil mengelus – elus kelentitnya yang tampak menonjol dan mengkilap itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3RYUlQoaL1

Desahan dan rintihan Bu Laila pun mulai berlontaran dari mulutnya. “Sayang… ooooh… oooohhhhh… ini nikmat sekali Yaaaang… ooooohhhh… aku memang sudah lama kangen sekali padamu Yaaaang… oooooohhhhhh… Sayaaaaaang… oooooohhhhh… kayaknya aku takkan bisa hidup tanpamu Sayaaaang…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ87tCQrvSgw

Setelah cukup lama aku menggenjot liang memek bumil cantik itu, akhirnya ia mengejang tegang. Disusul dengan kedutan – kedutan erotis di liang kemaluannya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7TXwAe2Kmr

“Aaaaaaaaahhhhh… luar biasa nikmatnya Sayaaang… aaaaaaaah…” desah Bu Laila sambil meremas – remas bahuku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNto9o391Os

“Tapi Wawan belum ejakulasi ya? Lanjutin dalam posisi doggy aja yok. Tapi di sana aja biar leluasa,” ucap Bu Laila lagi sambil menunjuk ke arah bed.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWml9g1Jmij

“Oke, “aku mengangguk sambil mencabut kontolku dari liang memek Bu Laila. Lalu mengangkat tubuhnya dengan hati – hati. Dan membopongnya… lalu meletakkannya di atas bed dengan hati – hati.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtIpYNOTOnK

“Terima kasih Sayang,” ucap Bu Laila, “Bersamamu aku merasa seperti di kahyangan.“

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡREtqje7dFU

Kemudian Bu Laila merangkak dan menunggingkan bokongnya, sehingga memek tembemnya tampak full di mataku, meski pun dia sedang menungging.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlsGkk29yvk

Lagi – lagi aku harus berlutut sambil membenamkan kontol ngacengku ke dalam liang memek Bu Laila. Tak sulit memasukkan batang kemaluanku kali ini. Karena liang memek Bu Laila masih becek.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOVdWko0Jv2

Meski dalam posisi doggy, aku tak berani menampar – nampar pantat Bu Laila. Takut berakibat buruk pada anakku yang berada di dalam perutnya. Aku hanya berani meremas – remas sepasang buah pantatnya yang lumayan gede. Tak lebih dari itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTm1kVTEkWu

Namun diperlakukan seperti itu pun Bu Laila tampak enjoy. Enjoy seklali.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOcfcYa0Cbs

Desahan dan rintihan histerisnya berkumandang lagi di dalam kamar hotel bintang lima ini. “Aaaaah… Saayaaang… aaaaaaah… aaaaaah Sayaaaang… aaaaaaaah… aku smeakin cinta padamu Sayaaaaaang…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrEyIwYdl7b

Memang posisi doggy ini cukup aman bagi bayi di dalam perut Bu Laila. Karena ia menungging, sementara perutnya tidak menyentuh kasur.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNZaaOz8Okd

Tapi tak lama kemudian ia mengerang, “Yaaaang… aku mau orga lagiiii…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzSH5xMwVau

Mendengar erangannya itu aku pun mempercepat entotanku. Dengan tujuan agar ejakulasi secepat mungkin. Karena aku merasa kasihan kepada Bu Laila kalau terlalu lama menyetubuhinya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHzypbhdklB

Maka ketika Bu Laila mengejang tegang sambil menahan nafasnya, kontolku pun mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatanku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkr7hNb0HBU

Crooootttt… croottt… croooottttt… crooooooootttttt… croooooooottttt… crottttt… crooootttt…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZcdoOB4sOX

Bu Laila pun rebah miring, sehingga kontolku terlepas dari jepitan liang memeknya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNtQXEvL9nN

Aku pun rebah miring di belakang Bu Laila, sambil mendekap pinggangnya yang basah oleh keringat.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvFXlcYhAtp

“Spermamu banyak sekali Honey… sampai meluap gini nih dari memekku,” kata Bu Laila sambil mengusap – usap memeknya yang berlepotan spermaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡm8rb1ZXdF6

“Kan selama ini puasa,” sahutku, “jadi sekalinya buka puasa, dimuntahin deh semua.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBvOg3SnPX0

Bu Laila tersenyum. Lalu turun dari bed dan melangkah ke kamar mandi. Mungkin mau bersih – bersih.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV2l1KV2xmQ

Sementara aku cukup dengan menyeka alat vitalku dengan kertas tissue basah yang tersedia di meja kecil dekat bed.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJzJHwfZx8P

Tak lama kamudia Bu Lidia pun muncul dari kamarf mandi dan meraih gaun hamil putih itu dari kapstok, lalu mengenakannya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTGSFXUPviW

Lalu menghampiriku yang sedang duduk bersila di atas bed, dengan hanya mengenakan celana dalam.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3lElQOoAWk

“Ada sesuatu yang ingin kusampaikan,” ucapku, “Tadinya aku tetap akan merahasiakan hal ini. Tapi rasanya rahasia ini seolah mau meledak di dadaku.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9HRHtIWRQB

“Rahasia apa Sayang?” Bu Laila membelai rambutku. Lalu mengecup pipiku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8B2qEhqSje

“Ternyata aku harus manggil Tante padamu Beib.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPYA27DGjTa

“Lho kenapa? Karena aku sudah tua menurutmu?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQsV4hixlnZ

“Bukan. Masalahnya dirimu ini adik ayah kandungku. Seibu tapi berlainan bapak.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcwWPbKkpBc

“Haaa? Memangnya siapa nama ayahmu?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpSCU1coAr

“Nama ayahku Zaelani bin Mahmud. Sedangkan ayah beib bernama Yahya bin Syahroni kan?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtLqLioHEIE

“Haaa?! Jadi Wawanku tersayang ini anak Kang Zaelani?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRK8XkOjtHy

“Iya. Semoga Beib tidak marah padaku, karena aku pun baru – baru ini aja mengetahuinya. Bahwa ibu kandung Beib adalah nenekku. Berarti aku harus memanggil Tante padamu Beib.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8krfeJdBgq

“Kalau di depan umum sih boleh aja manggil tante padaku. Tapi kalau sedang berduaan begini… aku ini sudah sepenuhnya menjadi milikmu Sayangku… !”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSmClvPxHLQ

“Jadi Cinta tidak marah padaku setelah tau bahwa aku ini anak almarhum Zaelani?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD0ZwQOhX9F

“Kok marah?! Aku malah jadi bertambah sayang padamu.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj2xcZB1i43

“Soalnya kata ibuku, Laila itu sudah lebih dari duapuluh tahun tak mau menginjak rumah peninggalan ayahmu ini. Mungkin Laila itu benci karena ayahmu menikahi perempuan buta.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2q7fpn5B2p

“Astagaaa… bukan begitu masalahnya. Pada waktu masih ada, ayahmu mau minjam duit padaku. Tapi aku tau duit itu untuk kawin lagi. Karena itu aku gak mau ngasih pinjaman serupiah pun. Karena itu ayahmu marah sekali. Bahkan menyumpahiku… melarangku menginjak rumahnya lagi. Meski sedih, kuturuti aja larangan itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1RmuidnEeE

“Benar begitu permasalahannya?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAgq7XkkdwL

“Iya. Disumpah apa juga aku mau. Aku tak pernah membenci siapa pun di dunia ini.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwwBs35EGhC

“Tapi ibuku mengira Cinta membencinya, karena kebutaannya itu.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPJo2YbsKv2

“Ya Tuhaaan… aku tidak sejahat itu Sayang. Nanti kalau sudah melahirkan aku akan mengunjungi rumahmu. Akan menjelaskan semuanya kepada ibumu. Mmm… ibumu bernama Hayati kan?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡetpDzRL7R1

“Betul.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxLVGXUXcOV

“Kalau sekarang gak sedang hamil begini sih aku akan menjumpai ibumu hari ini juga. Tapi karena sedang buncit begini, aku takut banyak pertanyaan nanti. Ohya… ibumu sudah diupayakan berobat ke dokter mata?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8pxCmTvssa

“Sudah. Bahkan sempat dirawat di rumah sakit bersama kakakku yang juga tunanetra. Tapi hanya kakakku yang bisa dinormalkan matanya. Ibu sih tidak bisa diapa – apain lagi, kata dokter.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVBscd8j4Cc

“Kasihan ya. Padahal ibumu itu cantik Honey. Kulitnya juga putih cemerlang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwdq4RUs37n

“Jadi setelah tau asal – usulku, hubungan kita bisa berlanjuut terus?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp9qGYX7vkw

“Ya iyalah. Lagian kalau kita orang Tapanuli misalnya, marga kita sudah berbeda Honey. Jadi kalau aku bermarga Yahya, dirimu bermarga Mahmud.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXJmj9Xe3gD

Kulingkarkan lenganku di leher Tante Laila sambil berbisik, “Aku tak rela kehilangan dirimu Cinta.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyqnaRWR4UX

“Apalagi aku,” sahutnya, “dirimu segalanya bagiku. Kalau kehilanganmu, sama aja dengan kehilangan nyawaku.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGHtIHvDcwT

Rasanya aku bisa bernafas lega lagi. Karena pengakuan tentang asal – usulku tidak mengubah pendirian Bu Laila sebenarnya tanteku sendiri itu. Dan yang paling melegakan, Bu Laila tak pernah membenci Ibu. Ia tidak mau datang ke rumah peninggalan Ayah hanya karena pernah dimarahi oleh Ayah dan dilarang menginjak rumah kami lagi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTmQYkxjiAU

Maka dengan penjelasan Bu alias Tante Laila itu, dadaku terasa plong. Berarti tidak ada masalah dalam hubungan rahasiaku dengannya. Bahkan menurut pengakuannya, dia malah tambah sayang padaku setelah tahu bahwa aku ini anak abangnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzCUXFFbaCG

Ia bahkan berjanji untuk menjumpai Ibu kalau sudah melahirkan kelak. Kalau dalam keadaan hamil tua begitu, takut banyak pertanyaan yang ia tidak bisa menjawabnya secara jelas. Maklum bayi dalam kandungannya itu bukan berasal dari benih suaminya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOWMW90eqG0

Akhirnya aku pun berterus terang, bahwa aku menjalankan dana investasi dari gadis yang lebih muda dariku itu. Karena kalau dimasukkan sebagai saham di perusahaan Bu Laila, takut jadi kusut di belakang hari.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlPrfHxtWIl

Lagi – lagi aku mendengar jawaban yang melegakan. Bu Laila menganggap semuanya itu sebagai kemajuan bagi diriku. Yang penting perusahaan punyanya jangan sampai ditinggalkan.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAbUyvT0orA

Katakanlah masalah dengan Tante Laila itu sudah selesai dengan kesimpulan yang positif.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHoY8gSTKP3

Namun yang membuat batinku limbung adalah Anneke itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPq3km7hGoU

Aku selalu bersikap sopan padanya. Karena biar bagaimana pun dia itu bossku. Dana yang ditanam di perusahaannya pun malah lebih besar daripada dana Tante Laila…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR89XcTvWLY

Tapi sikap dan perilakunya sering memancing – mancing. Bahkan aku menarik kesimpulan bahwa Anneke itu ingin “ditembak” olehku. Tapi aku berusaha untuk tetap bersikap dengan fokus ke arah bisnis. Bukan karena dia tidak cantik. Dia memang cantik sekali, tapi aku takut salah fokus dan salah sasaran.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8Kfm76hwAT

Karena itu, seandainya dia naksir pun padaku, biarlah dia yang nembak duluan. Baru kemudian aku akan menanggapinya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQFWcl9oLci

Sampai pada suatu hari, dia menghubungi ponselku. Dia meminta agar aku datang ke rumahnya, karena ada masalah penting yang harus disampaikan padaku, katanya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXLXoP1K0Wb

“Siap Non,” jawabku lewat handphone.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡO262fuY6Yo

Lalu setelah jam kerjaku selesai, aku pun mandi dulu di kantor. Kemudian mengganti pakaian resmiku dengan pakaian casual. Hanya mengenakan celana jeans dan baju kaus hitam.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE9PY3xuO9R

Aku memang belum pernah menginjak rumah Non Anneke (demikian selalu kuucapkan jika sedang berhadapan dengannya). Jadi sore ini akan menjadi kunjungan pertamaku ke rumahnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡur8w7BR4sV

Beberapa saat kemudian aku sudah menggerakkan sedan hitamku, menuju alamat rumah Non Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrEZEwWBelI

Tadinya kupikir bakal mendatangi sebuah rumah megah dan mewah, karena meski usia Non Anneke baru 20an, dia itu tajir melintir. Bahkan aku yakin kalau dia mau, beli pesawat jet pribadi pun mampu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmuXJf923sQ

Tapi ternyata dugaanku meleset. Rumah Non Anneke ada di dalam kompleks perumahan biasa – biasa saja. Rumahnya pun bukan rumah besar. Mungkin rumah type 70an.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlXww0ZXvac

Seorang wanita tua yang menurut taksiranku seorang pembokat, menghampiriku ketika aku sudah memasuki pekarangan rumah berpotongan minimalis dan tampak tertata dengan rapi itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9SyIz17HrX

“Non Anneke ada Bu?” tanyaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8TlUeYIhlY

“Oh… ada. Tunggu sebentar ya,” sahut wanita itu yang lalu bergegas masuk ke dalam rumah.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡind1zIevl4

Tak lama kemudian Non Anneke muncul di ambang pintu depan sambil berkata, “Ayo masuk Bang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUV8UCYCBT2

Aku mengangguk sambil melangkah masuk ke ruang tamu. Ternyata meski dilihat dari luar rumah ini kelihatan sederhana, tapi setelah berada di ruang tamu, kulihat segala barang yang tampak di mataku barang impor semua. Termasuk hiasan dindingnya, semua berasal dari luar negeri.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdNgqVLXgGu

“Begini kan keadaan rumahku. Bukan rumah besar dan megah.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvp6MghaAlk

“Mmm… mungkin Non Anneke menerapkan pola hidup sederhana.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxMfDTO5FxV

“Iya. Mobilku aja harganya lebih murah daripada mobil Bang Wawan. Aku ingat terus pesan almarhum Papie sih. Bahwa kita jangan senang pamer harta, pamer barang – barang mahal dan sebagainya. Karena pajak sedang mengintai kita. Kalau kita terlalu lugu, kita takkan kebagian apa – apa. Makanya aku selalu berusaha untuk hidup sederhana.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSvKhvVraSP

“Tapi… Non kan masih punya ibu?!”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKMstCgKkaA

“Masih. Mamie tinggal di Jakarta dijagain oleh dua orang suster. Karena Mamie harus menjalani therapi dua kali seminggu.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6Oe9PRyaHT

“Oh… ibunya sakit apa?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmvclH9z6Uh

“Mamie lumpuh sejak Papie masih ada. Karena itu surat wasiat yang ditulis oleh Papie berbunyi begitu. Bahwa semua harta Papie diwariskan padaku. Tapi aku berkewajiban untuk mengurus Mamie seumur hidup. Tentu aja aku akan mengurus Mamie. Meski Papie tidak meninggalkan harta pun aku wajib mengurus ibuku sendiri.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKRhxVyRCqp

“Non Anneke punya saudara?” tanyaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmFCdNNjKp0

“Nggak, “dia menggeleng, “aku ini anak tunggal Bang. Makanya Papie mewariskan seluruh hartanya padaku. Sedangkan aku masih anak ingusan dalam soal bisnis sih. “Ohya, Bang Wawan mau minum apa?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡADXbXXOm29

“Gak usah ngerepotin Non. Tapi kalau ada sih minta kopi pahit aja.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKJtVQUcAbe

“Gak pakai gula sama sekali?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzJ8QKbawE1

“Iya Non.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSRrFIskl5o

Lalu Non Anneke menoleh ke dalam sambil berseru, “Biii… bikinin kopi pahit… jangan pakai gula yaaa… !”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV5taxff68r

“Iya Non,” sahut pembokat dari dalam.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmDq6S7j7F7

Kemudian Non Anneke menatapku lagi dengan senyum yang lain dari biasanya. “Bang… tau kenapa kuundang ke sini?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPWD4bzdsVR

“Maaf… belum tau Non.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUl1uABvD8t

“Aku ingin bicara masalah pribadi kita berdua. Antara Anneke dengan Wawan. Bukan antara komisaris utama dengan direktur utama.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7ojdH7o0mh

“Siap Non,” sahutku dengan benak penuh tanda tanya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvONvAe4tij

“Aku ingin Abang bicara sejujur mungkin. Perasaan Abang padaku gimana?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd3sr5Jy3mI

“Non Anneke seorang boss muda belia yang selalu bersikap apa adanya. Membuatku kerasan punya boss seperti Non ini.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuqWo6RNxhR

“Maksudku, bagaimana perasaan Abang padaku secara pribadi. Tidak ada hubungannya dengan masalah bisnis kita.“

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡISPwLX21Nr

Aku jadi linglung. Tak tahu apa yang harus kukatakan. Karena kalau salah ucap, bisa fatal akibatnya nanti.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡt7mlqBsHBK

Pembokat pun datang menghidangkan secangkir kopi panas dan sepiring croissant besar.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6qpXU7HlHT

Setelah pembokat itu masuk lagi ke dalam, Non Anneke pindah duduknya ke sofa yang sedang kududuki. Duduk merapat padaku di samping kiriku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtnlVwXURbj

“Harusnya cewek gak boleh nembak duluan. Tapi aku sudah tak kuat memendamnya terus di dalam hati. Mmmm… sejak pertama kali jumpa dengan Abang… aku… aku jatuh hati sama Abang,” ucapnya sambil memegang tangan kiriku dan meremasnya perlahan.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFON7pzPGzf

Aku menoleh ke arah Non Anneke. Menatap matanya yang indah, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang tipis merekah. Lalu kupegang tangan yang sedang meremas tangan kiriku ini, dengan kedua tanganku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0aqR0zAKI

“Non… sebenarnya aku juga punya perasaan yang sama. Tapi aku tidak berani mengatakannya duluan. Karena biar bagaimana pun Non ini bossku.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmsQFEMQDsf

“Jadi Abang juga suka padaku?” tanyanya setengah berbisik.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFUsTt9BAds

“Iya Non…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc7eu8HXTCb

“Oooh Bang… aku bahagia sekali mendengarnya. Mulai saat ini jangan anggap aku boss Abang lagi. Aku ini… si Anneke ini… jatuh cinta kepada Abang… dan kalau Abang percaya, inilah cinta pertamaku Bang…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTP7KXEMqrW

Aku menatapnya terus… menatap bibirnya juga yang bergerak perlahan… mendekat ke arah bibirku. Maka spontan kutanggapi tanpa berbasa – basi lagi. Memagut bibirnya sambil melingkarkan lenganku di lehernya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYrnZhRtMBH

Ketika aku melumat bibir sensualnya, ia menyambutku dengan lumatan juga.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtIJxLWAgMf

Lalu… lama kami saling lumat di atas sofa ini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHpGqsujlpq

Sampai akhirnya terlepas. Disusul dengan ucapan Non Anneke perlahan.. “Terima kasih Bang. Aku bahagia sekali, karena ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi… Abang belum punya pacar?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCVh3TKmDQw

“Sudah,” sahutku, “Pacarku cantik sekali. Dan sekarang dia duduk di sebelah kiriku.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5itT2D0qzC

“Hihihihiii… ternyata Bang Wawan suka bercanda juga ya. ‘

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh96H0eSiEg

“Terus… keinginan Non selanjutnya bagaimana?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsednvdD8O

“Kita jadian Bang. Aku tidak menuntut apa – apa dari Abang. Aku hanya ingin disayang dan dicintai oleh Abang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrwS7PQ68EB

Aku cuma mengangguk perlahan.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM4rQizUF8O

Aku punya banyak perempuan yang bisa kuperlakukan seperti kepada istriku sendiri. Tapi semuanya lebih tua dariku. Sedangkan Anneke ini lebih muda 3 tahun dariku. Mungkin dialah yang paling tepat untuk kujadikan calon istriku. Sementara yang lain – lain tetap akan kujadikan kekasih gelapku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡP4HS9TQWR0

“Bang… aku sudah berjanji bahwa aku akan menyerahkan semuanya kepada lelaki yang kucintai. Karena itu aku mohon, malam ini nginap di sini aja ya Bang. Si Bibi sebentar lagi juga pulang. Jadi hanya akan ada kita berdua di rumah ini.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2KlRIyjsIl

“Jadi kalau malam Non sendirian aja di rumah ini?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIgDtDHFOV0

“Iya Bang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQxkqAQai4x

“Waaah… Non ini bukan golongan menengah ke bawah. Apa gak takut tidur sendirian terus? Bagaimana kalau ketahuan sama orang jahat?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoRYX892DaI

“Perumahan ini sangat aman Bang. Tiap malam para petugas keamanan selalu patroli ke setiap pelosok perumahan ini. Lagian aku punya pistol legal dan ada izinnya kok Bang. Tapi mudah – mudahan pistol itu takkan pernah kugunakan. Asalkan aman terus seperti sekarang ini.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhOZiZbMY0n

“Nanti sebaiknya dipikirkan juga untuk menggaji security yang bisa menjaga rumah ini siang malam.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCt54rsr8xJ

“Kan sudah kubilang Bang. Aku tak mau kelihatan sebagai orang kaya di sini. Kalau menggaji security atau bodyguard segala, bisa jadi sorotan orang – orang nanti.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXzlQBZjrXm

“Nanti aku akan carikan rumah di kompleks yang ngepas dengan level Non ya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwFUtvRIkh2

“Silakan aja. Tapi jangan yang terlalu megah. Yang seperti air tenang tapi menghanyutkan. Ohya… tadi Abang belum jawab… malam ini nginep di sini aja ya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpVlEcUrrez

“Tidur seranjang sama Non?” tanyaku yang niatnya cuma bercanda saja.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDxwNEIVomJ

Tapi Anneke memegang tanganku sambil berbisik, “Iya. Aku ingin tau semuanya. Sudah waktunya juga kan? Usiaku sudah duapuluh tahun sekarang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMuowVrhgMQ

“Maksudnya sampai hubungan sex segala?” tanyaku ingin kepastian darinya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe2oCYTIpQt

“Iya Abang Sayang. Aku sudah berjanji di dalam hati, bahwa keperawananku akan kuberikan kepada orang yang benar – benar kucintai.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhD51DcuP4N

“Wah… ini benar – benar surprise buatku Non.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGPdwQqD4IY

“Tapi ingat ya Bang… aku ingin Abang jadi suamiku kelak.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeRB6Hcm5Ks

“Bisa. Tapi jangan buru – buru ya Non.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdLRxHtgcnv

“Iyalah. Aku juga gak ingin buru – buru. Nikah sih setahun dua tahun lagi juga gak apa – apa. Tapi aku sudah gak sabar… ingin merasakan hubungan seperti suami istri malam ini juga.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOWiaCLdXjQ

“Non benar – benar masih perawan?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSxgxEDF2OD

“Cailaaaa… masa Abang gak percaya padaku? Nanti kan ABang bisa buktikan sendiri. Kalau aku tidak perawan lagi, ludahi deh mukaku nanti.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxARMlTI6Op

Tak lama kemudian si bibi pembokat itu muncul sambil membawa rantang entah berisi apa. “Bibi mau pulang ya Non.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLhsz0k8lbf

“Iya Bi. Udah bawa nasi dan lauk pauknya?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBnKRevtXy

“Sudah Non… ini…” sahut si Bibi sambil membuka tutup rantangnya dan memperlihatkan isinya kepada Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡisJCXOoiiV

“Iya, iya. Besok datengnya agak pagian ya Bi. Mau nyuruh ke pasar dulu.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlZIBEtgx7Z

“Baik Non.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPBwENvrhrf

Kemudian pembokat itu berlalu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJRgDoy4rz0

Anneke pun bangkit dari sofa. Melangkah ke pintu depan untuk menguncinya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJH9P6iYRLQ

“Nah sekarang aman sudah. Kita mau melakukan apa pun bisa,” ucap Anneke sambil menghampiriku. Dan memegang pergelangan tanganku, “Di kamarku aja yok. Biar lebih nyaman.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCIFYS6FGxU

Aku mengikutinya saja. Sambil ingin tahu apa yang akan dilakukannya nanti.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJEw8ykhcRB

Ternyata… setibanya di dalam kamar, Anneke melepaskan kancing – kancing gaun rumahnya yang berwarna biru muda itu. Ternyata di balik gaun yang kancingnya berderet di depan itu, ia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga aku langsung bisa menyaksikan keindahan sepasang toketnya yang lumayan gede dan keindahan memeknya yang bersih dari jembut…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvzEbcCqHyQ

Tentu saja nafsu birahiku langsung bangkit dan bergejolak.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1P4Yibxfai

Terus terang saja, aku merasa seolah sedang bermimpi menghadapi kenyataan ini. Memang Anneke cantik, mulus dan sangat membangkitkan nafsu birahiku. Tapi tadinya aku tak pernah membayangkan hubunganku dengannya harus berubah. Bukan sekadar seorang dirut dengan bossnya. Karena biar bagaimana pun juga seorang direktur utama itu masih tergolong pegawai juga.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0E2IUPiHpw

Dan kini Sang Boss yang cantik rupawan itu berkata dengan suaranya yang semakin membuatku serasa bermimpi :

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ72ViVdosBY

“Sejak berjumpa dengan Bang Wawan, aku mengkhayalkannya. Lalu memikirkannya selama beberapa bulan. Akhirnya aku memutuskan, bahwa Bang Wawan harus jadi milikku. Dan aku harus menjadi milik Bang Wawan.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaq08ywTH3F

Lalu tubuh putih mulus dan sesegar kuncup bunga yang baru mau mekar itu pun berada dalam pelukanku. Harum parfum mahal pun semakin tersiar ke penciumanku. Lalu… dalam keadaan yang sudah sama – sama telanjang, kubopong tubuh mulus dan hangat itu ke atas bed mahalnya. Di situlah aku mulai beraksi sebagai seorang lelaki sejati.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgAg4Oi97Gi

Tampaknya Non Anneke memang belum pernah disentuh oleh cowok. Itu bisa kubuktikan dengan senantiasa agak tersentak ketika aku menyentuh titik – titik pekanya. Dan ketika aku menghimpitnya sambil melumat bibir sensualnya, tubuhnya langsung menghangat. Terlebih ketika aku mencium bibir sensual itu sambil memainkan pentil toketnya, ia bereaksi dengan mendekap pinggangku erat – erat.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxhNfsrkMOL

Pada saat berikutnya aku berbisik ke dekat telinganya, “Aku harus menjilati memek Non dulu, supaya pada waktunya penetrasi nanti seperti ada pelumasnya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlTl1X92Oa1

Anneke menatapku dengan sorot pasrah. Lalu berkata perlahan, “Lakukanlah apa yang harus Abang lakukan…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3wCHSDP9zV

Setelah mendengar ucapannya itu aku langsung melorot turun. Sehingga wajahku berhadapan dengan kemaluan Anneke yang begini bersih dan rapatnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyuAKmlVwVI

Sebagai langkah pertama, kudorong paha putih mulusnya agar merenggang selebar mungkin. Kemudian kuciumi memek yang masih rapat itu. Lalu kungangakan selebar mungkin, sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu kelihatan jelas. Kelentitnya pun tampak imut – imut di bagian atasnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Ik7q8SYZb

Ujung lidahku pun mulai beraksi. Menyapu – nyapu bagian yang agak basah dan berwarna pink itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMGwcAdjhJq

Anneke mulai menggeliat – geliat dengan nafas yang tertahan – tahan. Bahkan lalu terdengar desahan dan rengekan manjanya, “Aaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaaaang… ini geli – geli enak Baaang… rasanya sampai menggetarkan sekujur tubuhku… seperti mengalir dari ujung kaki sampai kepalaku… ooooohhhh…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz9X1iMpcyX

Ternyata begini ya rasanya… ooooohhhh… Baaaang… aku makin cinta sama Abaaaaang… aku cinta Bang Wawaaaan… cintaaaa… ooooooohhhhh… baru sekali ini aku merasakan semuanya ini Baaaang… dudududuuuuhhh… makin lama makin enak Baaaang… iyaa Baaang… jilatin terus Baaang… enak sekali…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyaL9RuFbRN

Aku tidak menanggapinya. Karena mulutku sedang “sibuk” menjilati bagian yang berwarna pink itu. Lalu lidahku menjilati kelentitnya dengan lahap sekali.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF7BulP6Brp

Kali ini Anneke buka cuma menggeliat tapi juga terkejang – kejang, dengan jari kakinya yang menukik – nukik. Seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Tentu saja luar biasa nikmatnya. Karena clitoris alias kelentit ini bagian paling peka pada kemaluan wanita.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvrdAr5szxO

Sementara itu aku terus – terusan mengalirkan air liurku ke arah bagian yang berwarna pink itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIIdvGTnfQ0

Cukup lama aku melakukan semua ini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡE4P9NyZLXW

Sampai terasa bagian dalam memek Anneke ini sudah cukup basah dan siap untuk diterobos kontolku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMQXfl4SZTp

Lalu kujauhkan mulutku dari memek Anneke. Dan kucolek – colekkan moncong kontolku di mulut vagina Anneka yang sudah basah kuyup oleh air liurku. Setelah terasa ngepas, aku pun mendorong kontolku sekuat tenaga. Tapi… stttt… malah meleset ke bawah. Kuletakkan lagi moncong senjata kejantananku pada titik yang masih rapat itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV3QMBJwg26

Pada titik itulah moncong kontolku diletakkan. Kemudian aku mengumpulkan tenagaku untuk mendorong kontolku lebih kuat dari tadi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡo4g4xwpCkA

Iyaaaa… sedikit demi sedikit kontolku mulai melesak masuk.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1JEKLCXd31

“Kalau sakit tahan dikit Non,” ucapku sambil mengumpulkan tenaga lagi untuk mendorong batang kemaluanku agar masuk lebih dalam lagi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8DAQsHnixJ

Hebatnya Anneke itu, masih bisa tersenyum manis. Tidak kelihatan sedikit pun kalau dia merasa sakit. Padahal kontolku sudah hampir separohnya masuk ke dalam liang memeknya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfleM9FWZRc

Tapi aku tetap ingin membuat Anneke senyaman mungkin. Maka kutarik kontolku perlahan dan kudorong lagi agak kuat. Tarik lagi perlahan, dorong lagi lebih kuat. Memang sempit sekali liang memek bossku ini. Sehingga aku belum leluasa untuk benar – benar mengentotnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGCMLKTK8OF

Sementara itu Anneke cuma terdiam pasrah. Terkadang mata beningnya terpejam, terkadang menatapku dengan sorot pasrah. Sesekali ia menggeliat dan memeluk leherku. Terkadang juga ia mengejang dengan mata terpejam.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB5WAEBtGp8

Namun lama kelamaan liang vagina Anneke beradaptasi dengan ukuran batang kemaluanku. Sehingga aku mulai lancar mengentotnya dalam kecepatan normal.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEOtxHROqQv

Saat itulah Anneke mulai mendesah dan merengek manja dan terdengar erotis di telingaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6xt8SwomuP

“Aaaaaa… aaaaa… aaaaaah… Baaang… ini… enak sekali Baaang… oooooh… ini Abang sudah menyetubuhiku kan?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡESrQhJSzhR

“Iya Non… hhh… tubuh kita sedang bersatu… hhh… makanya disebut bersetubuh,” sahutku terengah.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9Rv6ZHKk2

Dalam keadaan seperti ini, aku masih menyempatkan diri mengangkat badanku, lalu memperhatikan kontolku yang sedang maju mundur di dalam memek Anneke. Ternyata memang ada garis – garis darah di badan kontolku. Darah perawan Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9RitJIPEH9

Memang sejak melihat bentuknya dari dekat sebelum menjilati memeknya tadi, aku sudah yakin bahwa Anneke masih perawan. Namun saksi konvensional adalah darah perawan itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiJqOVyXs6a

Maka sambil mengentotnya, aku masih sempat membisiki telinga Anneke, “Non memang masih perawan… aku sangat menghormati hal itu.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH0RgaumaoO

Anneke pun menyahut lirih, “Ya iyalah… tapi sekarang aku gak perawan lagi Bang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUNjXkBp3Ni

“Menyesal karena keperawanan Non sudah kuambil?” tanyaku sambil menghentikan entotanku sejenak.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI9YJA8Pdhy

“Nggak. Aku ikhlas. Kan aku sendiri yang menginginkannya. Yang penting Abang tetap sayang padaku di kemudian hari ya…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUFlvNGKVS8

“Sampai kapan pun aku akan tetap menyayangimu Non,” ucapku sambil melanjutkan lagi ayunan kontolku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjcOtNn4vrK

Anneke pun menciumi bibirku dengan lahapnya. Setelah ciumannya terhenti, giliran aku yang menjilati lehernya disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Sementara tangan kiriku beraksi juga, untuk meremas – remas toket kanannya dengan lembut.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRsdHMHjW9m

Ya segalanya kulakukan dengan lembut, karena Anneke ini bukan sekadar sudah jadian denganku, tapi juga bossku. Boss yang punya kapital jauh lebih gede daripada Tante Laila.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSX6CFzF271

Desahan dan rintihan histeris Anneke pun mberlontaran lagi dari mulutnya, “Aaaaah… aaaaaaaah… Bang… aku cinta kamu Baaaang… aaaaaah… ini… luar biasa enaknyaaa… sampai kayak melayang – layang gini… aaaaaaah… aaaaaaa… aaaaaahhhh… aaaaaaah…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbq8ItKuAVa

Tidak seperti biasanya, kali ini aku punya niat yang berbeda. Niat untuk menghamili Anneke. Karena itu aku tak usah terlalu berlama – lama menyetubuhinya. Bahkan aku ingin ejakulasiku berbarengan dengan orgasmenya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTxDYCbq1pn

Kenapa aku ingin menghamilinya?

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnovBxUh5Jb

Supaya dia minta secepatnya kunikahi. Lalu aku bakal hidup sejahtera kelak… setelah menjadi suaminya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6B7VJifZC2

Karena itu diam – diam aku “mengintai” gejalanya. Gejala perempuan yang sudah mendekati orgasme.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxT8iHFFwHs

Keringatku pun sudah bercucuran. Berbaur dengan keringat Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD575yd5xM4

Beberapa saat kemudian, dia mulai berkelojotan. “Baaaaang… ooooohhh Baaaang… ini… ini… memekku seperti mau pipis… susah nahannya… aaaaah… “rintihnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvEGekiDRUS

“Bukan mau pipis… itu pertanda mau orgasme. Lepasin aja, gak usah ditahan – tahan Non…” sahutku sambil mempercepat entotanku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWUQoZRoFO4

Kontolku maju mundur dengan cepatnya di dalam liang memek yang sudah licin tapi tetap terasa sangat sempit ini… sampai pada suatu saat, ketika Anneke mengejang tegang, kutancapkan kontol ngacengku sedalam mungkin.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYqVbZndxpy

Sedetik kemudian aku merasakan sesuatu yang sangat nikmat ini. Bahwa liang memek Anneke berkedut – kedut kencang… disusul oleh kejutan – kejutan kontolku sendiri… kontol yang sedang memuntahkan lendir kenikmatanku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrnePGIq70R

Crottttt… crooooooootttttt… crooottttt… croooottttt… crotttt… crooootttttttt…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfTUVDuMmvd

Aku terkapar di atas perut Anneke. Dengan keringat yang semakin membanjir.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7eUgPkYH3x

“Abang Sayang… terima kasih ya. Luar biasa nikmatnya,” bisiknya. Disusul dengan pagutannya di bibirku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpQxacMjlp9

“Terima kasih juga karena Non sudah mempercayakan semua ini padaku,” sahutku yang diikuti dengan tarikan kontolku sampai terlepas dari liang memek sempitnya. Spontan aku memandang ke bawah bokong Anneke. Memandang saksi keperawanan bossku yang masih sangat muda itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡapKgO53qDp

Darah perawan itu…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU4JocEZRyW

Anneke turun dari bed dan bergegas membuka salah satu lemarinya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwhs4ytzx1w

Tadinya kupikir ia akan mengeluarkan kain seprai baru, untuk mengganti kain seprai yang sudah terciprati darah perawannya. Tapi ternyata bukan. Ia mengeluakan kotak obat – obatan. Lalu dikeluarkannya se-strip pil kontrasepsi…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlEHQAzrGSi

Diperlihatkannya pil – pil itu pdaku sambil berkata, “Aku harus menelan pil anti hamil ini biar jangan hamil dulu, ya Bang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwZZT47QMFp

“Iya. Itu lebih baik,” sahutku sambil tersenyum. Padahal aku merasa kecewa atas kesiagaannya itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEtvaAZo6EL

“Jadi kita bebas bersetubuh sesering apa pun, tanpa takut hamil,” ucapnya sambil mengajakku mandi sore.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfEUdHpAsp5

Di dalam kamar mandi yang peralatannya serba mutakhir itu, Anneke berkata, “Kalau Abang merasa di rumah ini kurang nyaman, silakan aja cari rumah yang dianggap aman dan nyaman. Nanti kalau sudah ada yang cocok, tinggal call aku aja sekalian kirim nomor rekening penjual rumah itu. Aku akan transfer dananya saat itu juga.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaWIhno79Pk

Tapi Non kan harus hadir pada saat transaksi, untuk menandatangani akte jual beli …”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBpljI65CO0

“AJBnya atas nama Abang aja.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8In90dDBOn

“Iya Beib…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp4W73kl3Rs

“Abang… aku suka dipanggil beib… sekarang jangan formal – formalan lagi. Kita kan sudah jadian.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEO3VkEnDxE

Alamku jadi indah. Segalanya terasa indah. Membuatku semakin bersemangat untuk menjalani kehidupan ini. Bersemangat untuk melaksanakan tugas – tugasku, bersemangat pula untuk memainkan peranku sebagai seorang lelaki jantan. Baik untuk Ibu, untuk Wati, untuk Tante Laila, untuk Ema Mimin, untuk Euis dan terutama untuk Anneke Tercinta.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAESOOBAw4C

Hampir tiap hari aku “berjuang” untuk memuasi hasrat birahi Anneke. Karena dia sudah ketagihan untuk merasakan nikmatnya hubungan sex denganku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcx09edlXII

Rumah pilihanku pun sudah dibayar lunas atas namaku sendiri, meski dananya ditransfer oleh Anneke langsung ke pihak developer. Karena rumah itu terletak di kompleks perumahan paling elit di kotaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAI9NzG284Z

Rumah itu pun sering dijadikan ajang pergumulan birahiku dengan Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTIOYhpYzWS

Demikian seringnya aku menggauli Anneke, seolah seorang suami menunaikan kewajibannya untuk memberi nafkah batin kepada istrinya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRcEv95Eegu

Anneke memang semakin mesra sikapnya. Bahkan terkadang seperti tidak rela berjauhan denganku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡe0kAbJyuO1

Bahkan pada suatu hari Anneke mengajakku untuk menemui ibunya di Jakarta.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmcF8LkjLMQ

“Mau ngapain Beib? Mau pinton aku sebagai calon suami?” tanyaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYRFnewfEKU

“Jangan dulu. Untuk sementara aku hanya akan memperkenalkan Abang sebagai direktur utama perusahaanku. Lantas kalau aku pulang sendirian ke Jakarta lagi, aku akan nanya sama Mamie. Apakah Mamie setuju kalau Abang dijadikan calon suamiku? Kalau Mamie setuju kan aku tinggal mendengarkan petunjuknya saja.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu9PyE0lo6C

“Kalau mamienya gak setuju gimana?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWwZyxSiLYA

“Aku akan berusaha merayunya tiap hari lewat telepon.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtxgj6T5mxn

“Lalu kalau maminya tetap gak setuju?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡa7m7m4k4eb

Anneke memegang sepasang bahuku. Menatapku dengan senyum di bibir sensualnya. Lalu berkata, “Biar bumi terbelah dua, cintaku padamu takkan bisa padam Bang. Kalau Mamie tetap tidak setuju, kita kawin aja diam – diam. Oke? Jadi jangan gentar Bang. Lagian Mamie sangat sayang padaku. Aku yakin Mamie bakal setuju juga nanti.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnaRCduXmHe

“Oke. Terus mau berangkat sekarang juga?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjJNe9YOWdP

“Iya Abang Sayang. Sekarang kan malam Sabtu. Kita weekend di rumah Mamie aja yaaa…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ23O7a19SBa

“Mau pakai mobil mana? Mobil Non apa mobilku?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZLJMCcVYo

“Mobil Abang aja. Mobilku kan cuma mobil Jepang Bang. Harganya juga kurang dari separoh mobil Abang. Pasti mobil Abang lebih nyaman didudukinnya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHjlocL5hY5

“Kalau Non mau, beli pesawat jet pribadi juga bisa. Tapi Non kan gak mau pamer harta. Aku juga punya mobil itu bukan dapet beli. Ada yang ngasih Non.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfBy2Fae4Ma

“Siapa yang ngasih?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3EvceNMfWE

“Owner perusahaan lama Non.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8n0oOQd3WB

“Kok bisa ngasih hadiah semahal itu?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJr4qvroKfw

“Kebetulan waktu itu perusahaan mendapatkan profit yang cukup besar. Dan itu hasil kerjaku. Makanya aku dikasih reward mobil itu.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQy7tE9UsPR

“Aku malah belum ngasih hadiah apa – apa sama Abang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7E0qzrDelW

“Sudah. Masa lupa Beib?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU5J16QTKyt

“Apa?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡYtRTovY83Z

“Sesuatu yang jauh lebih mahal daripada mobilku itu.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBC0uSTChIE

“Hihihiii… memekku maksud Abang?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwsHJhtNyl7

“Iya. Itu tak ternilai harganya Non. Dan aku bangga bisa memiliki dirimu Beib.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz2ajwJYL6x

“Aku juga bangga punya Abang, emwuaaaaah…” ucapnya diakhiri dengan kecupan mesra di pipiku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6t44UC15Os

“Ohya… rumah mau dikunci aja?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN3qcI1J242

“Nggak. Si Bibi sudah disuruh tidur di sini sampai kita pulang dari Jakarta nanti.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXLl2F5fngP

“Owh… ya udah.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡilepyeS7h6

“Udah titip juga sama security perumahan.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbCOoUfXQZ3

Beberapa saat kemudian Anneke sudah duduk di dalam mobilku yang kukemudikan sendiri.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOYOgdRuVW4

“Di rumah Mamie sih gak bisa ML Bang. Soalnya aku pasti bobo sama Mamie.”

“Nggak apa. Puasa dua tiga hari aja sih gakpapa.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡR7IGVggwEx

Lalu sedan hitamku meluncur terus di jalan aspal.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpFhVzbdj7h

Kebetulan jalan sedang sepi, karena aku sengaja memilih jalan tikus untuk mencapai pintu tol.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZJ5IjVD4jE

“Kuperkirakan kita tiba di Jakarta tengah malam. Gak apa – apa?”

“Gak apa – apa. Mamie sih suka tidur setelah lewat jam duabelas malam. Sebelum ngantuk benar sih nancep aja di depan tivi.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwv90hDX4e4

“Beliau pakai kursi roda?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU0Ti6oVSBU

“Iya. Tapi kursi rodanya sudah pakai remote control. Jadi gak terlalu merepotkan kedua suster yang merawatnya. Cuma waktu mau naik atau turun dari kursi roda, harus dibantu oleh suster.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVyXXXFmWB0

“Usianya sudah tua?”

“Belum tua – tua banget Bang. Mamie melahirkan aku waktu usianya baru delapanbelas.”

“Jadi sekarang baru tigapuluhdelapan tahun usianya?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuzWqoauvOd

“Ya, kira – kira segitulah. Abang kan sudah tau umurku. Jadi umur Mamie tinggal nambahin delapanbelas aja kan?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡchAxeX3mIS

“Ayahmu meninggal karena apa Beib?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLP3vzawrau

“Serangan jantung Bang. Papie meninggal ketika usianya sudah limapuluh lebih Bang. Perbedaan usia Papie dengan Mamie jauh sih. Maklum Papie sudah kaya raya sejak masih bujangan. Maka dengan mudah aja almarhum bisa mendapatkan Mamie yang saat itu baru berumur tujuhbelas.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyAzevGH0TI

Aku cuma tersenyum.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡprUepSTHwY

Sedan hitamku meluncur terus di jalan tol yang kebetulan tidak padat menuju Jakarta sih. Tapi yang dari Jakarta menuju Padaleunyi kelihatan padat sekali. Maklum malam weekend.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmkxiEzXXpl

Dua jam kemudian mobilku sudah memasuki pekarangan rumah besar dan antik, tapi tetap tidak menunjukkan rumah orang kaya raya. Mungkin karena almarhum ayah Anneke telah melaksanakan pola hidup sederhana. Padahal menurut penuturan Anneke sendiri, sewaktu ayahnya masih hidup, perusahaannya bukan hanya ada di Indonesia.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1uX8pyChob

Seorang petugas security menghampiri mobilku. Pada saat yang sama Anneke turun dari depan kiri mobilku. Orang security itu kaget, “Ooooh… Selamat malam Non Boss. Kirain siapa.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwLSO3JSfLx

Anneke hanya mengangguk sambil tersenyum. Lalu mengajakku masuk ke dalam rumah bergaya Italia tempo doeloe itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhjYOHuTmRY

Seorang wanita setengah baya tampak duduk di kursi roda yang menghadap ke arah pesawat televisi. Dua orang suster duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrMDHtEhsPP

“Mamie… !” seru Anneke dengan gaya manja menghampiri wanita yang mamienya itu. Lalu ia memnbungkuk dan cipika – cipiki dengan mamienya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0iznb7IhAP

“Kok tengah malam gini datangnya?” tanya wanita itu.

“Kan sekalian mau weekend di sini, “Anneke berdiri di belakang kursi roda itu sambil memegang sepasang bahu mamienya.

“Sama siapa itu?” tanya sang Mamie.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡueRpMijcCg

“Bang Darmawan. Direktur utama di perusahaan kita Mam,” sahut Anneke, “Kenalin dulu mamieku Bang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDl8nzDRGHc

Aku mengangguk dan berlutut di depan kursi roda itu, untuk mencium tangan wanita setengah baya itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡU7r9L9XuG6

“Waduuuh… dirutnya kok masih sangat muda dan ganteng gini Anne. Apa dia bukannya pacar kamu?” tanya wanita itu sambil tengadah, menatap putrinya yang sedang berdiri di belakang kursi rodanya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgKPdpVhBA3

“Hush sembarangan Mamie ni,” sahut Anneke, “Bang Darmawan ini sebelum direkrut ke perusahaan kita pun sudah jadi dirut di perusahaan lain. Perusahaan punya tantenya. Jadi sekarang jabatannya rangkap dua. Jadi dirut di perusahaan tantenya sekaligus jadi dirut di perusahaan kita.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgcOvrTaEAx

Aku pun berdiri dan duduk di sofa yang berhadapan dengan kursi roda mamienya Anneke itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9rEQl3DbrU

“Mam… aku mau ke toilet dulu ya…” ucap Anneke sambil menoleh padaku, “Mau ke toilet dulu ya Bang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSxLt63tJHO

Aku dan mamienya Anneke mengangguk. Lalu wanita setengah baya itu menoleh ke arah dua suster yang duduk di sofa samping kursi roda itu. “Kalian kalau udah ngantuk pada tidur aja gih. Biar aku diurus sama anakku aja.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWhq9FxB9W1

Kedua suster itu langsung berdiri, kemudian mengangguk sopan padaku dan melangkah ke belakang.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV7n4zsEwcB

“Eh, siapa namanya tadi? Darmawan ya?” tanya wanita setengah baya itu sambil memandangku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvUGBq1HHNt

“Mmm… panggil Wawan aja Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQohf0NL4f4

“Sini sebentar,” ucapnya sambil menggapai – gapaikan tangannya, “Ada yang mau tante omongin.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAM2FHBpXna

Aku pun segera mendekati mamienya Anneke itu. Dia pun berkata setengah berbisik, “Lima harian lagi ke sini ya. Jangan sama Anneke. Ada yang mau tante sampaikan.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTOdwouu3V6

“Siap Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEDtUSe5kXb

Lalu ia mengeluarkan handphone dari saku baju piyama putihnya, “Masukkin nomor handphone Wawan ke hape tante. Biar nanti bisa ngomong leluasa lewat hape.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWYYqdewI8Y

Aku menurut saja. Kupijat nomorku dari handphone punya mamienya Anneke. Hapeku yang disilent pun bergetar. Jadi aku bisa memasukkan nomor mamienya Anneke juga. Kemudian kusaving nama dan nomor hapeku di handphone mamienya Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH09bJC95mP

Setelah memasukkan kembali hape ke dalam saku baju piyamanya, wanita itu menyimpan telunjuk di bibirnya sambil berkata setengah berbisik, “Jangan bilang apa – apa sama Anneke ya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxYZb62aHgc

“Siap Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMZJ5bg21PX

Tak lama kemudian Anneke muncul lagi di ruang keluarga itu. Dan langsung menghampiriku, “Tasnya bawa ke sini Bang. Aku mau nunjukin kamar Abang nanti di mana.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUTsF6uKy9I

“Iya,” sahutku, “sebentar mau diambil dari mobil dulu. Sekalian sama tas Non juga ambil?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl4nVFiPAKe

“Oh iya Bang. Maaf ya…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkpgi0oY3OZ

Setelah mengambil tas pakaianku dan tas pakaian Anneke, aku tidak langsung tidur. Aku ikut mendengarkan obrolan Anneke dan ibunya. Belakangan aku mendengar nama mamienya Anneke itu Martini (seperti merk minuman beralkohol ya?).

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgeGJ6mVCph

“Bagaimana hasil therapi yang Mamie ikuti selama ini? Ada perkembangannya?” tanya Anneke pada suatu saat.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡep3qy2kCHE

“Ada Sayang,” sahut Tante Martini, “Kaki mamie jadi bisa digerakkan. Lutut pun kalau dipegang jadi ada rasanya. Tidak mati rasa seperti dahulu lagi. Bahkan berdiri pun mamie sudah bisa. Tapi masih lemes lututnya. Mamie tak mau memaksakannya. Kata therapis dari Amerika itu, mamie harus sabar. Katanya sih lama – kelamaan juga mamie bakal bisa jalan lagi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHcHndFuTN7

”Iya, Mamie harus sabar. Penyembuhannya harus step by step,” ucap Anneke. Kemudian ia menoleh padaku, “Eh Bang… kalau mau istirahat, silakan aja istirahat duluan.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwRtPe6Ybbo

Aku mengangguk lalu bangkit dan agak membungkuk ke arah Tante Martini, “Mohon izin mau istirahat dulu Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx7hz5yTN48

Lalu aku masuk ke dalam kamar yang sudah diberikan oleh Anneke. Dan tidur nyanyak tanpa mimpi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoopajaSaY7

Tiada hal penting selama dua malam menginap di rumah mamienya Anneke itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2vAkSj52WM

Minggu sore pun kami pulang ke kota kami.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTbRlxLcHjj

Dalam perjalanan pulang dari Jakarta itu Anneke berkata, “Kayaknya Mamie bakal setuju kalau kita jadi pasangan suami – istri kelak.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzNo6xTy58R

”Emangnya udah terus terang sama beliau bahwa kita sudah saling jatuh cinta?” tanyaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVYTglGZ2WI

“Belum. Mamie sih jangan dibawa buru – buru Honey. Segalanya harus santai dan matang. Nanti aja kalau kita udah matang dan siap untuk menikah, barulah aku akan mengatakannya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDw4oo1KPzl

“Iya terserah bidadariku aja. Aku pun tidak ingin terburu – buru.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUeoUjWPBab

“Nah cowok seperti Abang ini yang kucita – citakan sejak dahulu. Cowok yang tak pernah memaksakan kehendak… emwuaaaaahhh… !” ucap Anneke yang diakhiri dengan kecupan mesranya di pipi kiriku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOzd8v6cLE0

Anneke tidak tahu bahwa handphoneku yang sedang disilent ini bergetar vibratornya. Cuma satu kali bergetar. Dan ketika kami membelok ke rest area, untuk istirahat dan mengisi perut, aku langsung ke toilet dulu untuk membuka isi WA yang ditandai dengan satu kali getaran itu tadi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGlwOUnBNI1

Di toilet kubuka WA itu yang ternyata dari Tante Laila. Isinya :-Sayangku… anak kita sudah lahir. Cantik sekali. Suamiku juga tampak senang, meski dia tau bahwa anak itu bukan anaknya. Untuk menyenangkan hatinya kuminta agar dia memberi nama. Maka anak itu pun diberinya nama Winiarti. Gak apa – apa kan?-

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgvqLkQekXM

Aku merasa senang campur haru. Lalu membalasnya :-Aku bahagia sekali Sayang. Soal nama, itu sudah cukup bagus. Lalu kapan aku harus menengok anak kita itu?-

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTiweE1oXg0

Tante Laila :-Santai dulu ya Sayang. Jangan terburu – buru. Percayakanlah aku akan merawat anakmu dengan penuh kasih sayang. Aku juga sangat bahagia dan merasa sudah menjadi wanita yang lengkap. Nanti kalau anak kita sudah bisa dibawa ke luar, aku akan ngajak ketemuan lagi di hotel yang sering kita pakai itu. –

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ9I3yTDOEH

Setelah memasukkan kembali hape ke saku celana jeansku, aku pun keluar dari toilet. menghampiri Anneke yang sudah duduk di resto dalam kompleks rest area jalan tol itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOWIYX314F2

Seusai mengisi perut, kami lanjutkan lagi perjalanan pulang itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaAmGHAoaQW

Setelah tiba di kota kami, kuantarkan dulu Anneke ke rumahnya, kemudian aku pun pulang.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcCw6AaZBEr

Di rumah, di dalam kamarku, terawanganku melayang – layang tak menentu. Teringat pada Tante Laila yang sudah melahirkan anakku, teringat pula permintaan Tante Martini yang memintaku untuk datang lagi ke rumahnya. Waktu itu hari Jumat malam, Tante Martini meminta agar empat hari lagi aku datang ke rumahnya tanpa Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhVOvCLV9J9

Masalahnya, apa tujuan Tante Martini yang memintaku datang lagi ke rumahnya tanta anaknya? Apakah ada rahasia tentang Anneke yang akan disampaikannya padaku, sehingga Anneke sendiri tidak boleh tahu?

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡp4RAXKOzSy

Entahlah.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0kJIoy5HD

Yang jelas, di hari Selasa sore, sepulangnya dari kantor aku langsung berangkat ke Jakarta. Tanpa ngomong apa pun kepada Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡX31xjdK1WU

Aku tidak tahu apa yang akan dibicarakan oleh mamienya Anneke itu nanti. Tapi kelihatannya penting sekali, sehingga aku harus mengabulkan permintaannya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr9wxlZ32Ae

Ketika sedan hitamku sudah memasuki Jakarta, handphoneku berdering. Ternyata dari Tante Martini…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKPGjtnG1Hv

Lalu :

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIXi2kEmNbh

Aku: “Hallo Tante…”

Tante Martini: “Kapan mau ke rumah tante? Besok?”

Aku: “Sekarang Tante. Ini sudah masuk Jakarta. Mungkin setengah jam lagi juga tiba di rumah Tante.”

Tante Martini: “Owh… syukurlah. Tante tunggu ya.”

Aku: “Siap Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF1AAC9OHuS

Dan memang setengah jam kemucian aku sudah tiba di pekarangan rumah Tante Martini. Seorang petugas security bergegas membuka pintu garasi, lalu menghampiriku, “Selamat malam Boss. Tadi Bu Martini minta agar mobil Boss langsung dimasukkan ke garasi,” ucapnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeZ5kllGefG

“Owh… iya iyaaa…” sahutku sambil memasukkan mobilku ke dalam garasi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIOEwF2mTKh

Ketika aku masuk ke dalam rumah, salah seorang suster yang tempo hari sudah kukenal, menyambutku, “Silakan masuk aja ke kamar Ibu. Beliau sudah menunggu Boss.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzHp7MpplKR

Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamar mamienya Anneke. Begitu masuk ke dalamnya, aku mengagumi kamar ini. Selain luas dan ada taman mininya segala, segala peralatan di dalam kamar ini serba mahal sekali. Mungkin harga perabotannya bisa lebih mahal daripada harga rumahnya…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6UwolSOaGj

Tante Martini tampak sedang berada di pinggir kolam ikan koi. Dan tersenyum ceria setelah melihat kedatanganku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFW3RjqCVWX

“Wawan orang yang tepat janji ya. Tante suka itu,” ucapnya setelah aku berjongkok di depan kursi rodanya dan mencium tangannya yang terasa halus serta hangat.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTxPSWsyRHI

“Tante kelihatan seger sekali sekarang,” ucapku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgOWbtAbyml

“Kan baru selesai mandi sore Wan,” sahut Tante Martini sambil menggerakkan kursi rodanya menuju sofa – sofa putih yang berderet di sepanjang dinding dari taman menuju ruang peraduannya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3YwHgyJz3V

“Wan bisa minta tolong… kuncikan dulu pintunya. Soalnya tante mau membahas sesuatu yang sangat rahasia. Jangan sampai suster – suster itu ikut nguping,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke arah pintu keluar yang sudah tertutup tapi belum dikunci.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgbX9cFy7Yc

Kuikuti permintaan Tante Martini itu, mengunci pintu yang ditunjuk itu, kemudian duduk di sofa yang berdampingan dengan kursi roda mamienya Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLuRf7VApmX

Lalu Tante Martini berkata perlahan, “Sebenarnya kedua kakiku ini sudah hampor normal. Mungkin tiga bulan lagi juga tente bisa berjalan lagi.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDA4DvrD4AZ

“Tapi berdiri sudah bisa Tante?”

“Sudah. Tapi belum bisa lama – lama. Karena lutut tante masih lemas.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9sHyAVjpVF

Aku menyimak dan memperhatikan bentuk Tante Martini yang saat itu mengenakan kimono putih. Dia seorang wanita yang berkulit lebih gelap daripada Anneke. Katakanlah dia seorang wanita yang hitam manis, meski kulitnya tidak hitam juga.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPhekmQqiph

Dan aku semakin penasaran, apa sebenarnya yang mau disampaikan padaku sehingga memintaku datang tanpa Anneke?

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoE036fk0Jt

Akhirnya Tante Martini berkata, “Sebenarnya tante ini sudah sembilanpuluh persen sembuh. Mungkin tiga bulan lagi juga tante udah bisa berjalan lagi secara normal. Sekarang tinggal menormalkan jaringan syaraf di seputar lutut aja.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOyaQrEWQLQ

“Iya Tante. Lalu nanti Tante bisa menjalani kehidupan secara sehat seperti wanita – wanita normal, “tanggapku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaMmuk3J5OV

“Iya Wan. Tapi ada sesuatu yang menuntut terus dari dalam batin tante. Makanya tante mau minta tolong sama Wawan…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡh6lW3bM0nx

“Minta tolong apa Tante? Sampaikan aja. Jangan ragu – ragu. Kalau aku bisa menolongnya, pasti kutolong Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeYCtm6jcac

Tante Martini termenung sejenak. Lalu bertanya, “Wawan punya teman di Jakarta?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNOfDJdbxeJ

“Banyak Tante. Teman kuliahku kebanyakan kerjanya di Jakarta.”

“Carikan seorang aja buat tante. Tapi yang seganteng Wawan.”

“Haaa?! Buat apa Tante?”

“Untuk memuasi hasrat batinku Wan. Sejak dua tahun yang lalu tante tidak merasakannya sama sekali.”

“Ja.. jadi Tante membutuhkan teman bobo gitu?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwjGJzCk9yp

“Iya Wan. Tante mau bicara terbuka aja. Tante ingin mendapatkan cowok yang bisa memuasi hasrat seks tante yang selama ini dipendam terus. Pokoknya cari cowok yang bisa memegang rahasia. Yang bisa secara rutin menggauli tante. Tapi jangan bawa cowok yang jelek. Tante maunya seinilai sama kegantengan Wawan.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRgn87bBKJj

Sebenarnya aku sangat terkejut mendengar “permintaan tolong” mamienya Anneke itu. Tapi dengan cepat aku memutar otak. Dan akhirnya berkata, “Cari cowok sih gampang Tante. Tapi yang sulit, apakah dia bisa memegang rahasia nggak? Ini masalahnya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhHSY4Q7noU

“Terus saran Wawan bagaimana?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDiopGd7ODC

“Satu – satunya orang yang bisa memegang rahasia adalah diriku Tante. Dan aku sanggup untuk memuasi Tante kapan pun diinginkan. Bahkan sekarang pun aku siap untuk melakukannya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡs3KJXU04Nb

“Kamu mau Wan? Serius kamu mau sama perempuan yang sudah berumur seperti tante ini? Memangnya tante ini masih menarik bagimu?” tanya Tante Martini sambil menatapku dengan sorot ragu, seperti kurang percaya pada kesediaanku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCX5fH7jIC6

Sebagai jawaban, kupegang tangan Tante Martini yang hangat itu. Sambil berkata, “Tante cantik sekaligus manis. Sementara aku… penggila wanita setengah baya sejak lama. Jadi… aku siap memuasi Tante sekaligus berjanji untuk tetap merahasiakannya kepada siapa pun, termasuk kepada Non Anneke.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJpAcJlTuX6

Tante Martini meremas tanganku dengan lembut. Menatapku dengan senyum manis di bibir sensualnya, ya… betapa sensualnya bibir wanita setengah baya itu. “Tante setuju usulmu,” ucapnya setengah berbisik, “Tapi awas jangan sampai Anneke tau ya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNqQ9HthN97

“Tentu aja Tante. Aku juga pasti kena marah abis – abisan kalau Non Anne sampai tau,” sahutku sambil berdiri di depan kursi rodanya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHcDX5Rn6h7

Lalu, tanpa ragu kuulurkan kedua tanganku untuk memeluk dan mengangkat tubuh Tante Martini dari atas kursi rodanya. Lalu membopongnya ke arah bed yang agak jauh dari kursi roda itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF6YoGhFAvs

Pada saat aku membopongnya itu, Tante Martini melingkarkan lengannya di leherku. Sementara aku merasakan sensasi yang luar biasa indahnya. Karena aku merasakan kehangatan lengannya di leherku. Menyaksikan manisnya wajah wanita setengah baya itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ90yyQxPImm

Lalu kuletakkan tubuh berkimono sutera putih itu di atas bed.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJjhjrT0zva

Kulihat ada tongkat panjang di atas bed. “Ini tongkat apa Tante?” tanyaku sambil memegang tongkat yang mengingatkanku kepada ikbuku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi8yFp8Wv3F

“Itu hanya untuk latihan turun dari bed ke kursi roda,” sahutnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiap0NZYqUj

“Kan ada tongkat yang pakai pegangan sekalian untuk latihan jalan kaki Tan.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKvgi3oheg6

“Ada. Tante juga punya. Tapi tongkat begituan ribet. Kurang praktis. Sekarang tanpa tongkat pun sudah bisa berdiri, meski belum bisa lama – lama. Dengan tongkat itu lebih praktis,” sahut Tante Martini sambil duduk bersila di samping kiriku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtMNs0w5BvJ

Aku pun tidak canggung – canggung lagi untuk mendekap pinggangnya, sambil menciumi pipi kanannya yang terasa hangat. Harum p[arfum mahal [pun mulai tersiar ke penciumanku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKfQqUDujO1

Tante Martini tidak tinggal diam. Ia melingkarkan lengannya di leherku. Lalu memagut bibirku, yang kusambut dengan lumatan lembut. Ia balas dengan lumatan hangat pula.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUvKQ6ZWq7A

Hawa nafsu birahi pun mulai bergejolak di dalam batinku. Terlebih setelah Tante Martini membisiki telingaku, “Lepasin dulu dong semua pakaianmu. Aku ingin melihat bentuk tubuhmu tanpa pakaian.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkGvJMkHvhe

Aku mengangguk sambil melepaskan pakaian casualku. Hanya celana dalam yang kubiarkan tetap melekat di tubuhku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡi76D7cTX7P

Lalu aku menelentang di samping Tante Marini yang sudah celentang juga.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtrJiJ1HBhz

“Badannya atletis begini. Bagus. Sering olahraga ya?” ucap Tante Martini sambil mengusap – usap dada dan perutku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡez0vnKbLcF

“Iya,” sahutku sambil balas mengusap – usap pahanya yang tersembul dari belahan kimononya. Terasa licin sekali paha mulus ini. Namun tentu saja aku tak sekadar mengelus pahanya. Tangan nakalku naik terus sampai ke pangkal pahanya. Dan… aku langsung menyentuh memek plontos dan agak tembem… berarti sejak tadi ia tidak mengenakan celana dalam…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY6aauMDqCf

Tante Martini pun menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Dan langsung memegang batang kemaluanku yang memang sudah tegang sekali ini…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz1iCN8Zbb7

“Wooow… penisnya gagah begini Wan…! “serunya tertahan, “Luar biasa panjang gedenya… !”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdFva55QMbA

Sementara aku sudah tak sabar lagi. Ingin menyaksikan seperti apa tubuh Tante Martini kalau sudah telanjang. Maka dengan nafsu yang semakin menggoda, kulepaskan ikatan tali komononya. Lalu kulepaskan kimono sutera putih itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡawOlOHMSQH

Lalu tampaklah sekujur tubuh tinggi langsingnya Tante Martini itu… tubuh yang begitu mulus, tampak jauh lebih muda daripada usianya. Dengan sepasang toket berukuran sedang, yang tidak sekencang toket Anneke, tapi masih “on fire”. Tidak lembek.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKauMFTGOfA

Dan memeknya itu… tercukur bersih… menimbulkan hasratku untuk menjilatinya…!

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtApIhknzpQ

Agar adil, aku pun melepaskan celana dalamku. Lalu merayap ke atas perut wanita setengah baya yang hangat dan harum itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMAPcRAJHFu

“Tante masih penuh pesona,” bisikku setelah menghimpitnya, “semuanya masih perfect. Aku siap untuk memuasi hasrat Tante secara rutin. Kebetulan aku ada acara ke Jakarta seminggu dua kali. Tiap Senin dan Kamis. Berarti minimal aku bisa datang ke sini dua kali seminggu.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9aPgrjN6GU

“Iya Wan… terima kasih… sekarang lakukanlah apa yang Wawan anggap harus dilakukan. Hatiku sudah menjadi milikmu kini.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyZCzQl8oII

Mendengar ucapan Tante Martini itu, spontan aku melorot turun. Karena sudah tak sabar lagi, ingin menjilati memeknya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Up5DsDzQ5

Tante Martini pun bersikap tanggap. Ketika wajahkuj sudah berhadapan dengan memeknya, sepasang pahanya pun merenggang loebar. Sehingga aku bisa memperhatikan memeknya yang bersih dari jembut itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGysg49W6yi

Lalu kuciumi memek plontos itu, sementara kedua tanganku mengangakannya. Sehingga bagian dalamnya yang berwarna pink itu mulai tampak di mataku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ47imB2YXQf

Ujung lidahku pun mulai menyapu – nyapu bagian dalam memeknya yang berwarna pink itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGy7iKLR74l

Tante Martini mulai menggeliat – geliat sambil meremas – remas bahuku. Terlebih setelah aku gencar menjilati kelentitnya, ia pun terkejang – kejang dibuatnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFyhxyWkTe9

Bahkan pada suatu saat Tante Martini merengek histeris, “Aaaaah… aaaaaa… sudah Wan… sudah…! Masukan aja penismu Sayang…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVeBgBN9ey1

Ini pertama kalinya mamienya Anneke memanggilku Sayang.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRvb8Xw7F9R

Aku pun memang sudah sangat bernafsu, ingin segera memasukkan kontolku ke dalam memek Tante Martini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkilO0pjZzW

Maka aku pun meletakkan moncopng kontolku tepat pada mulut memek Tante Martini yang sudah ternganga basah itu. Dan sekali kudorong kuat – kuat… blesssss… kontol ngacengku pun melesak ke dalam liang memek wanita setengah baya itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGcSXH6Cozd

Tante Martini menyambutku dengan dekapan di pinggang, bersama desahannya, “Aaaaah… masuuuuk Waaan… punyamu gede banget… aaaaaaaah…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoYqN1R5Mr5

Aku pun mulai mengayun kontolku, bermaju mundur di dalam liang memek Tante Martini yang terasa masih sempit sekali, tapi sudah licin oleh air liurku yang mungkin bercampur dengan lendir libidonya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaPOQSDbRkX

Ya, aku mulai mengentotnya sambil menciumi dan menjilati lehernya, disertai dengan gigitan – gigitan kecil. Tante Martina pun berjuang untuk mengimbangiku dengan menggeol – geolkan pinggulnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡflhbWHIBIJ

“Haaa… aku bisa menggoyang pinggulku… berarti lututku sudah sembuh Wan… “ucaqpnya terengah.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMgn4XBTj9S

Memang pada waktu menggoyang pinggulnya itu sangat mungkin ada hubungannya dengan kekuatan lutut. Karena kalau lututnya lemah, dia takkan bisa mengangkat bokongnya. Apalagi menggeolkannya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjfLKpBEgj3

“Iya Tante… semoga Tante bugar kembali seperti sediakala yaaa…” sahutku sambil mulai mempercepat genjotan kontolku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡun1luHCeeT

“Iyaaaa… ooooohhhhh… Waaaaaan… sudah hampir tiga tahun tante tidak merasakan sentuhan lelaki… sekarang… merasakannya kembali… ooooohhhh… Wawaaaaan… tante merasakannya lagi… nikmatnya gesekan penismu yang gagah ini… ooooohhh Wawaaaan… gak nyangka tante bisa merasakannya lagiiii…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPnVUV8p7ls

Maka gairahku pun semakin berkobar, untuk mengentot wanita setengah baya ini sampai dia benar – benar puas.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr342fnf7TD

Aku tak cuma mengentot liang memeknya belaka. Aku sudah mempelajari beberapa buku pengetahuan tentang sex. Tentang cara untuk memuaskan wanita pada saat digauli. Bahwa ada titik – titik penting yang harus disentuh. Antara lain telinga dan sekitarnya, leher dan sekitarnya, pentil buah dada dan sekitarnya, bahkan ketiak pun dianjurkan untuk disentuh.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtFSNmUsqjM

Itulah sebabnya aku tak cuma menjilati leher jenjangnya yang mulai keringatan, tapi juga pentil toketnya kuemut dan kujilati, sementara toket yang satunya lagi kuremas dengan lembut.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLGFolkiDxY

Tante Martini merintih dan merengek terus pada saat aku sudah gencar mengentotnya. Aku pun ingin membesarkan hatinya. Sehingga entotanku dilambatkan sejenak, lalu berbisik ke telinganya, “Memek Tante luar biasa enaknya…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡc8yGmPiOIr

Tante Martini tampak senang. Lalu menyahut, “Kontolmu juga luar biasa enaknya Wan. Pasti aku bakal ketagihan kelak.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhHsSDLayVe

“Sama Tante. Aku juga bakal ketagihan sama Tante. Susah nyari wanita yang memeknya gurih danb legit seperti memek Tante ini,” ucapku yang lalu menggencarkan kembali entotanku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhgajBOHxHz

Sementara Tante Martini seperti berusaha untuk menggoyang pinggulnya kembali. Tapi mungkin fisiknya belum pulih benar. Sehingga akhirnya ia hanya menikmati entotanku sambil menciumi bibir dan pipiku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUX0M725vM4

“Gak usah maksain goyang [pinggul Tante. Didiemin gini juga enak. Karena pada dasarnya memek Tante memang luar biasa enaknya,” ucapku setelah mengetahui usahanya untuk menggoyang pinggul kembali, tetapi gagal mengangkat pinggulnya. Dan tidak bisa menggeol – geolkannya lagi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxDd8biPoiO

Lalu aku menemukan titik paling sensitif pada wanita setengah baya itu. Ternyata ketiaknya yang paling peka itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGOW6T5Wkyj

Ketika aku mengentotnya sambil menjilati dan menyedot – nyedot ketiaknya yang harum deodorant, awalnya ia tersentak. Kusangka dia kaget. Tapi ternyata ketiaknya itu paling geli kalau disentuh orang lain. Hal itu kuketahui belakangan.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0DNqZkh5T1

Maka ketika aku menjilati dan menggigit – gigit serta menyedot – nyedot ketiaknya, Tante Martini pun merengek – rengek erotis, “Aaaaaa… aaaaaah… geli Waaan… tapi enak sekali Waaaan… ooooohhhh… ini pertama kalinya aku merasakan ketek dijil;atin waktu sedang dientot begini… aaaaah…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyYkNoRg44X

“Gampang Tante… kalau udah kangen sama aku… uggghhh… tinggal call aja… aku pasti datang ke sini…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡk8LEUOKcLE

Lalu aku semakin menggencarkan entotanku. Sementara Tante Martini mengaku sudah dua kali orgasme. Tapi kelihatannya dia tetap bergairah untuk menikmati entotanku, tak kelihatan lelah sedikit pun. Padahal kami sudah sama – sama bersimbah keringat.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡw94ouB36JU

Tapi pada suatu saat kudengar suaranya terengah, “Tante udah mau orga lagi Wan… ba… barengin yok… oooooohhhhh…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhAzeaZsjpu

“Iiii… iyaaaaa…” sahutku tergagap pula.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnEiESDBLNl

Tante Martini pun mulai klepek – klepek seperti waktu mau orgasme yang pertama dan kedua tadi. Maka dengan spontan aku pun memacu kontolku untuk menggenjot liang memeknya secepat mungkin.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZwXe91vwrV

Lalu tubuh indah itu pun mengejang tegang. Pada saat yang sama, kubenamkan batang kemaluanku sedalam mungkin, sehingga moncongnya terasa menabrak dasar liang memek mamienya Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPaqdViH8gY

Dan terjadilah sesuatu yang indah itu. Kami saling cengkram dan saling remas. Sementara liang memek Tante Martini terasa berkedut – kedut, disusul oleh gerakan yang seolah sedang berusaha mendorong batang kemaluanku, tapi sang Kontol justru sedang mengejut – ngejut sambil memancarkan lendir kenikmatan yang banyak sekali rasanya…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbJLjpUsCA9

Aku pun menggelepar dan terkapar di atas perut Tante Martini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡHtVpZbw2Ke

Namun aku masih mendapatkan ciuman hangatnya wanita setengah baya itu, disusul dengan bisikannya, “Terimakasih Sayaaang… yang barusan kita lakukan adalah sesuatu yang terindah di sepanjang hidup tante…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvmzpRLOMkW

“Iya Tante. Semoga bisa jadi pendorong semangat Tante untuk cepat sembuh.”

“Tapi tante jadi kepengen mandi. Soalnya badan tante penuh keringat begini.”

“Ayo kubopong ke kamar mandi,” sahutku sambil mencabut kontolku dari liang memek tembem dan plontos itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDbSLsZlCNK

Memang banyak sekali air mani yang termuntahkan dari moncong kontolku barusan. Kulihat lendir kenikmatanku sampai meluap dari mulut memek Tante Martini. Dan Tante Martini menadahkan telapak tangan di bawah memeknya, untuk menampung spermaku. Lalu sperma itu dialirkan ke mulutnya, yang lalu ditelannya sedikit demi sedikit.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmggTDkpYPA

“Bagaimana rasanya spermaku?” tanyaku setelah mcnium pipinya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB6o6h2kXGz

“Lezat… seolah bernafaskan semangat baru… yang membuat hidup tante berarti lagi. Terima kasih Wawan Sayang…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSukiyQXb1W

Kemudian kuangkat tubuh wanita setengah baya itu dengan mendekap pinggangnya erat – erat. Tante Martini pun memeluk tengkukku erat – erat. Dan kubawa tubuh indah itu ke dalam kamar mandinya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjvUYQ45TMU

Tante Martini menunjuk ke arah bathtub mewah di kamar mandinya. Maka kuletakkan dia di dalam bathtub itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdEbGHEnlVW

Sesaat kemudian air hangat memancar ke bathtub itu dengan kencangnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlnNLsSVHdD

Aku pun memancarkan aiur hangat shower utama yang berada di atas kepalaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnFOVN7V0Ql

Maka ketika Tante Martini sedang menyabuni tubuh indahnya, aku pun menyabuni tubuhku sendiri di bawah pancaran air hangat shower.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhyRe0kHUpy

“Banyak handuk bersih di lemari kaca itu. Silakan ambil untuk Wawan satu, untuk tante satu. Sekalian tolong ambilin kimono yang masih bersih di situ juga,” kata Tante Martini sambil menunjuk ke lemari kaca yang tidak jauh dari bathtub mewah itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZe6AiYcdJN

Beberapa saat kemudian, kami sudah berada di atas sofa bedroom kembali. Tante Martini sudah mengenakan kimono baru, aku pun sudah mengenakan pakaianku kembali.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnd76f2qnpi

“Wawan punya kartu nama?” tanya Tante Martini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgnVFUDYHAw

“Punya Tante,” sahutku sambil mengeluarkan dompet dari saku belakang celanaku. Lalu kuambil secarik kartu namaku dan kuserahkan kepada Tante Martini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFmzHS85CZf

Tante Martini pun mengamati kartu namaku yang lengkap dengan alamat kantor dan alamat rumah.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0Xs3xZal2a

“Hai… rumahmu bukannya dekat dengan kampus dan apotek?” tanya Tante Martini.

“Betul. Kok Tante tau?”

“Tau. Di situ ada rumah yang ibu rumah tangganya tunanetra. Kamu tau?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnuN5jB07TG

Aku terkejut dibuatnya. Tapi aku tak mau mengingkari kenyataan ini. Bahwa ibuku seorang wanita tunanetra. Lalu kataku, “Wanita tunanetra itu ibuku Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡL0uQ8plM5F

“Haaa?! Berarti kamu abangnya Nova… uffff… kelepasan bicara, “Tante Martini menutup mulutnya dengan tangan kanannya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxg9TFZYsEv

“Nova? Siapa Nova Tante?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4UwIaFaNkM

“Mmm… jadi bingung nih. Barusan kelepasan bicara. Tapi biarlah tante mau bicara sejujurnya, asalkan Wawan berjanji untuk merahasiakannya kepada siapa pun ya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrRlDobhFFx

“Iya Tante. Aku berjanji takkan bicara kepada siapa pun.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡj3zKT9zqJ7

Tante Martini termenung sejenak. Kemudian berkata, “Suamiku punya sahabat. Hasyim namanya. Pak Hasyim itu seorang pengusaha besar juga. Tapi Pak Hasyim sudah tiga gali ganti istri, tidak menghasilkan anak juga. Karena ternyata Pak Hasyimnya sendiri yang mandul. Kebetulan Pak Hasyim punya teman karib yang bernama Zaelani…

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSSVNQ7R146

“Betul Tante. Tapi ayahku sudah meninggal beberapa tahun yang lalu,” sahutku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxkacP65JNz

“Soal itu sudah kudengar dari mulut istrinya Pak Hasyim. Nah… pada saat istri Pak Zaelani hamil yang keberapa ya… kalau gak salah yang ketiga… terjadi suatu perundingan pribadi dengan Pak Hasyim. Bahwa kehamilan istri Pak Zaelani itu akan dibiayai sepenuhnya oleh Pak Hasyim, asalkan kalau anaknya sudah lahir, diberikan kepada Pak Hasyim untuk diadopsi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCnmQmerbwb

Sebenarnya banyak yang ingin kutanyakan kepada Tante Martini. Tapi aku tak berani memotong penuturan penting itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2OYIyfC7nV

“Nah… akhirnya lahirlah bayi perempuan dari istri Pak Zaelani itu. Yang lalu dibawa diadopsi oleh Pak Hasyim.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBdwqVrMtXt

“Tante kok bisa tau semuanya sampai mendetail begitu?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVnmkjExw1P

“Kan tante ikut dijadikan saksi waktu perjanjian itu ditandatangani. Jadi tante tau benar isi perjanjiannya. Antara lain, bayi itu akan dirawat seperti anak Pak Hasyim sendiri. Dan Pak Zaelani tak boleh mengganggu atau menuntut apa pun kalau bayi itu sudah besar kelak. Perjanjian itu ditandatangani di depan notaris.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjenVjkgLMp

“Lalu bayi cewek itu dikasih nama Nova?” tanyaku.

“Iya. Berarti Nova itu adik kandung Wawan kan?”

“Betul Tante. Selama ini kami sekeluarga mencari tahu keberadaan adikku yang sudah dikasih nama Nova itu. Tapi baru sekaranglah aku mendengar beritanya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFTRg4uC9X1

“Menurut tante sih, walau pun Wawan sudah tau, sebaiknya jangan ganggu Nova dalam bentuk apa pun. Lagian Nova itu sangat dimanja oleh Pak Hasyim dan istrinya. Bahkan berlebihan memanjakannya. Sehingga Nova itu jadi kolokan sekali. Apa pun yang diinginkannya harus dikabulkan. Selain kolokan, Nova itu selalu jutek pada orang – orang di sekitarnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx22cvEvyL5

“Iya,” sahutku, “aku juga takkan mengganggunya Tante. Hanya berusaha ingin tau aja keberadaannya. Mendengar dia sehat aja hatiku udah senang.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkldKqFbzqI

“Iya, memang harus begitu. Masalahnya ayahmu sudah menandatangani perjanjian di depan notaris, dihadiri oleh saksi – saksi pula. Jadi secara hukum, Nova itu tidak bisa diganggu gugat lagi.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhjHWRQBrwo

“Iya Tante. Aku akan mencatat kata – kata Tante ini di dalam hati.”

“Nah sekarang kita bicara masalah bisnis ya.”

“Siap Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3CQ0qAcvLb

“Begini,” kata Tante Martini, “Sebenarnya tante punya beberapa perusahaan atas nama tente sendiri. Tapi Anneke tidak tahu. Lagian dia sudah mendapatkan warisan seluruh harta yang atas nama almarhum ayahnya. Tapi perusahaan – perusahaan atas nama tante tidak termasuk yang diberikan padanya. Salah satu perusahaan milik tante itu ada di kotamu Wan.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtzFhxdBS8k

“Iya Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuwuVCmScYF

“Nah… perusahaan di kotamu itu akan tante hibahkan padamu. Mau diapakan pun terserah Wawan.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQqGpWYEBzP

“Perusahaannya dalam bentuk apa Tante?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡu0H8cW1pg6

“Pabrik segala kebutuhan anak – anak. Perkembangannya bagus. Tapi mungkin kalau sudah diurus oleh Wawan bakal lebih sehat lagi.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPxXqHjqI0w

“Jadi pabrik itu mau Tante percayakan padaku untuk mengurusnya?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSaSyvrkvaL

“Memilikinya. Bukan sekadar mengurusnya. Tadi tante kan bilang, akan menghibahkan pabrik itu pada Wawan.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMw6DtHxMRh

“Oooh… Tante… apakah Tante tidak berlebihan dengan menghibahkan pabrik itu padaku?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqG0RQc5Zns

“Tidak Wan. Dalam tiga hari belakangan ini tante sudah mempertimbangkannya sematang mungkin. Perusahaan tante kan banyak. Penghibahan pabrik itu takkan membuat tante jatuh miskin. Jadi… semoga kehidupan Wawan bertambah sukses setelah memiliki pabrik itu ya,” ucap Tante Martini sambil memgang tanganku erat dan hangat.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaV1fCDN5LT

“Aku jadi speechless Tante. Aku… aku cuma bisa bilang terimakasih,” ucapku yang kuakhiri dengan kecupan hangat di pipi Tante Martini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡd4dLN9EaEZ

“Tapi Wawan punya kewajiban untuk menengok tante sesering mungkin ke sini ya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPvg3XmZxDC

“Siap Tante.”

“Ohya… mengenai hibah pabrik itu, gak usah ngomong apa – apa pada Anneke. Karena dia tidak tau kalau tante punya pabrik di kotamu.”

“Iya Tante.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡY14aKW3I6a

“Kalau kaki tante sudah normal, mungkin tante mau beli rumah di kotamu Wan. Supaya kita tidak terlalu berjauhan. Energi Wawan pun tidak terlalu dikuras untuk nyetir sendiri ke Jakarta. Kenapa Wawan tidak pakai sopir pribadi sih?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG4k038PTPy

“Belum saatnya pakai sopir pribadi Tante. Aku kan masih muda. Lagian aku memang senang driving,” ucapku dengan tangan yang sudah kuselinapkan ke balik kimono Tante Martini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLD7OxFeAX0

“Ogitu ya… “gumkam Tante Martini yang membiarkan tanganku menggerayangi memeknya yang baru mengalami orgasme tiga kali itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJ8ibrsR7Bz

“Tante masih bergairah?” tanyaku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPbORXAIAqV

“Emangnya Wawan udah horny lagi?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQtuaiUxAfL

“Iya Tante. Ini udah ngaceng lagi… hihihihiiii…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzPaHL1piAA

“Ayolah. Tapi jangan terlalu lama ya. Usahakan lepas bareng lagi seperti tadi. Lalu kita tidur. Tante ingin tidur sambil melukin Wawan…”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2n1iIs0zGZ

“Siap Tante,” sahutku sambil bangkit dari sofa. Kemudian membopong Tante Martini ke arah bednya lagi.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWFI9peruBG

That’s our story. Bahwa kami bersetubuh lagi. Dan aku berusaha untuk menuruti keinginan Tante Martini, agar bersetubuhnya jangan terlalu lama. Mempercepat ejakulasi jauh lebih mudah dari memperlambatnya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9LhEpGL6is

Maka aku pun berhasil ejakulasi tepat pada saat Tante Martini berada di puncak orgasmenya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡB1xIkSHg6V

Lalu kami tidur sambil saling berpelukan dan baru sadar keesokan paginya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWJFTHvlJR2

Aku meninggalkan Jakarta pagi itu dengan terawangan indah menggelayuti benakku. Aku masih ingat benar ucapan Tante Martini sebelum melepaskan kepergianku tadi: “Bu Vita, direktur pabrik itu akan tante panggil secepatnya. Untuk menyampaikan keputusan tante yang akan menghibahkan pabrik itu padamu Sayang.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvNibcluIcq

Hibah pabrik itu bisa kuanggap sebagai pertanda, bahwa Tante Martini sangat membutuhkan diriku. Tapi aku tak mau besar kepala. Semuanya harus kuhadapi dengan kepala dingin.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmDy5MMLTed

Tiga hari kemudian, aku mendapatkan pesan lewat WA dari Tante Martini, yang namanya kusamarkan sebagai “Pak Tono”. Sekadar berjaga – jaga, jangan sampai Anneke tahu kalau aku sudah punya “jalur khusus” dengan ibunya. Tante Martini pun sudah menyamarkan namaku di handphonenya sebagai “Wien”. Juga agar aman dari kecurigaan Anneke.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSZfQ2GvATg

Isi WA dari Tante Martini itu berbunyi :-Bu Vita sudah datang ke Jakarta kemaren. Dan sudah dikasih tahu masalah “penjualan” pabrik itu. Jadi, silakan datangi pabrik itu untuk mengenalkan diri sebagai owner baru. –

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbcZnxUQ0NK

Aku hanya membalas singkat :-Siap Tante Sayangku-

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx3NbPziqL2

Lalu pada hari itu juga aku mengunjungi pabrik itu, sesuai dengan alamat yang sudah diberikan oleh Tante Martini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwXJRoCP381

Setibanya di pabrik itu, seorang satpam menghampiri sedan hitamku, “Mau ketemu siapa Boss?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5FuQa7tLmO

“Mau ketemu dengan Bu Vita,” sahutku.

“Sudah ada janji sama beliau?” tanya satpam itu lagi, membuatku agak jengkel.

“Bilang aja ada owner baru pabrik ini bernama Darmawan… !”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡK1oQCDmBk5

Satpam itu kelihatan kaget dan mengubah sikapnya, “Oh! Siap Big Boss… !”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4NG2dw37q7

Kemudian satpam itu mengarahkanku ke tempat parkir yang bertuliskan VVIP. Mungkin pada saat Tante Martini masih normal, di situlah tempat mobilnya diparkir kalau beliau datang ke pabrik ini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrJFtPBFfhb

Setelah mobilku terparkir, kuikuti langkah satpam itu menuju ruang kerja dirut.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkVze5lyyGE

Di ruang kerja dirut, kulihat seorang wanita setengah baya sedang serius mengamati layar monitornya.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3c4TooneMJ

Satpam itu menghampirinya. “Maaf mengganggu Bu Boss. Ini Bapak Darmawan mau ketemu Bu Boss.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyQCQTiR7yf

Wanita tinggi montok itu tampak kaget. “Ooooh… selamat datang Big Boss,” ucapnya sambil berdiri dan menghampiriku. Lalu menjabat tanganku dengan sikap sopan sekali.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ7Df863mj3

Kemudian aku dipersilakan duduk di ruang tamu dirut.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhIiBCpHfbe

Semua manager pun dipanggilnya, untuk dikenalkan padaku sebagai owner baru pabrik besar ini.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7a7QKEtRR5

Acaranya cuma ramah tamah saja dengan dirut dan manager – managernya itu.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7C4p6ycV6y

Kemudian aku meninggalkan pabrik besar itu setelah berjanji akan datang kembali beberapa hari berikutnya, untuk menjelaskan konsep baruku.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeUKoQmdZrL

Lalu aku mengarahkan sedan hitamku menuju kantor perusahaan Tante Laila.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡM8KJnvNVfM

Baru saja aku tiba di kantor perusahaan Tante Laila, tiba – tiba handphoneku berdering. Ternyata dari ibuku. Cepat kuterima, takut ada sesuatu yang penting.

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoak2BLeDop

“Hallo Bu…”

“Kamu lagi di mana Wan?”

“Di kantor. Emangnya kenapa Bu?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBPwbiw2tVI

“Ibu kan pernah cerita sama kamu, bahwa ibu punya adik kandung yang menikah dengan orang Belanda, lalu dibawa ke negaranya.”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡLlpOV1Py1D

“Oh iya. Tante Ros itu?”

“Iya. Nama lengkapnya sih Rosida. Sekarang dia ada di rumah.”

“Ohya?!”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrCpGozJrmv

“Iya. Ibu sudah jelaskan bahwa kamu sekarang menjadi direktur utama di dua perusahaan. Karena itu dia ingin dicarikan rumah sekaligus ingin berbisnis denganmu. Bisa sekarang pulang dulu ke rumah?”

5409Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNPGFYQZNyT

“Iya, bisa… bisa… sekarang juga aku mau pulang Bu.”

“Ditunggu ya Wan.”

“Iya Bu.”

ns18.189.6.40da2

Cinta Buta

REGISTER

LOGIN

Interface Language:

Story Language: